25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah KPP Pratama Gorontalo. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan Mei 2012 sampai dengan Bulan Desember 2012.
3.2
Desain penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk menguji adanya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, dalam penelitian ini yaitu variabel X (Pemahaman Ketentuan Perpajakan) dan variabel Y (Kepauhan Wajib Pajak Badan). Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Angky Febriansyah, 2011). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Hasan, 2008:7). Sifat penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat (Hasan, 2008:42).
25
26
Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh pemahaman ketentuan perpajakan sebagai variabel independen terhadap kepatuhan wajib badan variabel dependen. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka desain penelitian sederhana akan digambarkan seperti gambar 2 di bawah ini: Gambar 2 : Desain Penelitian Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X)
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiono, 2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang masih aktif dalam menjalankan usahanya dan melaporkan SPTnya berjumlah 866 badan di KPP Pratama Gorontalo. 3.3.2
Sampel Menurut Sugiyono (2010: 116) sampel adalah bagian dari jumlah
atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan statified random sampling berdasarkan jumlah wajib pajak. Menurut (Vincent Gaspersz, 2000) yang dikutip kembali oleh Umi Narimawati (2011:38) statified random sampling adalah metode penarikan sampel dengan terlebih dahulu mengelompokkan populasi ke dalam strata-strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak
27
sederhana setiap stratum. Pemilihan sampel selanjutnya dilakukan secara acak sederhana dari setiap strata dengan metode alokasi sebanding (proportional allocation methods). Metode yang digunakan untuk menentukan sampel oleh peneliti adalah pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : =
+
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)
Penyelesaian : =
=
866 1 + 866(0.1)
=
866 1 + 866(0.01)
=
866 9.66
=
3.4
1+
.
=> 90
Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat seperti dijelaskan sebagai berikut:
28
1. Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X). Menurut Sapti, Agus Dan Umi (2009) adalah dimana wajib pajak memahami akan peraturan (syarat-syarat) yang terkait dalam pembayaran pajak. 2. Kepatuhan wajib pajak (Y). Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:139), kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara. Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Operasionalisasi Variabel Variabel Pemahaman ketentuan perpajakan (X)
Definisi Pemahaman Ketentuan perpajakan adalah dimana wajib pajak memahami akan peraturan (syarat-syarat) yang terkait dalam pembayaran pajak.
Indikator 1. 2.
3. 4.
(Sapti, Agus & Umi : 2009) 5.
6.
Kepatuhan wajib pajak badan (Y)
Kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan
Kepemilikan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. Pengetahuan dan Pemahaman tentang sanksi perpajakan. Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP dan tarif pajak. Pemahaman ketentuan perpajakan melalui sosialisasi. Pemahaman ketentuan perpajakan melalui training.
(Sapti, Agus & Umi : 2009) Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak sebagai suatu iklim kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana : 1. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
Skala Ordinal
Ordinal
29
yang berlaku dalam suatu Negara.
2. 3.
Siti Kurnia Rahayu (2010 : 139)
Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Sumber: Data di olah Berdasarkan tabel operasional diatas, maka pengukuran dan ukuran skala yang digunakan untuk pembuatan item kuesioner adalah menggunakan skala likert dimana berisi pernyataan yang sistematis untuk menunjukan sikap seseorang terhadap peryataan itu. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 93) bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang ditetapkan oleh peneliti sebagai variabel penelitian. Adapun yang dipakai sebagai kuesioner data angket dengan menggunakan 5 (lima) pilihan yaitu sangat setuju (A), setuju (B), ragu-ragu (C), tidak setuju (D), dan sangat tidak setuju (E) setiap pilihan akan diberikan skor/bobot nilai yang berbeda seperti tampak pada tabel 4 sebagai berikut:
No
Pilihan
Skor/Bobot
Keterangan
1 2 3 4 5
A B C D E
5 4 3 2 1
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
Tabel 4 : Peryataan dengan skala likert
3.5 3.5.1
Teknik Pengumpulan Data Observasi Observasi merupakan tehnik awal yang digunakan untuk mengamati secara langung objek yang akan diteliti.
30
3.5.2
Kuesioner Tehnik ini digunakan untuk mengumpul data dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden yang telah ditetapkan dalam sampel.
3.5.3
Wawancara Wawancara merupakan tehnik pelengkap yang digunakan dalam penelitian guna menunjang pengumpulan data yang dijaring melalui angket atau kuesioner.
3.6
Sumber Data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban kuesioner dari responden. Untuk memperoleh data/informasi yang akurat maka penulis menggunakan pendekatan langsung kepada instansi yang bersangkutan serta para wajib pajak badan sebagai responden yang akan membayar pajak
3.7
Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2006: 124) bahwa instrumen adalah alat untuk
memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan, maka diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan yang telah teruji validitas dan realiabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel.
31
3.7.1
Uji Validitas Data Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan atau persyaratan yang
ada dalam kuesioner atau pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu mengungkap apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiono, 2011: 121). Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masingmasing pertanyaan dengan skor untuk masing-masing variabel. Validitas menunjukan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang diukur dalam penelitian. Tingkat validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan koefisien korelasi pearson. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS persi 16 dan Microsoft excel 2007. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (Sugiyono, 2011: 183) yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
3.7.2
xy
: Angka korelasi
x
: Skor item ke-1
y
: Skor total variabel
n
: Jumlah responden
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas pada dasarnya untuk mengetahui apakah alat pengumpulan
data pada dasarnyan menunjukan ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau
32
konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan terhadap pernyataan-perrnyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika digunakan dari waktu ke waktu). Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Jika nilai koefisien alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliable (Ghozali, 2005) dalam Indah (2010: 72). Koefisien korelasi antara dua kelompok tersebut menunjukan kehandalan internal alat ukur yang digunakan. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dan Microsoft excel 2007. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabitas Alpha cronbach (Arikunto, 2006: 196) yaitu:
Keterangan: r11
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 : Jumlah varians butir σt2
: Varians total
33
Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya minimal 0,5 atau 0,6. 3.7.3
Transformasi Data Untuk mengukur variabel-variabel tersebut akan dilakukan penyebaran
kuesioner kepada responden. Data yang terkumpul adalah data yang berskala ordinal, sedangkan syarat data untuk dapat digunakannya statistik inferensial (analisa regresi) sebagai analisis utama dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval. Oleh karena itu seluruh variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dikonversi untuk selanjutnya dinaikkan ketinggian pengukuran interval. Teknik yang digunakan dalam konversi data ini adalah metode interval berurutan (method successive intervals) (Hays, 1976) dalam Waryanto dan Millafati (2006).
(
=
( ( &
!"# " $% & !'!") − ( & )) & !'!") − (
!"# " )) & !'!") !"# & $% & !'!")
Keterangan: Density at lower limit
: Kepadatan batas bawah
Density at upper limit
: Kepadatan batas atas
Area under upper limit
: Daerah dibawah atas
Density under lower limi
: Daerah dibawah batas bawah
34
3.8 Teknik analisis data Setelah data penelitian dinaikkan skala ukurannya menjadi skala interval/ratio. Maka tahap selanjutnya adalah diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji regresi dan uji korelasi linear sederhana. Sistematika dari pengolahan ini, maka langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan uji normalitas data untuk kedua variabel untuk mengetahui tes yang instrumen yang digunakan apakah berdistribusi normal atau tidak. Kemudian dalam uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan rumus regresi dan korelasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunanaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel independen (persepsi tentang sanksi perpajakan) dan satu variabel dependen (kepatuhan wajib pajak orang pribadi) model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah: Y = a + bX Dimana: Y
: Variabel dependen (Kepatuhan Wajib Pajak Badan)
X
: Variabel independen (Pemahaman Ketentuan Perpajakan)
b
: Angka arah atau koefisien regresi
a
: Intercept atau konstanta
Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16 dan Microsoft excel 2007.
35
3.8.1 Uji asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi sederhana, data tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendaki dalam analisis regresi yaitu sebagai berikut: 3.8.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak (Lubis, 2009: 57). Pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut: Ho
: Data variabel dependen berdistribusi normal.
H1
: Data variabel dependen tidak berdistribusi normal.
α
: 5%
Kriteria uji: Tolak Ho jika nilai siknifikansi yang diperoleh kecil dari α, terima Hi dalam hal lainya. Untuk pengujian ini digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16 dan Microsoft excel 2007. 3.8.1.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamataan ke pengamatan
yang
lain.
Jika
variansnya
berbeda
maka
dikatakan
heteroskedastisitas, namun jika variansnya sama disebut homokedatisitas. Suatu
36
model
regresi
yang
baik
adalah
homokedatisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas (Setyorini, 2011: 38) dalam Lubis (2009).
3.8.2
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis bertujuan menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel
independen yaitu Pemahaman Ketentuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana (Uji t). Secara parsial hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik (Lubis, 2009: 58) sebagai berikut: H0
: β < 0, Pemahaman Ketentuan Perpajakan tidak terdapat pengaruh positif
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Ha
: β > 0, Pemahaman Ketentuan Perpajakan terdapat pengaruh positif
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan melihat level of significant yaitu dengan membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel : a.
Jika nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel atau thitung lebih kecil dari nilai ttabel, maka H0 ditolak, artinya signifikan.
b.
Jika nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel atau thitung lebih besar dari nilai ttabel, maka H0 diterima, artinya tidak signifikan signifikan.
37
3.8.3
Uji Koefisien Determinasi R2
Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.