BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Dalam melaksanakan penelitian untuk menyusun tesis ini, penulis memilih lokasi di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi ini didasarkan dari survei awal yang telah diteliti untuk pengambilan data dewasa dini. Dan untuk pengambilan data di Gedung serbaguna Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tanon Sragen untuk usia dewasa madya. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dan sejak persiapan sampai dengan laporan penulisan laporan dilaksanakan dari bulan Januari – Maret 2015.
B. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya kemungkinan akibat pengaruh (cause effect) terhadap keadaan atau fenomena yang diteliti. Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara
52
53
mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen (Arikunto, 2010). Penelitian
menggunakan
metode
eksperimen
dengan
rancangan
eksperimen faktorial 4 X 2, yaitu dua variabel dimanipulasi secara simultan untuk menyelidiki pengaruh masing-masing taraf terhadap variabel terikat dan pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara variabel. Eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir semua atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen (Sudjana, 1996). Desain faktorial 4 x 2 dalam penelitian ini seperti dilihat dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 3.1. Rancangan Faktorial 4 x 2 Ambang Nyeri dengan Aplikasi Jarak Inframerah Tingkat Usia 30 cm
35 cm
40 cm
45 cm
(A1)
(A2)
(A3)
(A4)
a1b1
a2b1
a3b1
A4b1
a1b2
a2b2
a3b2
A4b2
(B)
Dewasa Dini (B1) Dewasa Madya (B2)
Keterangan : a1b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 30 cm dengan dewasa dini
54
a1b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 30 cm dengan dewasa madya a2b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 35 cm dengan dewasa dini a2b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 35 cm dengan dewasa madya a3b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 40 cm dengan dewasa dini a3b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 40 cm dengan dewasa madya A4b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 45 cm dengan dewasa dini A4b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 45 cm dengan dewasa madya
C. Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah pembinaan prestasi bulutangkis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta sebanyak 33 mahasiswa dan 33 orang anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tanon Sragen. 2. Sampel Sampel penelitian adalah mahasiswa pembinaan prestasi bulutangkis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan anggota Pimpinan Cabang
55
Muhammadiyah Tanon Sragen. Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut (Nursalam, 2013) : n=
N 2 1 Nd
Keterangan: n
= Jumlah sampel
N = Jumlah populasi d
= Tingkat signifikansi (0,05) Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah: a. Dewasa Dini n =
=
N 2 1 Nd 33 2 1 330,05
= 30,4 30 orang Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan pendekatan nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel yang dipilih dari populasi berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yaitu sebagai berikut : 1) Kriteria inklusi a) Subyek sehat b) Usia antara 18 tahun – 39 tahun
56
c) Bersedia mengikuti program penelitian. 2) Kriteria eksklusi a) Terdapat keluhan nyeri pada saat akan diberi perlakuan. b) Mendapat terapi medika mentosa dengan efek analgetik dalam 1 minggu terakhir. c) Tidak sedang mendapat modalitas untuk mengurangi nyeri. d) Terdapat kontra indikasi inframerah 3) Kriteria drop out Kriteria drop out dalam penelitian ini adalah bila subjek yang tidak menyelesaikan semua rangkaian modalitas. b. Dewasa Madya n =
=
N 2 1 Nd 33 2 1 330,05
= 30,4 30 orang Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan pendekatan nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel yang dipilih dari populasi berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yaitu sebagai berikut :
57
1) Kriteria inklusi a) Subyek sehat b) Umur antara 40 tahun – 60 tahun c) Bersedia mengikuti program penelitian. 2) Kriteria eksklusi a) Terdapat keluhan nyeri pada saat akan diberi perlakuan. b) Mendapat terapi medika mentosa dengan efek analgetik dalam 1 minggu terakhir. c) Tidak sedang mendapat modalitas untuk mengurangi nyeri. d) Terdapat kontra indikasi inframerah 3) Kriteria drop out Kriteria drop out dalam penelitian ini adalah bila subjek yang tidak menyelesaikan semua rangkaian modalitas.
D. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian,atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Sedangkan menurut Sugiyono tahun 2012, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent). Variabel-variabel tersebut adalah:
58
1. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak inframerah 30 cm. 2. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak inframerah 35 cm. 3. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak inframerah 40 cm. 4. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak inframerah 45 cm. 5. Variabel Independent atributif dalam penelitian ini adalah usia meliputi dewasa dini ( 18 tahun – 39 tahun) dan dewasa madya (40 tahun – 60 tahun). 6. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah peningkatan ambang nyeri.
E. Definisi Operasional Variabel Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 30 cm Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan sabun/alkohol
untuk
dibersihkan.
Dilakukan
tes
sensibilitas
untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga tubuh subjek tidak terkena bias sinar inftramerah. Luas daerah yang terkena
59
sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 30 cm dari kulit yang disinar. Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin dihidupkan dengan menekan tombol on pada tombol on/off. Dilakukan penyinaran selama 10 menit. Mesin dimatikan dengan menekan tombol off pada tombol on/off. 2. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 35 cm Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan sabun/alkohol
untuk
dibersihkan.
Dilakukan
tes
sensibilitas
untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga tubuh subjek tidak terkena bias sinar inftramerah. Luas daerah yang terkena sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 35 cm dari kulit yang disinar. Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin dihidupkan dengan menekan tombol on pada tombol on/off. Dilakukan penyinaran selama 10 menit. Mesin dimatikan dengan menekan tombol off pada tombol on/off. 3. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 40 cm. Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan sabun/alkohol
untuk
dibersihkan.
Dilakukan
tes
sensibilitas
untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga
60
tubuh subjek tidak terkena bias sinar infra merah. Luas daerah yang terkena sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 40 cm dari kulit yang disinar. Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin dihidupkan dengan menekan tombol on pada tombol on/off Dilakukan penyinaran selama 10 menit. Mesin dimatikan dengan menekan tombol off pada tombol on/off. 4. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 45 cm. Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan sabun/alkohol
untuk
dibersihkan.
Dilakukan
tes
sensibilitas
untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga tubuh subjek tidak terkena bias sinar infra merah. Luas daerah yang terkena sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 45 cm dari kulit yang, disinar. Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin dihidupkan dengan menekan tombol on pada tombol on/off. Dilakukan penyinaran selama 10 menit . Mesin dimatikan dengan menekan tombol off pada tombol on/off.
61
5. Tingkat Usia Menurut Hurlock tahun 2011 masa dewasa dibagi menjadi: a. Masa Dewasa Dini ( 18 tahun - 39 tahun ) 1) Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population) karena didukung oleh kebiasaankebiasaan positif yaitu pola hidup sehat. 2) Secara psikologis cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya masalah dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dan lain-lain. 3) Tugas-tugas perkembangan pada usia ini meliputi pengamalan ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan dalam masyarakat, mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
62
b. Masa Dewasa Madya (40 tahun – 60 tahun). 1) Aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsi-fungsi alat indra, dan mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang belum pernah dialami (rematik, asam urat, dan lain-lain). 2) Tugas-tugas perkembangan meliputi
memantapkan pengamalan
ajaran agama, mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara, membantu anak remaja belajar dewasa, menerima dan menyesuaikan diri
dengan
perubahan
pada
aspek
fisik,
mencapai
dan
mempertahankan prestasi karier, memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.
6. Peningkatan Ambang Nyeri Peningkatan ambang nyeri adalah perubahan peningkatan
nilai
ambang nyeri yaitu nilai intensitas rangsangan terkecil yang menimbulkan rasa nyeri (Audry et al, 2003). Perngukuran ambang nyeri ini dilakukan pada lengan bawah pada biceps, tempat ini mudah dijangkau, datar dan cukup sensitif. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) jenis konvensional TENS. Intensitas arus dapat dinaikkan secara perlahan sampai timbul nyeri. Satu jam setelah pengukuran ambang nyeri, kemudian inframerah dipasang dengan jarak 30 cm, 35 cm, 40 cm dan 45 cm dengan waktu 10 menit pada masing-masing aplikasi jarak, setelah pemberian inframerah dihentikan dengan segera ambang nyeri kembali diukur dengan Transcutaneus electrical nerve
63
stimulation (TENS), yang memiliki satuan mA (miliamper) dengan skala data yang digunakan adalah skala interval.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik dan alat pengumpulan data atau instrumen penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu : 1. Alat dan Bahan Inframerah Philips HP 3613 dan Iwubums Digitens 2. Prosedur Pengukuran a. Pengambilan sampel yang memenuhi pengukuran b. Subyek diberi penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian c. Subyek diminta untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian d. Pengumpulan data dasar dan daerah yang akan diukur dicuci dengan sabun/alkohol dan dilap sampai kering e. Subyek tidur dengan posisi terlentang rileks dan senyaman mungkin, kemudian dinilai ambang nyeri pada lengan bawah kanan dengan TENS. Secara perlahan intensitas ants dinaikkan sampai subyek merasa tidak nyaman dan diminta untuk berkata ya atau tidak. Intensitas arus yang tertera pada endomed kemudian dicatat, angka tersebut merupakan nilai ambang nyeri.
64
f. Pemberian infra merah dilakukan dengan jarak yang berbeda-beda yaitu 30 cm 35 cm, 40 cm dan 45 cm serta pada subyek yang berbeda tingkat usia.
G. Teknik Analisis Data Data ambang nyeri yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis varians (ANAVA) untuk eksperimen faktorial (Sudjana, 1994), jika hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh utama (main effect) antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan adanya interaksi (interaction effect) antar variabel bebas dalam hubungannya dengan variabel terikat. Sebelum data di analisis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk uji normalitas menggunakan uji Liliefors sedang untuk uji homogenitas menggunakan Levence test pada tingkat signifikansi 5%. Langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah: 1. Uji Prasyarat Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji Normalitas dan uji Homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengtahui apakah sampel penelitian ini dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Liliefors. 1) Hipotesis
65
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi = 0,05 3) Statistik Uji L = Maks F Zi S Zi Dengan F Zi = PZ Zi
Z ~ N (0,1) S(Zi) = proporsi cacah Z Zi terhadap seluruh Zi Zi =
Xi X S
S = Standar deviasi =
x 2 ( x 2 ) / n n 1
4) Daerah Kritik Dk = L L L ; n dengan n adalah ukuran sampel 5) Keputusan Uji Ho di tolak jika L Dk, atau Ho di terima jika L Dk. (Sugiyono, 2009) b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dipersyaratkan agar populasi yang dibandingkan mempunyai variansi-variansi yang sama. Salah satu uji homogenitas untuk k populasi adalah uji Levene Test dengan prosedur sebagai berikut : 1) Hipotesis
66
12 = 22 = 32 = …= k2
H0
:
Hi :
Paling sedikit terdapat 1 variansi yang berbeda (sampel tidak homogen).
2) Taraf Signifikansi : = 0,05 3) Statistik Uji
2,203 f log RKG f j log s 2j c
2 =
Dimana : K : cacah sampel F : derajat kebebasan untuk RKG = N-k Fj : derajat kebebasan untuk sj2 = nj-1 j = 1,2,…,k N = banyaknya seluruh nilai (ukuran) Nj = Banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j RKG =
SS f
j
C=1+
X = n SSj = X n 2
j
;
j
2 j
j
1SS 2j
j
1 1 1 f j 3k 1 j
4) Daerah Kritik
Dk = 2 2 2 ; k 1
5) Keputusan Uji Ho ditolak jika 2 Dk, atau Ho diterima jika 2 Dk (Sugiyono, 2009).
67
2. Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variasi dua jalan dengan frekuensi sel sama dengan model sebagai berikut: X ijk = i j ij ijk Keterangan : X ijk
= data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j.
= rerata dari seluruh data amatan (rerata besar).
i
= efek baris ke-i pada variabel terikat
j
= efek kolom ke-j pada variabel terikat
ij
= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
ijk
= galat yang berdistribusi normal N(0, )
i
= 1,2,3,…,p ; p = banyaknya baris
j
= 1,2,3,…,q ; q = banyaknya kolom
k
= 1,2,3,…,n ij ; n ij = banyaknya data amatan pada sel ij.
2
Langkah dalam pengujian dengan menggunakan dua jalan yaitu: a. Hipotesis 1) H0A : i = 0 ,untuk setiap i =1,2,3,…,p H1A : i 0 ,untuk paling sedikit ada satu i yang tidak nol 2) H0B : j = 0 ,untuk setiap j =1,2,3,…,q H1B : j 0 ,untuk paling sedikit ada satu j yang tidak nol
68
3) H0AB : ij = 0 ,untuk setiap i = 1,2,3,…,p dan j= 1,2,3,…,q H1AB : ij 0 ,untuk paling sedikit ada satu ij yang tidak nol. b. Ketiga pasang hipotesis itu ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut ini. 1) H0A : i = 0 ,tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat. H1A : i 0 , ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat. 2) H0B : j = 0 , tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat. H1B : j 0 , ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat. 3) H0AB : ij = 0 ,tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat. H1AB : ij 0 , ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat.
69
c. Komputasi Tabel 3.2. Tata letak data B b1
b2
b3
b4
a1
a1b1
a1b2
a1b3
a1b4
a2
a2b1
a2b2
a2b3
a2b4
A
Sel aIbj memuat : Xij1, Xij2, …, Xijn nij
= cacah observasi pada sel abij
a1
= kelompok dewasa awal
a2
= kelompok dewasa madya
b1
= IR jarak 30 cm
b2
= IR jarak 35 cm
b3
= IR jarak 40 cm
b4
= IR
jarak 45 cm
1) Komponen jumlah kuadrat Pada analisis variansi dua jalan dengan sel sama untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) yang sebagai berikut : a) =
G2 pq
b) =
SS i, j
ij
70
c) =
i
d) =
j
e) =
Ai2 q B 2j p
AB
2 ij
i, j
Dimana : N = Jumlah cacah pengamatan semua sel G=
AB
= jumlah rataan semua sel
ij
ij
G2
= Kuadrat jumlah rerata pengamatan semua sel
SSij
X ijk k nijk
=
X
2 ijk
k
2
Ai
= Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada baris ke-i
Bj
= Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada kolom ke-j
ABij
2
= Jumlah kudrat rerata pengamatan pada sel ij
2) Jumlah kudrat JKA
= nh3 1
JKB
= nh4 1
JKAB = nh1 5 3 4 JKG
=
SS
ij
i, j
JKT
= JKA + JKB + JKAB + JKG
71
Dengan :
nh = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
pq 1 i , j nij
dk A = p-1 dk B
= q-1
dk AB = (p-1)(q-1) = pq-p-q+1 dk G = N-pq dk T
= N-1
3) Rerata Kuadrat JKA dkA
RKA
=
RKB
JKB = dkB
JKAB RKAB = dkAB
RKG
=
JKG dkG
d. Statistik Uji 1) Untuk H0A adalah Fa = RKA /RKG, yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajad kebebasan p-1 dan N-pq. 2) Untuk H0B adalah Fb = RKB /RKG, yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajad kebebasan q-1. 3) Untuk H0AB adalah Fab = RKAB /RKG, yang merupakan nilai dari
72
variabel random yang berdistribusi F dengan derajad kebebasan (p1)(q-1) dan N-pq. e. Daerah Kritik Dk untuk Fa adalah Dk =
Fa F; p 1, N pq
Dk untuk Fb adalah Dk = Fb F ; q 1, N pq Dk untuk Fab adalah Dk = Fab F ; p 1q 1, N pq f. Keputusan uji Ho ditolak apabila harga statistik yang bersesuaian melebihi harga daerah kritiknya (Sugiyono, 2009). 3. Uji komparasi Ganda Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari Analisis Varians. Apabila analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji lanjutan setelah analisis variabel digunakan metode Tukey and Baferoni. Langkah-langkah dalam menentukan metode Tukey and Baferoni: a. Komparasi rerata antar baris
Fi-j =
X
i
Xj
2
1 1 RKG n n j i
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (p-1)F;(p-1), N-pq} b. Uji komparasi rerata antar kolom
Fi-j =
X
i
Xj
2
1 1 RKG n n j i
73
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (pq-1)F;(pq-1), N-pq} c. Uji komparasi rerata antar sel ij dan sel kj pada baris yang sama
Fij-kj =
X
ij
X jk
2
1 1 RKG n ij n jk
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (pq-1)F;(pq-1), N-pq} d. Uji komparasi rerata antar sel ij dan sel kj pada kolom yang sama
Fij-kj =
X
ij
X jk
2
1 1 RKG n ij n jk
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (pq-1)F;(pq-1), N-pq} (Sugiyono, 2009).