BAB III RANCANGAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan diadakan di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia, dari 24 Februari 2009 hingga 20 Juni 2009. Penelitian ini dilakukan pada lingkungan yang sesungguhnya dan data menurut dimensi waktu risetnya menggunakan data pooling yaitu gabungan antara time-series atau yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada saat variabel tertentu dan data silang tempat (cross-section) yaitu data yang dikumpulkan pada satu titik waktu.
III.2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi jurusan akuntansi yang sedang menempuh mata kuliah Teori Akuntansi dan Akuntansi Nirlaba di semester genap 2008/2009, di Universitas Bina Nusantara. Objek penelitian dipilih berdasarkan kemudahan memperoleh data dan mahasiswa-mahasiswi di kedua kelas tersebut sudah termasuk dalam kategori semester atas dimana mereka dianggap telah memiliki banyak pengalaman dalam bekerja secara berkelompok/tim.
III.3. Metodologi Penelitian III.3.1. Sumber Data Data dalam penelitian ini bersumber dari:
53
•
Data Primer, adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data primer dalam penelitian ini adalah berupa input mahasiswa untuk suatu pembentukan tim.
•
Data Sekunder, adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder dalam riset ini yaitu daftar mahasiswa beserta data IPK mahasiswa.
III.3.2. Jenis Data Data yang digunakan pada riset ini adalah gabungan antara data kualitatif (data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar) dan data kuantitatif (data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan) (Sugiyono, 2007).
III.3.3. Metode Penentuan Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling berbasis nonprobability yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2007). Karena penelitian ini merupakan penelitian pendidikan akuntansi maka sampel yang dipilih adalah mahasiswa akuntansi.
III.3.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik: •
Observasi
54
Mengumpulkan data melalui proses pengamatan secara langsung ke lapangan. Observasi pada riset ini dilakukan saat mahasiswa-mahasiswi sedang melaksanakan kegiatan perkuliahan di kelas. •
Kuesioner Memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner dilakukan setiap akhir tahap pengumpulan tugas di kelas.
III.3.5. Metode Penyajian Data Data akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel. Output dari uji rata-rata dengan menggunakan software SPSS juga akan disajikan beserta uraian untuk menggambarkan dengan jelas output.
III.3.6. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan statistik inferensial dengan uji rata-rata dalam menganalisis data. Statistik inferensial merupakan suatu teknik statistik yang berkaitan dengan analisis data untuk menarik kesimpulan atas data (Santosa dan Ashari, 2005). Alat analisa statistik yang digunakan adalah one way ANOVA. Menurut Aczel (2002), ANOVA digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari beberapa populasi, dimana setiap populasi mendapat treatment yang berbeda. Asumsi yang harus dipenuhi pada ANOVA adalah pengambilan sampelnya menggunakan independent random sampling dan data harus berdistribusi normal dengan rata-rata (µi) dimana rata-rata tersebut bisa bernilai sama ataupun tidak, tetapi memiliki variansi yang sama (σ2). ANOVA dapat digunakan jika asumsi-asumsi tersebut terpenuhi. Jika asumsi normalitas
55
data tidak terpenuhi maka digunakan nonparametric technique yang disebut KruskalWallis test. Agar uji ANOVA bisa dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Menurut Santosa dan Ashari (2005), pengujian normalitas merupakan pengujian atas kenormalan distribusi data. Data berdistribusi normal yaitu data memusat pada nilai rata-rata dan median. Selain itu, uji untuk memenuhi asumsi homogenitas varian juga harus dilakukan. Hipotesis yang digunakan pada pengujian ANOVA adalah: H0 : µ1 = µ2 = µ3 = ... = µr H1 : tidak semua µi (i = 1,..., r) sama r menunjukkan jumlah populasi atau treatment yang dipelajari. Ukuran sampel untuk setiap populasi i ( i = 1,2,..., r) dinyatakan dengan ni sehingga ukuran total sampel adalah n = n1+ n2+... + nr. Jika hipotesis nol diterima maka hasil pengujian akan mengikuti distribusi F. Distribusi F mempunyai degree of freedom yaitu r-1 (untuk numerator) dan n-r (untuk denominator). ANOVA test statistic = F(r-1, n-r) Apabila hipotesis nol ditolak berarti tidak semua rata-rata populasi (µi) sama. Untuk mengetahui populasi mana yang lebih besar, populasi mana yang lebih kecil, dan perbedaan populasinya maka dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan The Tukey Pairwise-Comparisons Test. The Tukey Pairwise-Comparisons Test memungkinkan pengguna untuk membandingkan setiap kemungkinan pasangan rata-rata populasi (µi) dengan menggunakan satu level of significance. Uji Tukey menggunakan the studentized range 56
distribution q untuk membuat seluruh perbandingan berpasangan antar grup dan menentukan tingkat kesalahan kelompok percobaan untuk membuat perbandingan secara berpasangan. The studentized range distribution q adalah distribusi probabilitas dengan degree of freedom r dan n-r. Untuk menghitung the Turkey criterion digunakan rumus: T = qα
MSE ni
Uji Tukey dapat dilakukan bila varian populasi sama. Jika varian populasi tidak sama namun data masih berdistribusi normal, pengujian dapat dilakukan dengan uji Brown-Forsythe dan uji Welch. Uji Brown-Forsythe dan uji Welch merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji kesamaan dari kelompok rata-rata jika asumsi varian sama tidak terpenuhi. Pengujian lanjut bisa dilakukan antara lain dengan menggunakan uji Tamhane’s T2, uji Dunnett’s T3, uji Games Howell, atau dengan uji Dunnett’s C. Menurut Santosa dan Ashari (2005), uji Tamhane’s T2 digunakan untuk menguji perbandingan berpasangan dari kelompok rata-rata jika varian tidak sama. Uji Dunnett’s T3 digunakan untuk menguji perbedaan rata- rata kelompok menggunakan teknik perbandingan berpasangan jika varian populasi tidak sama. Uji Games Howell digunakan untuk pengujian perbandingan kelompok rata-rata dengan pendekatan yang lebih bebas. Sedangkan uji Dunnett’s C digunakan untuk menguji rata-rata kelompok dengan teknik perbandingan berpasangan, dengan dasar pengujian range studentized. Selain itu, teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi sederhana dengan analisis Pearson. Menurut Santosa dan Ashari (2005), analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Analisis
57
korelasi ini akan menghasilkan suatu koefisien korelasi yang menunjukkan kuat lemahnya suatu hubungan. Nilai koefisien korelasi ini berkisar antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi minus menunjukkan hubungan yang terbalik, artinya kenaikan suatu variabel akan menyebabkan penurunan variabel lain atau sebaliknya. Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah, artinya kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel lain atau sebaliknya. Sedangkan untuk koefisien korelasi sebesar nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kenaikan atau penurunan suatu variabel tidak mempengaruhi variabel lain. Apabila analisis korelasi sederhana tidak dapat digunakan maka dimungkinkan penggunaan analisis korelasi berganda (r) untuk mengetahui besarnya hubungan dari beberapa variabel independen secara bersama-sama dengan satu variabel dependen. Pengujian signifikansi koefisien korelasi dapat dilakukan dengan uji F pada tabel ANOVA atau dengan melihat nilai sig (Santosa dan Ashari, 2005). Jika r mendekati nilai -1, artinya korelasi kuat dan negatif. Jika r mendekati nilai 1, artinya korelasi kuat dan positif. Namun, jika r mendekati nilai 0 (positif atau negatif), artinya korelasi lemah atau tidak ada korelasi.
III.4. Perencanaan Aktivitas III.4.1. Pembentukan Tim Tugas Kelas Teori Akuntansi Akuntansi Nirlaba
I Sendiri Sendiri
II Sendiri++ Sendiri ++
III McGrath’s model McGrath’s model
Tabel III.1 Tabel Pembentukan Tim
58
Keterangan: Sendiri
:
Tim yang didesain sendiri oleh mahasiswa tanpa intervensi dari dosen.
Sendiri ++
:
Tim yang didesain sendiri oleh mahasiswa dengan intervensi dosen untuk tahapan selanjutnya (tahap input pada McGrath’s Model).
McGrath’s model
:
Tim yang didesain oleh dosen dengan aplikasi McGrath’s model.
Penelitian dilakukan pada tiga kali penugasan yang diberikan dosen. Tugas untuk tiap metode berbeda namun tingkat kesulitannya sama. Setiap penugasan diberi waktu penyelesaian selama 3 minggu. Jumlah anggota tiap tim maksimum berjumlah 6 orang. Pembentukan tim sendiri dilakukan pada pertemuan pertama di awal perkuliahan. Mahasiswa secara bebas menentukan anggota timnya. Dosen memberikan sebuah tugas dimana tugas tersebut harus dikumpulkan pada pertemuan keempat. Dosen tidak memberikan treatment apapun atas penugasan tersebut. Pembetukan tim sendiri ++ dilakukan pada pertemuan keempat. Sebelum memberikan tugas pada mahasiswa, dosen meminta tiap tim untuk membuat suatu kontrak tim dan rencana kerja tim terkait penugasan kedua. Agar setiap anggota tim lebih berkomitmen terhadap kesepakatan yang telah dibuat, seluruh anggota di tiap tim wajib menandatangani kontrak kerja tersebut dan diketahui oleh dosen. Dosen menyediakan waktunya untuk mahasiswa berkonsultasi terkait penugasan kedua. Mahasiswa harus mengumpulkan penugasan kedua pada pertemuan ketujuh.
59
Pembentukan tim McGrath’s model dilakukan pada pertemuan ketujuh. Tim yang dibentuk oleh dosen dengan aplikasi McGrath’s model anggota tiap timnya ditentukan berdasarkan: •
Keseimbangan IPK
•
Keseimbangan gender
•
Keseimbangan kepribadian seseorang yang suka atau tidak bekerja dalam tim
•
Aspirasi/input mahasiswa yang berkaitan dengan keinginannya untuk bekerja dengan seseorang dan ketidakinginannya bekerja sama dengan orang tertentu dalam kelas
Informasi tersebut diperoleh dari lembar isian yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait hal-hal tersebut. Tim juga membuat kontrak tim dan rencana kerja. Dosen bersedia menyediakan waktunya untuk memberikan konsultasi bagi mahasiswa terkait penugasan ketiga. Deadline pengumpulan tugas ketiga adalah pada pertemuan kesepuluh. Pada akhir pengumpulan setiap penugasan dengan menggunakan metode pembentukan tim apapun, mahasiswa diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan yaitu Team Performance Questionaire dan Team Work Questionaire yang dibuat oleh Tim Maxi Plus (2006).
III.4.2. Format Penilaian Tugas Terdapat dua model untuk menilai kinerja tim yang ditunjukkan dalam bentuk angka, yaitu group-only model dan mixed-incentive model. Pada umumnya, dosen menggunakan group-only model dalam menilai kinerja tim sehingga nilai yang diberikan untuk seluruh angggota tim sama. Dengan mixed-incentive model, dosen diharapkan
60
tidak hanya memperhatikan kinerja tim secara global saja melainkan juga memperhatikan usaha masing-masing anggota dalam tim. Tin (2007) menggunakan mixed-incentive model pada penelitiannya, namun Tin (2007) tidak membandingkan hasilnya dengan metode lain. Agar penilaian kinerja tim pada ketiga metode desain tim dapat dibandingkan secara proporsional dan adil, maka penelitian ini menggunakan group-only model dalam menilai kinerja tim. Penilaian kinerja tim ini diperoleh dari angka yang diberikan dosen, yang pada penelitian ini disebut sebagai hasil penugasan.
III.4.3. Kriteria III.4.3.1. Kriteria Kinerja Tim Team Performance Questionaire merupakan kuesioner untuk mengetahui kinerja sebuah tim. Kuesioner ini berisi 12 pertanyaan. Jawaban setiap pertanyan menggunakan skala semantic deferential, yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan poin dari 1 sampai 7, dimana semakin ke kanan semakin positif. Berdasarkan total nilai yang didapat dari Team Performance Questionaire (Tim Maxi Plus, 2006), kinerja tim dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Total Nilai
Klasifikasi
0-16
Rapuh
17-33
Rentan
34-50
Mapan
51-67
Matang
68-84
Efektif Tabel III.2
Kriteria Penilaian Team Performance Questionaire
61
III.4.3.2. Kriteria Pembentukan Tim Team Work Questionaire digunakan untuk mengetahui pada tahapan mana tim berada. Jawaban setiap pertanyaan menggunakan skala likert, dengan sistem penilaian sebagai berikut: Tidak pernah
1
Kadang-kadang
2
Jarang
3
Sering
4
Sering sekali
5 Tabel III.3
Sistem Penilaian Jawaban
Nilai yang didapat dari setiap pertanyaan Team Work Questionaire diklasifikasikan kembali sesuai kriteria masing-masing tahapan pembentukan tim dan nilai tertinggi menunjukkan tahapan dimana tim berada Berikut klasifikasi pertanyaan tersebut: No.Skor
No.Skor
No.Skor
No.Skor
1.
2.
4.
3.
5.
7.
6.
8.
10.
9.
11.
12.
15.
16.
13.
14.
18.
20.
19.
17.
21.
23.
24.
22.
27.
28.
25.
26.
29.
31.
30.
32.
TOTAL:
TOTAL:
TOTAL:
TOTAL:
Forming Stage
Storming Stage
Norming Stage
Performing Stage
Tabel III.4 Sistem Klasifikasi Tahapan Pembentukan Tim
62
Total nilai tertinggi pada Team Work Questionaire (Tim Maxi Plus, 2006) yang dibuat berdasarkan The “Tuckman” model menunjukkan pada tahapan mana tim yang terbentuk, apakah tim tersebut masuk pada tahapan forming, storming, norming, atau performing. Posisi 8 (tidak pernah) merupakan skor terendah, sedangkan skor tertinggi berada pada posisi 40 (sering sekali). Skor lebih dari 32 kuat mengindikasikan posisi tim saat itu. Jika skor terendah 16 atau kurang, kuat mengindikasikan tim tidak berada pada posisi itu. Jika ada dua skor yang mendekati nilai yang sama, kemungkinan menuju masa transisi, kecuali: •
Tim berada pada tahap storming jika skor tinggi antara forming dan storming. Jika skor tinggi antara norming dan performing maka tim berada pada tahap performing.
•
Jika skor yang tinggi sama, selain seperti yang disebutkan di atas (forming dan performing sama tinggi), ini menunjukkan tim masih berada pada tahapan storming.
63