BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II , maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk. 1. Penerapan Akuntansi dan Perhitungan Akad Jual-Beli untuk pembiayaan istishna pada PT Bank Muamalat Indonesia. Istishna adalah akad jual-beli antara pembeli ( al-mustashni) dan as-shani (produsenyang juga sebagai pembeli). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan (al-mashnu) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan penjualnya.dalam pelaksanaan jual-beli ini menerapkan sistem syariah dengan akad istishna. Dalam Bank Muamalat Indonesia hanya melayani istishna paralel untuk bangunan,kantor,perumahan,dan sejenisnya. Berikut beberapa mekanisme akad istishna: a. akad kedua antara entitas pembeli (bank syariah) dan penjual (sub kontraktor) terpisah dengan akad pertama yaitu penjual (bank syariah) dengan pembeli akhir (nasabah). b. akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
44
45
Selain mekanisme yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak maka syarat untuk menjalankan akad istishna ini juga harus dilakukannya: Rukun transaksi istishna’ meliputi : 1. Transaktor , yakni pembeli ( mushtashni’) dan penjual ( shani’) 2. Objek akad meliputi barang dan harga barang istishna’ 3. Ijab dan Kabul yang menunjukkan pernyataan kehendak jual beli istishna’ kedua belah pihak Selain itu terdapat Ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Istishna 1. Ketentuan tentang Pembayaran : a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang,barang,atau manfaatnya. b. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan. c. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang. 2. Ketentuan tentang Barang : a. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. b. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. c. Penyerahannya dilakukan kemudian d. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. e. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya. f. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.
46
3. Ketentuan Lain : a. Dalam hal pesanan jika sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat. b. Semua ketentuan dalam jual-beli salam yang tidak disebutkan diatas berlaku pula pada jual beli istishna. c. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaian dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Tabel 4.1 Jurnal istishna paralel metode persentase penyelesaian Keterangan Pada saat mencatat mencatat biaya praakad Pada saat mengakui biaya praakad sebagai biaya aset istishna karena akad telah disepakati oleh kedua belah pihak Pada saat mencatat penagihan dari kontraktor Pda saat mencatat Pembayaran utang istishna kepada kontraktor Pada saat mencatat tagihan kepada pembeli akhir Padasaat mencatat penerimaan kas atas tagihan termin Pada saat mencatat pengakuan pendapatan
Debet Biaya praakad tangguhan
Kredit Kas
Aset istishna dalam penyelesaian
Biaya praakad tangguhan
Aset istishna dalam penyelesaian Utang istishna-kontraktor
Utang istishna-kontraktor Kas
Piutang istishna - nasabah Termin istishna
Kas
Piutang istishna
Harga pokok istishna dan aset istishna dalam
Pendapatan istishna
47
sesuai dengan % penyelesaian penyelesaian Pada saat mencatat Aset istishna penerimaan aset istishna dari kontraktor Pada saat mencatat Termin istishna penyerahan aset istishna kepada pembeli akhir Nara Sumber (Slamet : 2005)
Aset istishna dalam penyelesaian Aset istishna dan aset istishna dalam penyelesaian
Tabel 4.2 Jurnal Istishna Paralel metode kontrak selesai Keterangan Debet Kredit Pada saat mencatat Biaya praakad tangguhan Kas mencatat biaya praakad Pada saat mengakui biaya Aset istishna dalam Biaya praakad tangguhan praakad sebagai biaya penyelesaian aset istishna karena akad telah disepakati oleh kedua belah pihak Pada saat mencatat Aset istishna dalam Utang istishna-kontraktor penagihan dari kontraktor penyelesaian Pda saat mencatat Utang istishna-kontraktor Kas Pembayaran utang istishna kepada kontraktor Pada saat mencatat Piutang istishna - nasabah Termin istishna tagihan kepada pembeli akhir Padasaat mencatat Kas Piutang istishna penerimaan kas atas tagihan termin Pada saat mencatat Aset istishna Aset istishna dalam penerimaan aset istishna penyelesaian dari kontraktor Pada saat mencatat Termin istishna Aset istishna dan aset penyerahan aset istishna istishna dalam kepada pembeli akhir penyelesaian Nara Sumber (Slamet : 2005)
48
B. Pembahasan Penerapan Akuntansi Pembiayaan Istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1.
Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Istishna Pencatatan akuntansi pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada pihak bank sebagai penjual (shani) : Tuan Wibowo akan membangun pelabuhan. Sehubungan dengan meningkatnya penggunaan pelabuhan tersebut, Tuan Wibowo mengajukan permohonan untuk melakukan pembangunan pelabuhan dan disepakati oleh Bank Muamalat Indonesia Tbk, setelah akad pertama telah disepakati, kemudian Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan akad yang kedua yaitu (Istishna Paralel) dengan unit jasa keuangan syariah (UJKS) tijarah yang merupakan unit usaha syariah (UUS) yang berfokus pada pembiayaan konstruksi khususnya dalam hal perumahan, bangunan, sekolah,perkantoran dan sejenisnya. Pada kasus ini (UJKS) tijarah telah menyepakati akad kedua yaitu akad istishna paralel dengan Bank Muamalat Indonesia dengan data-data dan spesifikasi sebagai berikut :
49
Data Nasabah dan Spesifikasi proyek/Barang/Jasa (mashnu) Nama Nasabah
: PT.SUKA-SUKA
Jenis Pembiayaan
: Jual-Beli Istishna untuk pembangunan pelabuhan
Nama Barang
: Pembangunan Pelabuhan
Kegunaan
: Sebagai pelabuhan khusus di Muara Sungai Way Sekampung, Desa Labuhan Ratu, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur.
Luas Pelabuhan
: 450.000 m³ jalan dan 200m³ kantor lapangan
Spesifikasi
: 1,750m X 15m, khusus jalan,sheet pile/brojong, kantor lapangan,conveyor,dolfin,tugboat.
Plafond
: Rp 78.000.000.000
Biaya Administrasi
: Rp 500.000.000
Jangka Waktu
: 3 tahun
Penagihan
: Tanggal 1 setiap awal tahun
Pembayaran
: Tanggal 15 setiap awal tahun
Pengikatan
: Notariil
50
2.
Pencatatan dan Penjurnalan Akuntansi Pembiayaan Istishna Dari transaksi diatas, maka pencatatanya adalah sebagai berikut : a. Pada saat Bank mencatat biaya sebelum akad Jurnal Saat Bank Mencatat Biaya Sebelum Akad Beban Praakad yang ditangguhkan
Rp 500.000.000
Kas
Rp 500.000.000
b. Penandatanganan kontrak pembiayaan istishna antara pihak bank dan nasabah. Nasabah dikenakan biaya sebesar Rp 500.000.000 Jurnal Saat Bank Mencatat Biaya Setelah Akad Biaya Istishna
Rp 500.000.000
Biaya Praakad yang ditangguhkan
Rp 500.000.000
c. Saat Bank Syariah menerima tagihan dari kontraktor sesuai informasi sebelumnya, harga yang disepakati antara bank dan kontraktor sebesar Rp 65.000.000.000. Pada tahun pertama UJKS Tijarah mengeluarkan tagihan kepada Bank Muamalat sebesar 50%, tahun kedua 30%, dan tahun ketiga 20%. Berdasarkan informasi tersebut maka perhitungan adalah : Aset Istishna dalam penyelesaian Hutang Istishna (kontraktor) 1 Januari 2010
Rp 32.500.000.000 Rp 32.500.000.000
51
Aset Istishna dalam penyelesaian
Rp 19.500.000.000
Hutang Istishna (kontraktor)
Rp 19.500.000.000
1 Januari 2011 Aset Istishna dalam penyelesaian
Rp 13.000.000.000
Hutang Istishna (kontraktor)
Rp 13.000.000.000
1 Januari 2012 d. saat Bank Muamalat membayar utang kepada kontraktor Jurnal Pembayaran Utang Istishna Hutang Istishna (kontraktor) Kas
Rp 32.500.000.000 Rp 32.500.000.000
15 Januari 2010 Hutang Istishna (kontraktor) Kas
Rp 19.500.000.000 Rp 19.5000.000.000
15 Januari 2011 Hutang Istishna (kontraktor) Kas
Rp 13.000.000.000 Rp 13.000.000.000
15 Januari 2012
e. Pada saat Bank Muamalat Indonesia mencatat tagihan kepada pembeli. Jurnal Penagihan Kepada Pembeli Piutang Istishna (Tuan Wibowo) Termin Istishna 1 Januari 2010
Rp 39.000.000.000 Rp 39.000.000.000
52
Piutang Istishna (Tuan Wibowo) Termin Istishna
Rp 23.400.000.000 Rp 23.400.000.000
1 Januari 2011 Piutang Istishna (Tuan Wibowo) Termin Istishna
Rp 15.600.000.000 Rp 15.600.000.000
1 Januari 2012
f. Pada saat Bank Muamalat menerima tagihan Pembeli Jurnal Penerimaan Kas Atas Tagihan Termin Kas
Rp 39.000.000.000 Piutang Istihna
Rp 39.000.000.000
15 Januari 2010 Kas
Rp 23.400.000.000 Piutang Istishna
Rp 23.400.000.000
15 Januari 2011 Kas
Rp 15.600.000.000 Piutaang Istishna
Rp 15.600.000.000
15 Januari 2012 g. Pada saat Pencatatan Pengakuan Pendapatan sesuai dengan metode persentase penilaian.
53
Jurnal Pendapatan Istishna Biaya Perolehan Istishna (HPP)
Rp 32.500.000.000
Aset Istishna dalam penyelesaian
Rp 6.500.000.000
Pendapatan Istishna Keterangan
Rp. 39.000.000.000
: tahun pertama 50% penyelesaiannya : Rp 65.000.000.000 X 50% = Rp 32.500.000.000 : Rp 78.000.000.000 X 50% = Rp 39.000.000.000 : Rp 39.000.000.000 – Rp 32.500.000.000 = Rp 6.500.000.000
Biaya Perolehan Istishna (HPP)
Rp 19.500.000.000
Aktiva Istishna dalam penyelsaian
Rp 3.900.000.000
Pendapatan Istihna
Keterangan
Rp 23.400.000.000
: tahun kedua 30% : Rp 65.000.000.000 X 30% = Rp 19.500.000.000 : Rp 78.000.000.000 X 30% = Rp 23.400.000.000 : Rp 23.400.000.000 – Rp 19.500.000.000 = Rp 3.900.000.000
Biaya Perolehan Istishna (HPP)
Rp 13.000.000.000
Aktiva Istishna dalam penyelesaian
Rp 2.600.000.000
Pendapatan Istishna
Rp 15.600.000.000
54
Keterangan
: tahun ketiga 20% : Rp 65.000.000.000 X 20% = Rp 13.000.000.000 : Rp 78.000.000.000 X 20% = Rp 15.600.000.000 : Rp 15.600.000.000 – Rp 13.000.000.000 = Rp 2.600.000.000
h. Pada saat Bank Muamalat menerima aset istishna dari kontraktor. Jurnal Penerimaan Aktiva Istishna Aset Istishna
Rp 65.000.000.000
Aset Istishna dalam penyelesaian
Rp 65.000.000.000
i. Pada saat Bank Muamalat menyerahkan Aset Istishna kepada Pembeli. Jurnal Penyerahan Aset Istishna kepada Pembeli Termin Istishna
Rp 78.000.000.000
Aset Istishna
Rp 65.500.000.000
Aset Istishna dalam penyelesaian Rp 12.500.000.000
BUKU BESAR Tabel 4.3 KAS NO
DEBET
KREDIT
a.
Rp 500.000.000
d.
Rp 32.500.000.000
d.
Rp 19.500.000.000
d.
Rp 13.000.000.000
55
f.
Rp 39.000.000.000
f.
Rp 23.400.000.000
f.
Rp 15.600.000.000 Jumlah
Rp 78.000.000.000
Rp 65.500.000.000 Rp 12.500.000.000
Kelebihan di debet Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.4 Beban Pra Akad yang Ditangguhkan NO a.
DEBET
KREDIT
Rp 500.000.000
a.
Rp 500.000.000 Jumlah
Rp 500.000.000
Rp 500.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.5 Biaya Istishna NO
DEBET
a.
Rp 500.000.000
Jumlah
Rp 500.000.000
Kelebihan di Debet
KREDIT
Rp 500.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.6 Aset Istishna dalam Penyelesaian NO
DEBET
c.
Rp 32.500.000.000
c.
Rp 19.500.000.000
c.
Rp 13.000.000.000
g.
Rp 6.500.000.000
g.
Rp 3.900.000.000
g.
Rp 2.600.000.000
KREDIT
56
j.
Rp 65.000.000.000
k.
Rp 12.500.000.000 Jumlah
Rp 78.000.000.000
Rp 78.000.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005)
Tabel 4.7 Utang istishna NO
DEBET
KREDIT
c.
Rp 32.500.000.000
c.
Rp 19.500.000.000
c.
Rp 13.000.000.000
d.
Rp 32.500.000.000
d.
Rp 19.500.000.000
d.
Rp 13.000.000.000 Jumlah
Rp 65.000.000.000
Rp 65.000.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.8 Harga Pokok Istishna NO
DEBET
g.
Rp 32.500.000.000
g.
Rp 19.500.000.000
g.
Rp 13.000.000.000 Jumlah
KREDIT
Rp 65.000.000.000
Kelebihan di Debet Nara Sumber (Slamet : 2005)
Rp 65.000.000.000
57
Tabel 4.9 Pendapatan Margin Istishna NO
DEBET
KREDIT
g.
Rp 39.000.000.000
g.
Rp 23.400.000.000
g.
Rp 15.600.000.000 Rp 78.000.000.000
Jumlah Kekurangan di Kredit
Rp 78.000.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.10 Piutang Istishna NO
DEBET
e.
Rp 39.000.000.000
e.
Rp 23.400.000.000
e.
Rp 15.600.000.000
KREDIT
f.
Rp 39.000.000.000
f.
Rp 23.400.000.000
f.
Rp 15.600.000.000 Jumlah
Rp 78.000.000.000
Rp 78.000.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.11 Termin Istishna NO
DEBET
KREDIT
e.
Rp 39.000.000.000
e.
Rp 23.400.000.000
e.
Rp 15.600.000.000
k.
Rp 78.000.000.000 Jumlah
Rp 78.000.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005)
Rp 78.000.000.000
58
Tabel 4.12 Aset Istishna NO j.
DEBET
KREDIT
Rp 65.000.000.000
k.
Rp 65.000.000.000 Jumlah
Rp 65.000.000.000
Rp 65.000.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.13 NERACA SALDO Kas
Rp 12.500.000.000
Biaya Istishna
Rp
HPP
Rp 65.000.000.000
500.000.000
Pendapatan Margin Istishna Jumlah
Rp 78.000.000.000 Rp 78.000.000.000
Rp 78.000.000.000
Nara Sumber (Slamet : 2005) Tabel 4.14 LAPORAN LABA/RUGI Pendapatan Margin Istishna
Rp. 78.000.000.000
HPP Istishna
(Rp 65.000.000.000)
Laba Kotor
Rp 13.000.000.000
Biaya Istishna
(Rp
Laba Bersih
Rp 12.500.000.000
500.000,000)
59
Tabel 4.15 NERACA AKHIR PERBANKAN SYARIAH NERACA Tanggal 31 Desember 2012 (dalam jutaan rupiah) NO
POS – POS ASET
1.
Kas
2.
Penempatan Pada BI
3.
4.
Rp. 12.938.053.000
a. Giro Wadiah
Rp. 1.344.424.000
b. SBS
Rp. 5.988.000.000
Penempatan Pada Bank Lain a. Rupiah
Rp. 114.175.000
PPAP -/-
(Rp. 5.474.000)
b. Valuta Asing
Rp. 269.751.000
PPAP -/-
(Rp. 294.000)
Surat Berharga yang Dimilikinya a. Rupiah i.
Dimilikinya Hingga Jatuh Tempo
ii.
Lainnya
PPAP -/b. Valuta Asing i.
Dimilikinya Hingga Jatuh Tempo
ii.
Lainnya
PPAP -/5.
Piutang Murabahah
Rp. 1.223.847.000
(Rp. 720.000)
60
a. Rupiah a.1 Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah
Rp. 26.275.000
2. Pendapatan Margin Murabahah yang
(Rp. 5.835.000)
Ditangguhkan -/a.2 Tidak Terkait Dengan Bank 1. Piutang Murabahah
Rp. 12.543.543.000
2. Pendapatan Margin Murabahah yang
(Rp. 2.983.513.000)
Ditangguhkan -/PPAP -/-
(Rp. 144.505.000)
b. Valuta Asing b.1 Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah 2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Ditangguhkan -/b.2 Tidak Terkait dengan Bank 1. Piutang Murabahah
Rp. 689.129.000
2. Pendapatan Margin Murabahah yang
(Rp. 72.918.000)
Ditangguhkan -/PPAP -/6.
(Rp. 9.314.000)
Piutang Salam PPAP -/-
7.
Piutang Istishna
Rp. 78.100.282.000
Pendapatan Margin Istishna yang Ditangguhkan (Rp. 78.024.348.000) -/PPAP -/-
(Rp. 941.000)
61
8.
9.
Piutang Qard
Rp. 1.955.293.000
PPAP -/-
(Rp. 21.683.000)
Pembiayaan a. Rupiah a.1 Terkait dengan Bank
Rp. 39.266.000
a.2 Tidak Terkait denga Bank
Rp. 9.094.435.000
PPAP -/-
(Rp. 227.097.000)
b. Valuta Asing b.1 Terkait dengan Bank b.2 Tidak Terkait dengan Bank PPAP -/10.
Persediaan
11.
Ijarah
Rp. 781.168.000 (Rp. 12.656.000)
a. Aktiva Ijarah
Rp. 441.683.000
b. Akumulasi Penyusutan / Amortisasi Aktiva
(Rp. 116.228.000)
Ijarah -/PPAP -/12.
Tagihan Lainnya
Rp. 65.554.000
PPAP -/-
(Rp. 1.537.000)
Penyertaan
Rp. 47.228.000
PPAP -/-
(Rp. 473.000)
14.
Aktiva Istishna dalam Penyelesaian
Rp. 78.000.000.000
15.
Termin Istishna -/-
(Rp. 78.000.000.000 )
16.
Pendapatan yang akan Diterima
Rp. 71.401.000
17.
Biaya Dibayar Dimuka
Rp. 98.316.000
18.
Uang Muka Dipajak
13.
62
19.
Aktiva Pajak Tangguhan
Rp. 64.304.000
20.
Aktiva Tetap dan Inventaris
Rp. 529.642.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan (Rp. 212.243.000) Inventaris -/21.
22.
Agunan yang diambil Alih
Rp. 312.774.000
PPAP -/-
(Rp. 77.397.000)
Aktiva Lain - lain
Rp 158.079.000
TOTAL ASET
Rp 44.979.506.000
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS 1.
Dana Simpanan Wadiah a. Giro Wadiah
Rp. 2.498.445.000
b. Tabungan Wadiah
Rp. 848.321.000
2.
Kewajiban Segera Lainnya
Rp. 98.407.000
3.
Kewajiban Pada Bank Lainnya a. FPJPS b. Lainnya
4.
Kewajiban Pada Bank Lainnya
Rp. 119.973.000
5.
Surat Berharga yang Diterbitkan
Rp. 358.792.000
6.
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah a.1 Terkait dengan Bank a.2 Tidak Terkait dengan Bank b. Valuta Asing b.1 Terkait dengan Bank b.2 Tidak Terkait dengan Bank
Rp. 326.146.000
63
7.
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi
Rp. 8.731.000
8.
Beban yang masih harus Dibayar
Rp. 65.716.000
9.
Tasksiran Pajak Penghasilan
Rp. 33.161.000
10.
Kewajiban Pajak Tangguhan
11.
Kewajiban Lainnya
12.
Pinjaman Subordinasi
Rp. 274.529.000
a. Rupiah a.1 Terkait dengan Bank a.2 Tidak Terkait dengan Bank b. Valuta Asing b.1 Terkait dengan Bank b.2 Tidak Terkait dengan Bank 13.
Rupa – rupa Pasiva
14.
Modal Pinjaman
15.
Hak Minoritas
16.
Dana Investasi Tidak Terkait (Mudharabah Muthlaqah) a. Tabungan Mudharabah
Rp. 6.154.742.000
b. Deposito Mudharabah
17.
b.1 Rupiah
Rp. 18.111.416.000
b.2 Valuta Asing
Rp. 1.513.726.000
Ekuitas a. Modal Disetor
Rp. 821.843.000
b. Agio (Disagio)
Rp. 513.731.000
c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal
64
f. Selisih Penilaian Aktiva Tetap g. Peningkatan (Penurunan) nilai Penyertaan
Rp. 61.187.000
pada Portofolio yang tersedia untuk Dijual h. Saldo Laba Rugi
Rp. 13.170.640.000
TOTAL LIABILITAS , DANA SYIRKAH Rp 44.979.506.000 TEMPORER , DAN EKUITAS Nara Sumber : PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk Pada pencatatan akuntansi diatas, PT Bank Muamalat Indonesia,Tbk mengaku pembiayaan istishna sebesar Rp 78.000.000.000,- sebagaimana diatur dalam PSAK 104 mengenai pembiayaan istishna. Bahwa dalam kasus tersebut PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk telah mengakui pendapatan pembiayaan istishna sebesar total harga komoditas yang disepakati dalam akad pertama antara Bank dengan Nasabah (pembeli) ,termasuk margin keuntungan. Margin Keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna . Pendapatan istishna dalam kasus diatas diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian seperti yang diperbolehkan pada PSAK 104 mengenai pembiayaan istishna. 3. Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Istishna dengan PSAK 104 Setelah memperhatikan bagaimana perlakuan akuntansi mengenai transaksi istishna yang ada di Bank Muamalat Indonesia, Tbk melalui contoh kasus diatas, penulis akan mencoba menganalisa apakah perlakuan akuntansi yang ada di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk tentang pembiayaan istishna telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu PSAK 104 mengenai perlakuan akuntansi untuk istishna. Analisa tersebut disesuaikan dengan contoh
65
kasus yang ada, berikut dibawah ini analisa yang dapat diambil oleh penulis, yakni : Tabel 4.16 Kesesuaian Pencatatan dan Pengukuran Akuntansi Istishna pada Bank Muamalat Indonesia,Tbk dengan PSAK 104 Pencatatan Pengakuan dan Pengukuran No Perlakuan Akuntansi Perlakuan Akuntansi pada pada Bank Muamalat PSAK 104 Indonesia Tbk 1 BMI mencatat biaya Biaya praakad diakui praakad sebagai biaya sebagai tangguhan dan istishna (debet)dan diperhitungkan sebagai mencatat kas (kredit) biaya istishna jika akad pada saat terjadinya akad disepakati sesuai PSAK istishna 104 Akuntansi Perbankan Syariah,paragraf 26 2 Tagihan dari kontraktor Biaya perolehan istishna dicatat sebagai aktiva aset paraleldiakui sebagai aset istishna dalam istishna dalam penyelesaian peenyelesaian (debet) dan pada saat diterimanya dan diakui hutang kepada tagihan dari kontraktor (kredit) produsen/kontraktor sebesar jumlah tagihan yang disepakati bersama sesuai PSAK 104 Akuntansi Perbankan Syariah paragraf 30 3 BMI melakukan Apabila menggunakan perhitungan margin metode persentasi keuntungan pembuatan penyelesaian dan proses barang pesanan sesuai pelunasa dilakukan dalam dengan metode persentasi periode lebih dari satu penyelesaian dan tahun setelah penyerahan mengakui pendapatannya barang pesanan , maka sesuai dengan persentasi pengakuan pendapatan penyelesaian pada dibagi 2 bagian .sesuai perhitungan metode PSAK 104 paragraf 20 penyelesaian tersebut. 4 Bagian nilai akad yang Jika metode persentase sebanding dengan penyelesaian digunakan : pekerjaan yang telah bagian nilai akad yang
Keterangan
Pencatatan yang dilakukan oleh BMI pada saat terjadinya akad istishna telah sesuai dengan PSAK 104 Pencatatan yang dilakukan oleh BMI pada saat terjadinya akad istishna telah sesuai dengan PSAK 104
Pencatatan yang dilakukan oleh BMI pada saat terjadinya akad istishna telah sesuai dengan PSAK 104
Pencatatan yang dilakukan oleh BMI pada saat
66
disediakan dalam periode yang berjalan diakui sebagai pendapatan istishna (kredit) bagian margin/keuntungan istishna diakui dan ditambahkan kepada aset istishna dalam penyelesaian (debet) dan harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan pada periode berjalan dan dicatat disebelah (debet) oleh BMI 5
6
Pencatatan yang dilakukan oleh BMI pada saat jatuh tempo pembayaran cicilan istishna yaitu diakui sebesar jumlah cicilan yang belum diterima dan diakui sebagai piutang istishna (debet) dan termin istishna (kredit) Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proposional sesuai dengan jumlah pembayaran dan diakui sebagai pendapatan istishna(kredit) oleh BMI
Nara Sumber (Slamet : 2005)
sebanding dengan pekerjaan yang telah disediakan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan. Bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset istishna dalam penyelesaian . dan pada harga pokok Istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut sesuia PSAK 104 paragraf 18 Tagihan kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna dan termin istishna sesuai PSAK 104 paragraf 23
Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan , maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi 2 bagian yaitu : selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secaraproposional sesuai PSAK 104 paragraf 20
terjadinya akad istishna telah sesuai dengan PSAK 104
Pencatatan yang dilakukan oleh BMI pada saat terjadinya akad istishna telah sesuai dengan PSAK 104
Pencatatan yang dilakukan oleh BMI pada saat terjadinya akad istishna telah sesuai dengan PSAK 104