18
BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Akses terhadap basisdata jurnal sekarang ini banyak disediakan di
internet, baik yang disediakan oleh pihak penerbit jurnal, perpustakaan, maupun yang disediakan oleh para penulis artikel jurnal itu sendiri. Perpustakaanperpustakaan
sekarang
mencari
solusi
kemungkinan
terbaik
untuk
mengintegrasikan jurnal elektronik kedalam koleksi mereka (Skekel 2005). Namun layanan basisdata jurnal bidang ilmu teologi Indonesia tidak mudah ditemukan sehingga sulit untuk mendapatkan informasi perkembangan ilmu teologi Indonesia dari berbagai jurnal-jurnal teologi secara online. Fenomena di atas menjadi hal yang menarik dan penting untuk diteliti dan diperlukan
studi
untuk
mengkaji
hubungan
faktor-faktor
pendukung
pengembangan sistem perangkat lunak basisdata dalam mengolah jurnal di perpustakaan yang merupakan muatan lokal pengembangan ilmu teologi. Faktor pendukung tersebut adalah, sumber daya manusia, perangkat lunak, dan perangkat keras (Pendit 2005) dimana faktor pendukung tersebut tidak lepas dari anggaran/biaya dalam pengadaannya. Dari empat faktor tersebut, diasumsikan bahwa ada hubungan/korelasi antara sumber daya manusia, perangkat lunak dan perangkat keras serta anggaran yang digunakan dalam pengembangan sistem basisdata jurnal bidang ilmu teologi di Indonesia yang diharapkan akan dapat menghasilkan rekomendasi untuk pengembangan sistem basisdata jurnal bidang ilmu teologi di Indonesia.
3.2.
Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian Penelitian ini melihat bagaimana hubungan variabel sumber daya manusia,
perangkat
lunak,
perangkat
keras
serta
anggaran
terhadap
pengembangan basisdata dengan hipotesissebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan pustakawan berkorelasi dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal penguasaan perangkat lunak dengan asumsi awal bahwa: Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi penguasaannnya terhadap perangkat lunak yang digunakan.
19
2. Beragamnya basisdata yang dikoleksi oleh perpustakaan berkorelasi dengan kebutuhan akan pengembangan keterampilan penggunaan perangkat lunak dengan asumsi awal bahwa: Semakin beragam basisdata yang digunakan, semakin tinggi kebutuhan akan pengembangan keterampilan pustakawan. 3. Pengembangan keterampilan pustakawan berkorelasi terhadap ketersediaan anggaran dengan asumsi awal bahwa: Semakin tinggi pengembangan keterampilan pustakawan, semakin tinggi anggaran yang dibutuhkan. 4. Kelengkapan fitur sistem perangkat lunak basisdata berkorelasi terhadap anggaran dengan asumsi awal bahwa semakin lengkap fitur sistem perangkat lunak, semakin tinggi anggaran pengembangannya. 5. Banyaknya perangkat keras berkorelasi terhadap anggaran dengan asumsi bahwa semakin banyak perangkat keras yang digunakan, semakin tinggi anggaran pemeliharaanya. Dalam upaya menjelaskan pola hubungan antar variabel tersebut, digunakan metode korelasional. Keterangan-keterangan yang dihimpun adalah keterangan berdasarkan hasil survei dengan menggunakan kuesioner dan observasi terhadap situs-situs jurnal online. Selain dilihat hubungan berdasarkan asumsi-asumsi di atas, juga akan dianalisa sistem perangkat lunak yang digunakan. Sedangkan kuesioner analisa terhadap sistem perangkat lunak yang digunakan dilakukan berdasarkan indikator-indikator kualitas perangkat lunak yaitu ketersediaan basisdata, dan keamanannya, standar metadata dan fitur yang dimiliki. 3.2.2. Definisi Operasional Variabel dan Indikator Sebagaimana telah di kemukakan dalam hipotesis di atas, maka untuk mengetahui hubungan sumber daya manusia, perangkat lunak dan perangkat keras serta anggaran maka definisi operasional variabel adalah sebagai berikut: 1. Ukuran kualitas sumber daya manusia yang dimaksud diwakili oleh tingkat pendidikan
dan
keterampilan
teknologi
informasi
pustakawan
dalam
hubungannya dengan pengembangan basisdata yang dimiliki. 2. Anggaran
yang
dimaksud
adalah
dana
yang
dialokasikan
dalam
hubungannya dengan SDM/Pustakawan, perangkat lunak dan perangkat keras.
20
3. Basisdata adalah merupakan sekumpulan informasi tentang koleksi literatur yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah perangkat lunak. 4. Fitur yang dimaksud adalah modul yang dimiliki perangkat lunak pengolahan koleksi perpustakaan (misalnya: modul pengolahan buku dan pengolahan digital muatan lokal, modul sirkulasi/peminjaman, modul katalog dan lain-lain. 5. Analisa
terhadap
sistem
perangkat
lunak
yang
digunakan
dalam
pengembangan sistem basisdata jurnal teologi indikatornya adalah indikator kualitas perangkat lunak yang meliputi, ketersediaan basisdata dan keamanannya, standar metadata dan fitur yang dimiliki. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan variabel dan indikator tersebut, diharapkan dapat dijelaskan mengenai makna dan pola hubungan antar variabel yang diteliti, kemudian dibuat prediksi serta hasilnya akan diinterpretasikan dengan analisis deskriptif. 3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah 100 Perpustakaan Sekolah Tinggi Teologi/Filsafat di Indonesia. Sampel adalah Perpustakaan Sekolah-sekolah Tinggi Teologi, Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri dan Sekolah Tinggi Filsafat Teologi yang merupakan anggota Sekolah-sekolah Tinggi Teologi di Indonesia (PERSETIA, www.persetia.org) dan Persekutuan Antar Sekolah Teologi Injili (PASTI) di Indonesia serta Sekolah Tinggi Filsafat Katolik yang ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian adalah 100 perpustakaan. Jenis sampel adalah sampel nonprobabilitas yaitu sample purposif. Gay (1981) mengatakan, bahwa untuk penelitian deskripsi, sampel minimum adalah 10% dari populasi dan untuk populasi yang lebih kecil 20% atau pendapat lain mengatakan jika populasi penelitiannya besar (100 ke atas) maka jumlah sampel yang sebaiknya diambil berkisar antara 10–20%. Sedangkan untuk penelitian korelasional, menurut McMillan dan Schumacher (1984) berpendapat bahwa sampel minimumnya adalah 30 sampel (Lampiran 1), (Ruseffendi 1994). Untuk
menentukan
sampel,
Slovin
memberikan sebuah rumus sebagai berikut: n=
n = besaran sampel
N 1 + Ne 2
(Prasetyo
dan
Janah
2006)
21
N = besaran populasi e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel). 3.2.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pencatatan dokumen, kuesioner, dan analisa. Dokumen adalah teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan mencatat dokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan penelitian yang dikumpulkan secara online dan offline. Kuesioner merupakan alat pengumpul data primer yang terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada responden. Kuesioner terdiri dari kuesioner sumber daya manusia, perangkat lunak, perangkat keras, dan anggaran serta jurnal. 3.2.5. Teknik Analisis Data Teknis analisis data dilakukan untuk melihat hubungan antara sumber daya manusia/pustakawan, perangkat lunak, dan perangkat keras serta anggaran dalam pengembangan sistem basisdata jurnal bidang ilmu teologi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu analisis korelasi dan analisis deskriptif. 3.2.5.1. Analisis Korelasi Untuk menguji hipotesis penelitian dalam penelitian ini diuji dengan uji statistik nonparametrik, yaitu korelasi “Rank Spearman” untuk melihat hubungan antara variabel antara sumber daya manusia/pustakawan, perangkat lunak dan perangkat keras serta anggaran. Uji korelasi “Rank Spearman” dipilih dalam penelitian
dengan
pertimbangan
bahwa
variabel
penelitian
tingkat
pengukurannya adalah ordinal (Irianto 2000 & Siegel 1990) Rumus korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
rs = 1 −
6∑ D2 n(n 2 − 1)
rs = koefisien korelasi peringkat Spearman, dengan nilai antara (-1,1) D = selisih antara peringkat x dan y n = banyaknya pasangan data
22
Dari hasil perhitungan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa apabila rs = +1 atau -1 maka disimpulkan ada hubungan sempurna antara X dan Y. Apabila nilai rs mendekati nol, maka disimpulkan antara X dan Y tidak berkorelasi. Sebaliknya apabila nilai rs mendekati satu, maka X dan Y memiliki korelasi yang sangat tinggi. Keeratan atau kekuatan hubungan antara dua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) hasil analisis korelasi dapat diinterpretasikan seperti pada tabel berikut (Budi 2006) : Tabel 2. Interpretasi Terhadap nilai r Hasil Analisa Korelasi Interval Nilai r *)
Interpretasi
0,001 – 0,200
Korelasi sangat lemah
0,201 - 0,400
Korelasi lemah
0,401 – 0,600
Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800
Korelasi kuat
0,801 – 1,000
Korelasi sangat kuat
*) Interpretasi berlaku untuk nilai r positif maupun negatif Arah hubungan yang akan diuji dengan analisis korelasi dapat dikategorikan menurut tiga pola arah hubungan sebagai berikut: 1.
Hubungan positif atau hubungan yang berpola searah.
2.
Hubungan negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah.
3.
Tidak ada pola arah hubungan. Hubungan suatu korelasi dikatakan sebagai hubungan yang berpola
searah atau hubungan positif jika terjadi pola kenaikan atau penurunan searah antara dua variabel (misalnya X dan Y). Hubungan positif ditunjukkan apabila nilai variabel X semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai variabel Y, atau sebaliknya, semakin rendah nilai variabel X, maka semakin rendah nilai variabel Y. Hubungan suatu korelasi dikatakan sebagai hubungan yang berpola kebalikan arah atau hubungan negatif jika pada hubungan tersebut terjadi pola kenaikan yang berbalikan di antara dua variabel. Semakin tinggi nilai variabel X,maka justru semakin rendah nilai variabel Y, atau sebaliknya semakin rendah nilai variabel X, maka justru semakin tinggi nilai variabel Y. Hubungan suatu korelasi dikatakan sebagai hubungan tanpa terjadi pola arah hubungan apabila pola perubahan nilai pada satu variabel tidak
23
disertai dengan terjadinya pola perubahan nilai pada variabel lainnya, atau pada saat satu variabel tidak mengalami perubahan nilai, justru variabel lainnya memiliki pola perubahan nilai. Perbandingan ketiga pola arah hubungan korelasi tersebut dapat digambarkan melalui grafik di bawah ini.
y
Hubungan Positif
Hubungan Negatif
y
x
Tidak ada Hubungan
y
x
x
Gambar 1. Tiga Pola Arah Hubungan dalam Korelasi 3.2.5.2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai sumber daya manusia, perangkat lunak dan perangkat keras serta anggaran. Hal ini untuk mengetahui secara kualitatif apakah ada pengaruh hal-hal tersebut terhadap sistem pengembangan basisdata yang digunakan serta dampaknya terhadap anggaran serta pengembangan sumber daya manusia. Deskripsi
mengenai
tingkat
pendidikan
dan
keterampilan
SDM/pustakawan, perangkat lunak dijenjang dalam beberapa kategori dimana setiap kategori diberikan nilai. Pada anggaran digunakan diagram Steam and Leaf
Plot
(Diagram
Batang
dan
Daun)
yang
merupakan
diagram
sebaran/distribusi data yang diperoleh yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk merepresentasikan kategori data (Smith 1998). Berdasarkan distribusi data anggaran hasil penelitian, kategori anggaran dapat dikelompokkan dan dikatagorikan rendah, sedang, dan tinggi. (Lampiran 3)
Sedangkan kategori
Institusi (Sekolah Tinggi Teologi) berdasarkan nilai akreditasi yang diperoleh dari Badan Akreditasi Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia dan data sampel yang diperoleh. 3.2.6.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium komputer Ilmu Komputer, Kampus
24
IPB Baranangsiang dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 sampai dengan Juli 2008 (Lampiran 4). 3.3.
Tahapan Proses Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan berencana dimulai dengan persiapan, penelitian awal, studi intensif, studi implementatif, pengembangan dan penyelesaian yang meliputi penyusunan laporan dan dokumentasi. Prosedur penelitian tersebut diuraikan pada gambar 1 berikut ini:
Gambar 2. Diagram alir prosedur penelitian