Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Rumusan Masalah Pertama yaitu: Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo ?
Rumusan masalah yang pertama ini dapat dijelaskan dari :
1. Variabel Lembaga Sosial Hal ini dikarenakan struktur sosial di desa Wiyurejo dipengaruhi oleh keberadaan lembaga sosial yang ada di desa Wiyurejo terutama lembaga sosial yang berhubungan dengan aktivitas peternakan seperti KopSAE dan organisasi peternak yang ada di desa Wiyurejo. Selain itu masih ada organisasi lain seperti PKK dan Dasawisma. Yang dibuktikan dengan pertanayaa no. 48 dan tabel frekuensi no. 3.55.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
1
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel 3.55 Jenis Lembaga Sosial yang ada di desa Wiyurejo
Frekuensi No
%
Keterangan Ya
Tidak
Jumlah
Ya
Tidak
Jumlah
50
0
50
100%
0%
100%
50
0
50
100%
0%
100%
KSSP 1.
(Koperasi Susu SAE Pujon)
2.
Organisasi peternak
3.
PKK
50
0
50
100%
0%
100%
4.
Dasawisma
50
0
50
100%
0%
100%
5.
Lainnya
0
50
50
0%
100%
100%
Sumber : item pertanyaan no. 48/ koding no. 130, 133, 136, 139, 142 Tabel 3.55 menjelaskan tentang jenis lembaga sosial yang ada di desa wiyurejo, lembaga sosialnya terbagi menjadi 4 jenis yaitu Kopsae, organisasi peternak, PKK, Dasawisma. Sebanyak 50 responden menjawab bahwa mereka mengetahui tentang keberadaan lembaga sosial didesa wiyurejo dan hal ini berarti pula 100% responden mengetahui tentang lembaga sosial yang ada di desa wiyurejo. 2. Hubungan Sosial : Hal ini dikarenakan hubungan sosial di kalangan peternak masih bersifat intim dan intens, hal ini terbukti dengan pertukaran informasi sesama peternak dalam hal peternakan seperti kesehatan ternak, pakan sapi. Yang dibuktikan dengan pertanayaa no. 55, 56, 57, 58, 59. Kelompok 7 Desa Wiyurejo
2
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel 3.64 Interaksi yang berupa pertukaran informasi antar sesama peternak No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
Pernah
45
90
2
Tidak pernah
5
10
Jumlah
50
100
Sumber : item pertanyaan no 55 / koding no. 183 Dari tabel diatas dijelaskan bahwa 90% responden pernah melakukan pertukaran informasi dalam hal kegiatan peternakan dan 10% responden sisanya menjawab tidak pernah melakukan pertukaran informasi dalam hal peternakan.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
3
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel 3.65 Bentuk Informasi yang diberikan antar peternak
Frekuensi No
%
Keterangan Ya
Tidak
Jumlah
37
8
45
26
19
45
39
6
45
35
10
45
8
37
45
Ya
Tidak
82.22
17.78
57.78
42.22
86.67
13.33
77.78
22.22
17.78
82.22
Jumlah
Mengenai cara 1
menghasilakan susu yang
100
berkualitas Mengenai 2
harga penjualan susu
3
4
5
Mengenai kesehatan sapi Mengenai pakan ternak
Lainnya
100
100
100
100
Sumber : item pertnayaan no. 56/ koding No. 184 - 188 Dari tabel diatas dijelaskan tentang bentuk informasi yang diberikan sesama peternak pada umumnya informasi yang diberikan berkaitan dengan kesehatan sapi dengan persentase sebanyak 86,67% hal ini dilakukan sesama peternak agar kesehatan sapinya tetap terjaga dan tidak terserang penyakit.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
4
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Yang kedua adalah informasi bagaimana menghasilkan susu yang berkualitas dengan persentase 82,22% hal ini dilakukan sesama peternak agar susu yang dihasilkan diterima oleh pos sehingga tidak merugikan peternak. Tabel 3.66 Ada tidaknya orang kepercayaan responden dalam hal peternakan No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
Ya
28
56
2
Tidak
22
44
Jumlah
50
100%
Sumber : item pertanyaan no. 57/ koding no. 189 Dari tabel diatas menjelaskan bahwa 56% responden memiliki orang kepercayaan dalam hal perawatan hewan ternak dan 44% sisanya tidak memiliki orang kepercayaan dalam perawatan hewan ternak. Tabel 3.67 Orang menjadi kepercayaan responden dalam hal peternakan
Frekuensi No
%
Keterangan Ya
Tidak
Jumlah
Ya
1
Orang lain/ tetangga
4
24
28
14.29
2
Saudara
5
23
28
17.86
3
Orang tua
1
27
28
4
Keluarga inti
19
9
28
3.57 67.86
Tidak 85.71 82.14 96.43 32.14
Jumlah 100 100 100 100
Sumber : item pertanyaan no. 58/ Koding 190 – 19 Kelompok 7 Desa Wiyurejo
5
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel diatas menjelaskan siapa yang menjadi orang kepercayaan dalam hal membantu perawatan hewan ternak, dari jawaban responden sebesar 67.86% mempercayakan hewan ternaknya ke keluarga inti mereka misal kepada istri dan anak merek, 3.57% responden mempercayakan perawatan hewan ternaknya kepada orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua sudah tidak memiliki tenaga dalam hal perawatan hewan ternak. Tabel 3.68 Bentuk hubungan responden dengan orang kepercayaannya No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
Sebatas kontrak kerja
3
10.71
2
Sudah seperti keluarga
25
89.29
Jumlah
28
100
Sumber : item pertanyaan no. 59/ koding 194 Dari tabel bentuk hubungan responden dengan orang kepercayaannya 89.29% responden sudah menganggap orang kepercayaannya sudah seperti keluarga dan 10.71% responden mengatakan bahwa hubungan dengan orang kepercayaannya adalah sebatas kontrak kerja.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
6
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel 3.56 Intensitas Responden mengikuti Lembaga Sosial No
1.
Keterangan
KSSP (Koperasi Susu SAE Pujon)
Intensitas
Frekuensi
%
Setiap hari
0
0%
Seminggu sekali
0
0%
Sebulan sekali
0
0%
Sebulan dua kali
0
0%
Setahun sekali
50
100%
50
100%
Setiap hari
0
0%
Seminggu sekali
50
100%
Sebulan sekali
0
0%
Sebulan dua kali
0
0%
Setahun sekali
0
0%
50
100%
Setiap hari
0
0%
Seminggu sekali
0
0%
Sebulan sekali
0
0%
Sebulan dua kali
50
100%
Setahun sekali
0
0%
50
100%
Jumlah
2.
Organisasi peternak
Jumlah
3.
PKK
Jumlah Kelompok 7 Desa Wiyurejo
7
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
4.
Dasawisma
Setiap hari
0
0%
Seminggu sekali
0
0%
Sebulan sekali
0
0%
Sebulan dua kali
50
100%
Setahun sekali
0
0%
50
100%
Setiap hari
0
0%
Seminggu sekali
0
0%
Sebulan sekali
0
0%
Sebulan dua kali
0
0%
Setahun sekali
0
0%
0
0%
Jumlah
5.
Lainnya
Jumlah
Sumber : item pertanyaan no. 48/ koding no. 131, 134, 137, 140, 143 Intensitas pertemuan yang dilakukan oleh lembaga sosial yang ada di desa wiyurejo terbagi menjadi: intensitas pertemuan yang dilakukan oleh KopSae dilakukan tiap setahun sekali hal ini terbukti dengan jawaban 100% responden, dari data dilapangan mengapa pertemuan ini dilakukan tiap satu tahun sekali karena dalam agenda pertemuan tersebut ada pembagian SHU dan rapat tahunan. Intensitas pertemuan yang dilakukan organisasi peternak khusus didesa wiyurejo diadakan dalam waktu seminggu sekali hal ini dibuktikan dengan jawaban
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
8
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
100% responden pertemuan ini terjadi karena untuk membahas kegiatan yang berkaitan aktivitas peternakan. Intensitas pertemuan yang dilakukan PKK di desa wiyurejo diadakan sebulan dua kali hal ini terbukti dari 100% jawaban responden. Tujuan dari kegiatan PKK ini adalah untuk memberdayakan keluarga-keluarga di desa wiyurejo. Intensitas pertemuan yang dilakukan dasawisma pada umumnya dilakukan tiap 2X dalam sebulan, hal ini terbukti dari 100% jawaban responden kegiatan dasawisma ini dalam bentuk pengajian dan aktivitas keagamaan lainnya 3. Variabel Norma dan Tradisi Tradisi di desa Wiyurejo juga menjadikan faktor – faktor pembentuk struktur sosial, hal ini terbukti dengan tradisi brokoan yang masih dijalankan hingga saat ini. Hal ini dilakukan agar sapi yang dilahirkan selamat dan sehat. Serta tradisi khusus desa Wiyurejo yang masih dilakukan dan intensitas masyarakat untuk melakukannya masih dilakukan secara intensif atau sering. Hal ini dibuktikan dari pertanyaan no. 65. Tabel 3.74 Intensitas tradisi yang dilakukan responden untuk hewan ternak No.
1
Keterangan
Intensitas
Frekuensi
%
Sering melakukan
34
68%
Jarang melakukan
11
22%
Tidak pernah melakukan
5
10%
50
100%
Sering melakukan
0
0%
Jarang melakukan
0
0%
Tidak pernah melakukan
50
100%
50
100%
Kelahiran sapi (brokoan)
Jumlah
2
Kematian sapi
Jumlah Sumber : item pertanyan no. 65 / koding no. 206 , 211 Kelompok 7 Desa Wiyurejo
9
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Dalam tradisi masyarakat peternak Desa Wiyurejo, terdapat perayaan atau syukuran yang dilakukan untuk menyambut kelahiran sapi mereka. Sebanyak 68% responden menyatakan sering melakukan tradisi (brokoan) tersebut. Dan sebanyak 22% responden pernah melakukan namun jarang melakukannya. Sementara tradisi untuk kematian sapi, seluruh responden atau sebanyak 100% responden tidak pernah melakukan tradisi tersebut, karena memang tradisi tersebut sudah tidak ada lagi di Desa Wiyurejo. Tabel 3.77 Tradisi yang ada di desa Wiyurejo
Frekuensi No
%
Keterangan Ya
Tidak
Jumlah
Ya
Tidak
Jumlah
1
Syukuran desa
50
0
50
100%
0%
100%
2
Karnaval
49
1
50
98%
2%
100%
3
Bantengan
49
1
50
98%
2%
100%
4
Kuda lumping
49
1
50
98%
2%
100%
5
Persen (sembako)
50
0
100%
0%
100%
50
Sumber : item pertanyaan no. 66 / koding no. 216, 218, 220, 222, 224 Dari tabel 3.77 dapat diketahui di Desa Wiyurejo masih terdapat tradisi-tradisi yang masih rutin dilakukan. Hampir seluruh responden mengetahui adanya tradisitradisi yang masih dilakukan di Desa Wiyurejo. Pada tradisi karnaval, bantengan, dan kuda lumping, masing-masing sebanyak 2% responden menyatakan tidak terdapat ketiga tradisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut tidak mengetahui tentang adanya tradisi karnaval, bantengan, dan kuda lumping.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
10
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel 3.78 Intensitas yang responden melakukan tradisi tersebut Frekuensi No Keterangan
%
Masih Tidak Masih Tidak Jumlah Jumlah melakukan melakukan melakukan melakukan
1
Syukuran desa
49
1
50
98%
2%
100%
2
Karnaval
44
5
49
90%
10%
100%
3
Bantengan
45
4
49
92%
8%
100%
4
Kuda lumping
45
4
49
92%
8%
100%
5
Persen (sembako)
47
3
50
94%
6%
100%
Sumber : item pertanyaan no. 66 / koding no. 217, 219, 221, 223, 225 Pada tradisi syukuran desa, 98% responden menyatakan masih melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi karnaval, sebanyak 90% responden menyatakan masih melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi bantengan dan kuda lumping sebanyak 92% responden masih melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi persen (sembako) sebanyak 94% masih melakukan tradisi tersebut.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
11
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
3.2 Rumusan Masalah Kedua yaitu: Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo ?
Rumusan masalah yang kedua ini dapat dijelaskan dari : 1. Variabel Status Sosial Ekonomi Dimana dalam variabel ini terdapat item pertanyaan mengenai berapa pendapatan rata – rata, produktifitas susu perahan yang dihasilkan perternak. Yang di Tabel 3.12 Rata – rata Produktivitas Susu Sapi Responden Per liter No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
0 -14
8
21 %
2
15 – 29
16
42 %
3
30 – 44
8
21 %
4
45 – 59
2
5%
5
60 -74
2
5%
6
> 75
2
5%
Jumlah
38
100 %
Sumber : item pertanyaan no. 16 / koding no. 16 - 17 Rata-rata produktivitas susu yang dihasilkan per-hari adalah 15-29 liter dengan total persentase 42%, yang kedua adalah 0-14 liter denagn persentase 21% dan 15-29 liter dengan persentase 21%, dari jumlah diatas dapat diketahui bahwa produktivitas susu sangat penting untuk kehidupan peternak, karena dengan produktivitas susu peternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelompok 7 Desa Wiyurejo
12
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Serta kepemilikan hewan ternak, yang dapat dilihat dari
Tabel 3.29 Klasifikasi Kekayaan Berdasarkan Kepemilikan Hewan Ternak Responden No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
Kaya
4
8%
2
Sedang
16
32%
3
Miskin
30
60%
50
100%
Jumlah Sumber : item pertanyaan no. 30 / koding no. 101
Dari jumlah kepemilikan hewan ternak, peternak di desa wiyurejo digolongakan menjadi 3 kategori yaitu kategori miskin, menengah, dan kaya. Dalam kepemilikan hewan ternak 8% peternak digolongkan dalam peternak kaya, 32% digolongkan sebagai peternak sedang dan 60% digolongkan sebagai peternak miskin. Dari data diatas dapat diketahui bahwa harga hewan sapi menjadi faktor penentu kekayaan seseorang.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
13
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Serta Tingkat Stratifikasi Sosial, dimana pada item pertanyaan no. 36
Tabel 3.44 Kepemilikan hewan ternak menjadi dasar penentuan kekayaan Seseorang No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
Ya
38
76
2
Tidak
12
24
Jumlah
50
100
Sumber : item pertanyaan no. 36 / koding no. 114 Pada variabel tingkat stratifikasi sosial, kepemilikan hewan ternak juga menjadi salah satu tolak ukurnya hal ini terbukti dengan data di lapangan yang disajikan dalam tabel 3.44, dari jawaban responden76% mengatakan bahwa kepemilikan hewan ternak yang bervariasi jumlahnya menjadi salah satu tolak ukur orang itu dapat dikatakan kaya. Sedangkan, 24% responden mengatakan tidak dimana kepemilikan hewan ternak bukan menjadi tolak ukur seseorang dapat dikatakan kaya. 3.3
Rumusan Masalah Ketiga yaitu: Siapa saja yang di anggap masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah ?
Rumusan masalah yang ketiga ini dapat dijelaskan dari :
Variabel Tingkat Stratifikasi Sosial Dari hasil analisis ini yang dianggap oleh masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi startifikasi atas jika memiliki hewan ternak diatas 8 ekor sapi, sedangkan yang dianggap menempati posisi startifikasi sosial bawah jika memiliki hewan ternak 1 – 3 ekor.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
14
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel 3.39 Jumlah hewan ternak yang dimiliki responden No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
>8 ekor
6
12%
2
4-8 ekor
17
34%
3
1-3 ekor
27
54%
Jumlah
50
100%
Sumber : item pertanyaan no. 32 / koding 103 Pada variabel tingkat stratifikasi sosial tabel pertama ( tabel 3.39), menjelaskan tentang jumlah hewan ternak yang dimiliki responden dari data di lapangan menunjukkan bahwa ada 54% responden yang memiliki sapi dengan jumlah 1-3 ekor, ada 34% responden yang memiliki sapi dengan jumlah 4-8 ekor dan juga ada responden yang memiliki sapi >8 ekor dengan total 12%, namun pada umumnya peternak desa wiyurejo hanya memiliki 1-3 ekor sapi baik yang produktif maupun yang tidak produktif.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
15
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Selain itu jenis sapi yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi posisi stratifikasi sosial masyarakat. Tabel 3.42 Jenis sapi yang dimiliki responden
Frekuensi No
%
Keterangan Ya
Tidak
Jumlah
Ya
Tidak
Jumlah
1
Pedhet
35
15
50
70%
30%
100%
2
Dara
22
28
50
44%
56%
100%
3
Babon
39
11
50
78%
22%
100%
4
Pejantan
2
48
50
4%
96%
100%
Sumber : item pertanyaa no. 35 / koding no. 106, 108, 110, 112 Jenis sapi yang dimiliki responden terbagi menjadi 4 kategori yaitu: pedhet, dara, babon, dan pejantan. Pada umumnya responden memiliki jenis sapi babon sebesar 78% alasan mengapa responden memiliki jenis sapi babon adalah karena jenis sapi babon lah yang paling produktif dan yang bisa diperah susunya. Jenis sapi yang kedua yang dimiliki responden dengan presentase sebanyak 70% adalah pedhet, hal ini dikarenakan pedhet dilahirkan oleh babon, karena babon banyak dimiliki oleh responden maka begitupula dengan pedhet. Jenis sapi yang ketiga yang dimiliki responden adalah dara dengan persentase sebesar 44%, dara ini adalah jenis sapi dengan usia 1,5 tahun yang nantinya akan tumbuh menjadi babon. Jenis sapi yang keempat yang dimiliki responden adalah pejantan yang usianya diatas 1,5 tahun hanya sekitar 4% responden yang memiliki sapi jenis pejantan ini hal Kelompok 7 Desa Wiyurejo
16
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
ini karena pejantan tidak menghasilkan susu dan dari hasil data di lapangan kebanyakan peternak yang memiliki pejantan pasti akan dijual.
Tabel 3.43 Jumlah sapi yang dimiliki responden diukur dari jenis hewannya Frekuensi No.
%
Jenis >8
4-8
1-3
ekor
ekor
ekor
1 Pedhet
3
4
28
2 Dara
3
0
3 Babon
3
4 Pejantan
1
sapi
Jumlah
>8
4-8
1-3
ekor
ekor
ekor
35
9%
11%
80%
100%
19
22
14%
0%
86%
100%
5
31
39
8%
13%
79%
100%
0
1
2
50%
0%
50%
100%
Jumlah
Sumber : item pertanyaan no. 35 / koding 107, 109, 111, 113 Pada tabel 3.43 menjelaskan tentang jenis sapi yang dimiliki responden dan frekuensi kepemilikannya, yang pertama responden memiliki jenis sapi pedhet dengan frekuensi 1-3 ekor dan persentase 80%. Yang kedua, responden memiliki jenis sapi berupa dara dengan frekuensi 1-3 ekor dan persentasenya adalah 86%. Yang ketiga responden memiliki jenis sapi babon dengan frekuensi 1-3 dan persentasenya 79% dan yang terakhir hanya 50% yang memiliki jenis sapi pejantan dengan frekuensi 1-3. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa memang di desa wiyurejo pada umumnya tergolong pada peternak miskin, hal ini karena frekuensi kepemilikan hewan ternak hanya pada interval 1-3.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
17
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
3.4
Rumusan Masalah Keempat yaitu : Apakah ada simbol lain, selain kepemilikan ternak sapi yang menjadi dasar pembentukan dalam stuktur sosial di Desa Wiyurejo ?
Rumusan masalah keempat ini dapat dijawab dari : 1.
Variabel Tingkat Stratifikasi Sosial, yaitu berupa adanya simbol lain (jabatan) yang digunakan oleh masyarakat sebagai dasar penetuan posisi seseorang. Yang dapat dilihat dari pertanyaan no. 37.
Tabel 3.45 Faktor Penentu Kekayaan Selain Kepemilikan Hewan Ternak
Frekuensi No
%
Keterangan Ya
Tidak
Jumlah
Ya
Tidak
Jumlah
1.
Jabatan
3
9
12
25%
75%
100%
2.
Lahan
6
6
12
50%
50%
100%
0
12
12
0%
100%
100%
2
10
12
17%
83%
100%
2
10
12
17%
83%
100%
3.
4.
5.
Kondisi Rumah Jenis pekerjaan Lainnya
Sumber : item pertanyaan no. 37 / koding no. 115 – 119
Terdapat faktor lain penentu kekayaan seseorang di desa wiyurejo diantaranya jabatan, lahan, kondisi rumah, jenis pekerjaan, dan faktor lainnya. Dari data dilapangan menunjukkan bahwa 25% responden mengatakan bahwa jabatan Kelompok 7 Desa Wiyurejo
18
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
merupakan faktor pembentuk kekayaan, 50% responden mengatakan bahwa lahan merupakan salah satu faktor penentu kekayaan kekayaan seseorang dan 17% responden bahwa jenis pekerjaan juga menentukan kekayaan seseorang di desa wiyurejo. Dari data yang tersaji pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa lahan merupakan penentu kekayaan lain selain hewan ternak hal ini terbukti karena di desa wiyurejo lahan yang bisa ditanami masih cukup luas, namun pada umumnya masyarakat lebih memilih menjadi peternak dengan harapan resiko yang ditanggung lebih kecil daripada menjadi seorang petani. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan dapat menentukan kekayaan seseorang didesa wiyurejo, namun hanya sekitar 17% yang menjawab hal ini dikarenakan aktivitas di desa wiyurejo masih tergolong pada aktivitas pedesaan yang sederhana dan homogen antar satu penduduk dengan penduduk lainnya.
3.5
Rumusan Masalah Kelima yaitu :Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap stuktur sosial di desa Wiyurejo ?
Rumusan masalah kelima ini dapat dijawab dari : Implikasi dari struktur sosial tersebut akan membentuk struktur sosial yang sederhana. Hal ini terbukti dari : 1.
Variabel Status Sosial Ekonomi Peternak atau dari pertanyaan no. 25
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
19
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Tabel 3.24 Alasan Perubahan Kondisi Ekonomi Menjadi Lebih Baik
Frekuensi No
%
Keterangan Ya
Tidak
Jumlah
Ya
Tidak
Jumlah
1.
Telah memiliki penghasilan pasti
34
6
40
85%
15%
100%
2.
Kebutuhan terpenuhi
32
8
40
80%
20%
100%
3.
Penghasilan meningkat
34
6
40
85%
15%
100%
4.
Kesejahteraan meningkat
29
11
40
72.50%
27.50%
100%
5.
Status sosial meningkat
21
19
40
52.50%
47.50%
100%
Sumber : item pertanyaan no. 25/ koding no. 81 - 85 Alasan peternak menjawab keadaan ekonominya berubah karena mereka telah memiliki penghasilan pasti sebanyak 85%, sedangkan untuk para peternak yang menjawab karena kebutuhannya telah terpenuhi sebanyak 80%, dan untuk para peternak yang menjawab karena penghasilannya meningkat sebanyak 85% dari data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa wiyurejo lebih memilih jalan aman untuk memenuhi kebutuhannya.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
20
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
2.
Pengeluaran responden setiap bulan juga dipengaruhi oleh pengeluaran untuk
peternakan. Hal ini dibuktikan dari pertanyaan no.21. Tabel. 3.20 Rata – rata Pengeluaran Responden Perbulan Untuk Peternakan No
Keterangan
Frekeunsi
%
1
0-191
2
6
2
192-383
5
15
3
384-575
9
27
4
576-767
6
18
5
768-965
7
21
6
977 <
4
12
Jumlah
33
100
Sumber : item pertanyaan no. 21 / koding no. 69 -73 Rata – rata pengeluaran responden perbulan untuk keperluan ternak berkisar di antara Rp. 600.000,00 sebanyak 9 responden atau sebesar 27 %, pengeluaran di antara Rp. 800.000,00 sebanyak 7 responden atau sebesar 21 %. 3. Dampak dari struktur masyarakat peternak sapi adalah terbentuknya lembaga sosial yang khusus untuk mengurus aktivitas peternakan, yaitu adanya lembaga KSSP dan Organisasi peternak desa Wiyurejo yang masih sering diikuti oleh para peternak desa Wiyurejo. 4. Dalam hubungan sosial pun masyarakat desa Wiyurejo terdapat orang kepercayaan atau orang yang dipercaya untuk merawat sapi serta interaksi yang dilakukan masayarakat yang masih berkaitan dengan peternakan. Kelompok 7 Desa Wiyurejo
21
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
5. Norma dan tradisi di desa Wiyurejo juga dipengaruhi oleh tradisi dan kebiasaan yang masih berkaitan dengan peternakan, seperti halnya tradisi brokoan sapi dan tradisi life cycle yang masih dilakukan oleh masyarakat desa Wiyurejo. Sehingga variabel diatas akan menciptakan struktur sosial pedesaan yang masih sederhana karena dilihat dari mata pencaharian masyarakatnya serta aktivitas – aktivitas lain yang relative homogen. Dari variabel diatas juga terlihat bahwa pembentukan struktur sosial didesa wiyurejo juga dipengaruhi oleh kepemilikan hewan ternak.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
22
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
3.6
ANALISIS DESKRIPTIF
Rumusan Masalah Pertama : 1. Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo ?
Indepth Interview 1. Pengepul Susu atau Tengkulak Berikut adalah kutipan wawancara yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan no. 1. T
: Pak, ini saya dapat informasi dari pak sugeng, kalo bapak ini pengepul susu di desa ini.
B
: Iya mbak , memang itu pekerjaan saya.
T
: Bapak memang hanya bekerja sebagai pengepul susu itu ta ?
B
: Tidak mbak, saya itu aslinya peternak sapi , tapi saya tidak pernah pendapatkan pengahasilan dari susu sapi mbak .
*
Peran bagi peternak
T
: Menurut bapak dengan menjadi pengepul susu itu apakah akan lebih menguntungkan atau malah merugikan peternak ?
B
: Ya, kalo menurut pribadi saya mbak, dengan adanya orang yang berprofesi menjadi pengepul susu itu lebih membantu peternak, sekarang ya mbak semisal susu hasil perahan itu di tolak oleh SAE, ya daripada dibuang lebih
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
23
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
baik dijual ke saya walaupun dengan harga yang lebih murah tapi lebih baik daripada harus dibuang dan tidak menghasilkan uang. 2. Petugas Pos P: “ ( mulai merekam), pak saya boleh kan merekam suara bapak, sebagai bukti kalau saya telah wawncara bapak” I: “ ( terlihat bingung ), masalahnya saya disini, Cuma sebagai petugas lapangan yang tugasnya hanya menyeleksi hasil susu peternak, masalah anggota organisasi peternak dan kesejahteraan itu bukan bidang saya”
Peran bagi peternak
P: “bukan pak makanya maaf pak kalau saya agak susah memahami, tapi saya disini akan bertanya bukan dari segi prosesnya pak tapi dari segi manfaat dan peranan pos ini dalam aktivitas sehari-hari peternak” I: “ iya mbak biar lebih gampangnya gini aja, pokoknya susu yang diterima harus mengandung susu segar minimal 12% dan kandungan airnya 88% P: “ ooh, begitu , kalau itu saya bisa mengerti maksudnya, terus pak, bagaimana proses verifikasi data yang biasa dilakukan” I: “ini lo mbak, sampean foto saja ini lo ada peraturannya, nanti saya jelaskan, yang pertama itu, uji organolistik yaitu tentang uji bau, rasa, warna. Susu yang itu yang kualitasnya baik adalah susu yang warnanya putih kekuning-kuningan. Yang kedua adalah uji alkoholistik untuk menguji apakah ada bakteri berbahaya atau tidak, yang ketiga itu uji berat jenis dan yang paling terpenting adalah 25% , normalnya rata-rata peternak BJ nya adalah berkisar segitu, setelah itu ditimbang susunya oleh alat-alat tadi mbak, terus dicatat di buku setor untuk mengetahui jumlah susu yang disetor waktu pagi dan siang dan yang terakhir milkingcound harus dicuci disini dulu karena disini ada bahan kimia khusus dan abu khusus untuk mencuci milkingcound “. Kelompok 7 Desa Wiyurejo
24
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
3. Organisasi peternak H
: saya mau tanya-tanya tentang bapak dan jabatan bapak sebagai ketua komunitas peternak di sini pak. Bapak bisa ceritakan bagaimana asal mulanya bapak terpilih menjadi ketua komunitas peternak?
S
: Itu dulunya ada pilihan. Jadi ada calon-calon gitu, lalu saya di pilih sama anggota-anggota untuk jadi calon. Ditunjuk gitu lho mbak sama anggotaanggota.
H
: Oooh, gitu ya pak. Terus tugas bapak sebagai ketua komunitas peternak itu apa aja pak?
S
: Kepanjang tanganan dari anggota. Saya itu yang menyampaikan aspirasi dari
anggota-anggota
ternak
kepada
pengurus
kopsae
dan
yang
menyampaikan aspirasi dari pengurus kopsae ke anggota peternak mbak. Yang lain ada juga mbak, itu melayani anu, pakan ternak gitu lho mbak.
Rumusan Masalah Kedua : 2. Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo ?
Indepth Interview 1. Peternak Kaya
Kepemilikan hewan ternak.
Pewawancara : sekarang sapi yang bapak miliki ada berapa pak? Informan
: 9 mbak, babonnya 6, daranya ada 2, sama pedhet 1
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
25
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Pewanwancara: jumlah sapi yang produktif ada berapa pak? Informan
: 6 saja mbak yang sedang produktif sekarang, itu karena setelah melahirkan susunya baru bisa diambil, sama usia kehamilan muda, kalau sudah hamil tua antara 7-9 bulan sudah nggak bisa diambil mbak susunya.
Pendapatan :
Pewawancara : kemudian, dari 6 sapi tersebut menghasilkan berapa liter perharinya pak? Informan
: 70 liter mbak Pewawancara : permisi mbak, ingin menanyakan berapa penghasilan perbulan dari berdagang?
Informan
: wah, kurang tau mbak, kira-kira perharinya sampai 500.000, kalau perbulan ya sekitar 10 juta an mbak
2. Peternak Menengah
Kepemilikan Jumlah hewan ternak
Pewawancara : oh begitu yah bu, kira-kira berapa sapi yang ibu miliki? Informan
: ada sekitar 7 sapi mas yang saya punya
Pewawancara : dari 7 sapi yang ibu punya berapa yang produktif bu? Yang bisa diperah? Informan
: Yang bisa diperah itu ada 4 mas, yang udah babon. Kalo yang masih pedhet ada 2 dan yang dara itu ada 1. Jadi total semuanya ada 7.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
26
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
3. Peternak Miskin *
Kepemilikan Hewan ternak F : Ibu punya sapi berapa? L : Tiga. Satu punya saya sendiri, dua punya anak-anak. F : Anak yang mana buk? Yang kecil-kecil (laki-laki) itu buk? L :Tidak mbak. Anak saya yang perempuan.
*
Pendapatan Responden F : kalau sehari dapat 4 liter, berapa penghasilan yang ibu terima dari kop sae dalam sebulan? L : 15 hari sekali ya pendapatan 130.000 F : setahun yang lalu tepatnya tahun 2010, berapa jumlah sapi yang ibu miliki? L : Yaa 2 mbak.
Rumusan Masalah Ketiga : 3. Siapa saja yang dianggap masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah ?
Indept Interview
Yang dianggap menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas.
1. Tokoh agama / Kyai D : Lalu kalau kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan seorang kyai itu seperti apa pak?
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
27
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
S : Kalo masyarakat sini Alhamdulillah hampir semua mensupport kegiatan agama yang ada disini mas, jadi kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan kyai ya cukup tinggi.
Lalu dengan tiba-tiba ada warga sekitar yang mengunjungi rumah pak Sarwani. Orang tadi bermaksud meminta ijin karena akan mengadakan pengajian di sekitar rumah pak Sarwani dan mengundang pak Sarwani sebagai pemimpin pengajian. Namun pak Sarwani meminta maaf kepada orang tadi karena tidak bisa menjadi pemimpin pengajian dikarenakan hari itu juga setelah Maghrib beliau harus memimpin pengajian di Desa Ngroto. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa keberadaan pak Sarwini sebagai kyai cukup disegani. Lalu saya melanjutkan wawancara saya.
2. Peternak Kaya Pewawancara : penghasilan yang didapat dari kopsae setiap 15 hari sekali berapa pak? Dari semua sapinya? Informan
: 2.200.000 mbak, soalnya ada sebagian dipotong untuk SHU yang tiap lebaran diambil, sama sudah dipotong untuk saepro dari kopsae, jadi ya nggak terasa
Pewawancara : lalu, gimana kepemilikan sapi setahun yang lalu pak? Ada berapa sapi yang dimiliki hingga sekarang? Informan
: dulu tahun 1999 jual sapi mbak, soalnya nggak sanggup ramutnya, kewalahan mbak, wong cuma anak saya yang ramut semua sapi saya.
Pewawancara : lalu sekitar tahun 2010 sampai 2011 sapinya ya tetep 11 itu pak?
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
28
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Informan
: ya enggak mbak, kan udah ada tambahan pedhet satu itu mbak, jadi awalnya 10 sekarang jadi 11 ekor sapi mbak.
Yang dianggap masyarakat desa wiyurejo menempati posisi struktur sosial pada lapiasan bawah.
1. Peternak Miskin kalau sehari dapat 4 liter, berapa penghasilan yang ibu terima dari kop sae dalam sebulan? L : 15 hari sekali ya pendapatan 130.000 F : setahun yang lalu tepatnya tahun 2010, berapa jumlah sapi yang ibu miliki? L : Yaa 2 mbak. 2. Pencari Rumput Pewawancara
: “Oh masnya juga punya sapi pedhet di rumah, tapi gak bisa diternakkan ya mas. Trus kalau dari penghasilannya sendiri dari pencari rumput itu per bulannya berapa mas kalau boleh tau?”
Informan
: “Ya itu Alhamdulillah juga mbak, meskipun gak banyak banget yang penting kan harus disyukuri ya mbak. Saya perbulan itu gak pasti mbak, kadang Rp300.000,00 Rp400.000,00 Rp500.000 juga pernah mbak”.
Rumusan Masalah Keempat : 4. Apakah ada simbol lain, selain kepemilikan ternak sapi yang menjadi dasar pembentukan dalam stuktur sosial di Desa Wiyurejo ?
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
29
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Indept Interview 1. Pejabat Desa Y
: berarti sering juga ya warga yang mempunyai masalah, lalu masalah itu dibawa ke balai desa?
R
: ya sering mas, seperti masalah tanah. Lalu seperti kemarin hari itu, disini kan kaya akan sumber air mas, terus kan yang namanya sumber air itu berada diluar wilayah kami (balai desa Wiyurejo) tapi bagaimanapun yang namanya sumber air itu kan dikuasai Negara. Jadi siapapun yang menggunakan kan silahkan saja asal ada ijin dari pihak terkait. Nah disini kasusnya air tersebut diambil oleh PDAM. Padahal itu kan untuk Kop Sae kemudian masyarakat Pujon. Ya kita tidak akan rakus, sebetulnya kita sudah cukup dengan air. Kan PDAM air untuk dijual, mereka punya rencana untuk menambah debit air. Tapi mereka mengatakan kepada warga untuk memperbaiki pipa paralon. Yang ditakutkan masyarakat terutama masyarakat pengguna air irigasi itu kekurangan air. Jadi pada saat mau dipasang, para masyarakat demo ke PDAM, sehingga pemasangan itu tidak jadi dilakukan. Ini salah satu contoh dari konflik=konflik yang pernah ada.
Y
: lalu selama ini, apa ada hambatan bapak selama menjabat menjadi sekretaris desa? Kan bapak sudah menjabat selama 18 tahun, apa ada warga yang iri dengan hal ini?
R
: kalau soal pergantian sekretaris desa itu para warga tidak mempersoalkan masalah masanya. Cuman masyarakat selama ini kalau yang saya tau ya sejak saya diangkat sebagai sekretaris desa tahun 1993 itu diawal periodenya pak Jiwo pada saat menjabat kepala desa berjalan normal saja. Namun seiring dengan berjalannya waktu di periode kedua ada factor-faktor yang membuat perubahan sikap dari bapak kepala desa. Namanya korps perangkat desa kan hanya beberapa orang, kan kita tau orang itu kan macem-macem, ada orang
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
30
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
yang cari amannya saja. Ada seseorang yang tidak suka dengan jabatan saya yang menghasut kepala desa dengan opini-opini yang negative. Pada saat itu kepala desa menyikapinya kurang bijak, ya itu tadi namanya orang kan macem-macem, namanya kepala desa juga manusia, ada keterbatasan, tidak sempurna. Pada akhirnya kepala desa itu mengambil sikap yang malah merugikan orang lain, bahkan merugikan umum juga. Ya itu kita kembali lagi, manusia itu tidak ada yang sempurna. Walaupun toh yang namanya kepala desa, diapun juga manusia. Ya kembali lagi ke factor manusia itu mas, kita tidak tau jika sekarang mereka teman, besok menjadi lawan. Imbasnya pada waktu perjalanan saya sebagai sekretaris desa memasuki periode ke-2, masyarakat kurang percaya kepada saya, karena saya dinilai tidak bisa bekerja sehingga ada beberapa kelompok-kelompok yang menghendaki saya turun. Mereka juga tidak salah, memang pada waktu itu pembagian kerjanya hanya terpusat pada kepala desa. Saya tidak diberi kewenangan apapun oleh kepala desa. Kepala desa pada saat itu arogan mas, aku kepala desane mau opo. Akhirnya saya bertahan, dengan prinsip saya begini, saya tidak ambil pusing dengan semua itu, saya berpikir begini, saya tidak ada waktu bekerja di kantor sebagai pelayan masyarakat, apalagi kantor ini pada waktu dulu kurang berfungsi mas, jadi perangkat desa itu bekerja di rumah masing-masing. Kalau di kantor kan sepi, gak ada pekerjaan, alat-alat kantor juga tidak ada, dan juga pada waktu itu masyarakat masih senang ke rumah perangkat desa untuk mengurus sesuatu. Dengan berjalannya waktu juga, saya isi jam-jam saya daripada nganggur tidak bisa bekerja dengan efektif, saya manfaatkan waktu untuk bertani. Jadi keseharian saya dipandang masyarakat terkesan santai, kok nyangkul ae gak tau nang kantor. Sehingga masyarakat mempunyai persepsi bahwa saya tidak bisa bekerja. Alasan sebenarnya ya itu tadi mas, ada pembonsaian pembagian kerja dari kepala desa. Terus dengan berjalannya waktu. Walaupun saya gak di kantor mas, namanya perangkat itu kan tetap kita pelayanan dimanapun, termasuk di rumah. Jadi fungsi sebagai perangkat Kelompok 7 Desa Wiyurejo
31
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
yang menjadi pelayan, saya melayani warga yang memerlukan bantuan atau pelayanan di rumah saya. Y
: terakhir pak, bapak tadi mengakatan bahwa bapak lebih mementingkan kepuasan dalam bekerja. Apakah itu berarti bahwa bapak mengesampingkan pendapatan bapak?
R
: kadang kan gini mas, sebagai orang yang pada waktu itu saya direkrut menjadi sekretaris desa dengan kondisi ekonomi Wiyurejo serta kondisi ekonomi keluarga saya. Saya anggap saya masuk kesini (balai desa sebagai sekretaris) sebagai peluang awal lah. Karena resikonya orang kuliah di desa seperti saya ini ya, lain dengan kota, kalau di desa ini sekolah apalagi kuliah, wuaduh, tantangannya sudah luar biasa mas. Jangan kuliah, SMA saja, wih dukur tenan to sekolah e, gawe opo. Masyarakat itu begitu, apalagi kuliah. Waktu itu saya itu mungkin di Wiyurejo itu jadi sorotan mungkin karena yang termasuk orang miskin tapi kuliah itu mungkin Cuma saya. Sehingga sorotan masyarakat itu macem-macem, keluargane ngono ae kuliah. Tapi saya gini mas saya punya pemikiran yang lain dari orang-orang itu, saya kuliah bukan berarti saya mencari pekerjaan, tidak itu mas. Saya hanya ingin, istilahnya apa ya, usia di saat saya SMA ini mau ngapain. Saya itu ingin menimba ilmu sebisa mungkin lah, setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan saya. Jika perkuliahan saya diukur dari ekonomi bukan logika,rasanya gak mungkin. Tapi saya yakin saja, saya pasti bisa. Terus gini, saya jalani kuliah sampai terakhir, sampai KKN, kemudian saya mendapat tawaran. Kenapa saya ambil saja tawaran menjadi sekretaris desa itu, karena persepsi masyarakat orang itu kalau kuliah sudah pasti dapat pekerjaan yang layak. Terus apalagi kalau sudah kuliah lalu nganggur, masyarakat lebih dingin. Jadi saya piker saya ambil saja, tawaran tidak akan dating untuk kedua kalinya. Disamping itu kita mempunyai penghasilan, disamping itu jika ada hal-hal yang kita dapatkan
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
32
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
dari pekerjaan ini kita nikmati dan syukuri sebagai berkah dari Yang Maha Kuasa, berapapun serta apapun bentuknya.
2. Tokoh agama / Kyai Lalu dengan tiba-tiba ada warga sekitar yang mengunjungi rumah pak Sarwani. Orang tadi bermaksud meminta ijin karena akan mengadakan pengajian di sekitar rumah pak Sarwani dan mengundang pak Sarwani sebagai pemimpin pengajian. Namun pak Sarwani meminta maaf kepada orang tadi karena tidak bisa menjadi pemimpin pengajian dikarenakan hari itu juga setelah Maghrib beliau harus memimpin pengajian di Desa Ngroto. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa keberadaan pak Sarwini sebagai kyai cukup disegani. Lalu saya melanjutkan wawancara saya. 3. PKK R
: Sejak kapan bu jadi ketua PKK ?
A
: Seiring bapak menjadi kepala desa?
R
: Sejak kapan itu bu?
A
: Sejak tahun 2007 mas
R
: Itu dipilih atau gimana bu?
A
: Jadi ketua penggerak PKK-nya ngikut bapak, karena bapak jadi kepala desa secara otomatis menjadi ketua PKK
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
33
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Rumusan Masalah Kelima : 5. Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap stuktur sosial di desa Wiyurejo ?
Indept Interview 1. Penyuluh Ternak X: “Kalo pengaruh penyuluhan sama peternak disini seperti apa” X : “Orang sini ga patih paham. Orang sini ga mau kalo suruh ngumpul terus peyuluhan jarang gitu yang mau makanya ga patih ada udah lama ga ada penyuluhan” Y : “Kenapa gitu itu pak?” X : “Orang kan sendiri sendiri. Dipikir udah kasih minum makan keluar susu cukup orang kecil pikirannya ga tinggi-tinggi” X : “Masih standar” Y ; “Iya sama” X : “Penyuluh itu niatnya memberikan agar kualitas bagus?” Y : “Iya, agar kualitasnya bagus.” X : “Gitu itu tanpa bayar atau gimana pak?” Y : "Engga ga bayar. Ya Cuma dkumpul2kan dari koperasi disini gituloh “ X : “Ga ada potongan apapun” Y : “Engga ga ada “ X : “Terus caranya penyuluh disini memberikan informasinya itu seperti apa “
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
34
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Y : “Dikumpulkan gitu satu kelompok. Dirumah sat uterus orang koperasi datang. Umpamanya sini, orang-orang kumpul disini. Terus orang koperasi kesini ngasih penyuluhan.
2. PKK R
: Kalau keterlibatan PKK dalam pembentukan struktus masyarakat disini itu gimana bu ya? Mungkin kegiatannya
A
: Kegiatannya ? iya mas, karena kegiatan kita yang mencakup sosial itu banyak. Karena dukungan dari masyarakat sudah banyak. Karena kegiatan kita itu kalau ada orang meninggal kita ta’ziyah, kalau ada orang sakit kita menggalang dana . terus untuk anak yang kurang mampu kita juga membantu untuk saat pertama kali pendaftaran. Jadi kita bantu biayanya.
3. Ketua Organisasi Peternak Pewawancara : Oooh, gitu ya pak. Terus tugas bapak sebagai ketua komunitas peternak itu apa aja pak? Informan
: Kepanjang tanganan dari anggota. Saya itu yang menyampaikan aspirasi dari anggota-anggota ternak kepada pengurus kopsae dan yang menyampaikan aspirasi dari pengurus kopsae ke anggota peternak mbak. Yang lain ada juga mbak, itu melayani anu, pakan ternak gitu lho mbak.
Pewawancara : Oh iya pak. Saepro yang dari Kopsae itu ya pak? Informan
: Ya, iya mbak. Saya yang mengurusi saepronya.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
35
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7
Pewawancara :
mengurusi
saepronya
maksudnya
seperti
apa
ya
pak?
Pendistribusiannya gitu atau apanya pak? Informan
: Naah, iya mbak.
Pewawancara : Jadi peternak itu ga langsung beli Saepronya di kopsae situ ya pak? Harus melalui bapak kalau mau beli saepro? Informan
: Iya mbak, peternak itu belinya melalui saya. Saya yang melayani kalau ada peternak yang mau beli saepro. Jadi saya ke kopsae baru saya berikan kepada para peternak.
Kelompok 7 Desa Wiyurejo
36