111
BAB V PENUTUP
A.KESIMPULAN Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu: 1.
Untuk mengetahui mekanisme masukknya BBM Asing di Indonesia pada era pasar bebas bermula pada ketentuan dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa dapat diketahui bahwa pelaku ekonomi berdasarkan konstitusi ada 3 (Tiga), yaitu Koperasi, Perusahan Negara dan Perusahaan Swasta. Walaupun demikian, hanya BUMN yang dapat mempunyai hak Monopoli atas cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara atau kepentingan hajat hidup orang banyak. Monopoli oleh BUMN diberikan apabila “demi kemakmuran rakyat banyak” yang berarti bahwa segala cabang produksi yang menyangkut kepentingan umum dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
BUMN
secara
Monopolistis.
Keberadaan
Hak
Monopoli
dalam
penyelenggaraan penyediaan distribusi BBM dimana dikuasai oleh PERTAMINA. Hal ini dapat diketahui melalui penelusuran mengenai sejarah keberadaan hak monopoli yang dijalankan PERTAMINA pada orde sebelumnya juga sampai dengan saat ini meski tidak sebegitu kentalnya karena persaingan pasar bebas ditetapkan oleh Pemerintah. Terbentuknya
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah semangat UU ini adalah dalam demokrasi bidang ekonomi. Semangat untuk tidak ada lagi pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu harus dihargai meskipun sedikit terlambat, salah satu kebijakan lain
112
adalah untuk liberalisasi bidang migas melalui UU Migas No.22 Tahun 2001, maka kita akan sampai akhir menikmati dari PERTAMINA yang bisa dibilang biasa-biasa saja. Karena liberalisasi ini masuknya SPBU asing membuat PERTAMINA akhirnya berbenah diri selama beberapa tahun terakhir sehingga kita bisa merasakan peningkatan kualitas dari SPBU PERTAMINA yang Good, but Good Enough dibandingkan dengan kualitas pom bensin lain diluar Negeri karena sebelum ini adanya praktek manipulasi timbangan/meteran tidak akurat, pengoplosan Pertamax, serta berbagai hal yang dapat menyebabkan kerugian bagi kosumen BBM, namun lambat laun kondisi tersebut optimis akan segera berakhir. Sehingga dapat diberi kesimpulan pada pokok permasalahan pertama bahwa kondisi tersebut adalah mekanisme masukknya BBM asing di Indonesia. 2.
Perkembangan yang terjadi saat ini adalah Pemerintah lalai menciptakan iklim usaha yang kompetitif, pemerintah yang menciptakan situasi Persaingan Tidak Sehat seperti yang kita ketahui bersama, pemerintah merestui PERTAMINA untuk menentukan harga nya sendiri namun BBM asing dibatasi untuk tidak melebih harga PERTAMINA, dengan dalih salah satunya sudah mensubsidi Premium yang mayoritas digunakan namun alih-alih membenahi kebijakan persaingan (competition policy), pemerintah justru melanggengkan berbagai praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Ada tiga aspek yang menjadi dasar pemberian hak monopoli PERTAMINA yaitu: a.Aspek Yuridis, yaitu berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) b.Aspek Sosiologis, yaitu demi kemakmuran rakyat banyak dan kepentingan umum, serta memenuhi hajat hidup orang banyak. c. Aspek Ekonomi, yaitu agar tejadi efisiensi pasar, serta terdapatnya barang dan jasa dengan harga murah, terjangkau dan bermutu.
113
Namun terdapat hal positif dari dimulainya persaingan dengan menekan peran Monopolistis di Era Pasar Bebas. Dapat diketahui bahwa persaingan telah dimulai dan tidak akan pernah berhenti, maka diperlukan strategi dan penataan kembali manajemen operasional SPBU domestik agar tetap dapat bersaing memberikan pelayanan dan keunggulan kompetitif serta dapat melakukan inovasi usaha yang lebih baik, tetapi juga berbagai hal diantaranya: 1. Kualitas produk dan terjaminnya ketersediaan komoditi yang ditawarkan 2. Jasa Pelayanan dan fasilitas yang baik 3. Manajemen operasional dan SDM yang baik 4. Penerapan dan keunggulan dalam memanfaatkan teknologi Melihat dinamika bisnis tersebut ada berbagai faktor yang merupakan dampak baik dari era Pasar Bebas, yang membuat PERTAMINA harus kreatif tanpa terus bergantung dengan kebijakan pemerintah semata namun siap untuk mengindari arus Pasar Bebas.
B. SARAN Hendaknya dalam era pasar bebas ini PERTAMINA dengan natural monopoli dapat
membantu
perlindungan konsumen,
yaitu dengan menanggulangi
praktekpraktek bisnis yang dipengaruhi penyalahgunaan posisi dominan berdasarkan monopoli PT.PERTAMINA telah melakukan suatu tindakan penetapan harga dibawah harga wajar untuk sebuah pelayanan supply bahan bakar mintak (Bensin) dilihat dari sudut pandang konsumen yang membeli BBM ASING. Dengan
114
demikian penulis berkesimpulan bahwa PERTAMINA telah melakukan pelanggaran terhadap UU Anti Monopoli pasal 21 yang mengatur mengenai kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadi persaingan usaha tidak sehat, dan pasal 25 mengenai penyalahgunaan posisi dominan terutama sebagaimana diatur dalam ayat 1 butir b yaitu membatasi pasar dan pengembangan teknologi dab butir c yaitu menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan. Dalam Hal pemilikan posisi dominan dapat dilihat dari pemilikan pangsa pasar bahan bakar minyak di Indonesia sampai pemerintahan Orde baru Selesai hanya dikuasai oleh PERTAMINA dimana peraturan tersebut (Dominasi Pertamina)atas persetujuan pemerintah juga dimana kondisi ini mengurangi tingkat kompetisi pasar pada waktu itu. Selain kesimpulan diatas sedikitnya ada saran yang dapat peneliti ajukan sebagai masukan yaitu; Dirasakan perlu adanya pembaruan terhadap Undang-Undang No.5 Tahun 1999 khususnya yang berkaitan dengan pengaturan Penerapan Harga untuk melindungi Persaingan Usaha antara Pelaku Usaha Domestik dan Juga Investor asing yang sama-sama ingin mendapatkan profit dan dapat memberikan Kontribusi untuk Negara ini. Dengan adanya pembaruan terhadap undang-undang ini diharapkan dapat lebih menjamin kepastian dan kejelasan bagi para pelaku usaha untuk menjalankan usahanya didalam iklim persaingan yang baik yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi konsumen.
115
Iklim seperti ini yang sedang dialami oleh PT.PERTAMINA (Persero) dan BPMIGAS dalam sektor bisnis bahan bakar minyak,pengolahan,pencarian serta pendistribusian dari skala transportasi darat sampai dengan penerbangan. Pemain luar
masuk
ke
kancah
domestik
dan
sehingga
membuka
peluang
PT.PERTAMINA (Persero) untuk masuk kancah global karena untuk menyaingi kehadiran mereka dalam era belakangan ini dan akan terus terjadi dalam decade kedepan. Situasi demikian yang lalu membuat kita harus menyesuaikan diri. UU No. 22 Tahun 2001tentang Minyak dan Gas Bumi menyatakan dengan jelas bahwa kegiatan usaha hilir diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan. Lalu terbit UU No. 5/ 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Semangat UU itu adalah demokrasi bidang ekonomi. Semangat untuk tidak ada lagi pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu.