BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah ‘Keimanan Kepada Yesus Kristus’ , dalam pengertian penciptaan suasana transendental (hubungan antara manusia dengan penciptanya). Tema ini di ambil berdasarkan sejarah St. Laurentius yang meninggal karena membela Sri Paus Sixtus II yang di tangkap oleh kekaisaran Romawi. St Laurentius telah beriman dan telah meninggal demi agamanya. Seperti telah di ceritakan di atas, Santo Laurentius adalah seorang yang beriman, jujur dan pemberani. Definisi iman menurut Alkitab adalah, dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1; 2 Petr 1:5-9) Jadi, jika seorang manusia mempunyai pengharapan, maka dia harus percaya, meyakininya dan terus berdoa pada Tuhan. Pengharapan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh iman, melalui keadaan damai dan sengsara (Rm 5:1-5) serta merupakan sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibr 6:19) Keimanan seorang manusia akan bertumbuh semakin besar (kuat) selama manusia mendengarkan firman Tuhan dan melaksanakan kehendak-Nya. Implementasi Keimanan terhadap desain gereja yaitu, dengan mendesain ruang – ruang gereja dan furnitur di dalam gereja yang ergonomi dan nyaman. Dan dengan menerapkan simbol - simbol gereja yang sakral pada fasilitas beribadah. 3.2 Konsep Penggayaan Untuk konsep desain yang digunakan yaitu menggunakan perancangan yang bergaya modern kontemporer. Kontemporer yaitu, desain yang baru yang telah mengikuti jaman yang telah berlangsung.
Implementasi Keimanan terhadap desain gereja yaitu, dengan mendesain ruang – ruang gereja dan mebel di dalam gereja yang ergonomi dan nyaman. 3.3 Konsep Sirkulasi Menciptakan arus lalu lintas yang lancar sesuai dengan fungsi dan makna aktifitas (terutama Misa). Dan aplikasinya yaitu, Pintu masuk ke dalam ruangan gereja terdapat tiga pintu masuk, yaitu dari sebelah barat (main enterance), selatan dan sebelah utara. Dan begitu masuk, terdapat ruangan nave yaitu area tempat jemaat berkumpul dan beribadat bersama. Di sebelah kiri terdapat ruang Baptisterium, yaitu ruang yang digunakan untuk upacara baptis. Dan di sebelah kanan terdapat ruang pengakuan dosa, area choir (area paduan suara) terdapat di lantai dua, panti imam adalah sebutan untuk daerah yang di anggap suci di dalam gereja.
Gambar 3. Sirkulasi Gereja Lt 1
Gambar 4. Sirkulasi Gereja Lt 1
3.4 Konsep Pemilihan Warna
Gambar 5. Contoh referensi warna Memilih komposisi warna yang menciptakan ruangan dengan suasana keimanan, kesucian, dan ketenangan. Warna yang akan di terapkan untuk interior gereja adalah,
Gambar 6. Warna Putih, Biru, Hijau, Coklat. •
Warna putih yang melambangkan kesucian dan kebahagiaan.
•
Warna biru yang melambangkan baptisan air dan ketenangan.
•
Warna hijau yang melambangkan kehidupan dan pengharapan.
•
Warna coklat yang melambangkan Kemuliaan Tuhan dan iman kristiani.
(www.google.com)
3.5. Elemen Interior Gereja
Gambar 7. Warna cat dinding Dinding Menciptakan kesan kesempurnaan dan keagungan Tuhan dengan kolom – kolom simetris yang di finishing dengan wall treatment dengan motif marmer, menciptakan suasana tenang dan khusyuk dengan memilih warna broken white untuk dinding gereja. Lantai Di dalam gereja, Kristus adalah Imam Agung dan ibadah sebagai pusat liturgi, maka dari itu dibuat kenaikan lantai pada area panti imam, dimaksudkan untuk menciptakan martabat agung dari apa yang di rayakan dalam liturgi. Material lantai yang di gunakan untuk area panti imam adalah wood plank 1216 mm x 192 mm x 8 mm. Material lantai yang digunakan di area nave adalah marmer motif warna coklat yang mengarah ke terang dengan dimensi 60 cm x 60 cm, 30 x 30 cm.
Dan di berikan symbol Gereja Katolik pada lantai, yaitu simbol “Yesus Terang Dunia”, simbol “Mahkota Duri” yang mengungkapkan penderitaan dan sengsara Yesus, dan simbol “ “Merpati” yang melambangkan “ Roh Kudus” yang bertugas mengilhami dan melindungi umatnya. (Keith Malmquist)
Gambar 8. Material lantai Panti Imam dan Nave
Gambar 9. Simbol Gereja Katolik (Keith Malmquist)
Furnitur Furnitur yang terdapat di dalam Gereja yang paling dominan adalah tempat duduk di ruang umat (pews). Dan furnitur yang lainnya adalah, patung, altar, tabernakel. Kebanyakan furnitur menggunakan material kayu jati. Dan penerapan lukisan jalan salib pada dinding gereja. untuk frame jalan salib dibuat mengunakan material kayu jati. 3.6 Konsep Visual Lukisan Jalan Salib digunakan untuk mengingatkan umat-Nya agar selalu ingat akan pengorbanan dan sengsara Yesus. Lukisan ini di pajang di dinding gereja sebelah kiri dan kanan. Dan pada area panti imam terdapat lukisan merpati yang melambangkan Roh kudus yang melindungi umatnya, di sebelah kanan
panti imam terdapat relief Bunda Maria dan sebelah kanan terdapat relief Yesus Kristus. Makna kehidupan, liturgi, hosti kudus dan buah anggur di gambarkan pada jendela kaca patri yang terdapat di sekeliling bangunan Gereja. 3.7 Konsep Pencahayaan
Gambar 10. Contoh pencahayaan vocal point pada Gereja St Paul, Roman. Gereja ini menggunakan cahaya alami dan buatan. Untuk menciptakan kesan ruang yang menenangkan. Aplikasinya yaitu: Dengan perbandingan / proporsi fungsi ruang. Sumber cahaya alami di dalam bangunan gereja pada siang hari adalah pintu dan sebagian besar dari jendela. Cahaya matahari melambangkan kuasa mistis ilahi yang masuk memenuhi gereja-Nya
(Johanes
Tanusanjaya,
2006).
Jendela
kaca
patri
dapat
memendarkan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, dan akan memberi kesan bahwa di dalam ruanagn gereja seperti suasana di alam surgawi. Untuk cahaya buatan, digunakan lampu TL yang berwarna temaram atau warna kuning. Dan pada bagian patung Yesus yang sedang disalib yang terdapat di panti imam akan di berikan pencahayaan yang di fokuskan (vocal point) seperti contoh di atas pada gereja St. Paul di Roma, karena ini menjadi bagian yang terpenting di dalam bangunan gereja.