BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Februari-Maret 2013.
B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei, artinya penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. Penelitian survey digunakan untuk menentukan karakteristik spesifik terkait sebuah kelompok (Edy Purwanto, 2011: 11). Penelitian survei mengkaji populasi dengan memilih serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menentukan insedensi, distribusi dan interalasi relatif dari variabelvariabelnya. Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena empiris yang disertai data statistik, karakteristik dan pola hubungan antar variabel. Penelitian ini menggunakan metode kausal-komparatif yaitu 35
36
mengenai penelitian sebab akibat. Tujuan dari penelitian kausalkomparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) perilaku etis dipengaruhi oleh variabel bebas (X1) kecerdasan emosional, (X2) kecerdasan intelektual, dan (X3) kecerdasan spiritual.
C. Definisi Operasional Variabel Menurut Latipun (2002), variabel merupakan konstruk yang bervariasi atau yang dapat memiliki bermacam nilai tertentu. Variabel adalah simbol yang diberikan nilai atau bilangan. Sedangkan Operasional yaitu meletakkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatankegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Etis mahasiswa akuntansi. Definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perilaku Etis (Y) Perilaku Etis merupakan tingkah laku perbuatan seseorang yang mampu memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik, mampu melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinannya, mampu bertindak berdasarkan nilai dan norma
meskipun sulit untuk
melakukan hal tersebut, dan mampu bertindak berdasarkan nilai dan norma walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar. Satuan pengukuran
37
yang digunakan adalah Skala Likert. Indikator-indikator Perilaku Etis adalah sebagai berikut: a. Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik yaitu mengikuti kode etik profesi, jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya di dalam lingkup atau otoritasnya, dan memastikan bahwa apa yang dilakukan itu tidak melanggar kode etik. b. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan yaitu melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan, berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu akan menyakiti kolega atau teman dekat dan jujur dalam berhubungan dengan orang lain. c. Bertindak berdasarkan nilai dan norma meskipun sulit untuk melakukan itu yaitu secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan, berterus terang dalam segala hal. d. Bertindak berdasarkan nilai dan norma walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar yaitu mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan pekerjaan, bersedia untuk mundur atau menarik produk/jasa karena praktek bisnis/kinerja yang tidak etis, menentang
orang-orang
yang
mempunyai
kekuasaan
menegakkan nilai (values) dan norma (Eileen Rachman, 2006).
demi
38
2. Kecerdasan Emosional (Xı) Kecerdasan Emosional merupakan kemampuan seseorang dalam pengenalan diri, manajemen diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert melalui kuesioner. Indikator-indikator Kecerdasan Emosional adalah sebagai berikut: a.
Kesadaran diri atau pengenalan diri Pada dasarnya berupa pemahaman diri untuk mengetahui kondisi diri sendiri, pengetahuan tentang perasaan sebenarnya pada suatu kejadian, kesukaan, sumber daya dan institusi, seperti: kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti dan percaya diri.
b. Manajemen diri atau pengaturan diri atau pengendalian diri Memberi tekanan pada
mengelola kondisi, impuls dan sumber
daya diri sendiri, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi, seperti: menangani emosi untuk memudahkan, kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptibilitas dan inovasi. c. Motivasi diri Motivasi
diri
yaitu
tetap
pada
tujuan
yang
diinginkan,
kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peralihan sasaran, dan bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi, seperti: dorongan prestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme.
39
d. Empati Empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, merasakan yang dirasakan oleh orang lain, seperti:
memahami
orang
lain,
orientasi
pelayanan,
mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman dan kesadaran politis. e. Keterampilan sosial Keterampilan sosial yaitu kemampuan membaca situasi sosial, berinteraksi dengan orang lain dan membentuk jaringan, kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain, seperti: pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan kooperasi serta kemampuan tim (Fred Luthans (2006: 333) dan Daniel Goleman (1999: 513). 3. Kecerdasan Intelektual (X2) Kecerdasan Intelektual merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Indikator-indikator Kecerdasan Intelektual adalah sebagai berikut: a. Kemampuan memecahkan masalah, yaitu mampu menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, mengambil keputusan tepat, menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukkan fikiran jernih.
40
b. Intelegensi verbal, yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh pemahaman,
ingin
tahu
sacara
intelektual,
menunjukkan
keingintahuan. c. Intelegensi praktis, yaitu tahu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar terhadap dunia sekeliling, menunjukkan minat terhadap dunia luar (Stenberg, 1981 dan Azwar, 1996: 8). 4. Kecerdasan Spiritual (X3) Kecerdasan Spiritual merupakan kemampuan manusia dalam bersikap fleksibel, kesadaran diri, mampu menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, menghadapi dan melampaui perasaan sakit, keengganan untuk menyebabkan kerugian, kualitas hidup, mampu berpandangan holistik dan kecenderungan bertanya. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Indikator-indikator Kecerdasan Spiritual adalah sebagai berikut: a. Kemampuan bersikap fleksibel yaitu mampu menempatkan diri dan dapat menerima pendapat orang lain secara terbuka. b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi seperti kemampuan autocritism dan mengetahui tujuan dan visi hidup. c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan seperti tidak ada penyesalan, tetap tersenyum dan bersikap tenang dan berdoa. d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit seperti bersikap ikhlas dan pemaaf.
41
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai seperti prinsip/pegangan hidup dan berpijak pada kebenaran. f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu seperti tidak menunda pekerjaan dan berpikir sebelum bertindak. g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal yaitu berpandangan holistik seperti kemampuan berfikir logis dan berlaku sesuai norma sosial. h. Kecenderungan nyata untuk bertanya mengapa atau bagaimana jika untuk
mencari
jawaban-jawaban
yang
mendasar
seperti
kemampuan berimajinasi, keingintahuan yang tinggi, dan mandiri. (Zohar dan Marshall, 2007: 14).
D. Populasi Populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama (Latipun, 2002). Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dengan kata lain, populasi adalah kumpulan/keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. Universitas ini dipilih karena dianggap sebagai salah satu universitas yang baik di Yogyakarta dan memiliki akreditasi yang baik
42
pula. Selain itu, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta telah mendapatkan atau sedang menempuh mata kuliah Etika Bisnis dan Auditing I sehingga dianggap telah memahami etika dan perilaku etis, serta telah mempelajari berbagai kasus kecurangan yang telah terjadi di dalam profesi akuntansi. Dalam penelitian ini populasinya : Mahasiswa angkatan 2009
: 102 mahasiswa
Mahasiswa angkatan 2010
: 91 mahasiswa
Mahasiswa angkatan 2011
: 98 mahasiswa
Total populasi
: 291 mahasiswa
E. Sampel Menurut Latipun (2002), sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Subjek penelitian yang menjadi sampel seharusnya representatif populasinya. Jadi, tidak seluruh subjek pada populasi diteliti semua, cukup diwakili oleh sebagian subjek. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Mahasiswa yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Mahasiswa yang mengambil jurusan akuntansi pada Universitas Negeri Yogyakarta. b. Mahasiswa yang sedang menempuh atau telah mengambil mata kuliah Auditing I, yaitu angkatan 2009, 2010, dan 2011.
43
Metode
sampling
yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah
proportionate stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bila populasi memiliki anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Responden dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang sudah menempuh atau sedang menempuh mata kuliah Auditing I. Cara menentukan jumlah sampel menggunakan rumus (Jalaludin Rakhmat, 2002):
n= Jumlah sampel, N= Jumlah Populasi, d² = Presisi yang inginkan. Sampel pada penelitian kali ini adalah n= n=
= 101,66
102 mahasiswa.
Proporsi sampel masing-masing angkatan : Angkatan 2009 :
x 102 = 35,75
36 mahasiswa
Angkatan 2010 :
x 102 = 31,89
32 mahasiswa
Angkatan 2011 :
x 102 = 34,35
34 mahasiswa
44
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menurut Pabunda Tika (2006: 49) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data terhadap variabel penelitian yang dipermasalahkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang mengukur Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Etis mahasiswa akuntansi pada Universitas Negeri Yogyakarta. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya (Arie Pangestu Dwijayanti: 2009) yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut sebagian telah dimodifikasi oleh peneliti. 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Kecerdasan Emosional) No.
Indikator
Nomer Item
Jumlah
Skala
Sumber Data
1.
Pengenalan diri
1,2,3
3
Likert
Mahasiswa
2.
Manajemen diri
4,5,6,7,8
5
Likert
Mahasiswa
3.
Motivasi
9,10,11,12
4
Likert
Mahasiswa
4.
Empati
13,14,15
2
Likert
Mahasiswa
5.
Keterampilan sosial
16,17,18,19,20
4
Likert
Mahasiswa
Total
20
Sumber: Fred Luthans (2006: 333) dan Daniel Goleman (1999: 513)
45
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Kecerdasan Intelektual) No. 1.
Indikator
Nomor Item
Kemampuan
Jumlah
Skala
Sumber Data
1,2,3,4
4
Likert
Mahasiswa
memecahkan masalah 2.
Intelegensi Verbal
5,6,7
3
Likert
Mahasiswa
3.
Intelegensi Praktis
8,9,10
3
Likert
Mahasiswa
Total
10
Sumber: Stenberg, (1981) dan Azwar, (1996: 8) Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Kecerdasan Spiritual) No . 1.
Jumlah
Skala
Sumber Data
Bersikap fleksibel
1,2
2
Likert
Mahasiswa
2.
Kesadaran diri
3,4
2
Likert
Mahasiswa
3.
5,6,7
3
Likert
Mahasiswa
8
1
Likert
Mahasiswa
9,10
2
Likert
Mahasiswa
6.
Menghadapi dan memanfaatkan penderitaan Menghadapi dan melampaui perasaan sakit Keengganan untuk menyebabkan kerugian Kualitas hidup
11,12
2
Likert
Mahasiswa
7.
Berpandangan holistik
13,14
2
Likert
Mahasiswa
8.
Kecenderungan bertanya
15,16,17
3
Likert
Mahasiswa
4.
5.
Indikator
Nomor Item
Total Sumber: Zohar dan Marshall (2007: 14)
17
46
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Perilaku Etis) No . 1.
Indikator
Nomor Item
Memahami dan 1,2,3 mengenali perilaku sesuai kode etik 2. Melakukan tindakan 4,5,6 yang konsisten dengan nilai dan keyakinannya 3. Bertindak berdasarkan 7,8 nilai dan norma meskipun sulit untuk melakukan hal tersebut 4. Bertindak berdasarkan 9,10 nilai dan norma walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar Total Sumber: (Eileen Rachman, 2006)
Jumlah
Skala
Sumber Data
3
Likert
Mahasiswa
3
Likert
Mahasiswa
2
Likert
Mahasiswa
2
Likert
Mahasiswa
10
http://www.facebook.com/notes/takinaro-stisk/integritas-maknadan-indikator-prilaku/10150219704810931
2. Penetapan Skor Penetapan
skor
diberikan
kepada
butir-butir
pernyataan
penelitian di dalam angket. Pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan akan diukur menggunakan skala Likert atau skala ordinal. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2010: 132). Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berdimensi empat yang tertera seperti di bawah ini.
47
Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban
Skor untuk Pernyataan Positif
Negatif
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
Sumber: Sugiyono (2010: 133)
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Menurut Hadi (2001) kuesioner dapat menjadi alat pengumpul data yang baik karena anggapan peneliti dalam menggunakan metode ini. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang keadaan dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya dan interpretasi tentang pernyataan yang diajukan adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti. Metode dalam bentuk kuesioner merupakan metode yang cukup baik untuk pengambilan data karena seperangkat pernyataan yang ada dalam skala merupakan pernyataan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian. Setiap pernyataan digunakan untuk mengungkap jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.
48
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber pertama. Data primer penelitian dikumpulkan melalui penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada sebagian mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta.
H. Uji Coba Instrumen Kuesioner penelitian harus diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan karena benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel.
Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 30
mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2009, 2010, dan 2011. 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2011: 52). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Correlation Product Moment dan diolah dengan software SPSS.
49
Suatu butir pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > rtabel (Bhuono Agung
Nugroho.
2005:
68).
Perhitungan
dilakukan
dengan
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Imam Ghozali. 2011: 53). Pada penelitian ini jumlah sampel n = 30 dan besarnya df dapat dihitung 30 - 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%) sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,361. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for windows. Hasil perhitungan uji validitas Kecerdasan Emosional disajikan dalam tabel berikut: Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional Nomor Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Corrected Item Total Correlation 0,636 0,486 0,424 0,420 0,508 0,251 0,193 0,497 0,465 0,302 0,324 0,181 0,422 0,528 0,580 0,551 0,466 0,361 0,506
R kritis
Keterangan
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
50
Nomor Corrected Item Total R kritis Butir Correlation 20 0,538 0,361 Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013
Keterangan Valid
Dari tabel di atas diketahui bahwa 20 butir pernyataan untuk variabel Kecerdasan Emosional ternyata hanya 14 butir pernyataan yang valid dan 6 butir pernyataan (nomor butir 6, 7, 10, 11, 12, 18) tidak valid atau gugur. Oleh karena itu, untuk pengambilan data penelitian, variabel Kecerdasan Emosional hanya menggunakan 14 butir pernyataan yang valid. Hasil perhitungan uji validitas Kecerdasan Intelektual disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Intelektual Nomor Corrected Item R kritis Keterangan Butir Total Correlation 1 0,215 0,361 Tidak Valid 2 0,292 0,361 Tidak Valid 3 0,220 0,361 Tidak Valid 4 0,536 0,361 Valid 5 0,496 0,361 Valid 6 0,441 0,361 Valid 7 0,448 0,361 Valid 8 0,367 0,361 Valid 9 0,459 0,361 Valid 10 0,449 0,361 Valid Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013 Dari tabel di atas diketahui bahwa 10 butir pernyataan untuk variabel Kecerdasan Intelektual ternyata hanya 7 butir pernyataan yang valid dan 3 butir pernyataan (nomor butir 1, 2, 3) tidak valid atau gugur. Oleh karena itu, untuk pengambilan data penelitian, variabel Kecerdasan Intelektual hanya menggunakan 7 butir pernyataan yang valid.
51
Hasil perhitungan uji validitas Kecerdasan Spiritual disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Spiritual Nomor Corrected Item R kritis Keterangan Butir Total Correlation 1 0,523 0,361 Valid 2 0,542 0,361 Valid 3 0,405 0,361 Valid 4 0,316 0,361 Tidak Valid 5 0,522 0,361 Valid 6 0,494 0,361 Valid 7 0,446 0,361 Valid 8 0,649 0,361 Valid 9 0,426 0,361 Valid 10 0,447 0,361 Valid 11 0,634 0,361 Valid 12 0,606 0,361 Valid 13 0,473 0,361 Valid 14 0,346 0,361 Tidak Valid 15 0,515 0,361 Valid 16 0,512 0,361 Valid 17 0,345 0,361 Tidak Valid Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013 Dari tabel di atas diketahui bahwa 17 butir pernyataan untuk variabel Kecerdasan Spiritual ternyata hanya 14 butir pernyataan yang valid dan 3 butir pernyataan (nomor butir 4, 14, 17) tidak valid atau gugur. Oleh karena itu, untuk pengambilan data penelitian, variabel Kecerdasan Spiritual hanya menggunakan 14 butir pernyataan yang valid. Hasil perhitungan uji validitas Perilaku Etis disajikan dalam tabel sebagai berikut:
52
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Perilaku Etis Nomor Corrected Item Total R kritis Keterangan Butir Correlation 1 0,736 0,361 Valid 2 0,754 0,361 Valid 3 0,668 0,361 Valid 4 0,595 0,361 Valid 5 0,350 0,361 Tidak Valid 6 0,548 0,361 Valid 7 0,749 0,361 Valid 8 0,268 0,361 Tidak Valid 9 0,608 0,361 Valid 10 0,657 0,361 Valid Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013 Dari tabel di atas diketahui bahwa 10 butir pernyataan untuk variabel Perilaku Etis ternyata hanya 8 butir pernyataan yang valid dan 2 butir pernyataan (nomor butir 5 dan 8) tidak valid atau gugur. Oleh karena itu, untuk pengambilan data penelitian, variabel Perilaku Etis hanya menggunakan 8 butir pernyataan yang valid. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Hasil perhitungan r di atas kemudian diinterpretasikan dengan intrepretasi nilai r sebagai berikut:
53
Tabel 10. Interpretasi Nilai r Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2012: 231) Dari kelima tingkat keadaan koefisien di atas maka yang digunakan sebagai indikator instrumen dinyatakan reliabel adalah ≥ 0,600. Sebaliknya apabila instrumen memiliki tingkat keadaan koefisien < 0,600 maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Bhuono Agung Nugroho. 2005: 72). Uji reliabilitas diperoleh dengan batuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil analisis komputer program SPSS versi 16.0 for Windows dari angket Kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Spiritual (SQ), dan Perilaku Etis diperoleh rangkuman hasil uji coba reliabilitas. Berikut ini adalah rangkuman hasil uji coba reliabilitas. Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian No.
Nama Variabel
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 1 Kecerdasan Emosional (EQ) 0,872 2 Kecerdasan Intelektual (IQ) 0,792 3 Kecerdasan Spiritual (SQ) 0,859 4 Perilaku Etis 0,889 Sumber: Data responden yang diolah, 2013.
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa baik variabel Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan
54
Perilaku Etis masing-masing mempunyai tingkat reliabilitas sesuai standar yang telah ditentukan yaitu Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ≥ 0,600. Dengan demikian instrumen-instrumen
tersebut telah
memenuhi syarat sebagai alat mengambil data penelitian karena telah teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Hal ini disebabkan karena uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Seandainya asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil (Imam Ghozali, 2011: 160). Pengujian normalitas dilakukan menggunakan teknis analisis KolmogorofSmirnov dengan rumus.
Keterangan: KD
: Harga Kolmogorov-Smirnov yang dicari.
n1
: Jumlah sampel yang diperoleh.
n2
: Jumlah sampel yang diharapkan (Sugiyono, 2010: 328).
55
Kriteria pengambilan keputusan adalah variabel penelitian dinyatakan berdistribusi normal apabila memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05) (Bhuono Agung Nugroho, 2005: 113).
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang linear jika kenaikan skor variabel independen diikuti kenaikan skor variabel dependen (Imam Ghozali, 2011: 166). Kriteria yang diterapkan untuk menyatakan kelinearan adalah nilai F yang dihitung dengan menggunakan rumus.
Keterangan. Freg : Harga bilangan F untuk regresi. Rkreg : Rerata kuadrat garis regresi. Rkres : Rerata kuadrat garis residu (Sutrisno Hadi, 2004: 13). Jika Sig. > 0,05 maka hubungan antar variabel bisa dikatakan linear (Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, 2011: 80).
56
c. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antar variabel bebas dan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas/independent penelitian
ini
(Imam
yaitu
Ghozali,
kecerdasan
2011:
105).
emosional,
Dalam
kecerdasan
intelektual, dan kecerdasan spiritual. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian (Bhuono Agung Nugroho, 2005: 58).
d.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan
kepengamatan
lain
tetap
maka
disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011: 139). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser digunakan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Kriteria pengambilan keputusan adalah signifikansi
57
dari variabel bebas lebih kecil dari 0,05 maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika signifikansi variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011: 143).
2. Uji Hipotesis Hipotesis akan diuji dengan menggunakan metode analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. a.
Uji Regresi Linier Sederhana Analisis regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis satu, dua, dan tiga yaitu: H1 : Kecerdasan Emosional berpengaruh positif terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. H2 : Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. H3 : Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif terhadap Perilaku Etis
mahasiswa
akuntansi
Universitas
Negeri
Yogyakarta. Untuk menganalisis tiga hipotesis di atas digunakan langkahlangkah sebagai berikut. 1) Membuat garis regresi linier sederhana.
58
Dalam Sugiyono (2007), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + bX Keterangan : Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi a
: Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b
: angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. X
: subjek pada variabel independen yang punya nilai tertentu.
Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: a= b= Keterangan: n
= jumlah subjek = jumlah perkalian antara X dan Y = jumlah skor X = jumlah skor Y (Sugiyono. 2010: 272).
2) Mencari koefisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dengan Y, X2 dengan Y dan X3 dengan Y.
59
r2(x1y) = r2(x2y) = r2(x3y)
=
Keterangan: r2(x1y) r2(x2y) r2(x3y) a1 a2 a3 ∑X1Y ∑X2Y ∑X3Y ∑Y2
: Koefisien determinasi antara X1 dengan Y. : Koefisien determinasi antara X2 dengan Y. : Koefisien determinasi antara X3 dengan Y. : Koefisien prediktor X1. : Koefisien prediktor X2. : Koefisien prediktor X3 : Jumlah produk X1 dengan Y. : Jumlah produk X2 dengan Y. : Jumlah produk X3 dengan Y. : Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22).
3) Menguji signifikansi dengan uji t.
Keterangan: t
: Nilai thitung.
r
: Koefisien korelasi.
n
: Jumlah sampel (Sugiyono. 2010: 250).
Pengujian ini pada dasarnya untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai thitung selanjutnya
60
dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila thitung lebih besar dari ttabel berarti ada pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Sebaliknya, apabila thitung lebih kecil dari ttabel berarti tidak ada pengaruh signifikansi antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Disamping itu, hipotesis 1, 2, dan 3 pada penelitian ini juga didukung apabila nilai signifikansi lebih kecil dari pada level of significant (sig. < α) berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual. Tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (sig. > α) berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual (Bhuono Agung Nugroho. 2005: 54-55).
b. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel bergantung, baik secara parsial maupun simultan. Dalam hal ini analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis keempat, yaitu
61
H4 : Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. Rumus yang digunakan dalam analisis berganda adalah sebagai berikut: Y = α + β1
1+
β2
2 + β3 3+
K
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam regresi berganda adalah sebagai berikut: 1) Membuat persamaan garis regresi tiga prediktor dengan rumus sebagai berikut.
Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + K Keterangan: Y X1 X2 X3 a1 a2 a3 K
: : : : : : : :
Kriterium Prediktor 1 Prediktor 2 Prediktor 3 Bilangan koefisien prediktor X1 Bilangan koefisien prediktor X2 Bilangan koefisien prediktor X3 Bilangan kostanta (Sutrisno Hadi, 2004: 18).
2) Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1, X2, dan X3 dengan kriterium Y dengan menggunakan rumus: R2y(X1X2X3) = a1∑X1Y + a2∑X2Y + a3∑X3Y / ∑Y2 Keterangan: R2y(x1x2X3) a1
: Koefisien determinasi antara X1, X2 dan X3 dengan Y. : Koefisien prediktor X1.
62
a2 a3 ∑X1Y ∑X2Y ∑X3Y ∑Y2
: Koefisien prediktor X2. : Koefisien prediktor X3. : Jumlah produk X1 dengan Y. : Jumlah produk X2 dengan Y. : Jumlah produk X3 dengan Y. : Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)
3) Menguji keberartian regresi ganda dengan uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Perilaku Etis (Bhuono Agung Nugroho, 2005: 53). Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan derajat kebebasan (db) m lawan N-m-1 pada taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%). Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama. Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan secara bersamasama. Selain itu apabila nilai signifikansi lebih kecil dari pada level of significant (sig. < α) berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (sig. > α) berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel
63
terikat secara bersama-sama (Bhuono Agung Nugroho, 2005: 54). 4)
Mencari besarnya sumbangan setiap variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (Y). a) Sumbangan Relatif (SR%) Sumbangan relatif adalah persentase perbandingan relativitas yang diberikan satu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel-variabel bebas lain. Rumus yang digunakan untuk mencari besarnya sumbangan relatif adalah sebagai berikut:
Keterangan: SR% a ∑xy JKreg
: Sumbangan relatif dari suatu prediktor. : Koefisien prediktor. : Jumlah produk antara X dan Y. : Jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi, 2004: 39).
b) Sumbangan Efektif (SE%) Sumbangan efektif adalah persentase perbandingan efektivitas yang diberikan satu variabel bebas kepada satu variabel terikat dengan variabel-variabel bebas lain baik
yang diteliti maupun tidak. Rumus yang
digunakan untuk mencari besarnya sumbangan efektif adalah sebagai berikut:
64
SE% = SR% x R2 Keterangan: SE%
: Sumbangan efektif dari suatu prediktor.
SR%
: Sumbangan relatif dari suatu prediktor.
R2
: Koefisien determinasi (Sutrisno Hadi, 2004: 39).