Bab 3 Metode Penelitian A. Pendekatan dan jenis Penelitian Metode penelitian berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan sebagai acuan dasar. Metode penelitian akan menjadi alat bagi peneliti dalam melakukan analisis data yang ada. Sehingga, dapat menemukan sebuah kesimpulan dari penelitian tersebut. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Strategi social entrepreneurship dalam mewujudkan kemandirian lembaga sosial dan dakwah islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya)”, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Secara Bahasa kualitatif berarti meninjau berdasarkan mutu.1 Banister Et Al mendeskripsikan metode penelitian kualitatif, sebagaimana yang dikutip oleh Haris Herdiansyah, bahwa: “Inti dari penelitian kualitatif adalah sebagai suatu metode untuk menangkap dan memberikan gambaran terhadap suatu fenomena, sebagai metode untuk mengeksplorasi fenomena, dan sebagai metode untuk memberikan penjelasan dari suatu fenomena yang diteliti”.2 Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna. Karena metode, kualitatif dapat menggali data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, sikap mental, keyakinan, etos kerja dan budaya yang di anut oleh individu maupun
1 2
Bambang Murhiyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Victory Inti Cipta, hal. 275 Haris Herdiansyah, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika, Jakarta, hal. 8.
kelompok orang dalam lingkungan kerja. Sehingga, tujuan dari penelitian dapat tercapai.3 Sedangkan, dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa variabel saja. Karena metode kuantitatif hanya dapat menggali fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur. Fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera aka sulit untuk diungkapkan sehingga, permasalahan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif.4 Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan Grounded Theory. Menurut Jhon W. Creswell, Penelitian kualitatif Grounded Theory sebagai berikut: “Penelitian kualitatif Grounded Theory merupakan strategi penelitian yang didalamnya peneliti “memproduksi” teori umum dan abstrak dari suatu proses, aksi, atau interaksi tertentu yang berasal pandanganpandangan partisipan. Rancangan ini, mengharuskan peneliti untuk menjalani sejumlah tahap pengumpulan data dan penyaringan kategori-kategori atas informasi yang diperoleh. Rancangan ini memiliki dua karakteristik utama, yaitu: perbandingan yang konstan antara data dan kategori yang muncul dan pengambilan contoh secara teoritis (teoritical sampling) atas kelompok-kelompok yang berbeda untuk memaksimalkan kesamaan dan perbedaan informasi.”5
B. Lokasi Penelitian Dalam sasaran penelitian ini, ada dua hal yang akan dijelaskan yaitu mengenai objek penelitian dan wilayah penelitian. Objek yang akan dituju dalam penelitian ini adalah masalah yang berkaitan dengan strategi social entrepreneurship dalam mewujudkan kemandirian lembaga sosial dan dakwah islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya). Sedangkan, 3
Sugiyono, 2014. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta, Bandung, hal. 181 Ibid, hal. 181 5 John W. Creswell, 2013. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed, edisi ketiga. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 20 4
lokasi yang dijadikan objek atau sasaran dalam penelitian ini adalah Jalan Gunung Anyar Sawah, Perumahan Ikip Gunung Anyar Indah Blok B 48, Surabaya, Jawa Timur. C. Jenis dan Sumber Data Untuk memperoleh data yang jelas dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari informasi yang mengarah kepada penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus bisa berperan sebagi instrument penelitian, disamping juga bantuan dari pihak yang benar-benar mengetahui tentang Manajemen Kewirausahaan dalam mewujudkan kemandirian lembaga sosial dan dakwah islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya). Untuk itu jenis dan sumber data dalam penelitian ini, sebagai berikut: a. Jenis Data 1) Data Primer Data primer adalah data yang diambil dari sumber data yang pertama di lapangan atau sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan.6 Data primer ini, diperoleh dengan cara mencari jawaban atas pertanyaan yang disajikan melalui wawancara secara langsung
dengan
pimpinan
utama
dan
pimpinan
unit
entrepreneurship Yayasan Nurul Hayat Surabaya. Dalam hal ini, data
yang
diambil
adalah
data
tentang
strategi
social
entrepreneurship dalam mewujudkan kemandirian lembaga sosial 6
Burhan Bungin, 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Airlangga University Press, Surabaya, hal. 129
dan dakwah islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya), yang terdiri dari strategi social entrepreneurship Yayasan Nurul Hayat Surabaya, sehingga menjadi lembaga islam yang mandiri. Data tersebut meliputi: a) Tugas sebagai karyawan divisi front office b) Alasan Yayasan Nurul Hayat untuk menjadi lembaga yang mandiri c) System operasional unit entrepreneurship Haji dan Umrah atau tour and travel d) Pengambilan peluang dalam unit entrepreneurship aqiqah, qurban, percetakan, koperasi, herbal shop, property e) Edukasi dalam unit entrepreneurship aqiqah f) Informasi tentang panti asuhan, meliputi dimana dan terdapat berapa panti asuhan milik Yayasan Nurul Hayat g) Penciptaan nilai dalam unit entrepreneurship aqiqah h) Budaya organisasi di Yayasan Nurul Hayat i) Standar mandiri di Yayasan Nurul Hayat j) Keuntungan yang diperoleh Yayasan Nurul Hayat 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh ke dua setelah data primer. Tidak menutup kemungkinan peneliti sulit atau tidak mendapatkan data dari sumber sekunder dikarenakan ada sesuatu
hal yang sifatnya sangat pribadi. Oleh karena itu, peneliti juga menggunakan data sekunder sebagai sarana memperoleh data. Sumber data sekunder digunakan sebagai bahan pembanding dari data primer yang telah diperoleh.7 Setelah wawancara dengan infroman yang pertama, yakni ustadz Azhar, data yang diperoleh belum maksimal. Maka peneliti melakukan wawancara dengan informan ke dua, yakni ustadz Heri, dan informan yang ketiga pak Malik. Selain itu, peneliti menggali data dengan obrolan ringan yang disertai dengan bercanda dengan manajer bagian unit entrepreneurship herbal shop, yakni Istianah. Penggalian data dilakukan berkali-kali dengan berbeda informan, karena diharapkan data yang diperoleh memiliki sifat untuk saling melengkapi dari data yang masih kurang. Data sekunder yang dihimpun dalam penelitian ini adalah strategi social entrepreneurship Yayasan Nurul Hayat Surabaya, sehingga menjadi lembaga sosial dan dakwah islam yang mandiri, stuktur kepengurusan Yayasan Nurul Hayat Surabaya, dan datadata yang ada kaitannya dalam penelitian. Data tersebut meliputi: a) Sejarah berdirinya Yayasan Nurul Hayat b) Alasan Yayasan Nurul Hayat untuk menjadi lembaga yang mandiri 7
Burhan Bungin, 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Airlangga University Press, Surabaya, hal. 129
c) Awal mula Yayasan Nurul Hayat menerima CSR dari perusahaan d) Unit entrepreneurship yang dijalankan oleh Yayasan Nurul Hayat e) Cara pengambilan Peluang Yayasan Nurul Hayat setiap mendirikan
unit
entrepreneurship,
meliputi
unit
entrepreneuship aqiqah, qurban, barbeku, herbal shop, percetakan nusa hikmah, koperasi, apotik, tour and travel, dan property f) Motivasi Yayasan Nurul Hayat dalam menjalankan unit entrepreneurship g) Cara Yayasan Nurul dalam menciptakan nilai disetiap unit entrepreneurship (aqiqah, qurban, barbeku, herbal shop, percetakan nusa hikmah, koperasi, apotik, tour and travel, dan property) h) Keuntungan yang diperoleh Yayasan Nurul Hayat i) Suplayer unit entrepreneurship (aqiqah, qurban, barbeku, herbal shop, percetakan nusa hikmah, koperasi, apotik, tour and travel, dan property) j) Manfaat sosial atau program-program di Yayasan Nurul Hayat k) Keunikan Yayasan Nurul Hayat l) Budaya organisasi di Yayasan Nurul Hayat
m) Standar kemandirian Yayasan Nurul Hayat n) Teknologi di Yayasan Nurul Hayat o) Manajemen keuangan di Yayasan Nurul Hayat p) Mengetahui sumber daya yang ada di Yayasan Nurul Hayat q) Manajemen pemasaran di Yayasan Nurul Hayat r) Gaji minimum dan maksimum karyawan s) Manajemen di Yayasan Nurul Hayat, meliputi POAC t) Regenerasi unit entrepreneurship di Yayasan Nurul Hayat u) Kantor Cabang Yayasan Nurul Hayat mana saja yang memiliki unit entrepreneurship b. Sumber Data Informan merupakan orang yang memberi informasi tentang segala yang terkait dalam penelitian. Sebelum menentukan informan yang tepat untuk memperoleh data yang diinginkan, terlebih dahulu harus diketahui populasi untuk menentukan sampel yang tepat. Untuk teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik snowball sampling, yaitu pertama peneliti disarankan pada informan yang pertama, lalu informan pertama menyarankan keinforman yang kedua. Dalam penelitian ini, sumber data dalam penggalian data tentang
strategi
social
entrepreneurship
dalam
menciptakan
kemandirian lembaga sosial dan dakwah islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya), informan memiliki kedudukan yang penting
dalam Yayasan Nurul Hayat Surabaya, serta mewakili semua yang ada di rumusan masalah. Berikut adalah daftar informan atau sumber data dalam penelitian ini: 1) KH. Abdurrahman, Lc, sebagai ketua dewan pengawas syariah 2) Drs. H. Muhammad Molik, sebagai ketua organ Yayasan 3) H. Bambang Heriyanto SE, sebagai direktur eksekutif 4) H. Muhammad Djauhari, sebagai direktur program 5) H. Muhammad Azhar Spdi, sebagai direktur ZIS 6) Malik Mulyono, sebagai direktur Usaha 7) Denik Ambarwati, sebagai direktur Operasional8 Dari semua daftar nama yang telah tertera di atas, adalah orang-orang yang memiliki jabatan tinggi, karena dalam penelitian ini membahas tentang strategi, jadi informan adalah orang yang benarbenar mengetahui tentang strategi. Dari daftar nama informan di atas, diharapkan dapat membantu dalam penggalian data penulisan skripsi ini. Setelah melalui perbincangan ringan dengan manajer HRD di Yayasan Nurul Hayat, peneliti di arahkan untuk wawancara kepada H. Bambang Heriyanto SE sebagai direktur eksekutif, H. Muhammad
8
http://www.nurulhayat.org/susunan-pengurus diakses pada Selasa, 22 September 2015, pukul 01:11
Azhar Spdi sebagai direktur ZIS, dan Malik Mulyono sebagai direktur Usaha. Karena informan tersebutlah yang dapat menjawab pertanyaanpertanyaan dari peneliti. Dalam artian, tidak semua dari daftar informan mengetahui apa yang di inginkan oleh peneliti, sehingga di cukupkan pada ketiga informan tersebut. D. Tahapan-tahapan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian menurut Lexy J. Moleong, tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap Pralapangan Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti, pada tahapan pra lapangan, antara lain: 1) Menyusun Rancangan Penelitian Penyususnan rancangan penelitian adalah berupa usulan penelitian yang diajukan kepada ketua Prodi Manajemen Dakwah, yang berisi tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi dilapangan, problematika yang berisi tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Setelah rancangan itu disetujui oleh ketua Prodi selanjutnya membuat proposal penelitian. Setelah menyususn proposal peneliti. Selanjutnya, memilih tempat Yayasan Nurul Hayat Surabaya sebagai obyek penelitian, mengurus perizinan, mengamati dan menilai
lapangan, memilih informan sebagai salah satu sumber data primer, dan menyiapkan perlengkapan untuk penelitian. 2) Memilh Lapangan Penelitian Adapun lapangan penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Yayasan Nurul Hayat Surabaya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan penggalian data atau informasi tentang objek penelitian yang akan diteliti. Kemudian, ada ketertarikan yang timbul dalam diri peneliti untuk menjadikan sebagai objek penelitian, karena dirasa sesuai dengan disiplin ilmu peneliti selama ini. 3) Mengatur Perizinan Pada tahapan ini, peneliti mengurus perizinan pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, kemudian diserahkan kepada sasaran penelitian yaitu kepada pimpinan Yayasan Nurul Hayat Surabaya, guna memperoleh data tentang strategi social entrepreneurship dalam mewujudkan kemandirian lembaga sosial dan dakwah islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya). 4) Menjajaki dan Memilih Lapangan Tahapan ini, belum sampai pada menyikapi bagaimana peneliti masuk kedalam lapangan, dalam arti peneliti belum memulai mengumpulkan data yang sebenarnya akan diteliti. Pada tahap ini,
barulah memulai berorientasi lapangan, akan tetapi dalam hal-hal tertentu peneliti memulai keadaan lapangan itu sendiri, seperti menanyakan hal-hal yang ringan. Peneliti terlebih dahulu melakukan penelitian lapangan terhadap objek yang dijadikan bahan penelitian. Dengan pertimbangan bahwa objek tersebut belum ada yang meneliti, dan memiliki menarik untuk dijadikan objek penelitian. Serta dengan pertimbangan bahwa objek tersebut juga relevan, jika dibedakan dari sudut disiplin keilmuan. 5) Memilih dan Memanfaatkan Informan Usaha untuk memilih dan memanfaatkan informan adalah dengan cara melalui keterangan orang yang berwenang, yaitu responden 1 selaku pimpinan utama Yayasan Nurul Hayat Surabaya dan responden 2 selaku pimpinan unit bisnis di Yayasan Nurul Hayat Surabaya. 6) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian Untuk kelancaran jalanya penelitian, maka peneliti hendaknya tidak hanya menyiapkan perlengkapan fisik saja, akan tetapi dalam konteks upaya mengumpulkan data atau informasi dan objek yang diteliti, peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis menulis dan tape recorder atau audio visual. 7) Etika Penelitian
Peneliti harus menjaga etika saat melaksanakan penelitian, karena hal ini menyangkut hubungan dengan orang lain. Hendaknya, dilaksanakan secara baik agar terjadi hubungan sosial yang baik, serta mudah mendapatkan data yang diinginkan peneliti. Dengan dijaganya etika diharapkan terciptanya suatu kerjasama yang menyenagkan. b. Tahap Lapangan Setelah
tahap
pralapangan
terlampaui,
maka
tahap
yang
selanjutnya adalah: 1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri Untuk memasuki tahap pekerjaan lapangan, peneliti perlu memahami latar belakang penelitian terlebih dahulu. Selain itu, peneliti juga harus mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun mental, serta tidak melupakan etika. Peneliti menjelaskan pada informan bahwa, penelitian yang berjudul “Strategi social entrepreneurship dalam mewujudkan kemandirian lembaga sosial dan dakwah islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya)”, peneliti menggali data tentang strategi social entrepreneurship dalam menciptakan kemandirian lembaga sosialnya. Sehingga, lembaga tersebut menjadi lembaga yang benar-benar mandiri dan amanah. 2) Memasuki Lapangan
Dalam lapangan penelitian, peneliti memposisikan diri dalam lingkungan objek penelitian dengan cara menjalin hubungan keakraban. Salah satunya adalah dengan saling mengenal satu sama lain dengan subjek, serta tidak lupa menjaga kesopanan. 3) Berperan-Serta sambil Mengumpulkan Data Peranan peneliti pada lokasi penelitian memang harus dibatasi dan terjadwal. Jadwal penelitian hendaknya, telah disusun secara tepat, hati-hati dan luwes karena untuk mengantisipasi keadaan lapangan yang susah untuk diramal. Namun, tidak menuntut kemungkinan apabila informan memiliki waktu luang, peneliti dapat melakukan pengumpulan data. Maka, peneliti dapat terlibat langsung dalam kegiatan yang sedang terjadi dalam lokasi penelitian, serta mengumpulkan dan mencatat data yang diperlukan yang kemudian dianalisa secara intensive. c. Tahap Analisis Data Dalam tahap ini, setelah peneliti berhasil mendapatkan data atau informasi dari informan, langkah yang diambil adalah melakukan transkrip data hasil wawancara dan melakukan coding sesuai dengan tema yang diteliti. Setelah itu, peneliti menyajikannya secara utuh data yang diperoleh tanpa melakukan tambahan data atau informasi mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Kemudian, peneliti melakukan analisis data dari data-data yang telah diperoleh peneliti.9 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitiana adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Metode Wawancara (inretview) Burhan
Bungin
berpendapat
bahwa,
“Wawancara
adalah
percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan narasumber atau informan.”10 Sejalan dengan itu, Stewart
dan
Cash
mendefinisikan
wawancara
lebih
terperinci,
sebagaimana yang dikutip oleh Haris Herdiyansyah, sebagai berikut: “Wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan, akan tetapi adanya interaksi yang berkesinambungan antara pewawancara dan informan”.11 Wawancara atau interview merupakan metode yang digunakan oleh peneliti dalam penggalian data, dengan cara menanyakan langsung
9
Lexy. J. Moleong, 2009. Metode penelitian kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung hal. 127-148 Burhan Bungin, 2001. Metodologi penelitian kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 133 11 Haris Herdiyansyah, 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Salemba Empat, Jakarta, hal. 118 10
kepada informan atau responden. Wawancara dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan spontan atau dengan menggunakan pedoman wawancara. Kemudian peneliti merekam atau mencatat hasil dari wawancara. Dengan menggunakan wawancara ini, peneliti memperoleh data tentang: a. Sejarah berdirinya Yayasan Nurul Hayat b. Alasan Yayasan Nurul Hayat untuk menjadi lembaga yang mandiri c. Awal mula Yayasan Nurul Hayat menerima CSR dari perusahaan d. Unit entrepreneurship yang dijalankan oleh Yayasan Nurul Hayat e. Cara
pengambilan
Peluang
Yayasan
Nurul
Hayat
setiap
mendirikan unit entrepreneurship, meliputi unit entrepreneuship aqiqah, qurban, barbeku, herbal shop, percetakan nusa hikmah, koperasi, apotik, tour and travel, dan property f. Motivasi
Yayasan
Nurul
Hayat
dalam
menjalankan
unit
entrepreneurship g. Cara Yayasan Nurul dalam menciptakan nilai disetiap unit entrepreneurship
(aqiqah,
qurban,
barbeku,
herbal
shop,
percetakan nusa hikmah, koperasi, apotik, tour and travel, dan property) h. Keuntungan yang diperoleh Yayasan Nurul Hayat
i. Suplayer unit entrepreneurship (aqiqah, qurban, barbeku, herbal shop, percetakan nusa hikmah, koperasi, apotik, tour and travel, dan property) j. Manfaat sosial atau program-program di Yayasan Nurul Hayat k. Keunikan Yayasan Nurul Hayat l. Budaya organisasi di Yayasan Nurul Hayat m. Standar kemandirian Yayasan Nurul Hayat n. Teknologi di Yayasan Nurul Hayat o. Manajemen keuangan di Yayasan Nurul Hayat p. Mengetahui sumber daya yang ada di Yayasan Nurul Hayat q. Manajemen pemasaran di Yayasan Nurul Hayat r. Gaji minimum dan maksimum karyawan s. Tahapan-tahapan dalam mendirikan unit entrepreneurship t. Manajemen di Yayasan Nurul Hayat, meliputi POAC u. Regenerasi unit entrepreneurship di Yayasan Nurul Hayat v. Kantor Cabang Yayasan Nurul Hayat mana saja yang memiliki unit entrepreneurship 2. Metode Pengamatan (Observasi) Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan, dan berpartisipasi secara langsung pada objek penelitian, guna memperoleh data yang diperlukan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif moderat, dimana peneliti dalam
mengumpulkan data observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan akan mengikutinya, namun tidak semuanya.12 Dalam teknik observasi ini peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap laporan strategi social entrepreneurship dalam menciptakan kemandirian lembaga sosial islam (studi kasus Yayasan Nurul Hayat Surabaya). 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan cenderung menjadi data skunder. Pemakaian metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah ilmiah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan lain sebagainya.13 Setelah peneliti melakukan pengamatan dokumentasi, lalu, peneliti memohon izin untuk meminta copyan data dokumentasi kepada lembaga yang berhak. Metode dokumentasi, akan mendukung hasil penelitian dengan metode wawancara dan observasi. Sehingga, hasil penelitian lebih
12
Sugiyono, 2014. Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D cetakan XXI. Alfabeta, Bandung, hal. 227 13 ibid
terpercaya. Tetapi, peneliti perlu mencermati dari dokumentasi, karena tidak semua dokumentasi memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi.14 Data yang diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi adalah: 1) Sejarah berdirinya Yayasan Nurul Hayat; 2) Data mengenai visi misi Yayasan Nurul Hayat Surabaya; 3) Data tentang skruktur kepengurusan Yayasan Nurul Hayat Surabaya; 4) Data prifil unit entrepreneurship di Yayasan Nurul Hayat 5) Data operasional unit entrepreneurship di Yayasan Nurul Hayat 6) Data laporan pertanggung jawaban 2015 7) Data konvensi tahunan Road Map 2016 Yayasan Nurul Hayat di Asrama Haji pada 16 Desember 2015 8) Majalah Yayasan Nurul Hayat. majalah ini digunakan sebagai penunjang dalam penulisan penelitian, karena di dalam majalah sebagian
data
dapat
diperoleh
seperti
iklan-iklan
unit
entrepreneurship, laporan keuangan untuk setiap bulan, programprogram yang berlagsung, dan lain-lain. F. Teknik Validitas Data Dalam penelitian kualitatif, menjaga keabsahan data yang diperoleh merupakan faktor utama. Maka, dalam melakukan keabsahan data, peneliti perlu memeriksa data kembali sebelum diproses dalam bentuk laporan yang 14
Ibid, hal. 240
disajikan. Agar tidak terjadi kesalahan, maka peneliti melakukan uji kredibilitas data. Menurut Sugiyono, dalam uji kredibilitas data terdapat empat macam cara,15 yaitu: a. Perpanjang Pengamatan Perpanjangan
keikut
sertaan
bertujuan
untuk
membangun
kepercayaan informan, terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri pada peneliti. Kepercayaan informan dan diri peneliti, merupakan proses pengembangan yang setiap harinya akan semakin bertambah, dan merupakan alat untuk mencegah adanya penipuan informasi dari subjek.16 Sebagai bukti peneliti melakukan perpanjangan pengamatan, hendaknya peneliti membuat surat keterangan perpanjangan pengamatan. Kemudian, dilampirkan pada lembar laporan penelitian.17 b. Peningkatan Ketekunan Peningkatan ketekunan merupakan teknik pemeriksaan data, dimana peneliti dituntut untuk lebih teliti dan rinci dalam menghubungkan faktor-faktor yang menonjol. Peneliti berulang-ulang menelaah hasil penelitianya dari awal hingga akhir. Sehingga, peneliti benar-benar memahami penelitianya serta menghasilkan penelitian yang akurat.18
15
Sugiyono, 2014. Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D. Alfabeta, Bandung, hal. 270 Lexy J. Moleong, 2009. Metodologi penelitian kualitatif, edisi revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 329. 17 Sugiyono, 2014. Metode penelitian kualitatif kuantitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung, hal. 271 18 Lexy J. Moleong, 2009. Metodologi penelitian kualitatif, edisi revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 330 16
Sebagai bekal bagi peneliti dalam peningkatan ketekunan, peneliti lebih banyak membaca dari berbagai literatur yang sesuai dengan penelitian, guna memperluas dan mempertajam pengetahuan.19 c. Triangulasi Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggabungkan dari berbagai teknik, dan sumber data yang telah diperoleh. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan, triangulasi sumber berarti peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.20 Peneliti menggabungkan semua hasil penelitian, baik dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan kata lain, triangulasi merupakan menguji keabsahan dari hasil penelitian dengan peneliti, metode, teori, dan sumber data.21 Jika sudah dipastikan triangulasi memiliki hasil yang sama dari awal hingga akhir, maka data yang diperoleh dianggap kredibel. d. Member Check
19
Sugiyono, 2014. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta, Bandung, hal 124 Ibid, hal. 83 21 Burhan Bungin, 2007. Penelitian kualitatif komunikasi, ekonomi, kebijakan public, dan ilmu sosial lainnya, edisi kedua, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal.264 20
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari informan, seperti data dokumentasi. Tujuan dari melakukan member check adalah untuk mengetahui sejauh mana data yang diperoleh peneliti dari informan. Apabila data yang diperoleh disepakati oleh informan, maka datanya valid. Sehingga, data yang diperoleh semakin kredibel atau dapat dipercaya.22
G. Teknik Analisis data Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui pengaturan data secara logis dan sistematis. Analisis data penelitian kualitatif, biasanya dilakukan setelah semua data terkumpul. Baik data yang digali melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Terdapat beberapa teknik dalam analisis data penelitian kualitatif. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono, terdapat tiga teknik dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.23 a. Reduksi Data Dari teknik pengumpulan data (wawancara, observasi dan dokumentasi) telah ditemukan banyak data, kompleks dan campur aduk, maka peneliti mereduksi data. Dalam mereduksi data, peneliti memilih
22 23
Sugiyono, 2014. Metode penelitian kualitatif kuantitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung, hal. 276 Sugiyono, 2014. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta, Bandung, hal. 91
dan memilah data yang dianggap relevan dengan penelitian dan untuk disajikan. b. Penyajian Data Data disajikan secara sistematis, supaya mudah untuk difahami tentang manajemen kewirausahaan dalam mewujudkan kemandirian lembaga sosial dan dakwah islam (studi kasus yayasan nurul hayat surabaya), bentuk penyajian berupa narasi, yakni mengungkap secara tertulis. Tujuannya adalah untuk memudahkan mengikuti kronologi alur peristiwa, sehingga terungkap apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa tersebut. Teknik penyajian data yang sistematis, sangat membantu penelitian dalam menarik kesimpulan. c. Kesimpulan Pada saat peneliti melakukan pengumpulan data, mencatat dan merekam atas jawaban informan, informasi yang diperoleh diperiksa, baik dari sumber yang berbeda maupun dengan menggunakan dengan menggunakan teknik yang berbeda atau proses triangulasi. Maka selanjutnya dicari maknanya berdasarkan kajian teoritis yang digunakan dengan cara teoriti yang digunakan dengan cara memilih, memilah dan menganalisis data.
Dari penjelasan di atas, dapat digambarkan proses analisis datanya sebagai berikut:
Gambar 1 Proses analisis data (interactive model Miles dan Huberman)24
24
Sugiyono, 2014. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta, Bandung, hal. 92