BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Boyolali Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, pada kelas XI IA semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap. Tahap-tahap penelitian sebagaimana tercantum pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian No
Jenis Kegiatan 1
1.
2.
3.
2
3
Bulan 4 5
6
7
Persiapan Penelitian a. Pengurusan Pengajuan judul b. Penyusunan Proposal skripsi c. Penyusunan Instrumen d. Pengurusan Perijinan e. Pelaksanaan Try Out Tahap Penelitian a. Pelaksanaan Eksperimen b. Pelaksanaan Tes Kemampuan Memori c. Pelaksanaan Postest d. Analisis data hasil Penelitian Penyusunan Laporan/Skripsi a. Penyusunan Draf b. Pengetikan Skripsi B. Desain Penelitian Desain penelitian menjelaskan hubungan antar variabel penelitian.
Menurut Hill (2012), variabel merupakan suatu karakteristik yang dapat diukur. 44
45 Dalam penelitian ini terdapat tiga macam variabel penelitian, yaitu variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent variable), dan variabel perantara (intervening variable). 1. Variabel Bebas Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam mengajarkan konsep-konsep pada materi pokok sistem koloid dalam paya mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dan Numbered Head Together (NHT). 2. Variabel Terikat Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang akan dibuat prediksinya. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid Kelas XI IA SMA Negeri 3 Boyolali. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas progresif selama mengikuti pembelajaran kimia materi pokok sistem koloid yang dapat mengakibatkan perubahan diri siswa yang dilambangkan dalam bentuk nilai. 3. Variabel Moderator Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel perantara pada penelitian ini adalah kemampuan memori. yang dikategorikan menjadi dua, yaitu kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah dengan skala pengukuran interval. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah model pembelajaran kooperatif yaitu model
Team Assisted
Individualization (TAI) dan Numbered Head Together (NHT). Faktor kedua adalah kemampuan memori siswa yaitu kemampuan memori tinggi dan rendah. Rancangan penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.2.
46 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2x2. Faktor A (Model Pembelajaran Kooperatif)
Faktor B ( Kemampuan Memori) Tinggi (B1)
Rendah (B2)
Metode TAI (A1)
A1B1
A1B2
Metode NHT (A2)
A2B1
A2B2
Keterangan : a. A adalah dua macam model pembelajaran yang digunakan yaitu A1 model pembelajaran TAI dan A2 model pembelajaran NHT. Sedangkan B adalah dua macam penggolongan kemampuan memori, yaitu B1 kemampuan memori tinggi dan B2 kemampuan memori rendah. b. Kelompok A1B1, siswa yang melakukan model pembelajaran TAI dan memiliki kemampuan memori tinggi. Kelompok A1B2, siswa yang melakukan model pembelajaran TAI dan memiliki kemampuan memori rendah. Kelompok A2B1, siswa yang melakukan model pembelajaran NHT dan memiliki kemampuan memori tinggi. Kelompok A2B2, siswa yang melakukan model NHT dan memiliki kemampuan memori rendah.
C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IA semester genap SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 4 kelas. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IA 2 sebanyak 36 siswa dan XI IA 3 sebanyak 36 siswa. Siswa kelas XI IA 3 sebagai kelas eksperimen pertama mendapat perlakuan dengan model pembelajaran TAI sedangkan siswa kelas XI IA 2 sebagai kelas eksperimen kedua mendapat perlakuan dengan model pembelajaran NHT.
D. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Dari keempat kelas yang ada di kelas XI IA SMA Negeri 3 Boyolali akan dilakukan pengambilan secara random untuk ditentukan dua kelas
47 sebagai kelas eksperimen pertama dan kelas eksperimen kedua. Selain itu juga dilakukan wawancara untuk mengetahui kondisi siswa dan kesetaraan kemampuan siswa yang dilihat dari nilai ulangan materi sebelumnya. Sehingga kedua kelas yang digunakan sudah seimbang.
E. Teknik Pengumpulan Data A. Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data mengenai pencapaian prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid dan data kemampuan memori. Pencapaian prestasi belajar siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Prestasi belajar siswa aspek kognitif dan aspek afektif dapat dilihat pada Lampiran 21 dan Lampiran 22.
B. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ada dua macam, yaitu instrumen pelaksanaan pembelajaran yang meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen pengambilan data. a. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran 1) Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus dari sekolah yang dikembangkan dan disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian. Silabus penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran dapat terstruktur dengan baik. RPP penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Instrumen Pengambilan Data 1) Instrumen Pengambilan Data Aspek Kognitif Instrumen yang digunakan dalam penelitian aspek kognitif ini berupa tes objektif tentang materi sistem koloid yang terdiri dari 25
48 butir soal dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Skala penilaian menggunakan skala 100, dimana jumlah jawaban benar dibagi 25 kemudian dikalikan 100. Instrumen penilaian aspek kognitif dapat dilihat pada Lampiran 4, dan instrumen penilaian kemampuan memori tersedia pada Lampiran 9. 2) Instrumen Pengambilan Data Aspek Afektif Instrumen penilaian afektif yang digunakan adalah berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus disediakan alternatif jawaban. Siswa menjawab dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat lima ranah afektif yang akan dinilai yaitu sikap, minat, nilai, konsep diri dan moral. Skala pengukuran yang digunakan menggunakan skala Likert dimana skor tertinggi setiap item adalah 5 dan terendah adalah 1. Namun, dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan siswa memilih jawaban pada kategori tiga sehingga untuk mengatasi hal tersebut skala Likert yang digunakan hanya memiliki empat pilihan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Instrumen penilaian aspek afektif dapat dilihat pada Lampiran 7. Sistem penskoran skala Likert tercantum dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Sistem Penskoran Skala Likert Nilai
Skor untuk aspek yang dinilai
+ 4 3 2 1
SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)
1 2 3 4 (Depdiknas, 2009)
3) Instrumen Penilaian Kemampuan Memori Instrumen
kemampuan
memori
yang
digunakan
pada
penelitian ini menggunakan metode asosiasi berpasangan. Metode asosiasi berpasangan adalah suatu metode dimana subyek disuruh
49 mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Instrumen kemampuan memori pada penelitian ini bersumber dari Departemen Psikometri Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang mengacu instrumen pada eksperimen Burtt dan Dobell. Dalam pelaksanaannya, siswa diminta untuk mengingat materi selama beberapa saat, berupa kata yang berpasangan dengan kode. Kemudian materi ditarik dan siswa diminta untuk mengungkapkan kembali materi yang telah diingat, dengan cara memilih kode yang sesuai pasangannya dengan disertai pengecoh dalam 4 pembagian waktu yang telah ditentukan. Jumlah soal tes kemampuan memori sebanyak 50 butir, dengan teknik penskoran jumlah jawaban benar sama dengan skor yang diperoleh siswa. Siswa dengan perolehan skor diatas atau sama dengan skor rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan skor dibawah skor rata-rata dimasukkan dalam kategori rendah. Perbedaan kategori ini didasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Instrumen penilaian kemampuan memori dapat dilihat pada Lampiran 9.
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Validitas instrumen menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sehingga validitas berkenaan dengan tingkat akurasi atau ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diuji adalah validitas isi. Menurut Sudijono (2013) validitas isi adalah validitas yang dilihat dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar, yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan). Uji validitas ini bertujuan untuk menguji kesesuaian instrumen dengan kurikulum di sekolah. Selain itu,
50 instrumen juga harus mempunyai ruang lingkup yang luas dan mendalam terhadap aspek yang akan diukur. Rumus yang dipakai untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan adalah formula Gregory (2007). Pada formula ini, diperlukan dua panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity
Keterangan: A B C D
D A B C D
: Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II : Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis
Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. Hasil validitas isi untuk instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Hasil Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek Kognitif dan Afektif Variabel Jumlah Soal CV Kesimpulan Instrumen Kognitif 25 0,83 Analisis dapat dilanjutkan Instrumen Afektif 40 0,90 Analisis dapat dilanjutkan Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 3.4. adalah analisis dapat dilanjutkan dengan syarat adanya perbaikan butir-butir instrumen yang dinilai kurang relevan oleh panelis untuk semua instrumen penelitian. Hasil perhitungan validitas isi instrumen penilaian aspek kognitif dan afektif dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diujikan pada situasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen dilakukan untuk
51 instrumen penilaian aspek kognitif dan afektif serta instrumen penilaian kemampuan memori. a. Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif dan Kemampuan Memori Reliabilitas diartikan sebagai keajegan atau kemantapan. Sebuah instrumen atau tes dapat dinyatakan reliabil jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas tes prestasi belajar berbentuk obyektif digunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut: 2 n st pi qi r11 2 st n 1
Keterangan: r11 n 1 st 2 pi qi ∑piqi
= koefisien reliabilitas tes = banyaknya butir item = bilangan konstan = varian total = proporsi peserta yang menjawab benar butir tes yang bersangkutan = proporsi peserta yang menjawab salah (qi = 1 - pi ) = jumlah dari hasi perkalian pi dan qi Kriteria pengujian reliabilitas menurut Anas Sudijono (2008) yaitu:
a) Jika r11 ≥ 0,70 maka tes prestasi belajar dinyatakan reliable (memiliki daya keajegan dalam pengukuran). b) Jika r11 < 0,70 maka tes prestasi belajar dinyatakan unreliable (tidak memiliki daya keajegan dalam pengukuran). Hasil uji reliabilitas instrumen kognitif dan kemampuan memori disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif dan Kemampuan Memori Variabel
Jumlah Soal Reliabilitas
Kriteria
Instrumen Kognitif
25
0,78
Reliabel
Instrumen Kemampuan Memori
50
0,90
Reliabel
52 Kesimpulan yang diperoleh dari Tabel 3.5 adalah instrumen dapat digunakan untuk penelitian. Proses perhitungan reliabilitas instrumen penilaian aspek kognitif dan kemampuan memori dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 16.
b. Reliabilitas Instrumen Penilaian Aspek Afektif Uji
reliabilitas
digunakan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen penilaian aspek afektif digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0, yaitu sebagai berikut: 2 n S i r11 1 2 St n 1
Keterangan: r11 = koefisien reliabilitas suatu tes n = jumlah item yang dikeluarkan dalam tes
S
2 i
= jumlah varian skor dari tiap-tiap item = varian total
St2
Kriteria pengujian: 1) Jika r11 ≥ 0,70 maka tes prestasi belajar dinyatakan reliable (memiliki daya keajegan dalam pengukuran). 2) Jika r11 < 0,70 maka tes prestasi belajar dinyatakan unreliable (tidak memiliki daya keajegan dalam pengukuran) (Sudjiono, 2008) Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian aspek afektif disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif Variabel
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
Instrumen Afektif
40
0,91
Reliabel
53 Kesimpulan yang diperoleh dari Tabel 3.6 adalah instrumen dapat digunakan untuk penelitian. Proses perhitungan reliabilitas instrumen penilaian aspek afektif dapat dilihat pada Lampiran 15.
c. . Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar antara 0,00-1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 𝑻𝑲 =
𝑩 𝑱𝑺
Keterangan: TK: Tingkat kesukaran soal B : Jumlah responden yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh responden yang mengikuti tes Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: 0,71 – 1,00 = soal tergolong mudah 0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang 0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar Proses perhitungan tingkat kesukaran soal kognitif
dapat dilihat
pada Lampiran 14. Hasil uji tingkat kesukaran soal instrumen kognitif disajikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Penilaian Kognitif Variabel Instrumen Kognitif d. . Uji Daya Pembeda Soal
Jumlah Soal 30
Mudah 13
Kriteria Sedang 11
Sukar 6
Menurut Depdiknas (2009), daya pembeda suatu soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan siswa yang belum/tidak/kurang menguasai materi tersebut. Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya
54 juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. Daya pembeda soal pilihan ganda dapat dipergunakan formula daya beda sebagai berikut: 𝑫=
𝑩𝑨 𝑩𝑩 − 𝑱𝑨 𝑱𝑩
𝑫 = 𝑷𝑨 − 𝑷𝑩
Keterangan: D : daya pembeda BA : banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA : banyaknya peserta tes kelompok atas JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Kualifikasi daya pembeda sebagai berikut. 0,00 – 0,20: jelek (J) 0,21 – 0,40: cukup (C) 0,41 – 0,70: baik (B) 0,71 – 1,00: baik sekali (BS) Bertanda negatif: jelek sekali (JS) (Depdiknas. 2009) Hasil uji daya pembeda instrumen kognitif disajikan pada Tabel 3.8 dan perhitungan lengkapnya tercantum pada Lampiran 14. Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kognitif Daya Pembeda Soal Jumlah Soal Baik Sekali Baik Cukup Jelek Instrumen Kognitif 30 3 5 17 5 Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat adanya soal yang berkategori jelek Variabel
sebanyak 5 soal. Soal berkategori jelek tidak digunakan sehingga instrumen penilaian kognitif yang digunakan dalam penilaian mempunyai 25 butir soal.
55 G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh harus memenuhi uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis meliputi, uji kesamaan rata-rata (uji t dua pihak), uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Kesamaan Rata-rata Hasil uji kesamaan rata-rata tersedia pada BAB IV dan perhitungan uji keseimbangan selengkapnya tersedia pada Lampiran 20. Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui kesamaan keadaan awal antara kedua kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan yang berupa pembelajaran dengan metode kooperatif TAI dan NHT. Uji ini dilakukan terhadap rata-rata nilai ulangan tengah semester genap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Boyolali antara dua kelas eksperimen. Pengujian kesamaan rata-rata dilakukan dengan metode ANOVA dengan bantuan program SPSS 18. Langkah-langkah uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut: 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: H0 : μ1 = μ2 (tidak ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II) H1 : μ1 ≠ μ2 (terdapat perbedaan rata-rata rata-rata antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II) 2) Statistik Uji a) Taraf signifikansi (α) 5% b) Ho ditolak jika sig (p)≤0,05 3) Kesimpulan Uji a) jika sig(p)>0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b) jika sig(p)≤0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Statistik uji menggunakan independent samples t test karena termasuk uji dua sampel dimana kedua sampel yang akan diuji tersebut tidak ada hubungan (Santoso, 2012).
56 b. Uji Normalitas Hasil uji normalitas tersedia pada BAB IV dan perhitungan uji normalitas selengkapnya tersedia pada Lampiran 18. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini dihitung dengan menggunakan software SPSS 18. Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Statistik Uji a) Taraf signifikansi (α) 5% b) Ho ditolak jika sig (p)≤0,05 3) Kesimpulan Uji a) jika sig(p)>0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b) jika sig(p)≤0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Tes normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Santoso, 2012). c. Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas tersedia pada BAB IV dan perhitungan uji homogenitas selengkapnya tersedia pada Lampiran 19. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini dilakukan dengan metode Lievene Test dan dihitung dengan media SPSS 18. Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut: 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: 𝐻0 : 𝜎12 = 𝜎22 (varians berdistribusi homogen) 𝐻1 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 (varians tidak homogen) 2) Statistik Uji a) Taraf signifikansi (α) 5% b) Ho ditolak jika sig (p)≤0,05
57 3) Kesimpulan Uji a) jika sig(p)>0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b) jika sig(p)≤0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Statistik uji menggunakan test of homogeneity of variances dengan berdasar pada homogenity based on mean. 2. Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis tersedia pada BAB IV dan perhitungan uji hipotesis selengkapnya tersedia pada Lampiran 32 dan Lampiran 33. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor A dan B serta interaksi AB terhadap variabel terikat. a.
Uji Hipotesis: Hipotesis yang akan diuji dirumuskan dalam hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1). Adapun hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: 1) H0A : Tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran kooperatif NHT dan pembelajaran kooperatif TAI terhadap prestasi belajar siswa. H1A : Terdapat pengaruh antara pembelajaran kooperatif NHT dan pembelajaran kooperatif TAI terhadap prestasi belajar siswa. 2) H0B : Tidak terdapat pengaruh kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah terhadap prestasi belajar siswa. H1B : Terdapat pengaruh kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah terhadap prestasi belajar siswa. 3) H0AB : Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif NHT dan model pembelajaran kooperatif TAI dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa. H1AB : Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif NHT dan model pembelajaran kooperatif TAI dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa.
b. Statistik Uji a) Taraf signifikansi (α) 5% b) Ho ditolak jika sig (p)≤0,05
58 c. Kesimpulan Uji a) Jika Sig(p)≤0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. b) Jika Sig(p)>0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak H. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, dengan urutan sebagai berikut: 1.
Proses observasi pada kelas XI IPA SMA Negeri 3 Boyolali meliputi objek penelitian yang akan digunakan dan pembelajaran yang ada.
2.
Penentuan dua kelas eksperimen yang akan dijadikan sampel penelitian secara cluster random sampling.
3.
Perlakuan uji coba (try out) soal kognitif, tes kemampuan memori, dan angket afektif.
4.
Pengujian test untuk mengukur kemampuan memori siswa pada kelompok ekseperimen I dan eksperimen II.
5.
Proses perlakuan A1, berupa penggunaan model pembelajaran TAI pada kelompok eksperimen I dan perlakuan A2, berupa penggunaan model pembelajaran NHT pada kelompok eksperimen II.
6.
Pengujian soal posttest dan angket afektif pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II.
7.
Pengolahan dan analisis data penelitian yang berupa skor kemampuan memori dan nilai prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif dan afektif pada kelompok eksperimen I dan pada kelompok eksperimen II.
8.
Penarikan kesimpulan.
59 Observasi ke sekolah
Penentuan kelas eksperimen I dan II
Memberi perlakuan model TAI pada kelas eksperimen I
Memberi perlakuan model NHT pada kelas eksperimen II
Memberi posttes
Menganalisis data
Menarik kesimpulan Gambar 3.1. Skema Penelitian
Menentukan kelas tryout
Mengujikan soal pada kelas tryout
Menentukan instrumen tes