BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA IPNU-IPPNU RANTING DESA PECAKARAN
Pada bab ini, penulis akan menganalisis persepsi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran Kecamatan Wonokerto berdasarkan data yang diperoleh ketika mengadakan penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data yang bersifat kualitatif. Oleh karena itu, teknis analisis yang digunakan penulis dalam menganalisis data tersebut adalah deskriptif kualitatif. Penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan, kemudian membandingkannya dengan teori yang telah dikemukakan pada bab II tentang persepsi masyarakat dan kegiatan keagamaan remaja. Setelah itu penulis akan memberikan analisis sesuai kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
A. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Keagamaan Remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran Dari data yang diperoleh dan dari hasil pengamatan persepsi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan, maka dapat kita analisis dengan berpedoman wawancara dapat diartikan bahwasannya kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran mendapat
76
77
sambutan yang cukup baik dari masyarakat dan anggota IPNU-IPPNU itu sendiri Desa Pecakaran Kecamatan Wonokerto, di samping itu memang kegiatan keagamaan itu penting dan perlu diberikan pada para remaja. Warga masyarakat yang penulis wawancarai semuanya sangat menyetujui dan mendukung adanya kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran. Dukungan mereka berdasarkan alasan bahwa kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran perlu dilestarikan serta ditingkatkan karena Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam usaha membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT, menghargai dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Remaja sebagai generasi penerus bangsa, negara dan agama khususnya, diharapkan peduli dengan masalah yang berkaitan dengan agama, karena merekalah nantinya yang akan meneruskan syiar agama Islam. Mereka para remaja adalah calon pemimpin masa depan. Seperti dalam sebuah pepatah “pemuda hari ini pemimpin esok hari”. Sebagai generasi penerus bangsa dan agama khususnya, mereka para remaja haruslah dibekali dengan pendidikan agama Islam yang kuat, yang mana hal tersebut tidak hanya cukup diperoleh dari bangku sekolah saja, melainkan dari lingkungan tempat tinggal sekitarnya dalam bentuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Kemudian kegiatan keagamaan itu perlu diadakan karena kegiatan keagamaan tersebut merupakan kegiatan yang positif dan perlu diberikan kepada para remaja, karena remaja atau pemuda itu ujung tombak. Jika
78
pemuda atau remaja itu bagus maka bisa mengangkat bangsa dan negara ini dan sebaliknya jika pemuda atau remaja itu hancur maka bangsa itu akan binasa atau hancur. Kegiatan keagamaan itu perlu diberikan kepada para remaja agar mereka itu mengetahui betapa pentingnya dan perlu keagamaan dalam kehidupan
sehari-hari,
karena
dengan
kegiatan
tersebut
mampu
mengumpulkan para remaja khususnya sehingga para remaja dapat saling mengenal satu sama lain. Seperti yang ia ungkapkan dalam wawancara dengan peneliti bahwa kegiatan keagamaan tersebut baik, karena secara tidak langsung kegiatan tersebut dapat mengumpulkan remaja-remaja di desa Pecakaran untuk turut aktif mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan baik yang bersifat umum maupun khusus untuk remaja. Selain itu bahwa kegiatan keagamaan remaja IPNU IPPNU Ranting Pecakaran ialah IPNU IPPNU itu adalah wadah bagi remaja khususnya pelajar Nahdlotul „Ulama di Desa Pecakaran untuk menjaga tradisi dan nilainilai ke NU-an dalam ranah bermasyarakat yang berazaskan Ahli Sunnah Wal Jama‟ah. Kehidupan individu tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Sejak itu pula individu menerima langsung stimuli atau rangsang dari luar dirinya. Dalam rangka individu mengenali stimulus merupakan persoalan yang berkaitan dengan persepsi. Mengenai persepsi itu sendiri seperti halnya dengan
79
pengertian-pengertiaan lain terdapat pandangan yang bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi.1 Persepsi dapat menentukan pola tingkah laku dan perbuatan seseorang, sehingga persepsi berperan sangat penting dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dari data-data yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa analisis persepsi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan remaja IPNUIPPNU Desa Pecakaran berdasarkan
proses persepsi. Proses persepsi
merupakan stimulus yang diinderakan oleh individu yang diorganisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu yang bersangkutan menyadari dan mengerti mengenai stimulus yang diinderanya. Arie Arumwardhani
1
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hlm. 99-100
80
menjelaskan bahwa manusia dapat melakukan kegiatan persepsi melalui indera yang dimilikinya. Sedangkan indera yang dimilki manusia ada beberapa jenis, seperti: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan indera kulit atau perasaan. Mengenai persepsi itu sendiri seperti halnya dengan pengertian-pengertiaan lain terdapat pandangan yang bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain. Sehingga sesuai dengan hasil wawancara dan sesuai dengan teori yang ada, maka dari pandangan atau persepsi tersebut terdapat berbagai macam pandangan atau persepsi. Akan tetapi persepsi-persepsi di atas menghasilkan persepsi positif, yaitu persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan dan tanggapan yang selaras dengan objek persepsi yang diteruskan dengan pemanfaatan.
B. Analisis Faktor Yang Melatarbelakangi Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Keagamaan Remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran Dari data yang diperoleh dan dari hasil pengamatan persepsi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Peckaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan di atas, maka dapat kita analisis dengan berpedoman wawancara dapat diartikan bahwasannya kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat dan anggota IPNU-IPPNU itu sendiri Desa Pecakaran Kecamatan Wonokerto, di samping itu memang kegiatan keagamaan itu penting dan perlu diberikan pada para remaja. Warga
81
masyarakat yang penulis wawancarai semuanya sangat menyetujui dan mendukung adanya kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran. Dari situlah penulis bisa mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi latarbelakang tersebut muncul bahwa remaja-remajanya aktif dalam mengikuti kegiatan di musholla seperti halnya kegiatan pahingan, sholawat burdah, pembacaan maulid berzanji, selain kegiatan keagamaan mereka juga aktif mengikuti kegiatan makesta, lakmud dan lain-lain. Selain itu, ada kemajuan kegiatan, para remajanya juga cukup antusias dalam mengikuti kegiatan-kegiatannya karena kegiatan tersebut termasuk kegiatan penting untuk bekal remaja-remaja dimasa yang akan datang. Dengan dibekali kegiatan keagamaan para remaja bisa mengetahui betapa pentingnya kegiatan keagamaan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: yasin dan tahlil, berzanjen, ngaji pasaran, kegiatan kuliah subuh dan lain sebagainya. Di sisi lain memang perlu kegiatan keagamaan seperti itu diberikan kepada remaja IPNU-IPPNU, disamping menambah wawasan dan religius remaja juga bisa menjadikan remaja tersebut bisa berorganisasi, kemudian sedikit banyak bisa menggali ilmu agama, bisa menanamkan nilai-nilai Islam atau budaya religius, serta bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Selanjutnya yang menjadi faktor latarbelakang persepsi tersebut adalah bahwa dengan kegiatan- kegiatan keagamaan tersebut menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seperti yang ia tuturkan bahwa
82
mengenai kegiatan-kegiatan keagamaan baik umum maupun khusus bersifat sangat baik, karena dengan kegiatan tersebut remaja menjadi mengetahui tata cara kegiatan keagamaan dan menjadikan diri kita lebih dekat pada sang Khaliq. Faktor yang melatarbelakangi persepsi salanjutnya bahwa mayoritas warga Desa Pecakaran adalah Warga Nahdlotul „ulama, untuk menjaga kultur dan tradisi Nahdlotul „Ulama yang sudah ada, IPNU IPPNU adalah akar dari perjuangan Nahdlotul „Ulama di Desa Pecakaran, sebagai ujung tombak dalam mengarahkan dan mendidik remaja Khususnya pelajar Nahdlotul „Ulama dalam berorganisasi di tengah-tengah masyarakat, IPNU IPPNU sebagai Second School bagi remaja Desa Pecakaran. Selain itu sebagai faktor keturunan atau kultural dari desa Pecakaran itu sendiri, dan faktor lingkungan. Maka dari itu kegiatan keagamaan yang ada di IPNU-IPPNU Ranting desa Pecakaran harus dipertahankan. Dengan kita semua mengikuti kegiatan yang sudah diprogramkan oleh organisasi IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran tersebut baik itu kegiatan keagamaan maupun yang lainnya maka bisa menambah wawasan kita, baik wawasan ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan keagamaan, menambah tali silaturahim kita kepada para anggota-anggotanya serta hubungan dengan masyarakatpun terjalin dengan baik. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:
83
1. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu. 2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sabagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris. 3. Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.2 4. Individu Mengenai keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan dengan sefi psikologis. Bila sistem
2
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hlm. 101.
84
fisiologisnya terganggu, hal tersebut akn berpengaruh dalam persepsi seseorang. Sedangkan segi psikologis seperti telah dipaparkan di depan, yaitu antara lain mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi. 5. Stimulus dan Lingkungan Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran., sudah dapat dipersepsi oleh individu. Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi. Stimulus yang kurang jelas, stimulus yang berwayuh arti, akan berpengrauh dalam ketepatan persepsi. Bila stimulus itu berujud benda-benda bukan manusia, maka ketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi, karena benda-benda yang dipersepsi tersebut tidak ada usaha untuk mempengaruhi yang mempersepsi. Hal tersebut akan berbeda bila yang dipersepsi itu manusia. Sedangkan
lingkungan
atau
situasi
khususnya
yang
melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, lebihlebih bila objek persepsi adalah manusia. Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda.
85
6. Harapan Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Berdasarkan data-data yang penulis terima, bahwa faktor yang melatarbelakangi persepsi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan remaja IPNU-IPPNU Ranting Desa Pecakaran sesuai dengan teori faktor yang berperan dalam persepsi antara lain: Objek yang dipersepsi, alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf, perhatian, individu, stimulus dan lingkungan, serta harapan. Faktor-faktor tersebut dianggap sebagai faktor yang melatarbelakangi persepsi itu muncul.