BAB III TINJAUAN UMUM PENGADILAN TINGGI AGAMA 3.1. Latar Belakang PTA Bandung
Gambar 3.1 Logo Pengadilan Tinggi Agama Bandung
Pengadilan Tinggi Agama Bandung dibentuk berdasarkan KeputusanGubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 18 tanggal 12 Nopember 1937 dengan nama “Hoof Voor Islami etische Zaken“. Berdasarkan Staatsblad 1937 Nomor 610, menyebutkan bahwa penyelenggaraan Peradilan Agama Tingkat Banding untuk Jawa dan Madura dilaksanakan oleh Mahkamah Islam Tinggi yang berkedudukan di Surakarta, kemudian dengan berlakunya Undang - undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, maka beban kerja Mahkamah Islam Tinggi Surakarta menjadi meningkat.
Berkenaan dengan hal tersebut di
atas dan sesuai dengan pertimbangan Mahkamah Agung dalam surat Nomor : MA /PA /121 /IX / 1976 tanggal 23 September 1976, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan pembinaan peradilan agama di Jawa dan Madura dipandang perlu mengadakan pembagian tugas baru secara administratif dengan membentuk Cabang Mahkamah Islam Tinggi di Bandung dan Surabaya.
22
23
Pada tanggal 16 Desember 1976 keluar Keputusan Menteri Agama Nomor 71 Tahun 1976 tentang Pembentukan Cabang Mahkamah Islam Tinggi di Bandung dan di Surabaya. Dengan keluarnya Keputusan Menteri Agama RI Nomor 71 Tahun 1976 merupakan awal mulan terbentuknya Pengadilan Tinggi Agama Bandung. Cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung mempunyai tugas untuk menyelesaikan perkara - perkara yang berasal dari Pengadilan Agama di seluruh daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung bertanggung jawab kepada Ketua Mahkamah Islam Tinggi Surakarta dengan dipimpin oleh seorang Wakil Ketua Mahkamah Islam Tinggi, sekurang – kurangnya dua orang hakim anggota dengan dibantu oleh seorang pejabat sementara panitera dan beberapa orang kepanteraan. -
Dasarhukum pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Bandung adalah :
1. Staat sblad Tahun 1882 Nomor 152, Staat sblad Tahun 1937 Nomor 116 dan 610; 2. Undang – undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman; 3. Undang – undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung RI; 4. Undang – undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; 5. Keputusan Menteri Agama
Nomor 18 Tahun 1975 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Agama RI; 6. Keputusan Menteri
Agama Nomor 71 Tahun 1976 tentang Pembentukkan
Mahkamah Islam Tinggi. 3.2.
Visi dan Misi
3.2.1. Visi Pengadilan Tinggi Agama Bandung "Mewujudkan Peradilan yang agung"
24
3.2.2. Misi Pengadilan Tinggi Agama Bandung 1. Mewujudkan rasa keadilan sesuai denganUndang – Undang dan Peraturan serta keadilan masyarakat. 2. MewujudkanPeradilan yang mandiri dan independen dari campur tangan pihak lain; 3. Memperbaiki akses pelayanan di bidangPeradilan kepada masyarakat; 4. Memperbaiki kualitas input internal pada proses Peradilan; 5. Mewujudkan Institusi Peradilan yang efektif, efisien, bermartabat, dandihormati; 6. Melaksanakan kekuasaan kehakiman yang mandiri, tidak memihak dan transparan 3.3
Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama Bandung
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PTA Bandung
25
3.4
Peta Yurisdiksi Peta wilayah hukum (yurisdiksi) Pengadilan Tinggi Agama Bandung secara umum
mencakup seluruh wilayah hukum Provinsi Jawa Barat yakni 25 Kabupaten/Kota dengan 22 Pengadilan Agama yang berkedudukan di 22 Ibu kota Kabupaten dan Kota. Untuk
melihat secara utuh mengenai Peta Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama
Bandung, dipertelakan sebagai berikut : Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Jawa Barat terletak pada kordinat 5°50' - 7°50' LS dan 104°48' - 104°48 BT dengan batas – batas wilayahnya : -
Sebelah Utara
: Provinsi DKI Jakarta
-
Sebelah Selatan
: Samudra Indonesia
-
Sebelah Barat
: ProvinsiBanten
-
Sebelah Timur
: ProvinsiJawa Tengah
Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 44.354,61 Km2 atau 4.435.461 Ha .secara geografis merupakan wilayah yang strategis ini dan menguntungkan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi perdagangan, jasa, komunikasi dan perhubungan, karena Jawa Barat berdekatan dengan Ibukota Negara, yakni Jakarta.
Kawasan utara Jawa Barat
merupakan daerah berdatar rendah, sedangkan kawasan selatan berbukit-bukit dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung – gunung ada di kawasan tengah. KondisiTopografi Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang
26
landai di tengah ketinggian 100 – 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 – 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai. Kondisi Klimatologi Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengansuhu 90 C di Puncak Gunung Pangrango dan 340 C di Pantai Utara, curah hujan rata - rata 2.000 mm per-tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per-tahun. Kondisi Penduduk (Populasi) Berdasarkan hasil Sensusnas tahun 2002 jumlah penduduk Jawa Barat setelah Banten terpisah berjumlah 34.555.622 jiwa. Pada tahun 2006 berdasarkan sensus penduduk meningkat menjadi 35.500.611 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 1.022 jiwa per Km2.
Sedangkan
laju
pertumbuhan
penduduk
selama dasawasra 1990
mencapaiangka 2,17 %. Alamat Kantor Jl. Soekarno Hatta No. 714 Gedebage Bandung Telp.(022) 7810365 / Fax (022).7810349Email :
[email protected]
–
2000