BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PT. Bank Central Asia, Tbk. Kinerja keuangan Bank dapat dilihat melalui tingkat kesehatan Bank yang bersangkutan, dimana penilaian tingkat kesehatan Bank ini dilakukan dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity). Secara lebih jelas, berikut pembahasan tingkat kesehatan pada PT Bank Central Asia. 1. Analisis Permodalan Dalam menghitung aspek permodalan langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). ATMR adalah besarnya nilai komponen-komponen aktiva yang dijadikan sebagai pengukur dari besarnya nilai modal minimum, dimana besarnya nilai modal minimum telah ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 8% dari total ATMR. ATMR diperoleh dengan menjumlahkan rekening aktiva neraca dan rekening administrative, langkah kedua adalh perhitungan Penyediaan Modal Minimum yang dimiliki oleh Bank. Berikut ini penulis sajikan perhitungan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) dari data laporan keuangan untuk periode 2008 – 2009
32
33
Tabel. 4.1 Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Periode 2008 – 2009 (dalam juta rupiah)
Bobot No
Risiko
1
2
2008
2009
Keterangan Aktiva tertimbang menurut risiko Aktiva Lancar 1.1 Kas 1.2 Giro pada BI 1.3 Tagihan pada Bank lain 1.4 Surat berharga yang dimiliki Saham dan obligasi Yang diterbitkan oleh BUMN dan perusahaan milik pemerintah Pusat Negara lain Diterbitkan oleh pihak swasta lainnya 1.5 Kredit yg diberikan kpd atau dijamin oleh dengan : Pihak – pihak lainnya 1.6 Aktiva tetap dan inventaris 1.7 Antar kantor aktiva 1.8 Rupa – rupa aktiva Jumlah ATMR aktiva dan neraca REKENING ADMINISTRATIF 2.1 Jaminan Bank Dalam rangka pemberian kredit Termasuk starby L/C dan risk sharing Serta enobsemen atau aval atas surat- surat berharga ygdiberikan atas Permintaan pihakpihak lain Jumlah ATMR rekening administratif
Nominal
ATMR
Nominal
ATMR
0% 0% 20%
10.798.921 9.668.608 4.248.706
0 0 849.741
8.865.15 11.511.278 4.086.035
0 0 817.207
50% 100%
39.810.702 12.374.460
19.905.351 12.374.460
42.494.673 11.806.280
21.247.337 11.806.280
100%
111.968.627
111.968.627
123.223.490
123.223.490
100%
4.491.645
5.146.970
5.899.040
5.899.040
100% 100%
0 1.156.386
0 1.156.386
0 1.167.534
0 1.167.534
50%
1.409.286
704.643
1.902.262
951.131
1.4 09.286
704.643
1.902.262
951.131
Jumlah ATMR
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
0 152.106.178
165.112.019
34
Berdasarkan perhitungan ATMR ( Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) dari Bank BCA tersebut diatas, maka dapat dihitung nilai kredit yang akan dijadikan sebagai komponen rasio modal terhadap ATMR. Sebelum menghitung nilai kredit dari masing – masing periode Bank, terlebih dahulu dilakukan perhitungan modal minimum yang wajib dimiliki oleh suatu Bank. Untuk menghitung nilai minimum yang wajib dimiliki oleh suatu Bank, terlebih dahulu dilakukan penjumlahan komponen – komponen modal yang dimiliki oleh Bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti ini mencakup antara lain : modal disetor, cadangan tambahan modal dan goodwill, sedangkan modal pelengkap adalah modal yang nilai maksimalnya 100% dari modal inti dan mencakup cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang besarnya masimal 1,25% dari total ATMR, modal pinjaman dan pinjaman subordinasi. Total modal inti yang kemudian akan dijumlahkan dengan modal pelengkap yang hasinya akan dbagi dengan total ATMR, dan nilai tersebut merupakan nilai untuk rasio kewajiban penyadiaan modal minimum yang tersedia pada Bank tersebut Nilai rasio kewajiban penyediaan modal yang dimiliki oleh suatu Bank tertentu harus lebih besar nilainya dibandingkan dengan rasio kewajiban penyadiaan modal minimum yang iwajibkan oleh Bank Indonesia. Berikut ini tabel perhitungan modal minimum Bank BCA peride 2008 – 2009.
35
Tabel 4.2 Perhitungan Modal Minimum Periode 2008 – 2009 (dalam juta rupiah)
NO 1
2 3 4 5
Keterangan KOMPONEN MODAL A. Modal Inti a. Modal Disetor b. Cadangan Tambahan Modal a. Agio saham b. Disagio saham c. Modal sumbangan d. Cadangan umum dan tujuan e. Laba tahun- tahun lalu setelah diperhitungkan pajak f. Rugi tahun – tahun lalu g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) h. Rugi tahu berjalan i. Selisih penjabaran laporan keuagan kantor LN 1) Selisih lebih 2) Selisih kurang j. Dana setoran modal c. Goodwill Total Modal Inti B. Modal Pelengkap (Maks 100% dari modal inti) 1. Cadangan revaluasi aktiva tetap 2. Cadangan PPAP (Maks 1,25% dari ATMR) 3. Modal pinjaman 4. Modal subordinasi (Maks 50% dari modal inti) Total Modal Pelengkap Jumlah Modal (A + B) MODAL MINIMUM (8% x jumlah ATMR) AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA RASIO KEWAJIBAN PENYADIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
2008
2009
1.540.938
1.522.828
3.895.933 0 0 392.036 12.659.628
3.105.458 0 0 392.036 14.540.684
0 2.262.352
0 2.709.116
0
0
273.356 0 0 0 21.024.243
214.425 0 0 0 22.484.547
0 1.677.006
476.958 1.498.209
0 0
0 0
1.677.006 22.701.249 12.168.494 152.106.178
1.498.209 23.982.756 13.208.961 165.112.019
15%
15%
15%
8%
36
Dari hasil perhitungan modal minimum yang dimiliki oleh Bank BCA tersebut, maka dapat dicari besarnya nilai kredit yang dimiliki dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut (Selamet Riyadi, 2003:177)
Nilai kredit = 1 +
x1
Tahun 2008 = 1 +
1= 151
Tahun 2009 = 1 +
1= 151
Data diatas menunjukan prosentase nilai kredit selama tahun 2008 hingga 2009 melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan yaitu 100% hal ini berarti nilai kredit pada bobot penilaian kesehatan Banknya akan memperoleh nilai bobot masimum dan ini dapat digambarkan bahwa keadaan cadangan kredit pada PT. Bank Central Asia sangat baik. 2. Analisis Kualitas aktiva Produktif Dalam menganalisa kualitas aktiva produktif, maka terlebih dahulu menentukan besarnya rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktifnya. Berikut ini disajian tabel kualitas aktiva produktif periode 2008 – 2009.
Bank BCA
37
Tabel 4.3 Aktiva Produktif PT. Bank Central Asia, Tbk (dalam juta rupiah)
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Keterangan Kredit yang diberikan Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank lain Efek – efek yang diterbitkan Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivative Tagihan akseptasi Penyertaan saham Komitmen dan kontigensi Jumlah aktiva produktif
2008 112.784.336 7.989.051 4.248.706 12.374.460 0 68.176 4.307.365 36.565 0 141.808.659
2009 123.901.269 12.024.404 4.086.035 11.806.280 0 23.687 3.368.060 36.808 0 155.246.543
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
Dari data diatas, terlihat bahwa jumlah aktiva produktif pada PT. Bank Central Asia, Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2008 sebesar Rp 141.808.659 ke tahun 2009 sebesar Rp 155.246.543, penyumbang
terbesar
terhadap jumlah aktiva produktif diperoleh dari jumlah kredit yang diberikan dan jumlah efek – efek yang diterbitkan sebagaimana pada tabel diatas. Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (APYD) adalah aktiva produktif, yang sudah mengandung potensi maupun yang tidak potensi, tidak memberikanpenghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut (Selamet Riyadi, 2003 : 172) : •
25% dari kredit yang digolongkan dalam perhatian khusus (Special Mention)
•
50% dari kredit yang digolongkan kurang lancar (Substandard)
38
•
75% dari kredit yang digolongkan diragukan (Doubtful)
•
100% dari kredit yang digolongkan macet (Loss) Berikut ini penulis sajikan jumlah aktva produktif yang
diklasifikasikan pada PT. Bank Central Asia Tbk periode 2008 – 2009 Tabel 4.4 Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan PT Bank Central Asia Tbk (dalam juta rupiah)
No 1 2 3 4
Keterangan Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
2008 2.805.972 136.011 79.336 596.721 3.618.040
2009 1.952.745 179.735 97.428 840.974 3.070.855
Adapun perhitungn rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif untuk beberapa periode dengan rumus (Selamet Riyadi, 2003 :178) :
Rasio Aktifa Produktif =
Tahun 2008 Rasio Aktiva Produktif =
x100%
=2,55%
39
Nilai Kredit = 1+
x1 =87,66
Tahun 2009 Rasio Aktiva Produktif
=
x100%
=1,98%
Nilai Kredit = 1+
x1
=91,13
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa aktiva an mengandung potensi pada tahun 2008 prosentasinya adalah sebesar 87,66 dengan prosentase rasio sebesar 2,55%. Dan pada tahun 2009 dengan prosentase rasio sebesar 1,98% dan nilai kredit sebesar 91,13. Nilai kredit yang masuk dalam rentang 81 sampai dengan 100 sesuai dengan SK direktur Bank Indonesia no. 30/267/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, diklasifikasikan aktiva produktif menjadi 5 kategori denga presentase penyisihan aktiva produktif : 1% dari kredit lancar, 5% dari kredit dalam perhatian khusus, 15% dari kredit kurang lancar, 50% dari kredit yang diragukan dan 100% dari kredit macet. Berikut ini disajikan tabel penyisihan penghapusan aktiva produktif PT. Bank Central Asia tbk periode 2008 – 2009
40
Tabel 4.5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PT. Bank Central Asia Tbk (dalam juta rupiah) No 1 2 3 4 5
Keterangan 1% dari kredit lancar 5% dari kredit dalam perhatian khusus 15% dari kredit kurang lancar 50% dari kredit diragukan 100% dari kredit macet jumlah
2008 2.238.158 140.299 20.402 39.668 596.721 3.035.248
2009 2.626.719 97.637 26.960 48.714 840.974 3.640.977
Sumber : Laporan Keuangan Bank BCA Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan dalam penyisihan penghapusan aktiva produktif pada PT. Bank Central Asia Tbk untuk setiap tahnnya dimana pada tahun 2008 sebesar3.035.248, dan tahun 2009 sebesar 3.640.977. tujuan utama Bank dari penyisihan penghapusan aktiva produktif ini adalah untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya aktiva produktif. Setelah mengetahui jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif, maka langkah selanjutnya adalah menghitung rasio penyisihan aktiva produktif berikut ini data aktiva produktif yang tersedia (PPAPYD) :
41
Tabel 4.6 Data Aktiva Yang Tersedia (PPAPYD) PT. Bank Central Asia, Tbk (dalam juta rupiah) Keterangan 2008 2009
PPAPYD 3.578.708 5.403.838
Sumber : Laporan Keuangan Bank BCA Setelah didapatka jumlah PPAPYD Bank BCA periode tahun 2008 dan 2009 kita mulai dapat menghitung rasio dan nilai kredit dari penyisihan aktiva produktif, berikut ini adalah perhitungannya (Selamet Riyadi, 2003 : 178) :
Tahun 2008 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
Tahun 2009 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100% = 117,90%
x1 =118,90
x100% = 148,42%
x1 =149,22
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif, melebihi penghapusan aktiva produktif yang telah dialokasikan sebagaimana tabel diatas.
42
3. Analisis Manajemen Dalam menganalisa manajemen ini, penulis merujuk surat keputusan BI lampiran 2 No.3/11/Kep/DIR Tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank umum. Perhitungan manajemen mencakup dua faktor yaitu ; Manajemen Umum dan Manajemen Risiko dengan total jumlah pertanyaan 100 untuk Bank devisa, yaitu 40 pertanyaan manajemen umum dan 60 pertanyaan manajemen risiko, sedangkan untuk Bank non-devisa ada 85 pertanyaan dengan 39 pertanyaan untuk manajemen umum dan 46 pertanyaan manajemen risiko. Berikut disajikan penilaian faktor manajemen pada PT. Bank Central Asia, Tbk. Peilaian faktor manajemen ini berlaku untuk periode tahun 2005 – 2009.
43
Tabel 4.7 Nilai Kredit Faktor Manajemen PT. Bank Central Asia, Tbk No 1. a. b. c. d. e. f. 2. a. b. c. d. e. f.
Aspek
Jumlah Pertanyaan
Nilai Pertanyaan
5 5 10 5 10 5 40
20 20 40 20 37 18 155
10 7 8 25 5 5 60
40 28 32 100 20 20 240
Manajemen Umum : Manajemen Strategi Manajemen Struktur Manajemen Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Kepemimpinan Manajemen Budaya Kerja Total Manajemen Umum Manajemen Risiko Manajemen Risiko Likuiditas Manajemen Risiko Pasar Manajemen Risiko Kredit Manajemen Risiko Operasional Manajemen Risiko Hukum Manajemen Pemilik & Pengurus Total Manajemen Strategi
Sumber : Pusat Studi KeBanksentralan, Bank Indonesia, 2010
Seperti dapat dilihat diatas Bank Central Asia menggunakan 100 pertanyaan karena Bank Central Asia merupakan Bank devisa. Tabel 4.8 Nilai Kredit Faktor Manajemen PT. Bank Central Asia, Tbk No 1. 2.
Keterangan Manajemen Umum Manajemen Risiko Jumlah
Jumlah Nilai 155 240 395
Bobot Komponen 0,25 0,25 25%
Nilai Kredit 38,75 60 98,75
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa, dalam analisa manajemen Bank BCA yang merupakan Bank devisa mempunyai nilai kredit
44
sebesar 38,75 dan 60 sehingga total nilai kredit sebesar 98,75 hampir telah melaksanakan kebijakan manajemen yang telah ditentukan oleh BI. 4. Analisis Rentabilitas a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha Berikut ini disajian mengenai jumlah laba/rugi sebelum pajak dan jumlah total aktiva. Tabel 4.9 Jumlah Laba/Rugi dan total aktiva (dalam juta rupiah) No 1 2
Tahun 2008 2009
Laba/Rugi sebelum pajak 7.720.043 8.945.092
Total Aktiva 245.569.856 282.392.294
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan Dari data diatas maka dapat dicari perhitungan rasio laba terhadap rata-rata volume usaha adalah sebagai berikut (Selamet Riyadi, 2003 : 180) :
Tahun 2008 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
Tahun 2009 : Rasio =
x100% = 3,14%
x1 =209,58
x100% = 31,17%
45
Nilai Kredit = 1+
x1 =211,17
Dari hasil perhitungan rasio dan nilai kreditnya dapat dilihat bahwa jika Bank yang hasil dari perhitungan kreditnya semakin besar maka Bank tersebut memperoleh nilai maksimun dalam penilaian tingkat kesehatannya dan untuk rasio yang berjumlah lebih dari 100% maka rasio tersebut dinilai 0. Nilai rasio sebagaimana perhitungan diatas mengalami peningkatandari tahun 2008 dan 2009 yang berarti bahwa adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari penggunaan sumber daya (aktiva) yang tersedia pada tahun 2009. b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Berikut ini disajikan mengenai jumlah pendapatan operasional dan biaya operasional. Tabel 4.10 Jumlah Pendapatan dan Biaya Operasional PT. Bank Central Asia, Tbk No 1 2
Tahun 2008 2009
Pendapatan Operasional 23.179.233 27.279.495
Biaya Operasional 13.770.693 16.502.663
Sumber: Data diolah dari laporan keuangan Perhitungan untuk mengetahui seberapa besar biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah sebagai berikut (Selamet Riyadi, 2003 : 180-181) :
46
BOPO =
Nilai Kredit = 1+
x100%
x1
Tahun 2008 : Rasio =
x100% = 59,41%
Nilai Kredit = 1+
x1 =742,63
Tahun 2009 : Rasio =
x100% = 60,49%
Nilai Kredit = 1+
x1 =756,13
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 dan tahun 2009 terjadi peningkatan. Semakin kecil prosentase nilai perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional akan semakin baik, dimana bias diartikan bahwa Bank mampu melakukan efisiensi dalam penggunaan biaya/beban dalam kegiatannya atau dapat juga diartikan bahwa Bank mampu menghasilkan pendapatan pendapatan yang lebih besar dari dari beban/biaya yang dikeluarkan.
47
5. Analisa Likuiditas a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar aktiva lancar yaitu jumlah kas, Giro pada Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga pasar uang (SBPU) yang diendorse Bank lain. Jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh PT. Bank Central Asia, Tbk dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.11 Total Aktiva Lancar PT. Bank Central Asia, Tbk (dalam juta rupiah) Keterangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Obligasi pemerintah Total Aktiva Lancar Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
2008 10.798.921 9.668.608 7.989.051 39.810.702 68.267.282
2009 8.865.151 11.511.278 12.024.404 42.494.673 74.895.506
Sedangkan untuk data kewajiban Call money dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.12 Total Kewajiban Call money PT. Bank Central Asia, Tbk (dalam jutaan rupiah) No 1 2
Keterangan Rupiah Mata Uang Asing Jumlah
Sumber : data diolah dari laporan keuangan
2008 110.813 337.512 448.325
2009 420.674 309.659 730.333
48
Untuk menentukan berapa besar rasio kewajiban bersih Call money terhadap aktiva lancar adalah sebagai berikut (Slamet Riyadi, 2003 : 181):
Tahun 2008 : Rasio =
x100% = 0,66%
Nilai Kredit = 1+
x1 =100,34
Tahun 2009 : Rasio =
x100% = 0,98%
Nilai Kredit = 1+
x1 =100,02
Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan total kewajiban Call Money terhadap aktiva lancar menunjukan bahwa pada tahun 2009 terjadi peningkatan hutang jangka pendek Bank untuk menutupi kebutuhan likuiditasnya sebesar 0,99% dari total aktiva lancar yang dmilikinya. Nilai tersebut merupakan nilai yang masih dalam toleransi, hal ini ditunjukan dengan rata-rata prosentase kredit yang masih diatas 100 dari tahun 2008 sampai 2009. b. Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh Bank. Berikut ini disajikan data mengenai jumlah kredit yang diberikan oleh PT. Bank Central Asia.
49
Tabel 4.13 Total Kredit Yang Diberikan PT. Bank Central Asia, Tbk (dalam jutan rupiah) NO 1 2
Tahun 2008 2009
Kredit Yang Diberikan (Total) 112.784.336 123.901.269
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Seangkan jumlah dana yang diterima oleh Bank adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Dana Yang Diterima PT. Bank Central Asia, Tbk (dalam juta Rupiah) No 1 2
3 4 5 6
Keterangan Giro, Deposito dan Tabungan masyarakat Pinjaman bukan dari Bank yang berjangka waktu > 3 bulan dan diluar pinjaman subordinasi Deposito dan pinjaman dari Bank lain >3 bulan Surat berharga yang diberikan oleh Bank > 3 bulan Modal Inti Modal Pelengkap Jumlah
2008 189.172.191 448.325
2009 209.528.921 730.333
4.048.142 535.742
2.488.707 425.947
20.215.658 1.677.006 216.097.064
21.670.983 1.161.603 236.006.494
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Adapun perhitungan rasio kreidt yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh Bank dalam rupiah dan valuta asing (Seamet Riyadi, 2003 : 181) :
Nilai Kredit = 1+
x4
Tahun 2008
Rasio =
x100% = 52,19
50
Nilai Kredit = 1+
x4 = 252,24
Tahun 2009
Rasio =
x100% = 52,50
Nilai Kredit = 1+
x4 = 251
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan dalam usaha Bank untk menyalurkan kredit dimana pada tahun 2008 kredit yang disalurkan sebesar
Rp
112.784.336.000.000
dan
tahun
2009
sebesar
Rp
236.006.494.000.000. Besarnya nilai kredit yang mampu disalurkan oleh bak kedalam berbagai bentuk penyaluran ini sejalan dengan besarnya dana yang diterima oleh Bank sebagaimana ditunjukan oleh tabel diatas. Hasil perhitungan rasio pada tahun 2008 sebesar 52,19% dan pada tahun 2009 terjadi sedikit peningkatan sebesar 52,50%. Dari seluruh komponen penilaian tingkat kesehatan Bank yang dilakukan perhitungannya diatas, maka dibuat suatu resume yang akan mengukur tingkat kesehatan PT. Bank Central Asia, Tbk dari seluruh aspek penilaiannya. Tabel Dibawah ini menyampaikan rangkuman tingkat kesehatan PT. Bank Central Asia,Tbk periode 2008 – 2009.
51
Tabel 4.15 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 2008 PT. Bank Central Asia, Tbk No
Faktor yang dinilai
Rasio
Niai Kredit
Bobot
Nilai Bobot
15%
100
2,55%
87,6666667
25% 30% 25%
25 26,916667 21,916667
117,90%
100
5%
5
155 240
38,75 60
3,14%
100
25% 10% 15% 10% 5%
12,875 3,875 9 10 5
59,41%
100
5%
5
0,66%
100
10% 5%
8,1905 5
52,19%
63,81
5%
3,1905
1
Permodalan a.Rasio Modal terhadap ATMR 2 Kualitas Aktiva Tertimbang a.Rasio Aktiva Produktif Yang Dklasifikasikan b.Rasio PPAP yang ada diBank terhadap PPAP yang wajib dibentuk 3 Manajemen a.Manajemen Umum b.Manajemen Risiko 4 Rentabilitas a.Rasio laba terhadap total asset rata-rata b.Rasio biaya operasional trhdp pendapatan operasional 5 Likuiditas a.Rasio kewajiban Call Money Netto thdp Aktiva Lancar b.Rasio Kredit yang diberikan thdp Dana yang diterima oleh Bank SubTotal Predikat Sumber : Data diolah
82,98216667 Sehat
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, dapat dilhat bahwa pada tahun 2008, Bank Central Asia memperoleh predikat “Sehat” dengan nilai kredit total sebesar 82,98216667. Hal ini menunjukan bahwa telah dicapai tingkat kesehatan Bank sebesar 82,9821667 dari yang disyaratkan oleh Bank Indonesiavdengan bobot nilai kredit sebesar 100.
52
Tabel 4.16 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 2009 PT. Bank Central Asia, Tbk No 1
Faktor yang dinilai Permodalan a.Rasio Modal terhadap ATMR 2 Kualitas Aktiva Tertimbang a.Rasio Aktiva Produktif Yang Dklasifikasikan b.Rasio PPAP yang ada diBank terhadap PPAP yang wajib dibentuk 3 Manajemen a.Manajemen Umum b.Manajemen Risiko 4 Rentabilitas a.Rasio laba terhadap total asset rata-rata b.Rasio biaya operasional trhdp pendapatan operasional 5 Likuiditas a.Rasio kewajiban Call Money Netto thdp Aktiva Lancar b.Rasio Kredit yang diberikan thdp Dana yang diterima oleh Bank SubTotal Predikat Sumber : Data diolah
Rasio
Niai Kredit
Bobot
Nilai Bobot
15%
100
1,98%
91,133333
25% 30% 25%
25 27,783333 22,783333
148,42%
100
5%
5
155 240
38,75 60
3,17%
100
25% 10% 15% 10% 5%
12,875 3,875 9 10 5
60,49%
100
5%
5
0,98%
100
10% 5%
8,175 5
52,50%
63,5
5%
3,175
83,83333333 Sehat
Berdasarkan data diatas dapat dilihat terjadi peningkatan kinerja keuangan Bank central asia seperti halnya pada tahun sebelumnya dengan nilai kredit total mencapai 83,83333333, pada tahun dengan predikat “sehat”. Faktor yang mempengaruhi peningkatan ini diantaranya pada bobot nilai kredit kualitas aktiva tertimbang. Hal ini berarti bahwa telah diperoleh kinerja Bank mencapai 83,83333333% kegiatan usahanya sesuai dengan aturan Baink Indonesia.
53
B. Bank Mandiri (Persero), Tbk Kinerja keuangan Bank dapat dilihat melalui tingkat kesehatan Bank yng bersangkutan, dimana penilaian tingkat kesehatan Bank ini dilakukan dengan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liqidity). Secara lebih jelas berikut pembahasan tingkat kesehatan pada Bank Mandiri (Persero), Tbk. 1.
Analisis Permodalan ATMR adalah besarnya nilai komponen-komponen aktiva yang
dijadikan sebagai pengukur dari besarnya nilai modal minimum, dimana besarnya nilai modal minimum telah ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 8% dari total ATMR. ATMR diperoleh dengna menjulahkan rekening aktiva neraca dan rekening administrative langkah kedua adalah perhitungan Penyediaan Modal Minimum yang dimiliki oleh Bank. Berikut ini penulis sajikan hasil perhitungan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) dari laporan keuangan untuk periode 2008-2009.
54
Tabel. 4.17 Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Periode 2008 – 2009 (dalam juta rupiah)
Bobot No
Risiko
1
2
2008
2009
Keterangan Aktiva tertimbang menurut risiko Aktiva Lancar 1.1 Kas 1.2 Giro pada BI 1.3 Tagihan pada Bank lain 1.4 Surat berharga yang dimiliki Saham dan obligasi Yang diterbitkan oleh BUMN dan perusahaan milik pemerintah Pusat Negara lain Diterbitkan oleh pihak swasta lainnya 1.5 Kredit yg diberikan kpd atau dijamin oleh dengan : Pihak – pihak lainnya 1.6 Aktiva tetap dan inventaris 1.7 Antar kantor aktiva 1.8 Rupa – rupa aktiva Jumlah ATMR aktiva dan neraca REKENING ADMINISTRATIF 2.1 Jaminan Bank Dalam rangka pemberian kredit Termasuk starby L/C dan risk sharing Serta enobsemen atau aval atas surat- surat berharga ygdiberikan atas Permintaan pihak- pihak lain Jumlah ATMR rekening administratif
Nominal
ATMR
Nominal
ATMR
0% 0% 20%
8.388.974 13.354.289 16.140.884
0 0 3.228.177
8.867.881 16.055.871 19.487.644
0 0 3.897.529
50% 100%
88.259.039 3.368.453
44.129.520 8.368.453
89.132.940 7.719.570
44.566.470 7.719.570
100% 100% 100% 100%
173.856.837 9.061.640 0 2.600.642 0
173856.837 9.061.640 0 2600.642 236.245.268
196.488.172 9.829.661 0 1.653.530 0
196.488.172 9.829.661 0 1.653.530 264.154.932
50%
3.513.133
1.756.567
3.146.143
3.513.133
1.756.567
3.146.143
Jumlah ATMR
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
0 238.001.835
1.573.072 1.573.072
265.728.003
55
Berdasarkan perhitungan ATMR dari Bank Mandiri tersebut diatas, maka dapat dihitung nilai kredit yang akan dijadikan sebagai komonen rasio modal terhadap ATMR. Swebelum menghitung nilai kredit dari masing-masing periode Bank, terlebih dahulu dilakukan perhitungan modal minimum yang wajib dimiliki oleh suatu Bank. Untuk menghitung modal minimum yang dimiliki oleh suatu Bank, terlebih dahulu dilakukan penjumlahan terhadap komponen-komponen modal yang dimiliki oleh Bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti ini mencakup antara lain : modal disetor, cadangan tambahan modal dan goodwill, sedangkan modal pelengkap adalah modal yang nilai maksimalnya 100% dari modal inti dan mencakup cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) yang besarnya masimal 1,25% dari total ATMR, modal pinjaman dan pinjaman subordinasi. Total modal inti yang kemudian akan dijumlahkan dengan modal pelengkap yang hasinya akan dbagi dengan total ATMR, dan nilai tersebut merupakan nilai untuk rasio kewajiban penyadiaan modal minimum yang tersedia pada Bank tersebut Nilai rasio kewajiban penyediaan modal yang dimiliki oleh suatu Bank tertentu harus lebih besar nilainya dibandingkan dengan rasio kewajiban penyadiaan modal minimum yang iwajibkan oleh Bank Indonesia. Berikut ini tabel perhitungan modal minimum Bank Mandiri peride 2008 – 2009.
56
Tabel 4.18 Perhitungan Modal Minimum Periode 2008 – 2009 (dalam juta rupiah)
NO 1
Keterangan KOMPONEN MODAL
Modal Inti 6. Modal Disetor 7. Cadangan Tambahan Modal k. Agio saham l. Disagio saham m. Modal sumbangan n. Cadangan umum dan tujuan o. Laba tahun- tahun lalu setelah diperhitungkan pajak p. Rugi tahun – tahun lalu q. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) r. Rugi tahu berjalan s. Selisih penjabaran laporan keuagan kantor LN 3) Selisih lebih 4) Selisih kurang t. Dana setoran modal 8. Goodwill Total Modal Inti D. Modal Pelengkap (Maks 100% dari modal inti) 5. Cadangan revaluasi aktiva tetap 6. Cadangan PPAP (Maks 1,25% dari ATMR) 7. Modal pinjaman 8. Modal subordinasi (Maks 50% dari modal inti) Total Modal Pelengkap Jumlah Modal (A + B) 2 MODAL MINIMUM (8% x jumlah ATMR) 3 AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) 4 RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA 5 RASIO KEWAJIBAN PENYADIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
2008
2009
C.
10.452.824
10.485.058
6.809.056 0 0 2.633.421 370.854
6.911.587 0 0 2.659.985 847.036
0 1.677.086
0 3.448.605
0
0
239.625 0 0 0 22.182.866
120.963 0 0 0 24.473.234
3.046.936 2.077.116 0 2.836.650
1.371.121 2.447.925 0 5.858.214
7.960.702 30.143.568 19.040.147 238.001.835
9.677.260 34.150.494 21.258.240 265.728.003
13%
13%
8%
8%
Dari hasil perhitungan modal minimum yang dimiliki oleh Bank Mandiri tersebut, maka dapat dicari besarnya nilai kredit yang dimiliki dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut (Selamet Riyadi, 2003 : 177) :
57
Nilai kredit = 1 +
x1
Tahun 2008 = 1 +
1= 131
Tahun 2009 = 1 +
1= 131
Data diatas menunjukan prosentase nilai kredit selama tahun 2008 hingga 2009 melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan yaitu 100% hal ini berarti nilai kredit pada bobot penilaian kesehatan Banknya akan memperoleh nilai bobot masimum dan ini dapat digambarkan bahwa keadaan cadangan kredit pada PT. Bank Mandiri sangat baik. 2. Analisis Kualitas aktiva Produktif Dalam menganalisa kualitas aktiva produktif, maka terlebih dahulu menentukan besarnya rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktifnya. Berikut ini disajian tabel kualitas aktiva produktif Bank Mandiri periode 2008 – 2009.
58
Tabel 4.19 Aktiva Produktif Bank Mandiri (Persero), Tbk (dalam juta rupiah)
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Keterangan Kredit yang diberikan Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank lain Efek – efek yang diterbitkan Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivative Tagihan akseptasi Penyertaan saham Komitmen dan kontigensi Jumlah aktiva produktif
2008 174.498.100 7.494.218 16.140.884 3.368.453 667.079 360.337 3.842.367 159.829 0 206.531.267
2009 197.126.229 7.489.609 19.487.644 7.719.570 4.936.029 176.291 4.356.773 188.954 0 241.481.099
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
Dari data diatas, terlihat bahwa jumlah aktiva produktif pada Bank Mandiri, Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2008 sebesar Rp 206.531.267.000 dan pada tahun 2009 sebesar Rp 241.481.099.000.000, penyumbang terbesar terhadap jumlah aktiva produktif diperoleh dari jumlah kredit yang diberikan dan jumlah efek – efek yang diterbitkan sebagaimana pada tabel diatas. Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (APYD) adalah aktiva produktif, yang sudah mengandung potensi maupun yang tidak potensi, tidak memberikanpenghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut (Selamet Riyadi,2003 : 178) : •
25% dari kredit yang digolongkan dalam perhatian khusus (Special Mention)
•
50% dari kredit yang digolongkan kurang lancar (Substandard)
•
75% dari kredit yang digolongkan diragukan (Doubtful)
59
•
100% dari kredit yang digolongkan macet (Loss) Berikut ini penulis sajikan jumlah aktva produktif yang
diklasifikasikan pada PT. Bank Mandiri Tbk periode 2008 – 2009. Tabel 4.120 Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Bank Mandiri (Persero), Tbk (dalam juta Rupiah) No 1 2 3 4
Keterangan Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
2008 16.464.650 1.417.807 517.322 9.072.255 27.472.034
2009 18.643.036 757.578 1.216.415 5.179.011 25.796.067
Sumber : data diolah dari laporan keuangan Adapun perhitungn rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif untuk beberapa periode dengan rumus (Selamet Riyadi, 2003 : 178) :
Rasio Aktifa Produktif =
Tahun 2008 Rasio Aktiva Produktif =
x100%
=13,30%
60
Nilai Kredit = 1+
x1 =87,66
Tahun 2009 Rasio Aktiva Produktif =
x100%
=10,68%
Nilai Kredit = 1+
x1 =33,133
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 prosentase nilai kreditnya adalah sebesar 15,667% dengan prosentase rasio sebesar 13,30%. Dan pada tahun 2009 sebesar 33,133 dengan prosentase rasio sebesar 10,68% dan nilai kredit sebesar 91,13. Nilai kredit yang masuk dalam rentang 81 sampai dengan 100 sesuai dengan SK direktur Bank Indonesia no. 30/267/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998 masuk dalam criteria sehat, Berdasarkan surat kputusan Bank Indonesia No 31/48/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, diklasifikasikan aktiva produktif menjadi 5 kategori denga presentase penyisihan aktiva produktif : 1% dari kredit lancar, 5% dari kredit dalam perhatian khusus, 15% dari kredit kurang lancar, 50% dari kredit yang diragukan dan 100% dari kredit macet. Berikut ini disajikan tabel penyisihan penghapusan aktiva produktif PT. Bank Mandiri tbk periode 2008 – 2009.
61
Tabel 4.21 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Mandiri (persero), Tbk (dalam juta rupiah) No 1 2 3 4 5
Keterangan 1% dari kredit lancar 5% dari kredit dalam perhatian khusus 15% dari kredit kurang lancar 50% dari kredit diragukan 100% dari kredit macet jumlah
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat
2008 3.160.474 823.233 212.671 258.661 0 4.455.038
2009 3.530.205 932.153 113.637 608.208 0 5.184.202
pada tahun 2008 sebesar
4.455.083.000.000 dan tahun 2009 sebesar 5.184.202.000.000. tujuan utama Bank dari penyisihan penghapusan aktiva produktif ini adalah untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya aktiva produktif. Setelah mengetahui jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif, maka langkah selanjutnya adalah menghitung rasio penyisihan aktiva produktif berikut ini data aktiva produktif yang tersedia (PPAPYD) (Selamet Riyadi, 2003 : 178) : Tabel 4.22 Data Aktiva Yang Tersedia (PPAPYD) Bank Mandiri (persero), Tbk (dalam juta rupiah) Keterangan 2008 2009 Sumber : data laporan keuangan
PPAPYD 13.532.315 13.319.001
62
Tahun 2008 : Rasio =
x100% = 303,75%
Nilai Kredit = 1+
x1 =304,75
Tahun 2009 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100% = 256,91%
x1 =257,91
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif sebagaimana pada tabel , melebihi penghapusan aktiva produktiv yang telah dialokasikan sebagaimana. 3. Analisis Manajemen Dalam menganalisa manajemen ini, penulis merujuk surat keputusan BI lampiran 2 No.3/11/Kep/DIR Tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank umum. Perhitungan manajemen mencakup dua faktor yaitu ; Manajemen Umum dan Manajemen Risiko dengan total jumlah pertanyaan 100 untuk Bank devisa, yaitu 40 pertanyaan manajemen umum dan 60 pertanyaan manajemen risiko, sedangkan untuk Bank non-devisa ada 85 pertanyaan dengan 39 pertanyaan untuk manajemen umum dan 46 pertanyaan manajemen risiko.
63
Berikut disajikan penilaian faktor manajemen pada Bank Mandiri, Tbk. Peilaian faktor manajemen ini berlaku untuk periode tahun 2005 – 2009. Tabel 4.23 Nilai Kredit Faktor Manajemen Bank Mandiri (persero), Tbk
No
Aspek
Jumlah Pertanyaan
1. a. b. c. d. e. f.
Manajemen Umum : Manajemen Strategi 5 Manajemen Struktur 5 Manajemen Sistem 10 Manajemen Sumber Daya Manusia 5 Manajemen Kepemimpinan 10 Manajemen Budaya Kerja 5 Total Manajemen Umum 40 2. Manajemen Risiko a. Manajemen Risiko Likuiditas 10 b. Manajemen Risiko Pasar 7 c. Manajemen Risiko Kredit 8 d. Manajemen Risiko Operasional 25 e. Manajemen Risiko Hukum 5 f. Manajemen Pemilik & Pengurus 5 Total Manajemen Strategi 60 Sumber : Pusat Studi KeBanksentralan, Bank Indonesia, 2010
Nilai Pertanyaan 20 20 40 20 37 18 155 40 28 32 100 20 20 240
Seperti dapat dilihat diatas Bank Central Asia menggunakan 100 pertanyaan karena Bank Central Asia merupakan Bank devisa. Tabel 4.24 Nilai Kredit Faktor Manajemen Bank Mandiri (persero), Tbk No 1. 2.
Keterangan
Manajemen Umum Manajemen Risiko Jumlah Sumber : Selamet Riyadi (2003 : 180)
Jumlah Nilai 155 240 395
Bobot Komponen 0,25 0,25 25%
Nilai Kredit 38,75 60 98,75
64
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa, dalam analisa manajemen Bank Mandiri yang merupakan Bank devisa mempunyai nnilai kredit sebesar 38,75 dan 60 sehingga total nilai kredit sebesar 98,75 hampir telah melaksanakan kebijakan manajemen yang telah ditentukan oleh BI. 4. Analisis Rentabilitas a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha Rasio laba sebelum pajak selama 12 bulan terakhir terhadap ratarata
volume usaha dalam periode yang sama. Berikut ini disajian mengenai
jumlah laba/rugi sebelum pajak dan jumlah total aktiva. Tabel 4.25 Jumlah Laba/Rugi dan total aktiva (dalam juta rupiah)
No 1 2
Tahun 2008 2009
Laba/Rugi sebelum pajak 8.068.560 10.824.074
Total Aktiva 358.438.678 394.616.604
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan Dari data diatas maka dapat dicari perhitungan rasio laba terhadap rata-rata volume usaha adalah sebagai berikut (Selamet Riyadi, 2003 :180) :
Tahun 2008 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100% = 2,25%
x1 =150
65
Tahun 2009 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100% = 2,74%
x1 =183
Dari hasil perhitungan rasio dan nilai kreditnya dapat dilihat bahwa jika Bank yang hasil dari perhitungan kreditnya semakin besar maka Bank tersebut memperoleh nilai maksimun dalam penilaian tingkat kesehatannya dan untuk rasio yang berjumlah lebih dari 100% maka rasio tersebut dinilai 0. Nilai rasio sebagaimana perhitungan diatas mengalami peningkatandari tahun 2008 dan 2009 yang berarti bahwa adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari penggunaan sumber daya (aktiva) yang tersedia pada tahun 2009. b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Yaitu rasio biaya operasional dalam 12 bulan ter akhir terhadap pendapatan oprasional dalam peride yang sama. Berikut ini disajikan mengenai jumlah pendapatan operasional dan biaya operasional. Tabel 4.26 Jumlah Pendapatan dan Biaya Operasional Bank Mandiri (Persero), Tbk (dalam juta rupiah) No Tahun Pendapatan Operasional 1 2008 31.990.730 2 2009 38.264.079 Sumber: Data diolah dari laporan keuangan
Biaya Operasional 21.485.459 25.833.871
66
Perhitungan untuk mengetahui seberapa besar biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah sebagai berikut (Selamet Riyadi, 2003 : 181) :
BOPO =
Nilai Kredit = 1+
Tahun 2008 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100%
x1
x100% = 67,16%
x1 =839,50
Tahun 2009 : Rasio =
x100% = 67,51%
Nilai Kredit = 1+
x1 =843,87
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 dan tahun 2009 terjadi peningkatan. Semakin kecil prosentase nilai perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional akan semakin baik, dimana bias diartikan bahwa Bank mampu melakukan efisiensi dalam penggunaan
67
biaya/beban dalam kegiatannya atau dapat juga diartikan bahwa Bank mampu menghasilkan pendapatan pendapatan yang lebih besar dari dari beban/biaya yang dikeluarkan. 5. Analisa Likuiditas a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar Aktiva lancar yaitu jumlah kas, giro pada Bank Indonesia, sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang diendorse Bank lain. Jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh PT. Bank Mandiri, Tbk dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.27 Total Aktiva Lancar Bank Mandiri (Persero), Tbk (dalam juta rupiah) Keterangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Obligasi pemerintah Total Aktiva Lancar Sumber : Data diolah dari laporan keuangan
2008 8.388.974 13.354.289 7.494.218 88.259.039 117.496.520
2009 8.867.881 16.055.871 7.489.609 89.132.940 121.546.301
Sedangkan untuk data kewajiban Call money dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
68
Tabel 4.28 Total Kewajiban Call money Bank Mandiri (persero), Tbk (dalam juta rupiah) No 1 2
Keterangan Rupiah Mata Uang Asing Jumlah
2008 1.406.311 7.965.197 9.371.508
2009 1.125.856 7.721.046 8.846.902
Untuk menentukan berapa besar rasio kewajiban bersih Call money terhadap aktiva lancar adalah sebagai berikut (SSelamet Riyadi,2003 : 181) :
Tahun 2008 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
Tahun 2009 : Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100% = 7,98%
x1 =93,03
x100% = 7,27%
x1 =93,72
Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan total kewajiban Call Money terhadap aktiva lancar menunjukan bahwa 2008 Bank menggunakan 7,98% hutang jangka pendek untuk menutupi kebutuhan likuiditasnya. Pada tahun 2009 terjadi penurunan hutang jangka pendek Bank untuk menutupi kebutuhan
69
likuiditasnya sebesar 7,27% dari total aktiva lancar yang dmilikinya. Nilai tersebut merupakan nilai yang masih dalam toleransi, hal ini ditunjukan dengan rata-rata prosentase kredit yang masih diatas 100 dari tahun 2008 sampai 2009. b. Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh Bank. Berikut ini disajikan data mengenai jumlah kredit yang diberikan oleh PT. Bank Mandiri. Tabel 4.29 Total Kredit Yang Diberikan Bank Mandiri (Persero), Tbk (dalam juta rupiah) NO 1 2
Tahun 2008 2009
Kredit Yang Diberikan (Total) 174.498.100 197.126.229
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Seangkan jumlah dana yang diterima oleh Bank adalah sebagai berikut : Tabel 4.30 Dana Yang Diterima Bank Mandiri (persero), Tbk (dalam juta rupiah) No 1 2
Keterangan Giro, Deposito dan Tabunganmasyarakat Pinjaman bukan dari Bank yang berjangka waktu > 3 bulan dan diluar pinjaman subordinasi 3 Deposito dan pinjaman dari Bank lain >3 bulan 4 Surat berharga yang diberikan oleh Bank > 3 bulan 5 Modal Inti 6 Modal Pelengkap Jumlah Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan
2008 289.112.052 9.371.508
2009 319.550.381 3.944.356
7.718.114 1.016.603
10.786.527 1.671.014
22.182.866 7.960.702 337.361.845
24.473.234 9.677.260 370.102.772
70
Adapun perhitungan rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh Bank dalam rupiah dan valuta asing (Selamet Riyadi, 2003 : 181):
Nilai Kredit = 1+
x4
Tahun 2008
Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100% = 51,72%
x4 = 254,12
Tahun 2009
Rasio =
Nilai Kredit = 1+
x100% = 53,26
x4 = 247,96
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan dalam usaha Bank untk menyalurkan kredit dimana pada tahun 2008 terjadi peningkatan kredit yang disalurkan sebesar Rp 174.498.000.000 dan tahun 2009 juga engalami peningkatan rasio sebesar Rp 236.006.494.000.000. Besarnya nilai kredit yang mampu disalurkan oleh bak kedalam berbagai bentuk penyaluran ini sejalan
71
dengan besarnya dana yang diterima oleh Bank sebagaimana ditunjukan oleh tabel diatas. Hasil perhitungan rasio pada tahun 2008 sebesar 51,72% dan pada tahun 2009 terjadi sedikit peningkatan sebesar 53,26%. Dari seluruh komponen penilaian tingkat kesehatan ban yang dilakukan perhitungannya diatas, maka dibuat suatu resume yang akan mengukur tingkat kesehatan PT. Bank Mandiri, Tbk dari seluruh aspek penilaiannya. Tabel Dibawah ini menyampaikan rangkuman tingkat kesehatan PT. Bank Mandiri,Tbk periode 2008 – 2009.
72
Tabel 4.31 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 2008 Bank Mandiri (Persero), Tbk No
Faktor yang dinilai
1
Permodalan a.Rasio Modal terhadap ATMR Kualitas Aktiva Tertimbang a.Rasio Aktiva Produktif Yang Dklasifikasikan b.Rasio PPAP yang ada diBank terhadap PPAP yang wajib dibentuk Manajemen a.Manajemen Umum b.Manajemen Risiko Rentabilitas a.Rasio laba terhadap total asset rata-rata b.Rasio biaya operasional trhdp pendapatan operasional Likuiditas a.Rasio kewajiban Call Money Netto thdp Aktiva Lancar b.Rasio Kredit yang diberikan thdp Dana yang diterima oleh Bank SubTotal Predikat
2
3
4
5
Rasio
Niai Kredit
Bobot
Nilai Bobot
13%
100
25%
25
13,30%
15,666667
30% 25%
8,9166667 3,9166667
303,75%
100
5%
5
155 240
38,75 60
2,25%
100
25% 10% 15% 10% 5%
12,875 3,875 9 10 5
67,16%
100
5%
5
7,98%
93,02
10% 5%
10 4,651
51,72%
100
5%
5
66,44266667 Cukup Sehat
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, dapat dilhat bahwa pada tahun 2008, Bank Mandiri memperoleh predikat “ Cukup Sehat” dengan nilai kredit total sebesar 66,44266667. Hal ini menunjukan bahwa telah diperoleh kinerja Bank sebesar 66,44266667 dari yang disyaratkan oleh Bank Indonesia dengan bobot nilai kredit sebesar 100.
73
Tabel 4.32 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 2009 Bank Mandiri (Persero), Tbk No
Faktor yang dinilai
Rasio
Niai Kredit
Bobot
Nilai Bobot
1
Permodalan a.Rasio Modal terhadap ATMR Kualitas Aktiva Tertimbang
13%
100
25% 30%
10,68%
33,133333
25%
25 13,28333 3 8,283333
256,92%
100
5%
5
155 240
38,75 60
2,74%
100
25% 10% 15% 10% 5%
12,875 3,875 9 10 5
67,51%
100
5%
5
7,28%
93,72
10% 5%
9,686 4,686
53,26%
100
5%
5
2
a.Rasio Aktiva Produktif Yang Dklasifikasikan b.Rasio PPAP yang ada diBank terhadap PPAP yang wajib dibentuk 3 Manajemen a.Manajemen Umum b.Manajemen Risiko 4 Rentabilitas a.Rasio laba terhadap total asset rata-rata b.Rasio biaya operasional trhdp pendapatan operasional 5 Likuiditas a.Rasio kewajiban Call Money Netto thdp Aktiva Lancar b.Rasio Kredit yang diberikan thdp Dana yang diterima oleh Bank SubTotal Predikat Sumber : Data diolah
70,84433333 Cukup Sehat
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, dapat dilhat bahwa pada tahun 2009, Bank Mandiri memperoleh predikat “ Cukup Sehat” dengan nilai kredit total sebesar 70,84433333. Hal ini menunjukan bahwa telah diperoleh kinerja Bank sebesar 66,44266667 dari yang disyaratkan oleh Bank Indonesia dengan bobot nilai kredit sebesar 100.
74
Dibawah ini penulis sajikan tabel ringkasan perbandingan total nilai kredit dari perhitungan tingkat kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMEL sebagaimana perhitungan yang telah dilakukan diatas. Tabel 4.33 Perbandingan Kinerja Bank Yang Diteliti No
1
2
3
Komponen
BCA Tahun 2008 2009
MANDIRI Tahun 2008 2009
15%
15%
13%
2,55%
1,98%
117,9%
a.Manajemen Umum b.Manajemen Risiko
Ketentuan BI Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
13%
< 0%
> 10%
13,3%
10,68%
> 15,5%
0,5%
148,42 %
303,75%
256,9%
0%
> 67%
38,75
38,75
38,7
38,7
0
40
60
60
60
60
0
60
3,14%
3,17%
2,25%
2,74%
< 0%
> 1,5%
59,41%
60,49%
67,16%
67,51%
> 100%
< 92%
0,66%
0,98%
7,98%
7,28%
> 100%
0%
52,19%
52,50%
51,72
53,26%
> 115%
< 90%
Permodalan a.RAsio Modal trhdp ATMR Kualitas Aktiva Tertimbang a.Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan b.Rasio PPAP yang ada di bank terhadap PPAP yang wajib dibentuk Manajemen
4
Rentabilitas
5
a.Rasio laba terhadap total asset rata-rata b.Rasio biaya operasional trhdp pendapatan operasional Likuiditas a.Rasio kewajiban Call Money trhdp aktiva lancar b.Rasio kredit yg diberikan trhdp Dana yg diterima oleh bank
Sumber : hasil data olahan sendiri
75
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Bank central asia memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan Bank mandiri selama periode penelitian tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, yang dibuktikan dengan nilai kredit total pengukuran tingkat kesehatan Bank dengan metode CAMEL sesuai dengan aturan Bank Indonesia. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan hasil penilaian tingkat kesehatan Bank berdasarkan data tabel yang telah disajikan diatas yang signifikan adalah faktor kualitas aktiva produktif.