52
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tujuan pustaka yang di jelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudharabah pada bank syariah. A. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah di Bank BNI Syariah 1. Sumber Daya Perhitungan Untuk keperluan perhitungan pembagian haasil bank syariah memiliki data-data sebagai berikut: Tabel 4.1 Sumber Dana Produk Sumber dana Wadiah Tabungan Wadiah Giro Wadiah Sub total sumber dana prinsip wadiah
Saldo rata-rata Harian 30,000,000,000 40,000,000,000 70,000,000,000
53
a. Sumber Dana Produk Dana dan Mudharabah Tabungan mudharabah Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah 1 bulan Deposito Mudharabah 2 bulan Deposito Mudharabah 3 bulan Deposito Mudharabah 4 bulan Sub Total Prinsip Mudharabah Sumber Bank BNI Syariah
Saldo Rata-Rata Harian 30.000.000 20.000.000 10.000.000 15.000.000 5.000.000 80.000.000
b. Penyalur dana dan Pendapatan yang nyata-nyata diterima Tabel 4,2 Data Pengelola Dana dan Pendapatan Produk Penyaluran Dana Saldo RataRata Prinsip bagi halis Investasi Mudharabah 30.000.000 Investasi Musyarakah 20.000.000 Sub total 50.000.000 Prinsip jual beli Murabahah 50.000.000 Salam dan salam pararel 40.000.000 Istisna dan Istisna Prl 20.000.000 Sub Total 110.000.000 Prinsip Ujroh Ijrah dan IMB 20.000.000 Sub Total 20.000.000 Prinsip Syariah Lainya Sertifikat IMA 15.000.000 Sertifikat Wadiah BI 25.000.000 Sub total 40.000.000 TOTAL 200.000.000
Sumber Bank BNI Syariah
Pendapatan Cash Basis Cash Baasis
Akrual
Total
200.000 200.000 400.000
50.000 0 50.000
250.000 200.000 450.000
450.000 100.000 50.000 600.000
(100.000) 50.000 0 150.000
350.000 150.000 50.000 750.000
200.000 200.000
50.000 50.000
250.000 250.000
200.000 100.000 300.000 1.500.000
0 0 0 250.000
200.000 100.000 300.000 1.750.000
54
Catatan; 1. Dari total pendapatan sebesar Rp. 1.750.000,- terdiri dari pendapatan akrual sebesar Rp. 250.000,- dan Rp. 1.750.000,- merupakan cash basis. 2. Jumlah riil infestasi (bagi hasil) adalah 30 hari.
2. Perhitungan Pembagian Hasil Usaha a. Sumber daya prinsip wadiah diikut sertakan dalam perhitungan (wadiah dan mudharabah) 1. PERHITUNGAN PROFIT DISTRIBUTION Tabel 4.3 Perhitungan Pembagian Hasil Usaha
Jenis Simpanan
Saldo RataRata Harian
Pendapatan
Porsi Penyimpanan Dana
Prinsip Wadiah
70.000.000
525.000
0
Pend. D (B X C) 0
Tab. Mudharabah
30.000.000
225.000
45
101.250
4,10625
55
525.000
Dep. Mudharabah 1 bulun Rp 3 bulun Rp 6 bulun Rp 12 bulun Rp
20.000.000 10.000.000 15.000.000 5.000.000
150.000 75.000 112.000 37.500
65 66 66 66
97.500 49.500 74.250 23.625
5,93125 6,0225 6,0225 5,74875
35 34 34 34
52.500 25.500 38.250 13.875
TOTAL
80.000.000
600.000
A
B
Nisbah C
Porsi Bank
346.125
Sumber : Bank bni Syariah Perhitungan dalam table dapat di jelaskan sebagai berikut;
Rtu. %
Nisbsh E 0
0
Pend. F (B X E) 525.000
778.875
55
1. Yang membedakan dengan perhitungan pembagian hasil usaha khusus sumber dana mudharabah adalah hanya besarnya pendapatan yang akan di bagikan yaitu;
2. Perhitungan kelompok dana dengan perinsip wadiah dilakukan dengan rumus
Hasil yang di peroleh dari pengelola dana dengan prinsip wadiah merupakan pendapatan seluruhnya milik bank syariah sebagai pihak penerima titipan. Tujuan wadiah di ikut sertakan dalam perhitungan pembagian hasil usaha adalah untuk mengetahui pendapatan yang di peroleh dari pengelola dana tersebut. Jika bank syariah memberikan bonus kepada penitip dana wadiah di harapkan secara keseluruhan tidak lebih dari Rp. 525.000,-. Jika bank syariah memberikan bonus kepada penitip wadiah melebihi Rp. 525.000,- berarti ada
56
pendapatan lain yang di alokasikan oleh untuk bonus sehingga pada akhirnya akan mengurangi keuntungan bank syariah. 2. PERHITUNGAN PROFIT DISTRIBUTION a. Sumber dana prinsip wadiah tidak di ikut sertakan dalam perhitungan (wadiah dan mudharabah) Tabel 4.4 Penbagian Hasil Usaha (Dana Mudharabah)
Jenis Simpanan
Saldo RataRata Harian
Pendapatan
Porsi Penyimpanan Dana
Prinsip Wadiah
70.000.000
525.000
0
Pend. D (B X C) 0
Tab. Mudharabah
30.000.000
225.000
45
101.250
4,10625
55
525.000
Dep. Mudharabah 1 bulun Rp 3 bulun Rp 6 bulun Rp 12 bulun Rp
20.000.000 10.000.000 15.000.000 5.000.000
150.000 75.000 112.000 37.500
65 66 66 66
97.500 49.500 74.250 23.625
5,93125 6,0225 6,0225 5,74875
35 34 34 34
52.500 25.500 38.250 13.875
TOTAL
80.000.000
600.000
A
B
Nisbah C
Porsi Bank
Rtu. %
Nisbsh E 0
0
Pend. F (B X E) 525.000
346.125
Dari perhitungan table profit distribusi tersebut di atas dapat di jelaskan sebagai berikut;
778.875
57
1. Menentukan besarnya porsi pendapatan yang akan di bagikan antara pemilik dana (nasabah) yang menggunakan prinsip mudharabah dengan bank syariah sebagai pengelola dana (total-B) adalah sebagai berikut.
2. Perhitungan kelompok dana (kelompok tabungan mudharabah, kelompok deposito mudharabah) a. Misi kelompok dana tabungan mudharabah – kolom B 1
b. Misal kelompok dana deposito mudharabah satu bulan – kolom B2
3. Porsi pendapatan untuk sekelompok pemilik dana - kolom D Rumusnya adalah : B x C a. Misalnya tabungan mudharabah - kolom D1 (B-1) x (C-1) = 225.000 x 0, 45 = 101.250 b. Misalnya-deposito mudharabah jangka waktu satu bulan - kolom D2 (B-2) x (C-1) = 150.000 x 0,65 = 97.500
58
4. Persi pendapatan untuk pengelola dana (mudharabah) - kolom F Rumusnya: B x E a. Misalnya untuk tabungan mudharabah - kolom F (B-1) x (E-1) = 225.000 x 0,55 = 123.750 b. Misalnya untuk deposito mudharabah jangka waktu satu bulan - kolom F2 (B-2) x (E-2) = 150.000 x 0,35 = 53.500 5. Perhitungan return bagi hasil: Perhitungan return yang tercantum dalam tabel di atas adalah return untuk masing-masing produk, tujuanya untuk memberikan gambaran hasil yang di peroleh dari masing-masing produk di samping untuk kepentingan pelaporan ke Bank Indonesia untuk keperluan metode perkembangan bank syariah. Banyak cara menghitung return bagi hasil seperti misalnya. a. Perhitungan indikasi rate produk (hanya untuk kepentingan intern bank) Perhitungan indikasi rate ini hanya diperhitungkan untuk kepentingan intern bank, yaitu untuk kepentingan pembagian hasil yang di lakukan oleh komputer atau kepentingan laporan ke Bank Indonesia (selama belum menggunakan format Laporan Bulanan Bank Umum Syariah) dan indikasi rate ini tidak perlu di umumkan atau di sampaikan kepada nasabah. Perhitungan indikasi rate masing-masing produk dengan rumus sebagai berikut;
59
b. Perhitungan pembagian hasil usaha mempergunakan Return Total Pendapatan Yang Dibagikan. Cara lain perhitungan pembagian hasil usaha adalah dengan menentukan return total dari pendapatan yang dibagi hasilkan dibandingkan dengan sumber dana yang merupakan modal untuk memperoleh hasil usaha tersebut. Dengan return pendapatan yang akan dibagi dengan nisbah tertentu akan diperoleh pula return produk masingmasing. 1. Rumus Return (Indikasi Rate) Pendapatan Total: Perhitungan indikasi rate lain masing-masing produk atar pendapatan total (sebelum dibagi shahibul maal dan mudharib) dilakukan dengan rumus sebagai berikut; 2. Contoh perhitungan return pendapatan yang dibagi Dari data-data contoh di atas diketahui bahwa a. Saldo rata-rata sumber dana (mudharabah) sebesar Rp. 80.000.000 b. Pendapatan yang dibagikan (lihat perhitungan) sebesar Rp. 600 c. Hari Bagi Hasil bulan yang besangkutan 30 hari
60
Maka perhitungan indikasi rate untuk kelompok tabungan mudharabah adalah sebagai berikut;
Perhitungan tersebut besarnya sama untuk masing-masing produk, misalnya tabungan mudharabah dimana: a. Saldo rata-rata simpanan (tabungan) mudharabah sebesar Rp. 30.000.000 b. Pendapatan yang akan dibagikan (untuk produk simpanan) sebesar Rp. 225.000 c. Hari Bagi Hasil bulan yang besangkutan selama 30 hari Maka return tabungan mudharabah sebelum dibagi (pendapatan total) adalah sebagai berikut:
Jika nisbah umum untuk tabungan mudharabah adalah 45% untuk nasabah sebagai pemilik danadan 55% untuk Bank Syariah sebagai mudharib, maka return produk untuk pemilik dana adalah sebagai berikut 45% x 9,125 = 4,10625 Perhitungan ini sama dengan perhitungan apabila mempergunakan table. Dari perhitungan tersebut diatas jelas adanya perbedaan prosentase bunga dengan rosentase bagi hasil. Prosentase bunga besarnya ditetapkan di depan, sedangkan prosentase merupakan hasil akhir proses perhitungan.
61
Prosentase return tabungan mudharabah sebesar 4,10625% sebagai hasil perhitungan dari pendapatan milik sekelompok penabung mudharabah sebesar Rp. 101.250 ( D-1). Pendapatan tersebut merupakam bagian dari pendapatan produk tabungan mudharabah sebelum dibagi sebesar Rp. 225.000 (B-1). Pemdapatan produk sebesar Rp. 225.000 merupakan bagian dari total pendapatan yang akan dibagi antara bank dan seluruh nasabah (tot-1) sebesar Rp. 600.000. Pendapatan yang akan dibagi tersebut merupakan pendapatan nyata-nyata di terima (cash basis) dan ini di pengaruhi oleh pembayaran angsuran yang di terima. Catatan : Jika dalam pembiayaan mudharabah ternyata mengalami kerugian, maka kedua belah pihak akan berbagi rugi. Pembagian rugi dilakukan setelah diketahui, dari mana sumber kerugia metodean tersebut timbul. Jika diakibatkan karena risiko bisnis, maka kerugian atas modal ditanggung oleh pemilik modal. Sementara nasabah menderita kerigian dalam hal tenaga, waktu dan biaya. Jika kerugian diakibatkan karena risiko karakter nasabah maka nasabah yang menanggung kerugiannya. Pada karakteristik mudharabah menurut PSAK 105 pengakuan laba rugi sesuai dengan BNI Syariah yang menggunakan methode revenue sharing, yang di ketahui berdasarkan laba rugi dari pengelola dana yang diterima oleh bank secara barkala sesuai kesepakatan.
62
B. Perhitungan Bagi Hasil Untuk Individu Rekening Tabungan mudharabah Contoh kasus pada Bank BNI Syariah Kasus Pertama Tabungan mudharabah H. Amirullah dalam bulan Juli 2008 memiliki saldo rata-rata harian sebesar Rp. 10.000.000. Dalam akad pembukaan rekening tabungan mudharabah disepakati pembagian hasil usaha nisbah 45 untuk H. Amirullah dan 55 untuk Bank Syariah. 1) Perhitungan bagi hasil dengan mempergunakan prosentse return psoduk (catatan : sesuai perhitungan pembagian hasil usaha dalam tabel profit distribution di atas, seturn tabumgan mudharabah sebesar 4,10625%pa) Perhitungan bagi hasil yang di bayarkan kepada nasabah investasi mudharabah digunakan rumus
a. Jika pemilik dana memperoleh bagi hasil dengan nisbah yang sama dengan nisbah pada tabel pembagian hasil usaha (45% untuk penabung dan 55% unttk Bank Syariah) Perhitungan bagi hasil yang di peroleh H. Amirullah adalah sebagai berikut:
Catatan; Ada bank syariah mempergunakan;
63
Rumus ini hanya dapat di pergunakan jika seluruh indikatornya sama, seperti misalnya lama investasi, nisbah nasabah dan sebagai berikut. Jika ada indikator besbeda akan menghasilkan berbeda. b. Jika pemilik dana memperoleh bagi hasil dengan nisbah khusus (special nisbah) dan berbeda dengan nisbah dalam tabel profit distribution (Nisbah untuk H. Amirullah 80 dan untuk bank syariah 20) Perhitungan bagi hasil yang diperoleh H. Amirullah adalah sebagai berikut: a. Hasil nisbah normal
b. Hasil nisbah tambahan
Total bagi hasil
= 60.000
2) Perhitungan bagi hasil dengan menggunakan return total pendapatan sebelum dibagi (prosentase return total pendapatan) (catatan : sesuai perhitungan pembagian hasil usaha (profit distribution) di atas, return pendapatan sebelum dibagi / return total pendapatan adalah sebesar 9,125%)
64
Perhitungan bagi hasil yang di bayarkan kepada nasabah investasi mudharabah dilakukan dengan menggunakan rumus :
1. Investasi Mudharabah memiliki nisbah yang sama dengan nisbah dalam table (Nisbah untuk H. Amirullah 45 dan untuk Bank Syariah 55)
2. Investasi Mudharabah memiliki nisbah yang berbeda / special nisbah (Nisbah untuk H. Amirullah 80 dan untuk bank syriah 20)
Kasus Kedua Pada tanggal 1 agustus 2009, BNI Syariah
memberikan pembiayaan
prodktif untuk proyek PT. Bumi Damai, yang akan di gunakan untuk tambahan pembiayaan modal kerja untuk proyek konstruksi. Kesepakatan pembiayaan musyarakah bersifat permanen. PT. Bumi Damai mengajukan pembiayan sebesar Rp 6 Miliyar, tetapi pembiayaan yang di cairkan oleh BNI Syariah sebesar Rp 1,5 Miliyar. Modal PT. Bumi Damai dari proyeksi pembayaran sebesar Rp 7.832.715.000. nisbah bagi hasil untuk BNI Syariah : mudharib yaitu 0,353% : 99,647% dari pendapatan proyeksi PT. Bumi Damai yang sebesar Rp 21.281.100.000, dikarnakan BNI Syariah menggunakan prinsip bagi hasil dengan
65
sistim revenue sharing, maka bagi hasil dihitung dari pendapatan proyeksi mudharib. Jangka waktu pembiayaan selama 4 bulan sejak akad ditanda tangani, dengan pembayaran bagi hasil setiap. Dan pengembalian pokok pengembalian pada saat jatuh tempo. Bagi hasil yang diterima oleh bank syariah dengan nisbah dari revenue sharing yang disepakati sebagai berikut : 1. Nisbah untuk BNI Syariah : 0,353% di dapat dari :
Keterangan : PP = Pokok Pembiayaan R = Expected Return Diketahui : a. Expendted return yang yang ditetapkan dalam perhitungan nisbah terlebih dahulu di konversi ke dalam rate efektif (berdasarkan perhitungan tabel konversi / minimal ekuivalint rate ) adalah 15% b. Pokok pembiayaan proyek : Rp 1.500.000.000 c. Pendapatan proyek : Rp 21.281.000.000 d. Jangka waktu 4 bulan Bagi hasil setahun = 15% x Rp 1.500.000.000 = Rp 225.000.000/tahun
Bagi hasil selama 4 bulan = Rp 18.750.000 x 4 bulan = Rp 75.000.000
66
Jadi, jika dimasukkan ke dalam rumus :
= 0,353% Sedangkan nisbah untuk madharib = 100% - 0,353% = 99,647% Jadi nisbah intuk BNI Syariah : Mudharib = 0,353% : 99,647%
Perhitungan nisbah pada Bank BNI Syariah adalah di dasarkan pada tabel konversi bunga flat yang menunjukan minimal ekuivalent rate (nisbah minimal) untuk BNI Syariah, yang berdasarkan jangka waktu pembiayaan yang diberikan oleh bank, untuk PT. Bumi Damai flat pertahun untuk jangka waktu satu tahun adalah 8% dan 8,5% adalah 2. Modal proyek PT. Bumi Damai : Proyek pembayaran (65% x Rp 21.281.100.000) Rp 13.832.715.000 Dikurangi : plafond
(Rp 6.000.000.000)
Maka dari itu, pendapatan bagi hasil yang di terima BNI Syariah sebagai berikut: Bagi hasil untuk : BNI Syariah
: 0,353% x Rp 21.281.100.000 = Rp
77.122.283
Mudharib
: 99,647% x Rp 21.281.100.000 = Rp 21. 205. 977.720
67
Di karnakan BNI Syariah mempergunakan sistem revenue sharing untuk bagi hasil, maka dapat dilihat dari skedul pembayaran PT. Bumi Damai untuk mengetahui pendapatan proyek. Dapat diketahui pendapatan proyek PT. Bumi Damai sebesar Rp 21.281.000.000 dan modal dari PT. Bumi Damai sebesar Rp 7.832.715.000 dari proyeksi pembayaran. Pendapatan proyek tersebut sebagai dasar untuk menghitung bagi hasil. Pendapatan Proyek PT. Bumi Damai dapat dilihat di tabel sebagai berikut :
C. Hasil Pembahasan 1. Pendapatan total bank syariah sebanyak Rp 1.750.000 dipisahkan untuk sebesar Rp. 250.000 (pendapatan akrual tidak di perkenankan untuk di bagi kepada pemilik dana mudharabah). Dengan adanya pendapatan akrual sebesar 14,19% menunjukan adanya pendapatan yang hanya dalam pengakuan saja, antara lain dari akibat angsuran pembiayaan telah jatuh tempo tetapi nasabah belum melakukan pemaayaran. Semakin besar prosentase ini semakin besar pendapatan yang belum di terima. 2. Pendapatan sumber dana pihak ketiga di pisahkan pendapatan sumber dana mudharabah sebesar Rp. 600.000 dan sumber dana wadiah sebesar Rp. 525000, pendapatan wadiah sebesar Rp. 525000 atau 33% pendapatan dana pihak ketiga cash basis ini sepenuhnya milik bank syariah. Semakin besar pendapatan wadiah di banding dengan pendapatan mudharabah menujukan bank syariah
68
semakin kecil dalam melakukan transaksi yang dengan prinsip bagi hasil yang merupakan keunikan bank syariah. 3. Pendapatan mudharabah ini merupakan pendapatan milik bersama antara dan syariah dengan pengela dana dan pemodal mudharabah sebagai pemilik dana. 4. Pendapatan dari masing-masing produk tersebut jg milik bersama antara bank syariah dan pemodal mudharabah. oleh karna itu pembagian bagi hasil sesuai kesepakatan pada awal akad.
D. Penerapan pembaiayaan mudharabah metode bagi hasil revenue sharing pada PT. BNI Syariah Berikutr ini merupakan contoh kasus pembiayaan mudharabah pada PT. Textil adalah sebagai berikut: pada tanggal 15 januari 2009 Bank menyetujui pembiayaan mudharabah kepada Bakri seorang pengusaha Texti di kota pekalongan dengan data sebagai berikut: Plafond
= Rp. 500.000.000
Jangka waktu
= 2 tahun
Nisbah
= 30% untuk Bank 70% untuk Bakri
Penyerahan modal mudharabah adalah sebagai berikut: a. Pada tanggal 25 januari 2009 bank memberikan uang tunai kapada Bakri sebesar Rp. 80.000.000
69
b. Pada tanggal 27 januari 2009 bank menyerahkan 20 buah mesin taman dengan nilai pasar sebesar Rp. 220.00.000 (harga beli Rp. 250.000.000) c. Pada tanggal 28 januari 2009 bank menyerahkan 22 mesin pewarna dengan nilai pasar Rp. 200.00.000 (harga beli Rp. 176.000.000)
Jurnal kasus pembayaran mudharabah adalah sebagai berikut: a. Tanggal 15 januari saat pembayaran mudharabah disetujui Kontra Komitnen Investasi Mudharabah Kewajiban Komitnen Investasi Mudharabah
Rp. 500.000.000 Rp. 500.000.000
b. Tanggal 25 januari dilakukan penyerahan modal dalam bentuk uang tunai, sebesar Rp. 80.000.000 Pembiayaan mudharabah Rekening nasabah
Rp. 80.000.000 Rp. 80.000.000
c. Tanggal 27 januari dilakukan penyerahan 20 mesin tenun kepada Bakri sebagai mudharib, dengan nilai pasar sebesar Rp. 220.000.000 (nilai tercatat Rp. 250.000.000) Pembayaran Mudharabah
Rp. 220.000.000
Kerugian Mudharabah
Rp. 30.000.000
Persediaan Aset Mudharabah
Rp. 250.000.000
d. Tanggal 28 januari dilakukan penyerahan 20 buah mesin pewarna kepada bakri dengan nilai pasar Rp. 200.00.000, (nilai tercatat Rp 176.000.000) Pembiayaan mudharabah
Rp. 200.000.000
70
Keuntengan Tangguhan Mudharabah
Rp. 24.000.000
Persediaan Aset Mudharabah
Rp. 176.00.000
Akuntansi keuntungan mudharabah perbulan mulai tanggal 28 februari adalah: Amortisasi = Rp. 24.000.000 : 24 bulan = Rp. 1.000.000 perbulan Jurnalnya: Keuntungan Mudharabah Tangguhan Keuntungan Peyerahan Aset Mudharabah
Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
e. Tanggal 25 Februari atas pengelolaan investasi mudharabah diperoleh hasil usaha dari jumlah laba bruto sebesar Rp. 10.000.000 maka diterima bagi hasil dari Bakri yang menjadi hak bank sabesar Rp. 3.000.000 (30% X 10.000.0000) yang di bayar tunai Kas/Rekening Nasabah Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah
Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000
f. Bakri sesuain kesepakatan, membayar pembiayaan mudharabah sebesar Rp. 500.000.000 Rekening Nisbah Penbiayaan mudharabah
Rp. 500.000.000 Rp. 500.000.000
Sesuai kesepakatan Bakri yang telah yang telah mengembalikan semua modal milik bank, dan bank menerima pengembalian modalnya dari Bakri maka selanjutnya usaha menjadi milik Bakri sepenuhnya.
71
g. Penyajian Laporan Keuangan NERACA Per 28 Januari 2009 Aset: Pembiayaan mudharabah Penyisihan Kerugian
Rp. 500.000.000 0-
Rp.500.000.000
h. Mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah di dalam catatan atas laporan keuangan yaitu: 1. Modal yang harus diserahkan kepada mudharib sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Modal dapat diberikan kepada bentuk kas maupun non-kas 2. Sesiai prinsip mudharabah adalah apabila mendapatkan hasil usaha maka pembagian hasil usaha antara madhrib dan shahibul maal dilakukan sesuai dengan nisbah yang telah di sepakatidari awal. 3. Pengembalian modal oleh madhrib di lakukan sesuai kesepakatan.
E. Kesesuaian Penerapan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah dengan PSAK 105 pada tahun 2007 Berdasarkan pencatatan yang dilakukan bank atas kasus di atas berikut analisis tentang kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK No 105):
72
1. Pencatatan Pengakuan dan Pengukuran a. Bank mencatat penyerahan modal dalam bentuk uang tunai (kas) sebagai pembiayaan mudahabah kepada pemilik dana (di debet) dan diakui sebagai rekening nasabah (di kredit) dan diakui sebagai rekening nasabah . hal ini telah sesuai dengan PSSAK 105 bagian yang menyebutkan bagian yang menyebutkan bahwa pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah kas yang telah dibayarkan. b. Bank mencatat penyerahan investesi mudharabah dalam bentuk aset non-kas dalam hal ini nilai pasar lebih mudah dari nilai tercatat maka pembiayaan mudharabah kepada pemilik dana (di debit), kerugian kenyerahan aktiva (di dedit) dan di akui sebagai penyerahan aktiva (di kredit). Sedangkan jika penyerahan investasi mudharabah dalam bentuk aset non-kas dalam hal ini pasar atau wajar lebih tinggi tercatat maka pembiayaan mudharabah (di debit), persediaan aset mudharabah (di debit), dan di akui keuntungan mudharabah tangguhan (di kredit) kemudian keuntungan mudharabah tangguhan di amortisasi sesuai jangka waktu aset mudharabah. c. Bank ketika mencatat penerimaan bagi hasil maka pembagiannya disesuaikan dengan nisbah yang telah disepakati antara kedua belah pihak yaitu bank (pemilik modal) dan Bakri (pengelola dana). Pada saat pengelola dana membayar bagi hasil kepada bank maka dicatat sebagai kas atau rekening nasabah (didebit) pembagian hasil mudharabah (dikredit). Pencatatan yang dilakukan bank telah sesuai dengan PSAK 105 yang
73
dinyatakan bahwa pengakuan hasil usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdarsarkan laporan bagi hasil atas realisasi peghasilan dari pengelola dana. 2. Penyajian Penyajian yang dilakukan oleh bank terdapat dalam neraca disisi aset sebagai pembiayaan mudharabah sebesar Rp. 500.000.000. penyajian yang dilakukan bank telah sesuai dengan PSAK 105 yang berisikan tentang pemilik dana penyajian pembiayaan mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. 3. Pengungkapan Bank mengungkapkan yang terkait dengan transaksi mudharabah, yaitu modal dapat diberikan berupa kas maupun non-kas, pembiayaan hasil usaha harus sesuai dengan nisbah, pengembalian modal dilakukan sekaligus. Pengungkapan yang dilakukan bank telah sesuai dengan PSAK No. 105 yang berisikan pemilik dana mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas: a. Isi kesepakatan utama usaha mudaharah, seperti porsi dana, pembagian hasil, dan lain-lain. b. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya.
Dalam hal ini, Bank BNI Syariah mempergunakan prinsip bagi hasi (revenue sharing) sebagai mana telah dijelaskan oleh PSAK No. 105 paragraf 11, yang
74
menerangkan bahwa dalam pembagian hasil mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil (revenue sharing). Jika berdasarkan prinsip bagi hasi, maka dasar pembagia hasil usaha adalah laba bruto (revenue sharing / gross profit) bukan total bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan dalam bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelola modal mudharabah