61
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen selama periode tahun 2009-2011 yang terdiri dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROI
42
,01
,92
,2850
,22186
PER
42
1,83
151,37
23,7121
30,79102
DER
42
,18
5,26
1,2536
1,13631
PBV
42
,13
26,67
4,3355
5,32005
RETURN_SAHAM
42
-,4540
,2130
-,004229
,0978906
Valid N (listwise)
42
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 19
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa : 1.
Variabel Return on investment (ROI) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas jamlah rata-rata aktiva dalam perusahaan. Nilai minimum ROI dari keempat belas perusahaan yang diteliti selama 3 tahun adalah 1% (PT Ruis Utama Internasional Tbk. Pada tahun 2011) artinya dari total rata-rata aktiva sebesar Rp. 100 menghasilkan keuntungan Rp 1. Sedangkan Nilai maksimum ROI adalah 92% (PT
61
62
Resource Alam Indonesia Tbk. Pada tahun 2011) artinya dari total ratarata aktiva sebesar 100 menghasilkan keuntungan Rp 92. Nilai Mean adalah 28,5% artinya nilai dari ke empat belas perusahaan yang diteliti (dalam waktu 3 tahun), rata-rata perbandingan laba setelah pajak dengan total rata-rata aktiva adalah 28,5:100 (dari Rp 100 rata-rata aktiva dapat menghasilkan keuntungan Rp. 28,5). Standar deviasi ROI sebesar 22,186%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan sample dalam penelitian ini dapat mempunyai tingkat pengembalian dari rata-rata aktiva yang cukup baik. 2.
Variabel Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba bersih / atau seberapa besar para investor bersedia membayar untuk setiap keuntungan yang dilaporkan perusahaan. Nilai minimum PER dari keempat belas perusahaan yang diteliti selama 3 tahun adalah 1,83 kali (PT Medco Energi International Tbk. Pada tahun 2011) artinya investor bersedia membayar 1,83 kali dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sedangkan nilai maksimum PER adalah 151,37 kali (PT Citatah Tbk. Pada tahun 2009) artinya investor membayar 151,37 kali dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Nilai Mean sebesar 22,58333 artinya nilai PER dalam penelitian ini adalah 23,7121 kali (investor rata-rata bersedia membayar 23,7121 kali dari keuntungan yang diperoleh). Dengan standar deviasi PER sebesar 30,79102. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan sample dalam penelitian ini dapat mempunyai nilai PER yang baik.
63
3.
Variabel Debt to equity ratio (DER) merupakan kemampuan perusahaan dalam penggunaan hutang terhadap total ekuitas yang dimiliki dalam perusahaan. Nilai minimum DER dari keempat belas perusahaan yang diteliti selama 3 tahun adalah 0,180 kali (PT Radiant Utama International Tbk. Pada tahun 2010) artinya investor bersedia membayar 0,180 kali dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sedangkan nilai maksimum DER adalah 5,26 kali (PT Bumi Reources Tbk. Pada tahun 2011) artinya investor membayar 5,26 kali dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Nilai Mean sebesar 1,25357, artinya nilai DER dalam penelitian ini adalah 1,25357 kali (investor rata-rata bersedia membayar 1,25357 kali dari keuntungan yang diperoleh). Dengan standar deviasi DER sebesar 1,136305. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan sample dalam penelitian ini dapat mempunyai nilai DER yang baik.
4.
Variabel Price to Book Value ( PBV) merupakan kemampuan perusahaan dalam mengukur nilai buku perusahaan yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan. Dengan harga pasar saham terhadap nilai buku saham. Nilai minimum PBV dari keempat belas perusahaan yang diteliti selama 3 tahun adalah 0,13 kali (PT Resource Alam Indonesia Tbk. Pada tahun 2009) artinya investor bersedia membayar 0,13 kali dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sedangkan nilai maksimum PBV adalah 26,67 kali (PT Citatah Tbk. Pada tahun 2010) artinya investor membayar 26,67 kali dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.
64
Nilai Mean sebesar 4,3355, artinya nilai PBV dalam penelitian ini adalah 4,3355 kali (investor rata-rata bersedia membayar 4,3355 kali dari keuntungan yang diperoleh). Dengan standar deviasi PBV sebesar 5,32005. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan pada sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan.
B. Uji Asumsi Klasik Agar model persamaan regresi linier berganda memberikan hasil yang representative sesuai kriteria Best, Linier, Unbiased, Estimated (BLUE) maka dilakukan uji asumsi klasik sebelum model tersebut digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Persamaan yang dibangun harus memenuhi asumsi dasar : data berdistribusi normal, tidak terjadi gejala multikolinearitas, tidak ada gejala autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedasitas. Adapun uji asumsi dasar klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel bebas dan terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal . Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov. Dasar dalam pengambilan keputusan adalah jika Asymp. Sig (2- tailed) > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
65
Unstandardized Residual N
42
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 ,07471406
Absolute
,102
Positive
,102
Negative
-,066
Kolmogorov-Smirnov Z
,663
Asymp. Sig. (2-tailed)
,772
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 19
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0,772 nilainya lebih besar dari 0,05 (0,772>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat berdasarkan nilai tolerance dan VIF. Jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi masalah multikolinearitas. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Dari Tabel 4.3 dapat diketahui nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 yaitu: ROI senilai 0,809 berarti (0,809 > 0,1), PER senilai 0,659 berarti (0,
66
659 > 0,1), DER senilai 0,833 berarti (0,833 > 0,1), PBV senilai 0,651 berarti (0,651 > 0,1) dan nilai VIF tidak lebih dari 10, yaitu ROI sebesar 1,236 berarti (1,236 < 10), PER senilai 1,517 berarti (1,517 < 10), DER senilai 1,201 berarti (1,201 < 10), PBV senilai 1,536 berarti (1,536 < 10) . Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat gangguan multikolinearitas. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran plot melalui gambar scatterplot sebagai berikut : Gambar 4.1
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 19
Dari grafik scatterplot yang ditampilkan pada Gambar 4.1, terlihat titik yang menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.
67
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. 4. Uji Autokorelasi Hasil analisis Durbin Watson (DW) dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi Ketentuan pengambilan keputusan : a. d < dL artinya terdapat autokorelaasi positif b. d > 4-du artinya terdapat autokorelasi negative c. dU < d < 4-du artinya tidak terdapat autokorelasi d. dL < d < du atau 4-du < d <4-dL artinya tidak dapat disimpulkan Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R ,646
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
R Square a
,417
,354
,0786490
1,899
a. Predictors: (Constant), PBV, PER, ROI, DER b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 19
Dari Tabel 4.4 tersebut memperlihatkan bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,899. Sedangkan hasil pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut : n = jumlah sampel= 42, k = jumlah variabel bebas = 4. Pada tingkat signifikansi α = 0,05 diperoleh du = 1,7202 dan dL = 1,3064. 4-du = 4 – 1,7202 = 2,2798 Karena du < d < 4-du (1,7202<1,899<2,2798) maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ini terbebas dari adanya
68
autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
C. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen (ROI, PER, DER, PBV) dalam menjelaskan variabel dependen (Return Saham). Untuk regresi linear berganda digunakan R square dimana R2 yang dapat diketahui pada tabel nilai koefisien determinasi (output spss) berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi b
Model Summary
Model
R
1
,646
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,417
,354
,0786490
Durbin-Watson 1,899
a. Predictors: (Constant), PBV, PER, ROI, DER b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 19
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa terjadi korelasi atau hubungan yang signifikan antara ROI, PER, DER, dan PBV sebagai variabel independen. Dari hasil pengujian pada tabel diperoleh nilai Adjusted R Squeare sebesar 0,354 atau 35,4%. Angka ini mengindikasikan bahwa 35,4% variasi atau perubahan Return Saham dapat dijelaskan oleh ROI, PER, DER, dan PBV. Sedangkan sisanya 64,6% dijelaskan oleh sebab – sebab lain yang tidak dimasukkan oleh model penelitian.
D. Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Serentak (ANOVA/Uji F)
69
Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh ROI, PER, DER, dan PBV secara serentak terhadap Return Saham. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji ANOVA b
ANOVA Sum of Model 1
Mean
Squares
df
Square
Regression
,164
4
,041
Residual
,229
37
,006
Total
,393
41
F
Sig.
6,629
,000
a
a. Predictors: (Constant), PBV, PER, ROI, DER b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 19
Tabel 4.6 menunjukkan nilai F hitung sebesar 6,629 dan nilai signifikannya sebesar 0,000. Nilai probabilitas yang diperoleh < 0,05, yang berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen, yaitu Return Saham. Nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,005 menunjukkan bahwa nilai sig. Untuk uji “F” lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel ROI, PER, DER, dan PBV berpengaruh secara serentak terhadap variabel Return Saham.
2. Uji signifikansi Parameter Individual (t_test)
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan pengaruh masing-masing variabel bebas (X) secara individual terhadap variabel terikat (Y) Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik “t”
70
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
,077
,033
ROI
-,157
,062
PER
-,002
DER PBV
Coefficients Beta
t
Sig.
2,358
,024
-,355
-2,544
,015
,000
-,625
-4,043
,000
-,017
,012
-,199
-1,445
,157
,007
,003
,398
2,557
,015
a. Dependent Variable: RETURN_SAHAM Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 19
Nilai t hitung variabel ROI (X1) diperoleh sebesar -2,544 dan nilai signifikansi sebesar 0,015. Nilai signifikan uji “t” yang diperoleh sebesar 0,015 lebih kecil dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial ROI berpengaruh terhadap Return Saham. Nilai t hitung variabel PER (X2) diperoleh sebesar -4,043 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikan uji “t” yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial PER berpengaruh terhadap Return Saham. Nilai t hitung variabel DER (X3) diperoleh sebesar -1,445 dan nilai signifikansi sebesar 0,157. Nilai signifikan uji “t” yang diperoleh sebesar 0,157 lebih kecil dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial DER tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Nilai t hitung variabel PBV (X4) diperoleh sebesar 2,557 dan nilai signifikansi sebesar 0,015. Nilai signifikan uji “t” yang diperoleh sebesar 0,015
71
lebih kecil dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial PBV berpengaruh terhadap Return Saham. 3. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
,077
,033
ROI
-,157
,062
PER
-,002
DER PBV
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
2,358
,024
-,355
-2,544
,015
,809
1,236
,000
-,625
-4,043
,000
,659
1,517
-,017
,012
-,199
-1,445
,157
,833
1,201
,007
,003
,398
2,557
,015
,651
1,536
a. Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 19
Dari Tabel 4.6 di atas menunjukkan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Return Saham = 0,077 - 0,157ROI -0.002PER -0,017DER + 0,007PBV+e Keterangan koefisien regresi : 1. Konstanta sebesar 0,077 menyatakan jika ROI, PER, DER, dan PBV bernilai nol maka besarnya return saham sebesar Rp 0,077
72
2. Koefisien regresi variabel ROI adalah negatif sebesar 0,157. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan ROI sebesar 1% akan menurunkan return saham sebesar Rp – 0,157 dengan asumsi variabel lain konstan. 3. Koefisien regresi variabel PER adalah negatif sebesar 0.002. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan PER 1% akan menurunkan return saham sebesar Rp -0.002 dengan asumsi variabel lain konstan. 4. Koefisien regresi variabel DER adalah negatif sebesar 0.017. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan DER 1% akan menurunkan return saham sebesar Rp -0.017 dengan asumsi variabel lain konstan. 5. Koefisien regresi variabel PBV adalah positif sebesar 0,007. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan PBV 1% akan menaikan return saham sebesar Rp 0,007 dengan asumsi variabel lain konstan.
E. Pembahasan H1 yaitu Return on Investment (ROI) berpengaruh signifikan positif dengan return saham , melalui uji t dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015 yang lebih kecil dari 0,05 . Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizki Tampubolon (2009) yaitu ROI berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Return on Investment (ROI) yang tinggi adalah mencerminkan tingkat pengembalian investasi maka kepercayaan investor
73
terhadap perusahaan juga tinggi sehingga permintaan atas saham perusahaan akan tinggi pula yang pada akhirnya akan menaikkan return saham dan begitu pula sebaliknya. Investor memerlukan pertimbangan yang digunakan sebelum investor memutuskan investasi. ROI suatu perusahaan yang besar membuat investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut. Permintaan akan saham yang meningkat mengakibatkan peningkatan return saham. H2 yaitu Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan dengan return saham , melalui uji t dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih besar dari 0,05 . Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizki Tampubolon (2009) yaitu PER berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Price Earning Ratio (PER) yang tinggi adalah mencerminkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi dimasa mendatang. Investor
memerlukan
pertimbangan
yang
digunakan
sebelum
investor
memutuskan investasi. Perusahaan dengan PER yang rendah mungkin dapat menurunkan minat investor terhadap return saham. PER suatu perusahaan yang besar membuat investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut. Permintaan akan saham yang meningkat mengakibatkan peningkatan return saham. H3 yaitu Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan dengan return saham , melalui uji t dengan tingkat signifikansi sebesar 0,157 artinya lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nicky Nathaniel (2008) yaitu DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi adalah semakin tinggi resiko perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Hal tersebut
74
berpengaruh buruk terhadap nilai perusahaan sehingga ini akan menurunkan return saham. Tetapi apabila perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko serendah mungkin, maka membuat investor tidak akan khawatir dalam melakukan investasi, sehingga kepercayaan investor akan tinggi terhadap suatu perusahaan dan hal ini akan menjadi return saham perusahaan naik. H4 yaitu Price to Book Ratio (PBV) berpengaruh signifikan positif dengan return saham , melalui uji t dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015 yang lebih kecil dari 0,05 . Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Leon F (2011) yaitu PBV berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Price to Book Ratio (PBV) yang tinggi adalah mencerminkan nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai bukunya. Semakin tinggi rasio tersebut maka semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai (return) bagi pemegang saham dan semakin besar rasio PBV-nya, semakin tinggi perusahaan dinilai oleh investor. H5 yaitu secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil regresi dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan hasil F = 6,629 dan signifikansi = 0,000. Hasil ini memberikan dasar bagi penarikan bahwa Ha5 diterima, artinya secara serentak variabel independen Return on Investment (ROI), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini ,mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizki Tampubolon (2009) yaitu secara serentak ROI, PER, DER, dan PBV berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.