38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian dan Jadwal Penelitian
Gambar 4.1 SMP Negeri 19 Depok (Dokumen foto: Aprillia, 2016)
Penelitian ini di laksanakan di SMP Negri 19 Depok yang beralamat di Jl. Leli Raya No. 4 Depok, Jawa Barat, dengan batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Barat
: Jl. Leli Raya
b. Sebelah Timur : Jl. Bungur Raya c. Sebelah Utara
: Jl. Leli 4
d. Sebelah Selatan : Jl. Melati Raya Peneliti memulai penelitian pada bulan Maret sampai bulan Mei 2016 dengan rincian kegiatan penelitian hingga pengumpulan data dan menyusun laporan. Kelas yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok. Pengamatan yang dilakukan oleh peniliti menunjukkan sarana dan prasaran yang tersedia di kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok cukup lengkap meliputi: LCD proyektor, papan tulis dan meja. Kondisi tersebut sangat menunjang kegiatan penelitian yang akan dilkasanakan dan memudahkan peneliti untuk menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran. Berdasarkan konsultasi yang dilakukan dengan guru seni budaya serta melihat jadwal akademik yang berlaku. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2016.
39
Berikut adalah rangkaian kegiatan penelitian yang dilaksanakan : Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Kegiatan Penelitian 1. Persiapan Penelitian a.
Kordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru Seni Budaya
b.
Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pemebelajaran dan merancang kegiatan
c.
Menyusun Proposal Penelitian
d.
Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (lembar observasi) 2. Pelaksanaan Tindakan a.
Pra Siklus
b.
Siklus I - Perencanaan - Pelaksanaan Tindakan - Observasi - Refleksi
c.
Siklus II - Perencanaan - Pelaksanaan Tindakan - Observasi - Refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan a.
Analisis Data (hasil tindakan siklus)
b.
Menyusun Laporan/Skripsi
c. d.
Ujian dan Revisi Penggandaan dan Pengumpulan laporan.
Bulan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
40
B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK. PTK itu sendiri merupakan merupakan penelitian yang menerapkan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan suatu masalah dalam suatu situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan pratiksi menuurut Burns 1999. Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan tujuan memperbaiki hasil akhir belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. Masalah yang dikaji oleh PTK adalah masalah yang praktis. PTK berangkat dari permasalahan dalam pembelajaran dikelas sehingga mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan tindakan samapai pada proses penyimpulan guru merupakan pemeran utama. Karena alasan yang demikian PTK juga sering dinamakan penelitian praktis, yang artinya penelitian yang berangkat dari hal-hal nyata yang ada dalam proses pembelajaran dengan adanya pelaksanaan PTK, permasalahan yang ada di dalam kelas akan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan dengan cepat. Jika permasalahan dapat segera untuk diperbaiki maka pembelajaran lebih mudah untuk dilaksanakan dan hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat. Model penelitian yang digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988) dalam Arikunto, dkk (2006 : 16) yaitu model spiral. Perencanaan Kemmis dan Taggart dimulai dengan rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflcting). Dalam penelitian ini siklus dihentikan apabila sudah memperlihatkan peningkatan kreativitas siswa. Alur penelitiannya sebagai berikut
41
Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Berhasil
Apakah indikator sudah tercapai? Sudah. Penelitian bisa diakhiri Belum, perlu dilaksanakan Siklus III
(Suharsimi Arikunto, dkk 2006 : 16) Gambar 3.2 Skema Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok, dengan kelas yang berjumlah 40 siswa dengan 26 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pemilihan kelas berdasarkan pertimbangan dan konsultasi dengan guru Seni Budaya, Ibu Eka Muliayanti S. Pd M. M yang menyarankan untuk melaksanakan penelitian di kelas tersebut dengan alasan kelas VIII-2 merupakan kelas
yang aktif dan cocok menggunakan model pembelajaran
yang
mengutamakan ide-ide berdasarkan pengalaman siswa di dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pelaksana siklus dan sebagai pihak yang diteliti, sementara peneliti bertindak sebagai kolaborator.
42
D. Data dan Sumber Data Ada dua sumber yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu meliputi : 1. Data primer Data primer merupakan data yang dihasilkan secara langsung dari lapangan, dimana data tersebut dihasilkan dari proses wawancara, hasil karya siswa setelah penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dihasilkan dari sumber yang masih berkaitan dengan penelitian ini dan diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder meliputi : Buku-buku, Majalah, Jurnal, Arsip, Dokumen dan sumber lainnya. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi: a. Siswa melalui tes kreativitas TCT-DP. b. Guru melalui wawancara, analisis RPP, dan instrumen mengajar. c. Proses belajar mengajar seni budaya di kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok melalui observasi aktivitas mengajar (guru) dan aktivitas belajar (siswa) E. Teknik Pengumpulan Data Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah peningkatan kerativitas siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok dalam mata pelajaran SBK setelah diimplementasikannya model pembelajaraan CTL. Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontuksikan makna dalam suatu topik tertentu. Model ini digunakan untuk mendapatkan data secara langsung dari guru dan siswa untuk menggali data terkait dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan respon yang diberikan akibat dari tindakan yang dilakukan. Wawancara juga dilakukan terhadap guru mata pelajaran seni budaya guna mendapatkan informasi yang menunjang dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai ialah siswa kelas
43
VIII-2 SMP Negeri 19 Depok dan guru mata pelajaran seni budaya untuk mengetahui bagaimana kesan siswa kelas VIII-2 terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Wawancara dapat dilakukan berulang kali, karena semakin banyak informan yang diwawancarai semakin reliable data yang diperoleh. 2. Observasi Menurut Wina Sanjaya (2011 : 86), “observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengmati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”. Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (Guru SBK kelas VIII-2). Observasi dilakukan di kelas VIII-2 SMP N 19 Depok, yang meliputi observasi aktivitas belajar siswa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi menggambar ilustrasi. dalam hal ini, tujuan dilakukan observasi adalah untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa selama pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi menggambar ilustrasi. 3. Tes Menurut Surhasimi Arikunto (2006 : 150), “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligansi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sedangkan menurut Sarwiji Suwadi (2009 : 59), “Tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan”. Pemberian test dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kreativitas menggambar ilustrasi pada siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok setelah pemberian tindakan. Test diberikan pada setiap akhir siklus. Test for Creative Thinking – Drawing Production (TCT – DP) Tes kreatifitas yang termasuk baru ialah yang dikonstruksi oleh Jellen dan Urban (1985) dalam Utami Munandar (2004:66) yang disebut dengan Test for Creative Thinking – Drawing Production (TCT-DP). Test ini berbeda dari test Guildford dan Torrance, karena skornya tidak berdasarkan
44
keangkaan secara statistis, tetapi berdasarkan apa yang disebut image production. Responden diminta untuk menyelesaikan gambar yang tidak lengkap (rangsangan-rangsangan figural) dan penilaiannya mencangkup sembilan dimensi, yaitu, melengkapi, melanjutkan, unsur baru, hubungan yang dibuat dengan garis, hubungan yang berkaitan dengan tema, melintasi batas (dua kriteria), perspektif dan humor. TCT-DP disusun berdasarkan teori sifat berfikir kreatif dan prosedur penyekoran, berdasarkan teori ini tidak semata-mata berdasarkan hitungan statistis. Dalam instrumen yang dikembangkan oleh Jellen dan Urban tidaklah hanya mempertimbangkan aspek divergen atau lebih terbatas lagi aspek kuantitatif. Mereka mempertimbangkan juga aspek-aspek kualitatif dari kreativitas, seperti konten, gestalt, komposisi dan elaborasi. Selain komponen kreativitas yang ditekankan
dalam berbagai
literatur, seperti
(mental)
risk taking
unconventionality, affection, hummor. Intrumen tersebut dapat dipandang sebagai upaya untuk menerapkan pendekatan yang lebih holistik dan berorientasi gestalt pada diagnostik kreativitas. Mereka percaya bahwa proses kreatif dimulai dengan problem tertentu dan berakhir dengan produk kreatif sebagai solusi. Selain itu mereka juga percaya bahwa “gestaltmaking”, composition, coherence organization (Lowenfeld 1960) juga memainkan peran penting, sehingga kemunculan top-acivment bukanlah satu-satu fokus. Pemilihan termilogi Jerman ‘schopfreinsch’ dilakukan dengan sengaja untuk memberi penekanan pada shaping, production, final gestalt sebagai produk akhir dari kreatif. Dengan demikian, definisi dan model komponensial yang telah diuraikan sebelumnya dipandang sebagai fondasi konseptual umum dari pengembangan intrumen TCT-DP. Instrumen ini mengandung enam fragmen figural. Subjek diminta untuk melengkapi gambar yang belum selesai dengan cara yang mereka inginkan. Semua cara di izinkan dan dibenarkan. Mereka bebas menggambar apapun dan dengan cara yang mereka inginkan. ‘Test for Creative Thinking – Drawing Production (TCT – DP)’ menekankan pada bentuk, produksi, dan gestalt sebagai produk akhir
45
kreativitas. Dalam desain dan kontruksi. ‘Test for Creative Thinking – Drawing Production (TCT – DP)’telah terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Tes dapat diaplikasikan pada individu dengan rentan usia yang luas. 2. Tes
dapat
digunakan
mengidentifikasikan
sebagai
potensi
alat
screening
kreativitas
agar
yang
membantu
tinggi
sebaik
mengidentifikasi potensi kreatif yang rendah, neglected atau seseorang yang kurang berkembang baik. 3. Tes sederhana dan ekonomis dalam aplikasi, pelaksanaan, skoring dan interpretasi. Juga ekonomis dalam waktu dan material. 4. Tes memiliki culture-fair yang tinggi Berdasarkan kemampuan aplikasi yang luas bahkan pada anak yang usianya dini, serta mengoptimalkan culture-fairness, maka operasionalisasi konsep diputuskan dalam produksi gambar. 4. Dokumentasi Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006 : 158). Data dokumentasi meliputi Silabus 2013 Seni Budaya dan Keterampilan kelas VIII-2 dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Kajian
dokumen
dilakukan
untuk
mengumpulkan data tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan menggambar ilustrasi melalui dokumen seperti daftar nilai mata pelajaran SBK materi gambar ilustrasi., RPP mata pelajaran SBK pada materi gambar ilustrasi yang digunkan guru, silabus mata pelajaran SBK dan lain-lain. F. Teknik Uji Validitas Data Semua data yang telah didapatkan selama proses penelitian harus memiliki tingkat kebenaran yang valid, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.
46
Sugiyono (2007 : 125) berpendapat bahwa triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Sugiyono membaginya menjadi tiga, yaitu teknik triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu pengumpulan data.
Gambar 3.3 Skema Uji Validitas Data
TES WAWANCARA
DATA OBSERVASI DOKUMENTAS I
SUMBER DATA SAMA
(Sumber : Sugiyono, 2013: 331)
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan teknik pengumpulan data. Adapun yang dimaksud sebagai berikut: 1. Triangulasi sumber data yaitu data atau informasi yang diperoleh selalu dikomprasikan dan diuji dengan data atau informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Data yang dikumpulkan adalah hasil observasi terhadap guru dan siswa, hasil belajar sebelum tindakan dan hasil belajar pada siklus I dan siklus II yang bersumber dari guru SBK kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok. 2. Triangulasi teknik atau metode yaitu peneliti menguji data yang sama dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunkan teknik dokumentasi, observasi dan tes. Dari data yang diperoleh ditarik kesimpulan
untuk menguji kevalidan data. Triangulasi metode ini bisa
menggunakan metode pengumpulan data yang berupa dokumentasi kemudian dilakukan observasi yang mendalam dari data tersebut dan hasilnya diuji dengan menggunakan teknik tes. Dari data yang diperoleh melalui beberapa
47
teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang menggunakan flow model analysis. Flow motion analysis mempunyai tiga komponen yaitu: (1) pengumpulan data (data collection) reduksi data (2) (data reductin), (3) penyajian data (data display), (4) penarikan kesimpulan (verfication). Miles dan Huberman (2009 : 19) mengemukakan bahwa tiga komponen tersebut sebagai suatu jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara beruntutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara singkat, tiga komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data adalah proses pencarian dan penalaahan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, dokumen, gambar, foto atau lain sebagainya. 2. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi
data
yaitu
proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis
dilapangan.
Data-data
penelitian
yang
telah
dikumpulkan selanjutnya direduksi. Direduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanan data kasar yang didapat oleh peneliti. Dalam penelitian ini, reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SMP Negeri 19 Depok dan data nilai peserta didik dan data hasil observasi guru dan peserta didik kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok.
48
3. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Penyajian data yang telah direduksi, kemudian disusun dalam display dalam bentuk tabel, grafik dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi data kondisi SMP Negeri 19 Depok, data nilai peserta didik dan data hasil observasi guru dan peserta didik kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok. 4. Penarikan kesimpulan (Verification) Kegiatan ini dilakukan untuk menetapkan kesimpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus I dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti gambar berikut ini:
Gambar 3.4 Flow Model Data Collection Period DATA REDUCATION
Anticipatory
During
Post
DATA DISPLAY
During
Post
CONCLUSION DRAWING/VERIVICATION
During
Post
(Sumber : Miles & Huberman, 2009 : 20)
49
H. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2009 : 70). Indikator kinerja dari kegiatan penelitian yang dilakukan adalah: Penerapan Model Pembelajaran CTL dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas VIII-2 SMP Negeri 19 Depok ditandai dengan 75% memiliki tingkat kompetensi di atas minimal. Berikut adalah aspek yang dikur dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan serta presentase yang ditargetkan oleh peneliti :
Tabel. 3.2 Tolak ukur keberhasilan Aspek yang diukur (Hasil Belajar)
Presentase yang ditargetkan
Kognitif
75% siswa mampu mencapai atau melebihi KKM yang ditentukn sekolah yaitu 75
Afektif
75% siswa mampu mencapai atau melebihi nilai sikap yang ditentukan sekolah yaitu 75
Psikomotorik
75% siswa mampu mencapai atau melebihi nilai kreativitas dan keterampilan yang ditetapkan sekolah yaitu 75
Cara mengukur Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar test TCT-DP setelah proses pemberian materi pembelajaran Sikap siswa selama pemberian materi pembelajaran dalam hal ini yang dinilai adalah tanggung jawab, percaya diri, kesopanan, kedisiplinan dan memperhatikan selama pembelajaran berlangsung. Kreativitas siswa yang meningkat dapat dilihat dari hasil karya siswa. Dalam penelitian ini yang dinilai adalah siswa mampu menstimulus 6 figural yang diberikan dalam lembar test TCT-DP sehingga dapat menciptakan objek baru/memodivikasi karya.
50
Keterangan : 1. Tolak ukur keberhasilan pembelajaran SBK dengan penerapan model pembelajaran CTL adalah dengan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran SBK. 2. Tolak ukur keberhasilan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif siswa diukur menggunakan lembar test TCT-DP yang berisi 6 figural yang harus diteruskan/dimodifikasi sehingga menjadi objek baru. Penilaian aspek kognitif dilakukan dengan lembar penilaian kognitif yang tercantum dalam RPP, yaitu : Penguasaan Teknik Makna yang terkandung Kemudahan untuk dipahami Kesesuaian dengan tema Alur cerita Setiap aspek diberi penilaian dengan skala 1-4 dengan keterangan sebagai berikut: Tabel. 3.3 Penilaia rentan skor
Nilai
Rentan skor
Katagori
4
81-100
Sangat Baik
3
61-80
Baik
2
41-60
Cukup
1
20-40
Kurang
Total skor individu = Jumlah perolehan skor atas 5 aspek x 5. Total skor klasikal = Adapun kriteria ketuntasan adalah terjadinya peningkatan pada ranah kognitif dalam setiap siklus dengan presentase 75% dari 40 siswa. 3. Tolak ukur keberhasilan hasil belajar siswa pada ranah afektif diukur melalui lembar penilaian afektif/sikap yang tercantum dalam RPP, yaitu:
51
Tanggung jawab Percaya diri Kesopanan Kedisiplinan Memperhatikan Setiap aspek diberi penilaian dengan skala 1-4 dengan keterangan sebagai berikut : Tabel. 3.4 Penilaia rentan skor
Nilai
Rentan skor
Katagori
4
81-100
Sangat Baik
3
61-80
Baik
2
41-60
Cukup
1
20-40
Kurang
Total skor individu = Jumlah perolehan skor atas 5 aspek x 5. Total skor klasikal = Adapun kriteria ketuntasan adalah terjadinya peningkatan pada ranah afektif dalam setiap siklus dengan presentase 75% dari 40 siswa. 4. Tolak ukur keberhasilan hasil belajar ranah psikomotorik diukur menggunakan penilaian pada lembar RPP, yaitu meliputi : Continuations (Cn) Completions (Cm) New elemens (Ne) Connections made with a line (Cl) Connections made to product a thame (CTh) Boundary breaking that fragment dependent (Bfd) Boundary breaking that fragment independent (Bfi) Perspective (Pe)
52
Humor and affectivity (Hu) Unconventionality (Uc) Speed (Sp) Setiap aspek diberi penilaian yang terdiri dari 6 elemen yang jika setiap satu elemen terpenuhi berarti betambah satu skor dengan keterangan sebagai berikut: Elemen 6 : Keterbukaan fikiran Elemen 5 : Memiliki motivasi Elemen 4 : Fokus dan komitmen Elemen 3 : Memiliki pengetahuan yang spesifik Elemen 2 : Menguasai pengetahuan umum Elemen 1 : Mampu berfikir secara divergent Total skor individu =
X 100
Total skor klasikal = I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah langkah-langkah oprasional baik yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, maupun refleksi. Langkahlangkah oprasional tersebut bersumber dari krangka konseptual yang diuraikan pada bagian sebelumnya. (Burhan Elfanany, 2013:81) Penelitian ini menggunakan data pengamatan secara langsung terhadap tindakan yang diberikan pada kegiatan pembelajaran menggambar ilustrasi. Data tersebut dianalisis melalui prosedur dan beberapa tahapan dalam siklus-siklus tindakan, yang diantaranya tiap siklus dimulai dengan : Perencanaan (Planning), Pelkasanaan/Pemberian Tindakan (Action), Pengamatan (Observation) dan Refleksi (Reflection). 1.Tahap Persiapan Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus yang sesuai dengan kurikulum 2013, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi
53
tingkat kreativitas siswa dan pedoman wawancara yang kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Sintak pembelajaran/langkahlangkah pembelajaran kontekstual adalah pada halaman berikut. SINTAK MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) GURU Memberikan Salam Mengkondisikan Kelas Menanyakan kehadiran siswa Melakukan Apresiasi Membimbing siswa membuka buku sumber belajar sesuai dengan materi Memberikan contoh atau menampilkan gambar dengan teknik yang berbeda-beda yang berkaitan dengan materi ilustrasi
Menanyakan media apa saja yang dapat digunakan dalam menggambar ilustrasi Menanyakan bagaimana teknik atau langkah dalam pembuatan karya ilustrasi Menanyakan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya ilustrasi Menghubungkan antara konsep dan prosedur menggambar ilutrasi
PENDAHULUAN
MENGAMATI
MENANYA
MENGEKSPLORASI
SISWA Menjawab Salam Merapikan diri Memberitahukan absensi siswa Memperhatikan Guru
Membuka buku sumber belajar Memperhatikan gambar yang ditunjukan oleh Guru
Mendengarkan penjelasan Guru Membuka buku sumber belajar Melakukan tanya jawab dengan guru berkaitan dengan materi ilustrasi
Siswa mendengarkan Guru Mencari contoh jenis-jenis karya
54
dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman siswa Mencari konsep dan prosedur menggambar ilustrasi melalui melalui media cetak atau digital
Membandingkan konsep dan prosedur menggambar ilustrasi dalam beberapa teknik Membuat karya ilustrasi teknik manual
MENGASOSIASI
MENGKOMUNIKASIKAN
Menyimpulkan materi Memberikan Evaluasi berupa test TCT-DP Menutup Pelajaran Mengucapkan salam
PENUTUP
ilustrasi dengan media Tab Mencari jawaban tentang konsep dan prosedur menggambar ilustrasi dari media cetak Membuka buku sumber belajar Mendengarkan penjelasan dari Guru Salah satu ditunjuk untuk membedakan jenis-jenis gambar ilustrasi Siswa mengerjakan ilustrasi dengan teknik manual Turut serta menyimpulkan materi Mengerjakan lembar test TCT-DP dalam kurun waktu 50 Menit Menjawab salam
Gambar 3.5 Sintak Pembelajaran
b. Tindakan Pelaksanaan tindakan pada tiap siklus dilakukan dalam satu kali pertemuan selama 2x35 menit. Tahap tindakan dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan model pembelajaran CTL. Proses di kelas VIII-2. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan di setiap siklusnya. Materi yang diberikan pada siklus I dan siklus II adalah ilustrasi. Adapun tahapan tindakan tiap siklus yaitu: 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dengan KD menggambar ilustrasi yng ditulis dalam pembelajaran kontekstual.
55
2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. 3) Menyiapkan lebar test/ evaluasi. 4) Menyiapkan lembar penilaian. 5) Menyiapkan lembar observasi. b. Tindakan Penerapan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar, tindakan yang dilaksanakan yaitu melalui model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran materi menggambar ilustrasi dalam siklus pertama pelkasanaan dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan Pertama Adapun
langkah-langkah
pembelajaran
pada
pertemuan
pertama sebagai berikut: a) Guru menunjukkan contoh jenis-jenis gambar ilustrasi b) Guru mengobservasi dari contoh-contoh karya ilustrasi tersebut. c) Siswa dan guru bertanya jawab tentang gambar yang mereka observasi. d) Guru menjelaskan materi pelajaran mengenai gambar ilustrasi . e) Guru meminta salah satu siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan pengertian ilustrasi yang mereka ketahui. f) Guru memberikan kesempatan terhadap siswa yang lain untuk melakukan tanya jawab. g) Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan pembelajaran. h) Siswa diberi tugas untuk mencari alur cerita ilustrasi komik sesuai dengan tema yang ditentukan oleh guru. i) Siswa yang telah selesai mencari alur cerita membuat karya ilustrasi menggunakan lembar test TCT-DP berupa karya komik. j) Hasil pembuatan karya ilustrasi dikumpulkan oleh guru. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua pada dasarnya melanjutkan dari pertemuan pertama, namun pada langkah pembelajaran pada
56
pertemuan ke II ini tetap menggunakan langkah pembelajaran kontekstual adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: a) Guru mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa mengenai materi yang dipelajarinnya pada pertemuan sebelumnya. b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa seputar gambar ilustrasi. c) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang menyusun gambar ilustrasi. d) Guru memberikan contoh karya ilustrasi untuk menarik perhatian siswa. e) Guru menjelaskan tknik-teknik dalam pembuatan karya ilustrasi serta alat dan bahan yang digunakan. f) Siswa membuat karya ilustrasi menggunakan lemabar test TCTDP g) Guru keliling kelas untuk memantau dan memberikan pengarahan pada siswa. h) Setelah selesai siswa secara bergiliran maju ke depan kelas untuk menunjukkan hasil karya mereka. i) Siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil karya teman sendiri. j) Guru dan siswa memberikan apresiasi pada karya yang paling baik. c. Observasi Pada tahap ini guru melaksanakan pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan dilaksanakan bersama-sama dengan guru kelas. Sasaran utama pengamatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengenai proses KBM yang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya dilakukan oleh siswa tetapi juga pada kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual. d. Refleksi
57
Tahap
refleksi
dilaksanakan
untuk
mengetahui
tingkat
keoptimalan pembelajaran (tindakan) yang telah dilaksanakan. Dalam tahap refleksi dilakukan upaya perbaikan dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Upaya perbaikan dapat dilakukan berupa perubahan langkah pembelajaran, teknik pengajaran dan media pembelajarannya. 2. Tahapan Penelitian Siklus II Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Penelitian bisa dihentikan jika pada siklus II telah memenuhi target yang diinginkan. Akan tetapi jika pada akhir siklus II masih belum memenuhi indikator penelitian maka akan dilanjutkan ke siklus III.
Gambar 3.6 Skema Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Siklus II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Berhasil
Apakah indikator sudah tercapai? Sudah. Penelitian bisa diakhiri
Belum, perlu dilaksanakan Siklus III (Suharsimi Arikunto, dkk 2006 : 16)
a. Tahap pelaksanaan atau tindakan (Acting)
58
Tindakan dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2) Melakukan kegiatan pengamatan proses pembelajaran melalui proses observasi langsung oleh peneliti. 3) Menyelenggarakan evaluasi berupa tes TCT-DP untuk mengukur kreativitas siswa. 4) Melakukan perbaikan atau penyempurnaan apabila presentase kreativitas siswa kurang dari indikator penelitian. b. Tahap Observasi (Observing) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah: 1) Pengumpulan data 2) Sumber data 3) Critical friend dalam penelitian 4) Analisis data Langkah-langkah dalam observasi yaitu sebagai berikut: a) Pelaksanaan pengamatan b) Mencatat semua hasil tes di prasiklus c) Mendiskusikan dengan guru (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah pembelajaran selesai d) Membuat kesimpulan hasil pengamatan c. Tahap Refleksi (Reflecting) Tahap ini merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan pada berbagai kriteria, yang menjadi dasar pelaksanaan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya didiskusikan antara guru dan peneliti untuk mengetahui: 1) Apakah tindakan sesuai dengan rencana dan mencapai indikator keberhasilan
59
2) Kemajuan yang dicapai siswa, terutama meningkatnya kretivitas mereka dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Diperlukan pula langkah evaluasi untuk mengukur tingkat kemajuan yang dicapai oleh siswa. Langkah-langkah evaluasi yang dalam penelitian ada dihalaman berikut. 1) Menyiapkan alat-alat evaluasi 2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai 3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi 4) Kriteria keberhasilan tindakan 1. Tahap Penelitian Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan refleksi yang telah dicapai pada tindakan dalam siklus I adalah sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut, hanya saja dalam siklus II ini materi yang disampaikan lebih ditekankan pada materi ilustrasi komik tentang konsep-konsep dasar dan teknik pembuatan yang lebih mudah untuk siswa pahami agar siswa mampu untuk berfikir out of the box dari siklus sebelumnya. Karena tujuannya untuk meningkatkan kreativitas membuat karya, maka sebelum melaksanakan ke siklus II, strategi pembelajaran yang diterapkan pada siklus I jika dinilai belum efektif maka perlu diadakan revisi. Adapun jika tahapan tindakan siklus II tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh peneliti akan dilaksanakan siklus III.