BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM) adalah perusahaan informasi dan komunkasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap serta menjadi agen tunggal public switched telephone network (PSTN) di Indonesia. TELKOM diklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50juta. Perusahaan ini di dirikan pada masa pemerintahan belanda, Post Indonesiche Bedrijvenwet. Setelah proses evaluasi panjang, tahun 1991 PT. TELKOM melakukan perubahaan dari perusahaan umum (PERUM) menjadi perseroan terbatas dengan otonomi perusahaan yang lebih besar dalam menentukan perkembangan organisasi. Bergerak di bidang telekomunikasi serta mengoprasikan public switched telephone network. Jasa pelayanan perusahaan ditawarkan seperti telepon, pengoprasian satelit, telex, telegram, VSAT, email, radio panggil yang kan khusus di bahas lagi pada bagian selanjutnya. Pada 1995 penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering / IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.
III.1.1. Sejarah Singkat 1882
Sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
1906
Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).
1945
Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.
1961
Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel)
1965
PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
1974
PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.
1980
PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.
1989
Undang-undang nomor 3/1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
1991
Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no.25 tahun 1991.
1995
Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.
1996
Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra – dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten – dengan mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta – dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan – dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia – dengan mitra PT Bukaka Singtel.
1999
Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.
2001
TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.
2002
TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan
demikian TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal. III.1.2. Bidang Usaha dan Produk 1. Telepon tetap a. SLJJ (sambungan langsung jarak jauh), Merupakan layanan komunikasi jarak jauh antar pelanggan yang masih dalam satu wilayah negara. Pada umumnya, pelanggan-pelanggan tersebut berada dalam wilayah kode area yang berbeda. b. Telkom Global , Layanan yang berupa akses layanan untuk panggilan internasional ke mancanegara baik itu untuk panggilan ke pelanggan telepon tetap (fixed telepon) maupun telepon seluler di negara-negara tujuan tersebut. c. Lokal, Merupakan layanan komunikasi telepon antar pelanggan dalam jarak di bawah 30 km atau di dalam satu wilayah lokal. Pada umumnya, lokasi tersebut masih dalam satu kode area pelayanan, misalnya area 021 untuk Jakarta dan sekitarnya atau area 031 untuk Surabaya. 2. Selular a. Kartu Halo, Simpati dan kartu AS merupakan layanan provider telepon genggam atau handphone yang mencakup seluruh Indonesia dan memiliki mitra di luar negeri untuk sambungan keluar negeri dengan sambungan GSM
b. Flexi, layanan provider telepon genggam berbasis CDMA.
3. PayTV a. Telkom Vision, sebual layanan penyedia siaran Televisi berbayar melalui jaringan televisi digital melalui satelit. Dapat menyiarkan siaran domestik maupun mancanegara. 4. Infrastructure service a. Jasa penyewaan menara, memberikan layanan penyewaan menara untuk perusahaan dimana perusahaan konsumen tidak perlu menginvestasikan biaya untuk pembuatan menara BTS. b. jasa pemeliharaan BTS, Jasa pemeliharaan BTS full service meliputi pemeliharaan site, pemeliharaan CME, remote monitoring site, pemeliharaan approach link dan optimisasi site. c. Penyewaan genset BTS, menyediakan genset untuk menyuplai listrik pada saat keadaan BTS tidak di alirkan listrik. d. Jasa penyewaan in building, Mitratel bekerja sama dengan manajemen gedung membangun dan menyewakan infrastruktur telekomunikasi (IBS) multi operator di dalam gedung perkantoran dan bangunan fasilitas umum seperti pusat belanja, bandara serta terminal, untuk menyediakan cakupan layanan nirkabel pada area yang sulit dijangkau (blank spot). 5. Content and Application a. DELIMA (DELIvery Money Access) adalah layanan pengiriman uang aman dan langsung sampai. DELIMA melayani pengiriman uang domestik dan segera dikembangkan untuk pengirman uang multilateral (antar negara yang memiliki potensi pengiriman uang).
Pengambilan dapat dilakukan di cashpoint (outlet) mana saja yang berlogo DELIMA, termasuk di Plasa Telkom. b. Data content, melalui produk/layanannya berusaha untuk memberikan layanan dalam hal pengadaan sumber data, pengakuisisian data, pengolahan dan pemeliharaan data, yang dapat memberikan nilai tambah bagi kliennya. Dan melalui produk/layanannya kami diharapkan dapat membuka peluang bagi peningkatan revenue bagi klien. Setiap data yang terdapat pada produk/layanan yang disediakan oleh divisi konten selalu dikeluarkan dengan melalui beberapa proses antara lain standarisasi, validasi, check phone dan quality control untuk menjamin keakurasian informasi yang diberikan. Kontrol terhadap kualitas dan kepuasan klien merupakan tolak ukur utama dalam memberikan produk/layanan bagi para pelanggan. Dengan target market dari produk/layanan Divisi Konten yaitu B2B, maka dalam proses pemasaran produk/layanannya Tim Marketing Konten lebih memfokuskan strategi nya dengan melakukan proses personal sales, dan untuk beberapa produk retailnya dilakukan dengan melakukan promosi ke beberapa media yang sesuai, seperti media-media bisnis: a. Direct mail, Layanan Direct Mail dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan pendistribusian baik barang/produk maupun brosur/katalog produk dari perusahaan. b. Web solution, WEB Development merupakan jasa pembuatan website perusahaan atau produk yang dapat digunakan untuk memperkenalkan dan mempromosikan perusahaan ataupun produk kepada target market melalui jaringan internet. Tim WEB Development
didukung oleh web designer dan web programmer yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Jasa pengembangan dan pengelolaan web yang ditawarkan Infomedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan media infokom yang baik dan handal terdiri dari:
1.
Desain web (tampilan dan struktur)
2.
Hosting web server
3.
Domain name
4.
Email account
5.
Aplikasi pendukung, seperti:
6.
o
Content Management System (CMS)
o
Search engine
o
Flash/ 3D animation
o
Payment online
o
Catalog online & shopping basket
o
Counter, polling, news, guest book, dll.
Web maintenance (aplikasi, content, dan database)
c. Mobile content, Merupakan layanan informasi nomor telepon residensial dan bisnis yang disediakan oleh PT. Infomedia Nusantara bagi masyarakat umum pengguna ponsel. Dapatkan informasi nomor telepon yang diinginkan dengan mengirimkan SMS (Short Messaging Service) ke nomor tertentu. 6. Contact Center & directory service
a. Call center, menyediakan layanan contact service di Indonesia dengan memberikan sumberdata yang terbaik dan menjadi market leader di produk ini. b. Yellow pages, sebuah layanan yang efektif untuk memberikan informasi atau meng advertise sebuah produk atau layanan dalam bentuk buku yang berisikan kumpulan nomor atau informasi yang menjembatani dengan pelanggan. c. E-yellow pages, dikelola oleh PT.Infomedia Nusantara merupakan salah satu mesin pencari direktori bisnis terlengkap. Memiliki database 700 ribu perusahaan dengan 3000 klasifikasi usaha dilengkapi dengan map/peta serta selalu diupdate secara periodik, menjadikan www.yellowpages.co.id sebagai direktori bisnis terlengkap di Indonesia saat ini. 7.
Akses internet a.
Speedy, layanan sambungan internet untuk personal computer (PC) melayani pelanggan retail (rumah) sampai korporat.
b.
ID webstar, Merupakan layanan hosting instan yang memberikan kemudahan bagi Anda yang akan mengembangkan website. Beberapa keuntungan yang ditarwakan IDWebstar adalah kemudahan memiliki website dengan hanya click-and-click, memilih template yang telah disediakan, dan proses editing yang tidak rumit.
c.
Speedy game valve, Telkom menyediakan playground untuk komunitas gamer terbesar di Indonesia yang menampilkan layanan koleksi game, kompetisi online, web forum, dan championship secara offline. Layanan konten Speedy Game menyediakan koleksi lebih dari 135 game dengan beragam kategori yang semuanya dapat diperoleh ketika pelanggan berlangganan layanan tersebut.
d.
Speedy home monitoring, Merupakan Layanan yang menawarkan jasa Full webbased surveillance dimana pengguna dapat melakukan akses live dan recorded video menggunakan web browser yang terhubung ke internet. Speedy Home Monitoring menyediakan media penyimpanan yang ditangani secara terpusat sehingga pengguna hanya perlu menyediakan kamera.
e.
Telkom link dinaccess, Kebutuhan untuk akses data yang dedicated / permanen saat ini sangat penting bagi pelanggan Korporasi khususnya digunakan untuk keterhubungan beberapa Local Area Network (LAN) antara kantor pusat ke kantor cabang. Bentuk komunikasi permanen biasanya digunakan untuk Pelanggan yang menggunakan akses data real time dan on line selama 24 jam
f.
Telkom hosting, layanan hosting yang disediakan untuk mempermudah pengguna internet mengembangkan web portal dengan paket layanan Domain Internet, Web Hosting, Mail Hosting, dan Colocation
g.
VPN IP, VPN IP MPLS adalah layanan komunikasi data any to any connection berbasis ip multi protocol label switching (MPLS). Layanan ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan layanan komunikasi data melalui leased line maupun layanan vpn berbasis frame relay
h.
Ivas (internet value added service), alat bayar micropayment dengan sistem pra-bayar untuk berbagai konten atau layanan internet. Ivas / Speedy Prepaid memberikan kemudahan bagi para pengguna internet untuk melakukan pembayaran berbagai macam layanan dan konten internet dengan cara yang aman, cepat dan mudah
i.
Telkomnet portwholesale, layanan sewa port untuk ISP atau institusi lainnya dalam jumlah besar. Port tersebut dapat digunakan oleh ISP tersebut sebagai port dial-up bagi komunitas pengguna atau pelanggan mereka. Paket layanan ini juga dapat menjadi solusi bagi korporasi atau institusi yang mempunyai satu komunitas untuk menggunakan akses internet dengan mudah, cepat dan handal
III.1.3. Struktur Organisasi Dalam pengelolaan organisasiny, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki sebuah dewan komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4(empat) anggota serta sebuah dewan direksi yang beranggotakan 1(satu) orang presiden direktur atau CEO dan 4 (empat) orang anggota dewan direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti diretur sumber daya dan bisnis pendukung / CIO, direktrur jaringan telekomunikasi, direktur bisnis dan jasa telekomunikasi, dan direktur keuangan / CFO Sebagai sebuah holding company, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki beberapa buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT. Telekomunikasi selular Indonesia yang bergerak sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak selular, PT.indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan internet dengan anama produk TELKOM Vision dan PT. Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis penerbitan buku petunjuk telepon (yellow pages) dan call center. Selain anak perusahaan tadi, dalam menjalankan operasi perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk telah mengelompokan unit-unit yang ada dalam organisasi ke dalam bentuk divisi, center dan yayasan
Gambar III.1.
Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia, Tbk.
Unit Bisnis TELKOM Unit-unit bisnis TELKOM terdiri dari divisi, centre, yayasan dan anak perusaaan, sebagai berikut: 1. Divisi long distance •
Sub divisi satelit
2. Carrier & interconnection service center 3. Divisi multimedia 4. Divisi fixed wireless 5. Enterprise service center 6. Customer service wilayah sumatera
7. Customer service wilayah Jakarta (jabodetabek & sekapur) 8. Customer service wilayah jawa barat 9. Customer service wilayah jawa tengah dan yogyakarta 10. Customer service wilayah jawa timur 11. Customer service wilayah kalimantan 12. Customer service kawasan timur Indonesia 13. Maintance service center 14. Training center 15. Carrer development support center 16. Management consulting center 17. Construction center 18. I/S center 19. R&D center 20. SME development center Anak perusahaan: a. Kepemilikan >50% 1. PT. Telekomunikasi Selular (telkomsel) : telekomunikasi (selular GSM) 2. PT. Dayamitra Telekomunikasi (dayamitra) : telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan) 3. PT. Infomedia Nusantara (infomedia) : layanan informasi 4. PT. Telekomunikasi Selular Raya (telesera) : telekomunikasi (selular AMPS) 5. PT. Pro Infokom Indonesia (PII): B2B (e-government) 6. PT. Indonusa Telemedia (indonusa) : TV Cable 7. PT. Graham Sarana Duta (GSD) : property, konstruksi dan jasa
b. Kepemilikan 20%-50% 1. PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) : transponder satelit dan komunikasi 2. PT. Multimedia Nusantara (metra) : multimedia 3. PT. Citra Sari Makmur (CSM) : VSAT 4. PT. Menara Jakarta : multimedia 5. PT. Metro Selular Indonesia (metrosel) : telekomunikasi (seluluar AMPS) 6. PT. Mobile Selular Indonesia (mobisel) : teekomunikasi (selular NMT-450) 7. PT. Napisindo Primate Internasional (napsindo) : network access point 8. PT. Patra Telekomunikasi Indonesia (patrakom) : layanan satelit komunkiasi industri perminyakan 9. PT. Pramindo Ikat Nusantara : telekomunikasi (KSO-1 Sumatera)
c. Kepemilikan <20% 1. PT. Batam Bintan Telekomunikasi (babintel) : telekomunikasi (pulau di batam & bintan) 2. PT. Komunikasi Selular Indonesia (komselindo) : telekomunikasi (selular AMPS) 3. PT. Medianusa PTE, Ltd : agen penjualan buku petunjuk telepon (BPT) 4. PT. Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (bangtelindo) : konstruksi & konsultasi Fas.Tel III.2. Sejarah Perkembangan Pasar Modal Indonesia
Era sebelum tahun 1976 Kegiatan jual-beli saham dan obligasi di Indonesia sebenarnya telah dimulai pada abad ke-19, yaitu dengan berdirinya cabang bursa vereniging voor de effectenhandel di Batavia pada tanggal 14 desember 1912. Kegiatan usaha bursa pada saat itu adalah memperdagangkan saham dan obligasi perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda yang beroprasi di Indonesia, sejak terjadi perang dunia ke – 2, pemerintah Hindia Belanda menutup kegiatan bursa tersebut pada tanggal 17 mei 1940 dan mengharuskan semua efek disimpan pada bank yang telah ditunjuk. Pasar modal di Indonesia mulai aktif kembali pada saat pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan obligasi pemerintah dan mendirikan bursa efek di Jakarta yaitu pada tanggal 31 juni 1952 Pre-deregulasi (1976-1987) Presiden melalu keppres RI no.52 mengaktifkan kembali pasar modal yang kemudian disusul dengan go publiknya beberapa perusahaan. Sampai dengan tahun 1983 telah tercatat 26 perusahaan yang telah go public dengan dana yang terhimpun sebesar Rp.285,50 milyar. Aktifitas go public dan kegiatan perdagangan saham di pasar modal pada saat itu masih berjalan sangat lambat. Walaupun pemerintah telah memberikan beberapa upaya kemudahan antara lain berupa fasilitas perpajakan untuk merangsang kegiatan di bursa efek. Era deregulasi (1987 – 1990) Pemerintah kemudian mengeluarkan beberapa paket deregulasi yang telah mampu meningkatkan aktivitas pasar modal sehingga pada akhir tahun 1990 telah tercatat sebanyak 153 perusahaan publik dengan dana yang terhimpun sebesar Rp. 16,29 triliun.
Masa konsolidasi (1991-sekarang) Pada masa ini, pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat cepat. Kegiatan go public di bursa efek dan aktivitas perdagangan efek semakin ramai. Jumlah emiten meningkat sebanyak 145 perusahaan pada tahun 1991 menjadi sebanyak 443 pada bulan februari 2012 dengan jumlah saham beredar sebanyak 2.200 milyar lembar saham pada tahun 2001 Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak naik menembus angka 600 pada awal 1994 dan pernah menembus 4100 pada agustus 2011. Setelah swastanisasi bursa efek pada tahun 1992. Pasar modal Indonesia mengalami peningkatan kapitalisasi pasar dan jumlah transaksinya. Pada tanggal 22 mei 1995 diterapkan otomasi sitem perdagangan di bursa efek Jakarta yang dikenal dengan JATS ( Jakarta Automated Trading System) yang memungkinkan dilakukan transaksi harian sebanyak 200.000 kali dibandingkan dengan system lama yang hanya mencapai 3.800 transaksi perhari. Pasar modal Indonesia menunjukan kinerja yang membanggakan khususnya dalam periode maret 2005, pasar mencapai klimaksnya dengan diumumkannya keputusan akuisisi HM Sampoerna oleh Philip Morris, salah satu peristiwa akuisisi terbesar sepanjang masa karena perusahaan Indonesia, yang akhirnya dilihat sebagai indikator bahwa Indonesia memang bintang yang sedang bersinar dimata investor dunia. Mereka berspekulasi bahwa akan segera menyusul perusahaan multinasional lainnya. Untuk menarik investor dalam jangka panjang maka pemerintah harus memperbaiki iklim investasi dan membangun keyakinan terhadap kestabilan perumbuhan ekonomi. Pemerintah sendiri
telah
meresmikan
undang-undang
anti
korupsi
dan
seiring
dengan
itu
mengimplementasikan penegakan hukum seperti yang telah diharapkan banyak pihak selama ini.
III.3. Bursa Efek Indonesia Tahun 1995 adalah tahun BEI memasuki babak baru. Pada 22 mei 1995 BEI meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah perdagangan otomasi yang menggantikan system perdagangan manual. System baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual. BEI memiliki visi menjadi bursa kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia dengan misi sebagai berikut: a. Reposisi dari non profit oriented (NPO) menjadi profit oriented (PO) tanpa mengabaikan kualitas layanan b. Institutional building menjadikan BEI sebagai center of excellence& center of competence c. Delivery good quality products & services guna meningkatkan likuiditas pasar d. Re-orientasi pasar agar BEI peka dan cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Bursa efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. BEI berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Perdagangan dibagi kedalam tiga segmen pasar yaitu pasar reguler (regular market), pasar tawar-menawar (negotiable market) dan pasar tunai (cash market). Regular market adalah mekanisme yang dikhususkan untuk transaksi lot standar lewat proses lelang yang berlangsung selama sesi perdagangan. Lelang berlangsung dengan mendahulukan penawaran harga dan
waktu. Prioritas untuk harga jual adalah harga tertinggi dan prioritas untuk harga beli adalah terendah. Apabila pesanan beli maupun jual ditempatkan pada lebel harga yang sama maka akan didahulukan adalah pesanan yang pertama kali masuk. Perdagangan negotiable market terdiri dari: 1. Block trading (lot sejumlah 200.000 lembar saham atau lebih) 2. Odd lot trading (lot sejumlah kurang dari 500 lembar saham) 3. Menyilangkan antara anggota bursa dengan jumlah pesanan beli dan jual yang sama dan pada level harga yang sama pula 4. Foreign board trading yaitu dimana porsi kepemilikan asing sudah mencapai 49% dari total saham tercatat. Odd lots mungkin saja tidak di perdagangkan pada 5% diatas maupun dibawah harga pasar regular. Dealer di pasar odd lots boleh menetapkan harga pada rentang 7% diatas atau dibawah harga di pasar regular dan harus membeli atau menjual langsung ke konsumen tanpa mengenakan biaya komisi. Pada kasus saham terbitan baru maka harga yang berlaku adalah yang di tetapkan sebagai harga IPO Transaksi di pasar reguler maupun non-reguler BEI diharuskan untuk diselesaikan paling lambar hari ketiga setelah transaksi. Apabila gagal bayar (default), maka transaksi akan di lakukan secara cash market trading dengan mengadakan negosiasi antara pihak yang bertransaksi kemudian dilaporkan ke bursa. Anggota bursa yang dinyatakan default maka harus membayar denda 0.25% untuk hari pertama, ditambah 0.5% dari nilai transaksi kepada rekan transaksinya dan juga diberikan peringatan
Keterlambatan membayar denda juga dikenakan penalty sebesar 1% dari denda perharinya. Jajaran direktur BEI juga berhak membatalkan transaksi apabila terdapat bukti penipuan, pemalsuan, manipulasi atau adanya penggunaan insider information. Jajaran direktur berhak pula menunda transaksi apabila ada indikasi transaksi palsu atau mendongkrak harga saham, informasi yang menyesatkan, penggunaan insider information, sekuritas palsu atau sekuritas yang dilarang atau kejadian-kejadian penting lainnya. Anggota bursa diperkenankan menarik komisi atas jasanya sebesar 1% dari nilai transaksi. Anggota bursa diwajibkan pula membayar biaya transaksi kepada bursa sebesar 0.04% tiap bulannya dari nilai transaksi kumulatif (transaksi minimum Rp. 250.000) baik itu transaksi saham maupun surat berharga terdaftar lainnya, pemegang saham atau pihak yang ditunjuk sebagai perwakilannya dapat meminta si penerbit saham atau biro administrasi efek (BAE) untuk mendaftarkan dirinya sebagai pemegang saham si penerbit tadi. Pasar saham Indonesia secara umum memang tidak selikuid pasar saham yang berada di negara maju. Ketidaklikuidan ini terutama terjadi pada saham yang dijual dalam jumlah besar. Selain itu harga di pasar saham Indonesia terbilang lebih berfluktiasi dibanding pasar lain. Sehingga tidak ada jaminan bagi pemegang saham tertentu dapat menjual sahamnya pada saat ia membutuhkan dana tunai. Sebaliknya tidak ada juga jaminan akan ada penjual untuk saham tertentu meskipun sudah diminta meskipun diatas level harga beli pemilik saham. Dari tahun 2000 hingga akhir 2011, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan kondisi perekonomian Indonesia yang stabil melihat pada 2008 dilanda krisis ekonomi Amerika dan bursa saham Indonesia menunjukan performa baik dengan kembali ke performa sebelumnya dengan cepat, dan terbukti kuat menghadapi krisis eropa yang sedang berlangsung hingga awal
2012 ini. Tingkat kepercayaan pemodal terus meningkat didukung dengan sempat diberikannya rating investment grade dan semua indikator perdagangan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal tersebut ditujukkan oleh peningkatan rata-rata nilai transaksi perdagangan menurut data statistik rata-rata perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia oleh BAPEPAM – LK sebagai berikut:
Gambar III.2. Perkembangan Perdagangan Saham di BEI (1994 – 2011)
III.4. New York Stock Exchange Jumlah saham yang listing di NYSE pada periode 1980an mengalami peningkatan yang cukup tajam,. Namun peningkatan pada periode tersebut terkalahkan oleh peningkatan pada era 1990an dimana saati itu NYSE membidik langsung secara agresif para emiten potensial untuk listing di NYSE. Dari 1980 hingga 1990 angka melejit sebanyak 1133 perusahaan yang listing dan lebih dari 700 diantaranya IPO (NYSE (1996)). khusus tahun 1995 sendiri TELKOM adalah salah satu perusahaan non-AS yang listing pada tahun tersebut.
Gambar III.3 Kontribusi Perdagangan AS dan non AS di NYSE (1991 – 2001) Pertumbuhan emiten juga tidak hanya berasal dari perusahaan-perusahaan di AS melainkan juga non-AS seperti Eropa dan Asia. Dari segi volume perdagangan pun, saham-saham non-AS memberikan kontribusi yang tidak sedikit yakni rata-rata 8.23% dalam periode 1993 – 2004 Untuk mendaftarkan sahamnya di NYSE, perusahaan harus mengajukan aplikasi untuk disetujui. Para manajer perusahaan mungkin memikirkan masak-masak mengenai bursa yang cocok untuk memperjualbelikan saham perusahaannya. atau mereka juga bisa meminta pendapat dari underwriter, auditor, pengacara atau notaris dan pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan saham perusahaan tersebut. Memenuhi persyaratan yang diminta oleh NYSE tidak menjamin sebuah perusahaan akan disetujui aplikasinya untuk listing. NYSE akan mengevaluasi tiap perusahaan secara terpisah dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti posisi perusahaan dan kestabilannya di dalam industri, komposisi BOD dan komite audit serta hak voting yang berkaitan dengan saham yang diterbitkan. Dengan demikian untuk dapat listing di NYSE, underwriter harus menjelaskan kepada bursa bahwa perusahaan akan memenuhi standar porsi kepemilikan dan distribusi.
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk go public maka manajer akan memilih kontrak penerbitan tipe kontrak dan underwriter yang paling dapat memaksimalkan nilai pemegang saham. Dengan perubahan peraturan di NYSE semenjak 1983 maka hal ini menjadi pertimbangan tersendiri. Keputusan listing awal akan dipengaruhi oleh perusahaan serupa lainnya, perusahaan terkait, biaya delisting yang diprediksikan, biaya penerbitan, biaya listing lanjutan, kualitas pasar dan batasan-batasan mengenai delisting yang direncanakan oleh perusahaan (NYSE 500 amended by SEC, Release No. 34-39394; File No. SR-NYSE-9731, December 3, 1997) Penelitian Corwin dan Harris (1999) mengemukakan faktor-faktor berikut adalah faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk listing di NYSE: 1. Adanya perusahaan serupa atau perusahaan terkait lain yang sudah listing terlebih dahulu. Ketika memilih bursa tujuan listing, perusahaan mungkin akan memilih bursa dimana perusahaan pesaingnya sudah listing. 2. Adanya perusahaan terkait yang juga listing. Penelitian tersebut berhasil mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang listing karena induk perusahaanya sudah listing terlebih dahulu. 3. Ekspektasi mengenai besarnya biaya delisting. Delisting bisa menjadi sangat mahal bagi perusahaan. Sanger dan Peterson (1990) menemukan bahwa rata-rata abnormal return ynag terjadi terkait pengumuman delisting dari NYSE dan AMEX adalah sebesar -8.5%. untuk menghindari hal ini maka beberapa perusahaan sengaja menunda listingnya di NYSE untuk menjamin betulnya kelayakan perusahaan untuk tetap listing di NYSE 4. Penawaran-penawaran selanjutnya
Untuk beberapa perusahaan, IPO adalah langkah pertama yang menjadi awal dari penawaranpenawaran saham selanjutnya, dan mereka mengatakan hal ini dilakukan juga untuk menekan biaya modal. 5. Perbedaan dalam kualitas pasar Penelitian Bessembinder dan Kaufman (1997) dan Huang dan Stoll (1996) mengatakan bahwa biaya eksekusi lebih rendah di NYSE dibanding pesaingnya, NASDAQ. Selain itu penelitian Chrostie dan Huang (1994) dan Barclay (1997) meyakini bahwa untuk mayoritas perusahaan, biaya eksekusi adalah lebih rendah dan likuiditas lebih tinggi di NYSE dibanding NASDAQ. 6. NYSE rule 500 Peraturan NYSE 500 menyatakan larangan bagi perusahaan untuk secara sukarela men delisting sahamnya dari NYSE. Amandemen dariperaturan ini (wall street journal (1999)) berbunyi bahwa delisting hanya dimungkinkan apabila: a. Pengajuan penarikan kembali saham dari NYSE harus disepakati oleh 2/3 dari keseluruhan pemegang saham beredar dan b. Kurang dari 10% dari pemegang saham individual yang keberatan dari penarikan ini (NYSE(1995))
7. Biaya listing lanjutan Biaya –biaya yang akan menjadi kewajiban perusahaan terdaftar diantaranya adalah annual fee dan listing fee. Annual fee dihitung untuk setiap kelas atau seri saham berdasarkan jumlah saham diterbitkan dan beredar (outstanding) termasuk treasury stock dan restricted stock. Pada tahun awal listing, penerbit akan dikenakan biaya tahunan yang disesuaikan terhitung
semenjak tanggal listing hingga akhir tahun. Pada awal tahun berikutnya, bursa akan mengeluarkan tagihan untuk annual fee yang berlaku pada tahun itu. Annual fee dihitung besarnya per saham dan merupakan batas minimum yang harus dibayar oleh perusahaan. Annual fee sama dengan batasan tertinggi dari fee minimum dan besaran fee dihitung per saham. Khusus untuk penerbit saham yang berasal dari luar AS, bursa akan menghitung jumlah rata-rata empat kuartal saham yang diterbitkan dan beredar di AS pada tahun sebelumnya. Besarnya total biaya yang mungkin dibebankan kepada penerbit dibatasi pada nilai $500.000. listing fee dihitung secara bertahap, pertambahan jumlah saham menurut pecahan tertentu akan dikenakan biaya yang tertentu pula. Katagori biaya tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut. jumlah saham yang diterbitkan
fee per lembar
0- 75 juta lembar
$0.0048
diatas 75 - 300 juta lembar saham
$0.00375
diatas 300 juta lembar saham
$0.0019
Tabel III.1. Kategorisasi Biaya Lisiting Awal Sebagai contoh, apabila jumlah saham 300.000.000 maka akan dihitung biaya untuk 75 juta lembar saham pertama kemudian 225 juta lembar saham sisanya dengan tetap mengingat bahwa total biaya maksimum yang mungkin dibebankan adalah $250.000 Biaya-biaya menjadi perusahaan publik khususnya melalui NYSE memang berbeda dari bursa lainnya bahkan antara bursa lainnya itu sendiri pun memiliki kekhususannya masing-masing. perbedaan – perbedaan tersebut termasuk didalamnya perbedaan biaya listing awal, presetise dan sertifikasi kualitas. Ditambah lagi dengan listing di bursa tertentu seperti NYSE akan
menghasilkan tambahan karena variabel prestise yang bisa membantu underwriter dalam mempromosikan saham yang di issue dan menarik lebih besar lagi basis investor potensial. Baker dan Johnson (1990) telah membuktikan bahwa kesempatan untuk lebih dilihat dan prestise yang dinikmati setelah listing di NYSE merupakan faktor mayoritas yang menjadi pertimbangan konsisten para manajer perusahaan. Biaya prestise ini membantu menekan biaya underwriter karena ini berarti meringankan tugas underwriter dalam memasarkan saham. Perbedaan biaya juga timbul karena adanya sertifikasi kualitas yang dinikmati saham yang listing di NYSE. Sertifikasi apabila dikeluarkan oleh organisasi yang dipercaya maka akan meningkatkan kepercayaan investor dan menurunkan keraguan akan nilai dari penawaran saham sehingga dapat membantu mengurangi terjadinya fenomena underpricing pada IPO.
Gambar III.4 Proses Perdagangan dan Penerbitan ADRs baru di NYSE Bagan diatas mengilustrasikan proses pembelian ADR dan penerbitan ADR baru sesuai dengan order dari investor AS dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Investor AS memberi order kepada broker AS untuk membelikan ADR yang telah diperdagangkan di bursa AS
2. Apabila di bursa saham AS tidak terdapat ADRs yang sesuai dengan keinginan invetor AS, maka borker AS dapat meminta kepada Bank depositary (missal Bank of New York) untuk menerbitkan ADRs baru 3. Broker AS menghubungi broker non-AS untuk mencarikan saham sesuai pesanan investor AS 4. Broker non-AS mencarikan saham sesuai pesanan broker AS di bursa setempat 5. Saham yang dibeli tersebut kemudian dideposit pada kustodian (misal Bank Dagang Negara) 6. Kustodian (BDN) memberi instruksi kepada Bank depositary (Bank of New York) untuk menerbitkan ADRs yang mewakili saham yang dideposit pada kustodian. 7. Bank depositary (BoNY) menerbitkan ADRs baru dan menyerahkan kepada broker AS yang memesan dan oleh broker AS kemudian ADRs diserahkan kepada investor AS sebagai pembeli. Investor AS dimungkinkan untuk menjual kembali ADRs yang dimilikinya ke negara asal saham tersebut atau pembatalan (cancellation) , yaitu dengan cara: 1. Investor AS menghubungi/memberi order jual ADRs kepada broker AS ke pasar modal nonAS 2. Broker AS meneruskan order jual tersebut ke broker non-AS 3. Broker non-AS menawarkan saham induknya ke bursa saham setempat 4. Broker non-AS memberikan konfirmasi kepada broker AS bahwa saham telah terjual dan konfirmasi tersebut diteruskan oleh broker AS ke investor AS 5. Investor AS menyerahkan ADRs ke BoNY selaku depositary untuk proses pembatalan 6. BoNY menginstruksikan BDN selaku kustodian untuk mengeluarkan saham yang ADRsnya telah dibatalkan dan menyerahkan saham asli kepada broker non- AS
7. Borker non-AS menyerahkan saham ke pembeli yakni investor non-AS
Peraturan-peraturan NYSE Peraturan yang dibuat oleh setiap bursa diseluruh dunia dimkasudkan untuk memperlancar proses transaksi dan proses lain yang terkait serta memberikan perlindungan hukum yang lebih baik kepada investor. Mulai desember 2003 ada peraturan baru yang mengatur tentang siapa-siapa yang tidak diperkenankan menduduki posisi sebagai dewan direksi NYSE. Peraturan tersebut berhasil melindungi NYSE sehingga segala regulasi yang dibuat oleh NYSE terhindar dari pengaruh potensial anggota NYSE dan perusahaan anggotanya sendiri dan independen dalam hal pengambilan keputusan dari sisi bisnis karena tidak adanya kepentingan pihak tertentu yang akan lebih diuntungkan selain pihak bursa itu sendiri. Aturan-aturan NYSE ditujukan tidak hanya untuk anggota bursa namun juga operasi organisasi yang menaunginya. Kesemuanya bertujuan untuk melindungi publik yang menginvestasikan uangnya di bursa. NYSE memang peranan yang penting dalam memonitor dan membuat regulasi untuk anggotanya, anggota bursa dan perusahaan terdaftar, serta menekankan ketaatan pada aturan NYSE dan hukum negara yang berlaku. NYSE memiliki empat divisi yang membantu penegakan hukum ini yaitu : a. Enforcement Divisi ini bertugas menyelidiki dan mengajukan tuntutan atas pelanggaran aturan NYSE dan aturan hukum negara yang berlaku. Proses yang dijalani mirip dengan proses penyelesaian
kasus hukum lainnya. Kasus yang ditangani divisi ini termasuk insider trading dan manipulasi pasar. b. Market surveillance Divisi ini mengkhususkan pada pemantauan aktivitas perdagangan, baik yang berbasis realtime maupun setelah terjadinya transaksi. Divisi ini tentunya dilengkapi dengan perangkat lunak yang canggih demi kejelian sistem menangkap tindak kejahatan yang mungkin terjadi dalam transaksi berbasis computer c. Member firm regulation Divisi ini melakukan pengawasan berkelanjutan terhadap perusahaan yang listing , anggota bursa, broker, specialist firms dan trader terdaftar menyangkut kesesuaian aspek keuangan, oprasional dan praktek perdagangannya. Staf
NYSE akan melakukan kunjungan untuk
mengetahui secara faktual mengenai kondisi pihak-pihak yang diawasi olehnya. d. Listed company compliance Untuk memenuhi standar kualitas dari perusahaan yang terdaftar, NYSE menyaratkan perusahaan untuk taat pada original listing criteria dan mempertahankan suatu kriteria yang terbilang standar tertinggi dibanding pasar manapun didunia. Berhasil memenuhi persyaratan tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan terkait merupakan perusahaan yang leading di industrinya dalam hal bisnis dan ketertarikan serta penerimaan investor Divisi ini terdiri dari dua bagian yang paling menunjang yaitu:
1. Financial compliance Financial compliance meninjau kembali laporan keuangan perusahaan dengan memperhatikan kriteria-kriteria seperti parameter pendapatan, arus kas, dan standar numerical lainnya. Bila ada yang tidak terpenuhi maka NYSE akan mengingatkan perusahaan bersangkutan bahwa hal ini dapat menjadi pertimbangan apakan perusahaan tersebut layak melanjutkan listingnya di NYSE atau tidak 2. Corporate compliance Corporate compliance memastikan bahwa perusahaan akan taat pada standar tertinggi prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam penyampaian laporan keuangannya. Divisi ini juga meminta perusahaan untuk memberika pengungkapan informasi yang seoptimal mungkin guna menjamin kelengkapan informasi investor dalam kaitannya dengan tata korporat dan etika perusahaan dimana mereka hendak berinvestasi Timely alert policy, NYSE menyaratkan perusahaan terdaftar untuk membuat suatu news release ketika mengeluarkan laporan sehingga seluruh peserta bursa dapat membuat keputusan setelah melengkapi dirinya dengan segala informasi yang berkaitan dengan perusahaan yang listing di bursa. Perusahaan diwajibkan untuk menghubungi bursa sepuluh menit sebelum mengumumkan materi berita yang sekiranya dapat berpengaruh pada transaksi sahamnya. Bursalah yang akan menentukan apakah akan menunda atau tidak transaksi saham perusahaan terkait hingga berita tersebut disebarluaskan. Transaksi saham dapat dihentikan juga karena alasan lain seperti ketidakseimbangan jual dan beli, berita yang ditunda untuk dilempar ke pasar atau penyampaian berita itu sendiri.
Kerangka peraturan perundangan Amerika Serikat. Untuk melindungi partisipan pasar, seperangkat jaringan pengaman bursa dimulai dari orangperorang, broker dan dealer hingga pucuk tertinggi pemerintah AS telah disiapkan. Pemerintah federal adalah puncak dari piramida lembaga pengatur. SEC sendiri diresmikan sebagai agen federal independen pada 1934. Kongres mengadopsi hukum yang mengatur industri surat berharga dan bertanggungjawab dalam memastikan agar SEC menjalankan fungsinya secara efektif. SEC adalah agen federal yang mengawasi pasar sekuritas AS, demikian pula tiap perusahaan sekuritas yang berpartisipasi didalamnya. NYSE adalah bursa saham nasional terdepan di AS bahkan di seluruh dunia. Sebagai lembaga yang mengatur dirinya sendiri, NYSE beroperasi dengan menaati peraturan yang dibuatnya dan kode etik yang disepakatinya sendiri. Pelanggaran terhadap peraturan NYSE akan ditindak oleh divisi law enforcement NYSE atau diwakilkan oleh SEC atau kantor pengacara AS. Anggota NYSE harus memenuhi standar industri yang ketat untuk dapat tetap terdaftar didalam NYSE karena setiap tahunnya NYSE akan mengevaluasi kelayakan stiap perusahaan. Peraturan sekuritas di AS Transaksi sekuritas di AS merupaka subjek dari peraturan yang ketat. Hukum utama yang diberlakukan adalah securities act of 1933 (“the 1933 act”) dan securities exchange act of 1934 (“1934 act”). Untuk menjalankan peraturan ini, kongres mendirikan SEC dengan keseluruhan tanggungjawab untuk melindungi publik. Undang-undang 1933 dan 1934 menyaratkan saham baru untuk didaftarkan dan mengeluarkan suatu terbitan informasi yang tepat waktu sekaligus akurat.
Undang-undang ini mengatur pula tentang sanksi penipuan yang sangat ketat. Salah satu tujuan dibuatnya undang-undang 1934 adalah untuk menjaga suatu sistem yang memadai bagi investor dalam menyediakan informasi keuangan dan lainnya yang signifikan mengenai sahamsaham yang diperdagangkan. Undang-undang 1934 melarang manipulasi dan insider trading. Individu atau organisasi yang melanggar peraturan SEC akan dikenakan penalti termasuk didalamnya denda, suspense dan pemecatan permanen dari keanggotaan dalam industri sekuritas. Peraturan-peraturan ketat NYSE didesain untuk menjaga anggota bursa pada standar tertinggi. Sebagai contoh, salah satu aturan utama adalah semua anggota NYSE dituntut untuk “know your customer” yaitu suatu tuntutan dimana perusahaan diwajibkan untuk mengenali pelanggan mereka agar dapat menyediakan informasi yang mereka butuhkan dalam rangka membuat keputusan investasinya. Dibawah peraturan NYSE, perusahaan dilarang untuk merekomendasikan transaksi saham tertentu yang tidak sesuai untuk mereka. Peraturan lainnya melindungi pelanggan dari penggunaan dana yang tidak tepat atau penggunaan rekening pelanggan secara ilegal. Anggota bursa akan selalu diberitahu apabila ada perubahan dalam peraturan NYSE yang akan diumumkan kepada publik oleh SEC dan juga terbuka terhadap komentar publik. Peraturan Federal Reserve Board yang dibuat seiring sejalan dengan peraturan di industri sekuritas AS berlaku pula dalam sektor perbankan dalam hal persyaratan pinjam meminjam. III.5.
Desain Penelitian
III.5.1. Jenis dan sumber data 1. Data primer, data berupa hasil wawancara / interview staf-staf PT. Telkomunikasi Indonesia yang secara langsung memahami proses IPO dual interlisting yang dilakukan dan dokumen-
dokumen yang otentik dalam proses IPO sehingga mendukung hipotesis pengarang ya itu dampaknya pada struktur biaya modal atau cost of capital 2. Data sekunder, berupa data-data yang tersedia di buku-buku berupa teori dan hipotesis parah ahli, internet berupa data pergerakan harga saham lokal dan mancanegara, indeks saham gabungan, perkembangan telekomunikasi dan data-data tambahan yang mendukung data primer. III.5.2. Metode pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara / interview Pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan secara langsung kepada responden yang memahami proses IPO PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sehingga data yang diperoleh terpercaya. 2. Studi dokumentasi Melakukan studi terhadap buku-buku refrensi yang berhubungan dengan proses IPO dan keuangan perusahaan, pasar modal Indonesia, pasar modal Amerika dan global. Pemerolehan dapat juga dari studi-studi terdahulu melalui kliping atau tesis dan penelitian terdahulu. III.5.3. Metode Analisis data Melakukan analisis dan perumusan hipotesis yang bersumber dari data-data primer maupun sekunder berisikan hipotesis sebelumnya, teori para pakar, dan data historis mengenai kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebelum dan setelah IPO dual interlisting dan kondisi global pada masanya untuk mendukung perhitungan WACC berdasarkan parameter
kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada sebelum melakukan kebijakan IPO dual interlisting dan pada periode setelah IPO dual interlisting melalui analisis tren terhadap rasiorasio yang dianggap mencerminkan kinerja perusahaan dan kejadian penting lainnya pada tahun tertentu.