BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum PT Telkom Tbk Kantor Divre V PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (PT Telkom Tbk) mempunyai sejarah panjang, yaitu dimulai sejak 1882 saat sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada era 1980-an perusahaan penyedia jasa telekomunikasi ini dikenal dengan nama Perumtel (Perusahaan Umum Telekomunikasi). Sejak
1991
Perumtel
berubah
bentuk
menjadi
Perusahaan
Perseroan
(Persero)
Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No. 25 Tahun 1991. Pada 14 November 1995 PT Telkom melakukan penawaran umum perdana dan sejak saat itu saham PT Telkom tercatat di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, New York Stock Exchange dan London Stock Exchange. Sejak tanggal itu pula PT Telkom menjadi perusahaan publik, sehingga namanya menjadi PT Telkom Tbk (Terbuka). Seiring dengan kemajuan bidang telekomunikasi dan teknologi informasi, PT Telkom Tbk pun terus menambah layanan komunikasi secara terpadu melalui unit-unit bisnisnya. Unit-unit bisnis PT Telkom Tbk terdiri dari divisi, center, yayasan dan anak perusahaan. Anak perusahaan itu antara lain: PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel, menangani selular GSM), PT Infomedia Nusantara (Infomedia) dan lain-lain. Tabel 5.1 berikut ini memuat unitunit binis PT Telkom Tbk secara lebih rinci. Melalui unit bisnis-unit bisnis ini PT Telkom Tbk ingin mencapai visinya, yaitu menjadi pelaku infokom (informasi dan komunikasi) terkemuka di kawasan regional. Sedangkan misi yang diemban untuk mencapai visi tersebut adalah
Tabel 5.1 Daftar Unit-Unit Bisnis PT Telkom Tbk No. 1. 2. 3. 4.
Unit Bisnis Divisi Divisi Long Distance Divisi Multimedia Divisi Fixed Wireless Divisi Regional (Divre)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Center Carrier & Interconnection Service Centre Enterprise Service Center Maintenance Service Center Training Center Carrier Development Support Center Management Consulting Center I/S Center Research & Development Center SME Development Center
1. 2. 3. 4.
Yayasan Dana Pensiun (Dapentel) Yayasan Pendidikan Yayasan Kesehatan Yayasan Sandhykara Putra Telkom (YSPT)
1. 2.
Anak Perusahaan Jumlah Kepemilikan > 50% : PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra)
3. 4.
PT Infomedia Nusantara (Infomedia) PT Telekomunikasi Selular Raya (Telesera)
5. 6. 7.
PT Pro Infokom Indonesia (PII) PT Indonusa Telemedia (Indonusa) PT Graha Sarana Duta (GSD)
1.
Kepemilikan 20% - 50% : PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN)
Keterangan Sub divisi satelit Divre I – VII (Wilayah Sumatera – Papua)
Bidang Usaha Selular GSM Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan) Layanan informasi Telekomunikasi (selular AMPS) B2B (e-Government) TV Cable Properti, konstruksi dan jasa Transponder komunikasi
satelit
dan
2. 3. 4. 5.
PT Multimedia Nusantara (Metra) PT Citra Sari Makmur (CSM) PT Menara Jakarta PT Metro Selular Indonesia (Metrosel)
Multimedia VSAT Multimedia Telekomunikasi selular (AMPS) 6. PT Mobile Selular Indonesia (Mobisel) Telekomunikasi (Selular NMT-450) 7. PT Napsindo Primatel Internasional Network Access Point (Napsindo) 8. PT Patra Telekomunikasi Indonesia Layanan satelit (Patrakom) komunikasi industri perminyakan 9. PT Pramindo Ikat Nusantara Telekomunikasi (KSO-1 Sumatera) Kepemilikan < 20% : 1. PT Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel) Telekomunikasi di Pulau Batam dan Bintan 2. PT Komunikasi Selular Indonesia Telekomunikasi (Selular (Komselindo) AMPS) 3. PT Medianusa PTE, Ltd Agen penjualan Buku Petunjuk Telepon 4. PT Pembangunan Telekomunikasi Indonesia Konstruksi dan konsultan (Bangtelindo) fasilitas telepon Sumber: http://www.telkom.co.id, diakses 16 Juni 2004 memberikan layanan “One Stop Infocom” dengan kualitas yang prima dan harga kompetitif, mengelola usaha dengan cara yang terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul, dengan teknologi yang kompetitif dan dengan business partner yang sinergi. PT Telkom Tbk merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Negara Republik Indonesia (RI) menjadi pemegang saham mayoritas di PT Telkom Tbk, yaitu 51,19% dan publik memegang 48,81% berdasarkan posisi 30 Juni 2003 (http://www.telkom.co.id, diakses pada 16 Juni 2004). PT Telkom TBk dalam menjalankan usahanya didukung oleh sekitar 37.000 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah karyawan PT Telkom Tbk
Kantor Divre V (Wilayah Jawa Timur) sebanyak 3446 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Sedangkan untuk Kantor Divre V yang terletak di Jalan Ketintang 156, Surabaya sebanyak 1412 karyawan berdasarkan posisi 30 April 2004. Tabel 5.2 memuat daftar karyawan PT Telkom Tbk Kantor Divre V berdasarkan bagian, bidang dan unit kerja/bisnis. Tabel 5.2 Jumlah Karyawan PT Telkom Tbk Kantor Divre V No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Bagian/Bidang Jumlah (1) Unit Kerja/bisnis Jumlah (2) Sekretariat Divisi 41 UB Corp Cst 210 Public Relation 8 U-Sisfo 105 Hukum 5 UPNR 386 Pengembangan bisnis 34 UB Internet 22 BidKUG 37 UB Jasnita 21 SDM 55 UN Call Center 131 Pelayanan Masyarakat 33 UN UPMB 134 Performansi 44 UN UPIM 116 General Affair 30 Sub total 287 1.125 Total Kantor Divisi V : Jumlah 1 + 2 = 1.412 karyawan Sumber: Executive Report PT Telkom Tbk Kantor Divre V Posisi 30 April 2004 Seluruh karyawan PT Telkom Tbk saat ini merupakan pegawai tetap, karena kebijakan
pegawai kontrak terakhir kali diberlakukan pada tahun 2002. Sejak 2003 PT Telkom memberlakukan kebijakan kontrak pekerjaan dengan pihak lain atau yang biasa dikenal dengan outsourcing. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT Telkom Tbk Kantor Divre V Bidang Performansi dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 91 karyawan, dengan rincian 44 karyawan Bidang Performansi dan 47 karyawan di Bidang SDM. Menurut Tabel 5.3 jumlah karyawan bidang SDM tercatat 55 orang, tetapi pada saat penelitian ini
dilaksanakan jumlah karyawan Bidang SDM yang aktif sebanyak 47 orang.
Sedangkan
sisanya sebanyak 8 orang sedang mengikuti pendidikan. Dari 91 lembar kuesioner yang dibagikan kepada karyawan tersebut, yang kembali 84 lembar kuesioner (92,3%). Perincian penyebaran kuesioner dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini: Tabel 5.3 Pengumpulan Kuesioner Di PT Telkom Tbk Kantor Divre V Pada Juni 2004 No. 1. 2.
Responden Bidang Performansi Bidang SDM Total
Jumlah Yang Disebar 44
Jumlah Yang Kembali 44
100
47
40
85,1
91
84
92,3
%
Berdasarkan Tabel 5.3 berarti ada 84 karyawan
Keterangan
7 karyawan sedang mengikuti pelatihan
Bidang Performansi dan SDM
(92,3%) yang telah mengembalikan kuesioner atau telah diteliti jumlah saham yang dimilikinya dan komitmennya terhadap organisasi/perusahaan.
5.2. Deskripsi Non Variabel Penelitian Deskripsi non variabel penelitian ini bersumber dari data primer, tetapi tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. Karakteristik responden yang diteliti pada penelitian ini adalah yang menyangkut masa kerja, jabatan, bagian/bidang, jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir. Dari 84 responden yang mengembalikan kuesioner, ada 17 responden (20,2%) yang
tidak mengisi data identitas diri yang tersedia di lembar kuesioner. Dengan demikian, ada 67 responden (79,8%) yang melengkapi data identitas diri sehingga bisa diketahui karakteristiknya. 5.2.1. Masa kerja Masa kerja karyawan PT Telkom Tbk Kantor Divre V (Bidang Performansi dan SDM) cukup bervariasi, data selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini: Tabel 5.4
Responden Berdasarkan Masa Kerja Di PT Telkom Tbk Kantor Divre V (Bidang Performansi dan SDM) Pada Juni 2004
No.
Masa Kerja (Tahun)
Jumlah Karyawan
Persentase (%)
1.
≤5
1
1,49
2.
6 – 10
5
7,46
3.
11 – 15
9
13,44
4.
16 – 20
21
31,34
5.
21 - 25
17
25,38
6.
26 – 30
13
19,40
7.
31 – 35
1
1,49
Jumlah
67
100,00
Berdasarkan Tabel 5.4 terlihat bahwa sebagian besar responden telah bekerja di atas 10 tahun, yaitu sebanyak 61 orang (91,04%). Sebagian besar dari responden telah bekerja selama 16 - 20 tahun (21%), dan hanya 1,49% yang bekerja kurang dari 5 tahun. 5.2.2. Jabatan Responden dalam penelitian ini memiliki jabatan atau posisi yang bervariasi, mulai staf hingga manajer. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
adalah staf karyawan, yaitu sebanyak 49 orang (73,14%). Hanya 5 orang (7,46%) yang menjabat sebagai manajer. Sementara spesialis berjumlah 13 orang (19,40%). 5.2.3. Jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden adalah pria, yaitu sebanyak 50 orang (74,63%). Sedangkan responden wanita hanya sebanyak 17 orang (25,37%). Hal ini masuk akal, mengingat PT Telkom Tbk adalah perusahaan yang utamanya bergerak di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi yang untuk saat ini masih didominasi kaum pria. 5.2.4. Usia Karyawan PT Telkom Tbk Kantor Divre V (Bidang Performansi dan SDM) memiliki rentang usia yang bervariasi, antara 18 tahun
hingga di atas 46 tahun.
Tabel 5.5
menunjukkan kelompok usia karyawan secara lebih rinci.
Tabel 5.5
Responden Berdasarkan Usia Di PT Telkom Tbk Kantor Divre V (Bidang Performansi dan SDM) Pada Juni 2004
No.
Usia (tahun)
Jumlah
Persentase (%)
1.
18 – 30
3
4,48
2.
31 – 40
25
37,31
3.
41 – 45
16
23,88
4.
> 46
23
34,33
Jumlah
67
100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 31 - 45 tahun, yaitu sebanyak 25 orang (37,31%). Ini berarti bahwa Karyawan PT Telkom Tbk
Kantor Divre V (Bidang Performansi dan SDM) pada umumnya ada pada usia produktif dan menuju kematangan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. 5.2.5. Pendidikan Terakhir Responden memiliki tingkat pendidikan terakhir yang sangat bervariasi, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga jenjang Program Magister (S2). Tabel 5.6 menunjukkan data responden berdasarkan pendidikan terakhir secara rinci sebagai berikut:
Tabel 5.6 No.
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Di PT Telkom Tbk Kantor Divre V (Bidang Performansi dan SDM) Pada Juni 2004
Pendidikan Terakhir
Jumlah
Persentase (%)
1.
S2
4
5,97
2.
S1
27
40,30
3.
D3
16
23,88
4.
D2
7
10,45
5.
D1
1
1,49
6.
SLA
11
16,42
7.
SLP
0
0
8.
SD
1
1,49
Jumlah
67
100,00
Berdasarkan Tabel 5.6 terlihat bahwa mayoritas responden berpendidikan Sarjana Strata 1 (S1), sebanyak 27 orang (40,30%).
Sedangkan yang sudah menyelesaikan
pendidikan S2 (tingkat magister) baru 4 orang (5,97%). Di PT Telkom Tbk kantor Divre V (Bidang Performansi dan SDM) juga masih ada karyawan yang berpendidikan setingkat Sekolah Dasar, meskipun jumlahnya hanya satu orang. 5.3. Deskripsi Variabel Penelitian Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel yaitu kepemilikan saham perdana (X1), kepemilikan saham insentif (X2), kepemilikan saham bebas (X3) dan kepemilikan saham bonus (X4) yang berskala pengukuran rasio yang berasal dari isian responden dari kuesioner. Sedangkan variabel komitmen organisasi yang merupakan variabel tergantung (dependent variable) diukur dari hasil pengisian kuesioner yang berjumlah 15 item. Berikut adalah data deskripsi masing – masing variabel penelitian 5.3.1. Variabel Bebas Berikut adalah tabel deskripsi variabel bebas yang meliputi kepemilikan saham perdana, kepemilikan saham insentif, kepemilikan saham bebas dan kepemilikan saham bonus berdasarkan data dari hasil pengumpulan kuesioner. Tabel 5.7 Deskripsi Variabel Bebas
Deskripsi Rerata Simpangan Baku Modus
Kepemilikan Saham Perdana 739
Kepemilikan Saham Insentif 50
Kepemilikan Saham Bebas 595
Kepemilikan Saham Bonus 129
1.511
182
5.455
472
0
0
0
0
Nilai Minimum
0
0
0
0
Nilai Maksimum
6.000
1.200
50.000
4.214
Tabel di atas menunjukkan untuk kepemilikan saham perdana rerata besarnya saham adalah 739 lembar dengan simpangan baku sebesar 1.511 lembar. Dari data tersebut terlihat adanya simpangan baku yang melebihi nilai rerata, yang berarti adanya simpangan data yang cukup besar antara data terendah dengan data tertinggi. Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 0. Jumlah saham perdana minimum adalah 0 (tidak memiliki saham) dan jumlah saham perdana maksimum adalah sebesar 6.000 lembar. Kepemilikan saham insentif menunjukkan rerata sebesar
50 lembar dengan
simpangan baku sebesar 182 lembar. Dari data tersebut terlihat adanya simpangan baku yang melebihi nilai rerata, yang berarti adanya simpangan data yang cukup besar antara data terendah dengan data tertinggi. Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 0. Jumlah saham insentif minimum adalah 0 lembar dan jumlah saham insentif maksimum adalah sebesar 1.200 lembar Kepemilikan saham bebas menunjukkan rerata sebesar 595 lembar dengan simpangan baku sebesar 5.455 lembar. Dari data tersebut terlihat adanya simpangan baku yang melebihi reratanya, yang berarti adanya simpangan data yang cukup besar antara data terendah dengan data tertinggi. Nilai modus atau nilai yang sering muncul menunjukkan angka 0. Jumlah saham bebas minimum adalah 0 lembar dan jumlah saham bebas maksimum adalah sebesar 50.000 lembar. Kepemilikan saham bonus menunjukkan
rerata sebesar
129 lembar dengan
simpangan baku sebesar 472 lembar. Dari data tersebut terlihat adanya simpangan baku yang
juga melebihi angka rerata, ini berarti ada simpangan data yang cukup besar antara data terendah dengan data tertinggi. Nilai modus atau nilai yang sering mucul menunjukkan angka 0. Jumlah saham bonus minimum adalah 0 lembar dan jumlah saham bonus maksimum adalah sebesar 4.214 lembar. 5.3.2. Variabel Tergantung (Komitmen Organisasi) Variabel komitmen organisasi mempunyai skala terendah 0 untuk jawaban sangat tidak sesuai hingga 3 untuk jawaban sangat sesuai dengan pernyataan yang diajukan. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi variabel Y (komitmen organisasi) berdasarkan data dari hasil pengumpulan kuesioner. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi No.
Deskripsi
Nilai
1.
Rerata
2,2151
2.
Simpangan Baku
2,07
3.
Modus
2,07
4.
Nilai Minimum
1,67
5.
Nilai Maksimum
3,00
Variabel komitmen organisasi menunjukkan nilai rerata sebesar 2,2151 dengan saimpangan baku sebesar 2,07. Nilai modus atau nilai yang sering muncul menunjukkan 2,07. Nilai rerata minimum adalah 1,67 dan nilai rerata komitmen organisasi maksimum sebesar 3,00.
Dilihat dari besarnya nilai rerata menunjukkan bahwa komitmen organisasi responden dalam memilih jawaban kuesioner antara sesuai sampai dengan sangat sesuai dengan pernyataan yang diajukan. Dari skor di atas bisa ditentukan kriteria komitmen organisasi dari sangat tidak memiliki komitmen hingga sangat memiliki komitmen organisasi atau komitmen organisasinya sangat rendah hingga sangat tinggi. Skor 0 = komitmen organisasi sangat rendah, 1 = komitmen organisasi rendah, 2 = komitmen organisasi tinggi dan 3 = komitmen organisasi sangat tinggi. Nilai rerata sebesar 2,2151 menunjukkan bahwa responden memiliki komitmen yang tinggi hingga sangat tinggi terhadap organisasinya. 5.4. Pengujian Instrumen Penelitian 5.4.1. Uji Validitas Setelah dilakukan pengujian pada 20 orang responden yang merupakan karyawan PT Telkom Tbk Kantor Divre V Bidang Keuangan, pada variabel komitmen organisasi menunjukkan bahwa dari 18 item, 3 item dinyatakan tidak valid sehingga ada 15 variabel yang valid. Item yang tidak valid tersebut adalah pada item pertanyaan atau pernyataan ke-8, 9 dan 12. Ketiga item ini kemudian digugurkan atau dengan kata lain tidak dimasukkan dalam kuesioner untuk mencari data penelitian. 5.4.2. Uji Reliabilitas Menurut Malhotra (dalam Solimun 2002: 81), reliabel adalah konsistensi antara butirbutir pertanyaan dan bila nilai alpha berada diatas 0,6 maka suatu pernyataan dianggap reliabel. Dari hasil pengujian menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 0.8336. Oleh karena nilai ini lebih besar dari 0,6 maka kuesioner dinyatakan reliabel.
5.4.3. Uji Fisibilitas Sebelum kuesioner diberikan kepada responden penelitian, terlebih dulu dilakukan uji fisibilitas (kelayakan) untuk mengetahui apakah kuesioner ini sudah layak.
Kuesioner
dicobakan kepada lima orang karyawan di lingkungan PT Telkom Tbk Kantor Divre V. Instrumen penelitian dikatakan layak (fisibel) jika memenuhi tiga segi, yaitu: a) segi pengetahuan dan bahasa, b) segi sikap, dan c) segi tehnis. Dilihat dari segi pengetahuan dan bahasa, kelima responden
menyatakan bahwa
kuesioner ini bisa dimengerti. Dari segi sikap, kelima responden juga menyatakan bahwa pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner ini wajar, sehingga tidak akan membahayakan atau menyebabkan ancaman bagi karyawan bila menjawabnya.
Dengan demikian, responden
penelitian tidak akan merasa enggan untuk menjawab item-item pertanyaan dalam kuesioner. Sedangkan dari segi tehnis, empat responden menyatakan tulisan dalam kuesioner ini bisa dibaca dengan jelas dan satu responden menyatakan kurang jelas karena hurufnya kurang besar. Menanggapi masukan dari responden ini, maka huruf-huruf dalam lembar kuesioner diganti. Sebelumnya menggunakan Font Times New Roman 12 diubah menjadi Font Arial 12, sehingga tampak lebih jelas terbaca. 5.5. Uji Persyaratan Regresi Linier Berganda Dalam model regresi linier berganda terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi yaitu : 1. Tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas. 2. Varians dari semua kesalahan pengganggu adalah sama (homokedastis).
3. Tidak terjadi otokorelasi antar kesalahan-kesalahan pengganggu (hanya digunakan untuk data yang bersifat time series).
5.5.1. Pengujian Gejala Multikolinearitas Uji gejala multikolinearitas dimaksudkan untuk lebih mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Hakim (2001 : 301) menyebutkan angka VIF toleransi untuk terhindar dari gejala multikolinearitas ini antara 1 – 5. Tabel 5.9 Uji Gejala Multikolinearitas Variabel Bebas Variabel Kepemilikan Saham Perdana
Collinearity Statistic Toleransi VIF 0,032 31,451 > 5
Keterangan Terjadi Multikol
Kepemilikan Saham Insentif
0,570
1,753 < 5
Bebas Multikol
Kepemilikan Saham Bebas
0,003
345,736 > 5
Terjadi Multikol
Kepemilikan Saham Bonus
0,003
397,866 > 5
Terjadi Multikol
Dari Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi antar variabel bebas atau nilai VIF (Varian Inflation Factor) untuk variabel kepemilikan saham perdana, bebas dan bonus lebih besar dari 5, sehingga dapat dikatakan terjadi gejala multikolinearitas di antara masingmasing variabel bebas tersebut, kecuali pada variabel kepemilikan saham insentif. Untuk mengatasi adanya multikolinearitas maka variabel yang mempunyai korelasi tertinggi dikeluarkan dari model. Berikut hasil pengujian multikolinearitas setelah variabel dengan korelasi tertinggi yaitu saham bonus dikeluarkan dari model.
Tabel 5.10 Uji Gejala Multikolinearitas Variabel Bebas Tahap Kedua Variabel
Collinearity Statistic Toleransi VIF
Keterangan
Kepemilikan Saham Perdana
0,796
1,256 < 5
Bebas Multikol
Kepemilikan Saham Insentif
0,802
1,247 < 5
Bebas Multikol
Kepemilikan Saham Bebas
0,985
1,015 < 5
Bebas Multikol
Setelah variabel kepemilikan saham bonus dikeluarkan dari model dapat dilihat bahwa koefisien korelasi antar variabel bebas atau nilai VIF (Varian Inflation Factor) untuk variabel kepemilikan saham perdana, insentif dan bebas lebih kecil dari 5, sehingga dapat dikatakan sudah tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara masing-masing variabel bebas tersebut. 5.5.2. Pengujian Gejala Heterokedastisitas Gejala heterokedastisitas ini diketahui dengan menggunakan analisis metode korelasi Rank Spearman. Jika nilai signifikansi pada hasil korelasi lebih besar dari 0.05 (p > 0.05) maka dapat dikatakan item bebas dari gejala heterokedastisitas atau terjadi homokedastis. Tabel 5.11 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas Variabel
Rs
Signifikansi
Keterangan
Kepemilikan Saham Perdana
0,008
0,941 > 0,05
Homokedastis
Kepemilikan Saham Insentif
-0,049
0,661 > 0,05
Homokedastis
Kepemilikan Saham Bebas
-0,108
0,329 > 0,05
Homokedastis
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk semua variabel lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala homokedastisitas atau tidak terjadi hubungan antara nilai residu/sisa dengan variabel bebas sehingga variabel tergantung benar-benar hanya dijelaskan oleh variabel bebas. 5.5.3. Pengujian Gejala Autokorelasi Oleh karena data yang digunakan adalah data cross sectional dan bukan data time series maka pengujian autokorelasi tidak dilakukan. 5.6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hasil pengujian asumsi klasik yang dilakukan sebelum pengujian regresi menunjukkan bahwa ada satu variabel yang menjadi penyebab adanya multikolinearitas. Oleh sebab itu, variabel saham bonus dikeluarkan dari model. Berikut adalah hasil pengujian regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS versi 10.01: Tabel 5.12 Variabel
Koefisien Regresi 2,210 0,000059
Konstanta Kepemilikan Saham Perdana Kepemilikan -0,00067 Saham Insentif Kepemilikan -0,0000092 Saham Bebas F hitung Signifikansi R R2
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Beta
t hitung
0,261
55,698 2,231
Tingkat Signifikansi 0,000 0,028
Signifikan Signifikan
-0,358
-3,063
0,003
Signifikan
-0,148
-1,401
0,165
Tidak signifikan
3,829 0,013 0,354 0,126
Keterangan
Berdasarkan Tabel 5.12, maka model regresi tersebut dapat dianalisa berdasarkan koefisien-koefisiennya.
Model persamaan regresi linier berganda berdasarkan tabel di
atas adalah: Y = 2,210 + 0,000059 X1 - 0,00067 X2 - 0,0000092 X3 5.7. Pembuktian Hipotesis 5.7.1. Uji F Uji F ini dilakukan dengan melihat level of significant (= 0,05). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena tingkat signifikansi uji F sebesar 0,013 (p < 0.05) berarti variabel kepemilikan saham perdana, kepemilikan saham insentif dan kepemilikan saham bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Berdasarkan hasil tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. 5.7.2. Koefisien Determinasi Berganda (R2) Koefisen determinasi berganda (R2) atau R squared = 0,126, berarti secara bersamasama 12,6 % perubahan variabel Y disebabkan oleh perubahan variabel X1, X2, dan X3. Sedangkan sisanya yaitu 87,4 % disebabkan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. Sementara itu koefisien korelasi berganda (R) = 0,354. Ini menunjukkan adanya hubungan
secara bersama-sama yang cukup kuat antara ketiga variabel bebas terhadap
variabel komitmen organisasi sebagai variabel tergantung.
6. Hasil Penelitian Tentang Persepsi Karyawan Terhadap ESOP Untuk mengetahui persepsi karyawan tentang kepemilikan saham perusahaan bagi karyawan (ESOP) di PT Telkom Tbk, peneliti juga menyertakan lima butir pernyataan dalam lembar kuesioner penelitian. Tabel 5.13 berikut ini memuat hasil penelitian secara rinci. Tabel 5.13 Hasil Penelitian Tentang Persepsi Karyawan Terhadap ESOP No. Item 1.
Pernyataan ESOP yang diberlakukan perusahaan sesuai dengan harapan saya
2.
Saya lebih senang bila bonus tahunan diberikan dalam bentuk saham
3.
Saya bangga bisa memiliki saham perusahaan, berarti saya ikut memiliki perusahaan ini
4.
Dengan ESOP, saya lebih bertanggungjawab atas kemajuan perusahaan ini karena apa yang menjadi tujuan perusahaan juga merupakan tujuan saya Dividen dari ESOP merupakan salah satu sumber penghasilan saya yang berarti
5.
Skor 3 2 1 0 Total 3 2 1 0 Total 3 2 1 0 Total 3 2 1 0 Total 3 2 1 0 Total
Jumlah Jawaban 12 51 19 2 84 6 25 46 7 84 15 61 8 0 84 13 55 16 0 84 5 35 33 11 84
Persentase (%) 14,29 60,71 22,62 2,38 100,00 7,14 29,76 54,76 8,34 100,00 17,86 72,62 9,52 0,00 100,00 15,48 65,48 19,04 0,00 100,00 5,95 41,67 39,28 13,10 100,00
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 51 karyawan (60,71%) menyatakan
bahwa pelaksanaan ESOP yang diberlakukan di
perusahaannya sudah sesuai dengan harapan karyawan. Meskipun demikian, mayoritas responden, yaitu sebanyak 46 karyawan (54,76%) tidak setuju bila bonus tahunan diberikan dalam bentuk saham, mereka lebih menyukai bila bonusnya dalam bentuk uang tunai. Dari penelitian ini terungkap bahwa pemberlakukan ESOP mampu memberikan rasa bangga bagi responden. Sebanyak 61 karyawan (72,62%) menyatakan rasa bangganya karena memiliki saham perusahaannya. Dengan ESOP, sebagian besar karyawan yaitu sebanyak 55 orang (65,48%) menyatakan bahwa mereka lebih bertanggungjawab atas kemajuan perusahaan tempat mereka bekerja. Namun demikian, dividen ESOP belum menjadi sumber penghasilan yang berarti bagi sebagian besar responden, hal ini dinyatakan oleh 44 karyawan (52,38%). Sedangkan 40 karyawan (47,62%) menyatakan bahwa ESOP sudah menjadi sumber penghasilan yang berarti. Bila dilihat persepsi karyawan tentang ESOP secara keseluruhan, sebagian besar responden menyatakan merasa sesuai dengan kebijakan ESOP selama ini. Hal ini dinyatakan oleh 65 responden (77,38%), seperti ditunjukkan Tabel 5.14.
Table 5.14 Total Skor Responden Total Skor
Kriteria
Jumlah
Persentase (%)
0–5
Tidak Sesuai
6
7,14
>5 – 10
Sesuai
65
77,38
>10 – 15
Sangat Sesuai
13
15,48
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa hanya enam orang (7,14%) yang merasa tidak sesuai dengan adanya ESOP. Sementara itu ada 13 karyawan (15,48) yang merasa sangat sesuai dengan kebijakan ESOP yang diterapkan selama ini.