BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, beralamat di Jl. Paesan Utara Kedungwuni Kab. Pekalongan. Visi misi SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan sebagai berikut: Visi: Kompeten, kompetitif dan berakhlaqul karimah Misi: a. Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang berkualitas b. Terwujudnya kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan kondusif. c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan Dunia Industri d. Menanamkan Jiwa Religi dan Etika Budaya Adapun alasan memilih SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan adalah: a. SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan adalah salah satu sekolah kejuruan yang memiliki akreditasi A b. SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan telah memiliki sertifikat ISSO 9001:2008 c. SMK N 1 Kedungwuni merupakan salah satu sekolah yang pernah menjadi sekolah RSBI dan menggunakan sistem drop out bagi siswa. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama 12 bulan, terhitung dari bulan Maret 2015 sampai Maret 2016. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan / skripsi serta pelaksanaan ujian skripsi dan revisi. Berikut rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat dari tabel 3.1 Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian sebagai berikut:
34
35
Tabel. 3.1 Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian Nov
X
Mar
Okt
X X
Des
Sep
Ags
Jul
X
Feb
4.
Bulan 2016 Jan
3.
Jun
Persiapan Penelitian a. Pengajuan Judul Penelitian b. Penulisan Proposal Penelitian c. Menyusun Instrumen Penelitian Pelaksanaan Peneltian a. Pelaksanaan Eksperimen b. Analisis Data Eksperimen Penyusunan Laporan / Skripsi a. Pengetikan Skripsi Pelaksanaan Ujian Skripsi dan Revisi
Mei
1.
2.
Bulan 2015 Apl
Jenis Kegiatan Mar
N o
X
X
X
X X X
X X X X X X
X X X
X
B. Metode dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen untuk mengetahui akibat perlakuan yang sengaja dikenakan pada subjek. Dalam hal ini adanya sebab dan akibat dari variabel terikat (perilaku prososial) dan variabel bebas (layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi buzz group). Tujuan penelitian ini untuk menguji keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi buzz group untuk meningkatkan perilaku prososial pada siswa kelas XI di SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan 2. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian diperlukan sejalan dan disesuaikan dengan metode penelitian yang dilakukan. Selain itu juga disesuaikan dengan tujuan penelitian, sifat masalah yang diteliti dan berbagai alternatif yang mungkin digunakan hal demikian menjadikan penelitian memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas. Dilihat dari tujuan penelitian dan metode yang dipilih yaitu dengan quasi eksperimen. Quasi eksperimen design ini memiliki kelompok kontrol yang tidak berfungsi
sepenuhnya
untuk
mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
36
mempengaruhi eksperimen. Metode eksperimen ini merupakan pengembangan dari true eksperimen design yang sulit dilaksanakan(Sugiyono, 77:2012). Rancangan penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design dimana ada kelompok kontrol dan eksperimen, perlakuan hanya diberikan pada kelompok eksperimen. Pelaksanaan penelitian ini terlebih dulu dilakukan dengan wawancara dan observasi sebagai penelitian pendahuluan guna mengetahui perilaku prososial yang ada di kalangan siswa, pengukuran awal (pretest) eksperimen pada kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dengan menggunakan instrumen penelitian dengan angket perilaku prososial. Pretest dilakukan untuk melihat skor perilaku dan memilih siswa sebagai subjek kelompok kontrol dan eksperimen. Setelah itu dikenakan perlakuan (treatment) dalam jangka waktu tertentu pada kelompok eksperimen kemudian dilakukan pengukuran untuk ke dua kalinya (posttest), kelompok kontrol dijadikan sebagai kelompok pembanding untuk melihat hasil dari perlakuan yang dikenakan pada subjek. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Pretest E
O1
K
Treatment
Posttest
X
O3
O2 O4
Gambar 3.1 Rancangan Desain Penelitian. Keterangan: O1
: Pengukuran awal (pretest) kelompok eksperimen sebelum adanya perlakuan
X
: Perlakuan (treatment) menggunakan bimbingan kelompok dengan diskusi buzz group
O2
: Pengukuran akhir (post test) kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan
O3
: Pengukuran awal (pretest) kelompok kontrol
O4
: Pengukuran akhir (posttest) kelompok kontrol
Adapun prosedur penelitian:
37
a) Memberikan pengukuran awal atau pretest (O1 dan O3) untuk mengukur perilaku prososial subjek kelompok eksperimen dan kontrol b) Memberikan perlakuan atau treatment (X) pada subjek kelompok eksperimen menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group dalam jangka waktu tertentu. c) Memberikan pengukuran akhir atau posttest (O2) untuk mengukur perilaku prososial subjek eksperimen setelah diberikan perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. d) Memberikan pengukuran akhir atau posttest (O4) untuk mengukur perilaku prososial subjek kelmpok kontrol. e) Membandingkan hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol untuk menentukan seberapa perbedaan yang timbul, sebagai hasil dari penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. f) Menerapkan pengukuran statistik yang cocok untuk melihat signifikansi penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi pada siswa. C.
Variabel Penelitian
1. Definisi Konseptual a. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku prososial. Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan definisi konseptual perilaku prososial merupakan perilaku yang bertujuan untuk memberi keuntungan orang lain. Keuntungan yang dimaksudkan adalah pertolongan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, tidak ada paksaan untuk melakukan bahkan memungkinkan mendapat resiko dari pertolongan tersebut. b. Variabel bebas Dalam penelitian kali ini variabel bebas yang diteliti adalah bimbingan kelompok dengan teknik diskusi buzz group. Definisi konseptual bimbingan kelompok dengan teknik diskusi buzz group adalah bentuk bimbingan yang diberikan dalam situasi kelompok berupa percakapan untuk memecahkan masalah, yang dibuat dari satu kelompok besar dan membaginya menjadi
38
beberapa kelompok kecil untuk berdiskusi dan hasil diskusi dilaporkan pada kelompok besar. 2. Definisi Operasional a. Variabel terikat Perilaku prososial merupakan perilaku seseorang yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain baik dari segi materi, fisik maupun psikologis yang berasal dari motivasi dalam diri dan tanpa adanya paksaan dan imbalan apapun dari orang lain, tindakan dapat berbentuk menolong, menyumbang atau berbagi, mempertimbangkan kesejahteraan orang lain, kejujuran, kerjasama, persahabatan, pengorbanan. b. Variabel bebas Bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group merupakan teknik bimbingan yang dilakukan secara berkelompok berupa percakapan yang terencana untuk penyelesaian suatu masalah, yang diadakan ditengah maupun diakhir pelajaran atau pemberian layanan yang terdiri dari satu kelompok besar yang terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang untuk berdiskusi mengenai suatu topik permasalahan dan hasil diskusi disampaikan pada kelompok besar. D. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang memiliki perilaku prososial yang rendah. Pemilihan siswa sebagai subjek penelitian dilakukan berdasarkan rekomendasi dari guru pembimbing melalui wawancara selain itu juga dengan diberikan angket untuk mencari siswa dengan perilaku prososial rendah yang menjadi subjek penelitian. Angket diberikan pada 215 siswa dari kelas XI Jurusan Geomatika, Kendaraan Ringan, Pemesinan dan Las. Pengambilan subjek dilakukan dengan purposive sampling yaitu penentuan subjek dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan adalah siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang memiliki nilai perilaku prososial rendah, yaitu siswa dengan skor perilaku prososial dengan nilai <mean – 1 SD.
39
E. Pengumpulan data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval tentang perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Data berupa data nilai pretest dan posttest perilaku prososial yang diambil dari nilai angket perilaku prososial.validas 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2015/2016 yang memiliki perilaku prososial rendah yang menjadi subjek eksperimen. Berdasarkan nilai angket perilaku prososial. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian merupakan hal yang menentukan agar data yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Kuesioner (angket) Menurut Sugiyono (142:2012) kuesioner atau angket merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab responden”. Sedangkan menurut Sanjaya (255:2013) angket merupakan “instrumen penelitian berupa daftar pernyataan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai petunjuk pengisian”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket perilaku prososial. Skala yang digunakan mengacu pada skala likert yang telah dimodifikasi. Menurut Sugiyono (93:2012) skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang mengenai fenomena sosial. Dengan empat alternatif jawaban Ss (sangat sesuai), S(sesuai), Ts(tidak sesuai) dan Sts(sangat tidak sesuai). Butir penyataan yang direncanakan sebesar 80 pernyataan dengan 40 butir pernyataan favorable dan 40 butir pernyataan unfavourable. Pemberian skor pernyataan yang diberikan adalah sebagai berikut:
40
Tabel 3.2 Pemberian Skor Pernyataan Jawaban
Sangat
Pernyataan
Sesuai
Sesuai
Skor pernyataan Favourable (positif) Skor pernyataan Unfavourable (negatif)
Tidak
Sangat
sesuai
tidak sesuai
4
3
2
1
1
2
3
4
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Tujuan penyusunan angket adalah untuk memperoleh data atau informasi berkaitan dengan perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan secara akurat baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group untuk meningkatkan perilaku prososial siswa. 2. Konsep Dasar Konsep dasar perilaku prososial telah dijelaskan dalam definisi konseptual sebagai perilaku yang bertujuan untuk memberi keuntungan orang lain. Keuntungan yang dimaksudkan adalah pertolongan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, tidak ada paksaan untuk melakukan bahkan memungkinkan mendapat resiko dari pertolongan tersebut. Serta definisi operasional perilaku prososial merupakan perilaku seseorang yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain baik dari segi materi, fisik maupun psikologis yang berasal dari motivasi dalam diri dan tanpa adanya paksaan dan imbalan apapun dari orang lain, tindakan dapat berbentuk menolong, menyumbang atau berbagi, mempertimbangkan kesejahteraan orang lain, kejujuran, kerjasama, persahabatan, pengorbanan. 3. Aspek Perilaku Prososial Berdasarkan definisi operasional tentang perilaku prososial, aspek perilaku prososial
antara
mempertimbangkan
lain
menolong,
kesejahteraan
orang
menyumbang lain,
atau
kejujuran,
berbagi, kerjasama,
persahabatan, pengorbanan. Pengembangan indikator dari aspek perilaku prososial adalah sebagai berikut:
41
a. Menolong 1) Peka terhadap keadaan orang lain yang membutuhkan bantuan 2) Memberikan bantuan tanpa diminta 3) Membantu tanpa mengharap imbalan b. Dermawan 1) Memiliki keinginan untuk selalu berbagi terhadap sesama 2) Memiliki keinginan untuk memberi c. Mempertimbangkan hak dan kepentingan orang lain 1) Merasakan apa yang dirasakan orang lain 2) Mampu menghargai dan memahami orang lain 3) Mampu menunjukkan rasa yang sama dengan yang dirasakan orang lain. d. Kejujuran 1) Mampu jujur terhadap diri sendiri 2) Mampu mengatakan hal apa adanya 3) Mampu menilai secara objektif hal yang dihadapi 4) Tidak melakukan kecurangan e. Kerjasama 1) Tanggung jawab bersama-sama tim menyelesaikan pekerjaan 2) Saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran dengan orang lain 3) Mengerahkan kemampuan secara optimal f. Persahabatan 1) Menjalin pertemanan terhadap siapapun 2) Mampu menjaga kerahasiaan teman 3) Dapat mempertahankan hubungan g. Pengorbanan 1) Dapat melepaskan kepentingan pribadi demi kebaikan orang lain 2) Dapat mengalah dan tidak menang sendiri 3) Iklas dalam berbuat demi kepentingan orang lain h. Berbagi 1) Dapat berbagi informasi dengan teman
42
2) Dapat berbagi ilmu dan pengalaman dengan orang lain i. Menyumbang 1) Mampu memberikan apa yang dimiliki kepada orang yang lebih membutuhkan 2) Ikhlas memberikan sesuatu yang dimiliki 4. Kisi-kisi angket perilaku prososial Difinisi Operasional
N o
Aspek
Perilaku prososial merupakan perilaku seseorang yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain baik dari segi materi, fisik maupun psikologis yang berasal dari motivasi dalam diri dan tanpa adanya paksaan dan imbalan apapun dari orang lain, tindakan dapat berbentuk menolong, menyumbang atau berbagi, mempertimbangkan kesejahteraan orang lain, kejujuran, kerjasama, persahabatan, pengorbanan
1.
Menolong
2.
Dermawan
3.
Mempertimba ngkan kesejahteraan orang lain
4.
Menyumbang
5.
Kejujuran
6.
Kerjasama
7.
Persahabatan
8.
Pengorbanan
9.
Berbagi
Indikator
a. Peka terhadap keadaan orang lain yang membutuhkan bantuan b. Memberikan bantuan tanpa diminta c. Membantu tanpa mengharap imbalan a. Memiliki keinginan untuk selalu berbagi terhadap sesama b. Memiliki keinginan untuk memberi a. Merasakan apa yang dirasakan orang lain b. Mampu menghargai dan memahami orang lain c. Mampu menunjukkan rasa yang sama dengan yang dirasakan orang lain. a. Mampu memberikan apa yang dimiliki kepada orang yang lebih membutuhkan b. Ikhlas memberikan sesuatu yang dimiliki a. Mampu jujur terhadap diri sendiri b. Mampu mengatakan hal apa adanya c. Mampu menilai secara objektif hal yang dihadapi d. Tidak melakukan kecurangan a. Tanggung jawab bersama-sama tim menyelesaikan pekerjaan b. Saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran dengan orang lain c. Mengerahkan kemampuan secara maksimal a. Menjalin pertemanan terhadap siapapun b. Mampu menjaga keburukan dan rahasia teman c. Dapat mempertahankan hubungan a. Dapat melepaskan kepentingan pribadi demi kebaikan orang lain b. Dapat mengalah dan tidak menang sendiri a. Mau berbagi informasi dengan teman b. Dapat berbagi ilmu dengan teman
Pernyataan Favoura Unfav ble ourabl e 1,4 2,3 5,6 7,8 9,11 10, 12 15, 16
17, 18
27,28,31 34,36 39,40
29,30, 32 33,35 37,38
19,21
20,22
23,24 41, 43,45 47,49 51,
25,26 42, 44,46 48,50 52
53,54 57 59
55,56 58 60
62, 65 67,68,63 71,14 73
61, 66 69,70, 64 72,13 74
76 78,79
77 75,80
43
5. Penyusunan Pernyataan Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi pengembangan indikator di atas dengan rencana item pernyataan sebanyak 80 item, yang terdiri dai 40 item pernyataan favourable dan 40 pernyataan unfavourable. b. Observasi Menurut Sanjaya (270:2013) observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya dengan alat observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisispan, peneliti tidak terlibat langsung pada kegiatan subjek dan hanya sebagai pengamat independen. Observasi dilakukan untuk melihat perubahan yang dialami siswa selama penelitian dengan melihat keikutsertaan yang dilakukan oleh siswa selama proses penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun alat observasi yang digunakan adalah lembar observasi berbentuk lembar check list. F. Validasi instrumen penelitian Validasi instrumen dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana akurasi suatu instrumen untuk memperoleh data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, akurat dan relevan dengan tujuan pengukuran. Validasi menjadi bahan pertimbangan utama untuk menguji kelayakan dari instrumen yang digunakan. Validasi instrumen penelitian ini menggunakan validasi konstruk dan empirik, selain itu menggunakan 2 (dua) uji validitas yaitu: 1. Uji Ahli Uji validitas dengan uji ahli merupakan validasi menggunakan bantuan ahli dengan mengkonsultasikan rancangan instrumen kepada ahli. Ahli bertugas untuk menilai dan memberikan masukan serta perbaikan instrumen yang sedang diuji. Ahli yag dipilih dalam penelitian ini adalah Dra.Tuti Hardjajani,M.Si dan Drs.Mudaris Muslim,M.Psi. 2. Uji Statistik Uji statistik merupakan uji lebih lanjut setelah uji ahli dilakukan. Daftar instrumen yang diujikan akan berwujud angka-angka. Dari hasil angka-angka itu
44
yang akan diolah dengan statistik. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan program Ms. Excel dan SPSS 20. a. Validitas Instrumen Validitas instrumen menggambarkan kemampuan instrumen untuk cermat mengukur dan memberi gambaran sebenarnya tentang aspek yang diteliti, dalam hal ini adalah perilaku prososial. Uji statistik ini dengan menggunakan aplikasi Ms. Excel. Untuk dapat mencari item-item yang valid menggunakan korelasi product moment. uji korelasi dengan rumus statistik:
Keterangan : rxy
= koefisien korelasi X dan Y
∑XY
= product dari X dan Y
∑X2
= kuadrat dari variabel X
∑Y2
= kuadrat dari variabel Y
N
= jumlah responden Dari uji validitas instrumen yang telah dilakukan dengan Ms.Excel pada
80 item skala perilaku prososial yang terdiri dari 40 item pernyataan favourable dan 40 pernyataan unfavorable yang telah diujicobakan, diperoleh 48 item skala perilaku prososial yang valid. Item-item tersebut telah memenuhi indikator perilaku prososial yang digunakan sehingga menjadi skala perilaku yang siap untuk digunakan untuk mengukur perilaku prososial siswa. b. Reliabilitas instrumen Instrumen yang baik haruslah reliabel, reliabel yang dimaksud adalah instrumen memiliki konsistensi, keterandalan, keajegan. Semakin tinggi tingkat reliabilitas semakin instrumen dapat dipercaya. Dalam penelitian ini perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 20 dengan formula alpha cronbach. Kriteria nilai alpha chronbach adalah sebagai berikut:
45
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Instrumen Nilai Chronbach 0,91- 0,999
Alpha Kriteria Sangat Reliabel
0,71 – 0.9
Reliabel
0,51- 0,7
Cukup Reliabel
0,03- 0,5
Kurang Reliabel
Dari uji reliabilitas yang dilakukan dengan alpha chronbach pada angket perilaku prososial yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut : Tabel 3.4 Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,833
48
Dari tabel 3.4 Reliabilitas Instrumen dapat dilihat hasil reliabilitasnya sebesar 0,833 yang didapat dari 48 item yang telah valid. Dari tabel kriteria dapat diketahui skala perilaku prososial yang diujikan termasuk dalam kriteria reliabel, yang menunjukan instrument reliabel untuk digunakan. G. Analisis Data Analisis data dilakukan setelah data dari sumber data terkumpul. Analisis data berupa mengelompokkan data dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20 dengan menggunakan Mann-Whitney U dan Wilcoxon. Tujuan penggunaan Wilcoxon adalah untuk melihat signifikansi hasil mean untuk melihat perubahan sebelum dan sesudah diberikan treatment terhadap kelompok eksperimen. Serta uji mann-witney untuk mengetahui perbedaan mean kelompok kontrol dan eksperimen.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data
Data terkumpul setelah melalui tahapan kegiatan penelitian sehingga dapat diketahui secara rinci dan jelas kegiatan yang telah dilaksanakan. Data dalam penelitian ini adalah data tentang teknik diskusi buzz group untuk meningkatkan perilaku prososial (pada peserta didik kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan) yang diperoleh berdasarkan pengisian angket perilaku prososial siswa sebagai subjek penelitian. Berikut prosedur penelitian yang telah dilakukan: 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan sebagai tahapan awal penelitian. Persiapan dilakukan agar penelitian dapat terlaksana dengan baik dan sistematis. Berikut adalah persiapan yang telah dilakukan: a. Penyusunan instrumen angket perilaku prososial Penyusunan instrumen digunakan sebagai salah satu cara untuk melihat tingkat perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Angket perilaku prososial diisi oleh 7 kelas siswa dari kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Penyusunan angket perilaku prososial berjumlah 80 item pernyataan yang terdiri dari 40 item favourable dan 40 unfavourable. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas didapat 48 item yang valid dari keseluruhan pernyataan favourable dan unfavourable dengan nilai alpha chronbach sebesar 0,833 yang menunjukan instrumen reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Skala perilaku prososial digunakan sebagai instrumen untuk melihat skor pretest dan posttest. b. Penyusunan panduan eksperimen Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen berupa bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group untuk meningkatkan perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Penyusunan 46
47
pedoman eksperimen merupakan hal yang harus dilakukan sebagai panduan penelitian agar penelitian dapat dilakukan secara sistematis serta tujuan penelitian dapat dicapai. Panduan eksperimen digunakan sebagai pegangan peneliti untuk melaksanakan penelitian yang berisi latar belakang, tujuan, tahapan penelitian, satuan layanan dan materi pemberian layanan serta bahan diskusi yang diberikan pada siswa. Materi dalam satuan layanan yang diberikan terdiri dari pemahaman awal perilaku prososial dan tiga pokok bahasan lain yaitu materi tentang menolong, berbagi dan memahami orang lain yang merupakan aspek perilaku prososial yang dapat mewakili serta meningkatkan perilaku prososial siswa. Pembahasan lengkap dapat dilihat dalam penduan eksperimen bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group untuk meningkatkan perilaku prososial siswa. 2. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan dengan pemberian bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group pada siswa yang menjadi subjek penelitian. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tahap pretest, perlakuan dan posttest. Berikut adalah rincian kegiatan yang telah dilaksanakan. a. Pretest Pretest dilakukan untuk mengukur perilaku prososial siswa sebelum diberikan perlakuan, selain itu juga dilakukan untuk menentukan subjek penelitian. Pelaksanaan pretest dilakukan pada tanggal 17,19 Oktober 2015. Dari hasil pretest yang dilakukan pada 215 siswa selanjutnya dianalisis dan dipilih siswa yang memiliki perilaku prososial rendah diangkat sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest juga digunakan sebagai nilai awal subjek sebelum diberi perlakuan. b. Pemilihan subjek Subjek diambil dari peserta didik yang memiliki nilai perilaku prososial rendah dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
48
Berdasarkan hasil pretest yang didapat dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20 sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Perilaku Prososial Descriptive Statistics N
Minimum
Nilai Pretest
215
Valid N (listwise)
215
Maximum
115
168
Mean
Std. Deviation
137,64
9,054
Dari Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Perilaku Prososial tersebut menunjukan deskripsi nilai prilaku prososial dari nilai awal (pretest) memiliki nilai terendah 115, nilai tertinggi 168, dengan rata-rata 137,64 dan simpangan baku/ standar deviasi 9,054. Berdasarkan perhitungan statistik nilai pretest di atas, selanjutnya nilai tersebut dikategorikan rendah, sedang dan tinggi adalah sebagai berikut: 1) Kategori rendah yaitu < mean – 1 SD = < 137,64 - 9,054= 128,58 Maka siswa yang memiliki nilai pretest kurang dari 128,58 (<128,58) termasuk dalam kategori rendah. 2) Kategori sedang yaitu (mean-1 SD) s.d (mean+ 1 SD) = (137,64 – 9,054) s.d (137,64 +9,054) = 128,58 s.d 146,964 Maka siswa yang memiliki nilai pretest 128,58 sampai dengan 146,964 termasuk dalam kategori sedang. 3) Kategori tinggi yaitu > mean + 1 SD = > 137,64 +9,054= > 146,964 Maka siswa yang memiliki nilai pretest lebih dari 146,964 termasuk dalam katergori tinggi. Berikut disajikan pengkategorian nilai perilaku prososial siswa berikut jumlah dan presentasenya: Tabel 4.2 Pengkategorian Nilai Perilaku Prososial Kategori 115-128 129-146 147-168
Rendah Sedang Tinggi
Nilai Pretest Frekuensi siswa Persentase (%) 30 14 153 71 32 15 215 100
49
Dari tabel 4.2 Pengkategorian Nilai Perilaku Prososial dapat dilihat ada 30 siswa yang memiliki perilaku prososial yang rendah, 153 siswa pada kategori sedang dan 32 termasuk dalam katergori tinggi. Siswa yang termasuk ketegori rendah perilaku prososial kemudian dijadikan subjek penelitian. Siswa dengan kategori rendah berjumlah 30 siswa yang menjadi subjek penelitian, dari 30 siswa dibagi lagi menjadi 15 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 15 siswa sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group. c. Treatment/perlakuan Pelaksanaan treatment dilakukan pada 15 siswa kelompok eksperimen. Treatment yang dilakukan berupa pemberian bimbingan kelompok dengan teknik diskusi buzz group. Berkaitan dengan jadwal penelitian, pemanggilan siswa, pengadaan ruangan dan sarana prasarana peneliti bekerja sama dengan Drs.Susilo selaku guru koordinator Bimbingan dan Konseling SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pemberian treatment bimbingan kelompok dengan teknik diskusi buzz group dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yang terbagi menjadi tiga satuan layanan. Materi pelaksanaan treatment yang diberikan adalah materi tentang perilaku prososial, mencakup perilaku prososial pada umumnya dan perilaku-perilaku sehari-hari meliputi tolong menolong, saling memahami, dan berbagi sebagai perwujudan dari perilaku prososial. Pemberian treatment yang dilakukan berupa pemberian materi dan dilanjutkan dengan diskusi buzz group oleh siswa. Alat bantu yang digunakan adalah spiker, laptop, LCD, power point, video dan lembar evaluasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perilaku prososial peserta didik. Pelaksanaan pemberian layanan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 24 Oktober 2015 di ruang aula siswa. Pada pertemuan ini pelaksanaan layanan dimulai dari pukul 09.00 WIB. Materi yang diberikan adalah pemahaman perilaku
50
prososial sebagai pengantar dan dilanjutkan dengan materi menolong. Materi disajikan dalam bentuk penayangan power point disertai pemutaran video yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi buzz group untuk menyelesaikan tugas evaluasi. Pemutaran video yang dilakukan menceritakan seorang kakek pincang pemungut sampah, yang dalam kehidupannya yang sangat sederhana bahkan kekurangan hingga tidak mampu mengganti kaki palsunya yang sudah rusak dia selalu menolong orang lain. Hingga suatu saat dia melihat seorang anak yang ingin membeli es krim dan tidak memiliki uang, kakek itu memberi seluruh penghasilannya hari itu. Tidak lama kemudian ada seorang penjambret yang menabrak kakek pincang itu, sang kakek berusaha merebut tas jambretan, dan pencuri yang kesal ahirnya melindas kaki palsu sang kakek, dan warga yang datang malah menghajar si kakek sebagai penjambret dan membawanya ke kantor polisi dengan barang bukti tas jambretan. Sang kakek yang tidak memiliki sanak saudara tidak mampu membela diri dan ahirnya ditahan. Anak kecil yang sebelumnya diberikan uang membeli eskrim melihat ketidakadilan yang dialami kakek malang itu ahirnya menelpon polisi dan membebaskan sang kakek, keluarga anak kecil tersebut tersentuh dan memberikan sang kakek malang sebuah kaki palsu yang membuat kakek itu dapat melanjutkan hidup seperti sedia kala. Tujuan pemberian layanan ini sebagai pemahaman perilaku prososial dengan contoh video sosok kakek yang dalam keadaan apapun selalu berusaha terus menolong dan memperhatikan orang lain dahulu dengan senang hati, selain itu siswa dapat menerapkan serta meningkatkan perilaku tolong menolong dengan sesama. 2) Pertemua kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu 31 Oktober 2015 di ruang aula siswa. Pelaksanaan layanan dimulai dari jam pelajaran pertama jam 07.00 WIB, dikarenakan adanya ulangan harian yang akan dilakukan beberapa siswa di jam pelajaran yang lain. Materi yang diberikan tentang
51
perilaku saling memahami sesama dengan empati ditayangkan dengan powerpoint dan pemberian video kisah inspiratif serta diskusi buzz group. Video yang diputar menceritakan seorang pemilik toko dan seorang orang gila yang selalu berada di depan toko. Sang pemilik toko marah karena orang gila selalu tidur didepan tokonya, setiap hari entah dengan cara apapun si pemilik mengusur orang gila yang selalu tidur didepan tokonya karena dianggap mengganggu, entah menyiramnya dengan air, memukulnya bahkan menendangnya, tidak jarang dengan melemparkan sandal maupun barang lainnya. Suatu saat pemilik toko heran karena orang gila tersebut tidak lagi ada didepan toko. Sang pemilik toko penasaran dan memeriksa CCTV yang dipasang di depan toko, ternyata selama ini orang gila tersebut selalu menjaga toko setiap malam, seperti mengusir orang mabuk yang mengencingi toko, anak muda yang corat coret serta pada ahirnya menjaga toko dari perampokan yang ahirnya menewaskan orang gila tersebut. Melihat penderitaan yang selama ini dialami orang gila serta perilaku tidak manusiawi yang dilakukan pemilik toko membuatnya telah kasar dan salah menilai orang gila yag ternyata begitu baik. Tujuan materi ini agar peserta didik dapat menerima makna dari memahami orang lain dengan cara yang posistif, serta tidak memandang salah orang lain, yang mungkin saja ada keadaan yang tidak terduga dibaliknya yang ahirnya dapat meningkatkan perilaku saling memahami dengan sesama. 3) Pertemuan ke tiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB hari Sabtu 7 November 2015 di ruang aula siswa. Materi yang diberikan adalah materi berbagi. Pemberian materi dengan penayangan powerpoint serta adanya modul siswa, kemudian dilanjutkan pemutaran video dan diskusi berbentuk buzz group. Video yang diputar menceritakan seorang bocah miskin yang hidup dilingkungan kumuh, dia ingin sekali makan ice cream yang dimakan anak
52
lain yang ditemui dijalan, namun karena kondisi keuangan dan keadan sehingga dia tidak mampu, ahirnya dia bermain-main di tempat pembuangan sampah dan menemukan ban motor untuk dimainkan. Dengan berlarian sambi menggelindingkan ban tersebut ternyata ada uang yang terselip, dengan senang hati dia mengambil dan membawanya ke pasar untuk membeli ice cream namun di pasar dia melihat seorang ibu tua yang berdagang minuman dan tiba-tiba ada bola yang jatuh dan memecahkan semua gelasnya, sang pedangan tidak marah bahkan memberikan bolanya pada anak yang bermain bola. Anak kcil yang melihat hal tersebut lantas mengurungkan niat membeli ice cream dan dan menyelipkan uangnya pada pecahan gelas tersebut. Tujuan dari materi ini adalah siswa mampu memahami memberi serta berbagi tidak hanya dilakukan ketika memiliki banyak uang saja tapi setiap saat dan tanpa syarat bahkan ketika kita dalam keadaan kekurangan. Video ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku siswa agar menjadi pribadi yag suka berbagi. 3. Penyajian data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang perilaku prososial siswa kelas XI yang didapat dari data pretest dan posttest. Hasil dari penelitian ini diperoleh data berupa nilai skala perilaku prososial dari subjek penelitian yang telah dipilih. Berikut adalah data yang disajikan: a. Data Pretest Data pretest merupakan data yang menunjukan kondisi awal perilaku prososial dari peserta didik sebelum diberi perlakuan berupa bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group. Data ini diperoleh dari nilai angket perilaku prososial yang diberikan pada 215 siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dari jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Pemesinan, Pengelasan, dan Geomatika. Dari data pretest didapat siswa yang berada dalam kategori rendah sebanyak 30 siswa dengan nilai sebagai berikut:
53
Tabel 4.3 Nilai Pretest Perilaku Prososial Siswa No
Nama
Nilai Pretest
No
Nama
Nilai Pretest
1
TTW
115
16
ABW
126
2
RS
117
17
AM
126
3
ASA
118
18
AMU
126
4
MA
119
19
FNF
126
5
YIM
123
20
FA
126
6
BSP
123
21
DA
127
7
MAF
123
22
MNM
127
8
NIM
123
23
AIA
127
9
RYN
124
24
IW
127
10
MIH
124
25
MDH
127
11
MFH
125
26
AN
127
12
NFN
125
27
DPS
128
13
M FQ N
125
28
MLMI
128
14
PT F
126
29
MKN
128
15
ABD
126
30
AS
128
Dari 30 subjek penelitian yang didapat dari data pretest selanjutnya dibagi menjadi 2 (dua) kelompok subjek yaitu 15 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 15 siswa sebagai kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kontrol didasarkan atas pertimbangan nilai antar induvidu yang dianggap seimbang. Pertimbangan keseimbangan nilai subjek penelitian dapat dilihat dari rincian data tabel sebagai berikut:
54
Tabel 4.4 Nilai Subjek Penelitian Setelah Diseimbangkan Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama TTW ASA YIM MAF RYN MFH MFN ABD AM FNF DA AIA MDH DPS MKN
Nilai Pretest 115 118 123 123 124 125 125 126 126 126 127 127 127 128 128
Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama RS MA BSP NIM MIH NFN PT F ABW AMU FA MNM IW AN MLMI AS
Nilai Pretest 117 119 123 123 124 125 125 126 126 126 127 127 127 128 128
Dari data nilai subjek kelompok kontrol dan eksperimen dapat dibuat diagram batang sebagai berikut :
Grafik 4.1 Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
55
Dari Grafik 4.1 Pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat bahwa perbandingan skor pretes kedua kelompok hampir sama. Dari data Grafik 4.1 selanjutnya diolah kembali dan dapat dideskripsikan dengan SPSS 20 sebagai berikut: Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
kelompok eksperimen
15
115
128
124,47
3,701
kelompok kontrol
15
117
128
124,80
3,189
Valid N (listwise)
15
Dari Tabel 4.5 Diskripsi Statistik Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol tersebut dapat diketahui bahwa subjek kelompok eksperimen sebanyak 15 siswa dengan nilai nilai terendah perilaku prososial 115 dan tertinggi 128 dengan rata-rata yang didapat sebesar 124,47 dan standar deviasi sebesar 3,701. Jumlah kelompok kontrol sebanyak 15 siswa dengan nilai nilai terendah perilaku prososial 117 dan tertinggi 128 dengan rata-rata yang didapat sebesar 124,8 dan standar deviasi sebesar 3,189. b. Data Posttest Posttest dilakukan satu minggu setelah pemberian treatment berakhir yaitu pada tanggal 14 November 2015, baik pada kelompok eksperimen maupun kontrol. Posttest dilakukan dengan pemberian angket perilaku prososial siswa yang digunakan dalam pretest. Nilai akhir digunakan sebagai nilai pembanding untuk membandingkan perubahan perilaku prososial yang dialami subjek sebelum dan sesudah adanya treatment berupa pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi buzz group pada kelompok eksperimen yang diharapkan adanya peningkatan, serta pada kelompok kontrol yang tidak diberi treatment. Data nilai hasil posttest yang dilakukan ditampilkan dalam sebagai berikut:
56
Tabel 4.6 Data Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TTW ASA YIM MAF RYN MFH MFN ABD AM FNF DA AIA MDH DPS MKN
Nilai Posttest 133 125 140 134 145 147 139 130 135 140 151 150 137 149 135
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RS MA BSP NIM MIH NFN PT F ABW AMU FA MNM IW AN MLMI AS
Nilai Posttest 118 119 123 122 124 125 127 126 127 130 127 123 128 127 125
Dari data nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2 Perbandingan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Dari data perbandingan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kontrol diolah kembali dengan menggunakan SPSS 20. Berikut adalah hasil analisis SPSS 20:
57
Tabel 4.7 Deskripsi Statistis Perbedaan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol N Eksperimen Kontrol Valid N (listwise)
Descriptive Statistics Minimum Maximum 15 125 151 15 118 130 15
Mean 139,33 124,73
Std. Deviation 7,743 3,305
Dari hasil Tabel 4.7 Deskripsi Statistis Perbedaan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol dapat dilihat nilai minimum kelompok eksperimen 125 dan kelompok kontrol sebesar 118, nilai maksimum kelompok eksperimen sebesar 151 sedangkan kelompok kontrol sebesar 130, rata-rata kelompok eksperimen sebesar 139,33 dan kelompok kontrol sebesar 124,73 serta standar deviasi dari kelompok eksperimen 7,743 dan kelompok kontrol 3,305. c. Data Peningkatan Perilaku Prososial Berdasarkan hasil pretest dan posttest subjek penelitian baik kelompok eksperimen setelah pemberian treatment dan kontrol menunjukkan adanya perubahan
nilai perilaku prososial. Perubahan nilai perilaku prososial dapat
dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.8 Perbedaan Nilai Pretest Dan Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kelompok Eksperimen Nama Pretest Posttest TTW 115 133 ASA 118 125 YIM 123 140 MAF 123 134 RYN 124 145 MFH 125 147 MFN 125 139 ABD 126 130 AM 126 135 FNF 126 140 DA 127 151 AIA 127 150 MDH 127 137 DPS 128 149 MKN 128 135
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kelompok Kontrol Nama Pretest RS 117 MA 119 BSP 123 NIM 123 MIH 124 NFN 125 PT F 126 ABW 126 AMU 126 FA 126 MNM 127 IW 127 AN 127 MLMI 128 AS 128
Posttest 118 119 123 122 124 125 127 126 127 130 127 123 128 127 125
58
Perubahan perilaku prososial siswa dari data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol juga dapat dilihat dari grafik berikut:
Grafik 4.3 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat adanya peningkatan nilai perilaku prososial yang dialami subjek. Perbandingan perbedaan rata-rata perilaku prososial antara kelompok eksperimen dan kontrol diolah kembali dengan menggunakan SPSS 20 menghasilkan deskripsi analisis sebagai berikut.
59
Data ini menunjukkan peningkatan perilaku prososial yang dialami oleh subjek baik dari kelompok kontrol maupun eksperimen dari skor pretest dan posttest. Adapun rincian peningkatan dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.9 Peningkatan Perilaku Prososial Kelompok Eksperimen No
Subjek
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Kelompok Kontrol
2
ASA
118
125
18 7
3 4
YIM MAF
123 123
140 134
18 11
5 6
RYN MFH
124 125
145 147
21
7 8
MFN ABD
125 126
139 130
126
135
126 127
140 151
118
2
119
3 4
BSP NIM
18
5 6
11 3
1
133
FNF DA
117
MA
16
115
AM
RS
No
TTW
9
Nilai Posttest
%
1
10 11
Nilai Pretest
Gain
22 14 4 9 14 24 23
12 13
AIA MDH
127 127
150 137
14
DPS
128
149
10 21
15
MKN
128
135
7
6 14 9 17
7 11
Subjek
Gain
%
119
1 0
123 123
123 122
0 -1
MIH NFN
124 125
124 125
0
7 8
Pt F ABW
126 126
127 126
1 0 0 -1 0 0 1 0 1 3 0 -3 1 -1 -2
0 1 0 1
9
AMU
126
127
19
10 11
FA MNM
126 127
130 127
18 8
12 13
IW AN
127 127
123 128
16 5
14
MLMI
128
127
1 -1
15
AS
128
125
-3
4 0 -4
Dari data tabel 4.9 Peningkatan Perilaku Prososial dapat dilihat bahwa subjek dalam kelompok eksperimen mengalami peningkatan perilaku prososial, sedangkan kelompok kontrol 5 orang mengalami peningkatan 4 orang mengalami penurunan dan 6 orang stabil. d. Observasi Observasi digunakan sebagai data penguat disamping menggunakan angket perilaku prososial untuk melihat perubahan perilaku siswa. Observasi juga sebagai evaluasi proses dilakukan sejak saat pemberian treatment pertama sampai terahir,. Observasi dilakukan dengan melihat tingkah laku siswa selama proses pemberian treatment bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group. Observasi dilakukan dengan mencatat perilaku yang diperlihatkan masing-masing siswa berkaitan dengan perilaku prososial siswa (hasil observasi terlampir pada lampiran halaman 94). Dapat dilihat bahwa setiap siswa mengalami kenaikan perilaku prososial
60
yang terlihat. Secara lebih rinci perilaku yang diperlihatkan siswa adalah sebagai berikut : 1) TTW TTW dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 115 menjadi 133. Hal ini sesuai dengan perubahan perilaku siswa sejak hari pertama yang menunjukkan sikap tertarik kegiatan, fokus terhadap jalannya proses diskusi meskipun terlihat canggung dan kurang percaya diri. Di hari kedua terlihat berpendapat dan menerima kehadiran orang lain. Pertemuan ketiga mgenunjukkan keaktifan dalam diskusi yang terlihat pada tidak berbuat curang, aktif memberi pendapat serta menerima kehadiran orang lain. 2) ASA ASA dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 118 menjadi 125. Perubahan perilaku ini terlihat sejak hari pertama menunjukan agak pemalu, sedikit pasif namun masih memberikan pendapatnya dalam diskusi. Hari kedua sudah berubah lebih santai dan dapat membaur dengan teman yang lain, kepercayaan diri sudah terlihat serta aktif berpendapat. Hari ketiga ASA terlihat percaya diri dan antusias dalam pelaksanaan diskusi dan mau mendengarkan pendapat orang lain. 3) Y I M YIM dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 123 menjadi 140. Kenaikan perlaku prososial ini ditunjukan dari perubahan perilaku di hari pertama yang terlihat aktif dan fokus terhadap jalannya diskusi meski terlihat kurang percaya diri. Dihari kedua juga terlihat keaktifan mau berpendapat dan kepercayaan dirinya sudah muncul namun kurang menghormati kelompok lain berdiskusi, hal ini ditunjukan dari pendapatnya dengan suara yang keras sehingga mengganggu kelompok lain. Di hari terahir terlihat sudah mulai menghormati kelompok lain dan tidak lagi mencemooh teman yang lain. 4) MAF MAF dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 123 menjadi 134. Kenaikan perilaku prososial ini ditunjukan dengan perubahan
61
perilaku yang dilihat sejak awal pertemuan MAF yang awalnya terlihat lebih pendiam dibandingkan dengan teman satu kelompok lainnya, namun dari kedua terlihat perubahan menjadi lebih menerima orang lain, bahkan menjadi penengah ketika ada perdebatan dalam diskusi. Hari terahir terlihat perkembangan semakin aktif dan berkontribusi dalam diskusi serta ramah dan mengalah terhadap teman yang lainnya serta merelakan pendapat tidak digunakan dalam diskusi. 5) RYN RYN dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 124 menjadi 145. Kenaikan ini sejalan dengan perubahan perilakunya yang pada awal diskusi terlihat sekali RYN tidak tertarik dengan diskusi, lebih memilih diam, menyibukkan diri dengan HP yang dibawa serta tidak menyatu dengan kelompok yang membiarkan teman yang lain saja yang mengerjakan diskusi. Pertemuan ke dua sudah mulai berpendapat, serta pertemuan terakhir terlihat mulai menyatu dan bahkan mewakili kelompoknya membacakan hasil diskusi. 6) M F H MFH dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 124 menjadi 147. Perubahan perilaku ini terlihat dari hasil observasi yang menunjukan perilaku pada awal pertemuan terlihat percaya diri yang kurang serta selalu mengalah dalam berdiskusi, kurang dalam memberikan pendapatnya. Kenaikan ini terlihat setelah pertemuan kedua sikapnya mulai terlihat percaya diri yang ditunjukkan dengan lebih aktif dalam berpendapat dan keinginan untuk maju giliran presentasi hasil. Bahkan pada pertemuan ke tiga
selain terlihat percaya diri, fokus dan aktif, MFH juga dapat ikut
menjelaskan pendapat teman yang kurang jelas. 7) MFN MFN dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 125 menjadi 139. Perilaku yang terlihat pertemuan pertama menunjukan keaktifan dalam berpendapat, aktif dalam kelompok dan mau mewakili diskusi. Di pertemuan kedua terlihat juga MFN mau menghargai dengan mendengarkan
62
teman yang berpendapat. Pada hari ketiga disamping aktif dalam diskusi MFN mampu mengarahkan anggota yang lain untuk fokus dalam menyelesaikan tugas. 8) A B D ABD dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 126 menjadi 130, hasil kenaikan perilaku prososial dapat dilihat pada awal pemberian treatment menunjukkan perilaku yang kurang aktif dalam kelompok, cenderung pendiam, enggan berpendapat serta pasrah dengan keputusan kelompok. Namun pada hari pertemuan kedua menunjukan perubahan perilaku berupa mau berpendapat meski hanya sedikit. Serta pada pertemuan ketiga berubah menjadi lebih aktif dalam kegiatan kelompok. 9) AM AM dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor126 menjadi 135. Dari hasil observasi yang terlihat pada pertemuan pertama AM menunjukan perilaku berupa sikap sinis kepada teman-teman yang lain, nada bicaranya cederung galak dan kurang dapat menerima pendapat orang lain, selain itu sedikit pendiam tapi masih ikut dalam diskusi. Hari kedua menunjukan perbahan perilaku menjadi lebih ramah terhadap teman yang lain, mau menerima pendapat dan mau berdiskusi. Dan hari terahir berkembang lagi kepercayaan dirinya menjadi lebih baik. 10) F N F FNF dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 126 menjadi 140. Perubahan perilaku yang dialami FNF yang pada pertemuan awal masih terlihat malu-malu dan pendiam, perlahan berubah menjadi lebih terbuka menerima kehadiran orang lain dan mau berpendapat pada pertemuan kedua, dan pada pertemuan ketiga ahirnya menunjukan munculnya kepercayaan diri dan keaktifan dalam kegiatan kelompok. 11) DA DA dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 127 menjadi 151. Kenaikan nilai perilaku prososial ini terlihat juga dari perubahan perilaku yang terjadi. Awal pertemuan DA terlihat masih canggung dalam
63
kelompok dan sedikit berpendapat namun mau mewakili kelompok untuk presentasi. Pertemuan kedua terlihat perubahan berupa mau berpendapat dan suka bercanda sehingga terlihat kurang serius dalam diskusi. Diahir pertemuan terlihat serius dan aktif berpendapat serta mau menerima kritik dn pendapat teman lain. 12) AIA AIA dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 127 menjadi 151. Perubahan nilai perilaku prososial ini juga dapat dilihat dari perilaku yang nampak, awal AIA menunjukan keramahan dan mau menerima teman baru, namun agak pendiam dan tidak banyak bercanda meski demikian AIA mau menjadi perwakilan kelompok untuk presentasi. Pada pertemuan kedua terlihat mulai berpendapat. Diakhir pertemuan menunjukan perubahan perilaku menjadi lebih santai dan aktif dalam berpendapat. 13) MDH MDH dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 127 mejadi 137. Kenaikan nilai angket sejalan dengan perubahan sikap siswa yang berupa kecanggungan dipertemuan pertama, meski demikian MDH masih aktif dalam berdiskusi. MDH yang dalam perkembangannya menunjukan keaktifan diskusi, mau menerima pendapat orang lain pada pertemuan kedua dan pada pertemuan terahir terlihat aktif dalam jalannya diskusi bahkan dapat meluruskan topik obrolan yang keluar dari pembahasan materi. 14) DPS Dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 128 menjadi 149. Kenaikan skor angket juga dapat dilihat dalam observasi bahwa adanya perubahan perilaku prososial. Pada awal pertemuan DPS menunjukan perilaku yang pasif berupa masih malu dalam berpendapat, cenderung diam dan belum aktif dalam diskusi, selanjutnya pada hari kedua menunjukan perubahan berupa keaktifan dalam berdiskusi, bisa membaur dengan teman yang lain. Pada pertemuan ketiga terlihat lebih percaya diri hal ini ditunjukan dengan menyampaikan hasil diskusi kedepan kelas. 15) MKN
64
Dalam angket perilaku prososial mengalami kenaikan dari skor 128 menjadi 135. Kenaikan skor angket juga dapat dilihat dalam observasi bahwa adanya perubahan perilaku prososial, MKN menujukan sikap masih malumalu, kurang tertarik terhadap materi. Pada hari kedua terlihat pasif dalam berdiskusi dan hanya diam setuju dengan hasil diskusi yang dilakukan dibandingkan anggota lainnya. Pada pertemuan ketiga terlihat lebih fokus terhadap jalannya diskusi bahkan membantu teman yang lain untuk menjelaskan pendapatnya yang kurang jelas. B. Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group efektif untuk meningkatkan perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pengujian hipotesis menggunakan aplikasi statistik SPSS 20 dengan analisis nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney u dan uji Wilcoxon. 1. Uji Mann-Whitney u Uji Mann-Whitney u digunakan untuk melihat perbedaan mean Pretest dan Posttest kelompok Eksperimen dan kontrol menggunakan program SPSS 20 dengan signifikansi 0,05. Dari uji Mann-Whitney u didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Mann-Whitney U Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Test Statisticsa subjek Mann-Whitney u
108,000
Wilcoxon W
228,000
Z
-,189
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,850 ,870b
Uji Mann-Whitney u menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. Dengan penarikan hipotesis penelitian penelitian sebagai berikut: Ho
: tidak ada perbedaan nilai perilaku prososial siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Ha
: ada perbedaan nilai perilaku prososial siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
65
Dari Tabel 4.10 Uji Mann-Whitney U Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol dapat dimengerti bahwa nilai Z hitung dengan uji Mann-Whitney u memiliki nilai 108 dengan signifikansi sebesar 0,87. Signifikansi sebesar 0,87 >0,05 dapat dipahami bahwa tidak adanya perbedaan skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tidak adanya perbedaan skor juga dapat dimaknai bahwa keadaan kelompok eksperimen dan kontrol dalam keadaan seimbang sebelum dilakukan treatment, sehingga memenuhi syarat awal penelitian eksperimen. Setelah pretest kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group. Pengukuran selanjutnya berupa posttest untuk melihat perbedaan mean kelompok kontrol dan eksperimen. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Uji Mann-Whitney U Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Test Statisticsa Subjek Mann-Whitney u Wilcoxon W Z
8,500 128,500 -4,322
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,000 ,000b
a. Grouping Variable: kelompok eksperimen dan kontrol b. Not corrected for ties.
Uji Mann-Whitney u menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. Dengan penarikan hipotesis penelitian penelitian sebagai berikut: Ho
: tidak ada perbedaan nilai perilaku prososial siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Ha
: ada perbedaan nilai perilaku prososial siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Dari Tabel 4.11 Uji Mann-Whitney U Postest Kelompok Eksperimen Dan
Kontrol tersebut dapat diketahui bahwa nilai Z hitung dengan uji Mann-Whitney u memiliki nilai 8,5 dengan signifikansi sebesar 0,00. Signifikansi sebesar 0,00 <0,05 terdapat perbedaan skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dapat dipahami bahwa terdapat perubahan
66
yang signifikan terkait perilaku prososial siswa setelah diberikan treatment. Maka pemberian treatment bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group efektif untuk meningkatkan perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2015/2016. 2. Uji Wilcoxon Uji Wilcoxon dilakukan sebagai penguat simpulan dari uji Mann-Whitney u, uji Wilcoxon digunakan untuk melihat perbedaan skor mean antara pretest dan posttest kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Berikut ini disajikan data hasil pengolahan nilai pretest dan posttest Wilcoxon signed range test: Tabel 4.12 Deskripsi Nilai Pretest Dan Posttest Wilcoxon Signed Ranks Test Kelompok Eksperimen Ranks N
posttest – Pretest
Mean Rank
Sum of Ranks
Negative Ranks
0a
,00
,00
Positive Ranks
15b
8,00
120,00
Ties
0c
Total
15
a. posttest < Pretest b. posttest > Pretest c. posttest = Pretest
Dari tabel 4.12 Deskripsi Nilai Pretest Dan Posttest Wilcoxon Signed Ranks Test kelompok eksperimen dapat dilihat bahwa dari 15 subjek penelitian tidak ada penurunan perilaku prososial serta 15 subjek penelitian mengalami peningkatan perilaku prososial. Berikut adalah hasil perhitungan analisis non parametrik Wilcoxon menggunakan program SPSS 20: Tabel 4.13 Hasil Analisis Statistik Uji Wilcoxon Kelompok Eksperimen Test Statisticsa posttest - Pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
-3,411b ,001
67
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa nilai hitung Z sebesar 3,411 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Didapat nilai signifikansi <0,05 (0.001<0,05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan nilai perilaku prososial siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment. Simpulan dari hasil pengujian hipotesis didapat hasil uji Mann-Whitney u dengan hasil hitung Z sebesar -4,322 dan signifikansi sebesar 0,00 yang dalam pengambilan keputusan 0,00<0,05 yang berarti Ha diterima ada perbedaan nilai posttest antara kelompok kontrol dan eksperimen. Hasil uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil hitung posttest kelompok eksperimen dengan Z sebesar 3,411 dan signifikansi sebesar 0,001 yang berarti adanya perbedaan nilai mean perilaku prososial siswa kelompok eksperimen setelah diberikan treatment. Simpulannya dari uji Mann-Whitney u menunjukkan hipotesis ada perbedaan nilai perilaku prososial siswa kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberikan treatment dapat diterima, dan didukung dengan uji wilcoxon dengan hasil ada perbedaan nilai perilaku prososial sebelum dan sesudah diberikan treatment. Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti berbunyi “Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Buzz group efektif untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016” dapat diterima kebenarannya. C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian eksperimen mengenai perilaku prososial siswa untuk meningkatkan perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental design dengan non equivalent control group design. Dari hasil perlakuan yang dilakukan pada 15 orang siswa dari kelompok eksperimen hasil posttest menunjukkan adanya perubahan yang dialami oleh 15 siswa berupa peningkatan hasil perilaku prososial. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney u dan Wilcoxon. Dari hasil uji Mann-Whitney u didapat hasil hitung Z sebesar -4,322 dan signifikansi sebesar 0,00, signifikansi<0,05 dengan keputusan terdapat perbedaan yang
68
signifikan perilaku prososial siswa kelompok kontrol dan eksperimen. Selain itu uji Wilcoxon kelompok eksperimen menunjukan nilai Z sebesar 3,411 dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi 0,001 >0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan perilaku prososial peserta didik setelah diberikan treatment dengan simpulan bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group efektif untuk meningkatkan perilaku prososial siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan pada subjek eksperimen, menunjukan adanya perubahan perilaku siswa, yang pada awal pemberian layanan terlihat pasif, tidak saling mengenal bahkan tidak saling menyapa bahkan kemampuan sosial siswa menjadi meningkat, hal ini sesuai dengan pendapat Gazda (dalam Romlah 1989:3) bahwa perubahan sikap pada anggota-anggota kelompok merupakan tujuan tidak langsung dari bimbingan kelompok. Pemilihan teknik diskusi buzz group untuk meningkatkan perilaku prososial dikarenakan melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group siswa selain mendapat materi dan contoh video, siswa juga dapat menyampaikan pendapat-pendapat tentang norma dan perilaku prososoial yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan pendapat Baron & Byrne(1994:40) bahwa perilaku prososial dapat ditingkatkan dengan menekankan perhatian terhadap normanorma prososial serta model perilaku prososial. Selain itu siswa juga dituntut untuk bekerja sama dengan teman lain kelas. Bentuk treatment yang berupa diskusi juga menuntut masing-masing siswa mampu menyampaikan pendapatnya dan berkontribusi dalam penyelesaian tugas seperti tujuan bimbingan kelompok yang hasil ahir adalah perubahan perilaku prososial siswa. Keterbatasan penelitian ini dilakukan hanya pada siswa yang memiliki nilai perilaku prososial rendah. Pengambilan jumlah subjek disesuaikan hanya pada subjek terendah agar fokus dalam pemberian layanan. Pemberian treatment dilakukan pada subjek karena perilaku prososial subjek berbeda dengan siswa lain, sehingga perlu adanya layanan bimbingan kelompok yang dilakukan untuk meningkatkan perilaku prososial siswa untuk membantu subjek meningkatkan perilakunya yang berpengaruh pada lingkungan sosial siswa.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari uji mann whitney-u didapat nilai signifikansi 0,000 dengan hasil nilai signifikansi <0,05 (0,000<0,05) yang berarti ada perbedaan skor perilaku prososial kelompok eksperimen dan kontrol setelah adanya treatment. Hasil penarikan simpulan juga didukung dengan hasil uji wilcoxon diperoleh hasil hitung Z sebesar 3,411 serta signifikansi ditunjukan sebesar 0,001. Dengan hasil nilai signifikansi <0,05 (0,001 < 0,05), yang berarti ada perubahan skor perilaku prososial kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian treatment. Maka berdasarkan hasil uji mann whitney-u dan didukung uji wilcoxon di atas simpulan yang diperoleh adalah bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group efektif untuk meningkatkan perilaku prososial siswa kelas XI SMK N 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2015/2016. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang menunjukan keefektifan bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group untuk meningkatkan perilaku prososial, implikasi penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagi kepala sekolah, penelitian ini sebagai bukti nyata bimbingan konseling dapat meningkatkan perilaku prososial siswa. Hal ini menunjukan pentingnya bimbingan dan konseling di sekolah sehingga selain meningkatkan kemampuan dalam bidang akademik juga dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang sosial. 2. Bagi guru pembimbing, dapat membantu siswa meningkatkan perilaku prososial dalam kehidupan sehari-hari melalui bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group agar siswa dapat mengembangkan perilaku prososial yang menunjang keharmonisan dalam hubungannya dengan orang lain. 3. Bagi guru mata pelajaran, dapat membantu dalam proses belajar mengajar sebagai kegiatan pendukung dalam pembahasan materi dalam pelajaran. Sehingga dapat mendukung adanya keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. 69
70
4. Bagi siswa, bimbingan kelompok teknik diskusi dapat memberikan pemahaman tentang perilaku-perilaku yang harus dikembangkan dalam kehidupan sosial, agar siswa dapat menciptakan kondisi lingkungan yang hangat dan saling peduli dalam kehidupan sehari-hari. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, maka dapat disampaikan saran bagi masing-masing pihak sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah sebaiknya lebih mendukung dan meningkatkan fasilitas penunjang guru bimbingan dan konseling untuk memberikan bimbingan, agar pemberian layanan dapat lebih optimal, terutama bimbingan kelompok dengan teknik diskusi buzz group. 2. Bagi Guru Pembimbing Guru pembimbing dapat menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group sebagai salah satu layanan yang dapat dikembangkan dan diterapkan pada siswa. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran dapat menggunakan teknik diskusi buzz group diakhir pelajaran untuk mendorong siswa berpendapat, bekerjasama serta dapat berperilaku yang baik dalam bergaul. 4. Bagi Siswa Siswa perlu memahami tentang berperilaku yang baik agar siswa mampu mengerti perilaku yang harus diterapkan dalam kehidupannya sehingga siswa mampu meningkatkan perilaku prososial dalam kehidupan seharihari. 5. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang perilaku prososial dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan dan referensi. Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian variabel ini dengan subjek pada jenjang pendidikan yang berbeda seperti SD, SMP, SMA/SMK
kelas
X
dan
XII
sehingga
hasil
lebih
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S. 2013. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: Rineka Cipta. Baron & Byrne.2005.Psikologi Sosial Jilid II Edisi X. Terj. Ratna Djuwita. Jakarta : Erlangga. Dayakisni & Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang: Universitas Negeri Malang Dahriani, Adria. 2007. Perilaku Prososial terhadap Pengguna Jalan (Studi Fenomenologis pada Polisi Lalu Lintas). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Fieldman Robert. 1998. Social Psychology. New Jersey : Prentice hall Hasibuan. 1985. Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Radja Karya. Kusumaningrum Intan. 2014. Meningkatkan Perilaku Prososial Rendah Melalui Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Mussen,Paul H. 1979. The Psychological Development of the Child.New York: Harper International Edition _______& Esienberg. 1989. The Roots of Prosocial Behavior in Children. Cambridge: Cambridge University Press Myers David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 10. Terj. Aliya Tusyani. Jakarta : Salemba Humanika Nur’Aini. 2013. Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Buzz Group Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.Jurnal Program Studi Bimbingan Dan Konseling Univeritas Sebelas Maret Surakarta. Vol 1 No 1: 2013. Diunduh 20 Juli 2015 dari http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/counsilium/ . Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).Jakarta: Ghalia Indonesia.
71
72
Prayitno & Erman Amti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Rahman. 2013. Psikologi Sosial: Integritas Pengetahuan Wahyu Dan Empirik. : Rajawali Pers Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT.Rineka Cipta. Romlah Tatiek. 1989. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Proyek Pengembangan Tenaga Kependidikan. Sanjaya, Wina. 2013. Peneltian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur.Jakarta: Kencana Pernada Media Group Sarwono, J.2006. Metode Penelitian Kuantiatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Sarwono Sarlito. 2011. Psikologi Sosial. Jakarata: Salemba Humanika. Sears David O. 1994. Psikologi Sosial jilid 2. Terj. Michael Ardiyanto. Jakarta: Erlangga ___________. 1991. Psikologi Sosial. Terj. Michael Ardiyanto.Jakarta: Erlangga Sevilla , dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Terj. Alimuddin Tuwu. Jakarta: Universitas Indonesia Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA Suryabrata,S. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grafindo Persada. Sutirna. 2012. Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal Dan Informal. Yogyakarta: Andi Offset. Suwarto & Slamet. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuanitatif. Surakarta: UPT Universitas Sebelas Maret Press. Taylor,dkk 2009. Psikologi Sosial (edisi ke dua belas). Terj. Tri Wibowo. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Usman & Akbar. 2014. Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta : Bumi Aksara Yusuf & Nurihsan. 2012. Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung: PT RoSDakarya