BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah wajib pajakorang pribadi wilayah kota Gorontalo
yang
terdaftar
di
Kantor
Pelayanan
Pajak
Pratama
Gorontalo.Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013. 3.2 Desain penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, dalam penelitian ini yaitu variabel X (Pemeriksaan pajak) dan variabel Y (Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi). Penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Hasan, 2008: 7). Sifat penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat (Hasan, 2008: 42). Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh pemeriksaan pajak sebagai variabel independen terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo sebagai variabel dependen. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka desain penelitian sederhana akan digambarkan seperti gambar 2 di bawah ini: Pemeriksaan pajak (X)
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
Gambar 2: Desain Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiono, 2009: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi di wilayah Kota Gorontalo. Agar lebih operasional (bisa dihitung, bisa diukur), populasi haruslah didefinisikan secara jelas dan spesifik. Populasi yang sudah didefinisikan ini disebut sebagai populasi sasaran (target population). Wajib pajak orang pribadi yakni terdiri WP Pegawai Negri
Sipil, pegawai swasta dan yang melakukan kegiatan usaha. Yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha yang telah terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak, karena potensi tidak patuh lebih besar dilakukan oleh WP OP yang melakukan kegiatan usaha. Hal ini dikarenakan WP PNS dan pegawai swasta telah dilakukan pemotongan pajak oleh pihak ketiga. Berdasarkan data dari KPP Pratama Gorontalo, hingga akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 307 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebagai pengusaha kena pajak untuk wilayah Kota Gorontalo. 3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2009: 116) sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tidak semua wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebagai pengusaha kena pajak untuk wilayah Kota Gorontalo menjadi obyek dalam penelitian ini karena jumlahnya cukup besar dan guna efisiensi waktu dan biaya. Oleh sebab itu dilakukan pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode systematic random sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi urut (Sugiyono, 200: 121). Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan mengunakan rumus berikut : (Rao, 1996 dalam Fatma, 2012): N n = 1 + N (moe)2
Keterangan : n
= Jumlah Sampel
N
= Populasi
Moe = margin of error max yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih dapat ditoleransi (ditentukan 15%) Berdasarkan data dari KPP Pratama Gorontalo, hingga akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 307 wajib pajak orang pribadi yang merupakan pengusaha kena pajak wilayah kota Gorontalo. Maka jumlah sampel untuk penelitian dengan margin of error sebesar 15% adalah: 307 n
= 1 + 307 (15 %)2
n
= 44, 3 atau 45 Sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
sebanyak 45 wajib pajak orang pribadi yang merupakan pengusaha kena pajak wilayah kota Gorontalo. 3.4 Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat seperti dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan
pajak
(X).
Pemeriksaan
pajak
adalah
sebagai
serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengelola data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan
dan
untuk
tujuan
lain
dalam
rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, (Mardiasmo, 2009:41). 2. Kepatuhan wajib pajak (Y). Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentun peraturan perundang-undangan
dan peraturan
pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara, (Rahayu, 2010: 112). Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3: Operasionalisasi Variabel Variabel Pemeriksaan pajak (X)
Definisi Pemeriksaan pajak adalah sebagai serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengelola data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan, Mardiasmo (2009:41)
Dimensi 1. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
1. 2. 3.
4.
2. Pemeriksaan Untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan
5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15.
16.
Indikator Menyampaikan SPT lebih bayar Menyampaikan SPT yang menyatakan rugi Tidak menyampaikan SPT atau terlamabat menyampaikan SPT Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran. Indikasi adanya kewajiban WP yang tidak terpenuhi Pemberian NPWP secara jabatan Penghapusan NPWP Pengukuhan PKP Wajib pajak Mengajukan keberatan Pengumpulan Bahan Guna Penyusunan perhitungan penghasilan neto Pencocokan data/Keterangan Penentuan Wajib pajak berlokasi didaerah terpencil Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak Penentuan dan pemambahan kompensasi kerugian sehubungangan dengan fasilias perpajakan Penghindaran perjanjjian pajak berganda
Sumber: Priantara (2009)
Skala Orndinal
Kepatuhan wajib pajak (Y)
Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentun peraturan perundangundangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara, (Rahayu, 2010: 112).
Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak sebagai suatu iklim kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana: 1. Mengisi formuir pajak dengan lengkap dan jelas 2. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar 3. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya
Ordinal
Sumber: Rahayu (2010)
Sumber: Data di olah, 2013
Berdasarkan tabel operasional di atas, maka pengukuran dan ukuran skala yang digunakan untuk pembuatan item kuesioner adalah menggunakan skala likert dimana berisi pernyataan yang sistematis untuk menunjukan sikap seseorang terhadap peryataan itu. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 93) bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang ditetapkan oleh peneliti sebagai variabel penelitian. Adapun yang dipakai sebagai kuesioner data angket dengan menggunakan 5 (lima) pilihan yaitu sangat setuju (A), setuju (B), ragu-ragu (C),
tidak setuju (D), dan sangat tidak setuju (E) setiap pilihan akan
diberikan skor/bobot nilai yang berbeda seperti tampak pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4: Peryataan dengan skala likert No
Pilihan
Keterangan
1 2 3 4 5
A B C D E
Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Skor/Bobot Positif 5 4 3 2 1
Skor/Bobot Negatif 1 2 3 4 5
1.5 Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Tehnik ini digunakan untuk mengumpul data dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden yang telah ditetapkan dalam sampel. 3.6 Sumber Data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban kuesioner dari responden. Untuk memperoleh data/informasi yang akurat maka penulis menggunakan pendekatan langsung kepada instansi yang bersangkutan serta para wajib pajak orang pribadi sebagai responden yang akan membayar pajak 3.7 Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2002: 124) bahwa instrumen adalah alat untuk memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Dengan
menggunakan
instrumen
yang valid
dan
reliabel dalam
pengumpulan, maka diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan yang telah teruji validitas dan realiabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. 3.7.1 Uji Validitas Instrumen Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan atau persyaratan yang ada dalam kuesioner atau pernyataan dianggap valid jika pernyataan
tersebut mampu mengungkap apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiono, 2009: 121). Uji
validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan skor untuk masingmasing variabel. Validitas menunjukan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang diukur dalam penelitian. Tingkat validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam
hal
ini
menggunakan
koefisien
korelasi
pearson.
Proses
perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS persi 16 dan Microsoft excel 2007. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (Sugiyono, 2011: 183) yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: xy
: Angka korelasi
x
: Skor item ke-1
y
: Skor total variabel
n
: Jumlah responden
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas pada dasarnya untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnyan menunjukan ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu
dari
sekelompok
individu,
walaupun
dilakukan
terhadap
pernyataan-perrnyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika digunakan dari waktu ke waktu). Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbachβs alpha. Jika nilai koefisien alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliable (Ghozali, 2005). Koefisien korelasi antara dua kelompok tersebut menunjukan kehandalan internal alat ukur yang digunakan. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dan Microsoft excel 2007. Untuk
menguji
reliabilitas
dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan koefisien reliabitas Alpha cronbach (Arikunto, 2006: 196)yaitu:
Keterangan: r11 k
: Reliabilitas instrumen : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
βΟb2 : Jumlah varians butir Οt2 : Varians total Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya minimal 0,5 atau 0,6. 3.7.3 Transformasi Data Untuk
mengukur
variabel-variabel
tersebut
akan
dilakukan
penyebaran kuesioner kepada responden. Data yang terkumpul adalah data yang berskala ordinal, sedangkan syarat data untuk dapat digunakannya statistik inferensial (analisa regresi) sebagai analisis utama dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval. Oleh karena itu seluruh variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dikonversi untuk selanjutnya dinaikkan ketinggian pengukuran interval. Teknik yang digunakan dalam konversi data ini adalah metode interval berurutan (method successive intervals) (Hays, 1976) dalam Waryanto dan Millafati (2006). ππ(π ππππ ππππ’π =
ππππ ππ‘π¦ ππ‘ πππ€ππ πππππ‘ β ππππ ππ‘π¦ ππ‘ π’ππππ πππππ‘ ππππ π’ππππ π’ππππ πππππ‘ β ππππ ππ‘π¦ π’ππππ πππ€ππ πππππ‘
Keterangan: Density at lower limit
: Kepadatan batas bawah
Density at upper limit
: Kepadatan batas atas
Area under upper limit
: Daerah dibawah atas
Density under lower limi
: Daerah dibawah batas bawah
3.8 Teknik analisis data Setelah data penelitian dinaikkan skala ukurannya menjadi skala interval/ratio. Maka tahap selanjutnya adalah diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji regresi dan uji korelasi linear sederhana. Sistematika dari pengolahan ini, maka langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan uji normalitas data untuk kedua variabel untuk
mengetahui
tes
yang
instrumen
yang
digunakan
apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kemudian dalam uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan rumus regresi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunanaan teknik ini karena dalam
penelitian
ini
hanya
digunakan
satu
variabel
independen
(pemeriksaan pajak) dan satu variabel dependen (kepatuhan wajib pajak orang pribadi) model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah: Y = a + bX
Dimana: Y X
: Variabel dependen (Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi) : Variabel independen (Pemeriksaan pajak)
b
: Angka arah atau koefisien regresi
a
: Intercept atau konstanta
Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16 dan Microsoft excel 2007.
3.8.1 Pengujian Normalitas Data-data yang diperoleh melalui pengumpulan data selanjutnya diolah
dan dianalisis dengan menggunakan
rumus regresi
linier
sederhana, namun sebelumnya didahului dengan uji normalitas data untuk kedua variabel yang diteliti untuk dapat mengetahui tes yang akan digunakan dalam melakukan analisis data tersebut apakah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik
penyebaran
data
dan
kolmogorowβsmirnov.
Jika
tingkat
signifikannya lebih besar dari 0,05, maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal (Wahyuni, 2009).
3.8.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis bertujuan menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen yaitu Pemeriksaan pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana (Uji t). Secara parsial hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik (Lubis, 2009: 58) sebagai berikut: H0
: Ξ² = 0, Pemeriksaan Pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Ha
: Ξ² β 0, Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika t hitung> t tabel (n-k-1) maka Ho ditolak, Jika t hitung< t tabel (n-k-1) maka Ho diterima 3.8.3 Uji Koefisien Determinasi R2 Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 β€ R2 β€ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukan tidak adanya
pengaruh
antara
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukansemakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.