46
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Sebelum melihat hasil penelitian dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis, terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dan memperlancar penelitiannya. Dalam hal ini penulis mengambil data mengenai variabel independen karakteristik perusahaan yaitu profitability (P), capital structure (CS), dividend payout ratio (DPR) dan variabel dependen beta saham pada perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2013. B. Hasil Penelitian 1. Hasil Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
P
48
,071
1,258
,32119
,258555
CS
48
,020
,866
,20198
,210923
DPR
48
,081
2,110
,55592
,308496
Beta
48
-1,157
2,234
,84671
,758219
Valid N (listwise)
48
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa N merupakan banyak data yang diolah dalam penelitian ini, terdiri dari variabel profitabilitas (ROE), capital structure, dividend payout ratio, dan beta saham. Jumlah sampel yang diolah
47
dalam penelitian ini terdiri dari 12 dari 30 perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010 s/d 2013. a. Data Statistik Profitabilitas (ROE) Data profitabilitas (ROE) perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) adalah nilai minimum sebesar 0,071 yang berasal dari PT. Lippo Karawaci pada tahun 2010, sedangkan nilai tertinggi adalah 1,258 yang berasal dari PT. Unilever Indonesia pada tahun 2013. Dengan standar deviasi profitabilitas (ROE) sebesar 0,258555 yang berarti nilai simpangan data lebih kecil daripada nilai meannya sebesar 0,32119. b. Data Statistik Capital Structure Data capital structure perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) adalah nilai minimum sebesar 0,020 yang berasal dari PT. Kalbe Farma pada tahun 2011, sedangkan nilai tertinggi adalah 0,866 yang berasal dari PT. Lippo Karawaci pada tahun 2013. Dengan standar deviasi capital structure sebesar 0,210923 yang berarti nilai simpangan data lebih besar daripada nilai meannya sebesar 0,20198. c. Data Statistik Dividend Payout Ratio Data dividend payout ratio (DPR) perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) adalah nilai minimum sebesar 0,081 yang berasal dari PT. PP London Sumatra Indonesia pada tahun 2010, sedangkan nilai tertinggi adalah 2,110 yang berasal dari PT. Indo Tambangraya Megah pada tahun 2013. Dengan standar deviasi dividend
48
payout ratio sebesar 0,308496 yang berarti nilai simpangan data lebih kecil daripada nilai meannya sebesar 0,55592. d. Data Statistik Beta Saham Data beta saham perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) adalah nilai minimum sebesar -1,157 yang berasal dari PT. Astra Agro Lestari pada tahun 2013, sedangkan nilai tertinggi adalah 2,234 yang berasal dari PT. PP London Sumatra Indonesia pada tahun 2012. Dengan standar deviasi beta saham sebesar 0,758219 yang berarti nilai simpangan data lebih kecil daripada nilai meannya sebesar 0,84671. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
48 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 667,85416387
Absolute
,105
Positive
,077
Negative
-,105
Kolmogorov-Smirnov Z
,731
Asymp. Sig. (2-tailed)
,660
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014
49
Berdasarkan uji normalitas diatas untuk keseluruhan variabel baik variabel bebas maupun variabel terikatnya terdistribusi secara normal dengan nilai asymp signifikansinya di atas 0,05 yaitu 0,660 (66%). Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan untuk pengujian hipotesis terdistribusi normal. Pada diagram Normal P-P Plot yang terdapat pada Gambar 4.1 berikut ini secara nyata terlihat bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalahh normal, karena seluruh data penelitian berada pada garis diagonal Normal P-P Plot.
Gambar 4.1 : Hasil Uji Normalitas Menggunakan P-P Plot Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2013
50
b. Uji Multikolinieritas Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
1,263
,270
P
-,016
,442
,607 -,961
CS DPR
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
4,677
,000
-,005
-,036
,971
,778
1,286
,506
,169
1,201
,236
,892
1,122
,377
-,391
-2,551
,014
,751
1,331
a. Dependent Variable: Beta
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014 Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua nilai Tolerance dan nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hasil pengujian model regresi tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinier dalam model regresi. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor. c. Uji Autokorelasi Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model 1
R ,473
R Square a
,224
VIF
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,171
,690247
Durbin-Watson 1,728
a. Predictors: (Constant), DPR, CS, P b. Dependent Variable: Beta
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014
51
Dari hasil pengujian diperoleh nilai DW 1,728, nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel 48 (n) dan jumlah variabel independen 3 (K=3) maka diperoleh nilai du 1,674 (lihat tabel Durbin Watson). Nilai DW 1,728 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,674 dan kurang dari (4du) yaitu 2,326, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien autokorelasi sama dengan nol atau tidak terdapat autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
T
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant) 1
,709
,182
P
-,245
,298
CS
-,239
DPR
-,187
Beta 3,895
,000
-,138
-,824
,415
,341
-,109
-,701
,487
,254
-,125
-,736
,466
a. Dependent Variable: abs_res
Nilai t tabel dicari pada distribusi nilai t tabel dengan N = 48 dan t 0,025 maka diperoleh nilai t tabel = 2,011. Berdasarkan uji heteroskedastisitas dengan metode Glesjer diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan data tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
52
Gambar 4.2 : Scatter-Plot Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014 3. Uji Kesesuain Model a. Uji Koefesien Determinasi (
)
Tabel 4.6 Uji Koefesien Determinasi b
Model Summary Model 1
R ,473
R Square a
,224
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,171
,690247
Durbin-Watson 1,728
a. Predictors: (Constant), DPR, CS, P b. Dependent Variable: Beta
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014
53
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS seperti pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh ketiga variabel bebas (independen), yaitu profitability, capital structur, dan dividend payout ratio terhadap variabel Beta saham
dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi (R2) yaitu
sebesar 0,224 atau 22,4% sedangkan sisanya sebesar 77,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. b. Uji F Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
6,057
3
2,019
Residual
20,963
44
,476
Total
27,020
47
F 4,238
Sig. ,010
b
a. Dependent Variable: Beta b. Predictors: (Constant), DPR, CS, P
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014 Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan statistik uji F sebesar 4,238 dengan probabilitas 0,010. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 yang berarti secara bersama-sama (simultan) seluruh variabel independen Profitability, Capital Structure, dan Dividend Payout Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Beta Saham.
54
4. Uji Hipotesis a. Uji Statistik t Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
1,263
,270
P
-,016
,442
,607 -,961
CS DPR
Beta 4,677
,000
-,005
-,036
,971
,506
,169
1,201
,236
,377
-,391
-2,551
,014
a. Dependent Variable: Beta
Sumber : Data sekunder yang diolah menggunakan SPSS 20.0, 2014 Berdasarkan hasil uji regresi statistik-t pada tabel 4.9, terlihat bahwa variabel CS memiliki koefisien dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa
perusahaan
dengan
Capital
Structure
yang
tinggi
akan
meningkatkan Beta Saham. Sedangkan variabel P dan DPR memiliki koefisein negatif yang berarti bahwa perusahaan dengan Profitabilitas dan Dividend Payout Ratio yang tinggi akan menurunkan Beta Saham. Dari tabel tersebut terlihat bahwa variabel DPR menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap variabel dependennya (Beta Saham) dengan standar signifikansi 5%. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan untuk DPR sebesar 0,014 (sig < 0,05). Sedangkan untuk variabel P dan CS tidak berpengaruh terhadap variabel Beta karena memiliki nilai probabilitas signifikan yang jauh diatas 5% yaitu 0,971 dan
55
0,236. Hal ini berarti bahwa dari ketiga variabel tersebut hanya variabel DPR yang berpengaruh terhadap Beta Saham. C. Pembahasan 1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Beta Saham Syariah Hipotesis
pertama
menyatakan
bahwa
Profitability
atau
Profitabilitas (P) berpengaruh terhadap Beta Saham (Beta). Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pengaruh rasio Profitabilitas (P) terhadap Beta Saham (Beta) memiliki nilai koefisien dan signifikan 0,971 > 0,05. Hal Ini menunjukkan bahwa variabel rasio Profitabilitas (P) yang menggunakan ROE tidak berpengaruh terhadap Beta sehingga H1 ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan peneliti
sebelumnya
Hamzah,
(2005),
yang
menyatakan
bahwa
Profitabilitas berpengaruh terhadap Beta Saham Syariah dengan tingkat signifikansi 10%, tetapi penelitian ini didukung oleh Aruzzi dan Bandi, (2003) yang menyatakan bahwa secara parsial Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Beta Saham Syariah. Perbedaan
ini
selain
dikarenakan rasio profitabilitas yang digunakan pada masing-masing penelitian berbeda juga disebabkan karena pengambilan periode waktu penelitian yang berbeda dan jangka waktu yang digunakan juga berbeda. Return On Equity (ROE) merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Perhitungannya ROE secara
56
umum dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir. Dengan memahami ROE secara mendalam akan ditemukan tiga hal
pokok,
yaitu
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
(profitability), efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets management), danh hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage). Angka ROE merupakan gambaran berapa yang bisa perusahaan hasilkan untuk setiap Rp. 100 milik investor di perusahaan tersebut. 2. Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap Beta Saham Syariah Hipotesis kedua menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh terhadap Beta Saham (Beta). Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Beta Saham (Beta) memiliki nilai koefisien dan signifikan 0,014 < 0,05. Hal Ini menunjukkan bahwa variabel DPR berpengaruh signifikan terhadap Beta sehingga hipotesis H2 diterima. Nilai koefisien DPR terhadap Beta adalah negatif sehingga jika DPR mengalami kenaikan maka Beta akan mengalami penurunan. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya Mutia dan Arfan, (2010), yang menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio mempunyai pengaruh secara positif terhadap Beta Saham. Pandangan sederhana menurut Sharpe (2006) tentang perubahan dividen adalah bahwa pengumuman kenaikan dividen tersebut merupakan sinyal bahwa manajemen telah menaikkan perkiraan laba masa depan
57
perusahaan. Oleh karena itu, pengumuman kenaikan dividen merupakan “kabar baik” dan pada gilirannya akan menaikkan ekspektasi para investor tentang laba masa depan perusahaan. Sebaliknya, pengumumam penurunan dividen adalah sinyal bahwa manajemen telah menurunkan perkiraan laba masa depan perusahaan. Pengumuman penurunan dividen merupakan “kabar buruk” dan pada gilirannya akan menyebabkan investor
menurunkan
perkiraan
laba
masa
depan
perusahaan.
Implikasinya adalah pengumuman kenaikan dividen akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan dan pengumuman penurunan dividen akan menyebabkan penurunan harga saham perusahaan. Fluktuasi dividen akan menyebabkan berfluktuasinya harga saham yang menyebabkan resiko saham semakin besar. Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga stabil
dan
sebaliknya,
perusahaan
dengan
dividen
tidak
stabil
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik. 3. Pengaruh Capital Structure Terhadap Beta Saham Syariah Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Capital Structure atau Struktur Modal (CS) berpengaruh terhadap Beta Saham (Beta). Berdasarkan hasil analisis dalam tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pengaruh Capital Structure (CS) terhadap Beta Saham (Beta) memiliki
58
nilai koefisien dan signifikan 0,236 > 0,05. Hal Ini menunjukkan bahwa variabel CS tidak berpengaruh terhadap Beta sehingga hipotesis H3 ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya, Mutia dan Arfan, (2010), yang menyatakan bahwa Capital Structure mempunyai pengaruh terhadap Beta Saham. Menurut Weston & Bringham (1990) struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan antara risiko dan tingkat pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan, yaitu menyangkut pembelanjaan jangka panjang yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal. Dalam kasus ini hal tersebut tidak berpengaruh terhadap risiko perusahaan. Hal ini bisa disebabkan oleh lebih dominannya hutang jangka pendek dalam pembiayaan perusahaan. Menurut teori struktur modal MM (Franco Modigliani dan Merton Miller) dalam struktur modal yang menggunakan dana dari utang tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap nilai perusahaan. Namun bila mulai mempertimbangkan faktor pajak, penggunaan utang akan selalu meguntungkan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan asumsi bahwa yang dipergunakan dalam model ini adalah tidak adanya biaya kebangkrutan, tidak ada biaya transaksi, dan bunga pinjaman dan simpanan besarnya sama bagi perorangan ataupun perusahaan.
59
No 1 2
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Profitability tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah Dividend Payout Ratio berpengaruh negatif terhadap beta saham syariah
Capital Structure tidak berpengaruh terhadap beta saham syariah Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014 3
Hasil Ditolak Diterima Ditolak