BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk. Salah satu cara yang diterima untuk meneliti keadaan keuangan adalah dengan cara memperoleh Laporan Keuangan seperti neraca, laporan rugi laba dan keterangan lainnya. Nilai pada laporan keuangan adalah terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan. Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. Analisa yang dilakukan penulis terhadap laporan keuangan PT. Mustika Ratu Tbk, yaitu untuk menilai kinerja keuangan yang bersangkutan. Analisa yang dilakukan pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan PT. Mustika Ratu Tbk, periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 yang telah diperiksa atau di audit oleh Kosasih & Nurdiyaman. Analisis ini dilakukan berdasarkan Analisis Rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu pos atau kelompok pos yang lain baik yang tercantum dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi. Namun, dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada nilai dari Rasio Profitabilitas PT. Mustika Ratu Tbk untuk di analisis apakah ada hubungannya dengan piutang usaha yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
39
1.
Rasio Aktivitas Rasio aktivitas yang digunakan PT. Mustika Ratu Tbk untuk mengukur
sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya berupa Rasio Kecepatan Peredaran Persediaan, Rasio Kecepatan Perputaran Total Aktiva, Rasio Tingkat Perputaran Piutang, Average Collection Period dan Rasio Perputaran Modal Kerja. a.
Rasio Kecepatan Peredaran Persediaan (Inventory Turn Over) Menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Perbandingan Harga Pokok Penjualan dan Persediaan Rata-rata PT. Mustika Ratu, Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Rasio Kecepatan Peredaran Persediaan (Inventory Turn Over) Keterangan
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
99.694.290.205
111.987.651.128
136.448.205.487
150.455.611.362
162.523.780.610
21.808.372.602
25.230.594.142
27.053.638.834
23.683.440.826
24.965.618.502
5 Kali
4 Kali
5 Kali
6 Kali
7 Kali
Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata-rata Inventory Turn Over
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.1 Rasio Kecepatan Peredaran Persediaan (Inventory Turn Over) pada tahun 2006 menunjukkan peredaran persediaan sebesar 5 kali, terjadi penurunan di tahun 2007 peredaran persediaan 4 kali. Namun pada
40
tahun 2008 sampai tahun 2010 peredaran persediaan mengalami kenaikan. Semakin besar perputaran persediaannya menunjukkan semakin baik berarti penjualannya berjalan cepat. b.
Rasio Kecepatan Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Rasio ini memberikan indikasi bagaimana harta yang dimiliki perusahaan telah dioperasikan secara penuh, sehingga dapat menghasilkan produksi dan penjualan barang atau jasa semaksimal mungkin. Perbandingan Penjualan Bersih dengan Total Aktiva PT. Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Rasio Kecepatan Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Keterangan
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
226.386.523.590
252.122.829.574
307.804.260.789
345.575.853.364
369.366.074.883
291.768.931.718
315.997.722.658
354.780.623.962
365.635.717.933
386.352.442.915
1 Kali
1 Kali
1 Kali
1 Kali
1 Kali
Penjualan Bersih Total Aktiva Total Asset Turn Over
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.2 Rasio Kecepatan Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 perputarannya sama yaitu 1 kali. Asset Turn Over yang semakin tinggi menggambarkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva atau semakin tinggi penjualannya. 41
c.
Rasio Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu. Perbandingan Penjualan Bersih dengan Piutang Rata-rata dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Rasio Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over) Keterangan
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
226.386.523.590
252.122.829.574
307.804.260.789
345.575.853.364
369.366.074.883
78.502.741.001
85.219.096.934
99.095.455.956
120.054.090.478
137.222.824.940
2,88 Kali
2,96 Kali
3,11 Kali
2,88 Kali
2,69 Kali
Penjualan Bersih Piutang Rata-rata Account Receivable Turn Over
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.3 Rasio Tingkat Perputaran Piutang PT Mustika Ratu Tbk dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 perputarannya tidak terlalu mengalami perbedaan jauh rata-rata sebanyak 3 kali jika dibulatkan. d.
Average Collection Period Rasio ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata dalam mengumpulkan piutang pada PT. Mustika Ratu Tbk, perhitungan Average Collection Period dilihat pada tabel di bawah ini.
42
Tabel 4.4 Average Collection Period Keterangan
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
360
360
360
360
360
2,88 Kali
2,96 Kali
3,11 Kali
2,88 Kali
2,69 Kali
125 Hari
122 Hari
116 Hari
125 Hari
134 Hari
Jumlah hari dalam setahun Perputaran Piutang Average Collection Period
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.4 maka Average Collection Period PT. Mustika Ratu Tbk pada tahun 2006 waktu penerimaan piutangnya 125 hari, tahun 2007 waktu penerimaan piutangnya 122 hari, tahun 2008 waktu penerimaan piutangnya lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya selama 116 hari, tahun 2009 waktu penerimaan piutangnya 125 hari dan pada tahun 2010 waktu penerimaan piutangnya 134 hari. Semakin cepat waktu penerimaan piutangnya maka menunjukkan penggunaan dana yg efisien dalam penagihan piutang. e.
Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Rasio ini mengukur kemampuan modal kerja (netto) yang berputar pada suatu periode siklus cash (cash cycle) atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal kerja. Rasio Perputaran Modal Kerja PT Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
43
Tabel 4.5 Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over) Keterangan
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
226.386.523.590
252.122.829.574
307.804.260.789
345.575.853.364
369.366.074.883
214.753.372.213
235.829.499.436
274.498.609.528
279.386.667.539
290.761.466.183
23.228.719.484
30.706.064.855
43.498.272.728
38.918.132.745
38.190.598.441
Penjualan Bersih Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Working Capital Turn Over
1,18 Kali
1,23 Kali
1,33 Kali
1,44 Kali
1,46 Kali
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.5 Rasio Perputaran Modal Kerja PT Mustika Ratu Tbk pada tahun 2006 sebesar 1,18 Kali atau dibulatkan menjadi 1 Kali artinya setiap Rp 1,- modal kerja dapat menghasilkan Rp 1,- penjualan begitupun untuk perputaran modal kerja tahun-tahun berikutnya.
2.
Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas yang digunakan PT Mustika Ratu Tbk terdiri dari
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Operating Ratio, Net Profit Margin atau Sales Margin, Earning Power Of Total Investment, Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE).
44
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Rasio ini menggambarkan berapa besar keuntungan kotor yang diperoleh dari penjualan produk, perhitungan Margin Laba Kotor PT. Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Keterangan Penjualan Bersih
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
226.386.523.590
252.122.829.574
307.804.260.789
345.575.853.364
369.366.074.883
99.694.290.205
111.987.651.128
136.448.205.487
150.455.611.362
162.523.780.610
55,58 %
55,67 %
56,46 %
56,00 %
Harga Pokok Penjualan Gross Profit Margin
55,96 %
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.6 maka Margin Laba Kotor PT. Mustika Ratu Tbk pada tahun 2006 sebesar 55,96 %. Hal ini dapat diartikan bahwa dari penjualan sebesar Rp 1,perusahaan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,55. Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 laba kotor yang diperoleh perusahaan sekitar 55% namun pada tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 56%.
b. Operating Ratio Rasio ini mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, Operating Ratio PT. Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
45
Tabel 4.7 Operating Ratio Keterangan Harga Pokok Penjualan Biaya Adm. Penjualan& Umum Penjualan Bersih Operating Ratio
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
99.694.290.205
111.987.651.128
136.448.205.487
150.455.611.362
162.523.780.610
108.625.588.027
121.699.468.672
146.058.227.927
153.570.986.855
172.219.513.381
226.386.523.590
252.122.829.574
307.804.260.789
345.575.853.364
369.366.074.883
92,02%
92,69%
91,78%
87,98%
90,63%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.7 Operating Ratio pada tahun 2006 sebesar 92,02% ini berarti Operating Ratio PT. Mustika Ratu Tbk menunjukkan keadaan yang kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan belum efisiensinya manajemen dalam mengelola biaya. Keadaan yang demikian sangat membahayakan perusahaan karena bisa mengancam keberlangsungan hidup perusahaan. Pada tahun 2007 operating ratio nya sebesar 92,69%, mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009 sebesar 91,78% menjadi 87,98% dan mengalami kenaikan di tahun 2010 sebesar 90,63%.
c. Net Profit Margin atau Sales Margin Apabila perusahaan memperoleh laba bersih berarti perusahaan dapat menutupi biaya operasi dan non operasi yang dikeluarkan dengan semua pendapatan yang diperoleh. Perusahaan harus berusaha agar dapat memperoleh laba bersih dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Net Profit Margin PT Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
46
Tabel 4.8 Net Profit Margin atau Sales Profit Margin Keterangan Laba Setelah Pajak (EAT) Penjualan Bersih Net Profit Margin
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
9.096.227.057
11.130.009.996
22.290.067.707
21.016.846.720
24.418.796.930
226.386.523.590
252.122.829.574
307.804.260.789
345.575.853.364
369.366.074.883
4,02%
4,41%
7,24%
6,08%
6,61%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa laba bersih yang diperoleh PT. Mustika Ratu Tbk, pada tahun 2006 sebesar 4,02%, tahun 2007 meningkat sebesar 4,41% dan meningkat lagi pada tahun 2008 sebesar 7,24% dari penjualan. Sedangkan tahun 2009 menurun menjadi 6,08%, kemudian meningkat walaupun tidak besar jumlahnya menjadi sebesar 6,61%. Dari hasil penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan maka dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan dapat menghasilkan laba yang cukup baik. d. Earning Power Of Total Investment Rasio ini mengukur kinerja pendapatan yang diperoleh untuk setiap rupiah yang diinvestasikan. Earning Power Of Total Investment PT. Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
47
Tabel 4.9 Earning Power Of Total Investment Keterangan Earning Before Interest and Task (EBIT) Jumlah Aktiva Earning Power Of Total Investment
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
13.584.167.900
14.953.599.961
31.841.901.395
28.869.090.957
32.964.138.917
291.768.931.718
315.997.722.658
354.780.623.962
365.635.717.933
386.352.442.915
4.66%
4.73%
8.98%
7.90%
8.53%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Berdasarkan Tabel 4.9 Earning Power Of Total Investment PT. Mustika Ratu Tbk pada tahun 2006 sebesar 4,66%, tahun 2007 sebesar 4,73%, mengalami kenaikan pada tahun 2008 sebesar 8,98%, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 7,09% dikarenakan EBIT yg diperoleh lebih kecil daripada tahun 2008 tetapi jumlah aktivanya lebih besar. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan sebesar 8,53%.
e. Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI) pada PT. Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
48
Tabel 4.10 Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI) Keterangan Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) Jumlah Aktiva Rate Of Return On Investment (ROI)
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
9.096.227.057
11.130.009.996
22.290.067.707
21.016.846.720
24.418.796.930
291.768.931.718
315.997.722.658
354.780.623.962
365.635.717.933
386.352.442.915
3.12%
3.52%
6.28%
5.75%
6.32%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.0 maka Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI) pada PT. Mustika Ratu Tbk tahun 2006 sebesar 3,12% yang artinya perusahaan mampu mengelola setiap aktiva Rp 1,00- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,03. Semakin tinggi ROI berarti perusahaan semakin mampu mendayagunakan aktiva dengan baik untuk memperoleh keuntungan.
f. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. Return On Equity (ROE) pada PT. Mustika Ratu Tbk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
49
Tabel 4.11 Return On Equity (ROE) Keterangan Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) Total Ekuitas Return On Equity (ROE)
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
9.096.227.057
11.130.009.996
22.290.067.707
21.016.846.720
24.418.796.930
264.313.301.209
279.559.368.478
303.622.641.425
316.412.409.850
337.511.576.658
3,44%
3,98%
7,34%
6,64%
7,23%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 s/d 2010
Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.1 maka Return On Equity (ROE) pada PT. Mustika Ratu Tbk tahun 2006 sebesar 3,44% yang artinya perusahaan mampu mengelola modal sendiri sebesar Rp 1,00- untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,03 atau 3,44%, begitupun dengan tahun-tahun selanjutnya.
B. Analisa Penjualan Kredit PT. Mustika Ratu Tbk Dalam analisa ini, kita akan melihat piutang yang dilakukan PT. Mustika Ratu Tbk, berapa persenkah piutang tersebut selama periode 5 tahun. Perbandingan antara piutang usaha rata-rata dengan penjualan dianggap sebagai variabel X (variabel bebas). Perbandingan antara piutang rata – rata dengan penjualan, dapat dilihat di bawah ini. 1. Tahun 2006 Piutang rata-rata x 100 % = Rp 78.502.741.001 Penjualan
x 100% = 34,68 %
Rp 226.386.523.590
50
2. Tahun 2007 Piutang rata-rata x 100 % = Rp 85.219.096.934 Penjualan
x 100% = 33,80 %
Rp 252.122.829.574
3. Tahun 2008 Piutang rata-rata x 100% = Rp 99.095.455.956 Penjualan
x 100% = 32,19 %
Rp 307.804.260.789
4. Tahun 2009 Piutang rata-rata x 100% = Rp 120.054.090.478 Penjualan
x 100% = 34,74 %
Rp 345.575.853.364
5. Tahun 2010 Piutang rata-rata x 100% = Rp 137.222.824.940 x 100% = 37,15 % Penjualan
Rp 369.366.074.883
Tabel 4.12 Perbandingan Piutang Rata-rata dengan Penjualan PT. Mustika Ratu Tbk
Tahun
Piutang Rata-rata : Penjualan (Variabel X)
2006
34,68 %
2007
33,80 %
2008
32,19 %
2009
34,74 %
2010
37,15 %
Sumber : Laporan Keuangan yang di olah
51
C. Analisa Profitabilitas PT. Mustika Ratu, Tbk Untuk menganalisa regresi sederhana diperlukan variable dependen, dalam hal ini profitabilitas dijadikan variable dependen (Y). Istilah profitabilitas sama seperti earning power, menghitung earning power menggunakan rumus sebagai berikut : Earning Power = Profit Margin X Assets turn Over Dimana; Profit Margin
=
Net Income Net Sale
Assets Turn Over
=
Net Sale Total Assets
Tabel 4.13 Net Income, Net Sale & Total Assets PT. Mustika Ratu Tbk Tahun
Net Income
Net Sale
Total Assets
2006
9.096.227.057
226.386.523.590
291.768.931.718
2007
11.130.009.996
252.122.829.574
315.997.722.658
2008
22.290.067.707
307.804.260.789
354.780.623.962
2009
21.016.846.720
345.575.853.364
365.635.717.933
2010
24.418.796.930
369.366.074.883
386.352.442.915
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 – 2010
52
1. Earning Power tahun 2006 Profit Margin
=
Rp
9.096.227.057
x 100% = 4,02 %
Rp 226.386.523.590
Assets Turn Over
=
Rp 226.386.523.590
= 0,78 X
Rp 291.768.931.718 Earning Power
=
4,02 % X 0,78 = 3,12 %
Berdasarkan analisa data tahun 2006 earning power sebesar 3,12 %, berarti setiap Rp 1,- aktiva yang digunakan dalam operasi usaha akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 0,03.
2. Earning Power tahun 2007 Profit Margin
= Rp. 11.130.009.996
x 100% = 4,41 %
Rp. 252.122.829.574
Assets Turn Over
=
Rp. 252.122.829.574
= 0,80 X
Rp. 315.997.722.658
Earning Power
=
4,41 % X 0,80 = 3,52 %
Tahun 2007 earning power sebesar 3,52 % berarti setiap Rp 1,- aktiva yang digunakan dalam operasi usaha akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 0,03. 53
Penjualan tahun 2007 sebesar Rp 252.122.829.574, dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp 226.386.523.590, terjadi kenaikan sebesar Rp 2.573.630.598. Laba usaha tahun 2007 sebesar Rp 11.130.009.996, dibandingkan dengan laba usaha tahun 2006 sebesar Rp 9.096.227.057, mengalami kenaikan sebesar Rp.2.033.782.939. Untuk profit margin tahun 2007 sebesar 4,41 %, dibandingkan dengan profit margin tahun 2006 sebesar 4,02 %, mengalami peningkatan walaupun hanya sedikit. Untuk assets turn over tahun 2007 sebesar 0,80 X, dibandingkan assets turn over tahun 2006 sebesar 0,78 X mengalami kenaikan tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 0,02 X , hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan. Untuk earning power tahun 2007 sebesar 3,52 %, dibandingkan earning power tahun 2006 sebesar 3,12 %, mengalami peningkatan walaupun sedikit. 3. Earning Power tahun 2008 Profit Margin
=
Rp
22.290.067.707 x 100% = 7,24 %
Rp. 307.804.260.789 Assets Turn Over =
Rp. 307.804.260.789
= 0,87 X
Rp. 354.780.623.962 Earning Power
=
7,24 % X 0,87 = 6,28 %
Berdasarkan analisa data tahun 2008 earning power sebesar 6,28 % berarti setiap Rp 1,- aktiva yang digunakan dalam operasi usaha akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 0,06. Penjualan tahun 2008 sebesar Rp 307.804.260.789, 54
dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp 252.122.829.574, terjadi kenaikan sebesar Rp 55.681.431.215. Laba usaha tahun 2008 sebesar Rp 22.290.067.707, dibandingkan dengan laba usaha tahun 2007 sebesar Rp. 11.130.009.996, mengalami peningkatan sebesar Rp 11.160.057.771. Untuk profit margin tahun 2008 sebesar 7,24%, dibandingkan dengan profit margin tahun 2007 sebesar 4,41 %, mengalami peningkatan cukup besar. Hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan yang cukup besar tetapi peningkatan laba nya tidak terlalu besar. Untuk assets turn over tahun 2008 sebesar 0,87 X, dibandingkan asset turn over tahun 2007 sebesar 0,80 X mengalami peningkatan sebesar 0,07 X, hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan. Untuk earning power tahun 2008 sebesar 6,28 %, dibandingkan earning power tahun 2007 sebesar 3,52 % mengalami peningkatan yang disebabkan karena adanya peningkatan pada profit perusahaan. 4. Earning Power tahun 2009 Profit Margin
=
Rp.
21.016.846.720
x 100% = 6,08 %
Rp 345.575.853.364 Assets Turn Over =
Rp. 345.575.853.364
= 0,95 X
Rp. 365.635.717.933 Earning Power
=
6,08 % X 0,95 = 5,75 %
55
Tahun 2009 earning power sebesar 5,75 % berarti setiap Rp 1,- aktiva yang digunakan dalam operasi usaha akan mengahasilkan laba usaha sebesar Rp 0,05. Penjualan tahun 2009 sebesar Rp 345.575.853.364, dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 307.804.260.789, terjadi kenaikan sebesar Rp 37.771.592.575. Untuk laba usaha tahun 2009 sebesar Rp 21.016.846.720. dibandingkan dengan laba usaha tahun 2008 sebesar Rp 22.290.067.707, mengalami penurunan sebesar Rp. 1.273.220.987. Untuk profit margin tahun 2009 sebesar 6,08 % dibandingkan dengan profit margin tahun 2008 sebesar 7,24 % mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena penurunan laba usaha perusahaan. Untuk assets turn over tahun 2009 sebesar 0,95 X, dibandingkan dengan asset turn over tahun 2008 sebesar 0,87 X mengalami peningkatan sebesar 0,08 X, hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan dan total asset. Untuk earning power tahun 2009 sebesar 5,75 %, dibandingkan earning power tahun 2008 sebesar 6,28 % mengalami penurunan karena adanya penurunan dari segi profit margin perusahaan. 5. Earning Power tahun 2010 Profit Margin
=
Rp.
24.418.796.930
x 100%
= 6,61 %
Rp. 369.366.074.883 Assets Turn Over
=
Rp. 369.366.074.883
= 0,96 X
56
Rp. 386.352.442.915 Earning Power
=
6,61 % X 0,96 = 6,32 %
Tahun 2010 earning power sebesar 6,32 % berarti setiap Rp 1,- aktiva yang digunakan dalam operasi usaha akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 0,06. Penjualan tahun 2010 sebesar Rp 369.366.074.883, dibandingkan dengan tahun 2009
sebesar
Rp
345.575.853.364,
terjadi
peningkatan
sebesar
Rp 23.790.221.519. Untuk laba usaha tahun 2010 sebesar Rp 24.418.796.930 dibandingkan dengan laba usaha tahun 2009 sebesar Rp 21.016.846.720, mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.401.950.210 terjadi karena adanya peningkatan penjualan pada perusahaan Untuk profit margin tahun 2010 sebesar 6,61 % dibandingkan dengan profit margin tahun 2009 sebesar 6,08 % mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan adanya peningkatan penjualan. Untuk assets turn over tahun 2010 sebesar 0,96 X, dibandingkan asset turn over tahun 2009 sebesar 0,95 X mengalami peningkatan sebesar 0,01 X. Untuk earning power tahun 2010 sebesar 6,32 % ,dibandingkan earning power tahun 2009 sebesar 5,75 % mengalami peningkatan sebesar 0,57 %, peningkatan terjadi karena adanya profit margin.
57
Tabel 4.14 Profit Margin, Assets Turn Over, Earning Power PT Mustika Ratu Tbk Tahun
Profit Margin
Assets turn Over
Earning Power
2006
4,02 %
0,78 X
3,12 %
2007
4,41 %
0,80 X
3,52 %
2008
7,24 %
0,87 X
6,28 %
2009
6,08 %
0,95 X
5,75 %
2010
6,61 %
0,96 X
6,32 %
Sumber : Laporan Keuangan yang di olah
D. Analisis Regresi Kemudian setelah kita menghitung variabel X dan variabel Y, maka data tersebut kita gunakan dalam metode regresi linier sederhana. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS versi 15.0, maka di dapat hasilnya sebagai berikut :\
Tabel 4.15 Descriptive Statistics Mean Profitabilitas Piutang Usaha
Std. Deviation
N
4.9980
1.55468
5
34.5120
1.79846
5
Sumber : Output SPSS, data di olah.
Pada tabel di atas diketahui bahwa N yaitu data yang diolah dalam penelitian ini terdiri dari variabel profitabilitas. Jumlah sampel yang diolah dalam penelitian ini 5 sampel dari 1 perusahaan yang mempunyai piutang usaha dalam
58
lima periode laporan keuangan yaitu periode tahun 2006 – 2010. Dimana Mean atau rata-rata profitabilitas adalah 4,9980 dengan standar deviasi 1,55468, sedangkan Mean atau rata-rata piutang usaha adalah 34,5120 dengan standar deviasi 1,79846. Tabel 4.16 Correlations Piutang Usaha
Profitabilitas Pearson Correlation
Profitabilitas
1.000
.127
.127
1.000
.
.419
Piutang Usaha Sig. (1-tailed)
Profitabilitas Piutang Usaha
N
.419
.
Profitabilitas
5
5
Piutang Usaha
5
5
Sumber : Output SPSS, data di olah
Tabel 4.17 Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Piutang Usaha(a)
Method .
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Profitabilitas Sumber : Output SPSS, data di olah
Tabel 4.18 Model Summary(b)
Model 1
R .127(a)
R Square .016
Adjusted R Square -.312
Std. Error of the Estimate 1.78068
a Predictors: (Constant), Piutang Usaha b Dependent Variable: Profitabilitas Sumber : Output SPSS, data di olah
Berdasarkan tabel Model Summary dapat disimpulkan R Square sebesar 1,6% hal ini berarti variabel profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel piutang
59
usaha, sedangkan sisanya 98,4% dipengaruhi variabel-variabel lain di luar model. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 1,78068, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen (profitabilitas). Tabel 4.19 Coefficients(a) Model
1
Unstandardized Coefficients Std. B Error 1.213 17.104
Standardized Coefficients
.495
.127
(Constant) Piutang .110 Usaha a Dependent Variable: Profitabilitas Sumber : Output SPSS, data di olah
Beta
t Lower Bound .071
Sig. Upper Bound .948
.222
.839
95% Confidence Interval for B Std. B Error -53.219 55.645 -1.466
1.685
Pada tabel Coefficients diperoleh rumus regresi sebagai berikut : Y = 1,213 + 0,110 X Nilai koefisien piutang usaha sebesar 0,110. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan piutang usaha satu satuan menyebabkan kenaikan profitabilitas sebesar 0,110 satuan, dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Pada tabel di atas nilai signifikan 0,839 lebih besar daripada nilai probabilitas 0,05 maka Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa piutang usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
Tabel 4.20 Residuals Statistics(a) Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
4.7433
5.2873
4.9980
.19724
5
-1.89642 -1.291
1.53666 1.467
.00000 .000
1.54211 1.000
5 5
-1.065
.863
.000
.866
5
Std. Residual a Dependent Variable: Profitabilitas
60
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Profitabilitas
Expected CumProb
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
61