BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA
3.1
Pengamatan Data Salah satu cara dalam memahami gempa bumi Pangandaran 2006 adalah
dengan mempelajari deformasi yang mengiringi terjadinya gempa bumi tersebut yaitu coseismik dan postseismik. Dalam tugas akhir ini penulis membatasi deformasi yang diamati adalah hanya pada deformasi postseismik saja. Untuk melakukannya diperlukan data pengamatan dari stasiun-stasiun pengamatan GPS. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa informasi yang ingin ditampilkan adalah informasi perubahan atau pergeseran titik-titik di sekitar daerah gempa sehingga dapat dijadikan informasi untuk mengetahui karakteristik deformasi postseismik Pangandaran. Pengamatan data dilakukan dengan metode survei statik secara episodik yaitu dengan menempatkan receiver - receiver GPS di titik-titik sekitar Pangandaran pada tahun 2006 dan 2007. Survei GPS Pangandaran ini merupakan hasil kerjasama antara ITB (diwakili oleh KK Geodesi ITB) dengan Nagoya University, Tokyo University dan LIPI. Titik-titik pengamatan GPS ditempatkan di titik-titik BPN dan titik-titik lainnya. Dari dua kali pengamatan, jumlah titik-titik yang diamati sekitar 30 titik per kalanya dengan catatan ada titik-titik yang diamati pada kala ke-1 tetapi tidak diamati pada kala, namun ada juga titik-titik pengamatan baru pada kala ke-2 yang tentunya dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengamatan dari dua kala ini akan diolah secara diferensial yang diikatkan ke kerangka ITRF 2005 yang menyebar di seluruh dunia. Distribusi dari titik-titik pengamatan GPS dapat dilihat pada gambar 3.1.
36
Letak titik-titik pengamatan GPS Pangandaran.
Gambar 3.1 Distribusi titik-titik pemantauan di Pangandaran (Google earth)
37
Adapun visualisasi dari beberapa titik-titik pengamatan GPS di Pangandaran dapat ditunjukkan pada gambar 3.2 di bawah ini :
0448
0270
0456
0459
0461
0462
0464
0465
0466
38
0468
0472
1270
1274
1321
1322
0452
GP01
KRTW
Gambar 3.2 Foto Titik-Titik Survei GPS Pangandaran
39
3.1.1
Survei GPS Pangandaran kala ke-1 Sekitar seminggu setelah gempa Pangandaran yang diikuti tsunami
menerjang pantai selatan Jawa, survei GPS Pangandaran kala ke-1 langsung dilakukan. Pengamatan dilakukan pada mulai tanggal 23 Juli sampai dengan tanggal 30 Juli 2006. Pada saat melakukan survei ke Pangandaran ini, tidak hanya dilakukan pengamatan GPS kala 1 saja, tetapi juga dilakukan pengukuran ketinggian tsunami berdasarkan bukti fisis di lapangan dan mewawancarai para penduduk setempat tentang bagaimana mereka merasakan gempa. Jumlah titik yang diamati pada kala ke-1 ini adalah 28 titik pengamatan GPS. Lama pengamatan berkisar dari 10 jam sampai 20 jam dan pada umumnya dari lama pengamatan tersebut sudah cukup untuk mendapatkan ketelitian posisi hingga level mm. Untuk lebih jelasnya lama pengamatan GPS dapat dilihat pada tabel 3.1 di halaman selanjutnya. Adapun jenis receiver GPS yang digunakan pada survei GPS kali ini yaitu TRIMBLE 4000 SSI dan ASHTECH Z-XII3. Perincian dari jenis receiver dan tipe antenanya adalah 24 titik pengamatan menggunakan jenis TRIMBLE 4000 SSI dan 4 titik pengamatan lainnya menggunakan jenis ASHTECH Z-XII3. Perbedaan antara kedua jenis receiver tersebut tidak akan mempengaruhi hasil pengukuran karena data akan diolah menggunakan perangkat lunak yang mampu menangani berbagai jenis antena receiver dalam satu campaign karena tersedianya fasilitas untuk mengkalibrasi kesalahan pusat fase antena yang bermacam-macam.
40
Tabel 3.1 Lama pengamatan GPS kala ke-1
No.
Titik
DOY (Day of year) 204
205
206
207
208
209
210
1
0270
-
18 jam
-
-
-
-
-
2
0437
-
-
-
-
-
-
18 jam
3
0444
-
-
17 jam
-
-
-
-
4
0448
-
-
-
-
-
13 jam
-
5
0452
-
-
-
-
-
13 jam
-
6
0455
-
-
-
-
-
-
17 jam
7
0456
-
-
-
-
-
-
16 jam
8
0457
-
-
-
-
-
-
15 jam
9
0459
-
-
-
-
13 jam
-
-
10
0461
-
-
-
11 jam
-
-
-
11
0462
13 jam
-
-
-
-
-
-
12
0464
15 jam
-
-
-
-
-
-
13
0465
-
-
-
13 jam
-
-
-
14
0466
-
-
-
-
13 jam
-
-
15
0468
-
-
-
-
-
19 jam
-
16
0471
-
-
-
-
-
19 jam
-
17
0472
-
-
-
-
-
19 jam
-
18
1270
-
-
12 jam
-
-
-
-
19
1272
-
14 jam
-
-
-
-
-
20
1274
-
-
15 jam
-
-
-
-
21
1275
-
-
-
18 jam
-
-
-
22
1276
-
-
-
15 jam
-
-
-
23
1320
-
-
12 jam
-
-
-
-
24
1321
-
18 jam
-
-
-
-
-
25
1322
-
16 jam
-
-
-
-
-
26
GP01
-
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam
27
KRTW
-
-
-
-
-
9 jam
-
28
LGJW
-
-
-
9 jam
-
-
-
41
3.1.2
Survei GPS Pangandaran Kala ke-2 Survei GPS Pangandaran kala ke-2 ini dilakukan setahun setelah gempa
Pangandaran 2006 yaitu pada tanggal 9 Agustus sampai dengan 14 Agustus 2007. Dengan selang waktu selama satu tahun itu (2006-2007) diharapkan hasil pengamatan GPS
tersebut dapat
melihat sinyal deformasi postseismik
Pangandaran. Pada pengamatan yang kedua ini diamati titik-titik baru yang berjumlah 4 buah titik yaitu 1273, 1661, GPS2, dan ORFP. Tetapi ada 2 titik yang pada kala ke-1 diamati namun pada pengamatan kali ini tidak diamati yaitu 0444 dan 1274. Dari pengamatan kala ke-2 ini total titik yang diamati berjumlah 30 titik dengan masing-masing pengamatan selama 15-24 jam. Lama pengamatan kali ini kurang lebih sama dengan lama pengamatan kala ke-1 sehingga ketelitian posisi yang dihasilkan juga kurang lebih akan sama. Tabel 3.2 di bawah ini memperlihatkan lama pengamatan pada setiap titik pengamatan GPS.
42
Tabel 3.2 Lama pengamatan GPS kala ke-2 DOY (Day of Year) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Titik 0270 0437 0448 0452 0455 0456 0457 0459 0461 0462 0464 0465 0466 0468 0471 0472 1270 1272 1273 1275 1276 1320 1321 1322 1661 GP01 GPS2 KRTW LGJW ORFP
221 15 jam 14 jam 14 jam 13 jam 15 jam
222 20 jam 23 jam 21 jam 21 jam 17 jam 24 jam 20 jam -
223 21 jam 19 jam 19 jam 14 jam 19 jam 24 jam 21 jam -
224 9 jam 21 jam 18 jam 24 jam 21 jam -
225 15 jam 21 jam 19 jam 18 jam 19 jam 19 jam 24 jam -
226 19,5 jam 21 jam 24 jam -
Berbeda dengan survei GPS kala ke-1, pada pengamatan kali ini jenis receiver yang digunakan untuk semua titik pengamatan adalah sama yaitu jenis TRIMBLE 4000SS1.
43
3.2
Pengolahan Data Data pengamatan GPS dalam dua kala selanjutnya diolah dengan
menggunakan metode diferensial dengan moda jaring. Titik-titik di sekitar Pangandaran diikatkan ke dalam suatu jaring kerangka dasar dimana titik-titik ikat terletak di luar objek pengamatan yang posisinya dianggap stabil atau dengan kata lain titik-titik ikat tersebut terletak di luar Pangandaran. Titik-titik ikat tersebut adalah titik-titik yang berjumlah 20 stasiun GPS yang tersebar di seluruh dunia (ITRF2005). Adapun ke 20 titik tersebut terletak pada lempeng-lempeng yang mengelilingi daerah pengamatan GPS yang dimaksudkan untuk melihat deformasi titik-titik pengamatan. Visualisasi dari sebaran titik-titik IGS dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Titik-titik IGS (20 titik) untuk pemantauan postseismik Pangandaran
Ada dua tahapan utama dalam pengolahan data pada tugas akhir ini yaitu yang pertama pengolahan data GPS untuk menghasilkan koordinat titik-titik pantau dalam dua kala dan kemudian dari hasil pengolahan tersebut akan ditentukan vektor pergeserannya dari dua kala sehingga dapat diketahui kecepatan dan pola deformasi di Pangandaran.
44
3.2.1
Metode Pengolahan Data Dalam melakukan pengolahan data untuk mendapatkan koordinat tiap titik
ini, seluruh prosesnya menggunakan software ilmiah Bernese 5.0 yang dikembangkan oleh Astronomical Institute University of Berne Swiss. Dengan software ini maka berbagai aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi dapat terpenuhi seperti pengadaan jaringan kontrol, pemantauan geodinamika bumi dan pemantauan bangunan-bangunan tinggi termasuk dalam pemantauan deformasi postseismik di Pangandaran ini. Adapun proses pengolahan di software tersebut meliputi berbagai tahapan pengolahan yang dijelaskan oleh gambar 3.4 berikut.
45
Data Pengamatan GPS Pangandaran 2006 dan 2007 IGS File (Precise Orbit, Pole, Clock, DCB)
IGS File dalam Format Bernese
Data Pengamatan GPS Titik-titik IGS
Data Format RINEX
Data Pengamatan Format Bernese
Single Point Positioning
Data Input - station information - titik-titik IGS 2005 - koordinat titik - kecepatan titik - kode titik
Pembentukan Baseline Otomatis (OBS-MAX)
Jaring Optimum
Solusi Jaring (Ambiguity-Float)
Resolusi Ambiguitas
Solusi Jaring (Ambiguity-fixed)
Hasil Koordinat (X,Y,Z) dan Standar Deviasi Gambar 3.4 Alur Pengolahan Data GPS Pangandaran pada Bernese 5.0
46
Dari alur pengolahan di atas dapat dilihat bahwa data yang diperlukan tidak hanya RINEX pengamatan saja, namun dibutuhkan informasi-informasi pendukung antara lain : •
Precise ephemeris dalam format “igswwwwd.sp3” dan “igswwwwd.erp” yang didapatkan dengan cara men-download di http://igscb.jpl.nasa.gov
•
Differensial code bias (DCB) satelit dalam format “P1P2yymm.DCB” dan “P1C1yymm.DCB” dengan cara men-download format tersebut pada alamat website http://aiub-download.unibe.ch/CODE/2006/
•
Parameter ionosfer dengan format “CODwwwwd.ION” yang di-download di http://aiub-download.unibe.ch/CODE/2006/
Setiap campaign pengolahan dalam Bernese 5.0 memiliki folder pengguna masing-masing yang namanya disesuaikan dengan keinginan. Dalam folder tersebut terdapat folder-folder tempat data baik input maupun output. Dalam alur pengolahan di atas yang dimaksud dengan data input adalah file-file yang harus dibuat sebelum melakukan pengolahan data. File-file tersebut dapat berupa : •
EXAMPLE.STA
•
EXAMPLE.ABB
•
IGS_00.CRD
•
IGS_00_R.CRD
•
IGS_00.VEL
•
IGS_00_R.VEL
•
IGS_00.FIX
Semua file data input tersebut didapat dari meng-copy dari folder example atau dengan men-download pada alamat http://aiub-download.unibe.ch/.
47
Parameter yang digunakan dalam pengolahan data GPS ini ditampilkan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Parameter Pengolahan Data GPS
Parameter
Bernese 5.0
Sudut Elevasi
10º
Interval data pengamatan
30 detik
Gelombang yang digunakan
L1 dan L2
Informasi orbit
Precise Ephemeris
Metode pemecahan ambiguitas fase
QIF (Quasi Ionosphere Free)
Penanganan bias troposfer
Saastamoinen
Sebuah tool yang terdapat pada Bernese 5.0 dan digunakan dalam pengolahan data tugas akhir ini adalah BPE (Bernese Processing Engine). Pada intinya BPE akan menyelesaikan seluruh program dan script dalam sekali pengolahan sehingga dapat mengefisiensikan proses pengolahan data GPS. Dewasa ini BPE banyak digunakan dalam analisis harian jaringan permanen GPS dan otomatisasi analisis dari GPS campaign yang besar (Dach, R). BPE terdiri dari beberapa komponen penyusunnya, yaitu dapat ditunjukkan pada tabel 3.4 ini : Tabel 3.4 Komponen BPE pada program Bernese 5.0
Bagian
Fungsi
• Processing Control File (PCF)
• Daftar job yang akan dilakukan
• CPU Control File
• Letak CPU yang akan dijalankan
• Run BPE
• Dasar organisasi yang menjalankan BPE Client
• User Script
• Script yang harus dijalankan
• Input Option
• Direktori Option yang dimasuki input ke dalam program
Fungsi-fungsi dari komponen BPE di atas dijalankan dengan suatu mekanisme tertentu dan ditampilkan pada gambar 3.5 di bawah ini.
48
Gambar 3.5 Function of BPE (University of Berne)
Pada umumnya, para pengguna BPE sebenarnya hanya bekerja pada komponen PCF saja karena komponen ini mengandung daftar script dari direktori ${U}/SCRIPT untuk dijalankan dalam urutan pendefinisian yang baik oleh server BPE. Daftar script tersebut mempersilahkan user untuk memilih program mana saja yang ingin dijalankan dan bagaimana input-an setiap scriptnya. Dalam pengolahan data Pangandaran ini PCF yang digunakan adalah BPEDIFOKE.PCF. Dengan memasukkan data-data yang diperlukan dan sesuai dengan pengamatan kepada file PCF ini maka proses pengolahan data dimulai dengan menjalankan program BPE (Start BPE). Jika tidak ada kesalahan maka program akan selesai dan menuliskan ringkasan pemrosesan dalam file PRC setiap sesinya. Seperti telah dijelaskan di atas, baik input maupun output program disajikan dalam sebuah folder khusus. Kedua input dan output tersebut merupakan hal yang sangat penting karena menentukan keberhasilan pengolahan data. Input dan output tersebut ditampilkan dalam beberapa variabel yang bisa diubah sesuai keperluan dalam program PCF. Contoh beberapa variabel pengolahan diferensial ditampilkan pada gambar 3.6 berikut ini.
49
Gambar 3.6 Variabel PCF dalam BPE
Pengolahan data Pangandaran baik pada tahun 2006 maupun 2007 menggunakan file PCF yang sama. Mekanisme pengolahannya setiap titik-titik Pangandaran akan diikatkan secara otomatis pada kerangka ITRF (20 stasiun). Dalam program ini strategi pengolahan yang digunakan adalah OBS-MAX yang membuat ke seluruh titik baik titik yang akan ditentukan koordinatnya maupun titik-titik kerangka membentuk sebuah jaring yang optimum sehingga baseline yang terbentuk, ditentukan secara otomatis oleh BPE. Ada banyak sekali script yang digunakan dalam pengolahan data ini yaitu 30 buah script (semua script dapat dilihat pada Lampiran) yang akan dijalankan dalam sekali pengolahan saja untuk setiap sesinya, artinya setiap sesi akan memiliki jaring GPS tersendiri tergantung distribusi pengamatan GPS pada sesi tersebut. Setelah tahapan input file pada PCF telah selesai semua, maka selanjutnya program tersebut dijalankan secara serentak dan BPE akan mendefinisikannya sendiri. Jika proses pengolahan data telah selesai dan benar (tidak terjadi error) maka hasil koordinat titik-titik yang ingin ditentukan beserta standar deviasinya terbentuk dalam folder SOL dengan format file “F1_yydoy0.SNX”.
50
3.2.2
Hasil Pengolahan Data Dari hasil pengolahan data menggunakan software ilmiah Bernese 5.0
maka dihasilkan koordinat titik-titik pengamatan GPS di Pangandaran dalam dua kala yaitu tahun 2006 dan 2007. Pengolahan menggunakan software ini menyajikan hasil koordinat beserta standar deviasinya dalam sistem koordinat Geosentrik 3-D. Dalam kaitannya studi deformasi vektor pergeseran titik akan lebih terlihat pada bumi fisis, oleh karena itu koordinat hasil pengolahan GPS tersebut ditransformasi ke dalam sistem koordinat toposentrik. Koordinat toposentrik kala 2006 ini berjumlah 25 titiik dengan titik pengamat atau titik referensi adalah titik 0464 dikarenakan titik tersebut berada di tengah-tengah sehingga dapat meminimalisir efek perambatan kesalahan. Adapun koordinat Toposentrik Pangandaran 2006 ditampilkan pada tebel 3.5 di bawah ini:
51
Koordinat Toposentrik Pangandaran 2006 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Titik 0270 0437 0444 0448 0452 0455 0456 0457 0459 0461 0462 0464 0465 0466 0468 0471 0472 1270 1272 1274 1275 1276 1320 1321 1322 GP01 KRTW LGJW
Tabel 3.5 Koordinat Toposentrik Pangandaran kala 2006 Utara (m) Timur (m) Tinggi (m) std Utara (m) -7366.4647 48250.1029 -187.2912 0.0004 14727.2561 -57609.7023 -64.1701 0.0004 8436.2885 -7471.9181 7.5136 0.0004 8200.7798 -48999.2109 110.1936 0.0005 -12604.6610 -91836.9790 -480.5416 0.0005 -11338.6489 -73907.7581 -262.7017 0.0007 -4467.2666 -67338.8291 -97.0050 0.0005 2304.5254 -58828.7175 79.7107 0.0006 -3733.6192 -50566.5492 48.4537 0.0004 -3539.2581 -21812.6054 92.5836 0.0006 -9465.3357 -15088.1931 -26.4380 0.0009 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 -15352.7621 -26774.7929 -76.8248 0.0004 -14936.5599 -38952.1887 -21.9763 0.0004 -13338.2946 -57292.7537 -119.5513 0.0004 -24808.3355 -43882.8151 -200.5678 0.0004 -25115.3497 -34414.3236 -144.0274 0.0004 6214.1804 52074.6998 -205.5916 0.0005 1948.7811 34403.8869 -68.7558 0.0004 -10605.6182 65547.2913 -345.1983 0.0004 -10367.7542 75338.9196 -454.3931 0.0004 -11589.8861 85085.0376 -576.7241 0.0004 -907.2870 44104.0612 -145.1856 0.0004 -6140.5567 25993.7901 -58.7137 0.0005 -10261.2345 35672.0741 -105.5511 0.0004 28787.6426 -38867.6052 -1.5564 0.0003 -24948.0983 -45823.5239 -194.9162 0.0005 -25660.3888 -31255.5603 -125.9383 0.0006
52
std Timur (m) 0.0008 0.0009 0.0008 0.0009 0.0009 0.0011 0.0008 0.0011 0.0008 0.0014 0.0019 0.0000 0.0008 0.0008 0.0008 0.0007 0.0008 0.0010 0.0008 0.0008 0.0007 0.0007 0.0009 0.0011 0.0009 0.0006 0.0011 0.0012
std Tinggi (m) 0.0013 0.0015 0.0013 0.0016 0.0016 0.0021 0.0015 0.0020 0.0014 0.0023 0.0030 0.0000 0.0015 0.0014 0.0013 0.0012 0.0013 0.0017 0.0014 0.0013 0.0012 0.0013 0.0016 0.0020 0.0016 0.0011 0.0018 0.0022
Sedangkan koordinat Toposentrik Pangandaran 2007 ditampilkan pada tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Koordinat Toposentrik Pangandaran kala 2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Titik 0270 0437 0448 0452 0455 0456 0457 0459 0461 0462 0464 0465 0466 0468 0471 0472 1270 1272 1273 1275 1276 1320 1321 1322 1661 GP01 GPS2 KRTW LGJW ORFP
Utara (m) -7366.4912 14727.2214 8200.7440 -12604.7063 -11338.6907 -4467.3146 2304.4889 -3733.6544 -3539.2975 -9465.3709 0.0000 -15352.7975 -14936.6089 -13338.3379 -24808.3686 -25115.3927 6214.1533 1948.7656 -7139.0966 -10367.7962 -11589.9093 -907.3109 -6140.6233 -10261.2676 -13823.4098 28787.6129 -12599.7951 -24948.1384 -25660.4136 8436.2634
Timur (m) 48250.1391 -57609.6713 -48999.1858 -91836.9332 -73907.7351 -67338.7988 -58828.6860 -50566.5218 -21812.5686 -15088.0884 0.0000 -26774.7736 -38952.1900 -57292.7227 -43882.7897 -34414.2992 52074.7159 34403.9144 58116.6598 75338.9494 85085.0715 44104.0829 25993.7948 35672.1043 -23709.1725 -38867.5773 -6293.4445 -45823.5135 -31255.5586 -7471.8905
Tinggi (m) -187.2529 -64.1417 110.1984 -480.5329 -262.6681 -96.9620 79.7315 48.4952 92.6031 -26.3411 0.0000 -76.7945 -21.9599 -119.5278 -200.7632 -143.9919 -205.5769 -68.8281 -266.2493 -454.3705 -576.6947 -145.1469 -58.8842 -105.5311 -62.1517 -1.5482 -17.7657 -194.9118 -126.0159 7.7145
53
std Utara (m) 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0007 0.0004 0.0005 0.0004 0.0004 0.0008 0.0000 0.0004 0.0006 0.0004 0.0003 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003 0.0005 0.0004 0.0006 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003 0.0007 0.0003 0.0004 0.0005
std Timur (m) 0.0007 0.0009 0.0008 0.0008 0.0010 0.0007 0.0009 0.0007 0.0009 0.0016 0.0000 0.0007 0.0014 0.0007 0.0006 0.0006 0.0007 0.0007 0.0006 0.0009 0.0007 0.0011 0.0007 0.0008 0.0006 0.0006 0.0010 0.0006 0.0008 0.0008
std Tinggi (m) 0.0013 0.0015 0.0013 0.0014 0.0021 0.0012 0.0016 0.0012 0.0016 0.0026 0.0000 0.0012 0.0023 0.0012 0.0010 0.0011 0.0013 0.0013 0.0011 0.0015 0.0012 0.0024 0.0012 0.0014 0.0011 0.0010 0.0018 0.0011 0.0013 0.0014
3.3
Vektor Pergeseran Vektor pergeseran dapat diartikan sebagai besaran yang menyatakan perubahan
atau pergeseran suatu benda atau titik dalam selang waktu tertentu. Definisi tersebut jika dikaitkan dengan deformasi yang terjadi di Pangandaran mengartikan adanya pergerakan titik-titik pantau dalam selang pengukuran sehingga vektor pergeseran dapat mengindikasikan terjadinya deformasi tersebut. Besar vektor pergeseran ini didapat dari selisih besaran koordinat toposentrik titik pada kala ke-1 dengan besaran koordinat titik pada kala ke-2. 3.3.1
Besar Vektor Pergeseran Hasil dari pengolahan data ditransformasikan ke toposentrik juga dimaksudkan
agar lebih mudah dalam pemahamannya. Selisih dari koordinat-koordinat toposentrik Pangandaran dari Survei GPS episodik 2006-2007 dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Besar Vektor Pergeseran Pangandaran 2006-2007 dalam Sistem Koordinat Toposentrik
No.
Titik
Pergeseran Utara ΔN (cm)
Pergeseran Timur ΔE (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
0270 0437 0448 0452 0455 0456 0457 0459 0461 0462 0465 0466 0468 0471 0472 1270 1272 1275 1276 1320 1321 1322 GP01 KRTW LGJW
-2.66 -3.47 -3.58 -4.53 -4.18 -4.80 -3.66 -3.52 -3.94 -3.52 -3.54 -4.90 -4.34 -3.31 -4.30 -2.71 -1.55 -4.20 -2.32 -2.39 -6.66 -3.31 -2.97 -4.00 -2.48
3.62 3.10 2.52 4.58 2.30 3.03 3.15 2.74 3.67 10.47 1.93 -0.14 3.10 2.54 2.44 1.61 2.74 2.98 3.39 2.17 0.46 3.02 2.78 1.04 0.17
54
Pergeseran Tinggi ΔU (cm) 3.83 2.83 0.49 0.87 3.37 4.30 2.08 4.15 1.95 9.70 3.03 1.64 2.35 -19.54 3.56 1.47 -7.23 2.26 2.94 3.87 -17.05 2.00 0.82 0.44 -7.75
3.3.2
Hasil Plotting Vektor Pergeseran Visualisasi dari vektor pergeseran di atas dihasilkan dengan menggunakan GMT (Generic Mapping Tools) dan dapat dilihat pada gambar 3.7 di bawah ini
Gambar 3.7 Plotting Vektor Pergeseran horisontal Toposentrik Pangandaran 2006-2007 (Masih dipengaruhi Sunda Block)
55