BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah Keramik Kegiatan kewajiban pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan pasal 21 karyawan, dilaksanakan oleh PT. Lucky Indah Keramik atas pembayaran penghasilan kepada karyawannya sesuai dengan peraturan perundang – undangan pajak yang berlaku. Setelah melakukan pengamatan langsung dan melakukan wawancara dengan bagian akunting khususnya bagian pajak, penulis memperoleh data mengenai penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 yaitu berupa rekapitulasi penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 karyawan pada tahun 2005. Data penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 atas penghasilan karyawan untuk periode tahun 2005 dapat dilihat pada tabel rekapitulasi penghitungan pajak penghasilan pasal 21 yang diambil secara acak. Berikut adalah perhitungan penghasilan pasal 21 PT. Lucky Indah Keramik.
38
Sulistiyono adalah pegawai tetap di PT. Lucky Indah Keramik dengan memperoleh gaji sebulan Rp 893,300,- dan tunjangan jabatan Rp. 75.000,selain gaji pokok Sulistiyono menerima jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan ( ASTEK ) 2 % dari gaji pokok Disamping itu PT. Lucky Indah Keramik mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT. Lucky Indah Keramik membayar iuran pensiun untuk pegawai sulistiyono ke yayasan dana pensiun sebesar Rp. 11.523 setiap bulan. 1. Sulistiyono menikah dengan tanggungan 1 anak ( K/ 1 ) Penghitungan PPh pasal 21 karyawan tetap terutang yang berlaku di PT. Lucky Indah Keramik : Sulistiyono Gaji pokok
Rp. 893.300
Tunjangan Jabatan
Rp.
75.000
Rp. 968.300 ASTEK ( 2 % x 968.300,00 )
Rp.
Total penghasilan sebulan
Rp. 987.666
Pengurangan
:
Biaya Jabatan
:
5 % x Rp. 987.666,00
Rp. 49.383,
Iuran Pensiun
Rp. 11. 523
19.366
Rp. 60.906
39
Penghasilan neto sebulan
Rp. 926.759
Penghasilan neto setahun ( Rp 926.759,7 x 12
Rp. 11.121.116
PTKP setahun : Untuk wajib Pajak
Rp. 2.880.000
Tambahan untuk istri
Rp 1.440.000
Tanggungan 1 orang anak
Rp. 1.440.000 Rp. 5.760.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun
Rp. 5.361.116
PPh pasal 21 terutang setahun :
2.
5 % Rp 5.361.000
Rp.
268.050
PPh pasal 21 terutang sebulan
Rp.
22.337
Sofiawati, berstatus kawin dengan mempunyai 1 ( satu ) orang anak, dengan penghasilan bruto selama tahun 2005 sebesar Rp. 27.364.828,- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 287.208,Penghitungan PPh pasal 21 terutang : Penghasilan bruto setahun
Rp 27.364.828,-
Pengurangan : Biaya Jabatan (5% X 27.364.828,- ) = 1.368.241,Maksimal
= 1.296.000
(Rp 1.296.000,- )
Iuran dana pensiun
(Rp
287.208,-)
Penghasilan neto setahun
Rp 25.781.620,-
40
Penghasilan Tidak Kena Pajak ( TK ): Diri WP
: 13.200.000,(Rp.13.200.000,-)
Penghasilan Kena Pajak ( dibulatkan )
Rp 12.581.000,-
Pajak Penghasilan pasal 21 terutang : 5% X 12.581.000,- = Rp 629.050,3.
Kunjono Arianto, Berstatus kawin dengan penghasilan bruto selama tahun 2005 sebesar Rp 111.449.802,- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 1.296.064,Penghitungan PPh pasal 21 terutang : Penghasilan bruto setahun
Rp. 111.449.802,-
Pengurangan : Biaya Jabatan (5% X Rp 111.449.802,- ) = Rp 5.572.490 Maksimal
= 1.296.000,-
Penghasilan neto setahun
(Rp
1.296.000 )
Rp 108.885.738,-
Penghasilan Tidak Kena Pajak ( K/ 0 ): Diri WP
Rp 13.200.000,-
Status kawin
Rp 1.200.000,(Rp 14.400.000,-)
Penghasilan Kena Pajak ( dibulatkan ).
Rp 94.485.000,-
41
Pajak penghasilan pasal 21 terutang : 5% X Rp 25.000.000,-
= Rp 1.250.000,-
10% X Rp 25.000.000,- = Rp 2.500.000,15% X Rp 44.485.000,- = Rp 6.672.750,Rp 10.422.750,-
1. Penerima honorarium PT. Lucky Indah Keramik tidak menyelenggarakan program karyawan honorarium sehingga tidak terdapat data perpajakannya penghitungan PPh pasal 21 2. Penerima pensiun Penghitungan PPh pasal 21 atas penerima pensiun di PT. Lucky Indah Keramik dilakukan dengan system perseroan dimana setiap penerima pensiun dibayarkan oleh Dana pensiun, artinya PT. Lucky Indah Keramik tidak menyelenggarakan program pensiun sendiri sehingga tidak terdapat data perpajakannya
B.
Analisis Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh ) pasal 21 Pada PT. Lucky Indah Keramik Berdasarkan data rekapitulasi penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21
dari PT. Lucky Indah Keramik, selanjutnya penulis melakukan olah data, dengan mengikuti prinsip – prinsip dari teori yang ada, penulis mengevaluasi
42
penghitungan PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan PT. Lucky Indah Keramik Untuk mengevaluasi PPh pasal 21 diatas, penghasilan karyawan tersebut diperlukan alat ukur data tentang penghasilan karyawan PT. Lucky Indah Keramik dengan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima karyawan dari PT. Lucky Indah Keramik yang dapat dipakai untuk mengkonsumsi dan menambah kekayaan sebagaimana telah diuraikan pada sub- bab terdahulu. Penghitungan PPh pasal 21 yang terdiri dari atas empat ruang lingkup analisis yaitu : karyawan tetap, karyawan tidak tetap, penerima honorarium, penerima pensiun, akan penulis evaluasi dibawah ini : 1.
Karyawan Tetap Penghasilan Bruto Dalam penghitungan PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan tetap yang dilakukan oleh PT. Lucky Indah Keramik telah terjadi suatu bias antara penghitungan jumlah penghasilan gaji dengan tunjangan jabatan ditambahkan dalam menentukan penghasilan penghitungan astek, dimana penghitungan PPh pasal 21 mennyatakan bahwa penghasilan bruto karyawan tetap yang dilakukan oleh PT. Lucky Indah Keramik penulis menemukan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Artinya bahwa penghitungan yang dilakukan oleh PT. Lucky Indah Keramik tidak sesuai dengan undang – undang peraturan perpajakan atau
43
undang – undang Pajak Penghasilan Tahun 2000 pasal 5 ayat 1 huruf a, tentang penghasilan yang dipotong pajak, dimana pihak PT. Lucky Indah Keramik telah melakukan penjumlahan secara tidak benar terhadap gaji pokok karyawan dengan seluruh tunjangan yang diterima pegawai secara teratur tanpa mengurangi satu item-pun dalam menghitung jumlah penghasilan bruto yang diperoleh karyawan. Dalam penghitungan PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan pihak PT. Lucky Indah Keramik bukan hanya menambah penghitungan penghasilan gaji dengan tunjangan jabatan melainkan telah memasukkan unsur yang tidak diperkenankan undang – undang perpajakan. Unsur yang tidak diperkenankan tersebut adalah : ASTEK ASTEK adalah premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna, dan asuransi bea siswa yang dibayarkan pemberi kerja kepada perusahaan asuransi atau penyelenggara Jamsostek dalam Tahun Pajak yang bersangkutan. Dari penjelasan ini besarnya pemotongan astek yang dilakukan perusahaan adalah sebesar dikali 2 % ( dua Persen ) dari gaji pokok sebulan, dalam menentukan jumlah penghasilan bruto pada karyawan tetap, bulan gaji ditambah tunjangan jabatan jumlah penghasilan dilakukan penghitungan pemotongan astek pada PT. Lucky Indah Keramik
44
Akibatnya dimasukkan dalam menentukan astek pemotongan dari jumlah penghasilan
gaji dan tunjangan jabatan maka terjadi suatu
kesalahan, baik dalam menentukan jumlah penghasilan biaya jabatan, baik dalam menentukan jumlah penghasilan kena pajak karyawan yang harus disetorkan ke kas Negara oleh pihak PT. Lucky Indah Keramik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam perbandingan penghitungan PPh pasal 21 atas pegawai yang bekerja pada PT. Lucky Indah Keramik sebagai karyawan tetap sebagaimana yang berlaku di PT. Lucky Indah Keramik dengan seharusnya menurut perpajakan
45
TABEL IV – 1 PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN TETAP YANG BERLAKU PADA PT. LUCKY
MENURUT UNDANG - UNDANG
INDAH KERAMIK Nama
: Sulistiyono
Nama
: Sulistiyono
J. Kelamin
: Laki – laki
J. Kelamin
: Laki - laki
Gaji
: Rp 893.300
Gaji pokok
: Rp. 893.300
Tunjangan Jabatan
: Rp.
Tunjangan Jabatan
:Rp.
75.000
17.866
75.000
Rp. 968.300
ASTEK
ASTEK ( 2 % x Rp 968.300):Rp 19.366
2% x Rp 893.300,00 =
:Rp.
T.Penghasilan sebulan
T.Penghasilan sebulan
:Rp. 986.166
:Rp. 987.666
Pengurangan:
Pengurangan :
Biaya Jabatan
Biaya Jabatan
5% x Rp 987.666,00 =
:Rp
49.383
5% x Rp. 986.166,00 =
:Rp.
49.308
Iuran Pensiun
:Rp
11.523
Iuran pension
:Rp.
11.523
Penghasilan neto sebulan
:Rp 926.759
Penghasilan neto sebulan
:Rp
925.334,
Penghasilan neto setahun Rp 926.759,7 x 12 =
Penghasilan neto setahun : Rp.11.121.116
PTKP setahun:
Rp 925.334,7 x 12 =
:Rp11.104.016
PTKP setahun :
Untuk WP
:Rp. 2.880.000
Untuk WP
:Rp2.880.000
Tambahan untuk istri
:Rp
1.440.000
Tambahan untuk istri
:Rp1.440.000
Tanggungan 1 anak
:Rp
1.440.000
Tunjangan untuk 1 anak
:Rp1.440.000
PKP setahun
: Rp 5.361.116
PPh pasal 21 terutang setahun 5% x Rp. 5.361.000
PKP setahun
:Rp5.344.016
PPh pasal 21 terutang setahun
:Rp.
268.050
5% x Rp 5.344.016,00 =
:Rp 267.200
PPh pasal 21 terutang sebulan Rp. 268.050 : 12 =
:Rp.
22.337
Sumber : Diolah berdasarkan evaluasi penulisan dari data yang tersedia
46
Penghasilan Neto Bertitik tolak dari keputusan Dirjen Pajak tentang pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi yang tercantum dalam Bab V pasal 10 ayat 2 huruf a UU perpajakan tahun 2000 menyatakan bahwa yang diperbolehkan sebagai pengurangan untuk menghitung penghasilan netto bagi pegawai tetap adalah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun termasuk iuran tabungan hari tua ( THT ) atau jaminan hari tua yang dipersamkan dengan dana pensiun dari PTKP. Berdasarkan keterangan diatas penulis juga tidak menemukan kesalahan dalam menghitung PPh pasal 21 karyawan tetap di PT. Lucky Indah Keramik. Jadi untuk menghitung PPh pasal 21 karyawan tetap di PT. Lucky Indah Keramik, telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2.
Karyawan tidak tetap Dalam penghitungan PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan tidak tetap,
yang dilakukan oleh PT. Lucky Indah Keramik melakukan dengan benar, artinya kebijakan yang berlaku PT. Lucky Indah Keramik telah sesuai dengan peraturan perpajakan, sebagaimana yang telah diatur dalam Undang – Undang No 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan, khususnya PPh pasal 21 ayat 4 yang menyatakan bahwa penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai
47
tidak tetap lainnya yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan PTKP ( Penghasilan Tidak Kena Pajak )
48