BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 9
Tahun 2008 disebutkan bahwa
RS. Ernaldi Bahar merupakan unsur
pelayanan pemerintah Provinsis di bidang kesehatan, RS. Ernaldi Bahar dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Melalui Sekretaris Daerah. Disebutkan bahwa tugas pokok RS. Ernaldi Bahar adalah membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi di Bidang kesehatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai fungsi : a.
Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan;
b.
Perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan
c.
Pembinaan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan
d.
Penyelenggaraan kegiatan usaha pelayanan kesehatan jiwa, pencegahan, pemulihan, rehabilitasi, kemasyarakatan dan sistem rujukan;
e.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur bsesuai dengan tugas dan fungsinya. Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tantangan yang cukup berat
dalam perannya sebagai pemberi pelayanan kesehatan jiwa. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnyan tuntutan masyarakat, kompetisi ketat dan melaksanakan fungsi sosial. Kedepan RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan akan terus berbenah dan memperbaiki kinerja sehingga terwujud RS. Ernaldi Bahar sebagi pusat rujukan pelayanan dan pendidikan kesehatan jiwa yang prima dan berdaya saing nasional. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
42
Berikut ini beberapa permasalahan yang berpengaruh terhadap kinerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar, meliputi : A. Permasalahan Internal : 1.
Masih kurangnya Jumlah SDM kesehatan. Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh rumah sakit adalah masih kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan terutama untuk tenaga psikiater dan paramedis. Pada saat ini untuk rasio paramedis dengan tempat tidur (TT) baru mencapai 1:2 dari rasio standar yang seharusnya 1:1, dimana 1 paramedis untuk 1 tempat tidur. Sementara untuk tenaga psikiater yang ada pada saat ini baru berjumlah 2 orang dari ideal kebutuhan sebanyak 5 orang. Penambahan tenaga kesehatan ini sangat dibutuhkan dengan semakin meningkatnya jumlah pasien yang ditangani dan adanya rencana pengembangan/penambahan layanan Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
2.
Masih terbatasnya ketersediaan anggaran/dana. Masalah terbatasnya ketersediaan anggaran/dana merupakan masalah klasik yang terus muncul dan dirasakan. Masih terbatasnya anggaran yang ada, baik untuk biaya investasi (belanja modal) maupun kebutuhan biaya operasional rumah sakit menjadi kendala lain yang harus dihadapi. Terbatasnya ketersediaan anggaran sangat dirasakan sehingga dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir belanja
investasi/modal
untuk
rumah
sakit
sangat
kecil.
Penambahan anggaran untuk belanja modal sangat dibutuhkan mengingat sebagian alat-alat kesehatan yang ada di rumah sakit sudah berumur tua dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi kedokteran yang berkembang dengan cepat.
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
43
3.
Sarana dan prasarana rumah sakit yang belum sesuai standar. Pemenuhan sarana dan prasarana rumah sakit yang sesuai dengan standar untuk pelayanan rumah sakit jiwa, terutama jika dikaitkan dengan status Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai rumah sakit khusus jiwa kelas A sangat dibutuhkan. Penambahan alat-alat kesehatan/medis untuk menunjang pelayanan kesehatan sangat diperlukan, termasuk juga penambahan sarana dan prasarana pendukung pelayanan lainnya, seperti peralatan pada ruang gizi, farmasi, laundry dan rehabilitasi. Selain itu jika dilihat dari ketersediaan ruang rawat inap, maka jumlah kamar dan fasilitas ruang perawatan kelas 3 (tiga) masih sangat
kurang,
meningkatnya
terutama
kebutuhan
untuk masyarakat
mengantisipasi kurang
semakin
mampu
akan
pelayanan rumah sakit. Pada saat ini untuk ruang rawat inap Kelas 3 selalu penuh karena memang sebagian besar pasien yang dirawat merupakan pasien yang ditanggung oleh Jamkesmas dan Jamsoskes Sumsel Semesta. Pemenuhan sarana dan prasarana tesebut juga mutlak dibutuhkan sebagai persyaratan untuk mendapatkan akreditasi rumah sakit sebagai proses standarisasi terhadap mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit. 4.
Kurangnya kepedulian pegawai terhadap budaya Kerja, Budaya Tertib, Budaya Bersih dan Budaya Malu. Kurangnya kepedulian pegawai terhdap nilai-nilai dari budaya tersebut masih dirasakan dilingkungan rumah sakit, dimana masih ada pegawai rumah sakit yang sering datang terlambat, sering tidak masuk kerja dan semangat kerja yang rendah yang pada intinya disebabkan karena masih kurangnya kedisiplinan pegawai.
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
44
5.
Uraian tugas perorangan belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Seharusnya setiap pegawai/perorangan yang ada di rumah sakit sudah dapat
memahami dengan baik tugas pokok dan fungsi
mereka sesuai dengan bidang/bagiannya masing-masing. Tetapi kenyataannya kesadaran pegawai terhadap tugas pokok dan fungsinya masing-masing masih kurang. Seharusnya setiap pegawai sudah memiliki kesadaran yang tinggi sehingga tidak perlu digerakkan/dihimbau lagi terkait dengan pelaksanaan tupoksinya tersebut. 6.
Masih kurangnya kegiatan promosi rumah sakit. Masih lemahnya kegiatan/upaya untuk pemasaran pelayanan rumah sakit menjadikan masyarakat tidak mengetahui secara menyeluruh perkembangan dan kemajuan pelayanan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar, terutama terhadap pengembangan pelayanan baru yang ada di rumah sakit. Upaya promosi pelayanan rumah sakit kedepan menjadi kegiatan yang sangat penting terutama dengan perubahan status Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi BLUD.
7.
Belum semua pegawai memahami perubahan rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Belum semua karyawan memahami perubahan rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dimana dengan perubahan tersebut juga menuntut perubahan paradigma dan budaya kerja. Perubahan status menjadi BLUD menuntut tanggung jawab dan peranan pegawai untuk memberikan pelayanan dengan baik. Bahwa dalam BLUD dibutuhkan semangat kerja dan budaya untuk melayani yang tinggi untuk dapat meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan rumah sakit.
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
45
B. Permasalahan Eksternal : 1.
Terbatasnya anggaran dari pemerintah daerah. Anggaran yang disediakan oleh pemerintah daerah melalui APBD terutama untuk biaya operasional dan belanja modal rumah sakit yang cenderung turun dari tahun ke tahun menyebabkan penyediaan alat-alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan juga menjadi terhambat. Dari sisi belanja modal, walaupun status rumah sakit sudah menjadi BLUD, tetapi masih dibutuhkan anggaran dari APBD untuk meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan dengan baik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
2.
Masih berkembangnya pola pengobatan alternatif untuk penyakit jiwa. Masih adanya pola-pola pengobatan dan penanganan alternatif untuk pasien ganguan jiwa ditengah masyarakat sehingga pasien jiwa tersebut telat mendapatkan pertolongan medis yang tepat dan benar. Selain itu adanya rasa malu di masyarakat jika ada anggota keluarganya yang menderita penyakit jiwa sehingga tidak dibawa ke pelayanan kesehatan tapi dipasung/diasingkan sehingga biasanya pasien jiwa tersebut kondisi kesehatannya semakin parah dan sudah adanya penyakit penyerta dan pemberat. Dengan kondisi pasien yang semakin parah akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dengan biaya yang lebih tinggi.
3.
Kepercayaan masyarakat golongan menengah ke atas masih kurang. Hal ini terkait dengan kepercayaan masyarakat untuk golongan menengah keatas yang masih kurang atau takut untuk mau datang berobat dan memanfaatkan rumah sakit pemerintah karena dianggap tidak ramah, lambat, jorok dan lama menunggu pelayanan serta tidak profesional. Dengan perubahan status Rumah Sakit
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
46
Ernaldi Bahar menjadi BLUD, stigma negatif terhadap rumah sakit ini harus bisa dihapus sehingga meningkatkan pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat. 4.
Masih adanya stigma negatif terhadap Rumah Sakit Jiwa. Sampai saat ini, sebagian masyarakat masih menganggap negatif terhadap rumah sakit jiwa sehingga tidak mau datang berobat ke rumah sakit, walaupun pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada saat ini juga sudah dapat melayani pasien umum.
5.
Adanya rasa malu masyarakat terhadap keluarga yang mengidap gangguan jiwa. Kendala lain yang dihadapi oleh rumah sakit adalah adanya rasa malu dan minder dari masyarakat jika ada anggota keluarganya yang terkena gangguan jiwa dan dirawat di rumah sakit. Akibatnya pasienpasien Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang sudah sembuh dan diperbolehkan kembali ke keluarganya sering tidak dijemput oleh keluarga dan sulit dihubungi sehingga akhirnya pasien tersebut kembali menjadi beban rumah sakit. Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Aspek Kajian
Capaia n/Kond isi Saat ini
(1)
(2)
Sumber Manusia
Daya
Standar yang Diguna kan
Faktor yang Mempengaruhi
(3)
100 %
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)
(4)
(5)
(6)
Masih jumlah medis
kurangnya tenaga
Terbatasnya rekrutmen untuk pegawai negeri
Keterbatasan anggaran untuk pendidikan dan pelatihan pegawai
Uraian tugas dan kewenangan SDM
Terbatasnya institusi pendidikan yang menghasilkan tenaga kesehatan terutama untuk tenaga dokter spesialis
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
Permasalahan Pelayanan SKPD
Peningkatan Upaya Pelayanan Rumah Sakit
47
Aspek Kajian
Capaia n/Kond isi Saat ini
(1)
(2)
Standar yang Diguna kan
Faktor yang Mempengaruhi
(3)
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)
(4)
(5)
Permasalahan Pelayanan SKPD
(6)
belum dipahami.
Anggaran/Dana
Disiplin Pegawai
Mutu Pelayanan
100%
Masih kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan sesuai dengan spesifikasi dan keahlian medis
Diklat untuk tenaga kesehatan masih terbatas (berbasis kompetensi)
Masih terbatasnya ketersediaan anggaran dari pemerintah daerah
Stigma negatif masyarakat tehadap RS jiwa sehingga enggan datang
Belum seluruh pegawai memahami perubahan status menjadi BLUD
Penerimaan rumah sakit dari pendapatan operasional masih terbatas
Tingkat kepercayaan pihak ketiga masih rendah sehingga sulit untuk melakukan kerjasama
Keterbatasan rumah sakit untuk pengembangan pelayanan
Pelaksanaan Program Disiplin Aparatur belum berjalan maksimal.
Belum berjalannya program reward dan punishment.
Kurangnya tanggapan ataupun pengaduan dari masyarakat tentang pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh aparatur.
Kurangnya kesadaran pegawai.
Komitmen pimpinan dan staf dalam penegakan disiplin masih rendah.
Peran publikasi media masa terhadap pelanggaran disiplin belum maksimal.
Pemahaman pegawai terhadap tupoksi masih kurang
Masih rendahnya pemahaman pegawai terhadap budaya kerja
Keengganan masyarakat untuk memberikan penilaian.
Masih terbatasnya ketersediaan alatalat kesehatan untuk menunjang pelayanan
Adanya penilaian negatif masyarakat terhadap RS Jiwa.
Penerapan Pelayanan
100 %
100%
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
disiplin
Peningkatan Upaya Pelayanan Rumah Sakit
Penerapan Disiplin Aparatur belum berjalan Optimal.
Mutu Pelayanan kepada masyarakat/ pasien rumah sakit belum optimal.
SOP masih
48
Aspek Kajian
Capaia n/Kond isi Saat ini
(1)
(2)
Standar yang Diguna kan
Faktor yang Mempengaruhi
(3)
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD)
(4)
(5)
Permasalahan Pelayanan SKPD
(6)
belum maksimal.
Sarana Prasarana
Masih terbatasnya tenaga kesehatan yang tersedia sehingga pelayanan tidak maksimal.
Pemenuhan sarana prasarana belum sesuai standar.
Dukungan anggaran yang belum sesuai dengan kebutuhan.
Terbatasnya anggaran untuk penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
Sistem pemenuhan prasarana.
Kepercayaan pihak ketiga masih kurang sehingga sulit untuk melakukan Kerjasama operasi (KSO)
100 %
3.2
Alat kesehatan/kedokter an yang sudah lama/tua dan tidak sesuai lagi dengan kemajuan teknologi kedokteran.
birokrasi sarana
Sarana prasarana penunjang pelayanan belum sesuai standar
Telaahan Visi, Misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sebagai unsur
pelayanan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan di bidang kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak terlepas dari visi, misi dan program kepala daerah terpilih. Adapun Visi, Misi dan Program Prioritas Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 - 2018 yaitu:
3.2.1. Visi Dengan mempertimbangkan kinerja pembangunan yang telah dicapai pada periode 2008-2013; memperhatikan hasil analisis isu strategis; serta mengacu visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Tahun Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
49
2013-2018 maka visi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 20132018 adalah: SUMATERA SELATAN SEJAHTERA, LEBIH MAJU DAN BERDAYA SAING INTERNASIONAL Penjelasan visi Pembangunan Sumatera Selatan Tahun 2013 - 2018 sebagai berikut: Sejahtera mengarah kepada kondisi kehidupan masyarakat Sumatera Selatan pada semua lapisan yang mampu memenuhi hak dasarnya lebih dari hanya memenuhi kebutuhan dasar, dan sekaligus merasakan suasana yang aman dan nyaman dalam berkehidupan dan berusaha.
Hidup sejahtera
adalah hidup dalam kelimpahan yang tidak hanya keduniawian, tetapi mampu menempatkan, memanfaatkan dan mengarahkan keduniawian tersebut menjadi sarana hidup masyarakat yang damai, penuh toleransi, saling mendukung, tertib, disiplin dan profesional yang didukung dengan sumberdaya manusia yang bermutu, handal dan profesional. Lebih maju adalah keadaan Sumatera Selatan yang semakin maju dan berkembang dalam berbagai dimensi pembangunan meliputi sarana dan prasarana fisik, ekonomi dan sosial. Kemajuan daerah ditandai oleh tingkat kenyamanan, kelancaran dan kemudahan mobilitas orang, barang dan jasa baik untuk kepentingan material maupun spiritual. Sumatera Selatan yang lebih maju juga berarti kondisi daerah yang memiliki infrastruktur ekonomi yang baik, lengkap dan terpadu. Berdaya Saing Internasional menggambarkan kapasitas dan kapabilitas daerah Sumatera Selatan yang berperan serta secara aktif dalam pergaulan, kerjasama dan hubungan internasional. Penetrasi yang dilakukan dalam berbagai kesempatan kegiatan skala internasional akan menghadirkan daerah Sumatera Selatan yang menarik untuk menjadi tujuan investasi di berbagai bidang. Terkandung didalamnya kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam daerah Sumatera Selatan yang berlimpah, yang masih Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
50
harus dimanfaatkan secara profesional, inovatif, dan berkelanjutan demi kemakmuran daerah dan kemaslatan masyarakat. Sumatera Selatan dalam lima tahun ke depan akan mencapai: 1) Kemakmuran Daerah 2) Kesejahteraan Rakyat 3) Eksistensi Sumatera Selatan di lingkup Nasional, Regional dan Internasional
3.2.2. Misi Berdasarkan visi pembangunan yang telah ditetapkan, misi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 - 2018 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi. 2) Memantapkan Stabilitas Daerah. 3) Meningkatkan Pemerataan yang Berkeadilan. 4) Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan yang Lestari dan Penanggulangan Bencana.
Misi 1: Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Misi kesatu menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan perlu ditopang oleh pertumbuhan dari sisi pengeluaran dan sisi produksi yang seimbang agar peningkatan jumlah permintaan tidak diikuti oleh tekanan inflasi yang tinggi. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi diharapkan akan mendorong (1) peningkatan daya beli masyarakat, (2) peningkatan iklim investasi, (3) peningkatan penyerapan anggaran dan perbaikan kualitas belanja, serta (4) peningkatan daya saing ekspor. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi diarahkan untuk mendorong (1) peningkatan nilai tambah industri, (2) peningkatan perdagangan antarwilayah, dan (3) peningkatan infrastruktur. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
51
Misi 2: Meningkatkan Stabilitas Daerah Misi kedua menekankan peningkatan stabilitas daerah melalui 3 (tiga) aspek, yaitu: (1) stabilitas ekonomi dengan menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, (2) stabilitas sosial dengan mencegah konflik sosial, melalui (a) pelaksanaan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek pemerataan dan keadilan; (b) pelaksanaan mekanisme perencanaan pembangunan partisipatif; dan (c) pelaksanaan program dan kegiatan yang bernuansa membangun harmoni sosial; serta (3) stabilitas politik melalui: (a) pemantapan pertahanan dan keamanan dengan membangun kerjasama keamanan dengan berbagai instansi maupun lembaga baik secara formal maupun informal untuk mempermudah penanganan berbagai permasalahan yang semakin komplek; serta meningkatkan peran dan partisipatif aktif masyarakat dalam mengkritisi, menangani kamtibmas, meningkatkan kewaspadaan lingkungan atas berbagai kemungkinan terjadinya aksi kejahatan, terutama kemungkinan terjadinya aksi terorisme; (b) pemantapan pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada dengan mendukung penyelenggaraan Pemilu 2014 dan Pemilukada; memelihara kebebasan sipil dan hak-hak politik warga dengan memperhatikan dan menindaklanjuti secara seksama Inpres No.2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri; serta memfasilitasi peningkatan peran dan kapasitas forum-forum komunikasi seperti FKDPM dan FKUB. Misi 3: Meningkatkan Pemerataan yang Berkeadilan Misi ketiga mengutamakan pemerataan yang berkeadilan (equity) dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan dan menikmati hasil pembangunan (inclusiveness). Misi meningkatkan pemerataan yang berkeadilan diharapkan akan mendorong (1) pemberdayaan melalui peningkatan partisipasi dan perluasan pemanfaat; (2) peningkatan SDM yang berkualitas berbasis kompetensi, dan (3) penanggulangan kemiskinan difokuskan kepada pengembangan penghidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood) dan Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
52
melakukan sinergi dari seluruh pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah
daerah,
BUMN,
swasta
dan
masyarakat
(Public-Private
Partnerships). Misi 4: Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan yang Lestari dan Pengelolaan Bencana Misi keempat menegaskan pelaksanaan konservasi dan pemanfaatan lingkungan
hidup
dalam
mendukung
pertumbuhan
ekonomi
dan
kesejahteraan yang berkelanjutan yang disertai dengan penguasaan dan pengelolaan resiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim. Misi ini diharapkan : (1) meningkatkan pengelolaan hutan dan lahan gambut secara lestari untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan; menurunkan
(2)
mengendalikan
pencemaran
kerusakan
lingkungan
melalui
lingkungan, pengawasan
dengan ketaatan
pengendalian sumber-sumber pencemaran; (3) meningkatkan pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara terpadu; serta (4) meningkatkan kemampuan penanggulangan
bencana
melalui:
penguatan
Kapabilitas
aparatur
pemerintah, menjamin berlangsungnya fungsi sistem peringatan dini dan menyediakan infrastruktur kesiapsiagaan. 3.2.3 Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Visi dan Misi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan dijabarkan kedalam kebijakan umum dan program prioritas yang merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Adapun 8 (delapan) prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: 1) Tata Kelola Pemerintah yang Baik dan Kamtibmas; 2) Pendidikan, Kesehatan & Sosial Budaya; 3) Penanggulangan Kemiskinan; 4) Infrastruktur dan Energi; 5) Investasi dan Pengembangan Usaha; 6) Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian Bencana; Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
53
7) Pembangunan Pertanian 8) Pengembangan Wilayah
Terkait dengan visi dan misi dari Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 – 2018, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk untuk mengemban tugas di bidang kesehatan, mempunyai tugas untuk mendukung keberhasilan pencapaian misi ketiga, yaitu meningkatkan pemerataan yang berkeadilan, dengan tujuan kedua untuk meningkatkan status kesehatan jiwa masyarakat. Analisis visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta faktor pendorong dan penghambat dalam penjabarannya secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
54
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi: Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih maju, dan Berdaya Saing Internasional. No (1)
Faktor
Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Penghambat
Pendorong
(2)
(3)
(4)
(5)
Masih terbatasnya sarana dan prasarana rumah sakit terutama untuk menunjang pelayanan kesehatan
Keterbatasan anggaran yang dapat dialokasikan untuk pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit
Komitmen kepala daerah terhadap pelayanan kesehatan dan perubahan status rumah sakit menjadi BLUD
Adanya kebijakan dana bantuan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai
Misi 3 : Meningkatkan Pemerataan yang Berkeadilan Program : 1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. 2.
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
3.
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia belum sesuai standar.
Masih terbatasnya kesehatan yang tersedia
4.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Penerapan Disiplin Aparatur belum berjalan Optimal.
Rendahnya pengawasan dan eksternal
5.
Program Peningkatan Kesehatan BLUD
Kualitas
internal
Pemberlakuan PP 60 tahun 2008 tentang SPIP
Pelayanan
6.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
7.
Program Peningkatan pengembangan sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
tenaga
Mutu Pelayanan kesehatan kepada masyarakat/pasien belum optimal.
Terbatasnya tenaga kesehatan yang dimiliki dan pemahaman terhadap mutu pelayanan yang belum optimal serta pelayanan yang belum sesuai dengan SOP
55
Adanya program kendali mutu di rumah sakit. Adanya Satuan Pengawas Internal (SPI) rumah sakit.
3.3
Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sebagaimana yang telah diamanahkan di dalam Permendagri No. 54
Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah bahwa Renstra RS. Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan perlu dilakukan sinkronisasi dengan
Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Visi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yaitu : “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” Untuk mencapai visi tersebut ditempuh melalui misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat,
melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan; 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik Upaya pencapaian misi pembangunan tersebut diperlukan suatu kerjasama yang sinergis antar kementerian, lembaga pemerintah dan non pemerintah, pemerintah daerah, serta masyarakat, untuk dapat melaksanakan program. Dalam pencapaian visi dan misi maka tujuan organisasi Kementerian Kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi Kementerian Kesehatan maka rencana strategis Kementerian Kesehatan dirumuskan sebagai berikut: Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
56
1.
Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
2.
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular
3.
Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009
4.
Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi resiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin
5.
Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 % menjadi 70%
6.
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
7.
Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular Prioritas
Pembangunan
Kesehatan
pada
tahun
2010-2014
difokuskan pada delapan fokus prioritas, yaitu : 1.
Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana (KB)
2.
Perbaikan status gizi masyarakat
3.
Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan
4.
Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
5.
Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan
6.
Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
7.
Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
8.
Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
57
Arah kebijakan dan strategi kementerian kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010-2014. Untuk menjamin terlaksananya berbagai upaya kesehatan yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya yang bersifat reformatif dan akseleratif. Kedelapan fokus prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan didukung oleh peningkatan kualitas manajemen dan pembiayaan kesehatan, sistem informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Sasaran program adalah makin terbuka & mudahnya setiap warga masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang murah & berkualitas tanpa diskriminasi melalui berbagai program prioritas. Program upaya kesehatan perorangan di rumah sakit berupa : 1.
Pengembangan dan peningkatan efektivitas pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin di kelas III RS dengan menyederhanakan mekanisme administrasi, berorientasi pada subyek orang miskin, bukan jenis penyakit
2.
Revitalisasi RS daerah, RS Kabupaten menjadi RS Spesialis, RS provinsi menjadi RS Sub spesialis
3.
Pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana RS, meningkatkan pemenuhan tenaga kesehatan, peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan dan pelayanan RS
4.
Peningkatan upaya penanggulangan masalah kesehatan masyarkat, diantaranya adalah : malaria, TBC, rendahnya status gizi, bususng lapar, demam berdarah, flu burung, akses pelayanaan, reproduksi, HUV/AIDS
5.
Penyusunan standar pelayanan publik RS yang dibuat dan disepakati bersama stakeholders di dalam bentuk citizen charter
6.
Pelayanan kesehatan perorangan yang mengakomodir kesetaraan dan pengarus utamaan gender (diaranya melalui pelayanan poliklinik Onkologi, poliklinik kebidanan, pelayanan geriatri pada poliklinik penyakit dalam, program PONEK)
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
58
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 340/Menkes/PER/III/2010 pada Bab V pasal 23 tentang Rumah Sakit Khusus bahwa ada beberapa jenis Rumah Sakit Khusus antara lain Rumah Sakit Jiwa. Memperhatikan dari keberadaannya di Provinsi Sumatera Selatan, Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan satu-satunya Rumah Sakit Khusus Jiwa yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dengan cakupan pelayanan yang meliputi 13 Kabupaten dan 4 Kotamadya. Berdasarkan luasnya cakupan pelayanan dari satu-satunya Rumah Sakit Jiwa di Provinsi Sumatera Selatan, maka selayaknya Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Selatan menyiapkan pelayanan, SDM, Sarana Prasarana, Peralatan dan Administrasi Manajemen yang optimal setara dengan Rumah Sakit Jiwa Kelas A. Menurut Permenkes Nomor : 340/Menkes/PER/III/2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit dalam lampiran I bahwa Rumah Sakit Jiwa kelas A harus memiliki 21 jenis pelayanan dan SDM yang cukup. Adapun kriteria klasifikasi rumah sakit jiwa menurut kelas (A, B dan C) adalah sebagai berikut :
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
59
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
60
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
61
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
62
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
63
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
64
3.5
Penentuan isu-isu strategis Analisis isu – isu strategis terkait pelayanan kesehatan jiwa
merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan pelayanan kesehatan di Provinsi yang berhubungan dengan kesehatan jiwa dan rehabilitasi penyalahgunaan Napza (narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif). Sesuai dengan tugas dan fungsi RS. Ernaldi Bahar maka ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan dan bahkan diantisipasi agar dapat
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
65
meningkatkan pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan, adapun kondisi – kondisi yang perlu diperhatikan antara lain : 3.5.1
Aksesibilitas dan Peningkatan Pelayanan Bagi Masyarakat Miskin Dengan dijaminnya semua pembiayaan kesehatan bagi masyarakat
miskin melalui program BPJS dan Program Jamsoskes Provinsi Sumatera Selatan maka rumah sakit diharapkan selalu memperbaiki prosedur dan administrasi dengan memberikan kemudahan, akses mendapatkan semua pelayanan serta perbaikan sarana prasarana bagi masyarakat miskin khususnya dari seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. 3.5.2
Tuntutan perbaikan layanan Meningkatnya tuntutan terhadap pelayanaan rumah sakit dan
meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, maka RS. Ernaldi Bahar perlu menyiapkan sumber daya manusia khususnya untuk tenaga fungsional medik, fungsional keperawatan; baik jumlahnya maupun kualitasnya. 3.5.3
Isu Strategis Penentuan isu-isu strategis Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Selatan dilakukan dengan melakukan identifikasi peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang lebih lanjut akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan SWOT. Berdasarkan kondisi yang ada saat ini di RS. Ernaldi Bahar mengajukan beberapa isu strategis yaitu :
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
66
a. Peluang Eksternal I. Politik Kecenderungan politik yang telah dan sedang berkembang yang akan memberikan peluang : 1. Komitmen Pemerintah Pusat
untuk melaksanakan
kewenangan desentralisasi melalui Undang-undang nomor 32 tahun 2004 dan kebijakan fiskal lewat Undang-undang nomor 33 tahun 2004 yang memberikan otonomi kepada daerah. 2. Adanya Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 61 tahun 2007 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPKBLU) yang dapat memberikan keleluasaan kepada rumah sakit terhadap pengelolaan keuangan untuk sumber dana yang berasal dari pendapaatan operasional rumah sakit dan kemudahan-kemudahan lainnya. 3. Dukungan dan komitmen yang tinggi dari eksekutif dan legislatif daerah untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan yang diberikan oeh Rumah Sakit. 4. Peraturan Daerah
Provinsi
Sumatera Selatan nomor
8
tahun 2008 tentang Struktur organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang akan membawa pengaruh terhadap keberadaan organisasi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera selatan baik secara struktur maupun manajemen. 5. Adanya Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan nomor 841 tahun 2013 tentang penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
67
BLUD) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, yang menetapkan status BLUD Bertahap. 6. Adanya peningkatan pemahaman terhadap pentingnya kesehatan jiwa dan dampak yang ditimbulkan akibat gangguan jiwa dari Pemerintah. 7. Adanya program pelayanan kesehatan gratis dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Program Jamsoskes Sumsel Semesta dan jaminan pelayanan kesehatan melalui Jamkesmas dari Kementrian Kesehatan. II. Ekonomi Perkembangan bidang ekonomi yang turut memberikan peluang dengan adanya kontribusi positif dan situasi kondusif adalah : 1. Kondisi
perekonomian
masyarakat
yang
cenderung
meningkat dan mengalami laju pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun sehingga menuntut tersedianya pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu. III. Sosial Beberapa trend sosial yang terjadi di masyarakat memberikan peluang antara lain : 1. Meningkatnya kualitas penduduk yang ditandai dengan peningkatan
pendidikan
dan
pengetahuan
masyarakat
sehingga kesadaran terhadap pentingnya kesehatan juga meningkat. 2. Menguatnya kontrol sosial masyarakat terhadap kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah baik langsung maupun tidak langsung untuk mewujudkan
pemerintahan clean
government dan good governance disertai dengan tututan pelayanan yang lebih baik. 3. Adanya kecenderungan peningkatan kasus-kasus penyakit jiwa
di
masyarakat
yang
disebabkan
oleh
semakin
kompleksnya permasalahan dan tekanan hidup masyarakat. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
68
IV. Teknologi Perkembangan
teknologi
informasi
yang
begitu
pesat,
menawarkan efisiensi kerja dan akurasi dalam pengelolaan data dan arus informasi, terutama untuk pengembangan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) serta perkembangan teknologi kedokteran yang sangat pesat yang dapat membantu dalam penanganan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan. V. Kolaborator dan Kompetitor. 1. Banyaknya tawaran peningkatan SDM baik berupa diklat fungsional, beasiswa, pendidikan formal dan lain sebagainya. 2. Makin terbukanya kesempatan untuk bekerjasama dengan lembaga penelitian, perguruan tinggi maupun media massa dalam
rangka
mencari
solusi
yang
terbaik
untuk
meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. b. Ancaman Eksternal I. Politik Adanya
penerapan
kebijakan
PPK-BLUD
menyebabkan
berkurangnya anggaran/pembiayaan terhadap rumah sakit. II. Ekonomi 1. Meningkatnya
tekanan
ekonomi
menyebabkan
dampak
negatif terhadap kesehatan jiwa masyarakat, terutama meningkatnya jumlah penderita stress dan gangguan jiwa ringan dan penggunaaan NAPZA dan zat adiktif lainnya yang semakin meningkat. 2. Adanya ketidakpercayaan pihak ketiga, terutama dengan distributor untuk pemenuhan kebutuhan alat-alat kesehatan rumah sakit melalui kerjasama operasi (KSO).
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
69
III.
Sosial 1. Masih adanya pengobatan alternatif untuk penyakit jiwa yang berkembang
ditengah
masyarakat
yang
mengakibatkan
pasien gangguan jiwa tidak mendapatkan penanganan yang tepat. 2. Masih adanya stigma negatif terhadap Rumah Sakit Jiwa sehingga
enggan
untuk
berobat
dan
memanfaatkan
pelayanan kesehatan. 3. Masyarakat merasa malu jika ada anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa sehingga rumah sakit sulit untuk mengembalikan pasien yang sudah sembuh ke keluarga mereka. IV.
Teknologi 1. Perkembangan teknologi kedokteran yang sangat cepat sehingga penyediaan alat-alat kesehatan yang baru dan up date terhadap teknologi menjadi sangat tinggi yang berdampak terhadap kebutuhan penyediaan anggaran yang tinggi
V.
Kolaborator Belum optimalnya koordinasi upaya-upaya untuk peningkatan peran dan fungsi Rumah Sakit dengan berbagai pihak yang terkait.
c. Kekuatan Internal 1. Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan rumah sakit khusus jiwa dengan kelas A dan merupakan satu-satunya rumah sakit jiwa di Provinsi Sumatera Selatan. 2. Memiliki SDM kesehatan di bagian pelayanan yang handal dan profesional. 3. Area/lahan
rumah
sakit
yang
cukup
luas
sehingga
memungkinkan untuk pengembangan rumah sakit. Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
70
4. Lokasi yang strategis terletak di ibukota provinsi, sebagai pusat rujukan kesehatan jiwa di Provinsi Sumatera Selatan. 5. Memiliki gedung yang representatif, baru dibangun dan lengkap, tempat parkir luas, tersedianya fasilitas umum seperti mushola, kantin. 6. Tersedianya pelayanan medis umum dan spesialis untuk rawat jalan yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan.
d. Kelemahan Internal 1. Jumlah SDM kesehatan masih kurang terutama untuk tenaga Psikiater dan Paramedis 2. Ketersediaan
Anggaran/dana
yang
belum
cukup
untuk
operasional RS 3. Sarana dan prasarana rumah sakit yang belum sesuai standar untuk pelayanan rumah sakit jiwa. 4. Kurangnya kepedulian pegawai terhadap budaya Kerja, Budaya Tertib, Budaya Bersih dan Budaya Malu 5. Uraian tugas perorangan belum berjalan sebagaimana yang diharapkan 6. Koordinasi antar bagian dan unit dilingkungan rumah sakit kurang optimal Dengan ditentukannya isu strategis yang ada di RS. Ernaldi Bahar maka RS. Ernaldi Bahar perlu menetapkan visi, misi, sasaran, strategi dan kebijakan dalam rangka mendukung pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
71
Tabel 3.3 Matriks Analisis SWOT Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 PELUANG (OPPORTUNITIES) 1. 2. 3. FAKTOR EKSTERNAL
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
FAKTOR INTERNAL
12. 13. 14.
KEKUATAN (STRENGHT) : 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan rumah sakit khusus jiwa dengan kelas A dan merupakan satusatunya rumah sakit jiwa di Provinsi Sumatera Selatan. Memiliki SDM kesehatan di bagian pelayanan yang handal dan profesional. Area/lahan rumah sakit yang cukup luas sehingga memungkinkan untuk pengembangan rumah sakit. Lokasi yang strategis terletak di ibukota provinsi, sebagai pusat rujukan kesehatan jiwa di Provinsi Sumatera Selatan. Memiliki gedung yang representatif, baru dibangun dan lengkap, tempat parkir luas, tersedianya fasilitas umum seperti mushola, kantin. Tersedianya pelayanan medis umum dan spesialis untuk rawat jalan yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan.
UU no 32 dan 33 tahun 2004 yang memberikan otonomi kepada daerah. UU No. 1 tahun 2004, PP no. 23 Tahun 205, Permendagri No. 61 tahun 2007 tentang PPK BLUD Dukungan dari eksekutif dan legislatif untuk peningkatan pelayanan Perda no 8 tahun 2008 tentang SOTK Kepgub No. 841 tahun 2013 tentang penerapan PPK-BLUD di RS. Ernaldi Bahar Peningkatan pemahana pentingnya kesehatan jiwa Program pelayanan kesehatan gratis melalui Jamsoskes Sumsel Semesta dan Jamkesmas Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu Meningkatnya pemahaman pentingnya kesehatan jiwa pada masyarakat Menguatnya kontrol sosial masyarakat Peningkatan kasus-kasus gangguan jiwa di masyarakat Perkembangan teknologi kedokteran yang sangat pesat Tawaran peningkatan SDM kesehatan Terbukanya kesempatan kerjamsa dengan lembaga pendidikan
TANTANGAN (THREATS) 1. Penerapan PPK-BLUD Rumah Sakit menyebabkan berkurangnya anggaran dari APBD 2. Meningkatnya penggunaan NAPZA di tengah masyarakat 3. Ketidakpercayaan dari pihak ketiga/distributor alat kesehatan untu melakukan KSO 4. Masih adanya pola pengobatan tradisional untuk gangguan jiwa 5. Stigma malu jika ada keluarga yang menderita gangguan jiwa di masyarakat 6. Stigma negatf terhadap rumah sakit jiwa
Strategi SO
Strategi ST
Menggunakan kekuatan untuk meraih peluang
Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
1. Pengembangan pelayanan sebagai RS Pengampu pasien NAPZA 2. Menerapkan kemandirian pengelolaan keuangan 3. Peningkatan akses informasi pelayanan berbasis IT 4. Promosi pelayanan yang ada di RS Jiwa 5. Optimalisasi Jejaring dgn institusi pendidikan dan Kesehatan. 6. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan RS
1. 2. 3.
4.
Pelaksanaan pembinaan kesehatan jiwa di masyarakat Promosi kesehatan jiwa Melakukan kerjasama dengan pihak lian untuk mendukung penambahan sarana dan prasarana rumah sakit Meningkatkan kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain
KELEMAHAN (WEAKNESSES) : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah SDM masih kurang terutama Psikiater dan Paramedis Dana yang belum cukup untuk operasional RS Sarana dan prasarana rumah sakit yang belum sesuai standar untuk pelayanan rumah sakit jiwa. Kurangnya kepedulian pegawai terhadap budaya Kerja, Budaya Tertib, Budaya Bersih dan Budaya Malu Uraian tugas perorangan belum berjalan sebagaimana yang diharapkan Koordinasi antar bagian dan unit kurang optimal
Strategi WO
Strategi WT
Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Meminimalkan Kelemahan untuk menghindari ancaman.
1. 2. 3. 4.
Pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar Pemenuhan kebutuhan SDM sesuai standar Peningkatan kemampuan perencanaan dan pengendalian biaya Peningkatan disiplin dan koordinasi
Renstra RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013-2018
1. Peningkatan komitmen pegawai 2. Peningkatan Kompetensi pegawai 3. Optimalisasi fungsi satuan pengawas internal rumah sakit
72