Bab 3 Analisis Data
Pada bab ini, penulis akan menganalisis jawaban dari hasil angket yang telah diterima yang dihubungkan dengan teori yang ada pada bab 2. Dalam analisis tersebut, penulis ingin mengetahui sejauh mana keigo 「敬語」 digunakan oleh siswa di Jepang, khususnya di Osaka, dan dalam kondisi seperti apa dan terhadap siapa saja, keigo 「敬語」tersebut digunakan.
3.1 Analisis Jawaban Soal Mengenai Sonkeigo「尊敬語」dan Kenjougo「謙譲 語」 Pada bagian ini, penulis akan menganalisis jawaban dari 10 buah pertanyaan yang ada pada angket soal, untuk mengetahui berapa banyak siswa di Jepang, khususnya di daerah Osaka yang masih menggunakan sonkeigo 「尊敬語」dan kenjougo 「謙 譲語」saat berbicara dengan gurunya, sesuai dengan teori yang ada pada bab 2, yang menyatakan bahwa keigo 「 語 語 」 digunakan saat berbicara dengan orang yang sangat dihormati seperti guru, profesor, dan atasan, serta orang yang usianya lebih tua dari penutur (Haghirian, 2010: 76). Semua jawaban analisis yang dianggap benar adalah jawaban yang sesuai dengan teori tersebut atau mengandung unsur sonkei「尊敬」dan kenjou「謙譲」.
27
3.1.1 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 1 Pada pertanyaan pertama, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin menawarkan sesuatu makanan kepada gurunya. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 1: 皆さんは何か食べ物を持っています。そして、その食べ物を、先生に あげたいと思います。何と言いますか。
Terjemahan: Anda mempunyai sebuah makanan. Kemudian Anda ingin memberikan makanan tersebut kepada guru. Apa yang akan Anda katakan? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、こちらのケーキを召し上がりませんか。 イ.先生、このケーキを食べてください。 ウ.先生、このケーキを食べて。 エ.食べろ。このケーキ。
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban yang benar adalah pilihan「ア」 yaitu Sensei, kochira no keeki wo meshiagarimasenka「先生、こちらのケーキを 召し上がりませんか」
Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling sopan, yang dikenal dengan istilah bentuk sonkei「尊敬」, yaitu bentuk bahasa hormat 28
untuk meninggikan lawan bicara (Slobin, et al, 1996: 237). Contohnya, yomareru 「読まれる」, o yomi ni naru「お読みになる」, meshiagaru「召し上がる」, irassharu「いらっしゃる」, dan lain-lain.
Pada pola kalimat Sensei, kochira no keeki wo meshiagarimasenka「先生、こち らのケーキを召し上がりませんか」terdapat dua pola bentuk sopan, yaitu kochira no「こちらの」dan meshiagarimasenka「召し上がりませんか」. Kochira no 「こちらの」merupakan bentuk sopan dari kono「この」yang merupakan sebuah kata tunjuk, yang berarti “ini”, sedangkan bentuk meshiagarimasenka「召し上がり ませんか」berasal dari kata kerja meshiagaru「召し上がる」+ pola kalimat ~masenka「~ませんか」.
Kata kochira no「こちらの」adalah bentuk yang lebih sopan dibandingkan dengan kata kono「この」yang merupakan sebuah kata tunjuk, yang berarti “ini” (Tsujimura, 1991: 247). Kata meshiagaru 「 召 し 上 が る 」 adalah kata kerja bentuk kamus, yang merupakan bentuk sopan untuk meninggikan lawan bicara atau sonkeigo「尊敬語」 dari kata kerja taberu「食べる」yang berarti “makan”, yang merupakan salah satu jenis dari sonkeigo 「 尊 敬 語 」 yaitu tokubetsuna go 「 特 別 な 語 」 atau bentuk khusus (Hagino, 2005: 64). Hal tersebut juga didukung oleh Fukuda (2008: 343-344), yang menyatakan bahwa “「食べる」
「召し上がります」。「召し上がります」は尊敬語で
す。” atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “taberu menjadi meshiagarimasu. Meshiagarimasu adalah sonkeigo”. 29
Pola ~masenka 「 ~ ま せ ん か 」 adalah sebuah pola kalimat yang digunakan untuk mengemukakan keinginan atau permintaan, seperti yang dinyatakan oleh Matsuoka dan Iori (2000: 152), “「~ませんか」は聞き手の意向を尋ねる表現で あることから来ています。” atau bila diterjemahkan menjadi “ ~masenka adalah bentuk ungkapan yang berasal dari penutur, yang mengemukakan keinginannya untuk meminta”. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Suzuki (2004: 123), yang menyatakan bahwa seseorang dapat meminta sebuah pendapat dengan menggunakan bentuk「~ ませんか」yang merupakan bentuk sopan, “「~ませんか」と、敬語表現を使い ながら、意見を求めることができる」。”. Dari hasil analisis data untuk pertanyaan pertama, penulis memperoleh data sebagai berikut Diagram 3.1.1 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Pertama
30 25 17
20
17
15 10 5 1
ア イ ウ エ
5 0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab pilihan 「ア」, yang adalah bentuk sonkei「尊敬」, sama banyaknya dengan jumlah siswa yang menjawab pilihan「イ」, yaitu sebanyak 17 orang. Akan tetapi, ada juga siswa 30
yang menjawab pilihan「ウ」, yaitu sebanyak 5 orang dan seorang siswa yang menjawab pilihan「エ」. Bila jawaban pilihan「ア」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Tabel 3.1.1 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Sonkeigo untuk Pertanyaan Pertama 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
-
-
-
1人 2.5%
2人 5%
3人 7.5%
6人 15%
女性
2人 5%
1人 2.5%
5人 12.5%
2人 5%
1人 2.5%
-
11 人 27.5%
合計
2人 5%
1人 2.5%
5人 12.5%
3人 7.5%
3人 7.5%
3人 7.5%
17 人 42.5%
性別 男性
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, 17 orang menjawab Sensei, kochira no keeki wo meshiagarimasenka「先生、こちらのケーキを召し上がりませんか」untuk pertanyaan pertama, atau dengan kata lain, ada sebanyak 17 siswa dari 40 siswa yang masih menggunakan sonkeigo「尊敬語」saat berbicara dengan gurunya.
3.1.2 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 2 Pada pertanyaan kedua, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin meminta gurunya untuk menunggu. Guru tersebut adalah seorang guru baru di sekolah, sehingga belum akrab dengan siswa yang ada di sekolah tersebut, namun perbedaan umur antara guru dengan siswanya hanya sekitar 3-5 tahun. 31
Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 2: 皆さんを待つように、先生にお願いしたいと思う場合には何と言いま すか。(先生は、新しい先生ですが、先生の年齢は皆さんよりわず か3~5年上です)。
Terjemahan: Anda ingin meminta guru Anda untuk menunggu (Beliau adalah guru baru di sekolah Anda, namun usianya hanya berbeda 3-5 tahun dari usia Anda). Apa yang akan Anda katakan? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、申し訳ありません。少々お待ちいただけませんか。 イ.先生、申し訳ありません。少々お待ちください。 ウ.先生、ごめんなさい。ちょっと待ってください。
エ.先生、ごめんねぇ。ちょっと待って。
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban pilihan 「 ア 」 dan jawaban pilihan「イ」, sama-sama merupakan jawaban yang sopan, namun bila diukur dari tingkat kesopanannya, maka jawaban yang paling tepat dan benar untuk pertanyaan ini yaitu Sensei, moushiwakearimasen. Shoushou omachi itadakemasenka「先生、 申し訳ありません。少々お待ちいただけませんか」(Nagasaki, 2007: 189).
32
Hal ini disebabkan bentuk omachi kudasai「お待ち下さい」merupakan bentuk sonkeigo「尊敬語」. Pola ~kudasai「~下さい」merupakan suatu pola bentuk perintah atau meirei 「 命 令 」 , sama seperti pola ~nasai 「 ~ な さ い 」 , yang merupakan salah satu bentuk sonkeigo「尊敬語」(Mio, 2003: ), yang menyatakan “前にも述べた五つの敬語動詞の連用形(命令形)がそれであります。すなわち、 「なさい」「ください」。”, bila diterjemahkan “lima buah bentuk penghubung dari verba sopan yang telah disebutkan sebelumnya ada berupa bentuk perintah, yaitu “nasai dan kudasai ”. Akan tetapi, ungkapan yang paling sopan ketika meminta guru untuk menunggu, yaitu dengan bentuk merendahkan diri atau kenjougo「謙譲語」(Slobin, et al, 1996: 237-238), baik terhadap guru yang telah akrab maupun belum, ataupun terhadap guru yang telah lama mengajar maupun yang baru mengajar. Contohnya, ukagau「伺 う」, mairu「参る」, o yomi suru「お読みする」, dan lain-lain.
Pada
pola
kalimat
Sensei,
moushiwakearimasen.
Shoushou
omachi
itadakemasenka「先生、申し訳ありません。少々お待ちいただけませんか」 terdapat empat keigo「敬語」, yaitu moushiwakearimasen「申し訳ありません」, shoushou「少々」, omachi「お待ち」, dan itadakemasenka「いただけません か」. Kata moushiwakearimasen 「 申 し 訳 あ り ま せ ん 」 memiliki arti yang sama dengan gomennasai 「 ご め ん な さ い 」 , yang berarti “maaf”, namun bentuk moushiwakearimasen「申し訳ありません」lebih sopan (Nishide, 2008: 54).
33
Selain itu, bentuk shoushou「少々」juga merupakan salah satu bentuk sopan atau keigo「敬語」, seperti yang dikatakan oleh Sato (2004: 61), “もし「少し」と 言いたいのなら「少々」です。これは敬語で「少しの時間」という意味。”. Nakamura dalam Nakayama, et al (2006: 110) juga menyatakan bahwa bentuk shoushou「少々」adalah bentuk teichougo「丁重語」, yang adalah salah satu jenis dari keigo「敬語」, dari sukoshi「少し」, yang berarti “sedikit”. Kata omachi「お待ち」terbentuk dari kata kerja machi「待ち」atau dalam bentuk kamus matsu「待つ」, berarti “menunggu”, yang mendapat penambahan kata o「お」, yang berfungsi untuk menjadikan kata yang diikutinya menjadi lebih sopan. Nagasaki (2005: 104), mengatakan “敬語というと、すぐ「お」や「ご」 の使い方と考える人が多いと言われています。”. Pola itadakemasenka「いただけませんか」tersusun dari itadaku「いただく」 + perubahan bentuk potensial + ~masenka「~ませんか」. Itadaku「いただく」 merupakan bentuk merendah atau kenjougo「謙譲語」dari kata kerja morau「もら う」, yang artinya “menerima” (Yasuda, 2007: 20). Hal ini juga didukung oleh pernyataan Hongo (2009: 143), “「いたす」も「いただく」も謙譲語です。”. Pembentukkan itadakemasenka 「 い た だ け ま せ ん か 」 dimaksudkan agar pola tersebut menjadi bentuk yang lebih sopan. Hal tersebut dinyatakan oleh Iwakiri (2006: 139), “相手に「・・・いただけませんか?」と「依頼」を表わす丁寧 な表現になります。”. Bentuk shoushou omachi itadakemasenka「少々お待ちいただけませんか」 memiliki makna yang cukup berbeda dibandingkan dengan pilihan shoushou omachi 34
kudasai「少々お待ちください」. Shoushou omachi itadakemasenka「少々お待 ちいただけませんか」memiliki makna yang lebih sopan karena konteks kalimat tersebut adalah sebuah permintaan (penutur ingin meminta kepada guru, apakah guru tersebut dapat menunggunya), bukan sebuah saran (penutur tidak menyarankan guru tersebut untuk menunggunya). Hal ini juga dikemukakan oleh Matsuoka dan Gomi (2005: 134), sebagai berikut しかし、<依頼><指示><勧め>というのはかなり性格の異なる意 味である。そのことは、例えば、「どうか座っていただけませんか」 (依頼)と「どうぞお座りください」(勧め)の意味の違いを考えれ ば明らかであろう。
Terjemahan Tetapi, “bentuk permintaan” “bentuk perintah/petunjuk” “bentuk saran” memiliki makna kepribadian yang cukup berbeda. Hal tersebut contohnya, kalau memikirkan perbedaan arti “Dapatkah Anda duduk” (permintaan) dengan “Silahkan Anda duduk” (saran), akan tampak jelas.
Dari hasil analisis data untuk pertanyaan kedua, penulis memperoleh data sebagai berikut Diagram 3.1.2 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Kedua
30 25 19
20 15
10 5
6
10
ア イ ウ エ
5 0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
35
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa hanya 10 orang dari 40 orang siswa yang menjawab dengan menggunakan kenjougo「謙譲語」, yaitu pilihan「ア」dan 5 orang yang menjawab pilihan「イ」, yang adalah ungkapan sonkei「尊敬」, saat meminta gurunya untuk menunggu. Akan tetapi, hampir sebagian besar siswa menjawab pilihan「ウ」. Selain itu, ada 6 orang siswa yang menjawab pilihan 「エ」. Bila jawaban pilihan「ア」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Tabel 3.1.2 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Kenjougo untuk Pertanyaan Kedua 17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
男性
-
-
-
-
1人 2.5%
3人 7.5%
4人 10%
女性
2人 5%
1人 2.5%
2人 5%
-
1人 2.5%
-
6人 15%
合計
2人 5%
1人 2.5%
2人 5%
-
2人 5%
3人 7.5%
10 人 25%
年齢 性別
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40
orang
siswa
yang
diberikan
angket,
10
orang
menjawab
Sensei,
moushiwakearimasen. Shoushou omachi itadakemasenka「先生、申し訳ありませ ん。少々お待ちいただけませんか」untuk pertanyaan kedua, atau dengan kata lain, ada sebanyak 10 siswa dari 40 siswa yang masih menggunakan kenjougo「謙譲 語」saat meminta gurunya untuk menunggu. 36
3.1.3 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 3 Pada pertanyaan ketiga, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin meminta gurunya untuk menunggu, namun guru tersebut adalah guru yang telah lama mengajar di sekolah dan memiliki hubungan yang akrab dengan siswanya. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 3: 場面は二番目の質問と同じですが、先生は長い間教えて、皆さんと親 しい関係があります。何と言いますか。
Terjemahan: Situasinya sama dengan pertanyaan nomor dua, tetapi guru tersebut telah lama mengajar dan memiliki hubungan yang akrab dengan Anda. Apakah yang Anda katakan? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、申し訳ありません。少々お待ちいただけませんか。 イ.先生、申し訳ありません。少々お待ちください。 ウ.先生、ごめんなさい。ちょっと待ってください。 エ.先生、ごめんねぇ。ちょっと待って。
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban pilihan 「 ア 」 dan jawaban pilihan「イ」, sama-sama merupakan jawaban yang sopan, namun bila diukur dari tingkat kesopanannya, maka jawaban yang paling tepat dan benar untuk pertanyaan 37
ini yaitu Sensei, moushiwakearimasen. Shoushou omachi itadakemasenka「先生、 申し訳ありません。少々お待ちいただけませんか」.
Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling sopan ketika meminta guru untuk menunggu, yaitu dengan bentuk merendahkan diri atau kenjougo「謙譲語」(Nagasaki, 2007: 189), baik terhadap guru yang telah akrab maupun belum, ataupun terhadap guru yang telah lama mengajar maupun yang baru mengajar karena antara guru dan murid memiliki hubungan atas-bawah, dimana murid adalah bawah dan guru adalah atas, seperti yang dinyatakan oleh Hagino (2005: 33) “例えば、学校の先生は生徒に対して目上、生徒は目下、たしかに 上下関係があります。”.
Terhadap guru yang telah lama mengajar, walaupun siswa memiliki hubungan yang akrab, tetap harus menggunakan bentuk kenjougo「謙譲語」 tersebut. Hal ini dikarenakan apabila seseorang telah memiliki waktu mengajar yang lama di sebuah sekolah atau universitas, dapat diasumsikan bahwa guru tersebut tentu memiliki usia yang jauh diatas siswa-siswinya. Dalam hal ini, keigo「敬語」juga digunakan saat berbicara dengan orang yang usianya lebih tua dari penutur (Haghirian, 2010: 76). Pada analisis ini, penulis hanya akan menganalisis berdasarkan hasil angket dalam bentuk tabel dan diagram.
38
Dari hasil analisis data untuk pertanyaan ketiga, penulis memperoleh data yaitu Diagram 3.1.3 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Ketiga
30 25 20
ア イ ウ エ
20 15
7
7
6
10 5 0 人数
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa hanya 7 orang dari 40 orang siswa yang menjawab dengan menggunakan kenjougo「謙譲語」, yaitu pilihan「ア」dan 6 orang yang menjawab pilihan「イ」. Akan tetapi, sebagian besar siswa menjawab pilihan「ウ」dan ada 7 orang siswa yang menjawab pilihan「エ」. Bila jawaban pilihan「ア」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, adalah Tabel 3.1.3 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Kenjougo untuk Pertanyaan Ketiga 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
-
-
-
1人 2.5%
-
2人 5%
3人 7.5%
女性
1人 2.5%
1人 2.5%
1人 2.5%
-
1人 2.5%
-
4人 10%
合計
1人 2.5%
1人 2.5%
1人 2.5%
1人 2.5%
1人 2.5%
2人 5%
7人 17.5%
性別 男性
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 39
Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40
orang
siswa
yang
diberikan
angket,
17
orang
menjawab
Sensei,
moushiwakearimasen. Shoushou omachi itadakemasenka「先生、申し訳ありませ ん。少々お待ちいただけませんか」untuk pertanyaan ketiga.
3.1.4 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 4 Pada pertanyaan keempat, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin memberitahukan kepada gurunya, bahwa guru tersebut melakukan kesalahan sewaktu mengajar di kelas. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 4: クラスで先生の教え方に間違いがある場合、先生に何と言いますか。 Terjemahan: Apa yang Anda katakan jika di kelas, ada kesalahan dari cara mengajar guru Anda? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、すみません、そちらは少し違うと思われますが.. イ.いいえ、そこは違います。 ウ.ううん、そこは違うよ。 エ.ああ、でまかせだぜ。そこ。
40
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban yang benar adalah pilihan「ア」 yaitu Sensei, sumimasen. Sochirawa sukoshi chigau to omowaremasuga…「先生、 すみません、そちらは少し違うと思われますが..」.
Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling sopan, yang dikenal dengan istilah bentuk sonkei 「尊敬」, yaitu bentuk bahasa hormat untuk meninggikan lawan bicara (Seki, 2010: 58. Tabel 3.3). Contohnya, irassharu 「いらっしゃる」, ossharu「おっしゃる」, dan sebagainya. Pada
pola
kalimat
Sensei,
sumimasen.
Sochirawa
sukoshi
chigau
to
omowaremasuga… 「 先 生 、 す み ま せ ん 、 そ ち ら は 少 し 違 う と 思 わ れ ま す が..」terdapat bentuk sonkei「尊敬」yaitu pada kata omowaremasu「思われま す」, yang dibentuk dari pola omou「思う」+ ~reru/rareru「~れる・られる」+ ~masu「~ます」.
Pola ~reru/rareru「~れる・られる」mempunyai empat fungsi, yang salah satunya adalah untuk menjadikan kata kerja tersebut menjadi bentuk sopan atau sonkei「尊敬」, “「れる」「られる」という助動詞には受身,可能,自発,尊敬の 四種の用法があって、この場合は「可能用法」というわけです。” (Hagino, 2005: 241). Nagasaki (2004: 87), juga menyatakan “なんからの動作をする人に対して、 尊敬の意味をあらわす場合には、動作をあらわす動詞に助動詞の「れる」 「られる」をつけます。”. 41
Hal ini juga dinyatakan oleh Torimitsu (2011: 59), sebagai berikut さらに室町時代になると、終止形が「るる」「らるる」となり、武士 社会の広がりとともに言葉も変化していた。そして、すでに江戸時代 中期においては、「れる」「られる」という現在使われている形へと 変化していたのである。ところで、古文の講義していると、よく学生 たちが、「『る』『らる』には『受身』『自発』『尊敬』『可能』と、 4つも意味があるので、区別がつきません」と質問にやって来るのだ。
Terjemahan Selanjutnya, ketika periode Muromachi, bentuk akhir yang menjadi bentuk ruru/raruru, bersamaan dengan meluasnya masyarakat samurai, bahasa juga berubah. Kemudian, seperti yang telah disebutkan pada periode Edo telah berubah bentuk menjadi bentuk reru/rareru, yaitu bentuk yang digunakan saat ini. Lalu, pada perkuliahan literatur klasik, mahasiswa banyak mempertanyakan “ru/raru memiliki empat bentuk arti yaitu bentuk pasif, bentuk spontan, bentuk sopan, dan bentuk potensial, sehingga tidak terbedakan”.
Kata kerja omowareru「思われる」mendapat mendapat tambahan pola ~masu 「~ます」, yang berfungsi untuk menjadikan verba tersebut menjadi verba sopan, sebab ~masu「~ます」merupakan bentuk teinei「丁寧」(Nakagawa, 2008: 40).
Selain itu, kata sochira「そちら」juga merupakan bentuk sopan dari kata soko 「そこ」, yang berarti “itu (kata tunjuk)”. Kinami (2008: 143), menyatakan “「そ こ」は「そちら」に変えて丁寧にします。”.
42
Dari hasil analisis data untuk pertanyaan keempat, penulis memperoleh data Diagram 3.1.4 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Keempat
28
30 25 20 15 10
6
5 1
ア イ ウ エ
5 0 人数
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
Pada diagram di atas, lebih dari sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 28 orang, yang menjawab pilihan 「ア」 atau bentuk sonkei 「尊敬 」, 6 orang menjawab pilihan「イ 」, yang adalah bentuk teinei「 丁寧 」, 5 orang menjawab pilihan 「ウ」, dan seorang siswa menjawab pilihan「エ」. Apabila jawaban pilihan「ア」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, maka Tabel 3.1.4 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Sonkeigo untuk Pertanyaan Keempat 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
-
2人 5%
2人 5%
3人 7.5%
2人 5%
3人 7.5%
12 人 30%
女性
2人 5%
1人 2.5%
5人 12.5%
4人 10%
3人 7.5%
1人 2.5%
16 人 40%
合計
2人 5%
3人 7.5%
7人 17.5%
7人 17.5%
5人 12.5%
4人 10%
28 人 70%
性別 男性
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 43
Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, lebih dari sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 28 orang menjawab Sensei, sumimasen. Sochirawa sukoshi chigau to omowaremasuga…「先生、すみません、そちらは少し違うと思われますが …」untuk pertanyaan keempat. Hal ini juga menunjukkan masih banyak siswa, yaitu ada sebanyak 28 siswa dari 40 siswa yang masih menggunakan sonkeigo 「 尊 敬 語 」 saat memberitahukan bahwa gurunya melakukan kesalahan, walaupun masih ada siswa yang menggunakan bahasa yang tidak sopan.
3.1.5 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 5 Pada pertanyaan kelima, penulis memberikan soal mengenai siswa yang ingin menanyakan kepada gurunya, apakah guru tersebut ingin makan sesuatu. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 5: 先生に「何か食べたいか」という質問を聞きたいと思う場合は、どん な表現を使いますか。
Terjemahan: Ketika Anda ingin bertanya kepada guru “Apakah ingin makan sesuatu?”, ungkapan seperti apa yang digunakan? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、お食事はおすみでしょうか。 イ.先生、お食事を召し上がりますか。 44
ウ.先生、食事を召し上がりたいですか。 エ.先生、食事しますか。
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, berdasarkan tujuan penelitian penulis, maka jawaban yang benar adalah pilihan 「 イ 」 yaitu Sensei, oshokuji wo meshiagarimasuka「先生、お食事を召し上がりますか」. Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan sopan, yang dikenal dengan istilah bentuk sonkei 「尊敬」, yaitu bentuk bahasa hormat untuk meninggikan lawan bicara (Seki, 2010: 58. Tabel 3.3). Contohnya, irassharu「いらっしゃる」, ossharu「おっしゃ る」, dan lain-lain.
Pada pola kalimat Sensei, oshokuji wo meshiagarimasuka「先生、お食事を召 し 上 が り ま す か 」 terdapat bentuk sonkei 「 尊 敬 」 atau bentuk sopan yang meninggikan lawan bicara, yaitu kata kerja meshiagarimasu「召し上がります」. Kata meshiagaru 「 召 し 上 が る 」 adalah kata kerja bentuk kamus, yang merupakan bentuk sopan untuk meninggikan lawan bicara atau sonkeigo「尊敬語」 dari kata kerja taberu「食べる」yang berarti “makan”, yang merupakan salah satu jenis dari sonkeigo 「 尊 敬 語 」 yaitu tokubetsuna go 「 特 別 な 語 」 atau bentuk khusus (Hagino, 2005: 64).
45
Hal tersebut juga didukung oleh Fukuda (2008: 343-344), yang menyatakan bahwa “「食べる」
「召し上がります」。「召し上がります」は尊敬語で
す。” atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “meshiagarimasu adalah sonkeigo”. Selain itu, bentuk oshokuji「お食事」yang terbentuk dari kata benda shokuji 「食事」, yang mendapat penambahan o「お」, juga merupakan salah satu bentuk sopan atau keigo「敬語」, seperti yang dikatakan oleh Nagasaki (2005: 104), “敬語 というと、すぐ「お」や「ご」の使い方と考える人が多いと言われていま す。”. Dari hasil analisis data untuk pertanyaan kelima, penulis memperoleh data sebagai berikut Diagram 3.1.5 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Kelima
30 25 16
15
20 15
9
10
ア イ ウ エ
5 0
0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa ada 15 orang siswa yang memilih jawaban「イ」, yaitu jawaban yang benbentuk sonkei「尊敬」, 9 orang memilih jawaban「ア」, dan 16 orang menjawab pilihan「エ」atau pilihan berbentuk teinei
46
「 丁 寧 」 . Akan tetapi, dari data tersebut, tidak ada seorang siswa pun yang menjawab pilihan「ウ」. Bila jawaban pilihan「イ」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Tabel 3.1.5 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Sonkeigo untuk Pertanyaan Kelima 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
男性
1人 2.5%
2人 5%
-
-
-
1人 2.5%
4人 10%
女性
2人 5%
2人 5%
1人 2.5%
4人 10%
2人 5%
-
11 人 27.5%
合計
3人 7.5%
4人 10%
1人 2.5%
4人 10%
2人 5%
1人 2.5%
15 人 37.5%
性別
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, 15 orang menjawab Sensei, oshokuji wo meshiagarimasuka 「 先 生 、 お 食 事 を 召 し 上 が り ま す か 」 untuk pertanyaan kelima, atau dengan kata lain, ada sebanyak 15 siswa dari 40 siswa yang masih menggunakan sonkeigo「尊敬語」saat menanyakan keinginan gurunya.
3.1.6 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 6 Pada pertanyaan keenam, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin memberitahukan namanya kepada seorang guru.
47
Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 6: もし皆さんの名前を、先生に伝えたいと思う場合は、何と言いますか。 (例えば:名前は山田です)。
Terjemahan: Apabila ingin memberitahukan nama Anda kepada guru, apa yang Anda katakan? (Contohnya: nama Anda adalah Yamada). Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.山田です。 イ.山田と申します。 ウ.山田だ。 エ.山田。
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban yang benar adalah pilihan「イ」 yaitu Yamada to moushimasu「山田と申します」. Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling sopan, yaitu bentuk merendah, yang dikenal dengan istilah bentuk kenjou「謙譲」yaitu teichougo「丁重語」(ada teori yang membagi keigo「敬語」ke dalam lima bagian, yaitu sonkeigo「尊敬語」, kenjougo I「謙譲語I」, kenjougo II atau teichougo
48
「謙譲語IIまたは丁重語」, teineigo「丁寧語」, dan bikago「美化語」, seperti yang dinyatakan oleh Seki (2010: 60) sebagai berikut 国による国語政策としての敬語は、長い間、「尊敬語」「謙譲語(2 つ の用法を含む)」「丁寧語(美化語を含む)」の 3 つに大きく分類されて きた。その後、2007 年 2 月、従来の「謙譲語」を「謙譲語Ⅰ」と「謙譲 語Ⅱ(丁重語)」の 2 つに分けるとともに、「丁重語」から「美化語」 を分離し、敬語を 5 分類とする指針が文化番議会で正式決定し、文部 科学大臣答申された。 Terjemahan Menurut negara, keigo, sebagai sebuah kebijakan bahasa selama ini terbagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu “sonkeigo” “kenjougo (mencakup dua penggunaan) “teineigo (mencakup bikago). Kemudian pada Februari 2007, dengan dibaginya ke dalam dua bagian, istilah tradisional kenjougo menjadi kenjougo I dan kenjougo II, bikago dipisahkan dari teichougo, Mentri Pendidikan melaporkan dan membagi panduan keigo ke dalam lima bagian secara resmi.
Teichougo「丁重語」menurut Nakamura dalam Nakayama, et al (2006: 110) sebagai berikut Teichougo 「 丁 重 語 」 dalam bahasa Inggris berarti courteous language or linguistic behavior atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “bahasa sopan atau perilaku bahasa”, yang membuat bahasa terdengar menjadi lebih terhormat. Bentuk-bentuk teichougo「丁重語」antara lain ekspresi kata kerja bantu yang sopan, pilihan leksikal atau kata, dan lain-lain. Contohnya adalah kata shoushou 「少々」untuk kata sukoshi「少し」, yang berarti “sedikit”. Selain itu, Seki (2010: 58. Tabel 3.3) menyatakan “相手の動作・物・ことがら な ど を 丁 重 に 表 現 す る と き に 使 う 言 葉 。 丁 重 語 と も い う 。 ”, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “bahasa yang digunakan ketika 49
menyatakan sopan santun terhadap perbuatan, benda, dan hal menarik lainnya dari lawan bicara. Disebut juga teichougo”. Contohnya, mairimasu 「 参 り ま す 」 , moushimasu「申します」, itashimasu「致します」, heisha「弊社」, dan lainnya. Pada pola kalimat Yamada to moushimasu「山田と申します」terdapat pola bentuk merendah yang dikenal dengan istilah bentuk kenjougo「謙譲語」, yang adalah teichougo「丁重語」, yaitu pada pola moushimasu「申します」(Seki, 2010: 58. Tabel 3.3). Moushimasu「申します」adalah bentuk merendah atau kenjou「謙譲」dari kata kerja iimasu「言います」(Nakagawa, 2008: 40-41). Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Oshima dan Jingu (2009: 26), yang menyatakan “「申します」は、「目下の者(自分)から目上に言う」意味の謙譲 語です。”, yang berarti “moushimasu adalah kenjougo yang berarti bicara dari bawahan atau diri sendiri ke atasan”. Kata kerja moushimasu 「 申 し ま す 」 merupakan bentuk merendah yang digunakan untuk perkenalan. Hal ini dinyatakan oleh Fukuda (2008: 348), “「~と 申します」自分の行動を低めて言う謙譲語には、自己紹介などで使う決まっ た表現も多いようです。”, yang berarti “~to moushimasu dalam kenjougo, yang adalah bahasa merendahkan tindakan sendiri, banyak dipakai sebagai ungkapan yang digunakan untuk perkenalan diri dan lainnya”.
50
Dari hasil analisis data untuk pertanyaan keenam, penulis memperoleh data sebagai berikut Diagram 3.1.6 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Keenam
30 25 18
18
20 15 10 1
3
ア イ ウ エ
5 0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab pilihan 「イ」, yang adalah bentuk kenjou「謙譲」, sama banyaknya dengan jumlah siswa yang menjawab pilihan「ア」, yaitu sebanyak 18 orang. Akan tetapi, ada juga seorang siswa yang menjawab pilihan「ウ」dan 3 orang siswa yang menjawab pilihan 「 エ 」 . Hal ini menunjukkan bahwa masih cukup banyak siswa yang menggunakan bentuk kenjou「謙譲」ketika ingin memperkenalkan dirinya kepada guru mereka.
51
Bila jawaban pilihan「イ」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, hasilnya adalah sebagai berikut Tabel 3.1.6 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Kenjougo untuk Pertanyaan Keenam 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
1人 2.5%
1人 2.5%
2人 5%
1人 2.5%
2人 5%
1人 2.5%
8人 20%
女性
2人 5%
-
3人 7.5%
2人 5%
2人 5%
1人 2.5%
10 人 25%
合計
3人 7.5%
1人 2.5%
5人 12.5%
3人 7.5%
4人 10%
2人 5%
18 人 45%
性別 男性
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, 18 orang menjawab Yamada to moushimasu 「山田と申します」untuk pertanyaan keenam atau ada sebanyak 18 siswa dari 40 siswa yang masih menggunakan teichougo 「 丁 重 語 」 , saat memperkenalkan dirinya kepada orang yang usianya lebih tua atau orang yang lebih dihormati.
3.1.7 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 7 Pada pertanyaan ketujuh, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin mengembalikan kacamata gurunya yang tertinggal di kelas setelah pelajaran berakhir.
52
Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 7: 授業がもう終わったところに、皆が、テーブルの上に先生の忘れため がねを見つけました。そのめがねを持って、先生の部屋に行って、 先生に返そうとする場合、何と言いますか。
Terjemahan: Setelah pelajaran berakhir, Anda menemukan kacamata milik guru Anda tertinggal di atas meja. Anda mengambil kacamata tersebut, pergi ke ruang guru dan bermaksud mengembalikannya. Apa yang Anda katakan? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、すみませんが、授業が終わったあとで、テーブルの上に先生の忘 れためがねを拝見しましたが、.. イ.先生、すみません、こちらは先生の忘れためがねです。 ウ.先生、これは先生のめがねです。 エ.先生、これ。めがねだ。
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban yang benar adalah pilihan「ア」 yaitu Sensei, sumimasenga, juugyou ga owatta atode, teeburu no ue ni sensei no wasureta megane wo haikenshimashitaga…「先生、すみませんが、授業が終わ ったあとで、テーブルの上に先生の忘れためがねを拝見しましたが、..」. 53
Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling sopan, yang dikenal dengan istilah bentuk kenjou「謙譲」(Nakamura dalam Nakayama, et al, 2006: 110). Contohnya, omenikakaru「お目にかかる」, go annaisuru「ご案内す る」, dan lain-lain. Pada pola kalimat Sensei, sumimasenga, juugyou ga owatta atode, teeburu no ue ni sensei no wasureta megane wo haikenshimashitaga…「先生、すみませんが、 授業が終わったあとで、テーブルの上に先生の忘れためがねを拝見しました が、..」, terdapat bentuk kenjou「謙譲」, yaitu haikenshimashita「拝見しま した」. Kata kerja haikenshimashita 「 拝 見 し ま し た 」 dibentuk dari kata kerja haikensuru「拝見する」+ ~mashita「~ました」. Haikenshimashita「拝見しま した」merupakan kata kerja bentuk merendah atau kenjougo「謙譲語」dari kata kerja miru「見る」, yang berarti “melihat” (Hongo, 2009: 21). Hal ini didukung oleh Nagasaki (2004: 189), yang menyatakan bahwa bentuk merendah dari kata kerja mita menjadi haikenshita, “このことはを単純にすると、 「私は見たことがありません」ということですから「見た」を謙譲語化して 「拝見した」にします。”. Selain itu, Tsujimura (1991: 357) juga mengatakan “「拝見」は「見る」の謙 譲 表 現 。 書 き 言 葉 、 話 し 言 葉 と も に 使 う 。 ”, yang berarti “haiken adalah ungkapan merendah (kenjou) dari miru. Digunakan baik dalam bahasa tulisan maupun bahasa lisan”. Pola kata kerja pembentukkan haikensuru「拝見する」mendapat tambahan pola ~mashita
~masu + ~ta「~ました
~ます+~た」. Penambahan pola 54
~masu「~ます」berfungsi untuk menjadikan verba tersebut menjadi verba sopan, sebab ~masu「~ます」merupakan bentuk teinei「丁寧」(Nakagawa, 2008: 40), sedangkan kata kerja bentuk lampau ~ta「~た」, yang berarti “sudah / telah” (Sugiyanto dan Djamaludin, 2009: 90). Dari hasil analisis data untuk pertanyaan ketujuh, penulis memperoleh data yaitu Diagram 3.1.7 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Ketujuh
30 25 18
20
16
15 10 5 1
ア イ ウ エ
5 0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa memilih bentuk jawaban dalam bentuk teinei 「 丁 寧 」 atau pola bahasa sopan standar, yaitu sebanyak 18 orang menjawab「イ」dan 16 orang menjawab「ウ」, sedangkan hanya 5 orang siswa yang menjawab dengan menggunakan kenjougo「謙譲語」. Selain itu, ada seorang siswa yang menjawab pilihan「エ」.
55
Bila jawaban pilihan「ア」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Tabel 3.1.7 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Kenjougo untuk Pertanyaan Ketujuh 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
男性
-
1人 2.5%
-
1人 2.5%
-
-
2人 5%
女性
1人 2.5%
1人 2.5%
1人 2.5%
-
-
-
3人 7.5%
合計
1人 2.5%
2人 5%
1人 2.5%
1人 2.5%
-
-
5人 12.5%
性別
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, hanya sebanyak 5 orang menjawab Sensei, sumimasenga, juugyou ga owatta atode, teeburu no ue ni sensei no wasureta megane wo haikenshimashitaga…「先生、すみませんが、授業が終わったあとで、テ ーブルの上に先生の忘れためがねを拝見しましたが…」untuk pertanyaan ketujuh, atau dengan kata lain, hanya sebanyak 5 siswa dari 40 siswa yang masih menggunakan kenjougo「謙譲語」saat berbicara dengan gurunya, khususnya saat ingin mengembalikan barang milik guru tersebut.
3.1.8 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 8 Pada pertanyaan kedelapan, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin minta izin pada gurunya, agar diperbolehkan untuk pulang lebih awal. 56
Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 8: 皆さんはクラスで勉強中に、早く家に帰る許可をお願いしたいと思う 場合は何と言いますか。
Terjemahan: Saat sedang belajar di kelas, Apa yang Anda katakana jika ingin minta izin untuk pulang ke rumah lebih awal? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、すみません、大切な用事がありますので、早退させていただけま せんか。 イ.先生、すみません、大切な用事がありますので、早退してもよろしいで すか。 ウ.先生、すみません、大切な用事があるので、早く帰ってよろしいですか。 エ.先生、すみません、大切な用事があるので、早く帰っていいですか。
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban yang benar adalah pilihan「ア」 yaitu Sensei, sumimasen, taisetsuna youji ga arimasu node, soutaisasete itadakemasenka「先生、すみません、大切な用事がありますので、早退させ て い た だ け ま せ ん か 」 . Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling sopan, karena mengandung unsur kenjou「謙 譲」 , yang adalah bentuk merendah (Seki, 2010: 58. Tabel 3.3). Contohnya, ukagau「伺う」, 57
moushiageru「申し上げる」, omenikakaru「お目にかかる」, go annaisuru「ご 案内する」, dan lain-lain.
Pada pola kalimat Sensei, sumimasen, taisetsuna youji ga arimasu node, soutaisasete itadakemasenka「先生、すみません、大切な用事がありますので、 早退させていただけませんか」terdapat bentuk keigo「敬語」, yaitu itadaku 「いただく」yang merupakan bentuk merendah atau kenjougo「謙譲語」pada kata soutaisasete itadakemasenka「早退させていただけませんか」. Kata soutaisasete itadakemasenka「早退させていただけませんか」terbentuk dari kata kerja soutaisuru「早退する」+ pola ~saseru「~させる」, ~te itadaku 「~ていただく」yang diubah menjadi bentuk potensial, dan ~masenka「~ませ んか」. Kinami (2008: 125) menyatakan bahwa penggunaan pola ~saseteitadaku「~さ せていただく」adalah suatu bentuk minta izin dan pengakuan dari lawan bicara untuk hal yang menyangkut kepentingan diri sendiri, “ということは、「~させて いただく」は「~する」という自分の行為を相手に認めてもらう、許可して もらう、という意味になります。”. Dalam hal ini, minta izin agar diperbolehkan pulang lebih awal adalah hal yang berhubungan dengan kepentingan pribadi penutur. Pernyataan tersebut didukung oleh Oshima (2006: 92), yang menyatakan “「~さ せていただきます」というのは、話が終わって、相手の同意と許可がもらえ る な ら 帰 り ま す 、 と い う 意 味 を 含 め た 謙 譲 表 現 で す 。 ”, yang berarti “~saseteitadakimasu termasuk ungkapan merendah yang memiliki arti, percakapan berakhir dan pulang kalau bisa mendapat izin dari lawan bicara”. 58
Nishimura (2003: 114) menyatakan bahwa pola ~saseru adalah arti yang mewakili “menerima (sesuatu) dari lawan bicara”, “「~させる」という意味から 「相手にしてもらう」を表します。」. Pola ~te itadaku「~ていただく」adalah bentuk merendah atau bentuk kenjou 「謙譲」seperti yang dikatakan oleh Sato (2004: 77) , “「いただく」という謙譲 語に、さらに「させていただきます」という謙譲語をつけているため、敬語 らしく聞こえるのです。”. Pola ~masenka 「 ~ ま せ ん か 」 adalah sebuah pola kalimat yang digunakan untuk mengemukakan keinginan atau permintaan, seperti yang dinyatakan oleh Matsuoka dan Iori (2000: 152), “「~ませんか」は聞き手の意向を尋ねる表現で あることから来ています。” atau bila diterjemahkan menjadi “ ~masenka adalah bentuk ungkapan yang berasal dari penutur, yang mengemukakan keinginannya untuk meminta”. Dari hasil analisis data untuk pertanyaan kedelapan, penulis memperoleh data Diagram 3.1.8 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Kedelapan
30 25 18
20 13
15 10
5
4
ア イ ウ エ
5 0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
59
Pada diagram di atas, hanya 5 orang siswa yang menjawab pilihan「ア」atau bentuk kenjou 「 謙 譲 」 , sedangkan sisanya menjawab bentuk teinei 「 丁 寧 」 , dimana pilihan「イ」sebanyak 18 orang, pilihan「ウ」hanya sebanyak 4 orang, dan pilihan「エ」sebanyak 13 orang. Hasil analisis pilihan jawaban「ア」dalam bentuk tabel adalah Tabel 3.1.8 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Kenjougo untuk Pertanyaan Kedelapan 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
男性
-
-
-
1人 2.5%
1人 2.5%
-
2人 5%
女性
2人 5%
-
1人 2.5%
-
-
-
3人 7.5%
合計
2人 5%
-
1人 2.5%
1人 2.5%
1人 2.5%
-
5人 12.5%
性別
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, hanya 5 orang menjawab Sensei, sumimasen, taisetsuna youji ga arimasu node, soutaisasete itadakemasenka「先生、すみませ ん 、 大 切 な 用 事 が あ り ま す の で 、早 退 さ せ て い た だ け ま せ ん か 」 untuk pertanyaan kedelapan.
60
3.1.9 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 9 Pada pertanyaan kesembilan, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang ingin mengajak gurunya untuk pergi ke pesta temannya. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 9: 授業中に、一緒に友達の誕生日パーティーへ行こうと、先生を誘いた い場合は、何と言いますか。
Terjemahan: Saat sedang belajar, Anda bermaksud untuk pergi ke pesta ulang tahun teman dan ingin mengundang Guru Anda. Apa yang akan Anda katakan? Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.先生、すみませんが、少々お時間がありますか。A さんのパーティーに 来ていただけませんか。 イ.先生、すみません、ちょっと時間がありますか。A さんのパーティーに 来ませんか。 ウ.先生、A さんのパーティーに来ますか。 エ.先生、A さんのパーティーに来る?
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban yang benar adalah pilihan「ア」 yaitu Sensei, sumimasenga, shoushou ojikan ga arimasuka? A san no paatii ni kite 61
itadakemasenka「先生、すみませんが、少々お時間がありますか。A さんの パーティーに来ていただけませんか」.
Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling sopan, yaitu bentuk merendah, yang dikenal dengan istilah bentuk kenjou 「謙譲」, yaitu bentuk bahasa hormat untuk merendahkan diri sendiri (Nagasaki, 2004: 128). Contohnya, kaite itadaku「書いていただく」, dan lain-lain.
Pada pola kalimat Sensei, sumimasenga, shoushou ojikan ga arimasuka? A san no paatii ni kite itadakemasenka「先生、すみませんが、少々お時間がありますか。 A さんのパーティーに来ていただけませんか」terdapat bentuk sopan, yaitu kite itadakemasenka 「 来 て い た だ け ま せ ん か 」 yang tergolong ke dalam bentuk kenjougo「謙譲語」. Pola ini terbentuk dari kata kerja kuru「来る」, yang berarti “datang” + ~te itadaku「~ていただく」, yang mengalami perubahan bentuk menjadi bentuk potensial + ~masenka「~ませんか」. Pola ~te itadaku「~ていただく」adalah bentuk merendah atau bentuk kenjou「謙譲」dari ~te morau「~て もらう」 (Hagino, 2005: 73). Selain itu, itadaku 「 い た だ く 」 juga merupakan bentuk merendah dari nomu/taberu「飲む・食べる」, yang dinyatakan oleh Sato (2004: 77), “「飲む・ 食べる」の謙譲語の「いただく」で十分。「いただく」という謙譲語に、さ らに「させていただきます」という謙譲語をつけているため、敬語らしく聞 こえるのです。”.
62
Pada kalimat ini, pola yang digunakan adalah ~te itadakemasenka「~ていただ けませんか」, karena merupakan sebuah ungkapan permintaan yang sopan, “「~ ていただけますか、」という意味の一般的に使える丁寧な依頼表現です。” (Hattori, 2009: 89). Selain itu, bentuk shoushou「少々」juga merupakan salah satu bentuk sopan atau keigo「敬語」, seperti yang dikatakan oleh Sato (2004: 61), “もし「少し」と 言いたいのなら「少々」です。これは敬語で「少しの時間」という意味。”. Kata ojikan「お時間」terbentuk dari kata benda jikan「時間」, berarti “waktu”, yang mendapat penambahan kata o「お」, yang berfungsi untuk menjadikan kata yang diikutinya menjadi lebih sopan. Nagasaki (2005: 104), mengatakan “敬語とい うと、すぐ「お」や「ご」の使い方と考える人が多いと言われています。”. Dari hasil analisis data untuk pertanyaan kesembilan, penulis memperoleh data sebagai berikut Diagram 3.1.9 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Kesembilan
30 25 20
18
15
13
10 5
4
ア イ ウ エ
5 0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
63
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa cukup banyak siswa, yaitu sebanyak 13 orang, yang menjawab pilihan「ア」yaitu bentuk kenjou「謙譲」. Selain itu ada sebanyak 18 orang yang menjawab pilihan「イ」dan 5 orang menjawab pilihan 「ウ」, yang adalah bentuk teinei「丁寧」, serta ada 4 orang yang menjawab pilihan「エ」. Bila jawaban「ア」tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, maka hasil analisisnya adalah Tabel 3.1.9 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Kenjougo untuk Pertanyaan Kesembilan 17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
男性
-
1人 2.5%
-
1人 2.5%
-
2人 5%
4人 10%
女性
2人 5%
1人 2.5%
5人 12.5%
-
1人 2.5%
-
9人 22.5%
合計
2人 5%
2人 5%
5人 12.5%
1人 2.5%
1人 2.5%
2人 5%
13 人 32.5%
年齢 性別
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, 13 orang menjawab Sensei, sumimasenga, shoushou ojikan ga arimasuka? A san no paatii ni kite itadakemasenka「先生、す みませんが、少々お時間がありますか。A さんのパーティーに来ていただけ ませんか」untuk pertanyaan kesembilan, atau dengan kata lain, ada sebanyak 13 siswa dari 40 siswa yang masih menggunakan kenjougo「謙譲語」saat mengajak gurunya pergi ke sebuah pesta atau acara. 64
3.1.10 Analisis Jawaban dari Pertanyaan Nomor 10 Pada pertanyaan kesepuluh, penulis memberikan soal mengenai siswa yang ingin menanyakan kepada seorang guru yang tidak mengajar di sekolahnya, serta tidak terlalu mengerti bahasa Jepang, mengenai koran yang siswa tersebut berikan, apakah telah dibaca atau belum. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Soal 10: 皆さんが人にさしあげた新聞をもうお読みになったかどうか、お聞 きしたいと思う場合は、どんな表現を使いますか。(その人は先生 ですが、皆さんの学校からの先生ではなくて、日本語があまり分か らないほかの国からの先生です。例えば、先生の名前はマイク先生 です)。
Terjemahan: Anda ingin bertanya kepada seseorang mengenai koran yang Anda pinjamkan kepadanya, apakah telah dibaca atau belum. Ungkapan apa yang Anda gunakan? (Orang tersebut adalah seorang guru, namun tidak mengajar di sekolah Anda dan Beliau adalah guru dari negara lain yang tidak terlalu mengerti bahasa Jepang. Misalnya nama guru tersebut adalah Mike). Dari soal tersebut, penulis memberikan empat pilihan jawaban, yaitu ア.マイク先生、私がさしあげた新聞をもう読まれましたか。 イ.マイク先生、私があげた新聞をもう読みましたか。 ウ.マイクさん、私があげた新聞をもう読みましたか。 エ.マイクさん、私があげた新聞もう読んだ? 65
Analisis data Dari keempat pilihan ungkapan di atas, jawaban yang benar adalah pilihan「ア」 yaitu Mike Sensei, watashi ga sashiageta shinbun wo mou yomaremashitaka「マイ ク先生、私がさしあげた新聞をもう読まれましたか」. Hal ini disebabkan ungkapan tersebut merupakan ungkapan bentuk sonkei 「尊敬」dan kenjou「謙 譲」(Machida, 1999: 141). Contohnya, irassharu「いらっしゃる」, ossharu「お っしゃる」, omenikakaru「お目にかかる」, go annaisuru「ご案内する」, dan lain-lain. Pada pola kalimat Mike Sensei, watashi ga sashiageta shinbun wo mou yomaremashitaka「マイク先生、私がさしあげた新聞をもう読まれましたか」, terdapat dua bentuk keigo 「 敬 語 」 yaitu sashiageta 「 さ し あ げ た 」 dan yomaremashita「読まれました」. Kata kerja sashiageta「さしあげた」dibentuk dari pola kata kerja sashiageru 「さしあげる」+ ~ta「~た」. Sedangkan kata kerja yomaremashita「読まれま した」dibentuk dari pola kata kerja yomu「読む」+ ~rareru「~られる」+ ~ta 「~た」. Kata kerja sashiageru 「 さ し あ げ る 」 adalah bentuk merendah atau bentuk kenjou「謙譲」dari kata kerja ageru「あげる」, yang berarti “memberikan”. Hal ini dinyatakan oleh Nagasaki (2004: 143), yang membagi kata sashiageru「さしあ げる」ke dalam bentuk kenjou「謙譲」. Selain itu, Hagino (2005: 73), yang menyatakan bahwa “さしあげる(やる・渡 す)。”, yang didukung oleh Kamatani, et al (2009: 28), yang menyatakan “「さし 66
あげる」やる / あげる”, serta “「やる」は与えるの意味ですから、「あげ る」「さしあげる」など、たくさんの謙譲語があります。” (Nagasaki, 2004: 249). Kata kerja yomu「読む」, yang berarti “membaca”, bila ditambah dengan pola ~rareru「~られる」, yang merupakan salah satu fungsi pembentukkan dalam sonkeigo「尊敬語」akan menjadi bentuk sopan atau bentuk keigo「尊敬」, yaitu sonkei no joudoushi “reru” “rareru” 尊敬の助動詞「れる」「られる」(Hagino, 2005: 64). Nagasaki (2004: 15), juga menyatakan bahwa karena “reru” “rareru”「れる」 「られる」merupakan bentuk yang pasti dan polos, ada kemungkinan baik sebagai bentuk sonkeigo「尊敬語」selanjutnya, “このように、ある面では少し混乱する 難点はありますが、「れる」「られる」の形式は平易で、定まった形になる ので、これからの尊敬語としては有望だと言う人がいます。”. Kata kerja pembentukkan yomareru 「 読 ま れ る 」 mendapat tambahan pola ~mashita
masu + ta「~ました
ます+た」. Penambahan pola ~masu
「~ます」berfungsi untuk menjadikan verba tersebut menjadi verba sopan, sebab ~masu「~ます」merupakan bentuk teinei「丁寧」(Nakagawa, 2008: 40). Kedua kata kerja yomareru 「 読 ま れ る 」 dan sashiageru 「 さ し あ げ る 」 mendapat pola bentuk lampau ~ta「~た」, yang berarti “sudah / telah” (Sugiyanto dan Djamaludin, 2009: 90). Menurut Slobin, et al (1996: 237), seseorang yang memiliki gelar atau panggilan khusus, akan terdengar lebih sopan bila dipanggil dengan menggunakan gelarnya
67
tersebut. Oleh sebab itu, kata Mike Sensei「マイク先生」lebih sopan dibandingkan dengan Mike San「マイクさん」. Terhadap usia tertentu, bentuk bahasa yang digunakan oleh pelaku bahasa tersebut bervariasi, dimana dalam hubungan atas-bawah, usia menjadi syarat pertimbangan. “Pihak bawah” akan menyapa “pihak atas” dengan sapaan jabatan, seperti terhadap guru (disapa dengan ~sensei「~先生」), direktur (disapa dengan ~shachou「~社長」, kepala bagian (disapa dengan ~buchou「~部長」, dan sebagainya (Wamafma, 2010: 52). Dari hasil analisis data untuk pertanyaan kesepuluh, penulis memperoleh data sebagai berikut Diagram 3.1.10 Diagram Hasil Jawaban Siswa untuk Pertanyaan Kesepuluh
30 23
25 20 15
6
8
10 3
ア イ ウ エ
5 0
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
人数
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa hanya ada 6 orang siswa yang menggunakan bentuk sonkei「尊敬」dan kenjou「謙譲」atau menjawab pilihan 「ア」saat berbicara dengan guru yang bukan orang Jepang dan kurang mengerti bahasa Jepang. Pilihan yang paling banyak dipilih oleh siswa lainnya adalah pilihan 「イ」, yaitu sebanyak 23 orang, dan 8 orang menjawab pilihan「ウ」. Kedua 68
pilihan jawaban tersebut merupakan bentuk teineigo「 丁 寧 語 」 , serta 3 orang lainnya menjawab pilihan「エ」. Bila jawaban 「 ア 」 tersebut dianalisis ke dalam bentuk tabel, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Tabel 3.1.10 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Sonkeigo untuk Pertanyaan Kesepuluh 年齢
17 歳
18 歳
19 歳
20 歳
21 歳
22 歳
合計
男性
-
2人 5%
-
1人 2.5%
-
1人 2.5%
4人 10%
女性
1人 2.5%
-
1人 2.5%
-
-
-
2人 5%
合計
1人 2.5%
2人 5%
1人 2.5%
1人 2.5%
-
1人 2.5%
6人 15%
性別
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, hanya 6 orang yang menjawab Mike Sensei, watashi ga sashiageta shinbun wo mou yomaremashitaka「マイク先生、私がさし あげた新聞をもう読まれましたか」untuk pertanyaan kesepuluh, yaitu ketika bertanya tentang barang yang siswa tersebut pinjamkan kepada gurunya. Hal di atas juga menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang masih menggunakan sonkeigo「尊敬語」dan kenjougo「謙譲語」saat berbicara dengan guru yang bukan orang Jepang asli dan tidak terlalu mengerti bahasa Jepang serta tidak mengajar di sekolah tempat siswa tersebut berada.
69
3.2 Analisis Angket dengan Skala Likert Pada bagian ini, penulis akan menganalisis penggunaan keigo「敬語」melalui pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh responden, yang berjumlah 10 soal. Jawaban dari responden tersebut kemudian akan dianalisis oleh penulis sesuai dengan teori yang ada.
3.2.1 Analisis Pertanyaan Nomor 1 Pada pertanyaan pertama dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang menggunakan keigo「敬語」untuk menyindir lawan bicaranya. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 1: 皆さんは「尊敬語と謙譲語」という敬語を、皮肉を言うために 使います。
Terjemahan: Anda menggunakan sonkeigo dan kenjougo yang adalah keigo untuk mengatakan sindiran.
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa “sonkeigo to kenjougo” toiu keigo wo, hiniku wo iu tame ni tsukaimasu「皆さんは「尊敬語と謙譲語」という 敬語を、皮肉を言うために使います」, penulis memperoleh data sebagai berikut
70
Tabel 3.2.1 Tabel Jumlah Siswa Terhadap Penggunaan Keigo untuk Menyindir とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
1人 2.5%
14 人 35%
16 人 40%
9人 22.5%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, ada seorang siswa yang menjawab sangat setuju, 14 orang siswa yang menjawab setuju, 16 orang siswa menjawab tidak setuju, dan 9 orang siswa menjawab sangat tidak setuju dalam hal menggunakan keigo「敬 語」untuk menyindir.
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Diagram 3.2.1 Diagram Jumlah Siswa Terhadap Penggunaan Keigo untuk Menyindir
25 人
15 人
賛成 反対
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
71
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju lebih sedikit, yaitu sebanyak 15 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 25 orang. Secara umum, teori-teori mengenai fungsi penggunaan keigo 「 敬 語 」 menjelaskan bahwa keigo「敬語」digunakan sebagai bentuk penghormatan ketika berkomunikasi atau berbicara terhadap orang yang lebih tua, orang yang lebih tinggi statusnya, atau bahkan terhadap orang asing (Machida, 1999: 141). Menurut Haghirian (2010: 76), keigo「敬語」digunakan saat berbicara dengan orang yang tidak dikenal, orang yang sangat dihormati seperti guru, profesor, dan atasan, serta orang yang usianya lebih tua dari penutur. Akan tetapi, ada juga teori yang menyatakan bahwa keigo「敬語」juga dapat berfungsi untuk menyindir, seperti yang dinyatakan oleh Slobin, et al (1996: 237), bahwa keigo「敬語」memiliki lima fungsi, yaitu untuk menghormati, formalitas, jarak, memperindah, dan menyindir. Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa “sonkeigo to kenjougo” toiu keigo wo, hiniku wo iu tame ni tsukaimasu「皆さん は「尊敬語と謙譲語」という敬語を、皮肉を言うために使います」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju lebih banyak daripada siswa yang menjawab setuju karena berdasarkan teori-teori yang ada, teori yang tidak menyatakan bahwa keigo「敬語」berfungsi untuk menyindir, lebih banyak dibandingkan dengan teori yang menyatakan bahwa keigo「敬語」 berfungsi untuk menyindir.
72
3.2.2 Analisis Pertanyaan Nomor 2 Pada pertanyaan kedua dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang menggunakan keigo「敬語」untuk memuji lawan bicaranya. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 2: 皆さんは敬語を、人をほめるために使います。 Terjemahan: Anda menggunakan keigo untuk memuji seseorang.
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa keigo wo, hito wo homeru tame ni tsukaimasu「皆さんは敬語を、人をほめるために使います」, penulis memperoleh data sebagai berikut Tabel 3.2.2 Tabel Jumlah Siswa Terhadap Penggunaan Keigo untuk Memuji とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
2人 5%
17 人 42.5%
19 人 47.5%
2人 5%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, ada 2 orang siswa yang menjawab sangat setuju, 17 orang siswa yang menjawab setuju, 19 orang siswa menjawab tidak setuju, 73
dan 2 orang siswa menjawab sangat tidak setuju dalam hal menggunakan keigo「敬 語」untuk memuji.
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Diagram 3.2.2 Diagram Jumlah Siswa Terhadap Penggunaan Keigo untuk Memuji
賛成
21 人 19 人
反対
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju hampir seimbang, yaitu sebanyak 19 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 21 orang. Secara umum, teori-teori mengenai fungsi penggunaan keigo 「 敬 語 」 menjelaskan bahwa keigo「敬語」digunakan sebagai bentuk penghormatan ketika berkomunikasi atau berbicara terhadap orang yang lebih tua, orang yang lebih tinggi statusnya (Machida, 1999: 141). Menurut Haghirian (2010: 76), keigo「敬語」digunakan saat berbicara dengan orang yang tidak dikenal, orang yang sangat dihormati seperti guru, profesor, dan atasan, serta orang yang usianya lebih tua dari penutur.
74
Akan tetapi, ada juga teori yang menyatakan bahwa keigo「敬語」juga dapat berfungsi untuk menyindir Slobin, et al (1996: 237) dan juga menyatakan bahwa keigo「敬語」juga sering digunakan orang tua terhadap anaknya, misalnya untuk memarahi atau memuji anak tersebut (Nakamura dalam Nakayama, et al, 2006: 113). Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa keigo wo, hito wo homeru tame ni tsukaimasu「皆さんは敬語を、人をほめる ために使います」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju lebih banyak daripada siswa yang menjawab setuju karena berdasarkan teori yang ada, teori yang tidak menyatakan bahwa keigo「敬語」 berfungsi untuk memuji, lebih banyak dibandingkan dengan teori yang menyatakan bahwa keigo「敬語」berfungsi untuk memuji.
3.2.3 Analisis Pertanyaan Nomor 3 Pada pertanyaan ketiga dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang menggunakan keigo「敬語」saat berbicara dengan keluarga dan teman sekelasnya. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 3: 皆さんは家族と同級生と敬語を使います。 Terjemahan: Anda menggunakan keigo terhadap keluarga dan teman sekelas.
75
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa kazoku to doukyuusei to keigo wo tsukaimasu「皆さんは家族と同級生と敬語を使います」, penulis memperoleh data sebagai berikut Tabel 3.2.3 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Keigo Terhadap Keluarga dan Teman Sekelas とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
-
2人 5%
16 人 40%
22 人 55%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, tidak ada siswa yang menjawab sangat setuju, hanya 2 orang siswa yang menjawab setuju, 16 orang siswa menjawab tidak setuju, dan sebanyak 22 orang siswa menjawab sangat tidak setuju dalam hal menggunakan keigo「敬語」saat berbicara dengan keluarga dan teman sekelasnya.
76
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah Diagram 3.2.3 Diagram Jumlah Siswa yang Menggunakan Keigo Terhadap Keluarga dan Teman Sekelas
2人 賛成 反対
38 人
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju sangat sedikit, yaitu hanya sebanyak 2 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 38 orang. Secara teori, keigo「敬語」digunakan terhadap orang yang tidak dikenal, orang yang lebih tinggi usia maupun statusnya (Haghirian, 2010: 76), serta terhadap orang yang memiliki hubungan yang “jauh” dari pembicara, sedangkan orang yang dikenal dan memiliki hubungan yang akrab, keigo「敬語」tidak digunakan (Goekler, 2010: 30-31). Akan tetapi, Goekler (2010: 31) juga menyatakan bahwa ada bentuk-bentuk keigo 「 敬 語 」 yang sebenarnya digunakan oleh seseorang ketika berbicara dengan keluarganya, khususnya orang tua dan kakak (laki-laki maupun perempuan), yaitu pada panggilan terhadap mereka untuk menunjukkan rasa hormat terhadap orang yang lebih tinggi usia maupun statusnya, yang dinyatakan dalam penggunaan sufiks 77
dan prefiks bahasa sopan, seperti penambahan sufiks “~san”「~さん」dan prefiks “o”「お」ketika seseorang anak memanggil ayah (otousan「お父さん」), ibu (okaasan 「 お 母 さ ん 」 ), kakak laki-laki (oniisan 「 お 兄 さ ん 」 ), dan kakak perempuan (oneesan「お姉さん」), yang berfungsi untuk menyatakan rasa hormat terhadap orang yang lebih tua daripada anak (penutur). Begitu pula halnya terhadap teman sekelas, yang memiliki hubungan yang akrab dengan penutur, umumnya penutur tidak menggunakan keigo 「 敬 語 」 , karena penutur memanggil sebagian besar nama teman tersebut dengan sufiks chan atau kun 「ちゃん・くん」, contohnya Reika chan atau Taro kun「れいかちゃんまたは 太郎くん」, dimana sufiks tersebut bukan merupakan sufiks hormat (Goekler, 2010: 32), kecuali bila keigo「敬語」tersebut digunakan untuk menyindir. Ming (2009: 45-49) menyatakan bahwa keigo「敬語」pada sapaan keluarga terbagi menjadi dua, yaitu keigo「敬語」pada sapaan vertikal (contohnya, kata sapaan terhadap kakek (ojiisan「おじいさん」), nenek (obaasan「おばあさん」), ayah (otousan「お父さん」), dan ibu (okaasan「お母さん」) serta keigo「敬語」 pada sapaan horizontal seperti sapaan untuk kakak laki-laki (oniisan「お兄さん」) dan kakak perempuan (oneesan「お姉さん」). Selain itu, banyak kata yang digunakan dalam kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari merupakan sebuah istilah keigo 「 敬 語 」 itu sendiri. Misalnya, gochisousama 「 ご ち そ う さ ま 」 (yang diucapkan setelah selesai makan), itterasshai「いってらっしゃい」(yang diucapkan ketika akan pergi dari rumah), okaeri 「 お か え り 」 (diucapkan saat menyambut seseorang kembali ke rumah),
78
oyasumi「お休み」(diucapkan sebagai salam saat ingin tidur), dan sebagainya. Walaupun kata tadaima「ただいま」bukan merupakan keigo「敬語」, tetapi kata tersebut berasal dari kata tadaima kaerimashita「ただいま帰りました」, dimana kata tadaima「ただいま」merupakan bentuk sopan dari kata ima「今」(Hagino, 2005: 207). Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa kazoku to doukyuusei to keigo wo tsukaimasu「皆さんは家族と同級生と敬語 を使います」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju jauh lebih banyak daripada siswa yang menjawab setuju karena penulis menganalisis bahwa banyak siswa tersebut yang tidak mengerti dengan baik dan jelas mengenai fungsi dan penggunaan keigo 「 敬 語 」 , sesungguhnya ungkapan salam dan panggilan tersebut juga termasuk ke dalam keigo 「敬語」, yang juga sering digunakan baik terhadap keluarga maupun teman sekelas.
3.2.4 Analisis Pertanyaan Nomor 4 Pada pertanyaan keempat dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang menggunakan keigo 「 敬 語 」 saat berbicara dengan orang yang tidak dikenal atau hubungan orang tersebut tidak akrab dengan pembicara. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 4: 皆さんは知らない人または親しくない人と敬語を使います。 Terjemahan: Anda menggunakan keigo terhadap orang yang tidak dikenal atau orang yang tidak akrab. 79
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa shiranai hito matawa shitashikunai hito to keigo wo tsukaimasu「皆さんは知らない人または親しくな い人と敬語を使います」, penulis memperoleh data sebagai berikut Tabel 3.2.4 Tabel Jumlah Siswa yang Menggunakan Keigo Terhadap Orang yang Tidak Dikenal atau Orang yang Tidak Akrab とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
20 人 50%
18 人 45%
1人 2.5%
1人 2.5%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, terdapat 20 orang siswa yang menjawab sangat setuju, 18 orang siswa yang menjawab setuju, seorang siswa menjawab tidak setuju, dan seorang siswa menjawab sangat tidak setuju dalam hal menggunakan keigo「敬語」saat berbicara dengan orang yang tidak dikenal atau tidak akrab.
80
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Diagram 3.2.4 Diagram Jumlah Siswa yang Menggunakan Keigo Terhadap Orang yang Tidak Dikenal atau Orang yang Tidak Akrab
2人 賛成 反対
38 人
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju sangat banyak, yaitu sebanyak 38 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu hanya sebanyak 2 orang. Menurut beberapa teori yang penulis gunakan sebagai landasan untuk menganalisis, semua teori menyatakan bahwa keigo「敬語」digunakan terhadap orang yang tidak dikenal maupun orang yang tidak akrab dengan penutur. Beberapa contoh teori yang penulis gunakan misalnya, menurut Haghirian (2010: 76), keigo「敬語」digunakan saat berbicara dengan orang yang tidak dikenal, orang yang sangat dihormati seperti guru, profesor, dan atasan, serta orang yang usianya lebih tua dari penutur. Hal ini juga dinyatakan oleh Goekler (2010: 30-31) bahwa dalam bahasa Jepang, bahasa hormat ditemukan ketika berbicara dengan orang-orang yang “jauh” dari diri
81
sendiri, termasuk orang asing, manajer, pelanggan, penatua, dan yang cukup menarik adalah orang tua seseorang. Pendapat tersebut juga didukung oleh Slobin, et al (1996: 237), bahwa keigo「敬 語」memiliki lima fungsi, yaitu untuk menghormati, formalitas, jarak, memperindah, dan menyindir. Jarak dalam konteks ini berarti hubungan yang jauh atau tidak akrab/dekat. Berdasarkan teori-teori tersebut, penulis tidak menemukan teori yang menyatakan bahwa ketika berkomunikasi dengan orang asing atau orang yang tidak dikenal, tidak menggunakan keigo「敬語」. Dari hasil analisis di atas, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa shiranai hito matawa shitashikunai hito to keigo wo tsukaimasu「皆さ んは知らない人または親しくない人と敬語を使います」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju (siswa yang menjawab setuju jauh lebih banyak daripada siswa yang menjawab tidak setuju). Penulis menganalisis bahwa adanya siswa yang menjawab tidak setuju dikarenakan alasan seperti yang ada pada pertanyaan nomor 10, yaitu alasan tidak menggunakan keigo「敬語」karena ingin menjalin hubungan yang akrab dengan orang tersebut.
3.2.5 Analisis Pertanyaan Nomor 5 Pada pertanyaan kelima dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang tidak hanya menggunakan sonkeigo dan kenjougo「尊 敬語と謙譲語」, tetapi boleh menggunakan bentuk desu dan masu「です・ます」, saat berbicara dengan guru yang usianya jauh lebih tua dari pembicara. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah 82
Pertanyaan 5: 先生と話すとき、尊敬・謙譲語ではなく、です・ます体で話し ても大丈夫です。この「先生」とは、とても年上です。
Terjemahan: Ketika berbicara dengan guru, boleh menggunakan bentuk desu/masu selain bentuk sonkei/kenjougo. Guru ini berusia jauh di atas Anda.
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan sensei to hanasu toki, sonkei/kenjougo dewanaku, desu/masu tai de hanashitemo daijoubu desu. Kono “sensei” to wa, totemo toshi ue desu「先生と話すとき、尊敬・謙譲語ではなく、です・ます体 で話しても大 丈夫です。この「先生」とは、とても 年上です」, penulis memperoleh data sebagai berikut Tabel 3.2.5 Tabel Jumlah Siswa yang Menyatakan Penggunaan Bentuk Desu/Masu Dapat Digunakan Terhadap Guru yang Berusia Jauh Lebih Tua とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
10 人 25%
23 人 57.5%
7人 17.5%
-
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, terdapat 10 orang siswa yang menjawab sangat setuju, 23 orang siswa yang menjawab setuju, 7 orang siswa menjawab tidak setuju, dan tidak ada siswa menjawab sangat tidak setuju dalam penggunaan bentuk 83
desu/masu「です・ます」, selain bentuk sonkei/kenjou「尊敬・謙譲」ketika berbicara dengan guru yang usianya jauh lebih tua. Bentuk diagramnya adalah Diagram 3.2.5 Diagram Jumlah Siswa yang Menyatakan Penggunaan Bentuk Desu/Masu Dapat Digunakan Terhadap Guru yang Berusia Jauh Lebih Tua
7人 賛成 反対
33 人
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju lebih banyak, yaitu sebanyak 33 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu hanya sebanyak 7 orang. Dalam hubungan antara guru dan murid terdapat suatu hubungan hirarki, yaitu hubungan atas-bawah atau jouge kankei「上下関係」, dimana guru adalah “atas” atau ue「上」dan murid adalah “bawah” atau shita「下」, seperti yang dinyatakan oleh Hagino (2005: 33) “例えば、学校の先生は生徒に対して目上、生徒は目下、 たしかに上下関係があります。”. Dalam hubungan atas-bawah tersebut, ada teori yang menyatakan bahwa saat berkomunikasi, ada kata-kata sopan yang khusus, yaitu sonkeigo dan kenjougo「尊敬語と謙譲語」(Machida, 1999: 141).
84
Akan tetapi, ada juga teori yang menyatakan bahwa bentuk desu dan masu「で す・ます体」termasuk ke dalam bentuk sopan atau keigo「敬語」, yang disebut dengan istilah teineigo「丁寧語」, yang dapat digunakan saat berbicara dengan atasan (misalnya guru) atau pada percakapan yang formal, seperti pada pembicaraan umum (Slobin, et al, 1996: 238). Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan sensei to hanasu toki, sonkei/kenjougo dewanaku, desu/masu tai de hanashitemo daijoubu desu. Kono “sensei” to wa, totemo toshi ue desu「先生と話すとき、尊敬・謙譲 語ではなく、です・ます体で話しても大丈夫です。この「先生」とは、とて も年上です」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab setuju lebih banyak daripada siswa yang menjawab tidak setuju karena berdasarkan teori-teori yang ada, menjelaskan bahwa bentuk desu/masu「です・ま す体」merupakan salah satu bentuk yang sopan atau keigo「敬語」, yaitu teineigo 「丁寧語」.
3.2.6 Analisis Pertanyaan Nomor 6 Pada pertanyaan keenam dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang selalu menggunakan bentuk desu/masu「です・ま す」saat berbicara terhadap siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 6: 皆さんはだれにも、どこでも、いつでも、「です・ます体」を よく使います。 85
Terjemahan: Anda selalu menggunakan bentuk desu/masu terhadap siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa dare nimo, doko demo, itsu demo, “desu/masu tai” wo yoku tsukaimasu「皆さんはだれにも、どこでも、い つでも、「です・ます体」をよく使います」, penulis memperoleh data sebagai berikut Tabel 3.2.6 Tabel Jumlah Siswa yang Selalu Menggunakan Bentuk Desu/Masu とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
-
14 人 35%
24 人 60%
2人 5%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, tidak ada siswa yang menjawab sangat setuju, 14 orang siswa yang menjawab setuju, 24 orang siswa menjawab tidak setuju, dan 2 orang siswa menjawab sangat tidak setuju dalam penggunaan bentuk desu/masu「で す・ます」, terhadap siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
86
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Diagram 3.2.6 Diagram Jumlah Siswa yang Selalu Menggunaan Bentuk Desu/Masu
賛成
14 人
反対
26 人
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju lebih sedikit, yaitu sebanyak 14 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 26 orang. Negara
Jepang
mempunyai
sebuah
konsep
yang
membedakan
setiap
masyarakatnya ke dalam dua kelompok besar, yaitu “kelompok dalam” atau uchi 「内」dan “kelompok luar” atau soto「外」(Hirabayashi dan Hama, 1992: 3). Selain itu, dalam hubungan antar masyarakatnya, Jepang juga mengenal sistem hirarki atau sistem atasan-bawahan, yang menyebabkan adanya perbedaan dalam penggunaan bahasa, khususnya bahasa sopan, dimana bahasa sopan digunakan terhadap orang yang kedudukannya lebih tinggi dan merupakan “kelompok luar”, sebaliknya terhadap orang yang kedudukannya lebih rendah dan merupakan “kelompok dalam”, bahasa sopan tidak perlu digunakan (Goekler, 2010: 30-31).
87
Selain itu, Goekler (2010: 13-15) juga menyatakan bahwa penggunaan bahasa dan ungkapan yang digunakan berbeda-beda, tergantung kepada siapa bahasa tersebut ditujukan. Akan tetapi, ada juga teori yang menyatakan bahwa bentuk desu dan masu「です と ま す 」 , yang merupakan bentuk sopan yaitu teineigo 「 丁 寧 語 」 , dapat disesuaikan penggunaannya dalam konteks dan situasi yang ada, tanpa merubah rasa hormat atau sopan dari penutur terhadap lawan bicaranya (Slobin, et al, 1996: 238). Nakamura dalam Nakayama, et al (2006: 110) juga menjelaskan teineigo「丁寧 語」adalah formal style (addressee honorifics) atau bentuk formal, yaitu predikat yang diakhiri dengan bentuk desu/masu「です・ます」. Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa dare nimo, doko demo, itsu demo, “desu/masu tai” wo yoku tsukaimasu「皆さん はだれにも、どこでも、いつでも、「です・ます体」をよく使います」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju lebih banyak daripada siswa yang menjawab setuju. Hal ini disebabkan, walaupun Jepang memiliki sistem hirarki, yang membedakan status dan tingkat kehormatan, dan karena adanya konsep uchi dan soto「内と外」, yang menyebabkan adanya perbedaan tingkat kesopanan dalam berbahasa, tetapi ada teori yang menyatakan bahwa bentuk desu dan masu 「 で す ・ ま す 」 sudah termasuk bahasa yang sopan, yang penggunaannya disesuaikan dengan konteks dan situasi.
88
3.2.7 Analisis Pertanyaan Nomor 7 Pada pertanyaan ketujuh dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang selalu menggunakan bentuk biasa atau futsukei「普通 形」 saat berbicara terhadap siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 7: 皆さんはだれにも、どこでも、いつでも、普通形をよく使いま す。
Terjemahan: Anda selalu menggunakan bentuk futsukei atau bentuk biasa terhadap siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa dare nimo, doko demo, itsu demo, futsukei wo yoku tsukaimasu「皆さんはだれにも、どこでも、いつでも、 普通形をよく使います」, penulis memperoleh data sebagai berikut Tabel 3.2.7 Tabel Jumlah Siswa yang Selalu Menggunakan Futsukei とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
-
18 人 45%
16 人 40%
6人 15%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
89
Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, tidak ada siswa yang menjawab sangat setuju, 18 orang siswa yang menjawab setuju, 16 orang siswa menjawab tidak setuju, dan 26 orang siswa menjawab sangat tidak setuju dalam penggunaan bentuk futsukei「普通 形」, terhadap siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Diagram 3.2.7 Diagram Jumlah Siswa yang Selalu Menggunaan Futsukei
22 人
18人
賛成 反対
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju lebih sedikit, yaitu sebanyak 18 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 22 orang. Penjelasan-penjelasan mengenai penggunaan keigo「敬語」, konsep uchi dan soto「内と外」dan hubungan hirarki atau jouge kankei「上下関係」yang telah dijelaskan sebelumnya oleh penulis, ada teori yang menyatakan bahwa bentuk futsukei「普通形」adalah bentuk biasa yang diakhiri dengan da atau ru「だ・る」, contohnya kiku「聞く」(mendengar), hanasu「話す」(berbicara), kirei da「きれ 90
いだ」(cantik), dan sebagainya, yang merupakan bentuk yang tidak formal dan kurang sopan (Slobin, et al, 1996: 238). Akan tetapi, bentuk futsukei「普通形」tidak hanya merupakan bentuk biasa, tetapi juga digunakan untuk menulis suatu karya ilmiah, seperti yang dinyatakan oleh Fukuda (2008: 154), “普通形は力ジュアルな話し方に使うだけではありません。 埋め込み文を作るときに必要になるので、しっかり形を定着させましょう” Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa dare nimo, doko demo, itsu demo, futsukei wo yoku tsukaimasu「皆さんはだれ にも、どこでも、いつでも、普通形をよく使います」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju lebih banyak daripada siswa yang menjawab setuju. Hal ini disebabkan, Jepang memiliki sistem hirarki, yang membedakan status dan tingkat kehormatan, serta karena adanya konsep uchi dan soto「内と外」, yang menyebabkan adanya perbedaan tingkat kesopanan dalam berbahasa. Penulis menganalisis bahwa adanya siswa yang menjawab setuju dikarenakan alasan seperti yang ada pada pertanyaan nomor 9 dan 10, yaitu alasan tidak menggunakan keigo 「 敬 語 」 karena rumit atau ingin menjalin hubungan yang akrab dengan orang tersebut.
3.2.8 Analisis Pertanyaan Nomor 8 Pada pertanyaan kedelapan dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai seorang siswa yang walaupun tidak menggunakan sonkeigo dan kenjougo 「 尊 敬 語 と 謙 譲 語 」 , tetapi selalu menggunakan o/go 「 お ・ ご 」 di depan sebuah kata, atau yang disebut dengan bikago「美化語」. 91
Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 8: 皆さんは、「尊敬語と謙譲語」を使いませんが、言葉の前に 「お・ご」いつも使います。例えば、お酒、ご協力などです。
Terjemahan: Anda selalu menggunakan bentuk o/go di depan sebuah kata, walaupun tidak menggunakan bentuk sonkei atau kenjou. Contohnya, osake, gokyouryoku dan lain-lain.
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa, “sonkeigo to kenjougo” wo tsukaimasenga, kotoba no mae ni “o/go” itsumo tsukaimasu. Tatoeba, osake, gokyouryoku nado desu「皆さんは、「尊敬語と謙譲語」を使いませんが、言 葉の前に「お・ご」いつも使います。例えば、お酒、ご協力などです」, penulis memperoleh data sebagai berikut Tabel 3.2.8 Tabel Jumlah Siswa yang Selalu Menggunakan Bikago とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
2人 5%
20 人 50%
16 人 40%
2人 5%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, terdapat 2 orang siswa yang menjawab sangat 92
setuju, 20 orang siswa yang menjawab setuju, 16 orang siswa menjawab tidak setuju, dan 2 orang siswa menjawab sangat tidak setuju dalam penggunaan bentuk bikago 「美化語」, walaupun tidak menggunakan bentuk sonkeigo atau kenjougo 尊敬 語・謙譲語」.
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Diagram 3.2.8 Diagram Jumlah Siswa yang Selalu Menggunaan Bikago
賛成
18 人 22人
反対
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju lebih banyak, yaitu sebanyak 22 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 18 orang. Dalam konsep kesopanan bahasa Jepang, ada sebuah istilah yang disebut dengan bikago「美化語」, yaitu beautification honorifics atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “bahasa sopan yang diperindah”, yang membuat bahasa terdengar lebih halus, dibentuk dengan menambahkan kata o「お」atau go「ご」di depan sebuah kata, baik kata benda maupun kata kerja. Contohnya, osushi「おす
93
し」, osake「お酒」, goiken「ご意見」, goshitsumon「ご質問」, dan sebagainya (Nakamura dalam Nakayama, et al, 2006: 110). Tidak seperti bentuk keigo「敬語」lainnya, bikago「美化語」tidak digunakan untuk menghormati lawan bicara atau acuan si pembicara, tetapi memperhalus atau memperindah bahasa seseorang. Banyak bentuk bikago 「 美 化 語 」 yang telah menjadi bentuk standar atau umum, seperti okane「お金」, ocha「お茶」, dan lain-lain. Bentuk ini umumnya banyak digunakan oleh wanita (Slobin, et al, 1996: 239). Akan tetapi, ada beberapa teori yang menggabungkan bentuk bikago「美化語」 ini ke dalam bentuk sonkeigo ataupun kenjougo「尊敬語または謙譲語」, seperti yang dinyatakan oleh Hagino (2005: 59). Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa, “sonkeigo to kenjougo” wo tsukaimasenga, kotoba no mae ni “o/go” itsumo tsukaimasu. Tatoeba, osake, gokyouryoku nado desu「皆さんは、「尊敬語と謙譲 語」を使いませんが、言葉の前に「お・ご」いつも使います。例えば、お酒、 ご協力などです」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju lebih sedikit daripada siswa yang menjawab setuju karena berdasarkan teori-teori yang ada, menyatakan bahwa bikago 「 美 化 語 」 telah menjadi suatu bentuk yang umum dan standar dalam penggunaan bahasa Jepang. Penulis menganalisis bahwa siswa yang menjawab tidak setuju karena ada teori yang menggabungkan bikago「美化語」tersebut ke dalam bentuk sonkeigo「尊敬 語 」 ataupun kenjougo 「 謙 譲 語 」 , sehingga siswa-siswa tersebut berpikir dan 94
menganggap bahwa
bikago 「 美 化 語 」 itu sama dengan sonkeigo 「 尊 敬 語 」
ataupun kenjougo「謙譲語」.
3.2.9 Analisis Pertanyaan Nomor 9 Pada pertanyaan kesembilan dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai alasan seorang siswa yang tidak menggunakan sonkeigo dan kenjougo 「尊敬語と謙譲語」karena rumit. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 9: 皆さんは、複雑なので、「尊敬語と謙譲語」という敬語を使い ません。
Terjemahan: Anda tidak menggunakan sonkeigo dan kenjougo, yang adalah keigo, karena rumit.
Analisis data Hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa, fukuzatsu nanode, “sonkeigo to kenjougo” toiu keigo wo tsukaimasen「皆さんは、複雑なので、「尊敬語と謙譲 語」という敬語を使いません」, dalam bentuk tabel adalah
95
Tabel 3.2.9 Tabel Jumlah Siswa yang Tidak Menggunakan Sonkeigo dan Kenjougo karena Rumit とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
-
9人 22.5%
15 人 37.5%
16 人 40%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, tidak ada siswa yang menjawab sangat setuju, 9 orang siswa yang menjawab setuju, 15 orang siswa menjawab tidak setuju, dan 16 orang siswa menjawab sangat tidak setuju. Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasilnya adalah Diagram 3.2.9 Diagram Jumlah Siswa yang Tidak Menggunakan Sonkeigo dan Kenjougo karena Rumit
9 人 賛成 反対
31 人
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
96
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju lebih sedikit, yaitu sebanyak 9 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 31 orang. Jepang terkenal memiliki budaya kesopanan yang khas, yang disebut dengan keigo「敬語」(Nakayama, et al, 2006: 110). Keigo「敬語」tersebut juga menjadi salah satu bagian penelitian dari ilmu sosiolinguistik atau shakaigengogaku「社会言 語学」(Sanada, 1995: 15). Selain itu, di Jepang juga terdapat konsep uchi dan soto「内と外」dan adanya sistem hubungan atas-bawah atau jouge kankei「上下関係」yang menyebabkan adanya tingkat kesopanan yang berbeda dalam berbahasa (adanya penggunaan keigo 「 敬 語 」 ) (Goekler, 2010: 30-31), khususnya dalam penggunaan sonkeigo dan kenjougo「尊敬語と謙譲語」(Machida, 1999: 141). Akan tetapi, ada juga pernyataan bahwa konsep hirarki merupakan suatu konsep yang tergolong rumit dan kompleks (Goekler, 2010: 29), sehingga menyebabkan pemahaman akan konsep hirarki, termasuk penggunaan bahasa sopan tersebut juga menjadi rumit. Selain itu, keigo「敬語」, khususnya sonkeigo dan kenjougo「尊敬 語と謙譲語」memiliki banyak pola pembentukkan yang khas dan berbeda serta menimbulkan kesalahan pengertian. Misalnya pola pembentukkan sonkeigo「尊敬 語 」 dengan menggunakan bentuk reru 「 れ る 」 dan rareru 「 ら れ る 」 , dapat menimbulkan kesalahan pengertian untuk menunjukkan kata-kata pasif atau bentuk potensial (Nagasaki, 2004: 114-116). Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa, fukuzatsu nanode, “sonkeigo to kenjougo” toiu keigo wo tsukaimasen「皆さん 97
は、複雑なので、「尊敬語と謙譲語」という敬語を使いません」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju lebih banyak daripada siswa yang menjawab setuju karena berdasarkan teori-teori yang ada, menyatakan bahwa Jepang adalah negara yang terkenal akan adanya budaya kesopanan khas, yang disebut dengan keigo「敬語」(Nakayama, et al, 2006: 110), serta adanya konsep-konsep seperti konsep uchi dan soto「内と外」serta konsep hirarki yang menyatakan bahwa adanya penggunaan bahasa sopan.
3.2.10 Analisis Pertanyaan Nomor 10 Pada pertanyaan kesepuluh dari angket dengan skala likert, penulis memberikan soal mengenai alasan seorang siswa yang tidak menggunakan keigo「敬語」karena ingin menjalin hubungan yang akrab dengan lawan bicaranya. Pertanyaan yang diberikan oleh penulis adalah Pertanyaan 10: 皆さんは、人を親しくするために、敬語を使いません。 Terjemahan: Anda tidak menggunakan keigo karena agar menjadi akrab dengan orang tersebut.
Analisis data Dari hasil analisis data untuk pertanyaan minasan wa, hito wo shitashiku suru tameni, keigo wo tsukaimasen「皆さんは、人を親しくするために、敬語を使い ません」, penulis memperoleh data sebagai berikut
98
Tabel 3.2.10 Tabel Jumlah Siswa yang Tidak Menggunakan Keigo Agar Menjadi Akrab とても賛成
賛成
反対
とても反対
合計
1人 2.5%
14 人 35%
18 人 45%
7人 17.5%
40 人 100%
Sumber penelitian: 28 Mei 2011 Berdasarkan hasil data yang terdapat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang diberikan angket, hanya terdapat seorang siswa yang menjawab sangat setuju, 14 orang siswa yang menjawab setuju, 18 orang siswa menjawab tidak setuju, dan 7 orang siswa menjawab sangat tidak setuju mengenai alasan tidak menggunakan keigo「敬語」agar menjadi akrab dengan lawan bicara.
Bila data tersebut dianalisis ke dalam bentuk diagram, maka hasil analisisnya adalah sebagai berikut Diagram 3.2.10 Diagram Jumlah Siswa yang Tidak Menggunakan Keigo Agar Menjadi Akrab
15人 25人
賛成 反対
Sumber penelitian: 28 Mei 2011
99
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang menjawab setuju lebih sedikit, yaitu sebanyak 15 orang, dibandingkan dengan siswa yang menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 25 orang. Jepang terkenal memiliki budaya kesopanan yang khas, yang disebut dengan keigo「敬語」(Nakayama, et al, 2006: 110). Keigo「敬語」tersebut juga menjadi salah satu bagian penelitian dari ilmu sosiolinguistik atau shakaigengogaku「社会言 語学」(Sanada, 1995: 15) serta adanya konsep uchi dan soto「内と外」dan sistem hubungan atas-bawah atau jouge kankei「上下関係」, menyebabkan adanya tingkat kesopanan yang berbeda dalam berbahasa (adanya penggunaan keigo 「 敬 語 」) (Goekler, 2010: 30-31), khususnya dalam penggunaan sonkeigo dan kenjougo「尊敬 語と謙譲語」(Machida, 1999: 141). Akan tetapi adanya penggunaan keigo 「 敬 語 」 tersebut menciptakan adanya jarak (hubungan yang tidak akrab) antara penutur dengan lawan bicaranya, bahkan memungkinkan timbulnya persaingan, ijime, dan sebagainya, seperti yang dinyatakan oleh Slobin, et al (1996: 237), bahwa keigo「敬語」memiliki lima fungsi, yaitu untuk menghormati, formalitas, jarak, memperindah, dan menyindir. Selain itu, ada pernyataan bahwa di Jepang, orang-orang yang ada di kota besar jarang sekali dalam satu hari berlalu tanpa bertemu dengan orang asing (Shadily, 1994: 15), sedangkan tentunya tidak semua orang asing menguasai bahasa Jepang dengan baik, khususnya mengenai keigo「敬語」dan terlebih lagi mereka belum tentu mengerti mengenai sistem hirarki Jepang yang ternilai rumit dan kompleks (Goekler, 2010: 29), sehingga untuk menciptakan suasana akrab dengan orang-orang yang demikian, siswa tidak menggunakan keigo「敬語」. 100
Oleh sebab itu, ada siswa yang menjawab setuju mengenai pertanyaan minasan wa, hito wo shitashiku suru tameni, keigo wo tsukaimasen「皆さんは、人を親しく するために、敬語を使いません」, namun ada juga siswa yang menjawab tidak setuju. Siswa yang menjawab tidak setuju lebih banyak daripada siswa yang menjawab setuju karena berdasarkan teori-teori yang ada, menyatakan bahwa Jepang adalah negara yang terkenal akan adanya budaya kesopanan khas, yang disebut dengan keigo「敬語」(Nakayama, et al, 2006: 110), serta adanya konsep-konsep seperti konsep uchi dan soto 「 内 と 外 」 serta konsep hirarki yang menyatakan bahwa adanya penggunaan bahasa sopan.
101