37
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upaya-upaya yang dilakukan pihak manajemen untuk menyesuaikan dengan peraturan pajak yang berlaku. Implementasi perencanaan pajak (Tax Planning) yang dilakukan pada dasarnya adalah dengan mempertimbangkan aspek perpajakan dan memilih alternatif yang menimbulkan beban pajak yang paling kecil (bila perusahaan dalam kondisi laba). Berikut adalah laporan laba rugi PT. XYZ tahun 2009 sebelum dan setelah menerapkan tax planning : Tabel 4.1 PT. XYZ Laporan Tax Planning Perusahaan Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009 Keterangan Pendapatan Pendapatan Usaha Harga Pokok Penjualan Persediaan awal Pembelian Barang Siap Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Usaha Beban Usaha Biaya Gaji & THR Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Kesejahteraan Karyawan
Lap. Keuangan Sebelum Tax Planning
Tax Planning
Lap. Keuangan Setelah Tax Planning
1.838.236.261
-
1.838.236.261
10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902
-
10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902
-
1.220.251.359
1.220.251.359 475.856.320 26.236.250 13.933.426
37
78.942.870 a) 4.862.290 b) -
554.799.190 31.098.540 13.933.426
38
Biaya Perjalanan Dinas Biaya Listrik,Telp,Air, internet Biaya Keamanan Biaya Asuransi Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Sumbangan & Perjamuan Gaji Tenaga Ahli Biaya Iklan Biaya Adm bank
11.915.684 107.315.416 29.104.550 24.451.500 33.579.797 119.807.500 8.547.908 51.485.500 4.616.300 -
21.362.559 e) 1.750.000 f) 107.500 m)
11.915.684 128.677.975 30.854.550 24.451.500 33.579.797 119.807.500 8.547.908 51.485.500 4.616.300 107.500
Jumlah Biaya Usaha
906.850.151
1.013.875.370
Laba Usaha Penghasilan (Beban) Lain-lain Pendapatan Bunga Pajak Bunga Pendapatan (Beban) lain-lain
313.401.208
206.375.989
Laba Bersih Sebelum Pajak Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena pajak
313.401.208 313.401.208
206.375.989 206.375.989
PPh Badan Terutang
76.520.362
44.412.797
Kurang Bayar PPh 29
75.213.212
43.105.647
Angsuran PPh 25 Tahun 2010
-
-
-
6.376.697
3.701.066
Sumber : Laporan Keuangan PT. XYZ tahun 2009
Adapun penjelasan dari laporan keuangan PT. XYZ setelah penerapan tax planning diatas adalah sebagai berikut : a.
Pendapatan, terdapat dua jenis penghasilan yang diperoleh PT. XYZ yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan yang berasal dari luar kegiatan usaha perusahaan. Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan.
Atas pendapatan ini
perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp.1.838.236.261
39
Dari Pendapatan inilah perusahaan menggunakan untuk membiayai semua kegiatan dan pengeluaran operasional perusahaan. 2. Harga Pokok Penjualan, Undang-undang pajak penghasilan dalam penilaian memperkenankan metode first in first out (FIFO method) dan metode biaya rata-rata (Average Cost Method). Sedangkan kebijakan akuntansi pada PT. XYZ dalam penilaian persediaan adalah dengan menggunakan metode FIFO. 3. Beban Usaha Beban ini merupakan biaya-biaya yang digunakan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, kegiataan operasional dan biaya umum lainnya yang menurut ketentuan perpajakan dapat dikurangkan dari penghasilan (deductible expense) yang memenuhi syarat sebagai biaya yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan bruto. Uraian lengkap atas perencanaan pajak (tax planning) pada beban usaha dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Biaya Gaji, didalam akun beban gaji terdapat akun-akun yang terkait dengan kesejahteraan karyawan seperti biaya gaji, bonus, biaya transport dan biaya asuransi karyawan. Dibawah ini penjelasan tax planning atas akun biaya gaji menurut perusahaan : Biaya Gaji (Laporankeuanganfiskalperusahaan) Tax planning biaya gaji (Dalam bentuk tunjangan) Biaya Gaji setelah tax planning
40
b. Biaya Rumah Tangga Kantor, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan berkenaan dengan pengeluaran rumah tangga kantor diantaranya biaya pakaian, biaya makan, alat tulis dan cetakan. Dalam hal ini tax planning yang dilakukan perusahaan adalah : Biaya rumah tangga kantor (Laporan keuangan fiskal perusahaan)
Rp 26.236.250
Tax planning biaya pakaian seragam (Dengan pemberian logo perusahaan)
Rp 4.862.290
Biaya rumah tangga kantor setelah tax planning
Rp 31.098.540
c. Biaya Kesejahteraan Karyawan, sebesar Rp 13.933.426,- merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan antara lain untuk biaya pengobatan dan kesehatan karyawan. d. Biaya Perjalanan Dinas, sebesar Rp 11.915.684,- adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kepentingan direktur ataupun wakil direktur dalam menjalankan bisnis perusahaan diluar kota. e. Biaya Listrik, Telepon dan Internet, didalam akun biaya listrik, telepon dan internet terdapat akun biaya handphone General manajer yang dimasukkan kedalam biaya telepon kantor. Sesuai dengan KEP220/PJ/2002 bahwa atas biaya ini dapat diakui sebesar 50%
sebagai
pengurang penghasilan bruto perusahaan. Berikut perhitungan tax planning yang dilakukan perusahaan : Biaya listrik, telepon dan internet (Fiskal)
Rp 107.315.416
Tax planning biaya telepon
Rp 21.362.559
(50% x 42.725.117)
Total Biaya Listrik, Telepon dan Internet
Rp 128.677.975
41
f. Biaya Keamanan, biaya yang digunakan untuk menjaga keamanan sekitar lingkungan PT. XYZ Dalam hal ini tax planning yang dilakukan oleh perusahaan adalah : Biaya keamanan (laporan keuangan fiskal perusahaan) Tax planning dengan memberikan tunjangan (uang) Total biaya keamanan setelah tax planning Sesuai dengan UU No.17 Tahun 2000 Pasal 6 ayat (1) huruf a bahwa penghasilan bruto dapat dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, sehingga akun ini tidak perlu dikoreksi oleh perusahaan. g. Biaya Asuransi, sebesar Rp 24.451.500,- merupakan beban asuransi yang dibayarkan perusahaan atas bangunan. h. Biaya Pemeliharaan, didalam akun biaya pemeliharaan dan reparasi terdiri dari : Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan
Rp 14.850.000
Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung
Rp 11.350.500
Pemeliharaan Mesin
Rp 7.379.297
Total biaya pemeliharaan dan reparasi
Rp 33.579.797
i. Beban penyusutan aktiva tetap, pada PT. XYZ ini menggunakan metrode garis lurus (Straight line method) dengan perkiraan masa manfaat untuk umur aktiva tetap berdasarkan kebijakan akuntansi perusahaan, sebagai berikut :
42
1) Inventaris kantor dengan masa manfaat selama 4 tahun, persentase penyusutan per tahun sebesar 25% yaitu Rp 12.400.000. 2) Bangunan dengan masa manfaat 20 tahun, persentase penyusutan per tahun sebesaar 50% yaitu Rp 100.000.000. j. Biaya Sumbangan dan Perjamuan, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk bantuan keluarga tidak mampu sebesar Rp 2.000.000,- dan juga biaya jamuan tamu sebesar Rp 44.732.059,- yang tidak dibuatkan daftar nominatif sehingga atas biaya tersebut tidak dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan dan dilakukan koreksi fiskal. Namun, setelah perusahaan menerapkan tax planning atas beban jamuan tamu yang tergolong dalam biaya entertainment (mengacu pada SE-27/PJ.22/1986) yang menyebutkan bahwa yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto adalah yang digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan dan dibuatkan daftar sesuai ketentuan. Oleh karena itu, setelah diteliti lebih lanjut mengenai akun jamuan tamu ini dengan melengkapi daftar nominatif tersebut, maka diperoleh jumlah Rp 8.547.908,- yang dapat dijadikan biaya dan menambah jumlah akun jamuan tamu sebagai pengurang penghasilan bruto. k. Biaya Tenaga Ahli, sebesar Rp 51.485.500,- merupakan biaya yang dibayarkan kepada pihak eksternal perusahaan, dalam hal ini biaya tenaga ahli dapat menjadi pengurang penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
43
l. Biaya Iklan, sebesar Rp 4.616.300,- merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakan produk atau jasa perusahaan. m. Biaya Administrasi, biaya sebesar Rp 107.500 dikeluarkan berkenaan dengan kegiatan perusahaan untuk menunjang tertibnya administrasi. Karena kesalahan bagian keuangan, perusahaan melakukan koreksi fiskal atas akun biaya administrasi namun setelah diteliti biaya ini dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. Keterangan
Laporan Keuangan Fiskal
Biaya Administrasi
Rp 0,-
Tax Planning Perusahaan Rp 107.500
Selisih
Rp 107.500
B. Analisis Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. XYZ Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan strategis perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perncanaan. Berikut adalah laporan laba rugi PT. XYZ tahun 2009 hasil analisis penulis setelah menerapan perencanaan pajak (tax planning) :
44
Tabel 4.2 PT. XYZ Laporan Tax Planning Hasil Analisis Penulis Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2009 KETERANGAN
Pendapatan Pendapatan Usaha
LAP. KEUANGAN SETELAH TAX PLANNING PERUSAHAAN
EFISIENSI MENURUT PENULIS
LAP. KEUANGAN SETELAH TAX PLANNING PENULIS
1.838.236.261
1.838.236.261
10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902
10.875.200 610.180.902 621.056.102 3.071.200 617.984.902
Laba Kotor Usaha Beban Usaha Biaya Gaji & THR Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Kesejahteraan Karyawan Biaya Perjalanan Dinas Biaya Listrik,Telp,Air, internet Biaya Keamanan Biaya Asuransi Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Sumbangan & Perjamuan Gaji Tenaga Ahli Biaya Iklan Biaya Adm bank
1.220.251.359
1.220.251.359
554.799.190 31.098.540 13.933.426 11.915.684 128.677.975 30.854.550 24.451.500 33.579.797 119.807.500 8.547.908 51.485.500 4.616.300 107.500
554.799.190 31.098.540 42.051.926 11.915.684 140.458.854 30.854.550 24.451.500 34.527.669 119.807.500 44.732.057 55.697.456 4.616.300 107.500
Jumlah Biaya Usaha
1.013.875.370
1.095.118.726
Laba Usaha Penghasilan (Beban) Lain-lain Pendapatan Bunga Pajak Bunga Pendapatan (Beban) lain-lain
206.375.989
125.132.634
Laba Bersih Sebelum Pajak Kompensasi Kerugian
206.375.989 -
Harga Pokok Penjualan Persediaan awal Pembelian Barang Siap Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan
-
28.118.500 11.780.879
947.872 36.184.149 4.211.956
125.132.634 -
45
Penghasilan Kena pajak
206.375.989
125.132.634
44.412.797
20.039.790
3.701.066
1.669.983
PPh Badan Terutang
Angsuran PPh 25 Tahun 2010
Sumber : Laporan Keuangan PT. XYZ tahun 2009
Berikut adalah hasil analisa penulis terhadap penerapan perencanaan pajak pada PT. XYZ : 1.
Pendapatan dan HPP, dalam hal ini pencatatan pembukuan yang dilakukan perusahaan menggunakan modified cash basis dimana pendapatan diakui pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran uang. Sedangkan kebijakan akuntansi pada PT. XYZ dalam penilaian persediaan adalah dengan menggunakan metode FIFO. Berdasarkan analisa penulis bahwa penerapan perencanaan pajak (tax planning) atas akun Pendapatan dan Harga Pokok Penjualan telah efisien dan sesui dengan peraturan perpajakan.
2. Biaya Gaji, penerapan perencanaan pajak (tax planning) terhadap akun biaya gaji yang dilakukan oleh perusahaan yaitu: Biaya Gaji (Laporan keuangan fiskal perusahaan)
Rp 475.856.320
Tax planning biaya gaji (Dalam bentuk tunjangan)
Rp 78.942.870
Biaya Gaji setelah tax planning
Rp 554.799.190
Menurut hemat penulis, strategi perusahaan dengan mengganti biaya transport dan asuransi karyawan menjadi salah satu tunjangan yang dapat dijadikan penambah akun biaya gaji telah efisien.
46
3.
Biaya Rumah Tangga Kantor, dalam hal ini penerapan perncanaan pajak (tax planning) yang dilakukan perusahaan adalah : Biaya rumah tangga kantor (Laporan keuangan fiskal perusahaan)
Rp 26.236.250
Tax planning biaya pakaian seragam (Dengan pemberian logo perusahaan)
Rp 4.862.290
Biaya rumah tangga kantor setelah tax planning
Rp 31.098.540
Menurut penulis strategi yang dilakukan perusahaan dengan memberikan logo perusahaan disetiap seragam karyawan telah sesuai sehingga perusahaan dapat mengefisiensikan pembayaran pajaknya. 4.
Biaya Kesejahteraan Karyawan, berdasarkan penelitian penulis selama tahun 2009 terdapat biaya berobat ke Rumah Sakit OMNI yang ditanggung oleh karyawan sebesar Rp 28.118.500,-. Dalam hal ini perusahaan dapat mengefisiensikan pembayaran pajak dengan melakukan strategi menanggung biaya pengobatan tersebut (reemburs), dan menjadikanya tunjangan kesehatan karyawan. Sehingga atas strategi ini perusahaan dapat terhindar dari lapisan pajak maksimum (shift to lower bracket). Tabel 4.3 Perhitungan Perencanaan Pajak atas Biaya Kesejahteraan Karyawan Keterangan
Tax Planning Perusahaan Penulis
Selisih
Beban Rp 28.118.500,00 Kesejahteraan Rp 13.933.426,- Rp 42.051.926,Karyawan Sumber : Diolah dari data yang diambil dari PT. XYZ tahun 2009
5.
Biaya Listrik, Telepon dan Internet, dalam hal ini perencanaan pajak (tax planning) yang dilakukan perusahaan atas biaya telepon general manager
47
sebesar Rp 21.362.559 (beban pajak yang diakui sebesar 50% x pulsa general manager = 50% x 42.725.117) telah efisien. Namun berdasarkan penelitian penulis terdapat pemakain pulsa oleh Assisten manager dan kepala departement sebesar Rp 23.561.758 yang dimasukkan kedalam biaya telepon kantor. Dalam hal ini, perusahaan seharusnya dapat menambah penghematan pajaknya kembali apabila perusahaan melakukan hal yang sama atas biaya pemakaian pulsa Assisten manager dan kepala departemen yaitu : Biaya listrik, telepon dan internet (setelah tax planning perusahaan)
Rp 128.677.975
Tax planning biaya telepon (50% x Rp 23.561.758)
Rp 11.780.879
Total biaya setelah tax planning oleh penulis
Rp 140.458.854
Dengan demikian, penghematan pajak yang seharusnya dapat dilakukan perusahaan atas biaya ini adalah sebesar Rp 11.780.879,- jumlah penghamatan pajak tersebut akan menambah total biaya listrik, telepon dan internet menjadi Rp 140.458.854,- (jumlah biaya biaya listrik, telepon dan internet setelah tax planning menurut perusahaan + besarnya jumlah penghematan pajak menurut penulis). 6.
Biaya Keamanan, penerapan perencanaan pajak (tax planning) terhadap biaya keamanan yang dilakukan perusahaan yaitu : Biaya keamanan (laporan keuangan fiskal perusahaan) Rp 29.104.550 Tax planning dengan memberikan tunjangan (uang)
Rp 1.750.000
Total biaya keamanan setelah tax planning
Rp 30.854.550
Berdasarkan analisa penulis perencanaan pajak (tax planning) yang dilakukan perusahaan dengan strategi tax saving, yaitu mengubah biaya sembako
48
menjadi tunjangan dalam bentuk uang, telah efisien sehingga dapat menghemat pembayaran pajak. 7.
Biaya Pemeliharaan dan Reparasi, dalam hal ini terdapat potensi penghematan pajak yang dapat dilakuakan perusahaan, dimana berdasarkan penelitian penulis ke buku besar perusahaan, ditemukan biaya instalasi program mesin sebesar Rp. 947.872 yang belum dimasukan kedalam pos biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, karena bukti pembayaran atas nama Meneger Produksi, padahal mesin tersebut adalah mesin perusahaan oleh karena
itu
biaya
harus
dikoreksi
dan
di
Biaya pemeliharaan setelah tax planning oleh penulis 8.
tambahkan.
Sehingga
Rp 34.527.669.
Biaya Sumbangan dan Perjamuan, dalam akun jamuan tamu penulis menemukan jumlah sebesar Rp 36.184.149, atas biaya entertainment yang didukung dengan bukti nominatif dan berhubungan dengan kegiatan untuk mendapat, menagih dan memelihara penghasilan. Maka penulis berpendapat atas biaya tersebut dapat dijadikan sebagi pengurang dari penghasilan bruto (mengacu pada SE-27/PJ.22/1986). Sehingga akan menambah total biaya sumbangan dan jamuan tamu menjadi sebesar Rp 44.732.057,-
9.
Biaya sumbangan dan jamuan (setelah tax planning perusahaan)
Rp 8.547.908
Tax planning biaya sumbangan dan jamuan (Didukung bukti nominatif)
Rp 36.184.149
Total biaya setelah tax planning oleh penulis
Rp 44.732.057
Biaya Tenaga Ahli, atas akun biaya tenaga ahli terdapat transaksi atas jasa konsultan yang tidak dipotong PPh Pasal 23 sebesar 7.5% dari penghasilan
49
bruto oleh perusahaan. Dalam hal ini, apabila perusahaan menanggung pajak maka perusahaan akan dapat melakukan penghematan pajak (mengacu pada KEP-545/PJ/2000 Pasal 5 ayat (1) huruf a), bahwa tunjangan pajak dapat dibiayakan dan dapat dijadikan sebagai pengurang dari penghasilan bruto maka perusahaan melakukan gross-up untuk menghitung besarnya pajak yang ditanggung perusahaan. Berikut adalah penghitungan rumus tunjangan pajak dengan metode gross-up : Biaya jasa konsultan, merupakan lapisan Penghasilan Kena Pajak sebelum gross-up dari Rp 46.250.000, sampai dengan Rp 88.750.000,PKP setelah gross-up
= (PKP sebelum gross-up – Rp 46.250.000) / 85% + Rp 50.000.000,= ( Rp 51.485.500 – Rp 46.250.000,-) / 85% + Rp 50.000.000,= Rp 56.159.412,-
Transaksi Jasa Konsultan
Jenis PPh 21
Tarif Pajak DPP gross-up 7,5% 56.159.412
Pajak 4.211.956,-
Besarnya tunjangan pajak yang ditanggung perusahaan setelah gross-up adalah sebesar Rp 4.211.956, sehingga jumlah total biaya tenaga ahli setelah penerapan tax planning oleh penulis adalah : Biaya tenaga ahli (setelah tax planning perusahaan)
Rp 51.485.500
Tax planning biaya tenaga ahli (metode gross-up)
Rp 4.211.956
Total biaya tenaga ahli setelah tax planning
Rp 55.697.456
50
Berdasarkan penerapan strategi tax planning diatas menunjukkkan bahwa penerapan tax planning yang dilakukan oleh perusahaan belum sepenuhnya efisien. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan antara PPh badan terutang menurut perusahaan setelah tax planning dan PPh badan terutang menurut penulis sebesar Rp 20.039.790,- (hasil dari PPh badan terutang setelah tax planning menurut perusahaan – PPh badan terutang menurut analisis penulis = Rp 44.412.797,- - Rp 20.039.790,-). Perbedaan besarnya penghasilan kena pajak dan PPh badan terutang sebelum dan setelah tax planning pada PT. XYZ dengan hasil analisa penulis dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 4.4 Perbandingan Besarnya PKP dan PPh Badan Terutang Keterangan
Penghaasilan Kena Pajak PPh Badan Terutang 10% x Rp 50.000.000 15% x Rp 50.000.000 30% x Sisanya Jumlah PPh Badan Terutang Laba Bersih Setelah pajak PPh Pasal 25 Tahun 2009
Sebelum Tax Planning
Setelah Tax Planning Menurut Menurut Penulis Perusahaan
313.401.208,- 206.375.989,-
125.132.634,-
5.000.000,7.500.000,64.020.362,-
5.000.000,7.500.000,31.912.797,-
5.000.000,7.500.000,7.539.790,-
76.520.362,-
44.412.797,-
20.039.790,-
236.880.846,- 161.963.192,-
105.092.844,-
3.701.066,-
1.669.983,-
6.376.697,-
Sumber : Data yang telah diolah oleh penulis Dengan demikian jumlah penghematan pajak masing-masing dapat dihitung sebagai berikut :
51
a. Jumlah penghematan pajak oleh perusahaan dengan penerapan tax planning : PPh Badan Terutang sebelum tax planning
= Rp 76.520.362
PPh Badan Terutang setelah tax planning
= Rp 44.412.797
Penghematan Pajak
Rp 32.107.565
b. Jumlah penghematan pajak yang seharusnya dapat dilakukan oleh perusahaan dengan adanya analisa tax planning yang dilakukan penulis : PPh Badan Terutang menurut perusahaan
= Rp 44.412.797
PPh Badan Terutang menurut penulis
= Rp 20.039.790
Penghematan Pajak
Rp 24.373.007
Dari hasil analisis penulis tersebut diatas, total beban yang ditanggung oleh perusahaan bertambah menjadi sebesar Rp 1.095.118.726,-. Beban tersebut mengakibatkan penurunan jumlah laba bersih sebelum pajak yang diterima perusahaan. Dengan penurunan jumlah Penghasilan Kena Pajak perusahaan,
mengakibatkan
perusahaan
menjadi
Rp
penurunan 20.039.790,-.
jumlah Dengan
PPh
badan
demikian,
terutang besarnya
penghematan pajak yang seharusnya masih dapat dilakukan perusahaan adalah sebesar Rp 24.373.007.