Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
BAB IIIKEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 3.1 Kebijakan Penataan Ruang Pembangunan 3.1.1 Penataan Ruang Bahwa ruang wilayah nasional (NKRI) sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya pengolahannya secara bijaksana, berdaya guna dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah nasional dapat terjaga kelanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan kaidah sosial sesuai dengan landasan konstitusional UUD NKRI 1945 (Menimbang pada UU-RI No. 26 / 2007 tentang Penataan Ruang). Mengingat pengembangan pariwisata dengan Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) berada secara 3 (tiga) dimensional dalam ruang, maka semua pengembangan kawasan pariwisata terkait dengan dimana ruang dia berada yaitu ; ruang darat, ruang laut, ruang udara, maupun ruang didalam bumi sebagai salah satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lainnya melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya (pasal 2 butir 1 UU – RI No.26/2007). Dalam pengembangan ruang ODTW dapat dikelompokan ruang yang harus direncanakan di dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten / kota dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Kabupaten / Kota (Pasal 14 ayat (3) UU – RI No.26 / 2007).
III-1
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Demikian maka RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah dapat diklasifikasikan sebagai Rencana Detail Tata Ruang Kawasan pariwisata sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RTRW Kabupaten Buton Tengah tahun 2015. Seperti itulah dijelaskan diatas bahwa kegiatan dan ODTW berada di darat, dilaut dan didalam perut bumi seperti yang telah diuraikan bahwa Kawasan Pariwisata Buton Tengah berada didarat / pegunungan, dilaut / bahari, dan guha – guha / perut bumi. Sehingga Pengelolah Wilayah Pesisir di Pulau – pulau Kecil (PWP3K). Demikian didalam penyusunan RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah perlu mengintegrasi ke Ruang Darat dan Ruang Laut seperti tampak pada gambar 3.1 berikut :
Aplikasi Kerangan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS)
Kesesuaian& Kemampuan Lahan Pariwisata
Penyusunan RDTR Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Buton Tengah
Evaluasi Pemanfaatan Ruang Pariwisata
Integrasi Ruang Pariwisata Darat & dan Ruang Pariwisata Laut
Gambar 3.1 Alur Pikir Paradigma Penyusunan Norma Standar Prosedur dan kriteria perpetaan RDTR kawasan Strategi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah.
III-2
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
3.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Pemerintah
kabupaten
berkehendak
ingin
dan
masyarakat
menjadikan
bahwa
Buton
Tengah
pariwisata
menjadi
primadona ekonomi, dan komoditas yang diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat. Sehingga penyusunan RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah menjadi salah satu prioritas SD-Alam, SD-Buatan dengan memperhatikan keberadaan SD- Manusia seperti yang telah dibahas diatas. Sebagai Kawasan Strategi Pariwisata wilayah
Kabupaten
penataan
Buton
ruangnya
Tengah
dimaksudkan
diprioritas
karena
sebagai
mempunyai
pengaruh yang sangat penting secara lokal kedaerahan terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, dan / atau lingkungan yang dapat dikembangkan sebagai wilayah yang diwariskan kepada generasi selanjutnya. Demikian kawasan strategi pariwisata Kabupaten Buton Tengah ini dapat dijadikan menjadi kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budidaya baik diruang darat (Wana Wisata / Wisata daratan dan tujuannya) maupun ruang laut (Wisata Bahari / perairan
laut)
yang
pengembangannya
diarahkn
untuk
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya (sesuai amanat pasal 1 butir 11 dan butir 17 PP – RI No.26/2008 tentang RTRWN).Bahwa di dalam kawasan Budidaya telah ditetapkan diantara seluruh kawasan peruntukan, maka terdapat kawasan Peruntuhan Pariwisata (pasal 63 PP – RI No.26/2008 tentang RTRWN) yang telah ditetapkan dengan kriteria yaitu : 1. Memiliki objek dengan daya tarik Wisata, dan / atau
III-3
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2. Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam dan lingkungan. Berdasarkan ODTW dari keindahan alam dan situs – situs budaya peninggalan kejayaan Buton masa lalu adalah selaras dengan kebijakan untuk menjadikan kawasan ini menjadi kawasan strategi pariwisata ditinjau dari sudut kepentingan sosial dan budaya (pasal 78 PP- RI No. 26/2008 tentang RTRWN), ditetapkan dengan kriteria sebagi berikut : 1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat – istiadat budaya daerah yang secara kumulatif menjadi budaya nasional. 2. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa. 3. Merupakan
aset
nasioanal
yang
harus
dilindungi
dan
dilestarikan. 4. Merupakan tempat perlindungan penting peninggalan budaya dan sejarah nasional. 5. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan budaya, dan/ atau 6. Memiliki potensi terhadap konflik sosial, budaya nasional. Mengingat bahwa pada langkah selanjutnya kawasan Strategi Pariwisata harus disusun kawasannya dalam bentuk Rencana Detail Tata Kawasan Strategi Pariwisata maka perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan peraturan Zonasi untuk Kawasan peruntukan Pariwisata (Pasal 112 PP – RI No.26/2008) yang disusun dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut : 1. Pemanfaatan potensi Alam dan Budaya masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. 2. Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau.
III-4
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
3. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata. 4. Ketentuan
pelarangan
pendirian
bangunan
selain
yang
dimaksud butir 3 diatas. 3.1.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Berdasarkan Perda Sulawesi Tenggara No.2 Tahun 2014 tentang RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 – 2034 pada bagian menimbang huruf untuk menyatakan : “Bahwa untuk mengarahkan pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna
dan
berhasil
berkelanjutan
dalam
guna,
serasi,
rangka
selaras,
meningkatkan
seimbang,
dan
kesejahteraan
masyarakat dan pertahanan, keamanan, berdasarkan pancasila dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu disusun rencana tata ruang wilayah.” Didalam kawasan peraturan Wisata Alam (pasal 41 perda No.2 / 2014 tentang RTRWP Sultra) Pada ayat (3)
telah dimasukkan
Pantai Katembe di Kecamatan Lakudo sewaktu masih
berada
didalam wilayah Kabupaten Buton (Sebelum Kabupaten Buton Tengah menjadi DOB ). Juga ditetapkan Wisata Alam berupaya permandian Goa Wakatombe dan Permandian Uncume. Meningkatkan bahwa di Kabupaten Buton Tengah terdapat situs sejarah dan budaya, maka pada ayat (4) diatur pula Kawasan Peraturan Pariwisata Sejarah yang dapat dijadikan rujukan sebagai berikut : 1. Wisata Sejarah pada cagar budaya meliputi ; benda, bangunan, struktur, situs dan kawasan cagar budaya yang terdapat di setiap Kabupaten / Kota termasuk yang terdapat di Kabupaten Buton Tengah.
III-5
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2. Perkampungan tradisional dengan adat dan tradisi budaya masyarakat yang khas dan terdapat di Kabupaten / Kota, termasuk yang ada di Kabupaten Buton Tengah. 3. Kehidupan adat, tradisi masyarakat dan aktifitas budaya yang khas
serta
kesenian
yang
terdapat
di
Kabupaten/Kota,
termasuk yang terdapat di Kabupaten Buton Tengah. 3.1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buton Tengah Sebagaimana diketahui bahwa pada saat penyusunan RIPPDA Kabupaten Buton Tengah ini seharusnya sebagai bagian atau turunan dari produk RTRW Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025, belum disusun atau sedang dalam persiapan pengusunan dokumennya. Mengingat bahwa RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025 adalah suatu skala prioritas maka penyusunannya
dilakukan
secara
simultan
atau
sedikit
mendahului dari pada penyusunan Dokumen RTRW Kabupaten Buton Tengah. Sebagai kabupaten dari daerah otonom baru yang baru ditetapkan oleh pemerintah melalui UU – RI No.15 Tahun 2014 tentang pembentukan Kabupaten Buton Tengah, maka harus diambil langkah
percepatan
penyusunannya
harus
didahulukan.
Demikian sehingga sekalipun induknya yaitu : RTRW belum disusun, tetapi RIPPARDA telah dimulai penyusunannya. Jika kita merujuk kepada RTRW Kabupaten Buton Tengah (selaku Kabupaten Induk sebelum pemekaran) untukTahun 2007 – 2027 diperoleh gambaran tentang pengembangan kawasan Rekreasi dan Pariwisata diarahkan kepada kawasan – kawasan yang telah menjadi ODTWA (objek daya tarik wisata alam) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang pada gilirannya akan turut memberi kontribusi terhadap proporsi PAD Kabupaten
III-6
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Buton pada saat itu dan sekarang telah terbentuk Kabupaten Buton Tengah. Bahwa pada kenyataanya pembangunan sektor pariwisata
belum
mampu
memberikan
kontribusi
yang
diharapkan, karena kunjungan wisata asing belum signifikan seperti yang diharapkan. Namun demikian jika ditinjau dari potensi SD-Alam, budaya dan SD-Buatan serta SD-Manusia Kabupaten Buton termasuk Kabupaten Buton Tengah memiliki peluang untuk dapat mengembangkan sektor pariwisata ini. Beberapa potensi ODTWA Kabupaten Buton yang tercatat untuk Kabupaten Buton Tengah saat ini adalah permandian Alam Gumanano di Kecamatan Mawasangka, Benteng Lakudo, Pantai Pesisir Putih Lasori di Kecamatan Mawasangka, serta berbagai tari –
tarian
dan
seni
adat
istiadat
perlu
ditata
kembali
keberadaannya. Strategi Pengembangan Kawasan Rekreasi dan Pariwisata dapat dilakukan dengan : 1. Aspek perencanan pembangunan ODTW yang mencakup sistem perencanaan kawasan, penataan ruang, standarisasi, identifikasi potensi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan sistem informasi ODTWA. 2. Aspek kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi, dan sebagai mekanisme yang dapat mengatur
berbagai
kepentingan,
secara
operasional
merupakan organisasi dengan SD- Manusia dan aparatur pemerintah yang sesuai dengan fungsi dan profesionalitasnya. 3. Aspek sarana dan prasarana yang memiliki 2 (dua) sisi kepentingan yaitu : a) Alat untuk memenuhi kebutuhan ODTW b) Sebagai
pengendalian
dalam
rangka
memelihara
keseimbangan lingkungan.
III-7
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
4. Aspek pengelolaan, yaitu ; dengan jalan mengembangkan profesionalisme dan pola pengolahan ODTW secara lestari. 5. Aspek pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan ODTW yang bersifat komersial kepada pihak ketiga, dan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat terpantau. 6. Aspek pemasaran / promosi dengan menggunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan berbagai pihak khususnya travel wisata baik dalam negeri maupun luar negeri . 7. Aspek
pra
serta
aspek
masyarakat
melalui
berbagai
kesempatan penyuluhan dan usaha sehingga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 8. Aspek
penelitian
dan
pengembangan
(“Research
&
Development”) yang meliputi aspek fisik lingkungan, sosial – budaya, sosial – ekonomi dari setiap ODTW dalam kawasan strategi
yang
telah
direncanakan,
sehingga
mampu
menyediakan informasi bagi pengembangan dan pembangunan kawasan, kebijaksanaan dan arahan pemanfaatan ODTW. Dalam hal pengembangan kawasan konservasi Budaya Sejarah, perlu dilakukan di daerah – daerah (kecamatan) yang meiliki ODTW budaya / sejarah / religi. Berbicara tentang budaya dan sejarah maka Kabupaten Buton Tengah tidak akan pernah terlepas dari proses perjalanan Sejarah Kerajaan – Kesultanan Buton yang telah diakui eksistensinya sebagai bukti abadi dari kebesaran dan kejayaan Buton Tengah sebagai bagian dari bekas Kesultanan Buton masa lalu. Inilah
tantangan
yang
perlu
dijawab
dalam
penyusunan
RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025 ini .
III-8
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
3.2 Kebijakan Pengisian Ruang Pembangunan 3.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Ruang Nasional Rencana pembangunan jangka panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025 yang merupakan amanah dari UU – RI No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan Nasional (SPPN) pada pasal 4 menyamarkan sebagai penjabaran dari tujuan terbentuknya pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk Visi, Misi dan Arah pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan
UUD
NKRI
Tahun
1945.
Rangkaian
upaya
pembangunan tersebut memuat tentang kegiatan pembangunan yang berlangsung terus-menerus dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari waktu ke waktu. UU – RI No, 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 – 2025 adalah kelanjutan dari pembangunan nasional sebelumnya yang berlaku selama 20 tahun untuk melakukan penataan kembali langkah – langkah / tahapan pembangunan di bidang pengelolaan SD – Alam (termasuk kegiatan pariwisata), SD-Manusia , Lingkungan Hidup dan kelembagaannya sehingga Bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dan mempunyai posisi tawar sejajar dan
memiliki
daya
saing
yang
kuat
didalam
pencetaran
pengaturan dunia. Adapun Visi pembangunan Nasional Tahun 2005 – 2025 adalah: “INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR”
III-9
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Kemandirian adalah hakekat dari kemerdekaan dan pembangunan adalah
usaha
untuk
mengisi
kemerdekaan
yang
berarti
membangun kemandirian. Hal ini ditandai oleh kehidupan yang sejajar / sederajat dengan bangsa lain didunia daya jalan membangun, kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum. Adapun
kemajuan
suatu
bangsa
ditentukan
oleh
struktur
kependudukan yang sejahtera dimana kondisi kehidupan sosial – ekonomi, sosial – budayanya yang berkwalitas, pendidikan dan kesehatannya dengan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM diatas 80) yang diperlukan daya moral / akhlak keagamaan masyarakatnya yang mulai. Pada gilirannya terwujudnya citacitanya berbangsa dan bernegara dalam menciptakan Negeri yang adil dan Makmur. Keadilan dan kemakmuran tersebut harus tercermin semua aspek kehidupan. Tidak adanya diskriminasi dalam bentuk apapun juga. Semua rakyat mempunyai hal dan kesempatan yang sama dalam mencapai taraf kehidupan, lapangan kerja, mendapatkan pelayaan sosial, pendidikan dan kesehatan, mengemukkan pendapatkan, melaksanaankan
hak
politik,
mengamankan
dan
mempertahankan Negara, serta mendapatakn perlindungan dan kesamaan didepan hukum. Bahwa bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehinggadapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa – bangsa lain di dunia. Diketahui bahwa terdapat 8 (delapan) Misi pembangunan Nasional yaitu : 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan Falsafah Pancasila. 2. Mewujudkan bangsa berdaya saing.
III-10
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandas hukum. 4. Mewujudkan indonesia aman, damai, dan bersatu. 5. Mewujudkan peraturan pembangunan dan keadilan. 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari. 7. Mewujudkan Indonesia Negara Kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Berdasarkan
ke-8
Misi
tersebut
diatas,
maka
penyusunan
RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah dapat dikaitkan misi – misi seperti yang diuraikan dibawah ini : Dalam mewujudkan Bangsa yang Berbudaya Saing pada huruf B yaitu : “Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Oreantasi dan Berdaya Saing Global” terdapat sektor 22 : yaitu kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan
Citra
Indonesia,
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam dan potensi Nasional sebagai wilayah wisata bahari terluas didunia secara arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan ekonomi terkait dengan pengembangan budaya bangsa. Sedangkan dalam “Mewujudkan pembangunan yang merata dan Berkeadilan” di butir 1. Ditekankan bahwa ; pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memperhatikan potensi dan peluang keunggulan sumberdaya darat dan / atau laut disetiap wilayah,
serta
memperhatikan
prinsip
pembangunan
berkelanjutan dan daya dukung lingkungan.
III-11
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Tujuan kualitas
utama
pengembangan
hidup
dan
wilayah
adalah
kesejahteraan
peningkatan
masyarakat
serta
pemerataannya. Pelaksanaan pengembangan wilayah tersebut dilakukan secara terencana dan terintegrasi dengan semua rencana pembangunan sektor dan bidang. Rencana pembangunan termasuk RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah dijabarkan dan disinkronkan
kedalam
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
yang
Konsisten, baik materi maupun jangka waktunya. Kemudian pada butir ke-2 menyatakan bahwa percepatan pembangunan dan pertumbuhan
wilayah
–
wilayah
(dalam
hal
ini
termasuk
Kabupaten Buton Tengah selaku DOB) strategi dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah – wilayah tertinggal
disekitarnya
dalam
suatau
sistem
wilayah
pengembangan ekonomi yang sinergis, dan lebih ditekankan pada perkembangan ketertarikan mata rantai proses industri (termasuk industri pariwisata), di distribusi. Upaya ini dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulan daerah (dalam hal ini sektor pariwisata Kabupaten Buton Tengah merupakan unggulan daerah), serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, antar pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha (terutama pengembangan sektor pariwisata), dan investasi daerah. 3.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bahwa RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah disusun bertepatan dengan pelaksanaan RPJM Nasional ke – 3 Tahun 2015 – 2019. Pada RPJMN ke – 3 ini diharapkan kesejahteraan rakyat terus membaik, dan tentunya menjadi harapan masyarakat seluruh Kabupaten Buton Tengah pada tahap awal membangun secara resmi dan utuh berdiri sebagai daerah otonom baru sejak tahun
III-12
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
2014 lalu. Sektor pariwisata didorong sebagai salah satu lokomotif perekonomian Kabupaten Buton Tengah menjadi keunggulan lokal yang didukung oleh manajemen pelayanan yang lebih efisien dan efektif bagi kesejahteraan masyarakat tempat. Pelaksanaan
pembangunan
berkelanjutan
bercerminkan
oleh
terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial, dan ekonomi secara serasi,
seimbang,
dan
lestari,
dengan
terus
membaiknya
pengolahan dan pemberdayaan SD-Alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat serta semakin matangnya kelembagaan dan Kapasitan Penata Ruang diseluruh wilayah Indonesia tak terkecuali Kabupaten Buton Tengah. Bahwa kegiatan kepariwisataan harus ditinjau oleh ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastuktur transportasi ; terpenuhinya pasukan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai
kebutuhan
sehingga
efektrifikasi
dapat
menjangkau
seluruh ODTW dan kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik sampai ke kawasan pedesaan. 3.2.3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pada bagian huruf a. Dijelaskan : “Bahwa Keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni, dan budaya yang dimiliki Bangsa
Indonesia
merupakan
sumberdaya
dan
modal
pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran
III-13
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
dan kesejahteraan rakyat sebagai terkandung dalam pancasila dan pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Kepariwisataan bertujuan untuk : 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat, 3. Menghapus kemiskinan, 4. Mengatasi pengangguran, 5. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumberdaya, 6. Memajukan kebudayaan, 7. Mengangkat Citra bangsa, 8. Menempuh rasa cinta tanah air, 9. Memperkokoh jati diri, dan kesatuan bangsa, dan 10. Mempererat persahabatan antar bangsa. (Pasal 4 UU – RI No.10/2009) Pembangunan kepariwisataan dilakukan
berdasarkan rencana
induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas ; Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan
Provinsi,dan
Rencana
Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten / Kota (pasal 8 ayat (1) UU – RI No.10/2009 tentang Kepariwisataan). Bahwa
pemerintah
Kabupaten
Buton
Tengah
berkehendak
menjadikan ODTW yang didukung oleh keinginan masyarakat Buton Tengah membentuk Kawasan Strategis Pariwisata dengan memperhatikan aspek sebagai berikut : 1. Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata, 2. Potensi pasar, 3. Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah,
III-14
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
4. Perlindungan terhadap lokasi tertentu mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, 5. Lokasi
strategis
yang
mempunyai
peran
dalam
usaha
Pariwisata
harus
pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, 6. Kesiapan dan dukung masyarakat, serta 7. Kekhususan dari wilayah, (Pasal 12 ayat (3) UU – RI No.10/2009). Pada
intinya
bahwa
Kawasan
Strategi
memperhatikan aspek budaya, sosial,budaya, sosial, dan agama masyarakat setempat.(Pasal 12 ayat (3) UU – RI No.10/2009). Hal tersebut dipenuhi oleh kondisi wilayah di Kabupaten Buton Tengah. Adapun
Usaha
Pariwisata
yang
dapat
dikembangkan
oleh
pemerintah Kabupaten Buton Tengah adalah sebagai berikut : 1. Daya tarik wisata, 2. Kawasan pariwisata, 3. Jasa transportasi wisata, 4. Jasa perjalanan (travel) wisata, 5. Jasa makanan dan minuman, 6. Penyediaan akomodasi (hotel, bangalow,resort, wisma, losmen, dan homestay), 7. Penyelenggara kegiatan hiburan dan rekreasi, 8. Penyelenggara pertemuan, perjalanan insiatif, konferensi, dan pameran, 9. Jasa informasi pariwisata, 10. Jasa kesultanan pariwisata, 11. Jasa Pramu Wisata, 12. Wisata Tirta, dan
III-15
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
13. Spa untuk kesehatan. (pasal 14 ayat (1) UU-RI No.10/2009). Berdasarkan Pasal 18 dinyatakan bahwa Pemerintah dan / atau pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Kabupaten Buton Tengah
mangatur
dan
mengelolah
peraturan
perundang
–
undangan yang berlaku. 3.2.4. Peraturan Pemerintah Republik Indinesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 Meliputi : 1.
Visi Pembangunan Kepariwisataan Nasional adalah : “TERWUJUDNYA INDONESIA SEBAGAI NEGARA TUJUAN PARIWISATA
BERKELAS
DUNIA,
BERDAYA
SAING,
BERKELANJUTAN, MAMPU MENDORONG PEMBANGUNAN DAERAH KESEJAHTERAAN RAKYAT.” (Pasal 2 ayat (4) PP-RI No.50/2011). Dalam mewujudkan Visi tersebut diatas, maka disusunlah 4 (empat) Misi pembangunan Kepariwisataan Nasional meliputi : 1. Pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik,
mudah
dicapai,
berwawasan
lingkungan,
meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat. 2. Pengembangan pemasaran pariwisata yang bersinegis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatakan kunjungan wisatawan nusantara dan manca negara. 3. Pengembangan
Industri
Pariwisata
yang
berdaya
saing,
kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya, dan
III-16
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
4. Pengembangan Organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat, sumberdaya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan. (Pasal 2 ayat (5) PP-RI No.50 / 2011). Sedangkan tujuan pembangunan Kepariwisataan Nasional (Pasal 2 ayat (6) PP-RI No.50/2011) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Destinasi pariwisata, 2. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggungjawab. 3. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu mengegerakan perekonomian nasional, dan 4. Mengembangkan kelembagaan kepariwisataan dan tata kelola pariwisata
yang
mampu
mensinergikan
pembangunan
Distinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien. Adapun yang menjadi sasaran pembangunan Kepariwisataan Nasional (Psl 2 ayat (7) PP-RI No.5/2011) adalah seperti berikut : 1. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, 2. Peningkatan jumlah pengerakan wisatawan nusantara, 3. Peningkatan
jumlah
penerimaan
devisa
dari
wisatawan
mancanegara, 4. Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan nusantara, dan 5. Peningkatan produk domestik bruto dibidang kepariwisataan. Berdasarkan
hal
tersebut
diatas
maka
ditetapkan
Arah
Pembangunan Kepariwisataan Nasional dilaksanakan :
III-17
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
1. Dengan berdasarkan prinsip Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan, 2. Dengan orientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan, 3. Dengan tata kelola yang baik, 4. Dengan terpadu secara lintas sektor, lintas daerah, dan lintas pelaku, serta 5. Dengan mendorong kemitraan sektor publik dan sektor privat. Diketahui menurut PP-RI No.50 / 2011 tentang RIPPARNAS bahwa keberadaan ODTW Kabupaten Buton Tengah berada diantara KPPN (Kawasan Pengembangan Nasional) Baubau dan sekitarnya serta Wakatobi dan sekitarnya. Berdasarkan kedekatan letak maka ODTW Kabupaten Buton Tengah adalah berada pada KPPN Kota Baubau dan sekitarnya daya Destinasi pemerintah Nasional (DPN) adalah DPN Kendari,Wakatobi dan sekitarnya saat ini berada dalam posisi penyiapan Rancangan peraturan tentan Rencana Induk Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional, dan Pengembangan RIP DPN. 3.2.5. Rencana Pembangunan Pariwisata dan Seni Budaya Sulawesi Tenggara Menyongsong Sultra Raya 2020 Meliputi : 1.
Visi ;
Berdasarkan kondisi objektif yang dimiliki serta adanya berbagai peluang yang ada maka Visi pembangunan pariwisata dan seni budaya Provinsi Sulawesi Tenggara adalah :
III-18
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
“TERPOSISINYA
SEKTOR
PARIWISATA
DAN
SENI
BUDAYA
SEBAGAI SALAH SATU SEKTOR ANDALAN DAN UNGGULAN PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA YANG AKAN BERTUMPU PADA EKONOMI KERAKYATAN”. Secara lebih rinci visi tersebut dijabarkan sebagai berikut ; a) Pariwisata dan seni budaya menjadi andalan pembangunan daerah secara seimbang mempertimbangkan bidang ekonomi dengan bidang – bidang lainnya. b) Sulawesi Tenggara menjadi kawasan andalan pembangunan yang unggul dengan pengembangan pariwisata potensial dan sekaligus
menjadi
tujuan
wisatawan
nusantara
maupun
mancanegara. c) Menjalin kemitraan dengan semua pihak, dan lebih memilah lagi kenapa pengusaha mencegah ke bawah. d) Mendoronng peningkatan produktivitas, peningkatan akses mereka
pada
peluang
usaha
dan
lapangan
kerja
yang
berorientasi kepada pasar. 2.
Misi ;
Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas,dirumuskanlah Misi pencapaian sebagai berikut ; a) Memperkenalkan,
mendayagunakan,
melestarikan,
dan
meningkatkan mutu ODTW di Sulawesi Tenggara. b) Memperkuat database pariwisata dan Seni Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara. c) Meningkatkan
SD–Manusia
Pariwisata
dan
Seni
Budaya
profesional yang memiliki etos kerja dan disiplin tinggi. d) Memperluas dan menciptakan pemerataan lapangan kerja serta peluang berusaha.
III-19
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
e) Membina dan mengembangkan kegiatan pariwisata dan seni budaya Provinsi Sulawesi Tenggara serta mempromosikannya sebagai suatu komoditas ekonomi. 3.
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pariwisata & Seni Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara
Mencakup : a) Tujuan
adalah
mengembangkan
dan
mendayagunakan
berbagai potensi kepariwisataan daerah agar memiliki nilai tambah,melalui kegiatan terpadu, utamanya yang berkaitan dengan
pembenahan
kelembagaan,kualitas promosi,memelihara
dan
SDM,
pembangunan
mutu
ODTW,
pelayanan,peningkatan
kepribadian
bangsa,
nilai–nilai
budaya/agama, serta menjaga kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. b) Sasarannya adalah sebagai berikut ; i.
Aspek pasar yang diarahkan pada wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang terdiri atas ; - Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisata - Peningkatan tinggal rata – rata wisatawan, - Peningkatan pengeluaran wisatawan ODTW, - Peningkatan PAD dari hasil kunjungan wisata tersebut.
ii.
Aspek produk pariwisata yang mencakup - Peningkatan pendapatan pada pengusaha dibidang akomodasi
/
perhotelan
dan
homestay
melalui
meningkatnya hunian kamar hotel, - Peningkatan
pendapatan
para
pengusaha
jasa
perjalanan kunjungan wisata, - Peningkatan pendapatan para pengusaha restoran dan rumah makan.
III-20
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
iii.
Aspek SD-Manusia yang terdiri dari ; - Peningkatan pendidikan
SDM,aparat teknis
pemerintah
Kepariwisataan
melalui
melalui
sektor
formal. - Peningkatan SD-Manusia pariwisatadengan pemberian bantuan penyelengara Diklat Tenaga Kerja UKM dan koperasi di bidang usaha ekonomi, retoran / rumah makan, pramuwisata dan usaha perjalanan / travel wisata secara formal / non formal. 4.
Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembanguan Pariwisata dan Seni Budaya
Meliputi : a) Kebijakan adalah sebagai berikut : i.
Penciptaan kondisi yang dapat memberikan kepuasan maksimal
kepada
wisatawan
serta
tumbuh
dan
berkembangnya kegiatan–kegiatan produktif masyarakat dalam bidang kepariwisataan. ii.
Terciptanya sebagai
seni
salah
budaya
satu
aset
peninggalan
sejarah
pembangunan
daerah
daerah
yang
memiliki nilai ekonomis. iii.
Penciptanya
kondisi
agar
sektor
pariwisata
dapat
memberikan kontribusi yang berarti dan sejajar dengan sektor – sektor lainnya dalam pembangunan Sulawesi Tenggara. iv.
Terciptanya kehendak dan aktifitas seluruh komponen
v.
masyarakat untuk secara bersama – sama memajukan pariwisata Sulawesi Tenggara.
III-21
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
vi.
Terciptanya Pariwisata Seni Budaya Sulawesi Tenggara sebagai
salah
satu
alternatif
Lapangan
Kerja
sasaran
kunjungan
wisatawan. vii.
Terciptannya
alternatif
yang
dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b)
Program dan Kegiatan yang mencakup : i.
Kondisi fisik dan pengolaan infrastruktur,
ii.
Iklim usaha kepariwisataan,
iii.
Perlindungan
citra
semi
budaya
dan
peninggalan
sejarah daerah, iv.
Lembaga adat dan antraksi Seni Budaya daerah,
v.
Event – event kepariwisataan,
vi.
Citra pariwisata daerah,
vii.
Bahan, peralatan dan media promosi,
viii.
Jaringan promosi pariwisata,
ix.
Forum, dan jaringan serta kemudahan pemasaran pariwisata,
x.
Perekonomian rakyat dan daerah,
Guna mengaktualisasikan program tersebut diatas , maka kiranya perlu dikembangkan kegiatan–kegiatan yang berorientasi yang dikategorikan sebagai berikut ; i.
Pelaksanaan secara langsung,
ii.
Melalui serta koordinasi yang integratif,
iii.
Diperlukan bimbingan yang tuntas,
iv.
Didukung oleh fasilitas yang memadai.
3.2.6. RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah Berpangkal tolak pada RIPPARDA Sulawesi Tenggara dalam rangka menyongsong Sultra Raya 2020, maka Pembangunan dan
III-22
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2035 adalah sangat sejalan dengan program pariwisata yang dirancang
dan
digagas
oleh
Pemerintah
Provinsi
Sulawesi
Tenggara. Adapun Visi, Misi, dan Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kab. Buton Tengah adalah sebagaimana dijabarkan berikut : 1.
Visi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah ;
“TERWUJUDNYA BUTON TENGAH SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA TERPADU; WISATA ALAM, WISATA BUDAYA, WISATA SEJARAH,
&
WISATA
RELIGI
YANG
MENJADIKAN
BAGI
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT.” Adapun penjabaran dari Visi tersebut adalah : a)
Bahwa Visi merupakan impian dari Pemerintah Kabupaten Buton Tengah dengan seluruh masyarakatnya yang harus diwujudkan,
b)
Bahwa Kabupaten Buton Tengah memiliki seluruh komponen yang sangat menunjang sebagai objek daya tarik wisata, baik lautnya yang mengintarinya yaitu Selat Buton dan Timur di Selatan dan diselatan serta teluk Bone di barat maupun Laut Flores di sektor Kecamatan Talaga Raya, daratannya yang berbukit – bukit dengan topografi Karst yang memungkinkan terdapatnya uvala, dolina dan danau–danau permandian serta gua, dan tidak kalah menariknya terdapat berbagai situs sejarah yang masih terpelihara untuk dijadikan sebagai destinasi wisata.
c)
Berdasarkan uraian tersebut maka, dapat dikembangkan Pariwisata Pemerintah
Terpadu
di
Kabupaten
daerah
ini,
dan
Buton
Tengah
melalui
beserta
tekad
seluruh
III-23
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
pemangku kepentingan pembangunan sangat menyakinkan dengan Ridha Allah SWT, apa yang dicita – citakan akan dapat terwujud dalam menyongsong masa depan Kabupaten Buton Tengah yang maju secara ekonomi dan seluruh rakyatnya
dapat
disejahterakan,
salah
satunya
melalui
pembangunan dan pengembangan kegiatan kepariwisataan. 2.
Misi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah
Untuk terwujudnya Visi yang menjadi impian tersebut diatas, maka disusunlah Misi yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Buton Tengah sebagai berikut : a)
Penataan seluruh Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), dengan melakukan identifikasi dan investarisasi baik Wisata alam dilaut/bahari, di darat / perbukitan pegunungan, wisata budaya, wisata sejarah dan wisata religi yang terdapat diseluruh wilayah Kabupaten Buton Tengah.
b)
Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Pariwisata , baik Rencana Struktur Ruang (jaringan jalan, jaringan listrik,
c)
jaringan komunikasi) dan Rencana Pola Ruang dari Tapak Kawasan masing – masing ODTW.
d)
Pemantapan Kelembagaan / Institusi yang mengenai kegiatan pariwisata secara fungsional dan profesional.
e)
Pembangunan Pusat Informasi Pariwisata Daerah yang bermitra dengan seluruh jaringan pengelolawisata baik di nasional maupun mancanegara dalam memasukan potensi ODTW Kabupaten Buton Tengah.
f)
Pengembangan Industri pariwisata sebagai industri kreatif dengan memanfaatkan potensi SD-Alam, SD-Buatan dan SDManusia yang handal dan terlatih serta terdidik, sehingga menghasilkan industri pariwisata yang berdaya saing dan
III-24
Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah : Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 – 2025
memiliki nilai tambah bagi pertumbuhan perekonomian daerah. Dari Visi dan Misi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah diatas, maka
pada
gilirannya
nanti
akan
dijabarkan
lebih
lanjut
sehinggamenghasilkan Indikasi Program, baik Program Strategis maupun Program Operasional serta Program Aksi yang akan dijabarkan pada bagian akhir RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah ini.
III-25