BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan upaya-upaya yang dilakukan pihak manajemen untuk menyelesaikan dengaan peraturan pajak yang berlaku. Implementasi perencanaan
pajak
yang
dilakukan
mempertimbangkan
aspek
perpajakan
pada
dasarnya
adalah
dan
memilih
alternatif
dengan yang
menimbulkan beban pajak yang paling kecil (bila perusahaan dalam kondisi laba). Berikut merupakan Laporan laba rugi PT. Malta Printindo tahun 2010 setelah menerapkan perencanaan pajak :
47
Tabel 4.1 PT. MALTA PRINTINDO Laporan Keuangan Fiskal Berdasarkan Perencanaan Pajak Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 Laporan Keuangan Setelah Perencanaan
Laporan Keuangan Koreksi Fiskal
Pajak
Fiskal Setelah Perencanaan Pajak
Pendapatan : Pendapatan Usaha Jumlah Pendapatan
4,150,224,394 4,150,224,394
4,150,224,394 4,150,224,394
Beban Usaha : B. Material B. Gaji B. Kesejahteraan Karyawan B. Sumbangan B. Telepon & Listrik B. Asuransi B. Perlengkapan & Peralatan Kantor B. Pemasaran B. Transportasi B. Perjalanan Dinas B. Penyusutan B. Tenaga Ahli B. Perbaikan dan Perawatan B. Fotocopi dan Cetakan B. Kebersihan B. Administrasi Bank Jumlah Beban Usaha
1,056,120,575 1,817,275,723 43,750,257 6,750,000 85,868,171 28,213,279 8,677,450 35,345,000 10,510,050 12,933,400 112,400,000 21,003,500 27,820,000 2,675,775 1,952,922 3,271,296,102
1,056,120,575 1,817,275,723 43,750,257 85,868,171 28,213,279 8,677,450 35,345,000 10,510,050 12,933,400 112,400,000 21,003,500 27,820,000 2,675,775 1,952,922 125,350 3,264,671,452
(6,750,000)
125,350
Laba Usaha
878,928,292
885,552,942
Pendapatan/Beban lain-lain: Pendapatan lain-lain 1. Keuntungan Penjualan Aktiva 2. Pendapatan Bunga Bank Jumlah Pendapatan lain-lain
259,249,074 3,103,471 262,352,545
259,249,074 3,103,471 262,352,545
Beban Lain-lain : 1. Beban Bunga Bank Total Beban Lain-lain
(481,175,473) (481,175,473)
(481,175,473) (481,175,473)
Total Pendapatan (Beban) Lain-lain Laba Sebelum Pajak PPh Badan Terutang Laba Setelah Pajak
(218,822,928) 660,105,364 82,513,171 577,592,194
(218,822,928) 666,730,014 83,341,252 583,388,762
Sumber : Laporan keuangan fiskal perusahaan setelah perencaan pajak
48
Adapun penjelasan dari laporan keuangan PT. Malta Printindo setelah penerapan perencanaan pajak diatas adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan Terdapat dua jenis pendapatan yang diperoleh PT. Malta Printindo yaitu pendapatan yang berasal dari luar kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan. Atas pendapatan ini perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 4,150,224,394,-. Pada tahun 2010 perusahaan menerima pendapatan dari luar kegiatan operasional dengan total pendapatan dari luar usaha yang diterima tahun 2010 ini sebesar Rp 262,352.545,-. 2. Beban Usaha Beban ini merupakan biaya-biaya yang digunakan perusahaan yang
berhubungan
dengan
kegiatan
administrasi,
kegiatan
operasional dan biaya umum lainnya yang menurut ketentuan perpajakan dapat dikurangkan dari penghasilan yang memenuhi syarat sebagai biaya yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan bruto. Uraian lengkap atas perencanaan pajak pada beban usaha dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Biaya Material, sebesar Rp 1,056,120,575,- merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku seperti kertas, flat dan bahan bakar minyak. 49
2. Biaya Gaji dan Upah, didalam akun beban gaji terdapat akunakun yang terkait dengan kesejahteraan karyawan seperti biaya gaji, bonus, biaya transport dan biaya asuransi karyawan. Dibawah ini penjelasan perencanaan pajak atas akun biaya gaji menurut perusahaan : Biaya gaji (18 pegawai tetap)
Rp 1.041.488.818,-
Biaya gaji (47 pegawai tidak tetap)
Rp
718.699.980,-
THR dan Bonus
Rp
57.086.925,-
Total Biaya gaji
Rp 1.817.275.723,-
3. Biaya Kesejahteraan karyawan, sebesar Rp 43.750.257,merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan antara lain untuk biaya pengobatan dan kesehatan karyawan dalam bentuk uang. 4. Biaya Sumbangan, adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk : Sumbangan Gempa Jogja
Rp 5.550.000,-
Sumbangan HUT RI
Rp
Total biaya Sumbangan
Rp 6.750.000,-
1,200,000,-
5. Biaya Telepon dan Listrik, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembiayaan telepon dan listrik perusahaan, yaitu sebesar Rp 85.868.171,-. 6. Biaya Asuransi, sebesar Rp 28.213.279,- merupakan beban asuransi yang dibayarkan perusahaan atas bangunan. 50
7. Biaya Perlengkapan dan Peralatan Kantor, merupakan biaya yang dikeluarkan dalam pembelian peralengkapan dan peralatan kantor sebesar Rp 8,667,450,8. Biaya Pemasaran, sebesar Rp 35.345.000,-. Merupakan biaya yang digunakan perusahaan untuk promosi maupun iklan. 9. Biaya Transportasi, sebesar Rp 10,510,050,- adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berhubungan dengan trasportasi baik barang maupun orang. 10. Biaya Perjalanan Dinas, sebesar Rp 12,933,400,- adalah biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
kepentingan
karyawan yang ditugaskan keluar kota untuk kepentingan perusahaan. 11. Beban
Penyusutan,
pada
PT.
Malta
Printindo
ini
menggunakan metode garis lurus dengan perkiraan masa manfaat untuk umur aktiva tetap berdasarkan kebijakan akuntansi perusahaan, yaitu sebesar Rp 112.400.000,12. Biaya Tenaga Ahli, sebesar Rp 21,003,500,- merupakan biaya yang dibayarkan kepada pihak eksternal perusahaan, dalam hal ini biaya tenaga ahli dapat menjadikan pengurang penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan perusahaan .
51
13. Biaya Perbaikan dan Perawatan, sebesar Rp 27,280,000,adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan berkenaan dengan perbaikan dan perawatan kantor seperti perbaikan dan perawatan mesin. 14. Biaya Fotocopi dan cetakan, sebesar Rp 2,675,775,merupakan biaya yang digunakan untuk fotocopy dan cetakan arsip-arsip perusahaan. 15. Biaya Kebersihan, sebesar Rp 1,952,922,- merupakan biaya yang digunakan untuk memelihara kebersihan kantor dan juga pembelian perlengkapan kebersihan serta iuran pengangkutan sampah. 16. Biaya Administrasi, biaya sebesar Rp 125,350,- dikeluarkan berkenaan dengan kegiatan perusahaan untuk menunjang tertibnya administrasi. Karena kesalahan bagian keuangan, perusahaan melakukan koreksi fiskal atas akun biaya administrasi namun setelah diteliti biaya administrasi dapat dijadikan pengurang peghasilan bruto. 3. Pendapatan dan Beban Lain-lain Pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan maupun beban yang berasal dari luar kegiatan operasional perusahaan. Atas
52
pendapatan karena penjualan aktiva sebesar Rp 259,249,074 dan pendapatan bunga bank sebesar Rp 3,103,471. Selain itu, terdapat beban lain-lain yaitu beban bunga pinjaman dari bank sebesar Rp 481,175,473.
B. Analisis Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan strategi perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT. Malta Printindo tahun 2010 hasil analisis penulis setelah menerapkan perencanaan pajak (tax planning) :
53
Tabel 4.2 PT. MALTA PRINTINDO Laporan Keuangan Fiskal Berdasarkan Perencanaan Pajak Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010
Laporan Keuangan Setelah Perencanaan Pajak Perusahaan Penulis
Koreksi Fiskal Perusahaan
Penulis
Laporan Keuangan Fiskal Setelah Perencanaan Pajak Perusahaan Penulis
Pendapatan : Pendapatan Usaha Jumlah Pendapatan
4,150,224,394 4,150,224,394
4,150,224,394 4,150,224,394
4,150,224,394 4,150,224,394
4,150,224,394 4,150,224,394
Beban Usaha : B. Material B. Gaji B. Kesejahteraan Karyawan B. Sumbangan & Perjamuan B. Telepon & Listrik B. Asuransi B. Perlengkapan & Peralatan Kantor B. Pemasaran B. Transportasi B. Perjalanan Dinas B. Penyusutan B. Tenaga Ahli B. Perbaikan dan Perawatan B. Fotocopi dan Cetakan B. Kebersihan B. Administrasi Bank Jumlah Beban Usaha
1,056,120,575 1,817,275,723 43,750,257 6,750,000 85,868,171 28,213,279 8,677,450 25,345,000 10,510,050 12,933,400 112,400,000 21,003,500 27,820,000 2,675,775 1,952,922 3,271,296,102
1,056,120,575 1,884,336,030 43,750,257 6,750,000 85,868,171 28,213,279 8,677,450 25,345,000 10,510,050 12,933,400 112,400,000 21,003,500 27,820,000 2,675,775 1,952,922 3,338,365,409
1,056,120,575 1,817,275,723 43,750,257 85,868,171 28,213,279 8,677,450 25,345,000 10,510,050 12,933,400 112,400,000 21,003,500 27,820,000 2,675,775 1,952,922 125,350 3,264,671,542
1,056,120,575 1,884,336,030 43,750,257 5,550,000 85,868,171 28,213,279 8,677,450 25,345,000 10,510,050 12,933,400 112,400,000 21,003,500 27,820,000 2,675,775 1,952,922 125,350 3,337,281,759
878,928,292
811,867,985
885,552,942
812,942,635
259,249,074 3,103,471 262,352,545
-
(6,750,000)
125,350
(1,200,000)
125,350
Laba Usaha Pendapatan/Beban lain-lain: Pendapatan lain-lain 1. Keuntungan Penjualan Aktiva 2. Pendapatan Bunga Bank Jumlah Pendapatan lain-lain Beban Lain-lain : 1. Beban Bunga Bank Total Beban Lain-lain
259,249,074 3,103,471 262,352,545
259,249,074 3,103,471 262,352,545
(481,175,473) (481,175,473)
(481,175,473) (481,175,473)
(481,175,473) (481,175,473)
(481,175,473) (481,175,473)
Total Pendapatan (Beban) Lain-lain Laba Sebelum Pajak PPh Badan Terutang Laba Setelah Pajak
(218,822,928) 660,105,364 82,513,171 577,592,194
(218,822,928) 593,045,057 74,130,632 518,914,425
(218,822,928) 666,730,014 83,341,252 583,388,762
(481,175,473) 331,767,162 41,470,895 290,296,267
259,249,074 3,103,471
Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan fiskal perusahaan setelah perencanaan pajak PT. Malta Printindo
54
Berikut adalah hasil analisis penulis terhadap penerapan perencanaan pajak pada PT. Malta Printindo : 1. Pendapatan Dalam hal ini pencatatan pembukuan yang dilakukan perusahaan menggunakan modified cash basis dimana pendapatan diakui pada saat penerimaan dan pengeluaran uang. Sedangkan kebijakan akuntasi pada PT.
Malta
Printindo
dalam
menilai
persediaan
adalah
dengan
menggunakan metode FIFO. Berdasarkan analisis penulis bahwa penerapan perencanaan pajak atas akun pendapatan telah efisien dan sesuai dengan peraturan perpajakan. 2. Biaya Gaji dan Upah Dalam akun beban gaji terdapat akun-akun yang terkait dengan kesejahteraan karyawan seperti biaya gaji, bonus, biaya transport dan biaya asuransi karyawan. Penerapan strategi perencanaan pajak dalam memberi tunjangan pajak metode gross up untuk pegawai tetap pada PT. Malta Printindo akan mempunyai dampak pada besarnya PPh Pasal 21 yang terhutang maupun besarnya beban gaji. Untuk menghitung tunjangan pajak, terlebih dahulu harus melakukan gross up penghasilan kena pajak pegawai yang bersangkutan, kemudian tunjangan pajak dihitung dengan mengalihkan penghasilan kena pajak setelah gross up dengan tarif pasal 17 UU PPh No.36 Tahun 2008. 55
Adapun dasar hukum pemberian tunjangan pajak diantaranya ialah Pasal 4 ayat (1) huruf a UU No.36 Tahun 2008 , yang menyatakan bahwa yang termasuk penghasilan objek pajak adalah gaji, upah, dan tunjangan. Pasal 5 ayat (1) huruf a Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-545/PJ/2000 Tanggal 29 Desember 2000 yang menjelaskan bahwa penghasilan yang dipotong PPh 21 adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur termasuk tunjangan pajak. Lampiran khusus Dirjen Pajak Nomor KEP-545/PJ/2000 pada angka romawi XIV yang menyatakan bahwa dalam hal kepada pegawai diberikan tunjangan pajak tersebut merupakan penghasilan
pegawai
yang
bersangkutan
dan
ditambahkan
pada
penghasilan yang diterima. Dan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh yang menyatakan bahwa besarya penghasilan kena pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan dikurangi beban untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan termasuk tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang. Berikut ini merupakan contoh perhitungan penerapan tunjangan pajak pada PT. Malta Printindo secara sampel acak dari data penghasilan pegawai tetap perusahaan. Dibawah ini merupakan perhitungannya : Pegawai tetap bernama Taufik Ismail yang bekerja setahun penuh (Januari s.d. Desember), dengan status TK/- dan memperoleh gaji bulanan sebesar Rp 3,000,000,-. Penghasilan tersebut merupakan lapisan penghasilan kena pajak sebelum gross up Rp 23.750.000,- sampai dengan Rp 46.250.000,-
56
Dibawah ini merupakan perhitungan tunjangan pajak penghasilan tersebut : Menghitung PKP sebelun gross up Gaji sebulan
Rp
3,000,000,-
Rp
150,000,-
Penghasilan neto sebulan
Rp
2,850,000,-
Penghasilan neto setahun
Rp 34,200,000,-
PTKP
Rp 15.840.000
PKP
Rp 18,360,000,-
Pengurang : Biaya Jabatan
Menghitung PKP setelah gross up PKP setelah gross up = (PKP sebelum gross up) / 95% = (Rp 18,360,000) / 95% = Rp 19,326,315,Pembulatan = Rp 19,326,000,-
Menghitung Tunjangan Pajak Besarnya tunjangan pajak setahun= = = Tunjangan pajak sebulan =
57
Tarif Pasal 17 x PKP setelah gross up Tarif Pasal 17 x Rp 19,326,000,Rp 966,300,Rp 80,525,-
Menghitung Tunjangan Pajak dengan Metode gross up Gaji sebulan
Rp 3,000,000,-
Tunjangan pajak sebulan
Rp
Penghasilan bruto sebulan
Rp 3,080,525,-
80,525,-
Pengurang : Biaya jabatan
Rp
150,000,-
Penghasilan neto sebulan
Rp 2,930,525-
Penghasilan neto setahun
Rp 35,166,300,-
PTKP
Rp 15,840,000,-
PKP
Rp 19,326,300,-
PPh Pasal 21 setahun
Rp
966,315,-
PPh Pasal 21 sebulan
Rp
80,525,-
Jadi, Pemberian tunjangan pajak metode gross up tidak mempengaruhi besarnya gaji yang akan diterima oleh pegawai tetap (take home pay). Karena Pemberian tunjangan pajak metode gross up akan menaikkan besarnya jumlah PPh Pasal 21 yang terhutang dan akan menaikan gaji yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pada SPT PPh Badan Perusahaan. Penerapan perhitungan pajak pada seluruh pegawai tetap PT. Malta Printindo dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran IV.2
58
Dibawah ini merupakan penjelasan perencanaan pajak atas akun biaya gaji menurut penulis : Biaya gaji (18 pegawai tetap)
Rp 1.041.488.818,-
Biaya gaji (47 pegawai tidak tetap)
Rp
718.699.980,-
(dalam bentuk tunjangan PPh)
Rp
67.060.307,-
Biaya gaji setelah perencaanaan pajak
Rp 1.827.249.105,-
Perencanaan pajak dengan cara gross up
Dari segi PPh Pasal 21 yang terhutang dari semula sebesar Rp 59.182.619,- menjadi sebesar Rp 67.852.300,- atau meningkat Rp 8.669.681,- sedangkan dari segi beban gaji penerapan strategi ini akan meningkatkan jumlah beban gaji yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto dari semula Rp 1.098.575.743,- menjadi Rp 1.165.636.043,- untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Hasil Strategi Memberi Tunjangan Pajak Metode gross up Pada PPh Pasal 21 Pegawai Tetap PT. Malta Printindo Tahun 2010 (dalam rupiah) Keterangan
Sebelum gross up
Setelah gross up
Beban Gaji Pegawai Tetap -
Gaji Pokok
-
Tunjangan Pajak
-
Bonus & THR
Jumlah Beban Gaji Pegawai Tetap PPh Pasal 21 Terhutang
1.041.488.818
1.041.488.818
-
67.060.307
57.086.925
57.086.925
1.098.575.743
1.165.636.050
59.182.619
67.852.300
Sumber : Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap di lampiran IV.1 dan lampiran IV.2
59
3. Biaya Sumbangan Perusahaan memberikan sumbangan pada saat bencana nasional Gempa Jogja tahun 2010 sebesar Rp 5.550.000,- dan Sumbangan dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sebesar Rp 1.200.000,perusahaan melakukan koreksi fiskal atas transaksi tersebut. Menurut penulis sumbangan bencana nasional Gempa Jogja 2010 dapat dijadikan sebagai biaya yang dapat menjadi pengurang laba bruto perusahaan,atas dasar hukum pasal 6 ayat (1) huruf i UU No 36 Tahun 2008, sehingga bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai pengurang laba bruto perusahaan. Dikarenakan ketidak telitian bagian akuntansi perusahaan terhadap biaya sumbangan, sehingga perusahaan melakukan koreksi fiskal pada biaya sumbangan. Seharusnya perusahaan melakukan koreksi fiskal sebesar Rp 14,305,235,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 yaitu : Tabel 4.4 Perhitungan Perencanaan Pajak Terhadap Biaya Sumbangan Keterangan Biaya Sumbangan
Koreksi Fiskal Perusahaan Rp 6,750,000,-
Koreksi Fiskal Penulis
Selisih
Rp 1,200,000,-
Rp 5.550.000,-
Sumber : Diolah dari data yang diambil dari PT. Malta Printindo tahun 2010.
60
4. Keuntungan Penjualan Aktiva Keuntungan Penjualan gudang perusahaan (tanah dan bangunan). Dari penjualan aktiva ini perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 259.249.074,-. Sebenarnya keuntungan penjualan aktiva ini merupakan penghasilan yang dikenakan PPh final, sehingga seharusnya perusahaan melakukan koreksi fiskal terhadap akun ini. Namun karena adanya kesalahan dalam penginputan dan kemungkinan keterbatasan pengetahuan bagian akuntansi perusahaan mengenai peraturan
Undang-undang
perpajakan yang ada, pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan tidak tepat karena perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal terhadap pendapatan yang bersifat final ini. Oleh sebab itu pendapatan kena pajak perusahaan semakin menjadi lebih besar, sehingga hal ini membuat perusahaan membayar pajak jauh lebih besar dari yang seharusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5, yaitu :
Tabel 4.5 Perhitungan Perencanaan Pajak Terhadap Keuntungan Penjualan Aktiva Keterangan Keuntungan Penjualan Aktiva
Koreksi Fiskal Perusahaan
Koreksi Fiskal Penulis
Selisih
Rp 0,-
Rp 259.249.074,-
Rp 259.249.074,-
Sumber : Diolah dari data yang diambil dari PT. Malta Printindo tahun 2010.
61
5. Pendapatan Bunga Bank. Didalam laporan keuangan komersial perusahaan untuk pendapatan bunga sebesar Rp 3.103.471,-. Perusahaan melaporkannya dalam laporan keuangan fiskal sebesar Rp 0,-. Dalam hal ini Perusahaan tidak tepat melakukan pelaporan terhadap pos pendapatan bunga bank, karena Pendapatan bunga bank merupakan penghasilan yang dikenakan PPh Final dan tidak termasuk di dalam SPT Induk. Sehingga pendapatan kena pajak perusahaan menjadi lebih besar, dan begitu juga dengan pajak yang dibayar oleh perusahaan menjadi semakin lebih besar. Hal ini dikarenakan bagian akuntansi perusahaan masih kurang akan pengetahuan tentang peraturan undang-undang perpajakan. Maka dengan demikian seharusnya perusahaan melaporkan pendapatan bunga bank seluruhnya sebesar Rp 3.103.471,- ke laporan keuangan fiskal, dengan begitu pendapatan kena pajak perusahaan menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4, yaitu : Tabel 4.6 Perhitungan Perencanaan Pajak Terhadap Pendapatan Bunga Bank Keterangan
Pendapatan Bunga Bank
Koreksi Fiskal
Koreksi Fiskal
Perusahaan
Penulis
Rp 0,-
Rp 3.103.471,-
Sumber : Diolah dari data yang diambil dari PT. Malta Printindo tahun 2010.
62
Selisih
Rp 3.103.471,-
Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan belum sepenuhnya efisien. Dengan penurunan jumlah penghasilan kena pajak perusahaan, mengakibatkan penurunan jumlah PPh badan terutang perusahaan menjadi Rp 41.470.895,-. Dengan demikian, besarnya penghematan yang masih dapat dilakukan perusahaan , hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan antara PPh badan terutang menurut perusahaan setelah perencanan pajak dan PPh badan terutang menulis penulis sebesar Rp 41,870,457,- (hasil dari PPh badan terutang setelah perencanaan pajak menurut perusahaan – PPh badan terutang menurut analisis penulis). Perbedaan besarnya penghasilan kena pajak dan PPh badan terutang sebelum perencanaan pajak pada PT. Malta Printindo dengan hasil analisa penulis dijelaskan pada table berikut :
Tabel 4.7 PT. MALTA PRINTINDO Perbandingan Besarnya PKP dan PPh Badan Terutang Tahun 2010
Keterangan
Setelah Perencanaan Pajak Perusahaan
Penulis
Penghasilan Kena Pajak
Rp 666.730.014,-
Rp 331.767.162-
PPh Badan Terutang
Rp 83.341.252,-
Rp 41.470.895,-
63