62
BAB III HASIL PENELITIAN POLA PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA DESA LOWA COMAL PEMALANG A. Gambaran Lokasi Penelitian Desa Lowa merupakan salah satu desa yang terletak nama “Lowa” berasal dari kata “Lowayu” yang berarti pohon Lo yang sudah layu, dan sejak Jepang menjajah Indonesia, lidah prajurit Jepang yang tidak dapat menyebut “Lowayu” tetapi menyebutnya “Lowa”. Desa Lowa pada masa pemerinyahan Mataram sampai Indonesia merdeka dipimpin oleh seorang demang, setelah Indonesia merdeka, pemerintahan desanya dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih langsung rakyatnya secara demokrasi. Yang pernah memimpin Desa Lowa adalah sbb : Karto (1945-1951), Muh. Ali (1951-1963), Rokhmat (1963-1976), Supadi (1976-1982), Saryo (19821991), Abdul Ghani (1991-1998), Rusdi Saleh (1998-2006), Sahroni (20062012), Makmuri (2013-sekarang).1 Pada tahun 1974 – 1979 di Desa Lowa terjadi kekosongan kepemimpinan, sehingga ditunjuk Penjabat Kepala Desa Lowa yang berasal dari Koramil Comal, yaitu Letnan Satu Supadi, dan pada tahun 1977 Camat Comal yang pada waktu tersebut dipangku oleh Bapak Ngadi memiliki program untuk menertibkan Lokasi Pramu Nikmat yang berserakan di seantero desa di wilayah Kecamatan Comal, maka ditunjuklah Desa Lowa
1
Wawancara dengan MM, kaur pemerintahan Desa Lowa, pada tanggal 21 Maret 2014 di Balai Desa Lowa. Pukul 09.00 WIB.
62
63
untuk Komplek Perumahan Isolasi. Tempat yang disepakati adalah bekas kuburan china (bong cino) yang telah dibongkar.2 Sementara atas ijin para tokoh Agama dan tokoh masyarakat telah disepakati hal-hal tersebut dengan catatan untuk kurun waktu 5 tahun, dengan adanya pergerakan ekonomi di lingkungan tersebut yang berkembang begitu pesat maka banyak tumbuh warung-warung penjual makanan dan minuman di lingkungan sekitarnya. Juga beberapa rumah didirikan setelah keberadaan komplek ini berjalan beberapa tahun. Akhirnya berdirilah/pemekaran RT baru, yaitu Rt.09 yang secara administrative masuk di Rw. IV sampai dengan sekarang. Dan sampai sekarang persoalan Lokalisasi yang keberadaannya secara resmi sudah ditutup pada tahun 2000-an masih menjadi polemic social masyarakat yang pemecahannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain hal tersebut diatas, Desa Lowa juga terkenal dengan produk genteng dan gerabahnya sejak dulu (zaman belanda sudah ada pengrajin genteng dan gerabah : berdasarkan cerita para orang tua di Desa Lowa). Para pengrajin gerabah ini beserta hasil-hasil produknya mengalami masa kejayaan sebelum adanya produk-produk dari bahan plastic yaitu pada tahun 1980-an. Produk-produk gerabah yang dimaksud seperti : Belanga, Periuk, Cobek, Goleng dll. Pemasaran gerabah ini pada masa itu bisa menembus ke daerah Pekalongan dan Batang. Seiring
denga bergesernya masyarakat
yang beralih menggunakan produk dari bahan plastik para pengrajin yang
2
Wawancara dengan MKM, Kepala Desa Lowa, pada tanggal 21 Maret 2014 di Balai Desa Lowa. Pukul 09.30 WIB.
63
64
tadinya memproduksi gerabah beralih ke produk genteng. Kurang lebih pada tahun 1985-an produk genteng Lowa bisa merajai pemasaran di level Kecamatan Comal bahkan ada juga pemasaran yang menembus ke kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Pemalang. Namun, sekali lagi karena kalah mutu dengan produk pabrikan (jati wangi) keberadaan genteng Lowa sedikit terpinggirkan dan untuk mensikapi hal tersebut pada masa kepemimpinan Kepala Desa Abdul Ghani (1991-1998) mengadakan kerja sama dengan Dinas Perindustrian memberikan Pendidikan dan Pelatihan kepada para pengrajin genteng cara-cara dan tekhnik pembuatan genteng “PRES” disamping diberikan diklat juga diberikan sarana dan prasarana pembuatan genteng “PRES”, seperti : alat pencetak genteng “PRES” kegiatan ini juga dilanjutkan dengan mengadakan study banding ke daerah produsen genteng lain yang telah sukses. Dan sampai sekarang kegiatan produk genteng di Desa Lowa masih berjalan, namun keberadaannya semakin mengecil seiring masuknya dunia “konveksi” di Desa Lowa pada tahun 2000-an. Dunia konveksi yang menggarap pakaian jadi seperti : celana, baju, celana boxer semakin pesat dan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak di banding dengan kegiatan produk genteng maupun gerabah, di samping generasi muda juga lebih tertarik bekerja di bidang konveksi di banding dengan produk genteng dan gerabah. Hal-hal ini juga yang sampai sekarang membuat produk genteng dan gerabah semakin terpinggirkan.3
3
Buku Dokumen Sejarah Desa Lowa Tahun 2010
64
65
Sedangkan, Kondisi sosial maupun keagamaan masyarakat desa Lowa meningkat serta berjalan harmonis, penduduknya suasana kegotong
royongan,
menghormati.4
Dalam
kekeluargaan, kenyataannya
kebersamaan kehidupan
dan
organisasi
saling NU
merupakan kehidupan organisasi yang mempunyai peranan besar dalam kehidupan masyarakat desa Lowa. Namun berkembangnya zaman remaja- remajanya agak minim dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang ada, malah terkadang yang aktif-aktif anak-anak kecil. Akan tetapi biasa ketika menginjak remaja mulai sedikit yang mengikuti kegiatan keagamaan yang sudah ada, padahal itu kegiatan remaja. B. Pembinaan Keagamaan Remaja di Desa Lowa Comal Pemalang Dalam mewujudkan pembinaan Keagamaan pada diri remaja, tidak mudah karena menyangkut kebiasaan hidup, dalam pembinaan Keagamaan remaja diperlukan upaya keras dan penuh kesabaran dari semua pihak yang terlibat secara bersama-sama terutama oleh orangtua di rumah, selain itu juga harus didukung oleh peran serta orang tua, masyarakat, tokoh agama baik melalui Lembaga Majlis Ta’lim seperti Madrasah dan TPQ, Masjid, Mushola maupun kegiatan remaja di desa Lowa seperti kegiatan tahunan, bulanan dan harian. Berikut adalah penuturan dari 12 remaja, 7 orangtua dan 6 tokoh agama/ masyarakat yang menjadi sampel tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan Remaja desa Lowa.
4
Wawancara dengan MKM, Kepala desa Lowa, pada tanggal 21 Maret 2014 di Balai Desa Lowa. Pukul 09.30 WIB.
65
66
1. Pembinaan di Rumah Dalam wawancara dengan ESN, mengatakan: “Saya mendapatkan pembinaan keagamaan di rumah dari kedua orang tua mbak,mereka berdua sangat berantusias dalam kegiatan yang berbau agamis. Kebetulan saya anak pertama mb’ jadi saya hanya dapat pembinaan dari orang tua, dan memiliki dua adik. Bentuk pembinaan di rumah itu ya...melalui nasehat, memberi contoh, misalnya; pembinaan juga sudah dibekali sejak dini untuk sholat, ngaji, selain itu saya juga hidup dilingkungan madrasah, jadi banyak sekali bekal yang saya dapat tentang keagamaan. Pastinya setiap hari atau ketika ada permasalahan misale bertengkar yo slalu diingatke juga. Dengan adanya saya mendapatkan nasehat-nasehat itu yo manfaatnya mendorong saya untuk lebih baik dan memberikan yang terbaik untuk orang tua saya.5 Ketika orang tua memberikan pembinaan Kepada kepada anak melalui nasehat dan contoh (teladan), mereka akan lebih mematuhi dari pada hanya nasehat saja tanpa diimbangi dengan implementasi teladan dari orangtua. hal ini bisa penulis lihat dari anak bertutur bahwa ketika masih dini pun orang tua sudah membekali untuk melalukan sholat, ngaji dan kegiatan yang lainnya yang menjadikan anak patuh akan perintah orang tuanya. Selain itu orang tua juga mempunyai sikap yang dialogis dan memiliki keterbukaan, sehingga anak tidak segan dalam mengutarakan apa yang menjadi problem dalam pergaulannya kepada orang tua sehingga mudah memantau dan megarahkan dalam mengikuti kegiatan keagamaan.6 Sedangkan K-M, menuturkan: “Kalau saya mendapatkan pembinaan keagamaan di rumah ya pertama pasti dari Orangtua, kadang dari Kaka’juga mbak, kalau orang tua saya slalu menyuruh saya untuk sholat, ngaji. Nek mae kadang ngomong ojo 5
ESN (Remaja) Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 21 Maret Pukul 16.00 WIB. 6 Observasi yang dilakukan peneliti pada wawancara dengan ESN Jum’at, 21 Maret 2014. Di rumah ESN.
66
67
kakean mayeng soale aku sering mayeng mb’ he he he. Nek pae yo biayasa ganyami nek aku males. Dengan adanya ko kui yo...he...tenang menjalani apa yang disuruh orang tua dan selain iku yo mangkliye aku berniat jadi orang yang lebih baik lagi mb’.7Selain iku ya banyak manfaat yang dapat saya ambil, karena bagaimanapun juga apa yang diperintahkan orang tua adalah kebaikan untuk saya sendiri mb’. Kadang saya juga menyadari apa yang harus saya lakukan, alhamdulilah juga seperti ayah, ibu dan kakak slalu mengingatkan jika saya lalai akan kewajiban saya. Semua itu dilakukan kapanpun atas kehendak mereka dan semua itu ada perubahan pada diri saya pribadi.8 Anak remaja memang cenderung tidak suka jika segala aktivitasnya diatur dan diarahkan secara detail oleh orangtuanya, namun secara umum
hal
ini
juga perlu diterapkan agar
remaja tetap
mempertahankan kegiatan keagamaan mereka tanpa bermalas-malasan lagi untuk mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi kewajibannya seperti sholat, ngaji dan sebagainya..9 R-S Menambahkan : “Kalau di rumah saya mendapatkan Pembinaan keagamaan dari orang tua dan paman. Bentuknya seperti halnya berbuat sesuatu harus dilakukan dengan sesuai tanpa imbalan kyo ngaji sholat, metodene pertama ajakan, koyo mono memberikan peringatan ketika saya tidak sholat. Tidak setiap hari aku mendapatkan pembinaan tapi dalam waktu tertentu dalam membahas keagamaan yang pasti selalu disinggung. Dengan adanya pembinaan tersebut memberikan kepada saya lebih tahu bahwa belajar kegiatan keagamaan tidak sulit melainkan mudah. 10 Peningkatan pun datang pada diri saya dalam kegiatan keagamaan yang pastinya dalam kehidupan sehari-hari mengenai kewajiban apa saja yang harus saya lakukan mengenai keagamaan.11 7
K-M (Remaja) Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada taggal 21 Maret 2014. Pukul 16.40 WIB. 8 K-M (Remaja) Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada taggal 23 Maret 2014. Pukul 09.00 WIB. 9 Observasi yang dilakukan peneliti pada wawancara dengan K-M, 21 Desember 2013 dan 23 Maret 2014. Di rumah Bapak DH. 10 R-S, (Remaja) warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 21 Maret 2014 Pukul 19.40 WIB. 11 R-S, (Remaja) warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 23 Maret 2014. Pukul 10.00 WIB.
67
68
Sedangkan M.-A-S, menuturkan: “saya dapat pembinaan dari wong tuo mb’ terutama bapak yang slalu tegas memberikan pembinaan contone wayahe magrib-magrib kadang q nembe beli disengsni wayahe magrib nembe beli sholat-sholat. Nah dari kejadian kui akhire aku dewe luwih disiplin, luweh penak”.12
Latar belakang orang tua yang bersikap tegas dalam membina kegiatan keagamaan anak remajanya, akan berdampak positif pada keagamaan anak menjadi lebih baik, sehingga sikap dan tingkah lakunya dapat dikendalikan oleh orang tuanya .13 Bapak K-S selaku Orang tua ESN mengatakan: “Alhamdulillah saya dan Ibu slalu membina anak-anak dirumah terutama dalam ibadah seperti sholat, ngaji dengan metode tauladan, arahan. selaku orang tua sebisa mungkin kami mementingkan pembinaan kegiatan kegamaan, karena kegiatan keagamaan pada anak harus dan wajib untuk sebagai bentuk takwa dan iman kita terhadap Allah SWT. Selain itu juga menjadikan anak untuk lebih baik yang tadinya ketika ada masalah kami sekeluarga slalu meluangkan waktunya untuk bisa sharing mengenai masalah yang sedang dihadapi atau waktu longgar. Contohnya seperti kegiatan-kegiatan yang di luar rumah mana yang harus diikuti dan mana yang tidak harus diikuti. Manfaatnya alhamdulillah kedua anak remaja saya manutan semua, apalagi setelah ada kejadian yang harus diselesaikan mereka dapat menyelesaikannya seain itu juga karena lingkungan keluarga kami ternmasuk lingkungan madrasah.14 Bapak K-S selalu mengingatkan anaknya untuk selalu memberikan pembinaan, apalagi kegiatan keagamaan sangat antusias dan semanga
12
M-A-S, (Remaja) Warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi tanggal 22 Maret 2014 pukul 17.00 WIB. 13 Observasi yang dilakukan peneliti pada wawancara dengan M-A-S. Sabtu, 22 Maret 2014. Pukul 17.00 WIB. Di rumah Ibu K-S. 14 Wawancara dengan Bapak K-S (Orangtua Remaja), Desa Lowa Warga Desa Lowa, di rumah Bapak K-S pada tanggal 21 Maret 2014 Pukul 08.30 WIB.
68
69
dalam memberikan dorongan . Karena menurutnya agar selalu takwa terhadap Allah SWT.
Selaku orangtua Bapak A-S, juga menuturkan: “Saya selalu berperan membina kegiatan keagamaan anak di rumah yo sangat tegas. karena status saya kan selaku orangtua juga selaku kepala keluarga, jadi itu sudah menjadi kewajiban saya dalam membina anak saya yang sekarang sudah menginjak remaja ya seperti ngongkon untuk aktif berorganisasi seperti IPNUnan, Berzanzi, agama. kalau metode yo dengan nasehat, Dengan adanya pembinaan tersebut ya akhire anak manut dan menjalankan dengan temenanan, walaupun kadang sungkan karena saya terus menerus tegas akhire kadang yen tak kandeni anake wedi dewe lan akhire sadar dengan apa kewajiban yang seharuse anak lakukan.”15 Sedangkan menurut Ibu C-B selaku orangtua remaja, beliau mengatakan bahwa dirinyalah dan suaminya yang slalu berperan dalam membina kegiatan keagamaan anak, pembinaan yang diberikannya melalui nasehat, hukuman, teladan/ pembiasaan, dan melatih mereka untuk bersifat prihatin dengan setiap keadaan, beliau mengaku tidak mengenal waktu dalam membina kegiatan keagamaan anak-anaknya sebab, zaman ini rawan untuk membiarkan mereka bebas memilih apa yang mereka inginkan. Setiap hari beliau memantau kemana anaknya pergi, dimana anaknya melakukan aktivitas di luar rumah, ketika waktu sholat tiba beliau selalu mengajak kedua putranya sholat berjama’ah, ngaji, dan slalu sharih untuk menyelesaikan masalahmasalah yang harus bdiselesaikan dengan aanak mereka.16 15
A-S, (Orangtua Remaja) Desa Lowa Warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 21 Maret 2014 Pukul 14.00 WIB. Di rumah bapak A-S. 16 Wawancara dengan Ibu C-B (Orangtua Remaja), Desa lowa Warga Desa Lowa, di rumah ibu C-B pada tanggal 22 Maret 2014, Pukul 15.00 WIB.
69
70
Lain halnya dengan penuturan dari Ibu J-L selaku orangtua remaja yang bermata pencaharian sebagai penjahit Bordir sehari-harinya, mengatakan: “Nangumah yo aku karo bojoku, opo maneh bojoku tegase nemen. Misale bocah ko ora sholat opo klalen durung sholat poko’e yo kepriye carane ben bocah klakoni kewajibane, selain iku yo aku wanti-wanti ngongkon bocah ngaji jobo, utowo melu berzanzinan masjid, metodene yo kadang nasehat kyohale wong sholat sedino kan limang waktu pan mayeng ojo nganti magrib oleh mayeng tapi inget waktu.waktune ngandeni yo nek ono waktu kadang tak kandeni lirihan ojo nganti pae jengkel lan sholate ojon diundurundur. trus contoh karo cerito-cerito tentang agomo. Manfa’ate kadi hal koyo ngono akhire bocah kyo mending ada perubahan kalau diingetke sing mikine males mangkliye ora malas .17 “Di rumah ya saya dengan suamiku, apalagi suamiku tegas sekali. Misalnya ketika anak tidak melaksanakan sholat atau lupa belum melaksanakan sholat bagaimanapun caranya agar anak melaksanakan kewajibannya, selain itu saya juga slalu menyuruh anak untuk mengaji di luar rumah, atau mengikuti berzanzinan di masjid, terkadang saya menggunakan metode nasehat seperti halnya orang sholat sehari itu lima waktu jadi kalau bermain tidak boleh menjelang magrib tiba istilahnya harus ingat waktu. Waktu menbasehatinya ketika ada waktu terkadang juga saya nasehati secara pelan-pelan agar ayahnya tidak marah dan sholatnya jangan ditunda-tunda. Selanjutnya dengan menggunakan cerita-cerita tentang agama. Manfa’atnya dari hal tersebut akhirnya anak ada perubahan kalau diingatkan yang tadinya malas-malasan jadi tidak malas ”.
Ibu J-L dengan suaminya selalu bekerjasama dalam memberikan pembinaan terhadap anaknya, apalagi dalam bab sholat. Itu hal yang sangat penting. N-M menambahkan :
17
Ibu J-L (Orangtua Remaja) Desa Lowa Warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 22 Maret 2014 Pukul 20.30 WIB.
70
71
“Pola pembinaan kegiatan keagamaan yang saya dapat dirumah sangat baik, contohnya saja pada saat terdengar suara adzan, orang tua saya selaku panutan selalu mengingatkan untuk menyegerakan sholat.”18 N-M menyampaikan bahwa pembinaan yang ia dapat sangat baik, orang tuanya selalu mengingatkannya.
2. Pembinaan di Desa (Masyarakat) a. Melalui Kegiatan Harian/ Rutin remaja N-H, mengatakan: “Kalau selain di rumah, Pembinaan kegiatan keagamaan yang saya dapatkan dikegiatan rutinan remaja yo ngaji al-qur’an karo ngaji kitab nang gon pak salam mb’, selain iku yo kegiatan Berzanjienan, IPNUnan, disekolah. Yang membina bapak ustad ya bya berupa nasehat, ceramah-ceramah. Manfa’at dari hal tersebut tentunya dengan adanya ceramah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah serta mengurangi dosa-dosa. Kemudian mengapliksikan dalam kehidupan sehari-hari dari materi yang sydah diberikan”.19 N-H Selain mendapatkan pembinaan dirumah, ia juga selalu mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat yang dimana sangat bermanfat baginya, terutama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berikut penuturan dari U-S, selaku pembina kegiatan harian: “Sebenarnya saya bukan berperan. namun apa yang saya lakukan ini lebih kepada berbagi ilmu saja, di rumah saya pribadi ini dan melalui kegitan rutinan yang saya buat khususnya bagi para remaja, Saya jadwalkan setiap malam sabtu 18
N-M (Remaja), warga Desa Lowa, dalam pertemuan rutin berzanjie Putri, pada tanggal 20 Maret 2014, dirumah W-W Pukul 19.30 WIB. 19 N-H (Remaja), warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi, pada tanggal 24 Maret 2014 Pukul 17.00 WIB.
71
72
sampai malam kamis dan untuk malam jum’atnya libur karena remaja tersebut ada rutinan mingguan. Nah untuk malam sabtu dan minggu untuk mengaji Al-Qur’an, malam senin dan selasa mengaji kitab safinatunnajah, malam rabu kitab sulam taufiq dan untuk malam kamis bergiliran membaca kitab berzanzi. Metode yang saya gunakan membaca bergiliran khususnya untuk yang berzanjie, ceramah dan cerita untuk yang kitab sedangkan yang al- Qur’an satu-satu artinya anak membaca dan saya mendengarkan serta membetulkan bacaan tajwid ketika ada kesalahan pada anak ketika membaca Al- Qur’an. Manfa’at dari adanya kegiatan tersebut akhirnya anak mengerti mengenai bacaan yang benar, dalam kitab safinatunnajah anak pun akhirnya mengetahui tentang syarat wudhu, sholat, zakat, haji dan sebagainya serta dalam kitab sulam taufiq anak pun mengetahui tentang keimanan dan ketauhidan. Seterlah mereka mengetahui mereka pun bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari”.20 Pembinaan kegiatan keagamaan remaja desa lowa salah satunya yaitu melalui kegiatan rutinan remaja mengaji alQur’an, kitab-kitab dan berzanjie, kegiatan ini termasuk kegiatan yang digagas
sekaligus diampu oleh Ustad Sujud.
materi yang diajarkan yaitu kitab Safinatunnajah, Sulam Taufiq, Berjanjie serta mengaji Al- Qur’an, sistem pembelajarannya yang menggunakan kitab yang ada terjemahannya dan santri mendengarkan, masing-masing santri pun menyemak. Untuk yang Al-Qur’an satu satu untuk dibenarkan apakah tajwidnya benar atau salah dan untuk berzanjie membacanya bergiliran. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam sabtu sampai malam kamis dan jadwal juga tertera, bertempat di rumah bapak sujud
20
Ustad S (Tokoh agama), Desa Lowa, dalam wawancara pribadi, pada tanggal 24 Maret 2014. Pukul 16.00 WIB.
72
73
sendiri, kegiatan ini dimulai ba’da isya sampai menjelang isya’ atau jam 18.30 sampai jam 17.00 WIB.21 Sedangkan DA selaku santriwati bapak sujud mengatakan : Iya mb’ saya salah satu santriwati yang sehari-harinya mengaji atau menimba ilmu dikediaman bapak sujud, selain di rumah setiap malam sabtu sampai malam kamis saya melakukan kegiatan keagamaan di luar rumah yaitu dirumah bapak sujud. Beliau menjadwalkan kegiatan selain mengaji Al-Qrur’an disana juga ngaji Berzanjie dan Kitab Safinatunnajah dan Sulam Taufiq dimulai dari ba’da magrib sampai menjelang waktu isya’ tiba. Metode yang beliau gunakan yaitu Ceramah, Membaca, serta untuk santrinya ketika beliau menerangkan santrinya sambil menulis penjelasan yang beliau uraikan. Manfa’at yang saya peroleh setelah mengaji dengan beliau adalah akhirnya saya tahu bacaan tajwid yang benar, bab-bab tentang sholat, wudhu dan sebagainya serta dapat saya aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.22
DA salah satu santriwati Bp. U-S yang dimana ia selalu mengikuti kegiatan keagamaan serta mendapatkan pembinaan tersebut sekilas tentang bab bab fiqih dan sebagaainya dengan memperoleh manfaat yang luar biasa. b. Melalui Kegiatan Mingguan AM mengatakan: “Setiap satu minngu sekali saya selalu mengikuti kegiatan keagamaan salah satunya yaitu berzanjie putra mb’ yang dilakukan setiap malam jum’at di masjid ba’da sholat isya’ yang di ketuai oleh mz esn, metode yang digunakan membaca bergiliran per anak yang sebelumnya ada yang membuka acara tersebut. Yang dibuka dengan bacaan umul kitab dan istighfar dan dilanjutkan dengan membaca sholawat. Manfa’at dari mengikuti hal tersebut yo kae mb’ opo...he....dari pada mayeng 21
Observasi yang dilakukan peneliti pada kegiatan rutinan di Rumah Bapak S. DA (Remaja), Warga desa Lowa, wawancara pribadi di rumah Ibu muniti, pada tanggal 24 Maret 2014, Pukul 17.30 22
73
74
sing mbuh-mbuh dan dengan membaca bacaan berzanjie kita dapat mengenang nabi Agung Muhammad SAW, selain iku yo nambah ilmu mb’.23” Setiap satu minggu sekali A-M selalu mengikuti kegiatan kegamaan mingguan yang dimana dilaksanakan setiap malam jumat. Seperti biasa lantunan- lantunan yang dicurahkn untuk baginda Rasuluallah SAW. ia mengatakan dari pada bermain lebih baik mengikuti kegiatan tersebut lagipula manfaatnya juga sangat banyak.
Namun Bapak M selaku kepala desa mengatakan: “Dalam hal pembinaan kegiatan keagamaan remaja di desa ini, saya tidak ikut andil langsung dalam kegiatan tersebut karena pertama memang saya banyak kesibukan dan bentuk kegiatannya kan di organisasi remaja, namun bentuk partisipasinya saya tuangkan melalui materil atau sumbangan dana dan juga saran serta masukan khususnya untuk kegiatan rutinan remaja IPNU-IPPNU dan berzanzi yang di adakan 1 minggu sekali”. 24 Bapak M selaku kepala Desa Mengatakan tidak langsung membina kegiatan yang ada, beliau hanya memberikan dalam bentuk materil saja. Berarti dapat dikatakan pembinaan yang diberikan tokoh masyarakat khususnya kepala desa kurang
NM menambahkan : “Sedangkan pola pembinaan keagamaan yang saya dapat di luar rumah juga sangat bagus, karena sekarang banyak tersedia 23
A. M (Remaja), warga desa Lowa, dalam wawancara pribadi, di rumah bapak Karyoto, Pada Tanggal 24 Maret 2014. Pukul 14.00 WIB. 24 MM, Kepala Desa Lowa, dalam wawancara pribadi , di Balai Desa, Pada Tanggal 21 Maret 2014. Pukul 10.00 WIB.
74
75
majlis/madrasah yang biasa digunakan mengaji, serta kegiatan tahlilan dan berzanjie yang rutin dilakukan setiap malam jum’at. Matri dan metode kegiatantahlil adalah belajar mengaji barengbareng yang materinya yaitu pembacaan surat yasin dan tahlil yang bertujuan untuk mendo’akan 0rang-orang yang telah berpulang ke rahmatuallah. Dan untuk materi dan metode kegiatan berzanjie adalah materinya berupa pembacaan ayatayat berzanjie yang bertujuan untuk mengenang dan memanjatkan shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Manfaat kegiatan yang saya ikuti adalah saling bersilaturahmi antar tetangga dan saling belajar mengaji bersama-sama serta untuk bekal menuju akhirat. Selain itu juga kadang saya mengikuti kegiatan hadroh atau rebana yang dimana berisikan lantunan sholawat-sholawat islami, yang dimana melalui latihan bersamasama. Ada yang sebagai penabuh, pelatih, serta vokal dan koor. Ya walaupun suara saya tak bagus-bagus amat saya juga sebagai vokal mb’ he he he”25 Sesuai wawancara dengan NM dapat dikatakan bahwa pembinaan yang ia terima diluar riumah khususnya kegiatan yang ada dimasyarakat mendapakan pembinaaan yang bagus, manfaatnyat juga begitu banyak, salah satunya adalah sering terjadinya silaturakhim serta memiliki banyak teman.
c. Melalui Kegiatan Bulanan Bapak MM selaku Pengurus kegiatan GP.Ansor mengatakan : “Untuk kegiatan keagamaan remaja saya berperan di pemuda khususnya anak ansor yang usianya menginjak usia remaja akhir yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Yang dimana acaranya biasa yasin tahlil selain itu juga menngunakan metode diskusi, yang dimana membahas tentang organisasi tersebut misalnya masalah ke-Nu-an. Jadi untuk remaja yang anda teliti saya hanya bisa memantau dari luar, selain itu terkadang kalau anak remaja akan mengadakan kegiatan kami selalu siap membantu serta membina kegiatan yang mereka lakukan. Semisal seperti organisasi IPNU-IPPNU akan adanya makesta, lakmud, lakpim 25
N-M (Remaja), warga Desa Lowa, dalam pertemuan rutin berzanjie Putri, pada tanggal 20 Maret 2014, dirumah W-S Pukul 19.30 WIB.
75
76
dan sebagainya sebisa mungkin kita membantu entah melalui materil atau tenaga.”26
Beliau mengatakan bahwa beliau berperan dalam pemuda GP. Ansor , pembinaan yaang beliau berikan yaitu sekilas tentang agama yang berbentuk diskusi atau tanya jawab yang disitu ada yang menyanggah. Selain itu juga memantau atau membantu dalam bentuk materil maupun tenaga. d. Melalui Kegiatan Tahunan Ustad KM mengatakan selaku Pembina kegiatan berzanjie: “Disini saya membina kegiatan keagamaan remaja khususnya berzanjie. Kalau untuk kegiatan mingguannya saya jarang membina, Namun hampir setiap tahun sekali saya ikut andil atau berperan dalam kegiatan yang dilakukan 1 tahun sekali seperti halal bihalal di hari raya idul Fitri. Disitu saya berperan memberikan dakwah dengan metode ceramah yang dimana untuk lebaran sebelumnya isinya mengen ai kenakalan remaja yang sangat perlu diwaspadai oleh remaja pada zaman sekarang, selain itu saya juga menggunakan metode berupa nasehat. Alhamdulilah mereka mendengarkan dengan begitu hikmat dan mengaplikasikan dalan kehidupan sehari-hari. Sebenarnya dulu saya juga membina dari usia anak-anak sampai remaja untuk mengaji kitab kuning, namun karena kondisi saya saat ini belum stabil artinya masih sering sakit jadi untuk sementara waktu saya berhenti. Mungkin jika sudah benar-benar pulih insya Allah akan kembali seperti dulu nuntuk kegiatan khususnya bagi usia ramaja.27”
Ternyata ada salah satu tokoh agama yang dulunya aktif membina kegiatan agama khususnya dari usia anak-anak hingga remaja. Namun
26
Wawancara dengan M-M, kaur pemerintahan Desa Lowa, pada tanggal 20 maret 2014 di Balai Desa Lowa. Pukul 09.00WIB. 27 Wawancara dengan U-K (Tokoh Agama), warga Desa Lowa, pada tanggal 23 Maret 2014 di rumah bapak K-O. Pukul 11.00 WIB.
76
77
sekarang sudah jarang, beliau hanya membina atau ikut andil dalam kegiatan tahnan. WKselaku anggota mengatakan : “Saya selaku anggota berzanjie sekaligus panitia dari kegiatan tahunan seperti takbir keliling yang diadakan setiap tahun sekali dan halal bihalal yang dilakukan setiap hari raya idul fitri. Dalam kegiatan tahunan ini saya selalu mendapatkan arahan, nasehat, fatwa-fatwa baik dari ustad kumoro atau mo’idhatul khasanah dari pak kyai. Apa lagi lebaran lalu pak kyainya masih muda he he he....lebaran kemarin membahas tentang maraknya penggunakan HP pada anak usia remaja, ya disitu diberi nasehat sisi positif dari penggunaan HP, manfa’atnya dapat ilmu pengetahuan baru ”dan banyaklah mb’ seperti terjalinnya tali silaturakhmi tambahnya kekeluargaan. Yang tadinya saya terlalu lengket dengan Hp sekarang sudah agak renggang mb’...he.”28 Dengan adanya kegiatan tahunan WK sangat senang karena dengan adanya kegiatan tersebut mendapatkan manfaat yang luar biasa yaitu seperti adanya takbir keliling dpat berbaur dengan teman banyak. e. Melalui Madrasah Selanjutnya, pembinaan melalui Lembaga Majlis Ta’lim desa Lowa sendiri terdapat hanya satu lembaga majlis ta’lim, yaitu Madrasah Nurul Huda yang dibabung dengan TPQ. Di Madrasah Nurul Huda ini jumlah keseluruhan santri kurang lebih ada 100 santri usia anak-anak sampai usia remaja, pembelajarannya dimulai dari jam 13.30 sampai jam 17.00 bagi kelas Sifir, kelas 1 dan kelas 2, kemudian dilanjutkan kelas 3 dan kelas 4. Di kelas 3 dan 4 inilah mayoritas diikuti oleh santri
28
W-K (Remaja), warga desa Lowa, dalam wawancara pribadi, di rumah bapak K-N, Pada Tanggal 23 Maret 2014 . Pukul 10.30 WIB.
77
78
yang menginjak usia remaja, yang materi di dalamnya mencakup Bahasa Arab, Akhlak, Tareh Islam, Fiqih, Aqidatul Awam, Tajwid dan Tauhid. Selain itu untuk ba’da magrib dari anak-anak sampai usia remaja mengikuti ngaji Al-Qur’an dan jilid.29 Wawancara dengan Ustadzah RQ selaku kepala Madrasah NH desa Lowa, mengatakan: “Di madrasah ini saya berperan, ya.. bersama anak juga dibantu dengan 4 ustad dan ustadzah lainnya, kalau yang remaja dan yang memasuki usia remaja kelas 3 dan 4 kurang lebih 50, bentuknya ya..melalui kegiatan mengaji, untuk yang khusus remaja ada kitab fiqh, tauhid, Akhlaq,bahasa arab, Tajwid dan Tareh islam tentang kisah Rasulullah S.A.W. Metode yang saya gunakan ya ceramah tentu ya, berisi nasehat dan dalam setiap kitab yang dibahas, membiasakan berdo’a, peringatan bagi mereka yang susah dinasehati, kalau tarekh islam metodenya kisah, menceritakan perjalanan Nabi Muhammad, agar anak itu tau dan mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari. Dan yang Al-Qur’an serta jilid metodenya ngaji satu-satu sayanya membenarkan bacaan yang salah kalau mengaji si ya, biasa ya setiap hari kecuali hari jum’at. Manfaatnya lebih kepada santri pasti yang merasakan gimana manfaatnya, kalau saya pribadi jelas melatih kesabaran, ikut belajar juga dari kitab-kitab yang dibahas, insya Allah bermanfaatlah buat mereka terutama dalam bertingkah laku, selain itu juga agar ilmu yang saya punya bisa manfaat, kalau perubahan tentunya ada contohnya yang biasanya main-main setelah ngaji tidak ya banyaklah perubahan”.30
29
Observasi yang dilakukan peneliti di Madrasah N-H, pada hari Kamis - Selasa, Tanggal 20-25 Maret 2014 30 Ustadzah RQ (Tokoh Agama) Warga Desa Lowa. Di Madrasah N-H. Pada wawancara pribadi, Tanggal 24 Maret 2014. Pukul 09.00 WIB.
78
79
Pembinaan yang ada dalam madrasah NH adalah semuanya sudah terjadwalkan jadi anak-anak dapat mengikuti dengan seksama agar mendpatkan pembinaan yang maksiml ditempat tersebut.
Sedangkan AM mengatakan pembinaan yang ada di madrasah NH selaku alumni madrasah dan masih mengikuti ngajinya setiap ba’da magrib sebagai berikut: “Saya selalu mengaji di tempat bu rq setiap malam sabtu sampai malam kamis dan malam jum’atnya di kegiatan mingguan mb’. Mengajinya Al-Qur’an dan metodenya ya nagji satu-satu trus jika ada bacaan yang salah diluruskan ma ustadzah, selain itu manfa’atnya ya akhire saya tau mbak mana bacaan tajwid yang benar dan kadang juga diberi tahu mana bacaan ikhfa’, idzhar, idghom dan sebagainya.31” Dengan adanya kegiatan yang terjadwal jadi anak mudah mendapakan materi yang tepa serta tidak bingung karena sudah ada jadwalnya. Materi yang diterima juga runtut seperti mengenal ilmu tajwid.
f. Melalui Masjid Di desa Lowa hanya ada satu masjid yang dimana untuk kegiatan keagamaan dilakukan setiap malam selasa yang diikuti oleh usia remaja sampai orang tua yang di bina oleh bapak M. Bapak M selaku pengurus Masjid mengatakan :
31
A -M (Remaja), warga desa Lowa, dalam wawancara pribadi, di rumah bapak K-Y, Pada Tanggal 24 Maret 2014. Pukul 09.00 WIB.
79
80
“Saya selaku ketua pengurus masjid dan sebagai dewan syuriah masjid nurul huda ini. Selain saya memantau kegiatan-kegiatan remaja desa lowa saya juga setiap malam selasa mengamalkan ilmu saya sebagai pembinaan yang di mana dengan menggunakan kitab-kitab kuning dengan menggunakan metode ceramah atau dakwah. Salah satu kitabnya adalah kitab safinatunnajah yang dimana membahas bab-bab sholat, saya slalu menekankan dan mewantu-wanti khususnya untuk anak remaja jangan pernah meninngalkan sholat karena sholat itu sudah kewajiban apa lagi usia remaja dimana mereka sudah baligh. Artinya mereka sudah memiliki kewajiban masingmasing dalam beribadah bagi umat muslim. Alhamdulilah manfa’at dari hal tersebut banyak perubahan panak anak remaja serta para orang tua pun tak lupa untuk slalu memeringatkan pada mereka.”32 Setelah saya mewawancarai Bapak M tenyata beliau juga memberikan pembinaan dengan remaja yang diadakan setiap malam selasa dengan menggunakan kitab-kitab kuning dengan menggunakan metode ceramah atau dakwah. Salah satu kitabnya adalah kitab safinatunnajah yang dimana membahas bab-bab sholat dan sebagainya. manfa’at dari hal tersebut banyak perubahan panak anak remaja serta para orang tua pun tak lupa untuk slalu memeringatkan pada mereka g. Melalui Mushola Di desa Lowa ada 4 mushola, keempat mushola tersebut kegiatan keagamaannya rata-rata sama diantaranya adanya kegiatan tahunan seperti memperingati maulid Nabi, tadarusan di bulan Ramadhan ba’da sholat tarawih, diadakannya kuliah subuh satu minggu sekali di bulan ramadhan juga.
32
M-W (Tokoh Agama) Warga Desa Lowa. Di rumah bapak mw. Pada wawancara pribadi, Tanggal 20 Maret 2014. Pukul 16.30 WIB.
80
81
Bapak WS selaku Penasehat kegiatan di mushola maupun masjid, beliau mengatakan: “Saya itu yo mung sebagai penasehat mushola mb’, di mushola dekat rumah saya ini setiap tahunnya di bulan ramadhan adanya tadarusan bergilir, selain itu juga kuliah subuh setiap minggu pagi tepatnya ba’da subuh yang diikuti oleh anak-anak, remaja hingga orang tua yang diisi oleh ustad yayan dari tetangga desa. Materi yang disampaikan ya mengenai keutamaan-keutamaan di bulan ramadhan. Metodenya ceramah, terkadang juga menggunakan kitab dan dilanjutkan dengan menerangkan isi kitab yang dibaca. Masyarakat sekitar menerima dengan baik sedikit demi sedikit mereka dapat mengaplikasiokannya dalam kehidupan sehari-hari.”33 Bapak WS hanyalah seorang penasehat yang dimana beliau hanya mengadakan kegiatan tahunan yang bertepatan dibulan suci ramadhan yang terjadwal setiap 1 minggu sekali dilaksankan bada subuh yang berisi nsehat-nasehat tentang fiqih akhlaq maupun sebagainya.
C. Faktor-faktor
yang
menghambat
dan
menunjang
Pembinaan
Keagamaan Remaja Desa Lowa. a. Faktor yang menghambat Menurut ESN mengatakan bahwa faktor yang mejadi penghambat dan penunjang pembinaan kegiatan keagamaan remaja adalah pola pikir yang salah dari remaja itu sendiri, kedua kurangnya pengertian
33
W-S (Tokoh Agama) Warga Desa Lowa. Di rumah bapak W-S Pada wawancara pribadi, Tanggal 24 Maret 2014. Pukul 10.00 WIB.
81
82
orangtua tentang pendidikan keagamaan, dan yang paling berpengaruh adalah teman sebaya yang tidak baik, serta biaya juga bisa. 34 Sedangkan R menuturkan: “Faktor yang mengahmbat dalam pembinaan kegiatan keagamaan anak di keluarga itu keinginan dan pengarahan orangtua mbak, saya pengennya begini tapi orangtua pengennya begitu, kadang ya menjadikan saya malas, malasnya karena pulang sekolah pengen istirahat dulu langsung di suruh sholat, tapi ada benernya juga ci mb’..he......”.35 Bapak K selaku orangtua mengatakan: “Faktor yang menghambat pembinaan kegiatan keagamaan remaja salah satunya karena kadang waktunya tidak menunjang”.36 Hasil wawancara yang saya dapat bahwa faktor penhambat dari remajanya sendiri adalah seperi yang dituturkan R apa yang diinginkan anak dengan orang tua itu berbeda anak inginnya begini dan orang tua inginnya begitu. Beda lagi dengan Bapak K faktor penghambatnya adalah kadang waktunya tidak menunjang.
Ibu CB berpendapat: “Faktore kui yo macem-macem, tapi sing tak alami aku nenggon hal kebiasaane bocah Delok TV, dikandeni puo ora rungoke temenanan, mbuh tv kui ono opone jane, aku be bongko, kadi esuk wayah sarapan karo ndelok tv Hp, pak turu ya ndelok tv” 37
34
ESN (Remaja) Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 21 Maret 2014 Pukul 16.00 WIB. 35 R-A (Remaja) warga desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 24 Maret 2014. Pukul 16.00 WIB. 36 K-m, (Orangtua Remaja) Warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 21 Maret 2014 Pukul 08.30 WIB. Di rumah bapak Km. 37 Ibu C-b (Orangtua Remaja) Warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 22 Maret 2014, Pukul 15.00 WIB.
82
83
Jadi faktornya itu macam-macam, tapi yang Ibu CB alami itu kebiasaan anak yang suka nonton TV, meskipun dinasehati tapi tidak didengarkan dengan baik, gag tau tv itu sebenarnya ada pengaruh apanya, saya juga marah, dari mulai pagi-pagi saat sarapan sama nonton Tv, sampai tidur juga nonton TV.” Jadi dapat disimpulkan bahwa PR untuk orang tua adalah bagaimana caranya mereka mengingatkan anaknya.
Sedangkan menurut RS, terkait Faktor yang menghambat pembinaan kegiatan keagamaan remaja di masyarakat, ia mengatakan: “Terkadang untuk tokoh agama kurang dalam hal dukungan materi. Penasehate ki bukan mendorong lebih malah menjatuhkan kayak halnya kegiatan anak remaja kayak tidak didukung alasannya yang jelas mungkin menurut mereka remaja itu belum memiliki wawasan”.38 AM, menuturkan: “Kendalane terkadang bocahe podo glowean dwe-dwe mb’ dadekke bacaan berzanjiene semprawut opo maneh nganggone mix nang mesji maneh”. “Kendalanya terkadang anaknya pada bercanda sendiri-sendiri mb’ yang menjadikan bacaan berzanjinya acak-acakan apa lagi menggunakan microfon di masjid lagi.”39 Menurut bapak G, selaku tokoh agama di desa Lowa, beliau juga orang tua remaja, menuturkan:
38
R-S (Remaja), warga Desa Lowa dalam wawancara pribadi, pada tanggal 21 Maret . Pukul 19.40 WIB. Di rumah Bapak D-H. 39 A. M (Remaja), warga desa Lowa, dalam wawancara pribadi, di rumah bapak Karyoto, Pada Tanggal 24 Maret. Pukul 14.00 WIB.
83
84
“Kalau mengenai faktor ya,,pengaruh lingkungan mb’. Karena saya juga sebagai pengurus mushola ketika akan mengadakan pegajian mauludan atau sejenisnya penghambatnya pada dana jadi untuk sementara mushola dekar rumah saya untuk pengadaan pengajian masih vacum namun untuk rawatib sudah berjalan, selain itu juga saat ini mencoba untuk mengaktifkan kembali ya ikuti aja arus jalan ini mau kemana. Aku ui ngomong opo anane yah”.40 Ibu
K,
selaku
orang
tua
menambahkan
tentang
faktor
penghambatnya terkadang anak susah di bina sudah memasuki sholat magrib terkadang belum pulang bermain, kalu ditanya keasyikan main futsal. Mungkin karena usia remaja ya agak susah di atur sudah saya ingatkan untuk mengatur waktu malah mengabaikan. Tapi sesulit apapun saya harus tetap membina, membina dan terus membina, bukankah begitu wid?.41 NM sebagai remaja sekaligus ketua berzanjie putri juga mengatakan: “Terkadang ada orang tua dari salah satu anggota yang kurang setuju dengan iuran untuk kegiatan tersebut yang telah disepakati bersama, selain itu juga ada yang bawa hap sambil mainan hp ketika berzanjienan padahal sudah saya peringatkan”. Kalau dalam kegiatan rebana kadnga hambatannya kurang kompaknya antara yang satu dengan yang lainnya, ya ada senangnya juga ada tidak senangnya. He 42 Setelah wawancara dengan NM dapat dikatakan bahwa yang menghambat dalam mengikuti kegiatan kegamaan salah satunya adalah kadang ada salah satu dari pihak orang tua yang kurang percaya dengan 40
Bapak G-Y, (Tokoh Agama), warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi, pada tanggal 21 Maret . Pukul 20.00. di rumah bapak G-Y. 41 KU (Orang Tua), warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi , di rumah Ibu kus, Pada Tanggal 25 Maret . Pukul 17.00 WIB. 42 N-M (Remaja), warga Desa Lowa dalam wawancara pribadi, pada Tanggal 20 Maret 2014. Pukul 19.30 WIB. Di rumah Wrutinan berzanjie.
84
85
kepengurusannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya kurang komnikasi dengan pengurusnya.
b. Faktor yang menunjang Wawancara dengan HP, terkait faktor yang menunjang ia mengatakan: “Memiliki keniatan untuk mencari ilmu dan ingin membuat orang tua bahagia yang pastinya banyak manfaat positifnya khususnya untuk diri saya pribadi mbak. Serta tambahnya iman dan taqwa terhadap Allah SWT.”43 Dengan mengikuti kegiatan tersebut HP mengatakan bahwa bemanfaat untuk diri kita khususnya bertambah iman dan taqwa terhadap Allah SWT Sedangkan Ibu J, menuturkan: “Kekompakan dengan suami, dan pihak keluarga untuk sepakat dan bekerja sama ayo bareng-bareng mengarahkan anak kearah yang lebih baik sangat menunjang pembinaan kegiatan keagamaan yang dilakukan dalam keluarga, dengan adanya pembinaan akhire anak memiliki kesadaran sendiri dan takut akan nasehatnya.”44 Yang menunjang pembinaan kegiatan keagamaan menurut Ibu j adalah Kekompakan dengan suami, dan pihak keluarga untuk sepakat dan bekerja sama ayo bareng-bareng mengarahkan anak kearah yang lebih baik Lain halnya dengan Ibu CB, beliau berpendapat:
43
H-P (Remaja), warga Desa Lowa dalam wawancara pribadi, pada Tanggal 24 Maret 2014. Pukul 08.15 WIB. Di rumah Bapak S. 44 Wawancara dengan Ibu J (Orangtua Remaja), Warga Desa Lowa, di rumah ibu J pada tanggal 22 Maret 2014, Pukul 20.30 WIB.
85
86
“yang bisa menunjang itu bagaimana orangtua mampu menciptakan suasana yang harmonis, dekat, komunikatif dengan satu keluarga, tanpa disadari hal ini menjadikan anak betah dirumah, dan setidaknya meminimalisir mereka suka bermain di luar rumah”45 Sedangkan KM, juga mengatakan: “Banyak teman mbak, adanya snack pas berzanjinan rutinan, ben cepet katam yen ngaji Al-Qur’an”46 Ibu RA, salah satu guru PAI SDN 01 desa Lowa mengatakan: “Ingin merubah perilaku yang ada pada diri remaja yang sedikit berbau negatif serta mengamalkan ilmu yang saya punyai”47 Ibu CB mengatakan yang bisa menunjang itu bagaimana orangtua mampu menciptakan suasana yang harmonis, dekat, komunikatif dengan satu keluarga, tanpa disadari hal ini menjadikan anak betah dirumah, dan setidaknya meminimalisir mereka suka bermain di luar rumah. Sedangkan menurut KM faktor yang menunjang adalah banyak teman, ada snaknya serta menurut Ibu RA agar ilmu yang ia punya dapat bemanfaat.
Bapak MW, selaku pengurus masjid NH menuturkan: “Faktor penunjang, kalau untuk masalah kegiatan pastinya pendanaan karena setiap pengajian pasti membutuhkan dana serta kekompakan panitia- panitia.”48 Bapak MM Menambahkan :
45
Wawancara dengan Ibu CB (Orangtua Remaja), Warga Desa Lowa, di rumah ibu C-B pada tanggal 22 Maret . Pukul 15.00 WIB. 46 K-M (Remaja) Warga Desa Lowa. dalam wawancara pribadi Pada Tanggal 29 September 2013. Pukul 21.00 WIB.Di Rumah Bapak W 47 R-W (Masyarakat), Warga Desa Lowa, dalam wawancara pribadi pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 08.35WiB. 48 Bapak M-W (Tokoh Agama), Warga Desa Lowa, dalam wawancara Pribadi, pada tanggal 20 Maret 2014. Pukul 16.30 WIB, di rumah Bapak. M.
86
87
“Faktor yang menunjang ya adanya anggota, kondisi yang kondusif, misalnya juga ketika akan ada pemilihan desa sangat antusias untuk membantu melancarkan kegiatan tersebut berupa tenaga agar selalu kompak.”49 Faktor yang menunjang
menurut Bapak MM,MW yaitu
mengenai pendanaan, karena dengan pendanaan akan lancar, selain itu juga harus adanya anggota yang kompak. Maka akan terjalin kndisi yang kondusif serta kekmpakan yang terpenting.
49
Bapak Muamar (Masyarakat), Warga Desa Lowa, dalam wawancara Pribadi, pada tanggal 20 maret 2014. Pukul 09.00, di rumah Balai Desa Lowa.
87