BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini,penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil akhir perhitungan kinerja kedua produk Reksa Dana yang penulis teliti yaitu Reksa Dana Syariah, Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Saham Andalan, sebagai sampel untuk menunjukan posisi kinerja Reksa Dana Syariah yang dalam hal ini melalui proses screening (filterisasi aset-aset halal) dalam pembentukan portofolionya terhadap kinerja Reksa Dana Konvensional yang cenderung lebih luas dan bebas cakupannya dalam pembentukan portofolionya tersebut. Kekhawatiran mengenai adanya misleading (menyesatkan) akibat faktor tipe manajemen dan proses keputusan investasinya dapat disingkirkan karena Reksa Dana yang dibandingkan berada dalam satu perusahaan manajemen yaitu PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Data–data yang diolah adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari portofolio Reksa Dana Syariah Sektoral Amanah, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Saham Andalan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai pasar dari Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Saham Andalan, Jakarta Islamic Index (JII) sebagai pasar Reksa Dana Syariah. Data yang diambil bersifat bulanan berdasarkan h arga penutupan pada tiap data selama periode penelitian yaitu periode Februari 2009 sampai dengan Juni 2010. Hasil pengelolaan data tersebut adalah untuk menentukan
57
tingkat return portofolio Reksa Dana Syariah, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Saham Andalan, serta tingkat return pasar IHSG dan JII selama periode penelitian. Hasil return tersebut selanjutnya digunakan untuk perhitungan variance dan standar deviasi baik portofolio Reksa Dana maupun pasar. Dari
hasil perhitungan tersebut, akan diketahui Reksa Dana mana yang telah menghasilakan return teringgi selama periode penelitian serta resiko yang terkandung didalamnya yang tercermin dari tingkat variance dan standar deviasi yang dimiliki oleh portofolio Reksa Dana tersebut. Setelah itu akan dapat diketahui hubungan antara portofolio Reksa Dana dan pasar yang menjadi tolak ukur kinerjanya dengan melihat hasil perhitungan covarian, koefisien korelasi, dan beta adjust performance untuk selanjutnya
akan diukur perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya. Baru kemudian dapat mengetahui mana kinerjanya yang paling baik. Teknik perhitungan yang terakhir adalah risk adjust performance dengan melakukan perbandingan hasil diantara kedua portofolio tersebut menggunakan tiga metode yaitu metode indeks Sharpe, Treynor dan Jensen dalam suatu tabel.
4.1 Analisis Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana.
Dalam menganalisis Reksa Dana Saham, perlu untuk mengadakan perhitungan parameter Reksa Dana Saham tersebut. Maka dibutuhkan data NAB (Nilai Aktiva Bersih) dari masing-masing Reksa Dana tersebut. Kemudian dilakukan perhitungan tingkat pengembalian dari masingmasing Reksa Dana, dimana tingkat pengembalian diperoleh dari NAB periode t
58
dikurangi NAB periode t-1, dan hasilnya dibagi dengan NAB t-1, dan hasil perhitungan dapat dilihat dalam lampiran 1 s/d lampiran IV, maka dapat ditentukan total pengembalian (total return). Total return ini di dapat dengan menjumlahkan seluruh tingkat pengembalian masing-masing Reksa Dana per bulan dalam periode Februari 2009 sampai dengan Juni 2010. Dari total keseluruhan pengembalian tersebut dapat diketahui tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan cara membagi total pengembalian dengan jumlah bulan yang ditelti. Untuk lebih jelas perhitungan total pengembalian dan tingkat pengembalian yang diharapkan dapat dilihat pada lampiran I s/d lampiran IV. Berikut ini adalah hasil keseluruhan dari perhitungan terhadap Reksa Dana Saham yang dirangkum dalam bentuk tabel berikut ini : Tabel 4.1 Analisa Tingkat Pengembalian Reksa Dana Saham Periode Februari 2009-Juni 2010
Peringkat 1
Total Return (Ri)
Reksa Dana
SAHAM ANDALAN
Expected Return E(Ri)
0.94397
0.05553
2
SYARIAH SEKTORAL AMANAH
0.89136
0.05243
3
DANA SAHAM
0.85936
0.05055
Sumber : data yang diolah Dari hasil perhitungan total pengembalian dan tingkat pengembalian yang diharapkan di atas dapat diketahui urutan total pengembalian dan tingkat
59
pengembalian yang diharapkan masing-masing Reksa Dana yang diperoleh dari total hasil pengembalian masing-masing surat berharga yang menjadi komponen dari portofolio Reksa Dana dalam periode tertentu. Tabel di atas dibuat berdasarkan urutan dari total pengembalian yang diharapkan masingmasing Reksa Dana dari yang terbesar ke yang paling kecil. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada periode Februari 2009 sampai dengan Juni 2010 tingkat pengembalian investasi dari tiga Reksa dana saham menunjukkan angka positif artinya pada periode tersebut dalam keadaan sangat baik, hal ini disebabkan ke tiga Reksa Dana tersebut mempunyai angka positif. Dilihat dari tabel tersebut di atas maka reksa Dana yang memiliki tingkat keuntungan tertinggi adalah Reksa Dana Saham Andalan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 0.94397 (94.397%) dan Reksa Dana yang paling rendah tingkat keuntungannya adalah Reksa Dana Saham dengan tingkat pengembalian yang diharapkan adalah 0.85936 (85.936%) untuk urutan lengkapnya dapat dilihat tabel 4.1 di atas.
4.2 Analisis Varians dan Standar Deviasi Investasi Reksa Dana.
Berdasarkan perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan dapat diperoleh hasil perhitungan varians dari masing-masing Reksa Dana. Varians di dapat dari hasil pengolahan dengan mengurangi return tiap bulannya dengan expected return yang telah diperoleh. Kemudian dari hasil perhitungan tersebut dikuadratkan dan dijumlahkan. Setelah diperoleh hasil total dari penjumlahan tersebut, dan akan
60
didapatkan varians dengan cara membagi total hasil penjumlahan tadi dengan lamanya periode penelitian data. Tabel 4.2 Analisa Tingkat Varians dan Standar Deviasi Reksa Dana Saham Periode Februari 2009-Juni 2010
Varians (σi2)
Standar Deviasi (σi)
SYARIAH SEKTORAL AMANAH
0.00502
0.07087
2
SAHAM ANDALAN
0.00465
0.06818
3
DANA SAHAM
0.00408
0.06388
No
Reksa Dana
1
Sumber : Data yang diolah Tabel di atas dibuat berdasarkan urutan varians dan standar deviasi (penyimpangan baku) yang diharapkan dari masing-masing Reksa Dana dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada periode Februari 2009 sampai dengan Juni 2010. Dari perhitungan varians terhadap masing-masing Reksa dana yang ada pada tabel di atas maka terlihat bahwa Reksa Dana Syariah Sektoral Amanah memiliki varians terbesar yaitu 0.00502 (0.502%) dan Reksa dana yang memiliki varians terkecil adalah Dana Saham 0.00408 (0.408%). Untuk urutan lengkapnya dapat dilihat table 4.2 di atas. Selanjutnya dari hasil perhitungan varians tersebut dapat dihitung standar deviasi (penyimpangan baku) yang merupakan risiko dari masingmasing Reksa Dana. Dari table 4.2 di atas dibuat berdasarkan urutan dari standar deviasi terbesar sampai terkecil. Reksa Dana Syariah Sektoral Amanah
61
memiliki tingkat risiko yang besar dengan standar deviasi sebesar 0.07087 (7.087%) dan Dana Saham memilki tingkat risiko yang terendah dengan standar deviasi sebesar 0.06388 (6.388%) untuk urutan lengkapnya dapat dilihat tabel 4.2 di atas.
4.3 Perhitungan Risk Free Return.
Dengan memperoleh data-data SBI dari Bank Indonesia (www.bi.co.id). Maka penulis dapat menentukan Risk Free Return dengan menggunakan rumus : n
Rf =
∑ SBI i =1
n
Sehingga Risk Free Return dari Februari 2009 sampai dengan Juni 2010 adalah sebagai berikut :
62
Tabel 4.3 Risk Free Return Periode Februari 2009-Juni 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Bulan Feb'09 Mar'09 Apr'09 Mei'09 Jun'09 Jul'09 Ags'09 Sep'09 Okt'09 Nov'09 Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Mei'10 Jun'10 Avg
Suku Bunga 8.25% 7.75% 7.50% 7.25% 7.00% 6.75% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.824%
Sumber : www.bi.co.id Berdasarkan dari hasil perhitungan Risk Free Return pada table di atas, bila dibandingkan dengan tingkat rata-rata pengembalian dari masing-masing reksa dana saham pada periode Februari 2005 sampai dengan Juni 2010 dapat dilihat bahwa tiga jenis reksa dana yang di uji berada di bawah pembandingnya (deposito) dengan nilai Rf sebesar 0.06824 (6.824%) yaitu Saham Andalan 0.05553 (5.553%), Syariah Sektoral Amanah 0.05243 (5.243%), dan Dana Saham 0.05055 (5.055%).
63
4.4 Analisis Parameter Saham
Tolak ukur
dari Reksa Dana konvensional adalah Indeks Harga
Saham gabungan (IHSG) sedangkan Reksa Dana Syariah adalah dengan Jakarta Islamic Indeks (JII). Untuk itu diperlukan perhitungan tingkat pengembalian dari parameter pasar konvensional yang diperoleh dari IHSG periode t dikurangi IHSG t-1 dibagi IHSG t-1, sama halnya dengan parameter pasar syariah yang diperoleh dari JII periode t dikurangi JII t-1 dibagi JII t-1, hasil perhitungan tingkat rata-rata pengembalian parameter pasar yang dirangkum dalam tabel berikut : Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Tingkat Rata-rata Pengembalian Parameter Pasar Periode Februari 2009-Juni 2010
Parameter Pasar
Expected Return
IHSG
0.04810
JII
0.04681
Sumber : Lampiran III Dari hasil perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan pada perhitungan parameter pasar dapat diperoleh hasil perhitungan varains. Varians tersebut didapat dari perhitungan atas jumlah total setiap kuadrat dari tingkat pengembalian perbulan dikurangi tingkat pengembalian yang diharapkan dibagi lamanya periode observasi. Kemudian dari hasil perhitungan varians tersebut dapat diketahui standar deviasi (penyimpangan baku) yang merupakan risiko dari parameter pasar yang didapat dari akar kuadrat varians pasar. Hasil
64
perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil perhitungan varians dan deviasi standar parameter pasar yang disimpulkan dalam tabel berikut : Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Varians dan Standar Deviasi Parameter Pasar Periode Februari 2009-Juni 2010
Parameter Pasar
Varians
Standar Deviasi
IHSG
0.00356
0.05963
JII
0.00368
0.06066
Sumber : Lampiran III Perhitungan nilai tingkat rata-rata pengembalian pasar pada tabel 4.3 di atas bila dibandingkan dengan tingkat rata-rata pengembalian reksa dana, maka terlihat untuk reksa dana konvensional yang memilki expected return di atas tolak ukurnya yaitu Saham Andalan 0.05553 (5.553%) dan Dana Saham 0.05055 (5.055%). Sedangkan reksa dana syariah yang memilki expected return di atas tolak ukurnya adalah Syariah Sektoral Amanah 0.05243 (5.243%).
4.5 Perhitungan Kovarian dan Beta Investasi Reksa Dana
Perhitungan nilai kovarian dan beta Reksa Dana ini ditujukan untuk keperluan perhitungan kinerja Reksa Dana dengan metode Treynor. Kovarians menunjukkan pergerakan dua variabel yang saling berhubungan. Kovarian dihitung berdasarkan atas jumlah perkalian antara deviasi reksa dana dengan deviasi pasar dibagi dengan jumlah bulan penelitian. Untuk lengkapnya
65
perhitungan kovarian dapat dilihat pada lampiran IV. Berikut ini adalah hasil keseluruhan dari perhitungan kovarian yang dirangkum dalam tabel berikut : Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Kovarian Periode Februari 2009-Juni 2010
No
Kovarian (Ri,Rm)
Reksa Dana
1
Syariah Sektoral Amanah
0.004205
2
Saham Andalan
0.004030
3
Dana Saham
0.003780
Sumber : Lampiran IV Kemudian dari perhitungan kovarian investasi reksa dana saham dapat dihitung risiko sistematis yang dicerminkan dalam nilai beta. Nilai beta dapat dihitungkan dengan membagi kovarian investasi reksa dana dengan varians pasar. Dari tabel 4.5 di atas dibuat berdasarkan urutan dari kovarian terbesar sampai terkecil. Reksa Dana yang memiliki kovarian terbesar adalah Reksa Dana Syariah Sektoral Amanah sebesar 0.004205, dan yang memiliki kovarian terkecil adalah Dana Saham 0.003780, dimana ketiga reksa dana tersebut memiliki kovarian yang positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang sama, yaitu jika satu meningkat yang lainnya ikut meningkat atau jika satu menurun yang lain ikut turun. Dan ketiga reksa dana tersebut tidak memiliki kovarian negatif yang menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang berlawanan, yaitu jika satu meningkat lainnya
66
menurun dan sebaliknya, Nilai beta masing-masing Reksa Dana dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Perhitungan Nilai Beta Reksa Dana Periode Februari 2009-Juni 2010
Peringkat 1
Reksa Dana
Beta
Syariah Sektoral Amanah
1.142862
2
Saham Andalan
1.133166
3
Dana Saham
1.062862
Sumber : Data yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa reksa dana yang memiliki beta lebih besar dari 1 (b>1) yang menunjukkan bahwa reksa dana tersebut mempunyai nilai risiko yang lebih besar dibandingkan risiko pasar, sehingga diharapkan mempunyai tingkat hasil yang lebih tinggi dari pasar dan merupakan reksa dana agresif. Sedangkan sebaliknya jika memiliki beta lebih kecil dari 1 (b<1) dapat dikatakan bahwa reksa dana tersebut merupakan reksa dana yang defensive atau pada umumnya potensi tingkat hasilnya dibawah pasar. Dan jika memiliki beta sama dengan1 (b=1) artinya reksa dana tersebut mempunyai risiko yang sama dengan risiko pasar sehingga diharapkan hasilnya akan sama dengan tingkat hasil pasar.
67
4.6 Perhitungan kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe
Pengukuran kinerja reksa dana berdasarkan metode sharpe dapat dihitung dengan membandingkan antara excess return yaitu selisih antara return reksa dana dengan asset bebas risiko dengan dibagi standar deviasi portofolio reksa dana. Berikut tabel pengukuran kinerja reksa dana berdasarkan metode Sharpe. Tabel 4.8 Periode Februari 2009-Juni 2010 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Dengan Metode Sharpe
No 1 2 3
Reksa Dana Saham Andalan Syariah Sektoral Amanah Dana Saham
E(Ri)
Rf
0.05553
0.06824
Standar Deviasi 0.06818
Sharpe (Si) -0.1864
0.05243
0.06824
0.07087
-0.2230
0.05055
0.06824
0.06388
-0.2768
Sumber: Data yang diolah Dari hasil pengukuran kinerja masing-masing portofolio adalah berdasarkan atas total risiko masing-masing reksa dana, maka dapat dilihat bahwa ke tiga reksa dana di atas memiliki nilai perhitungan sharpe yang negatif, artinya investasi pada reksa dana saham tersebut memiliki return lebih kecil dari pada return investasi bebas risiko. Jika reksa dana di atas memiliki nilai perhitungan sharpe positif, artinya investasi pada reksa dana saham tersebut memiliki return lebih besar dari pada return investasi bebas risiko.
68
Reksa dana yang memiliki nilai negatif yang tertinggi dari reksa dana yang dianalisis adalah Dana Saham dengan nilai perhitungan sharpe negatif sebesar (-0.2768) artinya bahwa bila risiko investasi berkurang satu satuan maka risk premium reksa dana tersebut akan berkurang -0.2768, sedangkan reksa dana yang memilki nilai negatif terendah adalah Saham Andalan dengan nilai perhitungan sharpe negatif sebesar (-0.1864) artinya bila risiko investasi berkurang satu satuan maka risk premium reksa dana tersebut berkurang 0.1864. Sebaliknya bila reksa dana memiliki kinerja yang baik dari reksa dana yang dianalisis adalah yang memiliki nilai perhitungan sharpe positif, Jadi artinya risiko investasi bertambah satu satuan maka risk premium reksa dana tersebut akan bertambah sebesar nilai perhitungan sharpe positif.
4.7 Pengukuran Kinerja Reksa Dana dengan Metode Treynor
Pengukuran kinerja reksa dana dengan metode Treynor dapat dihitung dengan membandingkan antara excess return yaitu selisih antara return reksa dana dengan asset bebas risiko dengan risiko sistematis reksa dana (β). Berikut tabel pengukuran kinerja reksa dana berdasarkan metode Treynor.
69
Tabel 4.9 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Dengan Metode Treynor Periode Februari 2009-Juni 2010
No
Reksa Dana
Expected Return E(Ri)
1
Saham Andalan
0.05553
0.06824
1.133166
-0.0112
2
Syariah Sektoral Amanah
0.05243
0.06824
1.142862
-0.0138
3
Dana Saham
0.05055
0.06824
1.062862
-0.0166
Rf
β
Treynor (Ti)
Sumber : Data yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Reksa dana yang memiliki nilai perhitungan Treynor negatif besar adalah Dana Saham (-0.0166), dan terkecil adalah Saham Andalan (-0.0112). Reksa dana yang memiliki nilai perhitungan Treynor negatif yang artinya investasi pada reksa dana saham tersebut memiliki return yang lebih kecil dari pada return investasi bebas risiko. Dan nilai perhitungan Treynor negatif menunjukkan reksa dana berkinerja kurang baik, dengan pembilangnya (Return reksa dana) yang negatif sedangkan penyebutnya (Beta) tidak negatif. Sebaliknya reksa dana yang memiliki nilai Treynor positif artinya investasi pada reksa dana saham tersebut memiliki return lebih besar dari return investasi bebas risiko. Berdasarkan tabel di atas dapat melihat adanya perbedaan antara nilai kinerja reksa dana saham dengan metode Sharpe dibandingkan menggunakan metode Treynor. Hal ini disebabkan besarnya standar deviasi (σ) dan beta (β)
70
yang berbeda. Seperti Dana Saham dengan nilai Si = -0.2768 sedangkan Ti = 0.0166. Perbedaan nilai pada kedua metode pengukuran tersebut menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio tersebur relatif terhadap portofolio sejenis. Jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik berarti return portofolio tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar, untuk portofolio tersebut tentu lebih tepat jika kita menggunakan metode Treynor. Sebaliknya jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil yang dipengaruhi return pasar, tentu saja lebih tepat jika digunakan metode Sharpe sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kinerja portofolio reksa dana tersebut. Dilihat dari nilai-nilai kinerja yang ada sebaiknya dalam pengambilan keputusan menginvestasi dananya pada suatu reksa dana investor hendaknya memilih reksa dana konvensional pada Saham Andalan karena memiliki nilai negatif yang terkecil baik diukur dengan metode Sharpe dan metode Treynor. Hal ini disebabkan kinerja reksa dana saham tersebut memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan nilai negatif reksa dana – reksa dana lainnya yang nilai negatifnya lebih besar, seperti Dana Saham dengan nilai Si sebesar 0.2768 dan Syariah Sektoral Amanah dengan nilai Si sebesar -0.2230, sedangkan Dana Saham dengan nilai Ti sebesar -0.0166 dan Syariah Sektoral Amanah dengan nilai Ti sebesar -0.0138. Walaupun nilai kinerja Saham Andalan negatif tetapi reksa dana tersebut memiliki tingkat keuntungan tertinggi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan adalah 0.05553 dan Saham Andalan memiliki expecterd return di atas tolak ukurnya, sehingga memberikan hasil investasi lebih besar. Investasi pada reksa dana memang
71
mengandung risiko. Apabila investor menginginkan hasil yang lebih tinggi tingkat keuntungannya tetapi bersedia juga mengambil risiko yang lebih tinggi.
4.8 Perhitungan kinerja Reksa Dana dengan Metode Jensen
Pengukuran kinerja reksa dana dengen metode Jensen dapat dihitung dengan excess return yaitu selisih antara return reksa dana dengan asset bebas risiko kemudian hasilnya dikurangi terhadap risiko sistematis reksa dana dikalikan dengan return pasar dengan asset bebas risiko. Metode Jensen (Jensen’s Differential Return) mempunyai tujuan untuk menghitung tingkat return yang diharapkan dari suatu reksa dana saham tertentu dengan tingkat risiko yang ada, kemudian membandingkan tingkat return yang sesungguhnya, sehingga dapat dianalisis reksa dana saham mana yang menghasilkan nilai positif atau negatif, yang berarti di atas atau dibawah rata-rata kinerja. Pengukuran Jensen didasarkan pada teori CAPM (Capital Asset Pricing Model). Differential Return (alpha) menggambarkan seberapa besar tingkat
hasil dari suatu portofolio dapat mempengaruhi kemampuan manajer investasi untuk menghasilkan return adjusted for risk di atas rata-rata. Semakin besar nilai alpha maka semakin superior return adjusted for risknya, hal ini juga dapat mengindikasikan manajer investasi tersebut cukup baik dalam memprediksikan pasar dan memilih saham untuk portofolio. Dengan kata lain semakin besar nilainya semakin baik pula kinerjanya. Berikut tabel pengukuran kinerja Reksa dana berdasarkan metode Jensen.
72
Tabel 4.10 Pengukuran Kinerja Reksa Dana Dengan Metode Jensen Periode Februari 2009-Juni 2010
No
Reksa Dana
Expected Return E(Ri)
Rf
1
Saham Andalan
0.05553
2
Syariah Sektoral Amanah
3
Dana Saham
β
Jensen αp
0.06824 0.04810
1.133166
0.0101
0.05243
0.06824 0.04681
1.142862
0.0087
0.05055
0.06824 0.04810
1.062862
0.0037
Rm
Sumber : Data yang diolah Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa dapat dilihat bahwa reksa dana yang memiliki nilai perhitungan Jensen (Diffrential Return) positif yang artinya reksa dana tersebut memiliki kinerja yang baik yaitu Saham Andalan (0.0101) dan nilai kinerja yang rendah yaitu Dana Saham (0.0037). Terlihat tidak adanya konsistensi antar pengukuran dalam metode Sharpe, Treynor, dan Jensen begitu juga dengan IHSG dan JII.
73
Tabel 4.11 Rekapitulasi Kinerja Reksa Dana Konvensional dan Syariah Periode Februari 2009-Juni 2010
Reksa Dana
Sharpe
Treynor
Jensen
Saham Andalan
-0.1864
-0.0112
0.0101
Dana Saham
-0.2768
-0.0166
0.0087
Syariah Sektoral Amanah
-0.2230
-0.0138
0.0037
Sumber : Data yang diolah
74