BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Sekolah Menengah Atas Insan Cendekia Al Mujtaba Sukoharjo, yang beralamatkan di Jl. Ovensari Kadilangu Baki Sukoharjo. Sekolah ini merupakan sekolah Insan Cendekia satusatunya di Jawa Tengah.
2. Waktu penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Semester I (Bulan Juli 2015Maret 2016) tahun ajaran 2015 – 2016. Adapun tahap pelaksanaan kegiatan penelitian secara umum dapat dilihat pada rekapitulasi jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No
Tahap Kegiatan Penelitian
Bulan Juli
1. 1. 2. 2. 3. 3.
Ags
Sep
Menyusun Proposal Penelitian Membuat Draf Model Menyusun Instrumen Penelitian
4. 4.
Mengumpulkan Data
5. 5.
Analisis Data
6. 6.
Menyusun Laporan
7. 7.
Ujian
66
Okt Nov Des
Jan
Feb
Mar
67
B. Jenis Penelitian Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode penelitan dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris research and development (R&D). Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012:407). Menurut Borg dan Gall (1991:772) menjelaskan education research and development (R&D) os a process used to develop and validate education products yang berarti penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangakan dan menguji validitas produkproduk yang digunakan dalam penelitian. Nusa Putra (2012:88) mengemukakan research and development tepat digunakan untuk meneliti yang akan melakukan inovasi dengan mencari temukan model, produk, prosedur, metode baru, dan hendak mengukur efektifitas, produktivitas dan kualitasnya. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pembelajaran yang efektif dan menarik bagi peserta didik dan guru, pengembangan model ini dengan berbasiskan nilai-nilai yang terkandung dalam serat jawa dengan pemanfatan naskah serat wicara keras. Selain sebagai basis pengembangan model, sekaligus memperkenalkan siswa terhadap salah satu peninggalan kebudayaan lokal sehingga produk yang dihasilkan berbentuk model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan bagi pengajar dalam proses pembelajaran. Penelitan ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran sejarah yang berbasis SWK yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis bagi siswa.
nilai-nilai
68
C. Desain Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menciptakan sebuah model pembelajaran yang menunjang tercapainya tujuan dari pemebelajaran itu sendiri. Untuk terciptanya sebuah model pembelajaran yang baik maka disusun melalui prosedur penelitian yang baik. Borg and Gall (1991:775) mengatakan prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama antara lain mengembangkan produk dan menguji efektifian produk dalam menjangkau tujuan. Prosedur yang dipakai peneliti dalam pengembangan bahan ajar model menerapkan prosedur pengembangan Borg and Gall (1989: 784-785) yang menjelaskan tahap penelitian pengembangan sebagai berikut: 1) Research and Information, 2) Planning, 3) Develop preminary from product, 4) Preliminary field testing, 5) Main product revision, 6) Main field testing, 7) Operational product revision, 8, Operational field testing 9) Final revisi product, dan 10) Dessemination and implementation. Oleh karena tidak semua penelitian pengembangan dipakai untuk memproduksi produk dalam skala besar maka ada penyederhanaan tahapan-tahapan dalam proses pengembangan model yaitu sebagai berikut: 1) analisis kebutuhan, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji produk. Kemudian supaya mudah dikatagorikan maka tahapan tersebut dikelompokan menjadi tiga kelompok besar seperti halnya Nana Syaodih Sukmadinata (2007, 184-187) membaginya, sebagai berikut: 1) studi pendahuluan, 2) pengembangan model dan 3) pengujian model. Tahap-tahap penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu, tahap I: studi pendahuluan, tahap II: tahap pengembangan model, dan tahap III: tahap Evaluasi/pengujian model. Tahap penelitian pengembangan model pembelajaran berbasis nilai-nilai serat wicara keras dapat digambarkan sebagai berikut :
69
Tahap 1. Pendahuluan -Model Pembelajaran sejarah yang digunakan -Kemampuan berfikir kritis siswa -Sumber bahan AJAR
Studi Pustaka dan survey lapangan
SK : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah KD: Menggunakan metode penelitian sejarah NSWK sebagai basis pengembangan model Nilai- nilai yang terkandung : (Sikap kritis, kepedulian social, keberanian, jujur, cinta tanah air, kepemimpinan, religious, kesopanan)
Pembuatan Draf Model Hipotetik yang dikembangkan
Tahap 2. Pengembangan Model Validasi Draf Model Oleh Tim Ahli
Model Final sudah direvisi dan siap digunakan
Revisi 1 Draf Model
Uji Coba satu-satu
Revisi 2 Draf Model
Uji Implementas i
Revisi 3 Draf Model
Uji Coba terbatas Terbatas
Tahap 3. Evaluasi/Efektivitas Model Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
- Tes Awal - Implementasi Model - Tes akhir - Uji efektifitas
Gambar 3.1 Tahap Penelitian dan Pengembangan Model PSB NSWK
70
D. Implementasi Tahap Penelitian Berikut ini adalah penjelasan dari setiap tahap penelitian yang dilalui oleh peneliti hingga tersusunya sebuah model pembelajaran. 1. Tahap I: Studi Pendahuluan Langkah pertama yang harus dilalui peneliti adalah tahap penelitan pendahuluan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melihat model pembelajaran sejarah yang selama ini dilaksanakan, pengaruh dari model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan berfikir kritis siswa, dan bentuk kebutuhan terhadap model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai serat. Hasil dari penelitan pendahuluan ini akan diperoleh suatu kebutuhan dalam sistem pembelajaran yang akan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Dalam studi pendahuluan ini, penelitan melakukan terlebih dahulu kegiatan yaitu studi pustakan dan survei lapangan. a.
Studi pustaka Studi pustaka yaitu kajian untuk mengumpulkan data berupa naskah serat wicara keras yang sudah dialih bahasakan., jurnal ilmiah dan bukubuku yang berkaitan dengan sejarah SWK, selanjutnya peneliti menganalisis serat dan mereduksi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dan berbagai referensi lainya yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis. Selain itu untuk melihat model pembelajaran yang dilaksanakan dilihat dari Silabus, dan RPP yang digunakan oleh guru mata pelajaran
b. Survei lapangan Survei lapangan ini bertujuan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian sejarah. Pengumpulan data pada saat survei lapangan dilakukan melalui pengamatan dan wawancara. Pengamatan di lakukan dengan mengamati dan menganalisis pembelajaran yang berlangsung, melihat kemampuan siswa dalam berfikir kritis, dengan wawancara kepada siswa dan guru selain itu juga diberikan angket berfikir kritis untuk mengetahui tingkat
71
kemampuan berfikir kritis yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data arsip dokumen tentang proses perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. c. Sumber Data Sumber data adalah sumber informasi yang digunakan peneliti untuk membangun sebuah penelitian. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah: 1. Informan : guru dan siswa 2. Peristiwa : kegiatan pembelajaran sejarah lokal di kelas. 3. Dokumen : silabus, RPP dan dokumen yang relevan. d. Teknik pengumpulan data Teknik
pengumpulan
data
adalah
cara
peneliti
untuk
mengumpulkan data-data yang berguna sebagai pendukung dalam penelitian. Teknik-teknik yang digunakan adalah: 1. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengetahui memori seseorang terhadap semua hal yang berkaitan dengan pengalamannya terkait dengan permasalah yang diteliti melalui komunikasi dua arah (tanya-jawab). Dalam hal ini peneliti mewawancarai pihak yang mengetahui masalah dan yang terlibat dalam penelitian seperti guru, siswa dan ahli. 2. Analisis Dokumentasi : Arsip atau dokumen digunakan peneliti untuk memperluas
pembendaharaan
kata
(Emy
Wuryani,
2011:17).
Dokumen yang dianalisis berupa silabus, kalender akademik, prota, promes, RPP, dan hasil evaluasi peserta didik. 3. Observasi : Observasi merupakan kegiatan penelitian dimana peneliti hadir langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan (Sutopo, 2006:228) . Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses kegiatan belajar di dalam kelas.
72
e. Teknik validitas data Dalam studi pendahulau peneliti mengolah data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif sehingga peneliti wajib memperoleh informasi dari berbagai sumber. Setelah data diperoleh peneliti membandingkan antara sumber satu dengan sumber lainnya untuk menguji validitas data. Uji validitas digunakan untuk menjamin kredibilitas dan kebenaran data yang diperoleh. Cara yang paling umum digunakan adalah menggunakan trianggulasi data (Sutopo, 2006:92). Trianggulasi data (trianggulasi sumber) digunakan untuk mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda sumber. Alur trianggulasi sumber dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:94):
Data
Wawancara
Informan
Analisis Konten
Dokumen/Arsi p
Observasi
Aktivitas/Peril aku
Gambar 3.2 Trianggulasi Sumber
Trianggulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda dalam teknik pengumpulan datanya (Sutopo, 2006:95). Trianggulasi metode diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji tingkat kebenaran datanya. Alur trianggulasi metode dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:96): Kuesioner
Data
Wawancara Observasi Gambar 3.3. Trianggulasi Metode
Dokumen/Arsi p
73
f. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Milles dan Hubeman yang memiliki 3 unsur, yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi (penarikan kesimpulan). Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi dalam hal pengumpulan data sehingga tidak bisa dipisahkan. Proses analisis ini dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan kebutuhan peneliti sampai menemukan hasil yang terbaik. Langkah-langkah model analisis interakif menurut Milles dan Huberman: 1. Reduksi data Reduksi data adalah kegiatan memilah - milah data yang diperlukan untuk penelitian dengan cara menyeleksi, menyederhanakan dan memfokuskan data yang didapat selama penelitian (Sutopo 2006:114). Akhir dari proses reduksi data adalah mengubah data mentah menjadi informasi. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan penggabungan berbagai informasi yang dideskripsikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti dengan susunan yang sistematis dan logis sehingga mudah dipahami oleh orang lain (Sutopo, 2006: 115). 3. Penarikan Simpulan Penarikan simpulan adalah membuat kesimpulan dari data yang telah dihasilkan sejak awal hingga akhir penelitian. Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka dibutuhkan verifikasi dengan tujuan memantapkan simpulan dengan menelusuri kebenaran informasi selama penelitian berlangsung (Sutopo, 2006: 116). Langkah-langkah model analisis interaktif menurut Milles dan Hubeman dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006 :120).
74
Pengumpulan Data
1
3
Reduksi Data
Sajian Data 2 Verifikasi
Gambar 3.4. Model Analisis Interaktif Menurut Milles dan Hubeman
g. Output Hasil dari tahap eksplorasi ini berupa informasi yang menunjukkan bahwa pengembangan model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai SWK untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa benar-benar dibutuhkan di dalam pembelajaran sejarah di SMA IC AM Sukoharjo. Sehingga selanjutnya dari tahap ini adalah mendesain draf model. 2. Tahap II: Pengembangan Model Tahap pengembangan model meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengajuan draf model. b. Draf model yang telah jadi akan di uji validasnya kepada tim ahli. c. Uji coba terbatas draf model. d. Melakukan revisi draf model. e. Evaluasi dan penyempurnaan draf a. Pengajuan Draf Model Dalam penelitan ini produk yang dihasilkan adalah sebuah model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Serat Wicara Keras (PSBNSWK), yang akan menjadi draf model. Model pembelajaran ini diciptakan sebagai salah satu solusi terhadap kebutuhan akan sebuah model pembelajaran sejarah yang efektif dan menyenangkan sekaligus untuk
meningkatakan
kemampuan
berfikir
kritis
Siswa
SMA.
Penyusunan draf model berpijak pada hasil kajian pustakaa dan survey
75
lapangan pada studi pendahuluan, memadukan kesesuaian karakteristik model-model yang akan dikembangkan. Dasar penyusunan yang digunakan menjadi acuan adalah sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak pengiring. Dengan
demikian
fokus
tindakan
penelitian
ini
adalah
memperbaiki dan memberdayakan model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai serat wicara keras untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Berfikir kritis merupakan kemampuan siswa untuk peka terhadap kondisi social dan politik yang terjadi dilingkungan sekitarnya, mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi. Dengan nilai - nilai yang terkandung dalam serat wicara keras sebagai sumber belajar, siswa dapat melihat kondisi social politik saat ini. Keberhasilan pengembangan model pembelajaran dilihat dari aspek penguasaan kompetensi (prestasi belajar), dengan ditunjukan selama proses pembelajaran berlangsung, baik dalam penjelasan maupun ekspresi yang ditunjukan serta konsepkonsep yang aktual dan tajam dalam menjelaskan peristiwa sejarah dan peristiwa masa kini.
76
Model Pembelajaran Berbasis Nilai nilai Serat Wicara Keras Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis
1. 1. Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah 2. 2. Kompetensi Dasar : Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah 3. 3. Tujuan : Menjelaskan dan menganalisis sumber sejarah,Siswa mengkritisi masalah 4. 4. Langkah Pembelajaran : Kegiatan pembelajaran melalui apersepsi, ekplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penutup 5. 5. Sumber/ media : Naskah SWK, Power Point, LCD, Buku Paket, artikel berita 6. 6. Evaluasi : Post Test
MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS NILAI-NILAI SWK
KEGIATAN GURU
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK dan KD yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepadaLO siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
KEGIATAN SISWA
PENDAHULUAN Apersepsi
Fase 1 PBL:Mengorientasi peserta didik pada masalah Guru menyampaikan tentang permasalahan yang terjadi di negeri ini,permasalahan korupsi yang terus menggerogoti kejayaan Negara Fase 2 PBL :Mengorganisasikan kegiatan belajar Guru membagi kelas kedalam 4 kelompok diskusi yang terdiri dari 45 siswa dan masing-masing kelompok diberikan lembar kerja yang berisi pemaparan masalah yang harus dipecahkan oleh masingmasing kelompok.Guru memberikan sumber artikel berita sebagai pendukung data.
KEGIATAN INTI 1. Ekploras i
Menyimak penjelasan guru tentang sosialisasi dan prosedur dan tujuan pembelajaran.
Fase 1 PBL:Mengorientasi peserta didik pada masalah Siswa menanggapi permasalahan yang terjadi di negeri ini,permasalahan korupsi yang terus menggerogoti kejayaan Negara Fase 2 PBL :Mengorganisasikan kegiatan belajar Siswa membagi kelas kedalam 4 kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 siswa dan masing-masing kelompok mendapatkan lembar kerja yang berisi pemaparan masalah yang harus dipecahkan. Menerima sumber artikel berita sebagai pendukung data.
77
Fase 3 PBL :Membimbing penyelidikan Guru membimbing dan mengamati proses berlangsungnya diskusi kelompok dalam pemecahan masalah. Guru memberikan penilaian terhadap partisipasi masing-masing siswa dalam diskusi pemecahan masalah. Yang meliputi proses pengumpulan informasi melalui pendapat dan analisis sumber berita (Heuristik), proses silang pendapat/dsikusi (Kritik). Menarik kesimpulan (Verifikasi) dan penulisan hasil laporan (Historiografi).
Fase 3 PBL :Membimbing penyelidikan Siswa melakukan proses penyelidikan dari masalah yang diberikan. Yang meliputi proses pengumpulan informasi melalui pendapat dan analisis sumber berita (Heuristik), proses silang pendapat/dsikusi (Kritik). Menarik kesimpulan (Verifikasi) dan penulisan hasil laporan (Historiografi). 2. Elaborasi
Fase 4 PBL :Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membimbing masing-masing kelompok dalam proses diskusi melalui presentasi laporan lembar kerja pemecahan masalah yang telah dirumuskan oleh masing-masing kelompok. Guru memberikan penilaian terhadap proses presentasi dan diskusi. Keaktifan siswa dalam bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain (Heuristik). Dan mengkritisi /berbeda pendapat terhadap hasil diskusi kelompok lain (Kritik & Interpretasi). Fase 5 PBL :Analisis dan evaluasi Guru membantu siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses pemecahan masalah yang telah mereka lakukan dan menegaskan kepada siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari bahwa mereka telah melaksanakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah secara sederhana melalui tahapan-tahapan proses belajar PBL
Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi tentang pentingnya memahami nilai dan berfikir kritis. Applaus dan salam untuk selesainya proses pembelajaran. Guru mentutup pembelajaran
Fase 4 PBL :Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Siswa mempresentasi laporan lembar kerja pemecahan masalah yang telah dirumuskan oleh masing-masing kelompok. siswa aktif dalam bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain (Heuristik). Dan mengkritisi /berbeda pendapat terhadap hasil diskusi kelompok lain (Kritik & Interpretasi).
3. Konfirmasi
PENUTUP
Fase 5 PBL :Analisis dan evaluasi Siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses pemecahan masalah yang telah mereka lakukan dan menegaskan kepada siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari bahwa mereka telah melaksanakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah secara sederhana melalui tahapan-tahapan proses belajar PBL
Bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi tentang pentingnya memahami nilai dan berfikir kritis. Applaus dan salam untuk selesainya proses pembelajaran.
Gambar 3.5. Draf Awal Model PSB- NSWK
78
Sintak Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-nilai Serat Wicara Keras Struktur Tahap pertama : mempersiapkan materi nilai SWK. Tahap kedua : penyampaian informasi materi. Tahap ketiga : mengorganisasi kelompok, penugasan menganalisis nilai serat dan fakta, presentasi hasil analisis dari data dan fakta mencakup nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam serat Tahap keempat : Membimbing Kelompok. Tahap lima
: evaluasi dan refleksi hasil diskusi
Tahap enam
: memberi penghargaan dan penguatan
Sistem Sosial Model ini bersifat kooperatif, guru tetap menjadi fasilitator, inisiator dan pengawas dalam setiap kegiatan. Hal yang perlu dinilai adalah penganalisis data secara kritis, serta menganalisis nilai yang terkandung dalam serat wicara keras.
Prinsip reaksi. Pengajar menyesuaikan tugas yang diberikan terutama penyiapan data nilai-nilai serat wicara keras yang dibagi dalam beberapa pupuh. Serta menentukan kesiapan.
Sistem Pendukung Siswa memerlukan naskah serat untuk dianalisis yang dijadikan sumber informasi.
Dampak Pengiring Model berbasis nilai-nilai serat dirancang untuk melatih siswa dalam penjelasan sejarah, dan sekaligus melatih berfikir kritis dan analisis. Selain itu model ini memberi perhatian pada siswa untuk fokus akan data, dan rentetan-rentetan peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain.
Gambar 3.6. Sintak Pembelajaran
79
b. Validitas Draf Model Draf model yang akan dikembangkan diajukan kepada tim ahli/tim pakar untuk
menvalidasi
diimplementasikan.
model
yang
Validitas
draf
dikembangkan model
dilakukan
layak untuk
atau
tidak
mengetahui
kekurangan-kekurangan yang ada agar dapat direvisi sehingga draf model yang dikembangkan
akan
menjadi
maksimal
sesuai
dengan
tinjauan
tujuan
pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui kelayakannya validasi diukur menggunakan skala Likert rentang skor 1 sampai 5. Data yang diperoleh dari lembar validasi kemudian diubah menjadi data interval sebagai berikut: Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
: 5 (100% sesuai dengan pernyataan) : 4 (80% sesuai dengan pernyataan) : 3 (60 % sesuai dengan pernyataan) : 2 (40% sesuai dengan pernyataan) : 1 (20% sesuai dengan pernyataan)
Pada tahap selanjutnya skor yang diperoleh diubah menjadi nilai dengan acuan tabel sebagai berikut: Tabel 3.2. Kriteria Nilai Validasi Draf Model Interval skor ̅ > (Mi + 1,80 Sbi) X ̅ ≤(Mi + 1,80 Sbi) (Mi + 0,6 SBi) < X ̅ ≤(Mi + 0,6 SBi) (Mi − 0,6 SBi) < X ̅ ≤(Mi − 0,6 SBi) (Mi - 1,80 Sbi) < X ̅ X≤ (Mi - 1,80 Sbi)
Nilai A B C D E
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Keterangan: Mi= rerata ideal
=
Sbi= simpangan baku =
1 2 1 6
(skor maks. Ideal + skor min ideal) (skor maks. ideal - skor min. ideal)
Sedangkan untuk menghitung skor rerata penilaian produk memakai rumus: ̅̅̅̅ 𝑿𝒊 =
Keterangan:
∑𝑿
𝒏
80
̅̅̅ 𝑋𝑖
= skor rata-rata
∑𝑋
= jumlah skor
n
= jumlah responden Dalam penelitian ini patokan yang digunakan untuk kelayakan produk yang akan diimplementasikan pada pembelajaran adalah nilai (skor) C atau kategori cukup yang diperoleh dari penyekoran tim ahli
c. Revisi Draf Model Revisi draf model yang dikembangakan dilakukan berdasarkan catatan-catatan atau saran-saran yang diberikan oleh tim ahli/pakar agar pengembangan model menjadi lebih baik. Model yang direvisi menjadi model hipotetik yang akan diuji cobakan. d. Uji Coba Uji coba dilakukan belum secara luas masih bersifat terbatas, yakni dilakukan satu kelas. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kemampuan berfikir kritis dengan model yang dikembangkan. Model yang dikembangkan akan terlihat kekurangan-kekurangan yang perlu direvisi kembali sebelum mejadi model hipotetik. Untuk mengujicobakan model yang telah di rancang dilakukan dengan cara penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002:33). Sugiyono (2012:109) menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Margono, 2005: 110). Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan,
81
treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian menobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Penelitian eksperimen bertujuan (Zuriah, 2006: 58): 1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. 2) Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen. 3) Menarik generalisasi hubungan antarvariabel. 2. Karakteristik penting dari penelitian eksperimen Ide pokok dasar dari semua penelitian eksperimen sangat sederhana yaitu mencoba sesuatu dan mengamati dengan sistematis apa yang terjadi. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang berupaya mengkaji hubungan kausalitas suatu kejadian dengan melakukan manipulasi terhadap objek penelitian, selain juga melakukan kontrol. (Andi.2011:146). Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang
lain
dalam
kondisi
yang
terkendalikan.
(Sugiyono.2010:107) Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat. Nana Syaodih (2007:194).. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah uji eksperimen dengan desain prates-pascates kelompok statis. Dengan model sebagai berikut : Kelompok Eksperimen Kontrol
Pretes O1 O1
Perlakuan X1 X2
Postes O2 O2
Sumber : Nana Syaodih S (2007:209) Gambar 3.6.. Prosedur Penelitian Eksperimen
1) Desain Uji Coba Uji coba model pembelajaran sejarah yang dikembangkan melalui tahap validasi tim ahli/pakar dan diujicobakan dalam kelompok terbatas. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini hanya dimanfaatkan oleh guru sebagai pengguna. 2) Subjek Uji Coba
82
Subjek uji coba dalam penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas IC Al Mujtaba Sukoharjo. Pelakasanaan uji coba dilakukan pada siswa kelas 10 semester 1. Untuk melihat keefektivitas model dilakukan di kelas A sebagai kelompok kontrol, dan kelas B untuk kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dilakukan uji kompetensi karena model yang dikembangkan digunakan oleh guru untuk melihat kemampuan berfikir kritis. Apabila hasil uji kompetensi ≥ 50% siswa mencapai ketuntasan, maka model pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan. Sebaliknya jika dari hasil kompetensi diperoleh < 50% siswa mecapai ketuntasan, maka dilakukan uji coba kembali. 3) Uji coba terbatas Uji coba terbatas dilakukan setelah draf pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai SWK yang dikembangkan sudah dinyatakan siap diujicobakan oleh tim ahli. Dalam uji coba ini model akan diajarkan di sebuah kelas guna melihat efek dari penerapan model ini dan melihat kendala-kendala yang muncul untuk direvisi ulang. 4) Revisi draf model Pada tahapan ini peneliti merevisi draf model yang sedang dikembangkan berdasarkan saran yang diberikan oleh tim ahli. Model yang telah direvisi nantinya menjadi model hipotetik yang siap untuk diujicobakan. 3. Tahap III: Pengujian Keefektivan Model Tahapan evaluasi mempunyai tujuan untuk melihat keefektivan dampak dari model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai serat wicara keras untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas X SMA IC Al Mujtaba Sukoharjo. Untuk melihatnya perlu dilakukan percobaan dengan penerapan model pembelajaran yang berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk memudahkan penilaian melalui uji
83
pre test dan post test dimana hasilnya akan dibandingkan antara kedua kelas tersebut. Dalam tahapan ini kelas X2 dijadikan kelas eksperimen dan kelas X3 dijadikan kelas kontrol. a. Pendekatan penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan pada tahap studi pendahuluan yaitu untuk mengetahui gambaran yang ada di lapangan termasuk untuk memberi data analisis kebutuhan. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk tahap pengembangan yaitu mengujicobakan keefektivan penerapan draf model maupun model pembelajaran yang dikembangkan terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa kelas X. b. Instrumen fase uji test Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan keefektivan model pembelajaran yang sedang dikembangkan. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket berfikir kritis. Untuk mengumpulkan data berfikir kritis, peneliti menggunakan angket dengan instrumen yang terdiri dari lima macam pertanyaan, yakni sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju yang dibuat dengan mencontoh skala Likert. 1. Test Prestasi Belajar Tes prestasi belajar digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes yang dimaksud adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada siswa untuk mereka jawab dan hasilnya diubah menjadi angka. Bentuk soal yang akan disajikan berupa pilihan ganda. Sedangkan kisi-kisi tes prestasi berasal dari materi prinsip-prinsip penelitian sejarah meliputi: Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Tes
84
Standar Kompetensi : Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah Kompetensi Dasar Menggunakan prinsipprinsip dasar penelitian sejarah
Indikator
No soal
Pengertian Penelitian Sejarah Tahapan-tahapan penelitian sejarah Komponenkomponen dalam penelitian sejarah Contoh-contoh tindakan dalam penelitian sejarah Jenis-jenis sumber sejarah Contoh-contoh sumber sejarah Fakta dan bukti sejarah Perkembangan historiografi
9,20,29,30,33,
Jenis soal Pilihan Ganda
Ranah Penilaian C1,C1,C2,C1,C3
2,3,7,8
C3,C2,C1,C1
4,13,14,23,25,32
C1,C2,C1,C2,C1,C1
5,10,18,35
C3,C4,C3,C2
22,26,27,,31
C1,C1,C2,C3
1,11,21,24,28
C1,C1,C3,C1,C1
12,15,16,17
C2,C1,C1,C2
6,19,34
C1,C1,C1
Sebelum digunakan, terlebih dahulu instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya guna mengetahui kualitas instrumennya. a) Validitas Uji Validitas Instrumen tes disusun dari materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini, validitas dihitung menggunakan rumus indeks daya diskriminasi item, sebagai berikut: 𝒅 = 𝒏𝒊𝑻 / 𝑵𝑻 − 𝒏𝒊𝑹 / 𝑵𝒓 (Sumber: Azwar, 2012: 138)
Keterangan: 𝑛𝑖𝑇 𝑁𝑇 𝑛𝑖𝑅 𝑁𝑟
= banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi. = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah. = banyaknya penjawab dari kelompok rendah.
85
Adapun hasil uji validitas item soal dengan bantuan SPSS 19 adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Tabulasi Data Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Item soal
R_Hitung
Keterangan
Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20 Soal_21 Soal_22 Soal_23 Soal_24 Soal_25 Soal_26 Soal_27 Soal_28 Soal_29 Soal_30 Soal_31 Soal_32 Soal_33 Soal_34 Soal_35
0,009 0,778 0,620 0,400 0,572 0,384 0,238 0,807 0,737 0,636 0,873 0,605 0,766 0,665 0,719 0,645 0,694 0,807 0,564 0,718 0,087 0,745 0,218 -0,453 -0,682 -0,164 0,694 0,617 0,650 0,620 0,535 0,590 0,566 0,304 0,718
Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid
86
Dari 35 item soal yang diujicobakan, data hasil uji coba dilakukan uji validitas. Hasil validitas menunjukan terdapat 26 soal yang dinyatakan valid dan siap digunakan sebagai instrument soal penelitian. a) Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan hasil yang tetap apabila alat ukur tersebut diujicobakan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas dapat menggunakan Kuder Richardson 20, dengan rumus: 𝑲𝑹 − 𝟐𝟎 =
∑ 𝒑 (𝟏 − 𝒑) 𝑲 [𝟏 − ] 𝒌−𝟏 𝒔𝟐𝒙
(Sumber: Azwar, 2012:187)
Keterangan: 𝐾
= banyaknya item
𝑝
= indeks kesukaran item
𝑠2𝑥
= varian skor tes (X)
Hasil perhitungan reliabilitas melalui SPSS 19.00 Tabel 3.5. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .754
26
Dari perolehan angka statistik mencapai 0,754 dari 26 item soal atau lebih dari r table 0.388 maka dapat disimpulkan bahwa soal prestasi reliable sehingga dapat digunakan sebagai perangkat penelitian dan pengembangan model. 3. Angket kemampuan berfikir kritis Sebagai dampak pengiring dari pembelajaran sejarah, kemampuan berfikir kritis siswa diukur menggunakan angket kemampuan berfikir kritis yang terdiri dari 50 pertanyaan dengan lima jawaban responsif menurut skala likert, yakni sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (ST). Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:
87
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Skala Likert No 1 2 3 4 5
Skor
Jawaban
Positif
Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Sebelum dilakukan pengumpulan data kemampuan berfikir kritis peneliti terlebih dahulu membuat instrumen angket. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menyusun definisi operasional kemampuan berfikir kritis. b. Menyusun komponen-komponen indikator kemampuan berfikir kritis siswa. c. Menyusun tabel kisi-kisi instrumen angket kemampuan berfikir kritis siswa. d. Menjabarkan indikator ke dalam butir angket, adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.7. Indikator Angket Kemampuan berfikir kritis Instrumen
Indikator
No. Item
Jumlah Soal
Responden
Kemampuan berfikir
Keterampilan
1,2,3,4,5,
6 soal
Siswa
kritis adalah berpikir
menganalisis Masalah
6
Kemampuan
7,8,9,10,
mensintesis
11,12
informasi sebanyak
Keterampilan
13,14,15,
mungkin tentang
Mengenal dan
16,17,18
sesuatu tersebut
Memecahkan Masalah
rasional tentang sesuatu. Kemudian mengumpulkan
6 soal
6 soal
88
sebelum mengambil
Keterampilan
19,20,21,
suatu keputusan atau
Menyimpulkan
22,23,24
Keterampilan
25,26,27,
Mengevaluasi atau
28,29,30
melakukan suatu tindakan.
6 soal
6 soal
Menilai
Supaya angket yang telah disusun dapat diujikan dengan baik maka sebelumnya angket perlu diujicobakan terlebih dahulu. Ujicoba dilakukan untuk menentukan item angket yang telah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data dengan cara menguji validas dan reliabilitasnya. a) Validitas Tes validitas digunakan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur (Purwanto, 2013:114). Dalam penelitian ini untuk menghitung validasi diperlukan penghitungan konsistensi internal butir ke- i yang dilakukan dengan menggunakan rumus produk momen Karl Pearson 𝒓𝒙𝒚 =
𝒏 ∑ 𝑿𝒀 − (∑ 𝑿) (∑ 𝒀) √(𝒏 ∑ 𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐 ) (𝒏 ∑ 𝒀𝟐 − (∑ 𝒀)𝟐 )
Keterangan : 𝑟𝑥𝑦
= indeks konsistensi internal untuk butir ke- i
n
= banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)
X
= skor untuk butir ke-i
Y
= skor total (dari subjek uji coba) Instrumen angket dikatakan mempunyai konsistensi internal yang
baik jika 𝑟𝑥𝑦 ≥ 0,329 sesuai daftar table pada jumlah N:36 signifikansi 5%, dengan pengertian semakin mendekati 1,00 maka semakin baik konsistensinya (Budiyono, 2003:65). Setelah dihitung menggunakan bantuan aplikasi SPSS 19 dapat disajikan data sebagai berikut:
89
Tabel 3.8. Tabulasi Data Uji Validitas Angket Kemampuan Berfikir Kritis Item Angket
R hitung
Keterangan
Angket 1
0,544
Valid
Angket2
0,692
Valid
Angket3
0,218
Tidak Valid
Angket 4
0,294
Tidak Valid
Angket5
0,672
Valid
Angket6
0,497
Valid
Angket 7
0,740
Valid
Angket8
0,692
Valid
Angket9
0,740
Valid
Angket 10
0,628
Valid
Angket11
0,709
Valid
Angket12
0,315
Tidak valid
Angket 13
0,798
Valid
Angket14
0,661
Valid
Angket15
-0,020
Tidak valid
Angket 16
0,185
Tidak Valid
Angket17
0,710
Valid
Angket18
0,757
Valid
Angket 19
0,709
Valid
Angket20
0,146
Tidak valid
Angket21
0,038
Tidak Valid
Angket 22
0,093
Tidak valid
Angket23
0,711
Valid
Angket24
0,700
Valid
Angket 25
0,519
Valid
Angket26
0,542
Valid
Angket27
0,709
Valid
Angket 28
0,695
Valid
Angket29
0,627
Valid
Angket30
0,661
Valid
90
Angket 31
0,076
Tidak valid
Angket32
0,071
Tidak Valid
Angket33
0,711
Valid
Angket 34
0,683
Valid
Angket35
0,627
Valid
Angket36
0,740
Valid
b) Reliabilitas Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang artinya dapat dipercaya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi instrumen dalam mengukur objek yang akan diukur dengan hasil yang cermat meskipun dilakukan pengukuran ulang di waktu yang berbeda (Purwanto, 2013:154). Hasil pengukuran dapat dikatakan dipercaya apabila dalam pengukuran yang dilakukan berkali-kali terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama atau tidak menunjukan perubahan yang berarti. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket dapat menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu sebagai berikut: ∑ 𝑺𝟐𝒊 𝒏 𝒓𝟏𝟏 = ( ) (𝟏 − ) 𝒏−𝟏 𝑺𝟐𝒊
Keterangan: 𝑟11
= indeks reliabilitas instrumen
n
= cacah butir instrumen
𝑠2𝑖 =
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2 𝑁 (𝑁−1)
= varians skor setiap item
𝑠2𝑖 =
𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2 𝑁 (𝑁−1)
= varians skor total
(∑ 𝑋)2
= kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap item
∑ 𝑋2
= jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa untuk setiap item
91
(∑ 𝑌)2
= kuadrat jumlah skor total yang diperoleh siswa
∑ 𝑌2
= jumlah skor total yang diperoleh siswa
N
= jumlah butir instrumen
Hasil perhitungan dengan SPSS 19.00 menghasilkan data berikut ini :
Tabel 3.9. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .948
25
Keputusannya adalah angket dapat dikatakan reliabel jika besar indeks reliabilitasnya dari r table dengan kofisien 5% yaitu 0.396. Adapun dari keduapuluh lima item angket berfikir kritis yang telah dinyatakan valid di atas, diperoleh skor rata-rata koefisiensi reliabilitas sebesar 0,948, yang artinya angket kemampuan berfikir kritis dinyatakan reliabel. c. Tahap III : Uji Efektivitas Tujuan uji keefektifan model adalah untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan mampu meningkatkan prestasi dan kemampuan berfikir kritis siswa. Untuk mengetahui keefektivitasan model perlu dianalisis menggunakan uji eksperimen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil rata-rata nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kemudian membandingkan skor nilai kelompok ekperimen sebelum diberi perlakuan dengan sesudahnya dengan tujuan melihat perbedaan yang timbul pada subjek penelitian terkait dengan penerapan model yang telah dikembangkan. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus uji-t yaitu: 𝒕=
̅𝟏 − 𝑿 ̅ 𝟐 ) − 𝒅𝟎 (𝑿 𝟏 𝟏 √ + 𝒏𝟏 𝒏𝟐
𝒔𝒑
~ 𝒕 (𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐)
(Budiyono, 2014:151)
Keterangan:
92
̅1 𝑋
: Rerata sampel 1
̅2 𝑋
: Rerata sampel 2
𝑛1
: Jumlah sampel 1
𝑛2
: Jumlah sampel 2
1) Hipotesis Ho
=
tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
prestasi dan nasionalisme. Hɑ = terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi dan nasionalisme. 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Pembagian keputusan : Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ) ≤ 0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho ditolak. Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ)>0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho diterima. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis melalui uji normalitas. Guna mengetahui normalitas kedua variansi dilakukan uji beda menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Hɑ = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Keputusan uji Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika taraf signifikan uji ≤ 0,05 Ho ditolak, maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
93
Setelah diperoleh hasil normalitas kedua varians, maka uji persyaratan selanjutnya adalah homogenitas. Homogenitas dicari dengan uji barrlett, dengan keputusan uji sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho = Tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hɑ = Terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Keputusan uji Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Jika taraf signifikan uji < 0,05 Ho ditolak, maka terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.