BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM BANDUNG TEMPO DULU
3.1
Konsep Desain Museum Bandung Tempo Dulu
3.1.1
Konsep Perancangan Umum Konsep perancangan Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu ini mempertimbangkan
beberapa faktor sebagai dasar acuan, yaitu meliputi :
3.1.2
•
Fungsi bangunan sebagai Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu
•
Aspek lingkungan dan arsitektural
•
Kebutuhan ruang berdasarkan aktifitas pengguna
•
Kemudahan, kenyamanan, dan keamanan.
Tema Desain Mengingat fungsi Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu ini sebagai sarana atau wadah
untuk mengumpulkan, memelihara, dan memamerkan benda-benda koleksi serta pusat informasi bangunan-bangunan bersejarah di kota Bandung, maka pemilihan tema adalah Klasik yang berhubungan dengan nilai Historis.
3.1.3
Penggayaan Walaupun Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu ini memamerkan koleksi dari
bangunan-bangunan bersejarah di kota Bandung, tapi pembuatan sarana serta fasilitasnya menggunakan teknologi modern, maka penggayaan yang dipilih yaitu klasik-modern, gaya modern dipilih karena perancangannya menggunakan teknologi modern, sedangkan gaya historis dipilih karena untuk menekankan konsep sejarah. Adapun gagasan pokok yang menjadi acuan utama adalah : 1. Fungsional
www.stisitelkom.ac.id 40
Dalam gaya modern dikenal istilah bentuk mengikuti fungsi (form follow function).
2. Fleksibel dan Dinamis Mudah untuk bergerak sesuai dengan aktifitas yang sedang dilakukan. 3. Simple Dengan penerapan material alam yang menggunakan teknologi terkini. 3.2
Konsep Visual
3.2.1
Bentuk Bentuk adalah ciri utama yang menunjukan suatu volume. Hal in ditentukan oleh wujud
dan hubungan antara bidang-bidang yang menggambarkan batas-batas dari volume tersebut. Secara psikologis manusia secara naluriah akan menyederhanakan lingkungan visualnya untuk memudahkan pemahaman. Dalam setiap komposisi bentuk kita cenderung mengurangi subjek utama dalam daerah pendangan kita kebentuk-bentuk yang paling sederhana dan teratur. Semakin sederhana dan teraturnya suatu wujud, semakin mudah untuk diterima. Konsep umum bentuk dari perancangan Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu ini adalah sederhana, jelas dan terang, benar, nyata tentu dan pasti, sehingga mudah dimengerti. Aplikasinya terhadap perancangan Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu ini adalah terhadap bentuk furniture yang terletak pada lobby dan area public lainnya. Bentuk furniture (display benda koleksi) berupa bentuk garis lurus, lengkung, maupun bentuk-bentuk bidang menggunakan ukiran-ukiran atau ornament yang disederhanakan, bertujuan agar tidak menyamarkan benda koleksi yang ingin ditampilkan. Alasan pemilihan bentuk garis lurus yaitu bahwa garis ini mempunyai arti : anggun dan tenang sehingga lebih menonjolkan benda koleksi itu sendiri, sedangkan garis lengkung mempunyai arti : fleksibel, dan dinamis, dengan maksud untuk mendukung penggambaran pengembangan sejarah Bandung.
www.stisitelkom.ac.id 41
3.2.2
Material Berikut tabel kriteria pemilihan material secara umum : tabel 3.1 (kriteria material) ELEMEN
Lantai
JENIS •
Granit tile
•
Tegel
FUNGSI •
•
Dinding
•
Gypsum board
•
Kayu
• • •
Langit-langit
•
Gypsum board
•
Kayu
• •
Menahan beban karena berada di area yang banyak dilewati Sebagai pembatas antara objek benda koleksi dengan area sirkulasi Akustik Sebagai aksen ornamen Pembatas antara display satu dengan yang lainnya Akustik Ornament
www.stisitelkom.ac.id 42
3.2.3
Warna Warna merupakan sebuah fenomena pencahayaan dan persepsi individu dalam corak,
intensitas dan nada. Warna adalah atribut yang paling mencolok lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual yang dimiliki oleh semua bentuk. Pengaruh warna merupakan dasar visual yang dimiliki oleh semua bentuk. Pengaruh warna terhadap manusia terjadi secara tidak langsung melalui pengaruh fisiologis mereka sendiri. Pemakaian warna secara umum pada Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu disesuaikan dengan tema historis-rekreatif dan dititikberatkan pada fungsi tiap ruang sehingga warnawarna yang dipakai adalah warna yang bersifat netral, terang, hangat, nyaman, santai, aman.
a. Hitam Warna hitam menandakan sikap tegas, kukuh, formal, dan struktur kuat. b. Putih Warna putih memiliki karakter positif, merangsang, cemerlang, ringan, dan sederhana. c. Krem Warna krem merupakan warna yang dapat membangkitkan gairah dalam bekerja d. Coklat Merupakan warna yang dapat memberikan tenaga, membangkitkan energy. (warna teori dan kreatifitasnya, Sulasmi Darmaprawira W.A.)
3.2.4
Layout Layout atau peletakan furniture pada area pengelola menggunakan sistem linier dan
central, sedangkan pada area pameran menggunakan sistem kontinuitas atau sirkulasi tanpa putus.
3.2.5
Keamanan
1. Keamanan terhadap bahaya kebakaran Untuk mengantisipasi bahaya kebakaran yang terjadi pada Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu, maka dilakukan hal sebagai berikut :
www.stisitelkom.ac.id 43
a. Menempatkan instalasi listrik di daerah yang langsung berhubungan dengan luar gedung. b. Memasang fire estinguisher, dan smoke detector untuk area yang sensitif akan berbahaya kebakaran, misalnya dapur, dan sekitarnya. c. Pada area tertentu dimana terdapat bahan yang mudah terbakar disediakan tabung pemadam kebakaran/ fire hydrand yang mudah dilihat dan dijangkau. d. Memberikan orientasi dan sign system yang jelas pada bukaan seperti main entrance dan pintu darurat. 2. keamanan dari faktor kecelakaan Mengantisipasi faktor kecelakaan perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut : a. Penggunaan material lantai yang tidak licin b. Penggunaan sign system baik berupa tulisan maupun simbol c. Penggunaan safety stairs nosing pada anak tangga. 3. Keamanan dari bahaya kejahatan Untuk mengantisipasi tindak kejahatan maka ditetapkan : a. Pengamanan langsung b. Pengamatan alarm anti pencuri c. Penggunaan kamera pengawas / CCTV pada area public, area pamer, main entrance, dan pintu darurat yang dihubungkan pada layar monitor pada ruang security d. Pemasangan building safety code dan lock gate
3.3
Konsep Pengkondisian Ruang
3.3.1
Pencahayaan konsep pencahayaan yang digunakan dalam perancangan interior Museum Sejarah
Bandung Tempo Dulu yaitu pencahayaan alami dan buatan. Dalam kegiatan Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu yang membutuhkan penginderaan yang maksimal karena membutuhkan penglihatan tentang warna dan bentuk secara alami. (terkadang warna yang dilihat dengan cahaya alami dibandingkan cahaya buatan akan berbeda).
www.stisitelkom.ac.id 44
Khusus pada area pamer seperti ruang pamer tetap dan temporer, penggunaan cahaya buatan sangat membantu menfokuskan terhadap objek yang dilihatnya. Penggunaan cahaya buatan juga sangat diperlukan pada area seperti tangga, kolom, dan koridor. Metode penerangan pada sistem pencahayaan buatan yang dipakai ayitu penerangan umum (general lighting), penerangan khusus (task lighting), dan decorative lighting. Pencahayaan buatan untuk pencahayaan umum ini menggunakan amerikans box louver dengan lampu TL dan downlight jenis halogen yang mempunyai intensitas rendah dan kemampuan melepaskan energi listrik lebih efisien dan menghsilkan sedikit panas dibandingkan lampu pijar.
3.3.2
Penghawaan Penghawaan yang digunakan dalam perancangan interior Museum Bandung Tempo Dulu
adalah menggunakan sistem penghawaan alami dan buatan. Penghawaan buatan dikhususkan untuk area yang sangat tertutup seperti ruang pamer tetap dan temporer serta ruang-ruang yang dipakai untuk menyimpan barang-barang koleksi dengan pemeliharaan khusus (terbebas dari debu dan temperatur udara yang harus selalu sejuk). Sistem penghawaan yang digunakan pada Museum Bandung Tempo Dulu adalah sisitem penghawaan buatan seperti AC (air conditioner). Sistem pemasangan AC ini terbagi atas 2 macam yang masing-masing mrmpunyai kelebihan serta kekurangannya, seperti : 1. AC central, memiliki kelebihan hemat energi dan kekuarangnnya sulit dalam pengaturan jumlah udara. 2. AC split, memiliki kelebihan mudah dalam pengaturan jumlah udara dan kekurangannya yaitu memakan listrik yang cukup besar. AC central yang standard temperaturnya dapat dikendalikan dari ruang mekanik, biasa digunakan pada ruang-ruang public dan mempunyai aktifitas padat. Sedangkan AC split penggunaannya dapat diubah-ubah secara langsung oleh pemakai ruangan dan ditempatkan di ruang-ruang tertentu (private area), atau ruang-ruang denga tingkat aktifitasnya temporer.
3.3.3
Akustik
www.stisitelkom.ac.id 45
Energi bunyi senantiasa dipantulkan atau diserap oleh bidang hadapnya termasuk dari benda-benda yang ada. Materi penghantar yang memiliki sifat peredaman sebagai pengendali bunyi yang diharapkan dapat mengendalikan tingkat bunyi, maka yang diperlukan adalah bahan yang berpori-pori, panel atau selimut serabut dan resonator rongga. Dan untuk penyerapan bunyi digunakan bahan-bahan yang berlubang. Sebagian besar sistem akustik pada perancangan Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu ini memakai resonator rongga.
3.4
Aspek Desain
3.4.1
Antropometri Antropometri menjadi standard dimensi equipment dan ruangan, termasuk konstruksi
yang digunakan.
Gambar 3.1 antropometri Sumber : dimensi manusia dan ruang interior, Julius Panero,AIA,ASID& Martin Zelnik, AIA,ASID 3.4.2
Estetis Aspek estetis yang diterapakn pada interior maupun furniture harus memperhatikan tema
dan penggayaan yang sudah ditentukan dalam pembahasan sebelumnya. 3.4.3
Ketahanan
www.stisitelkom.ac.id 46
Ketahanan struktur bangunan maupun equipment/furniture harus dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, ini sangat berkaitan dengan material yang digunakan dan berpengaruh pada aspek perawatan. Aspek ini menjadi prioritas utama pada ruang pameran karena ruangan ini berhubungan dengan keselamatan pengunjung dan keamanan benda-benda koleksi didalamnya. 3.4.4
Perawatan Ruangan maupun equipment/furniture harus mudah dibersihkan dan mampu menjaga
keadaan benda koleksi tetap baik, hal ini berkaitan dengan penggunaan material dan warna. Public area, laboratorium, bengkel, dan gedung koleksi harus mendapat perhatian khusus.
3.5
Organisasi Ruang
3.5.1
Hubungan Antar Ruang Hubungan antar ruang mengacu pada aktifitas dan pola sirkulasi serta sistem pelayanan
berdasarkan kriteria : 1. Kedekatan aktifitas ruang yang berhubungan 2. Kemudahan pencapaian oleh pengguna ruang (efisien dan efektif)
Hubungan antar ruang dapat dijelaskan dengan sistem sebagai berikut : 1. Dekat (berhubungan langsung) Hubungan yang mempunyai keterkaitan yang bersifat terus-menerus dan terkadang lebih dari biasanya didalam lingkungan museum. 2. Sedang (berhubungan) Hubungan yang mempunyai keterkaitan yang stabil dalam lingkungan museum. 3. Jauh (berhubungan tidak langsung) Hubungan yang sewaktu-waktu memiliki keterkaitan dalam lingkungan museum. 4. Sangat jauh (tidak berhubungan) Hubungan yang tidak memiliki keterkaitan didalam lingkungan museum.
www.stisitelkom.ac.id 47
3.5.2
Zoning dan Bloking
Pertimbangan pengaturan zoning dan bloking berdasarkan : 1. Tingkat keramaian 2. Hirarki pelayanan secara garis besar terdapat 6 daerah pengelompokan : 1. introduction Area Bandung tempo dulu •
Area ticketing dan informasi
•
Security
•
Gift Shop
•
Cafetaria
2. Introduction Bandung Area •
Lobby Hall
•
Ticketing area
3. Area Pamer •
Ruang Pamer Tetap
•
Ruang Pamer Temporer
•
Ruang Pamer Kegiatan
•
Ruang Audiovisual
•
Gudang Koleksi
4. Area kantor pengelola •
Ruang Kepala Museum
•
Ruang Bagian Keuangan
•
Ruang Ketatausahaan
•
Ruang Bagian Personalia
•
Ruang Rapat
•
Ruang Kurator
•
Ruang Konservator
•
Ruang Register
www.stisitelkom.ac.id 48
•
Ruang Edukator
•
Ruang fumigasi
•
Ruang reparasi benda koleksi
5. Area Edukasi •
Perpustakaan
•
Function Room
6. Area Service
3.6
•
Ruang service dan janitor
•
Toilet
•
Mushola
•
Pantry
•
Ruang ME(Mechanical-Electrical)
•
Emergency Room
•
Ruang Generator
•
Basement
Konsep Pola Sirkulasi Pada konsep sirkulasi yang terdapat pada Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu dibagi
menjadi: 1. Pola sirkulasi pengelola 2. Pola sirkulasi benda koleksi 3. Pola sirkulasi pengunjung 4. Pola sirkulasi barang Sirkulasi yang terdapat pada Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu ini terbagi atas 2 bagian sirkulasi mengacu pada flow aktifitas pelayanan, yaitu : 1. Pola sirkulasi horizontal •
Menggunakan pintu sebagai penghubung antar ruang
•
Menggunakan koridor atau selasar
2. Pola sirkulasi vertikal
www.stisitelkom.ac.id 49
3.7
•
Menggunakan tangga
•
Menggunakan lift
Konsep Tata Letak Benda Koleksi (Story Line) Pola peletakan benda koleksi pada ruang pamer tetap, baik itu yang bersifat dua dimensi
atau tiga dimensi (diorama). Adapun pengelompokannya adalah sebagai berikut
www.stisitelkom.ac.id 50
Abad
Tahun
Abad
tahun
ke-18
1641
Peristiwa -
dalam jumlah besar, dikirimkan penduduk colonial ke Negara-negara
Benda koleksi - Foto H.W Daendels - Peta wilayah
Sunda termasuk Bandung .
priangan yang
priangan sebagian besar
dibuat oleh
tahun
berada diatas kekuasaan
pemerintah hindia
1706
VOC
Belanda
-
-
kopi adalah tanaman
- Peta wilayah jalur
tahun
budidaya di dataran
lintas
1710
priangan yang paling
menghubungkan
menguntungkan pihak
Batavia-bogor-
kompeni .
Cianjur-Bandung
-
kompeni belanda
- Benda asli
Tahun
menempatkan soldadu di
Pelankin tandu
1741
tatar Bandung yang
sebagai alat
bernama Arij Top yg
angkut (orang)
berpangkat kopral
-
- Alat bertani dan
dipercaya untuk
alat mata
menggalakan penanaman
pencaharian pada
kopi.
masanya.
warga Eropa yang tinggal di
- Benda asli Alat
Tahun
Bandung bertambah 300 %
penukaran barang
1742
yaitu dengan kedatangan
pada masanya.
Ronde dan Jan Geysbergen. sedangkan satunya lagi
kerja paksa
adalah seorang kopral
- Mata pencaharian
kompeni yang tak jelas
priangan pada
namanya ‘buangan‘ dari
masa itu
Batavia. -
- Diorama peristiwa
VOC mengalami
- Foto tanam paksa kopi
www.stisitelkom.ac.id 51
kebangkrutan sehingga
- Foto S.T raffles
Tahun
wilayah kekuasaannya di
- Alat yang
1799
Nusantara diambil alih oleh
menggunakan
pemerintahan belanda.
pada saat
Akhirnya VOC dibubarkan.
pembangunan
Jalan setapak yang bisa
“Groote postweg”
-
dilewati oleh kuda
tahun 1786
-
- Foto wilayah
menghubungkan Batavia-
tempat
Bogor Cianjur- Bandung.
penancapan
Belanda mengangkat
tongkat nya
Herman Willem Daendels
Daendels
sebagai gubernur jenderal
-
di Nusantara setelah diinggalkan VOC.
Tahun 1808
-
Didirikan lembaga yang mengatur angkutan barang dan penumpang antara Batavia-Bandung.
-
Daendels menancapkan
Tahun
tongkat di pinggir sungai
1809
cikapundung yang bersebrangan dengan alunalun sekarang. dan sekarang tempat itu menjadi titik “nol kilometer” kota Bandung.
Tahun 1810
-
Daendels memerintahkan kepada bupati “Wiranata Kusumah II” untuk memindahkan ibukota
www.stisitelkom.ac.id 52
kabupaten Bandung, dari dayeuhkolot ke daerah alun-alun sekarang. 23 Mei -
1810
Daendels mengeluarkan surat keputusan pindahnya ibu kota Bandung dan sekaligus pengangkataan Raden Suria sebagai patih Parakanmuncang. Sejak peristiwa tersebut 25 september dijadikan sebagai hari jadi kota
25
Bandung dan R.A.
September
wiranatakusumah sebagai
1810
“founding father”. Sekarang nama tesebut diabadikan mengganti jalan Cipaganti, dimana wilayah ini menjadi rumah tinggal bupati sewaktu ibukota berpindah ke alun-alun sekarang. -
Kedudukan belanda di jawa akhirnya jebol juga diserang inggris lewat pantai Batavia dan melalui kota semarang pada tanggal.sehingga janssens pengganti daendels. terpaksa
www.stisitelkom.ac.id 53
10 Agustus
menyerah di Tuntang 18
1811
september 1811. Maka selama tahun 1811-1816, letnan gubernur “Sir Thomas Raffles” memegang tampuk pimpinannya.
abad
9Januari
ke-19
1821
Tahun
-
-
Surat perintah gubernur
Foto
jenderal “G.A Baron van der
Pembangunan rel
Capellen”, tanggal yang
kereta api cianjur-
menyatakan wilayah
Bandung
keresidenan priangan
-
Foto mesjid agung
tertutup bagi orang
-
Foto “societeit
cina,eropa, kecuali yang
Concordia” dan
mendapat izin dari residen
foto lapangna
priangan.
pacuan kuda
rakyat jawa barat dibebani
tegalega.
kewajiban bertanam dan
1831
-
-
Penggalan buku
mendirikan pabrik nila oleh
dari dr. Wolter
pemerintah hindia belanda
Robert baron van
setelah kembali dari
hoevell
belanda untuk mengisi kas
-
Penggalan buku
Negara yang kosong.
dari Multatuli
mesjid agung dibangun
berjudul “max
Tahun
dengan biaya pemerintah
havelaar, of de
1850
dan rumah bupati beserta
Koffieveilingen
rumah-rumah pegawai
der
penting.
Nederlandsche
Keresidenan Priangan
Handel
-
-
www.stisitelkom.ac.id 54
dinyatakan terbuka bagi
Maatschappij”
tahun
siapapun. pengumuman
1852
perintah hindia belanda
festival gula yang
disampaikan oleh residen
diadakan di
priangan “Van Steinmetz”
Bandung
dan dimuat dalam lembaran
-
-
berita “java Bode” tanggal 11 agustus 1852. -
-
Sukamiskin -
Foto kongres pengusaha
untuk guru pasundan
perkebunan gula
Berdirinya “societeit
yang di Bandung
Concordia” dan lapangan
1866
pacuan kuda di tegalega
-
Hubungan kereta api
Tahun
Batavia-Bandung melewati
1875
bogor dan cianjur. -
Foto penjara
Dibangun sekolah guru
Tahun
-
Diorama tentang
Kota Bandung menjadi tempat penyelenggaraan kongres pengusaha
17 mei
perkebunan gula yang
1884
pertama. -
Warga masyarakat Bandung
tahun
dan wilayah sekitarnya
1896
membentuk wadah penyalur aspirasi dan partisipasi yang diketuai oleh residen priangan “Mr. C.W. Kist” dan sebagai
Tahun
motor penggeraknya adalah
www.stisitelkom.ac.id 55
“Pieter Sijthoff”
1898
Abad
1 april
ke-20
1906
-
Bandung mendapat julukan
-
Diorama tentang
“parijs van java”.
pembumihangusa
Daerah pusat kegiatan
n Bandung lautan
Tahun
masyarakat eropa yang
api
1917
diselenggarakan di komplek
-
Foto suasana kota
“bursa tahunan” Jaarbeurs
Bandung sebagai
yang terletak di Jl. Aceh
“parijs van java”
Bandung, dan dibuka resmi
-
-
-
Koleksi senjata
pada tahun 1920
yang dipakai pada
Proyek pengembangan
masa itu
daerah “kota baru”
-
Foto wilayah jl.
Tahun
Bandung yang ditangani
Cihapit yang telah
1918
oleh sekelompok tehnisi
dibangun
dipimpin oleh kolonel purn.
perumahan dan
Zeni militer belanda “V.L .
took
Slors” -
Tahun 1920
-
-
Foto upacara
dibangun sederetan rumah
perayaan hari
model kampung di daerah
ulang tahun tenno
astana anyar.
heika
dibangun 127 rumah dan 12
-
Foto penyerahan
toko di cihapit
kedaulatan yang
Di Bandung diselenggarakan
dilakukan oleh
Tahun
Natuur Wetenschappelijk
Belanda terhadap
1921
Congres II
Indonesia
-
-
-
diselenggarakan di Bandung
Tahun 1922
Kongres teh dunia
-
Bandung sebagai pusat
Foto Konferensi Asia – Afrika
-
Peralatan yang
www.stisitelkom.ac.id 56
-
Tahun
budaya sunda dan menjadi
dipakai pada
ibukota profinsi jawa barat
konferensi asia-
Dibangun gedung dana
afrika.
pension di Jl. Diponegoro
1924 -
Pasukan tentara jepang memasuki wilayah Bandung
Tahun -
1925
-
Diorama upacara Tenno Heika
-
Uang
Letnan jenderal Imamura
kependudukan
mengunjungi Bandung dan
jepang
diedarkan uang kependudukan jepang
Tahun -
1939
Jepang menyerah kepada tentara sekutu
9 maret
-
Kemerdekaan Indonesia
-
Lahirnya “laskar
1942 11 maret
wanita(laswi)”
1942 -
Pembumihangusan Bandung oleh para pejuang
15 agustus
kemerdekaan yang dikenal
1945
dengan sebutan “Bandung lautan api”
17 agustus -
1945
Penyerahan kedaulatan
12 oktober
belanda kepada Indonesia
1945
di selenggarakan di gedung
24 maret
mandala wangsit bandung
1946
-
Konferensi Asia-afrika diadakan pada tanggal 18 april 1955 di gedung merdeka yang dahulu
www.stisitelkom.ac.id 57
27 des
bernama “ Concordia”.
1949
Tahun 1955
www.stisitelkom.ac.id 58