BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian
3.1.1
Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif dalam bentuk angka, yang kemudian akan dianalisa secara statistik. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivis, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016). Data utama yang dihasilkan dalam penelitian kuantitatif berbentuk skor/angka. Data penelitian kuantitatif dianalisis melalui metode statistika. Statistika akan melibatkan berbagai pengolahan data yang berbentuk angka atau skor, dapat melihat gambaran frekuensi ataupun persentase dari suatu variabel. Ia dapat pula diuji hubungan antarvariabel melalui teknik korelasi (Periantalo, 2016).
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.1.2
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan perencanaan penelitian atau dalam pengertian yang sempit desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja (Sugiyono, 2016). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang ingin melihat hubungan di antara variabel (Periantalo, 2016). Penelitian korelasional menggambarkan hubungan antar variabel dari fenomena-fenomena yang sudah terjadi. Rancangan penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antar variabel (Rahman, 2016). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan well-being pada komunitas salafi di Jakarta.
3.2
Populasi Dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subjek dalam pengambilan data penelitian (Periantalo, 2016).
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Populasi dari penelitian ini adalah individu muslim di komunitas salafi di Jakarta. Dalam penentuan sampel penulis menggunakan teknik accidental, yaitu pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka kebetulan muncul (Periantalo, 2016). Subjek (sampel) yang digunakan dalam penelitian kuantitatif berjumlah minimal 30 (Periantalo, 2016). Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu muslim yang telah beberapa kali mengikuti kajian salafi di Jakarta. Jenis kelamin dan usia tidak dibatasi karena dapat memperkaya hasil penelitian. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow, hal ini dikarenakan jumlah populasi tidak diketahui atau tidak terhingga. Berikut rumus Lameshow (1997) yaitu: n = z2 . P(1-P) d2
Keterangan : n = Jumlah sampel z = skor z pada kepercayaan 95 % = 1,96 p = maksimal estimasi proporsi populasi = 0,5 d = alpha (0,10) atau sampling error (penyimpangan yang ditolerir) = 10 %
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah: n = z2 . P(1-P)
n = 3,8416 . 0,25
d2
0,01
n = 1.962 . 0,5 (1-0,5)
n = 96,04
0,12
Berdasarkan pertimbangan dan hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.
3.3
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jakarta. Jakarta adalah kota besar dimana terdapat
kegiatan kajian dan masjid tempat komunitas salafi beribadah. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu, tenaga, biaya serta untuk memudahkan dalam proses penelitian. Proses tryout alat ukur dilakukan pada tanggal 8-12 juni 2017. Dan pengambilan data penelitian dilakukan tanggal 21-22 juni 2017.
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat atau variabel dependen adalah veriabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). 3.4.1
Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menentukan identifikasi variabel sebagai berikut:
Variabel pertama pada penelitian ini adalah religiusitas dan variabel kedua pada penelitian ini adalah psychological well-being. 3.4.2
Definisi Konseptual & Operasional Variabel Penelitian
A.
Religiusitas Pada penelitian ini, variabel religiusitas diukur berdasarkan pengembangan
teori dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark, yang kemudian dihubungkan dengan teori dimensi religiusitas Agama Islam yang dikemukakan oleh Ancok & Suroso (2011). Definisi Konseptual : menurut Glock dan Stark (dalam Ancok & Suroso, 2011) Religiusitas adalah sistem yang berdimensi banyak, perasaan spiritual, dan keyakinan 48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
religius yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama dan membantunya mengorganisasikan kehidupan sehariharinya. Definisi Operasional : religiusitas adalah tinggi-rendahnya total skor respon partisipan terhadap kuisioner yang didesain untuk mengukur religiusitas dengan turunan dari teori religiusitas Glock dan Stark yang terdiri dari 5 dimensi religiusitas meliputi ideologi, praktik ibadah, pengamalan, pengalaman dan pengetahuan. Semakin tinggi total skor religiusitas menunjukkan semakin tinggi religiusitas. Sebaliknya, semakin rendah total skor religiusitas menunjukkan semakin rendah religiusitas. B.
Well-Being Variable kedua dalam penelitian ini adalah psychological well-being. Pada
penelitian ini, variabel religiusitas diukur berdasarkan aspek psychological well-being Carol D. Ryff. Definisi Konseptual :
Psychological
well-being
adalah
perasaan
seseorang
mengenai aktivitas hidup sehari-hari. Segala aktifitas yang dilakukan oleh individu yang berlangsung setiap hari dimana dalam proses tersebut kemungkinan mengalami fluktuasi pikiran dan perasaan yang dimulai dari kondisi mental negatif sampai pada kondisi mental positif, misalnya dari trauma sampai penerimaan hidup dinamakan psychological well-being (Bradburn dalam Ryff & Keyes,1995).
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Definisi Operasional : Psychological well-being adalah tinggi-rendahnya hasil penilaian seseorang terhadap kemampuannya meliputi dimensi self-acceptance (penerimaan diri), positive relations with other (hubungan positif dengan orang lain), autonomy (kemandirian), environmental mastery (penguasaan lingkungan), personal growth (perkembangan pribadi) dan purpose in life (tujuan dalam hidup). Semakin tinggi skor total, semakin tinggi tingkat psychological well-being. Sebaliknya, semakin rendah skor total, semakin rendah tingkat psychological well-being.
3.5
Alat Ukur Penelitian Metode pengumpulan data dala penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
alat ukur berupa kuesioner, alat ukur yang berisi pertanyaan dan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Metode angket atau kuesioner, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menggunakan Skala Likert, artinya pertanyaan yang memiliki jawaban berbentuk skala deskriptif. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2016).
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.5.1
Instrumen Penelitian Instrumen (penelitian) merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data demi tujuan tertentu (Periantalo, 2016). Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1.
Alat Ukur Religiusitas. Alat ukur religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasarkan 5 dimensi religiusitas oleh Glock dan Stark (dalam Ancok & Suroso, 2011) meliputi dimensi ideologi, praktik ibadah, pengamalan, pengalaman dan pengetahuan. Alat ukur ini memiliki pernyataan (item) favorable dan unfavorable. Pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang tidak menunjukkan kecenderungan terhadap perilaku, sedangkan pernyataan favorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang menunjukkan kecenderungan terhadap perilaku itu (Periantalo, 2016). Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan kisi-kisi instrumen religiusitas: Tabel 1. Alat Ukur Religiusitas (sebelum uji coba). Dimensi
Ideologi Praktek Ibadah Pengamalan Pengalaman Pengetahuan Total
Favorable 5, 8, 11, 15, 20, 29 9, 12, 34 13, 17, 22, 33 4, 7, 18, 23, 24 1, 28 20 TOTAL ITEM : 34
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Unfavorable 2, 25 3, 16, 21, 26, 30 6 10, 27 14, 19, 31, 32 14
2.
Alat Ukur Psychologycal Well-Being. Instrumen Scale of Psychological Well-Being (SPWB) yang digunakan dalam
penelitian ini disusun oleh Carol D.Ryff (1989) berupa self report inventory yang merupakan instrumen baku untuk mengukur Psychological Well-Being yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan SPWB versi 18 item pernyataan dengan 3 item pernyataan tiap dimensinya yang terdiri atas favorableunfavorable item. Pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang tidak menunjukkan kecenderungan terhadap perilaku, sedangkan pernyataan favorable adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang menunjukkan kecenderungan terhadap perilaku itu (Periantalo, 2016). Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan kisi-kisi instrumen psychological well-being: Tabel 2. Alat Ukur Psychologycal Well-Being. Dimensi Favorable Penerimaan diri 6, 12 Kemandirian 7, 13 Hubungan positif dengan orang lain 10 Penguasaan lingkungan 2, 14 Pengembangan diri 3, 9 Tujuan hidup 11 Total 10 TOTAL ITEM : 18
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Unfavorable 18 1 4, 16 8 15 5, 17 8
3.5.2
Validitas & Reliabilitas Alat Ukur
3.5.2.1 Validitas Alat ukur
Validitas adalah sejauh mana ketepatan apa yang diukur oleh tes tersebut dan seberapa baik pengukuran yang dilakukannya (Anastasi & Urbina, 2007). Suatu tes atau instrument dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran. Oleh karena itu sangat penting dilakukannya uji validitas yakni mengetahui sejauh mana instrument penelitian dapat mencerminkan isi atau konstruk dari alat ukur. Untuk validitas penelitian ini dilakukan dengan metode internal consistency. Peneliti memutuskan untuk menggunakan validitas konstruk karena peneliti ingin melihat seberapa tepat alat ukur yang disusun dapat mengukur sample tingkah laku berdasarkan konstruk yang akan diukur. Salah satu cara untuk mengetahui validitas konstruk adalah dengan mengukur konsistensi internalnya (Anastasi & Urbina,
2007).
Untuk
mengukur
konsistensi
internal
tersebut,
peneliti
mengkorelasikan item dengan total skor di dalam suatu dimensi. Korelasi item dilihat dengan menggunakan corrected item-total correlation, dan apabila diketahui bahwa korelasi antara item dengan total skor dimensi di bawah 0,30 maka item tersebut akan dibuang setelah mempertimbangkan item secara kualitatif (Azwar, 2007).
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.5.2.2 Reliabilitas Alat ukur Reliabilitas adalah menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang diukur. Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas tes adalah dengan menggunakan koefisien alfa (Anastasi & Urbina, 2007).
Uji reliabilitas alat ukur ini peneliti
menggunakan single-test administration. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan waktu dan biaya untuk melakukan pengujian alat ukur sebanyak dua kali (test-retest) dan menggunakan pendekatan konsistensi internal yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas ini akan menghasilkan reliabilitas dari skala. Patokan besarnya nilai dari koefisien alfa didalam penelitian ini agar alat ukur yang ada dapat dikatakan reliable, yaitu apabila alat tes memiliki nilai r sama atau di atas 0,70 (Domino & Domino, 2011). 3.5.3
Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
3.5.3.1 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Setelah melewati tahap uji coba dan analisis item dengan pertimbangan ahli melalui expert judgement dan menggunakan koefisien korelasi item-total yang terkoreksi dari Pearson, didapatkan hasil sebagai berikut: jumlah aitem pada skala Psychologycal Well-Being yang diujicobakan sebanyak 18 item, dan seluruh item
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersebut diterima dengan kisaran koefisien korelasi akhir bergerak dari 0,402 sampai 0,858. Sedangkan jumlah item pada skala Religiusitas yang diujicobakan sebanyak 34 aitem, dari 34 item tersebut terdapat 9 item yang gugur dan 25 item yang diterima dengan kisaran koefisien korelasi akhir bergerak dari 0,309 sampai dengan 0,761. Distribusi item-item skala religiusitas setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Distribusi item-item Skala Religiusitas (setelah uji coba). Dimensi Ideologi Praktek Ibadah Pengamalan Pengalaman Pengetahuan Total
Favorable 4, 6 7, 25 9, 11, 24 3, 5, 12, 15, 16 1, 20 14 TOTAL ITEM : 25
Unfavorable 17 2, 14, 18, 21 8, 19 10, 13, 22, 23 11
3.5.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. Reliabilitas skala Religiusitas pada saat uji coba 0,914 dan Reliabilitas skala Well-Being 0,923.
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6
Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dari pengukuran terhadap kedua variabel akan diolah
untuk mengetahui hubungan antara variabel pertama, yaitu religiusitas dan variabel kedua, yaitu well-being. 3.6.1
Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
“Tidak terdapat hubungan antara religiusitas dan well-being pada komunitas salafi di Jakarta”. “Terdapat hubungan antara religiusitas dan well-being pada komunitas salafi di Jakarta”.
3.6.2
Statistik Uji Analisis uji hubungan antara kedua variabel penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode statistik non-parametrik yang berupa uji koefisien korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992). Data diperoleh dengan bantuan software statistik, dengan rumus sebagai berikut :
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dimana : rs : Koefisien korelasi rank spearman n : jumlah sampel di : selisih antara rank x dan y.
Setelah memperoleh koefisien korelasi rank spearman selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 100 orang. Maka untuk menguji hipotesis, perlu juga dihitung nilai t hitung, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai t hitung yang diperoleh melalui perhitungan tersebut dibandingkan dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Demikian pula sebaliknya, jika nilai t tabel lebih besar dari t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7
Prosedur Penelitian
3.7.1
Tahap Persiapan
Menentukan permasalahan yang akan diteliti.
Mencari literatur yang berhubungan dengan topik permasalahan
Menyusun usulan rancangan penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.
Menyusun alat ukur yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Menghubungi komunitas yang berhubungan dengan sampel penelitian.
Melakukan uji coba alat ukur.
Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat ukur.
Melakukan analisis item.
Menyusun rencana teknis dan jadwal pengambilan data.
3.7.2
Tahap Pelaksanaan Membagikan kuesioner penelitian yang telah direvisi sesuai dengan hasil uji coba.
Kuesioner dibagikan sesuai dengan kriteria sampel.
Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah dijawab
3.7.3
Tahap Penyelesaian
Melakukan skoring terhadap data yang telah diperoleh.
Melakukan tabulasi terhadap data-data berdasarkan variabel.
Melakukan analisa statistik terhadap data-data tersebut.
Melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil uji statistik.
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan.
Menyusun
laporan
yang
menggambarkan
berdasarkan penelitian yang dilakukan.
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hubungan
antar
variabel