BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian Analisis Statistik Deksriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi dari masingmasing variabel yang terdapat dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset, Debt to Equity, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan perataan laba. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 sampel selama 5 tahun sehingga total data yang diteliti sebanyak 40 sampel. Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Populasi
N 40 40 40 40 40
Descriptive Statistics Minimum Maximum .001 .2200 .200 5.964 12.578 18.849 .467 1.941
ROA DER SIZE Nilai Perusahaan Valid N (listwise) Sumber : Output spss versi 19: Descriptive Statistics
52
Mean .085 1.209 14.767 .998
Std. Deviation .0616276 1.04035919099 1.591347 .32762668925
53
Berdasarkan tabel di atas diketahui Return On Asset (ROA) mempunyai nilai minimum sebesar 0,001% pada PT. Selamat Sempurna, Tbk pada Astra Autoparts, Tbk pada tahun 2010. ROA mempunyai rata-rata 0,085% dengan standar deviasi 0,061628%. Berdasarkan tabel di atas hasil deskriptif memperlihatkan Debt to Equity Ratio minimum sebesar 0,200% pada PT. Indo Kordsa, Tbk pada tahun 2009, begitu pula nilai maksimumnya sebesar 5,964% pada PT. Intraco Penta, Tbk pada tahun 2011. DER mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,209 dengan standar deviasi 1,040359%. Ukuran perusahaan mempunyai nilai minimum 12,578% pada PT. Nipress, Tbk pada tahun 2007, sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 18,849% pada PT, Astra Internasional pada tahun 2011. Size mempunyai nilai rata-rata 14,767% dan standar deviasi 1,591347% . Nilai
perusahaan mempunyai nilai minimum 0,467% pada PT.
Nipress, Tbk pada tahun 2011, sedangkan nilai maksimumnya sebesar 1,941% pada PT. Indo Kordsa,Tbk pada tahun 2009. Nilai perusahaan mempunyai ratarata sebesar 0,998% dan standar deviasi 0,327627%.
B. Uji Model a. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit test). Kelayakan model regresi dimulai dengan mengggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s
54
of Fit Test lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolakdan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Dasar pengambilan keputusan: H0
: jika probabilitas > 0,05
H1
: jika probabilitas < 0,05
Tabel 4.2 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df 1 6.234 8 Sumber : Data diolah SPSS 19.0
Sig. .621
Dari hasil pengujian pada tabel 4.6 di atas diperoleh nilai Chi Square sebesar 6,2343 dengan nilai signifikan sebesar 0,621. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai signifikan lebih besar dari alpha (α) = 0,05 yang berarti keputusan yang diambil adalah H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Itu berarti model regresi logistik bisa digunakan untuk analisis selanjutnya.
55
b. Uji Keseluruhan Model Fit (Overall Model Fit Test) Uji digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block number = 0 ) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block number = 1).Adanya pengurangan nilai antara 2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai – 2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2009: 268). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi sehingga penurunan log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.
Tabel 4.3 Hasil Uji Fit 1 Iteration Historya,b,c
Iteration Step 0
1 2 3
-2 Log likelihood 52.926 52.925 52.925
Coefficients Constant -.500 -.511 -.511
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 52.925 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
56
Tabel 4.4 Hasil Uji Model Fit Iteration Historya,b,c,d Coefficients Iteration Step 1 1
-2 Log likelihood 33.442
Constant 5.408
ROA 17.443
DER 1.026
SIZE
Nilai Perusahaan
-.549
2 28.271 5.752 28.591 2.298 -.811 3 26.634 5.243 38.226 3.592 -1.032 4 26.449 5.516 42.592 4.183 -1.172 5 26.445 5.703 43.331 4.279 -1.206 6 26.445 5.714 43.355 4.282 -1.208 7 26.445 5.714 43.355 4.282 -1.208 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 52.925 d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
-.522 .304 1.555 2.190 2.307 2.311 2.311
Tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan Perbandingan antara nilai -2LL Blok pertama dengan -2LL blok kedua. Dari hasil perhitungan nilai -2LL terlihat bahwa nilai blok blok pertama (blok number = 0) adalah 52,925 dan nilai -2LL pada blok kedua (blok number = 1) adalah sebesar 26,445. Dengan hasil tersebut terjadi penurunan maka dapat disimpulkan bahwa penambahan variabel independen kedalam penelitian dapat memperbaiki penelitian selanjutnya.
57
c. Koefisien Determinan (R2) Pengujian
koefisien
determinasi
pada
regresi
logistik
dengan
menggunakan Nagelkerke’s R Square. Nagelkerke’s R Square pada regresi logistik sama dengan regresi berganda. Tujuan dari model summary adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, financial laverage, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan mampu menjelaskan variasi variabel dependen yaitu praktik pertaan laba. Tabel 4.5 Hasil Uji Model Summary Model Summary -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R Step likelihood Square Square a 1 26.445 .484 .660 a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa Nagelkerke’s R Square adalah sebesar 66%, yang artinya variabel independen (profitabilitas, financial leverage, ukuran perusahaan) dapat menjelaskan variasi variabel dependen (perataan laba) sebesar 66% sedangkan sebesar 34% (100-66) dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti.
58
d. Omnibust Test of Model Coefficient (simultan) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen yang teridi dari dari profitabilitas, financial laverage, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu perataan laba. Tabel 4.6 Hasil Uji Secara Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Step
Chi-square 26.480
Block 26.480 Model 26.480 Sumber : Data diolah SPSS 19.0
df 4
Sig. .000
4 4
.000 .000
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan hasil bahwa secara simultan Return On asset, Debt to Equity, Size dan Nilai Perusahaan berpebgaruh signifikan terhadap perataan laba. Hal ini dapat dilihat Chi-Square X 2hitung sebesar 26, 480. Untuk tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 4 diperoleh nilai Chi-Square X20,95=9,4877. Karena nilai Chi-Square X 2hitung lebih besar dari nilai Chi-Square
X20,95 yang menunjukan hasil
9,4877 maka dapat disimpulkan bahwa ROA, DER, SIZE, dan nilai perusahaan berpengaruh berpengaruh signifikan secara simultan terhadap perataan laba.
59
e. Pengujian Koefisisien Regresi (Parsial) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan ukuran perusahaan dan nilai perusahaan) berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu praktik pertaan laba. dalam uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji parsial / individu. Pengujian parsial menggunakan signifikan 5% (0,05) untuk variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan net profit margin. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: Jika ρ-value < α (0,05) maka H0 ditolak Jika ρ-value > α (0,05) maka H0 diterima Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi (Uji Wald)
Variables in the Equation B S.E. Wald 43.355 15.297 8.032 4.282 1.798 5.672
Sig. .005 .017
Exp(B) 6.742E18 72.356
SIZE -1.208 .663 3.314 1 .069 NilaiPerusahaan 2.311 3.036 .580 1 .446 Constant 5.714 8.107 .497 1 .481 a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DER, SIZE, NilaiPerusahaan.
.299 10.089 303.207
a
Step 1 ROA DER
df 1 1
60
Berdasarkan tabel 4.7 di atas hasil uji secara parsial (uji Wald) dapat dilihat nilai probabilitas profitabilitas (ROA) 0,005 dengan signifikan 5% (0,05) maka H0 ditolak. Hal ini berarti Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Nilai probabilitas Financial Laverage (DER) 0,017 dengan signifikan 5% (0,05) maka H0 ditolak. Hal ini berarti DER berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Ukuran Perusahaan (SIZE) nilai probabilitas 0,069 dengan signifikan 5% (0,05) maka H0 diterima. Hal ini Size tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Nilai Probabilitas nilai perusahaan 0,446 dengan signifikan 5% (0,05) maka H0 diterima. Hal ini nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. C. Pengujian Hipotesis a. Analisa Regresi Logistik Berdasarkan tabel sebelumnya merupakan nilai estimasi uji wald dan nilai Exp (B) dari variabel return on asset, debt to equity, size dan nilai perusahaan untuk membuat model persamaan. Dari pengujian persamaan regresi logistik maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut:
Ln
= 5,714 + 43,355 ROA + 4,282 DER - 1,208 SIZE + 2,311 Q
Dari persamaan regresi probabilitas perataan laba diatas maka dapat dijelaskan jika nilai konstanta (α) sebesar 5,714 menjelaskan bahwa perataan
61
laba dalam penelitian sebesar 5,714 jika variabel independen bernilai nol (0). Namun nilai signifikansi konstanta berada diatas 0,05 maka variabel return on asset, debt to equity, size dan nilai perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan labanya. HI
: Rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap praktek perataan laba Berdasarkan tabel 4.7 di atas koefisien regresi profitabilitas (ROA)
adalah sebesar 43,455. Statistik Wald untuk variabel profitabilitas (ROA) adalah sebesar 8,032. Sedangkan dari tabel Chi-Square untuk tingkat signifikan 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil 3,841. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap praktek perataan laba. H2
: Financial leverage berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba Berdasarkan tabel 4.7 di atas koefisien regresi financial Leverage
(DER) sebesar 4,282. Statistik Wald untuk variabel financial leverage adalah sebesar 5,672. Sedangkan dari tabel Chi-Square untuk tingkat signifikan 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil 3,841. Dapat disimpulkan
62
bahwa financial leverage berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba
H3
: Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba
Berdasarkan tabel 4.7 di atas koefisien regresi ukuran perusahaan (SIZE) sebesar -1,208. Statistik Wald untuk ukuran perusahaan (Size) adalah sebesar 3,314. Sedangkan dari tabel Chi-Square untuk tingkat signifikan 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil 3,841. Dapat disimpulkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba H4
: Nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba
Berdasarkan tabel 4.7 di atas koefisien regresi nilai perusahaan adalah sebesar 2,311.
Statistik Wald untuk nilai perusahaan adalah sebesar 0,580.
Sedangkan dari tabel Chi-Square untuk tingkat signifikan 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 1
diperoleh hasil 3,841. Dapat disimpulkan bahwa nilai
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba
63
D.
Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profitabilitas (ROA) Berdasarkan hasil pengujian parsial variabel ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba, variabel return on asset memiliki nilai probabilitas sebesar 0,005 dengan signifikan (α) 0,05 dan memiliki koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 43,355 dengan begitu nilai return on asset (0,005) < nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti H1 diterima yaitu return on asset berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Perusahaan dengan profitabilitas rendah akan cenderung untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan dengan profitabilitas tinggi. Perataan laba dilakukan agar image perusahaan terlihat bagus. Laba yang rata diharapkan dapat menunjukan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik walaupun profitabilitasnya rendah. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Suwito dan Herawati (2005), Irwati dan Maya (2007), Masodah (2007), Aji dan Mita (2010), Siliana (2010). Hasil penelitian ini konsisten dengan pennelitian dari Dewi dan Carlina (2008), dan Prabayanti dan Yasa (2009).
2.
Financial leverage (Debt to equity) Berdasarkan hasil pengujian variabel financial leverage yang
diproaksikan oleh debt to equity terhadap perataan laba memiliki nilai
64
probabilitas 0,017 dengan signifikan (α) 0,05 dan memiliki koefisien regresi yang bernilai positif 4,282 dengan begitu nilai debt to equity 0,017 < nilai signifikan (0,05). Hal ini berarti H2 diterima yaitu Financial Leverage (DER) berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Debt To equity menggambarkan kemampuan perusahaan dengan modal sendiri untuk menjamin hutang yang dimiliki dan menunjukkan proporsi pembelanjaan perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham (modal sendiri) dan dibiayai dari pinjaman. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin besar pula proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dari hutang. Perusahaan dengan leverage tinggi memiliki resiko menderita kerugian besar. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitina sebelum yaitu Edy Suwito dan Herawaty (2005), Igan Budiasih (2006), Nani Nuraeni (2009), dan silviana (2010), namun tidak konsisten dengan hasil penelitian Prabayanti dan Yasa (2009), dan Rendy (2011). 3. Ukuran Perusahaan (Size) Berdasarkan hasil penggujian variabel ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba, variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,069 dengan signifikan (α) 0,05 dan memiliki koefisien regresi yang bernilai negatif sebesar -1,208 dengan begitu nilai probabilitas (0,069) > nilai signifikan (0,05). Hal ini berarti H3 ditolak yaitu ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tindakan perataan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa praktek perataan laba ditahun berjalan tidak
65
dipengaruhi oleh ukuran perusahaan ditahun sebelumnya. Tidak signifikannya variabel ini berarti tidak terdapat cukup bukti untuk mengatakan bahwa semakin tinggi ukuran prerusahaan ditahun sebelumnya berpengaruh terhadap semakin tingginya praktek perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan ditahun berjalan. Hal ini kemungkinan karena perusahaan yang semakin besar akan menjadi sorotan publik sehingga mereka cenderung untuk tidak melakukan perataan laba, selain itu transaksi pada perusahaan besar juga semakin kompleks sehingga praktek perataan laba semakin sulit untuk dilakukan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitina sebelum yaitu Edy Suwito dan Herawaty (2005), Aji dan Mita (2010), namun tidak konsisten dengan penelitian Silviana (2010). 4. Nilai Perusahaan Berdasarkan hasil penggujian variabel nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba, variabel nilai perusahaan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,446 dengan signifikan (α) 0,05 dan memiliki koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 2,311 dengan begitu nilai probabilitas (0,446) > nilai signifikan (0,05). Hal ini berarti H3 ditolak yaitu niali perusahaan berpengaruh negatif terhadap tindakan perataan laba. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi nilai yang dimiliki perusahaan maka perusahaan tersebut akan cenderung untuk melakukan perataan laba, karena laba dan risiko saham dari perusahaan
66
akan semakin mendukung. Dan variabilitas yang minim itulah yang berusaha dipertahankan oleh perusahaan agar dapat disukai oleh investor luar agar nilai pasar perusahaan akan tatap tinggi dan perusahaan akan mudah menarik sumber daya ke dalam perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten tidak konsisten dengan penelitian Aji dan Mita (2010).