perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 2 Karanganyar. Waktu penelitian dilaksanakan antara bulan Oktober-Desember 2014. Bukti bahwa penelitian telah dilaksanakan pada ketiga sekolah tersebut terdapat dalam Lampiran 1.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D) yang merupakan metode penelitian pengembangan. Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach pada materi Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor. Penelitian pengembangan oleh Nugroho dan Sari (2013) menggunakan model 4-D (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Sedangkan model penelitian pengembangan modul ini mengacu pada model penelitian Borg & Gall dengan sedikit modifikasi menurut Sanjaya (2013). Model ini menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti sampai menghasilkan draft produk yang berupa modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach pada materi Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor.
C. Prosedur Penelitian Menurut Borg dan Gall (1983) dalam Sukmadinata (2010: 169) ada sepuluh tahapan dalam pelaksanaan strategi penelitian pengembangan, yaitu: 1.
Research and information collecting- Includes review of literature, commit to user classroom observations, and preparation of report of state of the art. 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
2.
Planning- Includes defining skills, stating objectives determining course sequence,and small scale feasibility testing. 3. Develop preliminary form of product- Includes preparation of instructional materials, handbooks, and evaluation devices. 4. Preliminary field testing- Conducted in from 1 to 3 schools, using 6 to 12 subjects. Interview, observational, and questionnaire data collected and analyzed. 5. Main product revision- Revision of product as suggested by the preliminary field-test results. 6. Main field testing- Conducted in 5 to 15 schools with 30 to 100 subjects. Quantitative data on subjects pre-course and post-course performance are collected. Result are evaluated with respect to course objectives and are compared with control group data, when appropriate. 7. Operational product revision- Revision of product as suggested by main field-test results. 8. Operational field testing- Conducted in 10 to 30 schools involving 40 to 200 subjects. Interview, observational, and questionnaire data collected and analyzed. 9. Final product revision- Revision of product as suggested by operational field-test results. 10. Dissemination and implementation- Report on product at professional meetings and in journals. Work with publisher who assumes commercial distribution. Monitor distribution to provide quality control. Langkah pertama menurut Borg & Gall adalah penelitian dan pengumpulan informasi. Dalam tahap ini meliputi studi literatur, observasi kurikulum dan observasi kelas. Langkah kedua merupakan tahap perencanaan. Kemudian langkah ketiga adalah mengembangkan jenis/bentuk produk yang meliputi persiapan bahan pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi. Langkah selanjutnya merupakan uji coba lapangan awal. Menurut Borg & Gall uji coba tahap utama dilaksanakan pada 1-3 sekolah dengan 6-10 subjek penelitian, dan uji coba tahap kedua dilaksanakan pada 5-10 sekolah dengan 30-100 subjek penelitian. Sanjaya (2013) menambahkan uji coba pada penelitian pengembangan dengan menggunakan model R & D dapat dilaksanakan dalam beberapa kali putaran di 1 sampai dengan 3 sekolah untuk penyempurnaan produk seperti yang dilakukan pada proses pengembangan sampai peneliti merasa puas dengan efektivitas produk pendidikan dalam meningkatkan hasil belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Untuk memperoleh modul Fisika berbasis scientific approach, dilakukan penelitian pengembangan dengan menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan bagan alur penelitian yang terdapat pada Gambar 3.1. Analisis Kebutuhan Perencanaan Pembuatan Modul Pembuatan Desain Modul
Pembuatan Draft Modul Validasi Ahli, Reviewer, Peer Reviewer Memenuhi kriteria baik
Ya
Tidak
Revisi
Draft Final
Uji Coba Lapangan Awal
Revisi Uji Coba Lapangan Utama
Revisi Produk Akhir
Gambar 3.1 Desain Prosedur Penelitian Pengembangan Pada penelitian pengembangan kali ini, uji coba awal dilaksanakan pada 3 sekolah yaitu SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 2 Karanganyar dengan 9 subjek penelitian, untuk masing-masing sekolah 3 subjek penelitian. Selama penelitian dikumpulkan data lewat observasi, dan kuesioner yang kemudian dianalisis. commitTahapan to user selanjutnya melakukan revisi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
terhadap draft produk utama. Draft produk direvisi berdasarkan hasil kuesioner pada uji coba lapangan awal. Tahapan selanjutnya melakukan revisi terhadap draft produk utama. Draft produk direvisi berdasarkan hasil kuesioner pada uji coba lapangan awal. Langkah selanjutnya dilakukan uji coba lapangan utama yang dilakukan pada 5-10 sekolah, yang dalam penelitian ini diterapkan pada 3 sekolah seperti pada uji coba awal dengan 30 sampai 100 subyek sehingga diperoleh data kuantitatif. Penelitian ini diakhiri dengan melakukan revisi terhadap produk operasional. Revisi produk didasarkan pada hasil uji coba lapangan utama. Jadwal dari penelitian tersebut terdapat dalam Lampiran 2. Alur prosedur pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan nyata dari pengembangan bahan ajar yang akan dibuat. Dengan adanya identifikasi, dapat diketahui seberapa besar kebutuhan terhadap penggunaan
modul
Fisika
berbasis
scientific
approach
yang
akan
dikembangkan. Data tentang analisis kebutuhan ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan angket terhadap siswa dan guru. Sebelum menyusun angket analisis kebutuhan, terlebih dahulu disusun kisi-kisi dari angket tersebut yang dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 5. Angket analisis kebutuhan siswa dan guru dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 6. 2. Perencanaan Pembuatan Modul Pada tahap ini, peneliti menentukan topik materi dan pokok-pokok sub bahasan yang akan disampaikan pada siswa. Topik yang disusun harus relevan dan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan berdasarkan konsep perencanaan pembuatan modul. Pengumpulan data dapat dilakukan berupa pengumpulan materi yang relevan dan pengumpulan desain layout. 3. Pembuatan Desain Modul Tahap pembuatan desain modul bertujuan untuk membuat spesifikasi secara rinci modul Fisika berbasis scientific approach yang akan dibuat. commit user materi ajar dan penyusunannya Peneliti menyusun desain modul yangtoberisi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
yang disesuaikan dengan pendekatan scientific approach. Pembuatan desain yang dirancang dalam bentuk naskah kemudian dikembangkan dalam pembuatan modul yang memperhatikan tampilan text, gambar (foto), dengan software yang telah ditentukan. Desain modul dirancang semenarik mungkin dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa kelas X SMA. Hal ini bertujuan agar siswa tertarik untuk menggunakan modul dan dapat memahami isi materi yang ada dalam buku tersebut dengan mudah. 4. Pembuatan Draft Modul Tahap persiapan pembuatan telah terkumpul dan terkonsep, baik dari segi materi, alur penyajian, maupun desain, maka tahap selanjutnya adalah membuat modul tersebut dan mewujudkan semua rancangan dalam bentuk draft. Menurut Widodo (2008: 47) Penyusunan modul diharapkan berisi beberapa hal, antara lain: a. Judul modul yang menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam modul. b. Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul. c. Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul. d. Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajarai dan dikuasai oleh peserta didik. e. Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul. f. Soal-soal, latihan, dan/atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik. g. Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul, kunci jawaban dari soal, latihan, dan/atau pengujian. 5. Validasi Ahli Widodo (2008: 48) menyatakan bahwa validasi merupakan proses permintaan pengakuan atau persetujuan terhadap kesesuaian modul dengan kebutuhan di masyarakat. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, maka validasi perlu dilakukan commit dengan melibatkan pihak stakeholders, misalnya to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
para praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam modul. Validasi diperlukan khususnya yang berhubungan dengan materi dan metode yang digunakan. Susunan modul atau draft modul yang telah disusun selanjutnya divalidasi oleh dosen ahli, peer reviewer dan reviewer. Dosen ahli ialah (1) dosen yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam penulisan bahan ajar, (2) telah menempuh jenjang pendidikan S-2 sesuai dengan jenjang keahlian pada bidang evaluasi. Peer reviewer merupakan rekan mahasiswa S-1 FKIP yang telah menempuh mata kuliah Fisika Dasar II dan berkonsentrasi pada penelitian pengembangan bahan ajar pada tugas akhir. Reviewer merupakan (1) guru Fisika yang sudah berpengalaman mengajar materi Fisika, (2) telah menempuh pendidikan minimal S-I untuk program studi Pendidikan Fisika, (3) sudah tersertifikasi. Data dari masing-masing validator tercantum di Lampiran. Tugas dari dosen ahli, peer reviewer, dan reviewer adalah mengevaluasi produk dari segi komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. Draft modul yang sudah divalidasi kepada dosen ahli, peer reviewer, dan reviewer akan memperoleh penilaian dan masukan untuk dapat dijadikan perbaikan sebelum dilakukan uji coba ke lapangan awal. 6. Revisi Perbaikan atau revisi adalah proses penyempurnaan modul setelah memperoleh masukan dari stakeholder yang didapatkan dari hasil kegiatan validasi. Masukan-masukan perbaikan modul yang mencakup komponenkomponen penting dalam penyusunan modul, antara lain sistematika atau pengorganisasian materi pembelajaran, penggunaan metode instruksional yang digunakan, penggunaan tata bahasa, pengorganisasian tata tulis, dan layout modul ajar (Widodo 2008: 49). Revisi dilakukan ketika pengembangan media yang dibuat masih terdapat kekurangan. Jika dirasa tidak perlu, maka pengembangan draft produk dinyatakan selesai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
7. Uji Coba Pengujian pembuatan modul ini, melalui tahapan uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama. Uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama dilakukan pada siswa SMA kelas X.
D.
Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba Modul diujicobakan kepada siswa sebagai pengguna utama dan setelah itu siswa dimintai tanggapan dan masukan mengenai modul yang telah dibuat. Kegiatan uji coba ini ditujukan untuk mengetahui respon siswa terhadap modul Fisika berbasis scientific approach pada komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan, dan komponen kegrafisan. Dari hasil uji coba tersebut akan diperoleh data yang kemudian dapat dianalisis oleh peneliti sehingga dapat dilakukan revisi kembali. Berikut dijelaskan secara rinci desain uji coba modul Fisika berbasis scientific approach: a. Uji Coba Lapangan Awal Pada tahap ini, modul diujikan kepada kelompok kecil yang terdiri dari 9 siswa SMA kelas X dari tiga sekolah berbeda dengan masing-masing sekolah 3 siswa. Uji coba lapangan awal dilakukan dengan memberikan hasil draft modul kepada masing-masing siswa. Setelah siswa selesai membaca modul, siswa diberikan instrumen penilaian produk terkait komponen kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafisan. Hasil dari penilaian siswa digunakan sebagai revisi untuk perbaikan draft modul selanjutnya. b. Uji Coba Lapangan Utama Uji coba lapangan utama merupakan tahap akhir dari pengujian draft modul yang dikembangkan. Uji coba lapangan utama dilakukan dengan 30 siswa dari tiga sekolah yang berbeda dengan masing-masing sekolah 10 siswa. Peneliti membagikan modul yang telah dibuat kepada to user setiap siswa. Setelah selesaicommit membaca, siswa diberikan instrumen penilaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
produk terkait komponen kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafisan. Hasil dari uji coba utama digunakan sebagai revisi dan menghasilkan draft produk akhir. 2. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis data Jenis data pada penelitian ini ada dua, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. 1) Data Kuantitatif Data
kuantitatif
diperoleh
dari
tiga
tahap
penelitian
pengembangan penilaian produk, yaitu tahap validasi, uji coba lapangan awal, dan uji coba lapangan utama. Penilaian produk dalam angket terdiri dari komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. Data ini berupa angka-angka dari skala Likert yaitu 4, 3, 2, 1 seperti yang terdapat dalam angket untuk validator dan skala Guttman yang diberi angka 0 atau 1 seperti yang terdapat dalam angket uji coba untuk siswa. Angka-angka tersebut kemudian direkapitulasi sehingga dapat disimpulkan tingkat kevalidan modul. 2) Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari saran dan komentar yang berada pada angket penilaian produk sebagai pertimbangan dalam melakukan revisi terhadap modul Fisika berbasis scientific approach. Data yang juga diharapkan terkumpul adalah respon siswa tentang keterbacaan produk dari komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. b. Sumber Data Sumber data penelitian ini terdiri dari 2 dosen ahli, 2 peer reviewer, 3 reviwer serta 9 siswa SMA kelas X pada uji coba lapangan awal dan 30 siswa SMA kelas X pada uji coba lapangan utama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
3. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu dokumentasi, wawancara, dan angket (quesioner). a. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi ini dilakukan dari tahap analisis kebutuhan hingga selesainya draft modul yang dikembangkan. Pada dokumentasi ini berupa pengumpulan arsip-arsip berupa modul atau bahan ajar terdahulu yang sudah ada yang akan dikembangkan menjadi produk modul Fisika berbasis scientific approach. b. Teknik wawancara Wawancara dilakukan selama proses validasi dalam bentuk tanya jawab. Hal ini juga dilakukan kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. c. Teknik angket (quesioner) Teknik ini bertujuan untuk mengukur kelayakan komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan modul yang telah dikembangkan. Angket diberikan kepada ahli materi, ahli media, reviewer, dan siswa. Pada angket ini telah disediakan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih yang sesuai dengan persepsinya. Bentuk dari angket tersebut adalah check list. 4. Instrumen Pengambilan Data Instrumen dalam penelitian ini berupa angket dan pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh pembimbing, yaitu suatu daftar pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban yang sudah ada. Instrumen angket evaluasi produk ditujukan kepada dosen ahli, peer reviewer, reviewer, dan siswa. Instrumen angket ini untuk mengetahui evaluasi produk dapat dilihat dari komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. Adapun penjelasan masing-masing instrumen adalah sebagai berikut: a. Angket Validasi untuk Ahli Angket yang disusun untuk dosen ahli terdiri dari identitas, commit to dan user item pernyataan beserta pilihan petunjuk pengisian, komentar/saran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
jawabannya. Angket tersebut secara umum berisi tentang komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. Dalam angket ini digunakan skala Likert dengan menggunakan empat pilihan jawaban yang berupa angka 1 (tidak sesuai), 2 (cukup sesuai), 3 (sesuai), 4 (sangat sesuai). Angket penilaian produk oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 11. Kisi-kisi dari pembuatan angket penilaian tersebut dapat dilihat di Lampiran 9 dan rubrik penskorannya dapat dilihat di Lampiran 13. b. Angket Validasi untuk Peer Reviewer Angket yang disusun untuk peer reviewer terdiri dari identitas, petunjuk pengisian, komentar/saran dan item pernyataan beserta pilihan jawabannya. Secara umum angket berisi tentang penilaian terhadap komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan dari modul yang dikembangkan. Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Likert dengan menggunakan empat pilihan jawaban yang berupa angka 1 (tidak sesuai), 2 (cukup sesuai), 3 (sesuai), 4 (sangat sesuai). c. Angket Validasi untuk Reviewer Angket yang disusun untuk ahli reviewer terdiri dari identitas, petunjuk pengisian, komentar/saran dan item pernyataan beserta pilihan jawabannya. Angket tersebut secara umum berisi tentang penilaian komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala Likert dengan menggunakan empat pilihan jawaban yang berupa angka 1 (tidak sesuai), 2 (cukup sesuai), 3 (sesuai), 4 (sangat sesuai). d. Angket Siswa Angket yang disusun untuk siswa terdiri dari identitas, petunjuk pengisian dan pernyataan. Angket tersebut tersusun atas penilaian tentang komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan modul. Dalam angket ini digunakan skala Guttman to user dengan dua pilihan jawabancommit ya (1) dan tidak (0). Instrumen penilaian produk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
untuk siswa dapat dilihat di Lampiran 12. Sebelum membuat instrumen, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen penilaian produk untuk siswa yang terdapat di Lampiran 10. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data yang bersifat kualitatif. Pertama dilakukan proses kuantifikasi data dari kuesioner kemudian data tersebut dianalisis secara kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data evaluasi produk. Variabel evaluasi modul yang telah disusun berdasarkan kriteria komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari angket. Data yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Teknik analisis kualitatif menggunakan model interaktif dari Miles dan Hubertman (1984). Dalam melakukan analisis data ada tiga aktivitas yang dilakukan, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion drawning (penarikan kesimpulan). Ketiga kegiatan ini dilakukan selama dan setelah proses pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 337). Analisis data secara kuantitatif pada penelitian ini untuk mengetahui kualitas pengembangan modul Fisika berbasis scientific approach ini, menggunakan prosedur Syaifuddin Azwar dengan kategori penilaian yang disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Interval Skor Hasil Penilaian Mi + 1,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi X Mi - 1,5 Sbi
commit to user
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Keterangan: X
= Skor responden
Mi
= Mean ideal
Sbi
= Simpangan baku ideal
Mi
= ½ (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)
Sbi
= 1/6 (skor maksimum ideal - skor minimum ideal)
a. Teknik Analisis data Pengembangan Pada analisis data pengembangan dilakukan penghitungan skor maksimum ideal, skor minimum ideal, mean ideal, dan simpangan baku ideal pada setiap komponen. Jumlah skor untuk setiap komponen tersebut kemudian disubstitusikan ke dalam tingkat kecenderungan yang dipakai sebagai kriteria dalam evaluasi atau penilaian. Distribusi komponenkomponen evaluasi modul penelitian ini, disajikan dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2 Distribusi Semua Komponen Evaluasi Modul Komponen
Jumlah Butir
Jumlah Pilihan
Kelayakan isi Penyajian Kebahasaan Kegrafisan Total
15 18 10 5 48
4 4 4 4 16
Skor Max. Ideal 60 72 40 20 192
Skor Min. Ideal 15 18 10 5 48
Mi
Sbi
37,5 45 25 12,5 120
7,5 9 5 2,5 24
Evaluasi total modul oleh setiap validator menggunakan kriteria yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan komponen. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Evaluasi Total Modul Fisika Berbasis Scientific Approach Kategori Kelompok Skor 5 156 < X 4 132 X 156 3 108 X 132 2 84 X 108 1 X 84 Keterangan: X = Skor validator
commit to user
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Skor tertinggi ideal yang dicapai untuk keseluruhan komponen adalah 192, skor minimum ideal yang dicapai adalah 48 dengan mean ideal (Mi) 120 dan simpangan baku ideal (Sbi) 24. Setiap komponen yang mendukung penelitian ini memiliki kategori komponen sendiri yang disesuaikan dengan masing-masing indikator yang akan diukurnya. Secara lebih terperinci, berikut ini akan dibahas komponen penilaian untuk setiap komponen : 1) Komponen Kelayakan Isi Data kuantitatif tentang kelayakan isi modul, dikumpulkan melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor tertinggi ideal 60, skor minimum ideal 15, mean ideal (Mi) 37,5 dan simpangan baku ideal (Sbi) 7,5. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya modul yang dikembangkan disajikan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Isi Kelompok Skor 48,75 < X 41,25 X 48,75 33,75 X 41,25 26,25 X 33,75 X 26,25 Keterangan: X = Skor validator
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
2) Komponen Penyajian Data kuantitatif tentang penyajian modul, dikumpulkan melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor tertinggi ideal 72 dan skor minimum ideal 18, dengan mean ideal (Mi) 45 dan simpangan baku ideal (Sbi) 9. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya modul yang dikembangkan disajikan dalam Tabel 3.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 3.5 Kriteria Penyajian Kelompok Skor 49,5 < X 49,5 X 58,5 40,5 X 49,5 31,5 X 40,5 X 31,5 Keterangan: X = Skor validator
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
3) Komponen Kebahasaan Data kuantitatif tentang bahasa dan gambar pada modul, dikumpulkan melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor tertinggi ideal 40 dan skor minimum ideal 10, dengan mean ideal (Mi) 25 dan simpangan baku ideal (Sbi) 5. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya modul yang dikembangkan disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Kebahasaan Kelompok Skor 32,5 < X 27,5 X 32,5 22,5 X 27,5 18,5 X 22,5 X 18,5 Keterangan: X = Skor validator
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
4) Komponen Kegrafisan Data kuantitatif tentang kegrafisan modul, dikumpulkan melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor tertinggi ideal 20 dan skor minimum ideal 5, dengan mean ideal (Mi) 12,5 dan simpangan baku ideal (Sbi) 2,5. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya modul yang dikembangkan disajikan dalam Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kriteria Kegrafisan Kelompok Skor 16,25 < X 13,75 X 16,25 11,25 X 13,75 8,75 X 11,25 commit to user X 8,75
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Keterangan: X = Skor validator Selanjutnya data kevalidan modul untuk setiap validator berdasarkan skor total keseluruhan komponen tersebut dianalisis dengan menggunakan penentuan frekuensi dan persen. Hasil analisis ini akan menjadi referensi sebagai masukan perbaikan sebelum diujicobakan ke lapangan. b. Teknik Analisis Data Uji Coba Data yang terkumpul dikategorisasikan sesuai dengan komponen yang dinilai. Data hasil uji coba kepada siswa dianalisis untuk menggambarkan kekurangan modul dari sisi keterbacaan dalam komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafisan. Data yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Analisis data hasil uji coba mula-mula dilakukan kuantisasi. Jika responden atau siswa menjawab “ya” diberi nilai 1, jika “tidak” 0. Setelah didapatkan skor setiap item dalam uji coba, maka akan dianalisis dengan penentuan frekuensi, persen dan skor total. Distribusi semua komponen evaluasi modul penelitian ini, disajikan dalam Tabel 3.8 Tabel 3.8 Distribusi Semua Komponen Evaluasi Modul dalam Uji Coba Komponen Jumlah Jumlah Skor Skor Mi Sbi Butir Pilihan Max. Min. Ideal Ideal Kelayakan Isi 12 2 12 0 6 2 Penyajian 13 2 13 0 6,5 2,2 Kebahasaan 5 2 5 0 2,5 0,8 Kegrafisan 6 2 6 0 3 1 36 8 36 0 18 5 Total Untuk mengetahui evaluasi modul dalam uji coba dibutuhkan kriteria yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan komponen. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Tabel 3.9 Kriteria Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba Kategori Kelompok Skor 5 25,5 < X 4 20,5 X 25,5 3 15,5 X 20,5 2 10,5 X 15,5 1 X 10,5 Keterangan: X = Skor responden atau siswa
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Skor tertinggi ideal yang dicapai untuk keseluruhan komponen adalah 36, skor minimum ideal yang dicapai adalah 0 dengan mean ideal (Mi) 18 dan simpangan baku ideal (Sbi) 5. Selanjutnya data yang diperoleh dari uji coba modul untuk setiap responden atau siswa berdasarkan skor total keseluruhan komponen tersebut dianalisis dengan penentuan frekuensi dan persen.
commit to user