BAB III PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA BANJARTURI KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL A. Gambaran Umum Desa Banjarturi Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Pada bab ini penulis akan menguraikan lebih jelas dan meneliti secara mendalam mengenai lokasi penelitian. Mengingat lokasi yang diteliti secara khusus tidak dibahas dan dijelaskan karena hanya nama kelurahan di kecamatan Warureja. Maka dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan secara singkat meliputi letak desa Banjarturi, keadaan penduduk dan keadaan single parent 1. Letak Desa Banjarturi Kelurahan Banjarturi merupakan salah satu desa di kecamatan warureja. Kelurahan banjarturi terletak kurang lebih 3 kilometer dari jalan pantura.
Wilayah
keluarahan
banjarturi
terdiri
dari,
perumahan,
persawahan, dan kebun. Kelurahan banjarturi mempunyai luas wilayah 575.720 Ha, kelurahan banjarturi mempunyai dua dukuh, yaitu dukuh banjarturi dan dukuh banjarharjo
40
41
dan terbagi menjadi 9 RW dan 30 RT. Kelurahan desa banjarturi mempunyai
jarak menuju pusat pemerintahan kecamatan sekitar 4km. 1 Adapun batas kelurhan banjarturi sebagai berikut: a. Sebelah Utara
:
Desa Kedungkelor
b. Sebelah Timur
:
Desa Banjaragung
c. Sebelah Selatan
:
Desa Warureja
d. Sebelah Barat
:
Desa Rangimulya / Ds. Demangharjo 2
2. Struktur Pemerintahan Sebuah kelurahan pasti mempunyai pemerintahan yang mengatur jalannya dinamika dan perkembangan masyarakat di berbagai sektor kehidupan. Sedangkan sebuah lembaga pemerintahan dikatakan baik apabila didalamnya terdapat struktur keanggotaan yang bertanggung jawab sesuai dengan bidang garapannya. Lembaga pemerintahan yang sehat akan membawa
masyarakatnya
menuju
ketertiban,
kerukunan
dan
kesejahteraan. Lembaga pemerintahan tidak hanya ada pada sebuah negara saja, namun harus di tempatkan sampai sektor terkecil, dari mulai pemerintahan
negara,
pemerintahan
provinsi,
pemerintahan
kota,
pemerintahan kabupaten, pemerintahan kecamatan dan pemerintahan desa.
1
Observasi di desa Bnajarturi, tanggal 17 Desember 2014
2
Profil desa Banjarturi 2014, diambil tanggal 17 September 2014
42
Tabel 1 Struktur Pemerintahan dan Tata Kerja Kelurahan Banjarturi 3 BPD
LPMD
KEPALA DESA DULHADI
KASI KESRA
KASI PEMER.
SEKDES
SAHURI
ALI ASIKIN, SH
Kasi Pembangunan
Kasi Trantib
M. Abu Rifai
Sutopo
Kaur Umum
Kaur Keuangan
Suhro Wardi
Kastoro
Kadus I
Kadus II
Sunarto
Teguh W
3. Jumlah Penduduk Desa Banjarturi mempunyai penduduk sebanyak 5.010 jiwa dengan 1.664 KK. Jumlah tersebut secera detail sebagai berikut: Tabel 2 Jumlah Penduduk Desa Banjarturi tahun 20134
NO
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH
1.
Menurut Jenis Kelamin
Jumlah 2.539 2.471 5.010
o Laki-laki o Perempuan Jumlah 3
Papan Struktur Organisasi Kelurahan Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014 4
Data Kependudukan Desa Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014
43
Tabel 3 Jumlah Penduduk Desa Banjarturi Tahun 2013 Dalam Kelompok Umur5
o o o o o o o o o o
Menurut Kelompok Umur 00 – 05 Tahun 06 – 12 Tahun 13 – 16 Tahun 17 – 20 Tahun 21 – 30 Tahun 31 – 40 Tahun 41 – 50 Tahun 51 – 60 Tahun 61 – 65 Tahun > – 65 Tahun Jumlah
Jumlah 382 604 355 342 772 804 838 461 266 186 5.010
4. Keadaan Ekonomi Daerah desa banjarturi merupakan daerah yang mengandalkan hasil buminya, ini bisa dilihat dari daerahnya yang banyak terdapat persawahan, beberapa hasil bumi yang di hasilkan adalah bawang merah, padi, kacangkacangan dan sebagainya. Namun ini hanya sebagian warga saja yang menggarap sawahnya sendiri atau menggarap sawah milik orang lain, karena kebanyakan warganya pergi merantau ke luar daerah untuk bekerja di pabrik-pabrik yang ada di sekitar Jabodetabek. Ada juga yang membuka wirausaha di daerah-daerah tersebut, terutama membuka warung makan tegal (warteg).6
5 6
Data Kependudukan Desa Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014 Observasi di desa Bnajarturi, tanggal 17 Desember 2014
44
Berikut peneliti sajikan data tentang mata pencaharian penduduk Desa Banjarturi Kecamatan Warureja: Tabel 4 Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Banjarturi 7
Menurut Mata Pencahariah o Petani
Jumlah 207 683
o Buruh Tani o Nelayan
0
o Pengusaha
5
o Buruh Industri
288
o Buruh Bangunan
214
o Pedagang
201
o Pengrajin
3
o PNS / TNI / POLRI
29
o Pensiunan
8
o Lain-lain
3372 Jumlah
5.010
5. Keadaan Pendidikan Tingkat Pendidikan di desa Banjarturi masih kurang tinggi, walaupun demikian
dengan
meningkatnya
informasi
faktor-faktor
lainnya
masyarakat mulai sadar dan tahu akan pentingnya pendidikan bagi 7
Data Kependudukan Desa Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014
45
keluarga atau anak-anak mereka tapi karena terbentuk dengan masalah ekonomi maka hanya sebagian kecil dari mereka anaknya yang hanya mampu menyeleseikan pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah atas (SMA) saja. 8 Berikut peneliti sajikan data tentang daftar tingkat pendidikan penduduk Desa Banjarturi Kecamatan Warureja : Tabel 5 Data Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Banjarturi 9 Menurut Tingkat Pendidikan o Belum Sekolah
Jumlah 439 383
o Tidak Tamat SD o SD
771
o SLTP
485
o SLTA
429
o Perguruan Tinggi / Akademi
93
o Lain-lain
2410 Jumlah
5.010
No
Keterangan
JUMLAH
1
Jumlah Kepala Keluarga
115
2
Janda
103
3
Duda
12
8
Observasi di desa Bnajarturi, tanggal 17 Desember 2014
9
Data Kependudukan Desa Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014
46
Dalam bab tiga akan membahas tentang hasil penelitian dari data yang diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan di desa banjarturi Kecamatan Warureja. Terdapat........ desa, pembahasaan pada hasil penelitian ini diawali dengan profil para subjek penelitian. B. Problematika Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Single Parent di Desa Banjarturi Kecamatan Warureja 1. Kondisi Keluarga Single Parent Desa Banjarturi a. Kondisi mental single parent menjadi lemah diakibatkan merasakan kehilangan pasangannya. Tidak ada sebuah keluarga yang menginginkan anggota keluarganya terutama salah satu orang tua itu menghilang dari bagian keluarga. Keadaan orang tua tunggal tidak dapat dihindarkan oleh siapa pun, karena itu salah satu cobaan dari Allah swt. Orang tua tunggal menjadi hambatan tersendiri bagi orang tua, karena melakukan pekerjaan dengan dua kebribadian tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Berbagai macam kondisi baik itu mental dan fisik pasti akan dialami bagi yang di tinggalkan. HL selaku single parent menyatakan: " Kalau kondisi mental ya sempat ngedrop, ketika 1 sampai 2 bulan, tapi lama-lama ya biasa saja."10
10
HL, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014
47
b. Kondisi single parent biasa-biasa saja. artinya tidak mengalami gejolak batin yang berarti walaupun menjadi single parent. Lain halnya, pendapat (DN), selaku single paren juga menuturkan bahwa: "Kalau di bilang biasa-biasa saja. Ya biasa-biasa saja."11 Sedangkan (KL) juga menyatakan mengenai kondisi keluarga single parent bahwa tidak terlalu berpengaruh dengan kehidupan keluarganya : " Kondisine awake kulo piyambek ya alhamdulillah diparingi lancar usahane, keluarga ya paringi selamet kabeh, mboten wonten masalah"12 Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa ada juga kondisi single parent yang biasa-biasa saja artinya tidak mengalami gejolak batin yang berarti walaupun menjadi single parent. Hal yang sama juga dinyatakan oleh, (NR) yang menyatakan: Karena saya selama menikah dengan mantan suami saya, saya selalu menerima tekanan atau tindak kekerasan, jadi lebih baik memisahkan diri, apalagi waktu itu saya tidak biasa menjalani keadaan yang normal karena kecelakaan, saya ya tidak biasa melakukan kegiatan seperti dahulu lagi. Ya sempat menjadi pikiran jg, tapi ya kondisi keluarga sekarang ya biasa-biasa saja, karena semuanya ya demi anak.13
11
DN, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014
12
KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 4 Oktober
13
NR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 3 Oktober 2014
2014
48
Lebih lanjut (PR) juga menyatakan : " Mumet lah orang sendirian. Tapi ya sudah jadi biasa-biasa saja sekarang."14 c. Anak merasa kehilangan orang tua sehingga merasa kurang dengan perhatian satu orang tua saja, namun denagn berjalannya waktu semua menjadi biasa-biasa saja. Dari beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa kondisi keluarga yang menjadi single parent terjadi pergolakan dalam diri masing-masing keluarga baik itu anak maupun orang tua yang di tinggalkan pasangannya. Orang tua baik itu bapak atau ibu pasti merasakan kehilangan. Namun karena ada anak menjadikan bapak atau ibu menjadi
kuat
untuk
menjalankan kehidupannya.
Karena
dengan
menbahagiakan anak orang tua akan menjadi lebih bahagia. Bagi anak pun kehilangan salah satu orang tua menjadikan beban tersendiri bagi mereka. Karena bagaimanapun antara bapak dan ibu mempunyai kharakteristik yang berbeda dalam mendidik anaknya. Hal senada juga dikatakan anak HL yaitu BY menyatakan: "Ya, sebenarnya sih karena sejak kecil ya jadinya gakpapa lah di ikhlasin saja. Apalagi ibu baik dengan saya jadi ya sudah seperti bapak juga kayak meranain peran ayah. Ya baiklah gak papa." 15
14 15
2014
PR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014 BY, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober
49
Begitu juga dengan pernyataan (AG) selaku dari anak ibu (DN) yang menyiratkan pernyataan bahwa setelah salah satu orangtuanya tidak ada, tidak menjadikan beban yang berlarut-larut: " Baik-baik saja."16 Namun sedikit berbeda dengan pernyataan anak (KL) yaitu (AM) yang menyatakan bahwa ia merasa kurang mendapat perhatian pasca ditinggalkan ibunya : " Ya ada pengaruhnya lah. kurangnya perhatian dari seorang ibu. kurang perhatian."17 Di dukung oleh anak dari ibu (PR) yaitu (DT) bahwa: " Ya baik-baik aja sih, tapi tidak ada sosok ayah yang melengkapi keluarga."18 Sesuai dengan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat dipahami bahwa setelah ketidakhadiran pasangan hidup dan ketidakhadiran salah satu orang tua merupakan suatu pukulan yang menyakitkan, apalagi orangorang yang meninggalkan baik itu karena perceraian maupun meninggal dunia merupakan bagian terpenting dalam keluarga yang tidak mampu dipisahkan begitu saja. Baik orang tua maupun anak rasa kehilangan itu sangat terasa, namun dengan berjalannya waktu semuanya mulai bisa menerima dan keadaan dan kondisi keluarga menjadi normal kembali. Hal
16
AG, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober
17
AM, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober
18
DT, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober
2014
2014
2014
50
ini juga di sampaikan oleh (SM) yang menyatakan bahwa: "Dari
awal
merasa sangat sedih, tapi sekarang mulai biasa saja."19 2. Problematika Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Single Parent di Desa Banjarturi a. Kesulitan membagi waktu antara bekerja dengan mendidik anak dalam hal pendidikan agama Islam. Masalah-masalah yang hadir dalam mengajarkan pendidikan agama Islam sangatlah beragam, namun di sini peneliti mulai melihat bahwa kesulitan membagi waktu dan bekerja serta kepatuhan anak dalam menaati perintah orang tua ketika diajari ilmu agama Islam merupakan poin-poin yang sangat penting, hal tersebut di karenakan orang tua tunggal akan benar-benar menjadi sendirian dalam urusan mendidik dan mencari nafkah dalam menghidupi keberlangsungan keluarganya ke depan, bagaimanapun mereka harus bekerja
untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan karakteristik anak yang sangatlah beragam. Sehubungan dengan masalah Pendidikan Agama Islam dalam keluarga single parent
HL berpendapat bahwa: " Ya kesulitannya,
cuman membagi waktunya yang sulit jadi yang menjadi masalah adalah dalam hal membagi waktu untuk mendidik anak saya" 20
19
SM, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober
20
HL, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014
2014
51
Pernyataan yang sama juga diutarakan oleh, NR yang menyatakan bahwa: "Ya waktu ya biasanya yang menjadi masalah, karena susah dan bingung membagi waktu antara kerja dan mendidik anak".21 Sesuai pernyataan-pernyataan tersebut, masalah membagi waktu sangatlah krusial, anak menjadi jarang terkontrol karena kesibukan orang tua ketika mencari nafkah. Pendidikan agama Islam anak pun menjadi terabaikan, yang menjadikan orang tua hanya menyekolahkan anakanaknya ke sebuah madrasah, padahal campur tangan orang tua juga sangatlah penting bagi pertumbuhan anak, karena bagaimanapun keluarga merupakan awal pertama anak menerima pendidikan. Hal senada juga diungkapkan oleh (KL), selaku single parent:
"Ya
masalah kerja, tidak bisa di tentukan setiap hari ya.dadi mendidik anak sewaktu kita gak kerja kesempatan, saya memberi tahu, memberi peringatan. Mendidik anak suruh itu dan ini, ya istilahnya memberi wawasan dengan semampunya."22 Hal yang sama dijelaskan oleh (PR) juga menyatakan bahwa: " Yang paling utama ya bisa membagi waktu antara bekerja dan mendidik anak, jadi seimbang. Mengajarkan pendidikan agama Islam biasanya seringnya itu sehabis maghrib. 23
21
NR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 3 Oktober 2014
22
KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober
23
PR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014
2014
52
b. Kesulitan ekonomi karena ditinggal salah satu orang tua sehingga membebani orang tua yang ditinggalkan Setelah ditinggal salah satu pasangan, faktor ekonomi menjadi penghambat bagi orang tua mendidik anaknya dalam urusan ilmu agama Islam. Sehingga orang tua lebih mementingkan mencari nafkah ketimbang mendidik anak-anaknya yang terutama dalam mendidik pendidikan agama Islam. Seperti pendapat (KL) menyatakan bahwa kesusahan ekonomilah yang menjaga kendala, sehingga beliau harus mencari nafkah terus menerus sehingga waktu untuk mendidik anak tentang masalah agama terkadang terpinggirkan: "Kendalane ya terutama capek, terus kecapean karena kerja, terus keduanya karena fulus, karena gak punya fulus akhirnya pikiranya lemah."24 Dari tersebut memang banyak keluarga yang menjadi single parent pemenuhan pendidikan anak terutama dalam masalah pendidikan agama Islam berkurang, berkurangnya dikarenakan orang tua lebih memprioritaskan terhadap pekerjaan. Terutama dalam hal pemenuhan waktu dari orang tua terhadap anak. Sehingga kebanyakan orang tua sedikit mempunyai waktu luang untuk mengajari anak-anak mereka tentang ilmu agama di waktu malam hari, itu pun ditambah dengan keadaan orang tua yang sudah cukup lelah dengan kondisi fisiknya setelah bekerja. Seperti pernyataan (DN) tentang pembagian waktu 24
2014
KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober
53
dalam mendidik anak-anaknya: "Iya supaya seimbang, antara kerja dan mendidik ya seimbang. kalau kerja ya kan esuk-esuk, mendidik ya kalau sedang bareng-bareng di rumah."25 c. Kesurakan anak dalam mematuhi kedua orang tuanya Selanjutnya (DN) pun menambahkan lagi masalah yang beliau hadapi dalam mendidik anak-anaknya tentang masalah pendidikan agama Islam. Beliau sebagai single parent sering mendapati kurangnya kepatuhan sang anak yang menjadikannya kesulitan dalam mendidik anak-anaknya: "Ya seperti kalau nakal dan tidak nurut. Karena mengerti kemampuan anak. Intinya ya kita ikhlas sebagai orang tua."26 Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa dapat di simpulkan masalah-masalah yang di hadapi keluarga single parent masih cukup klasik semisal kurangnya waktu orang tua bersama anak-anaknya dikarenakan sang orang tua hanya mencari uang demi kehidupannya, orang tua tidak melihat dampak psikis yang dapat ditimbulkan sehingga jalanin antara anak dan orang tua kurang harmonis, sehingga menjadikan kendala lagi yaitu kurangnya kepatuhan anak terhadap orang tua.
25
DN, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014
26
DN, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014
54
3. Cara Mengatasi Problematika Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Single Parent di Desa Banjarturi a. Memberikan pengertian kepada anak-anak, tentang keadaan yang sedang terjadi di dalam keluarganya dan kesabaran dalam menghadapi tingkah laku anak-anak Setiap orang tua pasti mempunyai cara khusus dalam menghadapi masalah-masalah dalam mendidik anaknya masing-masing. Karena setiap orang punya kharakteristik yang berbeda-beda jadinya cara mengatasinya pun berbeda-beda, namun pada intinya yaitu sama satu dengan yang lain. Tujuannya sama yaitu supaya anak lebih patuh dengan orang tua, mampu beribadah dengan baik, karena bagaimanapun pendidikan agama Islam merupakan salah satu bekal nanti di akhirat kelak. Seperti yang di ungkapkan HL yang menyatakan bahwa : " Terkadang di kasih pengertian, ibu itu capek cari duit nanti ngerti, akhirnya anaknya tahu, malahan ya uda ibu duduk nanti gantian aja gantian".27 HL yang juga menambahkan:" Ya sudah patuh sekarang, karena sudah mengerti, dulu waktu masih kecil iya, kalau sekarang sudah mengerti". 28 Hal senada juga disampaikan BY, sebagai berikut:
27
HL, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014
28
HL, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014
55
"Pastinya sungguh-sungguh karena katanya untuk di akhirat kelak, apalagi bapak sudah enggak ada buat biasa doa buat bapak."29 Lebih lanjut (PR) menambahkan tentang pentingnya kesabaran dalam mendidik anak, apalagi orang tua tunggal sepertia dirinya: "Ya wau, kulo ajari piyambek di rumah. Sing penting tah ya sabar, namine geh lare."30 Kemudian di tambhkan lagi oleh (KL) bahwa sebagai orang tua memang harus memiliki kesabaran yang luar biasa dalam mendidik anak: "Ya terutama sabar, nerima, syukur kepada yang kuasa."31 b. Menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan agama Islam Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas menjelaskan bahwa cara yang digunakan oleh keluarga single parent dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul adalah dengan kesabaran. Karena mereka menyadari bahwa memberikan pendidikan agama Islam kepada anak dengan pasangan yang utuh saja terkadang tidak bisa maksimal apalagi dengan seorang single parent . Namun tidak hanya kesabaran, dengan waktu bekerja lebih banyak orang tua yang berstatus single parent memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan yang berbasis agama semisal Madrasah maupun pesantren, seperti yang
29
BY, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober
30
PR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014
31
KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober
2014
2014
56
di ungkapkan oleh (HL) bahwa: "Cuman dulu di banjarsari yah madrasah, cuman di banjarsari disini belum ada." 32 Kemudian (KL) juga memberikan hal yang sama tentang pemberian pendidikan agama Islam lewat lembaga ataupun melalui perorangan:"...........diberi
pendidikan
agama
melalui
ustad
di
madrasah."33 Hal senada juga di utaran (NR) yang menyatakan: "Ya waktu dulu itu ke pesantren dekat kampung. " 34 Selanjutnya (PR) juga mengutarakan hal yang senada: " Iya di madrasah sekitar kampung." 35 c. Mampu adil untuk tetap memberikan waktu mendidik anak dalam hal pendidikan Agama Islam. Meskipun disadari waktu dalam memberikan pendidikan agama Islam dalam sebuah keluarga single parent sangatlah sulit karena dikaitkan dengan masalah ekonomi yang membebani orang tua tunggal, sehingga cenderung mengabaikan pendidikan agama Islam. Namun orang tua tetap meluangakn waktu untuk memberikan pelajaran pendidikan agama Islam. seperti pendapat (KL): "Ya masalah kerja, tidak bisa di tentukan setiap hari ya.dadi mendidik anak sewaktu kita gak kerja kesempatan, saya memberi tahu, memberi peringatan. Mendidik anak suruh itu dan ini, ya istilahnya memberi wawasan dengan semampunya", didukung pendapat (HL) sebagai berikut:
32
HL, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014
33
KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober
34
NR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 3 Oktober 2014
35
PR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 3 Oktober 2014
2014
57
"Kalau tutup warung, berarti dari jam 10-jam 11, tiap malam itu warahan ngaji sampai sekarang. Setiap tutup warung itu ya sekitar jm 10-11 malam. Tadinya diajar guru ngaji, tapi tidak selesai jadinya di ulangi lagi sempatnya malem ya malem tutup warung, sampai 3 kali guru. Karena gak sempat nyuruh guru untuk bulanan sampai tiga kali guru tidak sampai selesai sempatnya malem habis tutup warung"