53
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menentukan perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011 sebagai populasi penelitian. Prosedur penentuan sampel dengan menggunakan purposive judgement sampling. TABEL 4.1 KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL NO. KETERANGAN 1. Data perusahaan yang memenuhi kriteria sampel 2. Data perusahaan yang tidak dapat diolah Data perusahaan yang diolah
JUMLAH 134 ( 28) 106
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Dari 134 data perusahaan yang memenuhi kriteria sampel, terdapat 28 data perusahaan yang tidak dapat diolah, sehingga data yang diolah dalam penelitiaan ini adalah 106 sampel. 2. Deskripsi Variabel Penelitian Data sekunder yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah corporate social responsibility (CSR) yang diukur menggunakan corporate social disclosure index (CSDI) atau indeks GRI, variabel cumulative abnormal return (CSR), dan kinerja keuangan yang diproksikan ke dalam return on equity (ROE). Serta variabel kontrol yang
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
digunakan adalah growth, size yang diukur dengan menggunakan total asset (ln), dan leverage. a. Corporate Social Responsibility Pengungkapan Corporate social responsibility dengan menggunakan 79 item pengungkapan informasi CSR, item pengungkapan itu dikelompokkan menjadi enam pengungkapan seperti dalam tabel 4.2 berikut: TABEL 4.2 ITEM PENGUNGKAPAN INFORMASI CSR NO. KETERANGAN JUMLAH 1. Indikator Kinerja Ekonomi (EC) 9 2. Indikator Kinerja Lingkungan (EN) 30 3. Indikator Kinerja Sosial (LA) 14 4. Indikator Hak Asasi Manusia (HR) 9 5. Indikator Masyarakat dan Sosial (SO) 8 6. Tanggung Jawab Produk (PR) 9 Jumlah 79 Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
b. Cumulative Abnormal Return (CAR) Variabel
cumulative
abnormal
return
didapatkan
dari
hasil
penjumlahan abnormal return selama satu tahun. Abnormal return didapatkan dari hasil pengurangan realized return dengan expected return. Realized return dihitung dengan menggunakan harga saham individu perusahaan, sedangkan expected return dihitung dengan menggunakan harga pasar yang diukur dengan IHSG. Return saham yaitu harga close dikurangi harga open, dibagi dengan harga open, untuk mengitung return saham tahun 2010 harga saham yang digunakan adalah harga saham April 2011-Maret 2012, dan untuk tahun 2011 adalah harga saham April 2012-Maret 2013.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
c. Return On Equity (Proksi Kinerja Keuangan) Kinerja keuangan sebuah perusahaan kadang menjadi salah satu alat analisis oleh investor untuk pengambilan keputusan investasi, kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan return on equity untuk melihat berapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan ekuitas yang dimilikinya. d. Growth Variabel growth diukur dengan menggunakan perubahan PBV perusahaan. Variabel ini untuk melihat seberapa besar pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap variabel dependen dalam penelitian ini. e. Size Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total asset perusahaan, karena jumlah total perusahaan merupakan nilai nominal, maka total asset perusahaan tersebut di log natural (ln) terlebih dahuku sebelum dianalisis. f. Leverage Leverage bisa di dapatkan juga tanpa menggunakan rumus, dengan melihat data di ICMD. Namun dalam penelitian ini leverage diukur dengan menggunakan rasio. Rasio leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus total hutang perusahaan dibagi dengan total asset perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
B. Hasil Penelitian 1. Anaisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi suatu data. Berdasarkan tabel 4.3, diketahui jumlah sampel (N) adalah 106 data perusahaan, variabel yang diteliti adalah CSDI (corporate social disclosure index), CAR (cumulative abnormal return), dan ROE (return on equity). Sedangkan variabel leverage, size dan growth sebagai variabel kontrol. Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TABEL 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N CSDIit CARit KKit GROWTHit SIZEit LEVit Valid N (listwise)
Minimum 106 106 106 106 106 106 106
.0506 -.7184 -.7664 -.8761 11.4056 .0413
Maximum .4810 1.9192 .7892 8.2609 18.8493 1.6076
Mean .169214 .134293 .134250 .282921 14.340736 .450230
Std. Deviation .0932533 .4268155 .1649109 1.0032990 1.4916624 .2184987
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Variabel pertama yaitu CSR memiliki nilai minimum sebesar 0.0506 nilai maksimum 0.4810, nilai rata-rata 0.1692, dan standar deviasi 0.09325. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa CSR yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 0.1692 atau 16.92%, hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR merupakan hal yang masih baru, belum banyak pihak yang menyadari pentingnya pengungkapan CSR. Perusahaan yang paling banyak melaporkan kegiatan CSRnya dalam laporan tahunnya adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Semen Gersik Tbk (SMGR) tahun 2011 yaitu sebesar 0.4810, dan yang terendah adalah 3 perusahaan yaitu Intan Wijaya International Tbk (INCI), Kabelindo Murni Tbk (KBLM), dan Siearad Produce Tbk (SIPD) yaitu sebesar 0.0506. standar deviasi sebesar 0.09325 di bawah nilai rata-rata berarti masing-masing perusahaan sampel memiliki tingkat pengungkapan CSR yang hampir sama. Variabel penelitian kedua adalah cumulative abnormal return (CAR), nilai minimum CAR yang perusahaan adalah -0.7184, nilai maksimum CAR dalam penelitian ini adalah 1.9192, nilai rata-ratanya 0.13429 dan standar deviasi 0.4268. Perusahaan dengan nilai CAR terendah adalah Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) tahun 2011 dengan abnormal return negatif yaitu -0.7184, sedangkan perusahaan dengan tingkat keuntungan tertinggi adalah Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) 2010 dengan abnormal return positif sebesar 1.9192. Rata-rata perusahaan di Indonesia memiliki CAR 1.3429 dari return yang diharapkan. Standar deviasi 0.42682 berada di atas nilai rata-rata menunjukkan bahwa jumlah CAR perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel memiliki perbedaan yang relatif besar antara perusahaan. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, variabel penelitian ketiga yaitu return on equity (ROE) memiliki nilai minimum -0.7664, nilai maksimum 0.7892, mean 0.13425, dan standar deviasi 0.1649. Rata-rata perusahaan yang menjadi sampel perusahaan ini memiliki kinerja keuangan yang rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata ROE yang sangat kecil yaitu sebesar 0.13425. Perusahaan dengan kinerja yang paling rendah adalah Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) 2010, dan perusahaan dengan kinerja yang paling tinggi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
adalah Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) 2011, hal ini terlihat dari nilai ROE sebesar -0.7664 dan 0.7892. Standar deviasi 0.1649 berada di atas nilai ratarata menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki perbedaan yang relatif besar. 2. Uji Korelasi (pearson correlation) TABEL 4.4 UJI KORELASI Model 1 2
Variabel
Variabel
Sig. Kesimpulan (2-tailed) CSDI (corporate social disclosure) Kinerja Keuangan (ROE) 0.000 Signifikan CSDI (corporate social disclosure) Cumulative abnormal 0.595 Tidak Signifikan Kinerja Keuangan (ROE) return (CAR) 0.047 Signifikan
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Hasil uji korelasi pada model pertama menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini sesuai dengan hipotesis pertama bahwa CSR berpengaruh secara signifikan terhadap ROE (proksi kinerja keuangan). Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel CSDI atau CSR mempengaruhi Kinerja keuangan. Pada model kedua, menunjukkan variabel CSR tidak signifikan terhadap CAR. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel CSR berpengaruh secara signifikan terhadap variabel CAR. Sedangkan untuk ROE nilai signifikan > 0.05 hal ini berarti variabel ROE (proksi kinerja keuangan) signifikan dan berpengaruh terhadap CAR, hal ini sesuai dengan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Kinerja keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel CAR. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara variabel dependen dan variabel independen tidak semuanya berpengaruh, hanya dua variabel dependen yang berpengaruh yaitu CSR terhadap ROE, dan ROE tehadap CAR.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Sedangkan hubungan variabel independen dengan dependen antara CSR dan CAR tidak berpengaruh, hal ini menarik untuk dilakukan uji lebih lanjut, dengan melakukan uji regresi berganda. 3. Analisis Regresi Berganda a. Uji Asumsi Klasik 1.) Uji Normalitas Sebagai salah satu syarat untuk melakukan uji regresi adalah data yang digunakan harus memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk melakukan pengujian normalitas data penulis menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov Test dan Grafik Normal Probability Plot dengan menggunakan program SPSS 17. Model Pertama
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Model Kedua
60
TABEL 4.5 One Sample Kolmogorof Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,,b
Unstandardized Residual
106 .0000000 .14567647 .109 .109 -.106 1.120 .162
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
106 .0000000 .40372436 .062 .062 -.050 .636 .814
Dasar dalam pengambilan keputusan adalah jika 2-tailed > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. Dengan melihat grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa pada grafik normal plot
terlihat
titik-titik
menyebar
disekitar
garis
diagonal,
serta
penyebarannya mendekati dari garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Besarnya nilai kolmogorov smirnov pada model pertama adalah 1.120 dan signifikan pada 0.162. sedangkan besarnya nilai kolmogorof smirnov pada model kedua adalah 0.636 dan signifikan pada 0.814. Besarnya asymp sig 2tailed > 5%, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 2.) Uji Multikonilearitas TABEL 4.6 Uji Multikolinieritas Model Pertama Variabel
Tolerance
CSDI Leverage Size
.716
VIF 1.396
CSDI 1.000
.996 1.004 .027 .714 1.400 -.532 Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Corellations Leverage .027
Size -.532
1.000
-.064
-.064
1.000
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kesimpulan Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas
61
TABEL 4.7 Uji Multikolinieritas Model Kedua = Variabel
+
Toleran VIF ce
+ Lev 1.000
+ Size
+
Corellations CSDI KK
1.034 -.052 Leverage .968 .659 1.517 -.052 Size 1.000 .670 1.493 .010 -.435 CSDI .722 1.385 .015 -.267 KK .891 1.122 -.165 .004 Growth Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
+
Growth
+ Kesimpulan
.010
.015
-.165 Tidak terjadi multikolinnearitas
-.435
-.267 -.244
1.000
.004 Tidak terjadi multikolinnearitas .140 Tidak terjadi multikolinnearitas -.274 Tidak terjadi multikolinnearitas
-.274
1.000 Tidak terjadi multikolinnearitas
1.000 -.244 .140
Berdasarkan uji multikolinieritas untuk melihat hasil besaran kolerasi antara variabel independen, pada pengujian model pertama tampak bahwa hanya variabel size yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel CSR dengan tingkat korelasi sebesar -0.532 atau sekitar 53.2%. Pada model kedua juga tampak hanya variabel size yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel CSR dengan tingkat korelasi sebesar -0.435 atau sekitar 43.5%. Oleh karena itu korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance baik pada model pertama maupun model kedua juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan rasio yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, jadi di simpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalan model regresi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
3.) Uji Autokorelasi TABEL 4.8 Durbin watson Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.469a
.220
.197
.1478032
1.519
2
b
.105
.061
.4136944
2.133
a. b.
c.
.324
Predictors: (Constant), LEVit, CSDIit, SIZEit Predictors: (Constant), LEVit, CSDIit, GROWTHit, KKit, SIZEit Dependent Variable: KKit
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
TABEL 4.9 Run test Model Pertama
Model Kedua
Unstandardized
Unstandardized
Residual
Residual
Test Valuea Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.01125
-.04963
-1.366
.586
.172
.558
a. Median
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Nilai DW pada model pertama sebesar 1.519, DW ini jauh di bawah dl dan du nya, menurut Singgih Santoso data dikatakan tidak terdapat autokorelasi jika -2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Pada pengujian model kedua, nilai DW sebesar 2.133, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 106 (n) dan jumlah variabel independen 5 (K=5). Oleh karena nilai DW 2.133 lebih besar dari batas atas (du) 1.783 dan kurang dari 4 – 1.783 (4 – du), maka dapat disimpulkan bahwa kita tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat dsimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 1.783 < 2.133 < (4 – 1.783) 2.217 Hasil pengujian SPSS model kedua menunjukkan bahwa nilai run test adalah -0.04963 dengan probabilitas 0.558 signifikan pada 0.05 yang berarti hipotesis nol diterima. Pengujian ini mendukung pengujian pertama bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antara nilai residual. 4.) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik scatterplots apabila titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hetersokedastisitas. Uji regresi pada penelitian ini menunjukkan grafik scatterplots pada model penelitian menggambarkan titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil penelitian sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Model Pertama
Model Kedua
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Dari grafik scatterplots pada model pertama terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi pertama tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi pertama layak dipakai untuk memprediksi ROE perusahaan berdasarkan pengaruh variabel independen CSR, Leverage, dan Size. Hal serupa telihat pada grafik scatter plot model kedua, titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi kedua, sehingga model regresi kedua layak dipakai untuk memprediksi CAR perusahaan berdasarkan pengaruh varibel independen CSDI, ROE, size, Leverage, dan Growth. b. Uji Kesesuaian Model (F-test) Uji Kesesuaian model digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 5%. Apabila tingkat signifikansi uji F lebih kecil dari 5%, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi uji F lebih besar dari 5%, maka tidak terdapat pengaruh yang dignifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TABEL 4.10 Hasil Regresi Model Pertama + + +
=
+
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.627
3
.209
Residual
2.228
102
.022
Total
2.856
105
F
Sig.
9.571
.000a
a. Predictors: (Constant), LEVit, CSDIit, SIZEit b. Dependent Variable: KKit Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
TABEL 4.11 Hasil Regresi Model Kedua =
+
+
+
+
+
+
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2.014
5
.403
Residual
17.114
100
.171
Total
19.128
105
F
Sig. 2.353
.046a
a. Predictors: (Constant), LEVit, CSDIit, GROWTHit, KKit, SIZEit b. Dependent Variable: CARit
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil uji signifikan untuk model pertama dan kedua, variabel independen (X) dapat mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Untuk model pertama uji ANOVA atau F test
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
didapat nilai F hitung sebesar 9.571 dengan probabilitas 0.000. Probabilitas lebih kecil dari batas nilai signifikan (α = 0.05), maka model regresi dapat dikatakan bahwa variabel independen CSR, serta variabel kontrol size dan leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROE, maka variabel CSR, serta variabel kontrol size dan leverage dapat digunakan bersama-sama. Pada model kedua juga menunjukkan hasil yang signifikan, uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 2.353 dengan probabilitas 0.046. Probabilitas lebih kecil dari batas nilai signifikan (α = 0.05), maka model regresi dapat dikatakan bahwa variabel independen CSR dan ROE. Serta variabel kontrol leverage, size dan growth secara bersama-sama berpengaruh terhadap CAR, maka variabel CSR dan ROE, serta variabel kontrol size, leverage dan growth dapat digunakan bersama-sama. c. Uji Hipotesis (t test) Untuk pengujian hipotesis pertama sampai pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis atau t test. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen dan variabel kontrol secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini terdapat dua model regresi dengan ROE (proksi kiberja keuangan) sebagai variabel dependen pertama, dan Cumulative Abnormal Return sebagai variabel dependen kedua. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
=
TABEL 4.12 Uji Hipotesis (t test) Model Pertama + + +
Variabel Koefisien Regresi (Constant) -.422 LEV .022 SIZE .033 CSDI .408 Adjust R Square .197 F statistic 9.571 Sig. F .000a Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Koefisien β .029 .301 .231
+ T hitung -2.780 .328 2.907 2.234
Sig. t .006 .744 .004 .028
Pada model pertama ini satu variabel independen CSR, serta dua variabel kontrol size dan leverage yang dimasukkan ke dalam regresi. Berdasarkan pengujian terhadap variabel CSR atau CSDI diketahui nilai koefisien 0.408 dengan tingkat probability sebesar 0.028 < 0.05, artinya secara parsial CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE (proksi kinerja keuangan). Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa variabel kontrol size memiliki nilai koefisien sebesar 0.033 dengan tingkat probability 0.004<0.05, yang menunjukkan bahwa secara parsial size berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE (proksi kinerja keuangan perusahaan). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kinerja keuangannya akan semakin baik. Sedangkan untuk variabel kontrol leverage dengan tingkat probability 0.744 > 0.05. hasil statistik ini menunjukkan bahwa variabel CSR dan leverage tidak berpengaruh dan signifikan terhadap ROE. Nilai konstanta sebesar -0.422 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata penurunan ROE sebesar 42.2 %.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja keuangan yang diukur dengan ROE dipengaruhi oleh Size dengan persamaan regresi yaitu: KKit = -0.422 + 0.408 CSDI + 0.033 Size + 0.022 Lev TABEL 4.13 Uji Hipotesis (t test) Model Kedua =
+
Variabel (Constant) LEV SIZE CSDI KK GROWTH Adjust R Square F statistic Sig. F
+
+
Koefisien Regresi 1.009 .123 -.069 -.288 .886 -.044 .061 2.353 .046a
+ Koefisien β .063 -.241 -.063 .342 -.102
+ T hitung 2.292 .653 -2.067 -.545 3.076 -1.023
+ Sig. t .024 .515 .041 .587 .003 .309
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Dua variabel independen kepemilikan ROE dan CSR. Serta tiga variabel kontrol size, leverage, dan growth yang dimasukkan ke dalam regresi, hanya ROE dan Growth yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk Size dan ROE sebesar 0.041 dan 0.003. Berbeda dengan model regresi pertama, variabel CSR atau CSDI memberikan nilai koefisien -0.288 dengan tingkat probability sebesar 0.587, artinya secara parsial CSR tidak berpengaruh positif terhadap CAR. Variabel growth dan leverage juga secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya tidak terlalu diperhatikan investor. Namun ukuran perusahaanlah yang turut menentukan tingkat kepercayaan investor, dimana semakin besar perusahaan, semakin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
mampu mengontrol kondisi pasar menghadapi persaingan ekonomi atau kurang rentan terhadap fluktuasi ekonomi. (Wahyudi. 2004) Return on equity dan variabel kontrol size berpengaruh signifikan dan positif terhadap CAR, hasil statistik menujukkan probabilitas dua variabel ini 0.003 dan 0.041 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa investor di Indonesia menjadikan tingkat kinerja keuangan perusahaan dan pertumbuhan perusahaan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan, sedangkan investor masih kurang memperhatikan pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan, hal ini mungkin karena CSR masih merupakan hal yang tabu, dan merupakan rencana jangka panjang, bertolak belakang dengan investor yang berorientasi investasi jangka pendek. Konstanta sebesar 1.009 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata perubahan CAR sebesar 100.9 %. Dapat disimpulkan bahwa variabel CAR dipengaruhi oleh ROE dan Size dengan persamaan regresi yaitu: CAR = 1.009 - 0.288 CSDI + 0.886 ROE – 0.044 Growth - 0.069 size +0.123 Lev d. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa dan Ashari, 2005 :125). Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel bebas untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
persentase. Hasil uji koefisien determinasi R2 pada penelitian ini adalah sebagai berikut: TABEL 4.14 Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.469
a
.220
.197
.1478032
1.519
2
.324b
.105
.061
.4136944
2.133
a. b.
c.
Predictors: (Constant), LEVit, CSDIit, SIZEit Predictors: (Constant), LEVit, CSDIit, GROWTHit, KKit, SIZEit Dependent Variable: KKit
Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa persamaan regresi cukup baik untuk model pertama karena nilai adjusted R2 sekitar 0.197 yang artinya adalah sebesar 19.7% hubungan variabel dependen yaitu variabel Kinerja keuangan yang diwakili ROE dapat diterangkan oleh CSR, size, dan leverage sedangkan sisanya yaitu 80.3% diterangkan oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap variabel ROE. Begitu
juga
untuk
model
kedua,
persamaan
regresi
hanya
menghasilkan nilai adjusted R2 sekitar 0.061 yang artinya adalah sebesar 6.1%% hubungan variabel dependen yaitu variabel cumulative abnormal return dapat diterangkan oleh CSR, ROE, size, leverage dan growth sedangkan sisanya yaitu 93.9% diterangkan oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap variabel CAR. C. Pembahasan Secara keseluruhan hasil hipotesis dengan menggunakan regresi berganda adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
TABEL 4.15 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kode Hipotesis Kesimpulan Corporate social responsibility (CSR) berpengaruh positif H1 Diterima terhadap Kinerja Keuangan. Corporate social responsibility (CSR) berpengaruh positif H2 Ditolak terhadap Cumulative abnormal return (CAR). Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap H3 Diterima Cumulative abnormal return (CAR). Sumber : Data sekunder yang diolah 2013
1. Pengaruh Corporates Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Corporate social responsibility menunjukkan bahwa seberapa besar pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, melalui kegiatan sosial di lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis dan ringkasan dalam tabel 4.13 dapat diketahui bahwa variabel CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dalam ROE. Hasil ini menunjukkan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan diterima. Hasil analisis ini mendukung teori stakeholder yang menyatakan bahwa investor akan lebih memperhitungkan perusahaan yang telah melaksanakan tanggung jawab sosial yang baik daripada tidak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Cahyono dan Yuyetta (2009) yang menyatakan bahwa aktivitas dan pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan membuat para stakeholder memberikan dukungan terhadap perusahaan sehingga akan berdampak positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Cahyono dan Etna (2009) juga menyimpulkan bahwa variabel pengungkapan CSR tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
berpengaruh signifikan terhadap variabel ROEt+1 (sebagai proksi untuk kinerja keuangan perusahaan). Dengan demikian, aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak terbukti memiliki dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan dipengaruhi olah pengungkapan CSR yang dilakukannya, semakin perusahaan tersebut memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan masyarakat, makan kinerja keuangan perusahaan tersebut akan semakin baik. 2. Pengaruh Corporates Social Responsibility terhadap Cumulative Abnormal Return Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa probabilitas CSR di atas 0.05, hasil ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara corporate social responsibility dengan cumulative abnormal return. Hal ini mungkin karena tingakat pengungakapan CSR perusahaan tidak menjadi salah satu alat investor untuk mengambil keputusan berinvestasi. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Cahyono dan Etna (2009) yang menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap abnormal return. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Cheng dan Christiawan (2011 : 33) yang menyatakan bahwa pengungkapan informasi CSR berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Maka hipotesis kedua penelitian ini, yang menyatakan bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap cumulative abnormal return ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
3. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Cumulative Abnormal Return Hasil pengujian statistik dalam penelitian ini menunjukkan probabilitas ROE (proksi kinerja keuangan) dengan tingkat p-value < 0.05 menunjukkan bahwa adanya hubungan poitif dan signifikan antara ROE dan CAR. Hasil pengujian ini menerima hipotesis yang diajukan, yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan return on equity tinggi akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan. Hal ini ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Cheng dan Christiawan (2011 : 33) serta Cahyono dan Etna (2009) yang menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap cumulative abnormal return. Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Hikmah (2012 : 67) yang menyatakan bahwa ROA dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Raharjo (2005) menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap return saham, penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh ROE terhadap return hanya pada tahun 2000 sedangkan untuk tahun 2001, 2002, dan 2003 ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, Raharjo menyimpulkan bahwa investor yang mempertimbangkan ROE untuk membeli saham hanya pada tahun 2000, sedangkan tahun 2001, 2002, dan 2003 tidak mempertimbangkan besar kecilnya ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar investor menjadikan kinerja keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan investasi. Dengan kinerja keuangan perusahaan yang bagus, kemampuan perusahaan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
menghasilkan laba akan semakin tinggi, dan hal ini akan memberikan peluang yang lebih besar untuk investor dalam mendapatkan keuntungan. Investor rela membeli saham dengan harga yang lebih tinggi, karena mereka meyakini saham tersebut akan memberikan return lebih besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/