54
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. Sesuai dengan lingkup pembatasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan kuangan yang berupa neraca dan laporan laba (rugi). Suatu laporanyang disusun tidak berdasarkan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima secara umum, akan mengakibatkan perbedaan hasil analisa dan interprestasi bagi beberapa pemakai laporan keuangan yang bersangkutan, yang pada akhirnya akan
mengakibatkan interprestsi dan pengambilan
keputusan yang salah. Untuk laporan keuangan tahun 2007 dan 2008 perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan tersebut kepada kreditur dan pihak – pihak yang berkepentingan dan dianggap perlu oleh manajemen perusahaan.
1. Neraca Neraca PT. Ades Water Ind Tbk disusun secara sistematis dan terperinci sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan sewaktu – waktu tertentu dehingga dapat memberikan sumber data yang baik dalam melakukan analisa rasio keuangan.
55
2. Laporan Laba Rugi Penyajian laporan laba rugi PT. Ades Water Indonesia Indonesia Tbk dapat digunakan sebagai sumber data yang handal dalam melakukan analisa rasio keuangan.
B. Analisa Rasio Kinerja PT. Ades 1. Analisa Likuiditas Bertujuan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi baik yang menyangkut
kemampuan
pemenuhan
kebutuhan
dan sikap
operasional normal perusahaan atau dalam jangka waktu satu tahun. Beberapa indikator yang akan digunakan sebagai alat dalam melakukan penilaian likuiditas yang akan sebagai alat dalam melakukan penialaian likuiditas adalah current ratio, quick ratio dan cash ratio. Adapun kajian analisis rasionya adalah sebagai berikut:
Table 4.1 Rasio Likuiditas Ratio Likuiditas
2007
2008
Keterangan
Curret Rasio
34%
51%
Naik
Quik Ratio
28%
43%
Naik
Cash Ratio
4%
25%
Naik
56
Current ratio tahun 2007 adalah 34%, yang berarti bahwa hutang lancer perusahaan sebesar Rp1,- dapat dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 0,34 pada tahun 2008 besarnya 51% yang berarti hutang perusahaan Rp. 1 dapat dijamin dengan aktiva lancar Rp. 0,51. berdasarkan perhitungan diatas, jika dibandingkan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 17% peningkatan ini berarti kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya ada peningkatan , aktiva lancar meningkat dan hutang lancar juga meningkat tetapi tidak terlalu signifikan. Jika analisa diatas bisa dikatakan perusahaan belum dalam keadaan yang cukup likuid karena standar yang biasa digunakan tersebut yang biasa digunakan untuk melakukan analisa ini adalah 200% atau Rp.1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 2 aktiva lancar. Quick ratio yang dihasilkan dari tabel diatas pada tahun 2007 adalah Rp. 1 hutang lancar di jamin dengan Rp. 0,28 aktiva lancar di luar persediaan pada tahun 2008 Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,43 aktiva lancar di luar persediaan, terjadi kenaikan sebesar Rp. 15% ini disebabkan meningkatnya aktiva lancar yang dikurangi persediaan walaupun diikuti dengan meningkatnya hutang lancar. Dari penilaian diatas menggambarkan bahwa perusahaan sudah dapat memenuhi kewajiban jangka pendek walaupun masih dianggap cukup dalam memenuhi kewajibannya. Standar perusahaan cukup memuaskan dalam memenuhi kewajibannya adalah lebih dari 100% atau Rp. 1 hutang lancar dijamin Rp. 1,- atau lebih aktiva lancar , akan tetapi quick ratio yang
57
tinggi belum tentu menjamin perusahaan dapat memenuhi semua kewajiban dalam jangka waktu pendek. Cash ratio yang di hasilkan pada tahun 2007 adalah Rp. 1 hutang lancar di jamin dengan Rp. 0,04 kas yang dimiliki perusahaan pada tahun 2008 Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,25 kas yang dimiliki perusahaan. Terjadi kenaikan 21% hal ini disebabkan karena perusahaan dalam menjalankan usahanya cukup baik. Tingkat rasio yang baik mengalami kenaikan tiap tahunnya dan perusahan dapat melunasi hutang lancarnya tepat waktu.
2. Analisa Solvabilitas Solvabilitas
perusahaan
menggambarkan
kemampuan
suatu
perusahaan dalam memenuhi jangka panjang. indikator yang digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan antara lain total debt equity ratio and total debt to total capital asset. Tabel 4.2 Rasio Solvabilitas Ratio Likuiditas
2007
2008
Keterangan
166%
256%
Naik
62%
72%
Naik
Total Debt Equity % Total Debt to total capital asset %
58
Berdasarkan table solvabilitas, total debt to equity ratio pada tahun 2007 Rp. 1 jumlah hutang dijamin dengan Rp. 1,66 jumlah modal, pada tahun 2008 Rp. 1 jumlah hutang di jamin dengan Rp. 2,56 jumlah modal. Terdapat kenaikan sebesar Rp. 90% dari analisa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan belum dapat mengendalikan hutang perusahaan karena rasio ini semakin naik. Sedangkan total debts to capital assets, pada tahun 2007, Rp. 1 Jumlah hutang di jamin dengan Rp. 0,62 jumlah aktiva, pada tahun 2008 Rp. 1 jumlah hutang di jamin dengan RP. 0,72 jumlah aktiva, terjadi kenaikan sebesar 10%. Kenaikan yang terjadi dikarenakan perusahaan terlalu banyak menggunakan pinjaman untuk membiayai usahanya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak dapat mengendalikan hutangnya karena rasio ini semakin naik.
1. Analisa Aktivitas Analisa aktivitas bertujuan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan
semua
sumber
daya
yang
ada
pada
pengendaliannya. Pentingnya aktiva lancar dan modal kerja bagi setiap perusahaan tidak hanya berkaitan dengan aspek efisiensi dalam hal ini manajer maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam perusahaan. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai alat melakukan analisa aktivitas perusahaan antaran lain Total Assets Turn Over Ratio, Inventory Turn Over Ratio dan Fixed Assets Turn over Ratio.
59
Dari tabel rasio Aktivitas yang disajikan dapat dilihat Total assets Turn Over Ratio, 1 periode perputaran aktiva tahun 2007 sebanyak 0,81 kali sedangkan pada tahun 2008 ,1 periode perputaran aktiva sebanyak 0,83 kali . terjadi kenaikan sebanyak 0,02 kali , kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan kemampuan dana yang tertanam dalam seluruh aktiva perusahaan.Bila dilihat dari aktivitas yang telah dilakukan perusahaan dapat dikatakan perusahaan telah berhasil meningkatkan pendapatan.
Tabel 4.3 Rasio Aktivitas
2007
Rasio Aktivitas
Total Assets Turn Over 0,81 kali Ratio
2008
Keterangan
0.83 Naik
Inventory Turn Over 22,7 kali Ratio
16 kali
Turun
Fixed Assets Over Ratio
1,23 kali
Naik
Turn 0,99 kali
Inventory Turn Over , 1 periode perputaran persediaan tahun 2007 sebanyak 22,7 kali dalam 2 hari, sedangkan pada tahun 2008 1 periode perputaran persediaan sebanyak 16 kali dalam 2 hariterjadi penurunan sebesar 6,7 kali.
60
Fixed assets turn over ratio , 1 periode perputaran aktiva tetap tahun 2007 sebanyak 0,99 kali, pada tahun 2008 periode perputaran aktiva tetap sebanyak 1,23 kali . Mengalami kenaikan sebanyak 0,24 kali . Kenaikan tersebut dikarenakan penggunaan pendapatan terhadap aktiva tetap cukup efisien. Perusahaan dapat memanfaatkan penggunaan dana yang tertanam dalam harta tetap yang dimiliki perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan yang diinvestasikan dalam pendapatan.
4. Analisa Profitabilitas Analisa Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Analisis secara rinci terhadap labadan berbagai unsur yang dibentuk laba adalah sangat penting karena kelangsungan hidup dan suksesnya perusahaan tersebut tergantung darikemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dari tabel Operating Profit Margin Ratio yang terjadi setiap tahunnya sangat positif, hal ini dikarenakan pendapatan perushaan mengalamai kenaikan dari tahun ke tahun. Dan sangat menguntungkan
61
Tabel 4.4 Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas 2007
2008
Keterangan
Operating Profit Margin
(1,04%)
(0,19)%
Baik
Net Profit Margin
(1,06)%
(0,09)%
Baik
Return On Invesment
(0,86)%
(0,08)%
Baik
Return On Equity
(2,30%)
(0,29)%
Rugi
C. Penilain Kinerja PT. ADES
Hasil analisa rasio menunjukan bahwa perusahaan mengalami kerugian yang mengakibatkan memiliki kenerja yang kurang bagus.