15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini akan dibahas relasi dispersi untuk gelombang internal pada fluida dua-lapisan.Tinjau lapisan fluida dengan ππ dan ππ berturut-turut merupakan kerapatan fluida pada lapisan atas dan lapisan bawah.Misalkan gelombanginternal yang ditinjau berupa gelombang monokromatik berikut ππ π₯, π‘ = π΄π π(ππ₯ βππ‘ ) , denganπ merupakan frekuensi gelombang dank menyatakan bilangan gelombang serta A suatu konstanta.Panjang gelombang dapat ditentukan berdasarkan persamaan π=
2π π
.
Penyelesaian persamaan (2.20) dengan syarat batas sesuai persamaan (2.25) dinyatakan dalam bentuk ππ π₯, π¦, π‘ = π΄π cosh π π¦ β βπ
ππ ππ₯βππ‘ .
(3.1a)
Kemudian penyelesaian persamaan (2.21) dengan syarat batas sesuai persamaan (2.26) dinyatakan dalam bentuk ππ π₯, π¦, π‘ = π΄π cosh π π¦ + βπ
ππ ππ₯βππ‘ .
(3.1b)
Penurunan persamaan (3.1a) dan (3.1b) dapat dilihat pada lampiran II. Jika persamaan (3.1a) disubstitusikan ke dalam kondisi batas kinematik pada persamaan (2.23), maka di y = 0 diperoleh π΄π π sinh πβπ π π
ππ₯ βππ‘
= βπππ΄π π
ππ₯ βππ‘
+ ππ πππ΄π π
ππ₯ βππ‘
.
(3.2a)
Selanjutnya, jika persamaan (3.1b) disubstitusikan ke dalam kondisi batas kinematik pada persamaan (2.23), maka di y = 0 diperoleh π΄π π sinh πβπ π π
ππ₯ βππ‘
= βπππ΄π π
ππ₯ βππ‘
+ ππ πππ΄π π
ππ₯ βππ‘
.
(3.2b)
Berdasarkan persamaan (3.2a) dan (3.2b) diperoleh π΄π =
ππ΄ πππ β π , π sinh πβπ
(3.3a)
16
π΄π =
ππ΄ πππ β π . π sinh πβπ
(3.3b)
Jikaππ dan ππ pada persamaan (3.1a) dan (3.1b) disubstitusikanke dalam kondisi batas dinamik pada persamaan (2.24), maka diperoleh ππ ππ πππ΄π coshβ‘ (πβπ )π π
ππ₯ βππ‘
β πππ΄π cosh πβπ π π
= ππ ππ βπππ΄π coshβ‘ (πβπ )π π + πππ΄π cosh πβπ π π + πΎ(ππ)2 π΄π π
ππ₯ βππ‘
ππ₯ βππ‘
ππ₯ βππ‘
+ ππ΄π π
ππ₯ βππ‘
ππ₯ βππ‘
+ ππ΄π π
ππ₯ βππ‘
.
(3.4)
Jika kedua ruas pada persamaan (3.4) dibagi dengan π π
ππ₯ βππ‘
, maka diperoleh
ππ ππ πππ΄π coshβ‘ (πβπ ) β πππ΄π cosh πβπ + ππ΄ = ππ ππ βπππ΄π coshβ‘ (πβπ ) + πππ΄π cosh πβπ + ππ΄ + πΎπ΄(ππ)2 , atau ππ ππ π β π π π΄π cosh πβπ + ππ΄ = ππ β ππ π β π ππ΄π cosh πβπ + ππ΄ +πΎπ΄(ππ)2 . (3.5) Jika bentuk Aadan Ab pada persamaan (3.3a) dan (3.3b) disubstitusikan ke dalam persamaan (3.5) dan dieliminasikanA, maka diperoleh ππ
ππ π β π π
π πππ β π π sinh πβπ
cosh πβπ + π
= ππ β ππ π β π π
π πππ β π π sinh πβπ
cosh πβπ + π
+ πΎ ππ 2 , atau ππ
ππ π β π
2
β1 +π π tanh πβπ
= ππ
ππ π β π
2
1 + π +πΎ ππ 2 . (3.6) π tanh πβπ
Jika persamaan (3.6) dikalikan dengan k, maka diperoleh βππ ππ π β π 2 ππ + ππππ βππ ππ π β π 2 ππ β ππππ + πΎπ 3 = 0,
17
atau ππ ππ π β π 2 ππ β ππππ +ππ ππ π β π 2 ππ + ππππ + πΎπ 3 = 0, atau (ππ + ππ )π2 β 2π ππ ππ + ππ ππ π + π 2 ππ ππ2 + ππ ππ2 β ππ ππ β ππ + πΎπ 3 = 0, (3.7)
dengan ππ , tanh πβπ
ππ = Persamaan
(3.7)
ππ =
ππ . tanh πβπ
merupakan persamaan kuadrat
πdengan
dalam
penyelesaian dalam bentuk: ππ ,π π =
π ππ ππ + ππ ππ π· Β± , ππ + ππ ππ + ππ
(3.8)
dengan π· = π 2 ππ ππ + ππ ππ
2
β (ππ + ππ ) π 2 ππ ππ2 + ππ ππ2 β ππ ππ β ππ
+(ππ + ππ ) πΎπ 3 . Persamaan (3.8) merupakan relasi dispersi dari persamaan dasar fluida ideal yang tak berotasi.Relasi dispersi ini merupakan relasi dispersi Kelvin-Helmholtz (Visser, 2004). Relasi ini yang akan dikaji dalam penelitian ini. 3.2. Ketakstabilan Gelombang Internal Perubahan amplitudo gelombang sangat berpengaruh pada terjadinya ketakstabilan gelombang internal.Perubahan amplitudo dapat diakibatkan oleh perubahan
bilangan
gelombang,
frekuensi
gelombang,
dan
kecepatan
arus.Amplitudo yang meningkat secara terus menerus menyebabkan gelombang internal tidak stabil. 3.2.1. Ketakstabilan Temporal Ketaksabilan dari gelombang internal ditentukan dari bagian imajiner pada relasi dispersi Kelvin-Helmholtz pada persamaan (3.8). Bagian imajiner dari persamaan (3.8) diperoleh bilamana (ππ + ππ )2 < 0, sehingga diperoleh π 2 ππ ππ + ππ ππ
2
β (ππ + ππ ) π 2 ππ ππ2 + ππ ππ2 β ππ ππ β ππ +(ππ + ππ )πΎπ 3 = 0.
(3.9)
18
Misalkan kecepatan arus pada lapisan bawah sangat kecil (Ub= 0) dan tegangan permukaan πΎ=0, maka persamaan (3.9) menjadi: βππ ππ ππ2 π 2 + ππ ππ β ππ (ππ + ππ ) = 0.
(3.10)
Kestabilan temporal dihasilkan dari βππ ππ ππ2 π 2 + ππ ππ β ππ (ππ + ππ ) < 0, atau π2π >
π ππ β ππ (ππ + ππ ) . πππ ππ
(3.11)
Nilai kritis dari kestabilan temporal adalah ππππππ‘ =
π ππ β ππ (ππ + ππ ) . πππ ππ
(3.12)
Dengan demikian kestabilan temporal terjadi bilamana |Ua|
(3.13)
Persamaan (3.13) merupakan persamaan taklinear terhadap k yang penyelesaiannya secara analitik sulit dilakukan, untuk itu diperlukan beberapa asumsi. Misalkan diasumsikan domain fluida dua lapisan masing-masing memiliki ketebalan yang cukup besar (kha>>0 dan khb>>0), sehingga Sa = ππ dan Sb= ππ . Berdasarkan asumsi tersebut persamaan (3.13) menjadi (ππ + ππ )π2 β 2π ππ ππ π + π 2 ππ ππ2 β ππ ππ β ππ = 0, atau π 2 ππ ππ2 β π 2ππ ππ π + π ππ β ππ
+ ππ + ππ π2 = 0.
(3.14)
Persamaan (3.14) berupa persamaan kuadrat dalam k dengan penyelesaian dalam bentuk: ππ,π π, ππ =
2ππ ππ π + π ππ β ππ 2ππ ππ2 Β±
2ππ ππ π + π ππ β ππ
2
β 4ππ ππ2 ππ + ππ π 2
2ππ ππ2
,
19
atau ππ,π π, ππ = Β±
2ππ ππ π + π ππ β ππ 2ππ ππ2 4ππ2 ππ2 π 2 + 4ππ ππ ππ ππ β ππ + π2 ππ β ππ 2ππ ππ2
2
β 4ππ ππ2 ππ + ππ π 2
atau ππ,π π, ππ = Β±
2ππ ππ π + π ππ β ππ 2ππ ππ2 (4ππ2 ππ2 β4ππ ππ2 ππ + ππ )π 2 + 4ππ π ππ β ππ πππ + π2 ππ β ππ 2 , 2ππ ππ2
atau ππ,π π, ππ = Β±
2ππ ππ π + π ππ β ππ 2ππ ππ2 (β4ππ ππ ππ2 )π 2 + 4ππ π ππ β ππ πππ + π2 ππ β ππ 2ππ ππ2
2
.
(3.15)
Ketakstabilan dari gelombang internal ditentukan dari bagian imajiner pada persamaan (3.15).Bagian imajiner dari persamaan (3.15) diperoleh bilamana (2ππ ππ2 )2 < 0,sehingga nilai kritis dari kestabilan spasial berbentuk (4ππ ππ ππ2 )π2 β 4ππ ππ β ππ πππ π β π2 ππ β ππ
2
=0
(3.16)
Persamaan (3.16) merupakan persamaan kuadrat dalam π dengan penyelesaian dalam bentuk: ππ ,ππΆπππ‘
ππ ππ β ππ π (4ππ ππ β ππ πππ )2 + 4(4ππ ππ ππ2 )π2 ππ β ππ 2 = Β± , 2ππ ππ ππ 2ππ ππ ππ2
atau ππ,ππΆπππ‘ =
ππ ππ β ππ π 16ππ2 ππ β ππ 2 π2 ππ2 + 16ππ ππ ππ2 )π2 ππ β ππ 2 Β± , 2ππ ππ ππ 8ππ ππ ππ2
atau ππ,ππΆπππ‘ =
ππ ππ β ππ π 4ππ π ππ β ππ ππ ππ + ππ2 Β± , 2ππ ππ ππ 8ππ ππ ππ2
,
20
atau ππ,ππΆπππ‘
ππ Β± ππ ππ + ππ2 ππ β ππ π = . 2ππ ππ ππ
(3.17)
Dengan demikian kestabilan spasial terjadi bilamana π < πππΆπππ‘ (untuk π > 0) dan π > πππΆπππ‘ (untuk π < 0). 3.3. PembangkitanGelombang Internal di Selat Makassar Pada bagian ini akan diuraikan skenario pembangkitan gelombang internal di Selat Makassar. Skenario tersebut menggunakan relasi dispersi pada persamaan (3.8). Terdapat dua skenario yang akan digunakan, yaitu simulasikecepatan arus dan panjang gelombang internal yang ditinjau pada Selat Makassar. Berikut ini akan dikaji relasi dispersi pada persamaan (3.8) dengan menggunakan beberapa asumsi yang berdasarkan data oseanografi pada Selat Makassar. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut: Asumsi 1.Kedalaman pada lapisan atas adalah 300 meter, sehingga ha = 300m. Ketebalan ha = 300mdipilih berdasarkan kondisi oseanografi Selat Makassar dimana pada ketebalan 300 meter terjadi perubahan kerapatan yang sangat cepat. Ketebalan lapisan bawah yang ditinjau adalah hb = 1500m. Asumsi 2.Kecepatan arus pada lapisan bawah sangat kecil sehingga diasumsikan Ub = 0, sedangkan kecepatan arus pada lapisan atas berubah terhadap kedalaman. Asumsi 3.Tegangan permukaan diasumsikansama dengan nol, yaituπΎ = 0. kg
kg
Asumsi 4.ππ = 1035 m 3 danππ = 1024 m 3 . Hasil ini berdasarkan profil kerapatan yang diberikan pada Gambar 2.3. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka penyelesaian dari relasi dispersi Kelvin Helmholtz pada persamaan (3.8), yaitu ππ (π) dan ππ (π) untuk nilai Ua yang berbeda-bedadiberikan dalam Gambar 3.1.
21
π
0.15
Ua=0.65 Ua=0.75
0.10
Ua=0.85 0.05
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
k
Gambar 3.1.Grafik frekuensi gelombang π(π). Fungsiπ(π)seperti yang diperlihatkan Gambar3.1 menggunakan nilai Uayang berbeda, yaitu: Ua = 0.65, Ua = 0.75 dan Ua = 0.85. Garis putus-putus memperlihatkan penyelesaianππ (π)pada persamaan (3.8) yang merupakan frekuensi gelombang internal yang terjadi di lapisan atas.Garis kontinu memperlihatkan penyelesaianππ (π) pada persamaan (3.8) yang merupakan frekuensi gelombang internal yang terjadi di lapisan bawah. Berdasarkan Gambar 3.1, jika k kecil, maka frekuensi gelombang negatif.Ini berarti gelombang yang terjadi bergerak menjauhi gelombang yang lebih besar.Selain itu, jika kecepatan arus pada lapisan atas mengecil, maka k membesar pada lapisan bawah. Ini berarti panjang gelombang internal yang terjadi semakin mengecil, atau dengan kata lain amplitudo semakin besar. Dengan demikian kecepatan fase juga semakin besar, hal ini konsisten dengan kecepatan fase pada Gambar 3.2. Karena kecepatan fase didefinisikansebagai π π = fasepada lapisan atas adalah ππ π = adalah ππ π =
π π (π) π
π π (π) π
π (π) π
, maka kecepatan
dan kecepatan fase pada lapisan bawah
. Kecepatan fasegelombang dapatdilihat pada Gambar 3.2,
dengan Ua = 0.65, Ua = 0.75 dan Ua = 0.85.
22
c 2
1
Ua=0.85 0.1
0.2
0.3
Ua=0.75
Ua=0.65
0.4
0.5
k
ο 1 -1
Gambar 3.2.Kecepatan FaseGelombang pada lapisan atas (garis putus-putus dan pada lapisan bawah (garis kontinu) untuk Uaberbeda-beda. 3.4. Ketakstabilan Gelombang Internal di Selat Makassar Pada bagian ini akan dibahas ketakstabilan dari gelombang internal di Selat Makassar berdasarkan kriteria ketakstabilan temporal dan spasial. 3.4.1. Ketakstabilan Temporal Berdasarkan persamaan (3.12), diperoleh Gambar 3.3 yang memperlihatkan suatu daerah dimana pada saat nilai Ua tertentu, gelombang menjadi tak stabil. UaCrit Area tak stabil
1.26
k 0.125
Gambar
3.3.Daerah ketakstabilan persamaan (3.12).
gelombang
internal
berdasarkan
Gambar 3.3 memperlihatkan bahwa gelombang yang memiliki bilangan gelombang 0.125 (panjang gelombang 50 m) tidak stabil pada daerah dengan
23
kecepatan arus lebih besar dari 1.26 m/s. Jika kecepatan arusnya kurang dari 1.26 m/s, maka gelombang tersebut akan stabil. Berdasarkan persamaan (3.8), dapat ditunjukkan hubungan antara frekuensi gelombang dengan daerah kestabilan gelombang dengan kβ 0.125 seperti diperlihatkan pada Gambar 3.4. π 0.15
0.10
0.05
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
Ua
ο 0.05 -
UaCrit
ο 0.10 -
Gambar 3.4.Hubunganfrekuensi gelombang dan kecepatan arus. Pada Gambar 3.4 memperlihatkan bahwa gelombang dengan kβ 0.125 memiliki frekuensi yang meningkat mendekati kurva linear dengan bertambahnya nilai Ua> 1.26. Dengan kata lain gelombang ini tidak stabil. Berdasarkan Gambar 3.4, bilamana ππ mengecil dengan ππ < 1.26,frekuensi gelombang berada pada nilai 0.08-0.11. Dengan kata lain gelombang ini akan stabil.Dengan demikian untuk membangkitkan gelombang dengan panjang 50 m dan stabil, maka diperlukan adanya arus dengan kecepatan kurang dari 1.26 m/s. 3.4.2. Ketakstabilan Spasial Berdasarkan
persamaan
(3.17),
diperoleh
Gambar
3.5
yang
memperlihatkan suatu daerah dimana pada saat nilai π dan Ua tertentu, gelombang menjadi tak stabil.
24
π
ππππ πππ ππππππ 0.12
ππ
ππππ ππππππ -0.01 -0.02
Ua
2.2
ππ ππππ πππ ππππππ
Gambar
3.5.Daerahketakstabilan persamaan (3.17)
gelombang
internal
berdasarkan
Gambar 3.5 memperlihatkan bahwa gelombang yang memiliki frekuensi gelombang -0.01 tidak stabil pada daerah dengan kecepatan arus lebih besar dari 2.2 m/s. Jika kecepatan arusnya kurang dari 2.2 m/s, maka gelombang tersebut akan stabil. Berdasarkan persamaan (3.15), dapat ditunjukkan hubungan antara bilangan gelombang dengan daerah kestabilan gelombang dengan π = β0.01 seperti diperlihatkan pada Gambar 3.6. k 0.010
0.005
Stabil
Tak stabil
2
4
6
8
10
Ua
UaCrit
Gambar 3.6.Hubunganbilangan gelombang dan kecepatan arus untuk π = β0.01. Pada Gambar 3.6 memperlihatkan bahwa gelombang dengan π = β0.01 memiliki bilangan gelombang yang meningkat pada lapisan atas (ka(Ua)) dan menurun pada lapisan bawah (kb(Ua)), kedua kurva bilangan gelombang seperti
25
yang ditunjukkan dengan garis merah pada Gambar 3.6 bergerak mendekati kurva berwarna biru dengan bertambahnya nilai Ua> 2.2. Dengan kata lain gelombang ini tidak stabil. Berdasarkan Gambar 3.6, bilamana ππ mengecil dengan (ππ < 2.2), maka gelombang ini akan stabil.Dengan demikian untuk membangkitkan gelombang dengan frekuensi -0.01 Hz dan stabil, maka diperlukan adanya arus dengan kecepatan kurang dari 2.2 m/s. Selanjutnya, berdasarkan persamaan (3.15), dapat ditunjukkan hubungan antara bilangan gelombang dengan daerah kestabilan gelombang dengan Ua = 1 seperti diperlihatkan pada Gambar 3.7. k
Tak stabil
Stabil
Tak stabil
0.3
0.2
0.1
ο 0.2
ο 0.1
0.1
ο 0.1
πaCrit
πbCrit
0.2
0.3
π
ο 0.2
Gambar 3.7.Kurva k dari ketakstabilan spasial yang bergantung pada π. Pada Gambar 3.7 memperlihatkan bahwa gelombang dengan Ua =1 memiliki bilangan gelombang yang meningkat mendekati kurva linear dengan bertambahnya nilai π> 0.12. Dengan kata lain gelombang ini tidak stabil. Berdasarkan Gambar 3.7, bilamana π mengecil dengan β0.02 < π < 0.12, maka gelombang ini akan stabil. Selanjutnya, bilangan gelombang menurun mendekati kurva linear dengan berkurangnya nilai π < β0.02. Dengan kata lain gelombang ini tidak stabil. Dengan demikian apabila kecepatan arus ditetapkan 1 m/s, maka gelombang akan stabil pada frekuensi antara -0.02 dan 0.12. Dalam hal ini bilangan gelombang menjadi dua kali lipat atau panjang gelombang yang tertentu menjadi setengahnya.