BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan berbagai jenis produk, seperti sosis, bakso, bakso sosis, burger, rolade, kornet, dan nugget. Adanya diversifikasi produk tersebut
akan
menyebabkan alokasi biaya yang berbeda-beda pada tiap jenis-jenis produknya. Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa PT. Sorin Maharasa masih menggunakan perhitungan harga pokok produksi dengan metode tradisional. Perhitungan harga pokok produksi menjadi bagian penting dari manajemen dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan harga jual dan berbagai tujuan lainnya menjadi lebih tepat. Maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan perhitungan penggunaan sistem biaya tradisional dan activity based costing dalam menghitung harga pokok produksi untuk dua jenis produk, yaitu sosis dan bakso. Berikut ini merupakan data produksi dan data biaya overhead pabrik selama tahun 2012 yang diperoleh penulis dari analisis perusahaan PT. Sorin Maharasa.
45
46
1. Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi sosis dan bakso yaitu daging sapi, tepung, dan bumbu. Total produksi sosis tahun 2012 sebanyak 100.000 kg dan untuk produksi bakso sebanyak 75.000 kg. Jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan untuk memproduksi selama tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
No. 1. 2. 3.
Tabel 4.1 Perhitungan BBB Produk Sosis Tahun 2012 Bahan Baku yang digunakan Biaya (Rp) Daging Sapi : 60.000 kg x Rp. 60.000 3.600.000.000 Tepung : 25.000 kg x Rp. 6.500 162.500.000 Bumbu : 15.000kg x Rp. 15.000 225.000.000
Total Biaya Bahan Baku Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah)
No. 1. 2. 3.
3.987.500.000
Tabel 4.2 Perhitungan BBB Produk Bakso Tahun 2012 Bahan Baku yang digunakan Biaya (Rp) Daging Sapi : 33.750 kg x Rp. 60.000 2.025.000.000 Tepung : 30.000 kg x Rp. 6.500 195.000 Bumbu : 11.250kg x Rp. 15.000 168.750.000
Total Biaya Bahan Baku Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah)
2.388.750.000
47
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Dalam pembuatan dua jenis produk ini, PT. Sorin Maharasa mempekerjakan 40 orang tenaga kerja, untuk produk sosis sebanyak 30 orang dan untuk produk bakso 10 orang. Selama tahun 2012 hari kerja perusahaan sebanyak 312 hari dan untuk gaji tenaga kerja sebesar Rp. 45.000/hari. Rincian total biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat pada tabel berikut :
No. 1. 2.
Tabel 4.3 Perhitungan BTKL untuk Masing-Masing Produk Tahun 2012 Jenis Produk Biaya (Rp) Sosis : 30 orang x Rp. 14.040.000 421.200.000 Bakso : 10 orang x Rp. 14.040.000 140.400.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah)
561.600.000
Tabel 4.4 Data Produksi PT. SORIN MAHARASA Tahun 2012 Keterangan Sosis Bakso Unit Produksi (Kg) Biaya Bahan Baku (Rp) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) Sumber : PT. Sorin Maharasa
Total
100.000
75.000
175.000
3.987.500.000
2.388.750.000
6.376.250.000
421.200.000
140.400.000
561.600.000
48
3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah komponen biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan proses produksi. Berikut
rincian dari biaya overhead pabrik PT. Sorin
Maharasa selama tahun 2012. Tabel 4.5 Biaya Overhead Pabrik PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Keterangan Biaya konsumsi karyawan Biaya perlengkapan kerja Biaya listrik dan air Biaya bahan bakar dan pelumas Biaya bahan pembantu Biaya asuransi kerugian Biaya perawatan bangunan Biaya perawatan mesin dan perlengkapan pabrik Biaya penyusutan bangunan Biaya penyusutan mesin Biaya research dan development Biaya kebersihan pabrik Biaya packing dan pembungkus Total Biaya Overhead Pabrik
Jumlah (Rp) 10.248.100 125.169.150 829.966.497 478.253.400 516.100.895 46.813.006 286.299.750 308.581.720 977.780.814 1.872.519.125 188.797.600 9.467.250 86.304.100 5.736.301.407
Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah) Untuk mendapatkan tarif biaya overhead per unit, maka total biaya overhead yang ada dibagikan dengan dasar alokasi jumlah unit yang diproduksi. Tarif overhead per unit sistem tradisional, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
49
Total biaya overhead (Rp) Total biaya overhead tahun 2012/unit = Jumlah unit yang diproduksi (Kg)
=
5.736.301.407 175.000
=
Rp. 32.778,865/kg
Artinya untuk setiap jenis produk akan dibebankan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 32.778,865/kg.
B. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Tradisional PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem tradisional secara lengkap pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012, disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.6 Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Tradisional PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Keterangan Biaya Bahan Baku (Rp) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) Biaya Overhead Pabrik (Rp) Total Biaya (Rp) Unit Produksi (Kg) Biaya Produksi per kg (Rp) Sumber : Data yang telah diolah
Sosis 3.987.500.000 421.200.000 3.277.886.500 7.677.586.500 100.000 76.775,865
Bakso 2.388.750.000 140.400.000 2.458.414.875 4.987.564.875 75.000 66.500,865
50
C. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Biaya Activity Based Costing Pada PT. SORIN MAHARASA Tahun 2012 1. Prosedur Tahap Pertama Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasarkan sistem Activity Based Costing adalah menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari : a. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas dengan penentuan cost driver. Aktivitas tersebut dibagi ke dalam empat kategori aktivitas, penulis akan menyajikan cost driver dan klasifikasi aktivitas yang ada pada perusahaan PT. Sorin Maharasa sebagai berikut : Tabel 4.7 Daftar Cost Driver Tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4.
Cost Driver Unit Produksi (Kg) Jam Mesin (Jam) Luas Lantai (m2) Jumlah Set Up Mesin
Sumber : PT. Sorin Maharasa
Sosis 100.000 4.992 250 3
Bakso 75.000 2.808 250 4
Jumlah 175.000 7.800 500 7
51
Tabel 4.8 Klasifikasi Biaya ke dalam Aktivitas PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Tingkat Aktivitas Aktivitas Level Unit
Aktivitas Level Batch
Aktivitas Level Product Aktivitas Level Fasilitas
Sumber : Diolah penulis
Jenis Biaya Biaya listrik dan air
Cost Driver Jam mesin
Jumlah (Rp) 829.966.497
Biaya packing dan pembungkus
Jumlah unit
86.304.100
Biaya bahan pembantu
Jumlah unit
516.100.895
Biaya konsumsi karyawan
Jam mesin
10.248.100
Biaya bahan bakar dan pelumas
Jam mesin
478.253.400
Biaya perlengkapan kerja
125.169.150
Biaya perawatan mesin dan perlengkapan pabrik
Jumlah set up mesin Jumlah set up mesin
Biaya research dan development Biaya penyusutan bangunan
Jumlah unit Luas lantai
188.797.600 977.780.814
Biaya asuransi kerugian
Luas lantai
46.813.006
Biaya kebersihan pabrik
Luas lantai
9.467.250
Biaya perawatan bangunan
Luas lantai
286.299.750
Biaya penyusutan mesin
Jam mesin
308.581.720
1.872.519.125
52
b. Penentuan tarif pool rate. Pool Rate aktivitas level unit pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Pool Rate Aktivitas Level Unit PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Cost Pool Cost Pool 1
Biaya Overhead Biaya listrik dan air
Jumlah Biaya
7.800 jam 106.405,96
Pool Rate 1
Cost Pool 2
829.966.497 829.966.497
Jumlah Jam Mesin
Cost Pool
Jumlah (Rp)
Biaya Overhead Biaya packing dan pembungkus Biaya bahan pembantu
Jumlah (Rp) 86.304.100 516.100.895
Jumlah Biaya
602.404.995
Jumlah Unit
175.000 unit
Pool Rate 2
3.442,31
Sumber : Diolah penulis
53
Pool Rate aktivitas level batch pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Pool Rate Aktivitas Level Batch PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Cost Pool Cost Pool 3
Biaya Overhead Biaya konsumsi karyawan Biaya bahan bakar dan pelumas
Jumlah (Rp) 10.248.100 478.253.400 488.501.500 7.800 jam 62.628,39
Biaya Overhead Biaya perlengkapan kerja Biaya perawatan mesin dan perlengkapan pabrik
Jumlah (Rp) 125.169.150 308.581.720
Jumlah Biaya Jumlah Jam Mesin Pool Rate 3 Cost Pool Cost Pool 4
Jumlah Biaya Jumlah set-up mesin Pool Rate 4
433.750.870 7 61.964.410
Sumber : Diolah penulis Pool Rate aktivitas level product pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Pool Rate Aktivitas Level Product PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Cost Pool Cost Pool 5 Jumlah Biaya Jumlah Unit Pool Rate 5
Sumber : Diolah penulis
Biaya Overhead Biaya research dan pengembangan
Jumlah (Rp) 188.797.600 188.797.600 175.000 unit 1.078,84
54
Pool Rate aktivitas level fasilitas pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Pool Rate Aktivitas Level Fasilitas PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Cost Pool Cost Pool 6
Biaya Overhead Biaya penyusutan bangunan Biaya asuransi kerugian Biaya kebersihan pabrik Biaya perawatan bangunan
Jumlah (Rp) 977.780.814 46.813.006 9.467.250 286.299.750 1.320.360.820 500m2 2.640.721,64
Biaya Overhead Biaya penyusutan mesin
Jumlah (Rp) 1.872.519.125 1.872.519.125 7.800 jam 240.066,55
Jumlah Biaya Jumlah Luas Lantai Pool Rate 6 Cost Pool Cost Pool 7 Jumlah Biaya Jumlah Jam Mesin Pool Rate 7
Sumber : Diolah penulis
55
Tabel berikut akan menunjukkan pengalokasian biaya overhead untuk masing-masing produk : Tabel 4.13 Alokasi Biaya Overhead Dengan Sistem Activity Based Costing Produk Sosis Biaya Overhead yang berhubungan dengan :
Jumlah (Rp)
Unit Produksi : 100.000 kg x Rp. 3.442,31 =
344.231.000
100.000 kg x Rp. 1.078,84 =
107.884.000
Jam Mesin : 4.992 jam x Rp. 106.405,96 =
531.178.552,3
4.992 jam x Rp. 62.628,39 =
312.640.922,9
4.992 jam x Rp. 240.066,55 =
1.198.412.218
Set up Mesin : 3 set mesin x Rp. 61.964.410 =
185.893.230
Luas Lantai : 250 m2 x Rp. 2.640.721,64 = Total Biaya Overhead Jumlah Sosis yang diproduksi Biaya Overhead/Kg Sumber : Diolah penulis
660.180.410 3.340.420.333 100.000 33.404,203
56
Tabel 4.14 Alokasi Biaya Overhead Dengan Sistem Activity Based Costing Produk Bakso Biaya Overhead yang berhubungan dengan :
Jumlah (Rp)
Unit Produksi : 75.000 kg x Rp. 3.442,31 =
258.173.250
75.000 kg x Rp. 1.078,84 =
80.913.000
Jam Mesin : 2.808 jam x Rp. 106.405,96 =
298.787.935,7
2.808 jam x Rp. 62.628,39 =
175.860.519,1
2.808 jam x Rp. 240.066,55 =
674.106.872,4
Set up Mesin : 4 set mesin x Rp. 61.964.410 =
247.857.640
Luas Lantai : 250 m2 x Rp. 2.640.721,64 = Total Biaya Overhead Jumlah Bakso yang diproduksi Biaya Overhead/Kg
660.180.410 2.395.879.627 75.000 31.945,062
Sumber : Diolah penulis Dari hasil perhitungan, maka diperoleh biaya overhead per kg untuk produksi sosis sebesar Rp. 33.404,203/kg dan untuk produksi bakso sebesar Rp. 31.945,062/kg.
57
2. Prosedur Tahap Dua Berdasarkan pengalokasian biaya overhead yang telah dilakukan, maka untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem ABC, akan disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.15 Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Activity Based Costing PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Keterangan Biaya Bahan Baku (Rp) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) Biaya Overhead (Rp) Total Biaya (Rp) Unit Produksi (Kg) Biaya Produksi per kg (Rp)
Sosis 3.987.500.000 421.200.000 3.340.420.333 7.749.120.333 100.000 77.491,203
Bakso 2.388.750.000 140.400.000 2.395.879.627 4.925.029.627 75.000 65.667,062
Sumber : Diolah Penulis D. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Sistem Tradisional dengan Sistem Activity Based Costing PT. Sorin Maharasa Setelah dilakukan perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional dan Activity Based Costing, maka penulis akan membandingkan hasil keduanya. Berikut adalah perbandingan harga pokok produksi menggunakan sistem tradisional dan Activity Based Costing yang akan disajikan oleh penulis pada tabel di bawah ini :
58
Tabel 4.16 Perbandingan Harga Pokok Produksi Sistem Tradisional dengan Sistem Activity Based Costing PT. Sorin Maharasa Tahun 2012 Keterangan
Tradisional Sosis
3.987.500.000 BBB (Rp) 421.200.000 BTKL (Rp) 3.277.886.500 FOH (Rp) 7.677.586.500 Total (Rp) 100.000 Unit Produksi (Kg) 76.775,865 HPP per Kg (Rp) Sumber : Diolah Penulis
Bakso 2.388.750.000 140.400.000 2.458.414.875 4.987.564.875 75.000 66.500,865
ABC Sosis 3.987.500.000 421.200.000 3.340.420.333 7.749.120.333 100.000 77.491,203
Bakso 2.388.750.000 140.400.000 2.395.879.627 4.925.029.627 75.000 65.667,062
Berdasarkan Tabel 4.16, terjadi kenaikan total harga pokok produksi sosis sebesar Rp. 71.533.833 atau Rp. 715. 338/kg, sedangkan terjadi penurunan total harga pokok produksi bakso sebesar Rp. 62.535.248 atau Rp. 833.803/kg. Hal tersebut dikarenakan pembebanan biaya overhead dengan sistem tradisional hanya menggunakan satu cost driver yaitu jumlah unit yang diproduksi. Sedangkan pembebanan biaya overhead dengan sistem activity based costing menggunakan lebih dari satu cost driver, yaitu membebankan berdasaran aktivitas-aktivitas yang dikerjakan. E.
Perhitungan Harga Jual dan Laba Bruto Untuk menentukan harga jual pada produk sosis dan bakso, PT. Sorin
Maharasa menginginkan laba sebesar 25% dari harga pokok produksi per unit. Berikut adalah perhitungan harga jual dan laba bruto untuk masing-masing produk dengan menggunakan sistem biaya tradisional dan Activity Based Costing yang disajikan pada tabel dibawah ini :
59
Tabel 4.17 Perhitungan Harga Jual Produk Sosis dan Bakso Berdasarkan Sistem Biaya Tradisional Tahun 2012 Keterangan Sosis (Rp) Bakso (Rp) HPP per kg 76.775,865 66.500,865 Laba 25% 19.193,966 16.625,216 Harga jual per kg 95.969,831 83.126,081 Sumber : Diolah penulis
Tabel 4.18 Perhitungan Harga Jual Produk Sosis dan Bakso Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Tahun 2012 Keterangan Sosis (Rp) Bakso (Rp) HPP per kg 77.491,203 65.667,062 Laba 25% 19.372,800 16.416,765 Harga jual per kg 96.864,003 82.083,827 Sumber : Diolah penulis
Setelah dilakukan perhitungan harga jual, maka dapat diketahui laba bruto yang akan diperoleh perusahaan selama tahun 2012, berikut adalah perhitungan laba bruto dengan sistem biaya tradisional dan Activity Based Costing : Tabel 4.19 Perhitungan Laba Bruto Produk Sosis Berdasarkan HPP Sistem Biaya Tradisional Tahun 2012 Penjualan (100.000 x Rp. 95.969,831) = Rp. 9.596.983.100 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 3.987.500.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 421.200.000 Biaya Overhead Rp. 3.277.886.500 + HPP Laba Bruto Sumber : Diolah penulis
Rp. 7.667.586.500 Rp. 1.929.396.600
60
Tabel 4.20 Perhitungan Laba Bruto Produk Bakso Berdasarkan HPP Sistem Biaya Tradisional Tahun 2012 Penjualan (75.000 x Rp. 83.126,081 ) = Rp. 6.234.456.075 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 2.388.750.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 140.400.000 Biaya Overhead Rp. 2.458.414.875 + HPP Laba Bruto Sumber : Diolah penulis
Rp. 4.987.564.875 Rp. 1.246.891.200
Tabel 4.21 Perhitungan Laba Bruto Produk Sosis Berdasarkan HPP Sistem Biaya Activity Based Costing Tahun 2012 Penjualan (100.000 x Rp. 96.864,003) = Rp. 9.686.400.300 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 3.987.500.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 421.200.000 Biaya Overhead Rp. 3.340.420.333 + HPP Laba Bruto Sumber : Diolah penulis
Rp. 7.749.120.333 Rp. 1.937.279.967
Tabel 4.22 Perhitungan Laba Bruto Produk Bakso Berdasarkan HPP Sistem Biaya Activity Based Costing Tahun 2012 Penjualan (75.000 x Rp. 82.083,827) = Rp. 6.156.287.025 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 2.388.750.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 140.400.000 Biaya Overhead Rp. 2.395.879.627 + HPP
Rp. 4.925.029.627 -
Laba Bruto Sumber : Diolah Penulis
Rp. 1.231.257.398
Berdasarkan perhitungan harga jual dan laba bruto diatas dengan sistem tradisional dan activity based costing, maka dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi berpengaruh terhadap penentuan harga jual dan laba
61
kotor pada perusahaan. Harga jual dan laba kotor dengan sistem activity based costing produk sosis memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan produk bakso. F. Analisis Penerapan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Sorin Maharasa Dari hasil pembahasan diatas, maka penulis menilai bahwa PT. Sorin Maharasa lebih tepat menerapkan sistem ABC didalam penentuan biaya overhead, karena terjadi penurunan harga pokok produksi untuk produk bakso sebesar Rp. 833.803/kg, walaupun terjadi peningkatan harga pokok produksi untuk produk sosis sebesar Rp. 715. 338/kg. Namun secara garis besar bila dilihat pada tabel 4.16, penetapan harga pokok produksi dengan activity based costing lebih akurat dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan management sebagai penetapan harga jual produk dan menentukan laba. Penentuan sistem tradisional akan menyebabkan distorsi, dimana dalam sistem tradisional yang dibebankan ke produk hanya berdasarkan satu cost driver. Sedangkan sistem ABC menggunakan cost driver lebih banyak dibebankan pada biaya overhead. Dengan pembebanan biaya tersebut berdasarkan aktivitasnya, maka penerapan sistem ABC mencerminkan aktivitas yang sesungguhnya mengenai biaya overhead yang timbul dan perhitungan harga pokok produk lebih tepat. Sistem
biaya
tradisional
yang
digunakan
PT.
Sorin
Maharasa
menggunakan jumlah unit produksi sebagai dasar pengalokasian biaya overhead ke produk. Dilihat dari pengalokasian biaya overhead antara sistem tradisional
62
dengan sistem ABC, maka ABC akan menghasilkan harga pokok produksi yang lebih tepat dalam menggambarkan pengalokasian biaya overhead oleh produk karena sistem ABC lebih berfokus pada aktivitas-aktivitas perusahaan dengan menggunakan lebih dari satu pemicu biaya.