BAB IV ANALISIS UPAYA REMAJA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN SHALAWAT JAM’IYYAH SIMTUDURAR DI DESA JREBENGKEMBANG KECAMATAN KARANGDADAP KABIPATEN PEKALONGAN
A. Analisis Upaya Remaja Dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan di Desa
Jrebengkembang
Kecamatan
Karangdadap
Kabupaten
Pekalongan
Dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa upaya peningkatan perilaku keagamaan remaja melalui kegiatan shalawat jam’iyyah simtudurar di desa jrebengkembang karangdadap pekalongan dapat dilihat menggunakan kerangka sebagai berikut: 1. Upaya dengan Menjaga akhlak yang luhur dan mulia Upaya untuk meningkatkan perilaku keagamaan remaja takkan lepas dari upaya remaja dengan menjaga akhlak yang luhur dan mulia, Akhlak dalam pandangan agama pada umumnya dan pada khususnya memiliki
kedudukan
yang
mulia
upaya
ini
ditujukan
untuk
mempertahankan nilai dan norma yang positif dari remaja, dengan meningkatkan periaku keagamaan mereka dengan cara selalu menjaga akhlak yang luhur dan mulia.
87
88
Menjaga akhlak yang luhur dan mulia yang dilakukan oleh remaja Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan, semata-mata dilakukan demi terciptanya peningkatan perilaku keagamaan remaja di desa Jrebengkembang, karena dengan cara menjaga akhlak yang luhur dan mulia maka para remaja setidaknya selalu berhati-hati dalam melakukan perbuatanya, tidak bersikap sombong kepada siapa saja, ramah kepada semua orang, menghargai orang lain, dan introspeksi diri. 2. Mengamalkan akhlak terpuji Akhlak terpuji ini merupakan hal yang sangat urgen. Sehingga sangat penting untuk dipelajari, dengan harapan nantinya para remaja dapat menerapkan dalam setiap kegiatan sehari-hari. Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad saw karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifatsifat yang terpuji dan merupakan uswatun khasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum muslimin. Dalam hal ini, manusia wajb berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik. Allah lebih melihat pada usaha yang dilakukan manusia darhasil yang diperolehnya. Oleh karena itu, setiap manusia diharapkan agar senantiasa mengamalkan akhlak terpuji terutama pada diri sendiri, yaitu tingah laku yang baik tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti bersama remaja Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang, peneliti menemukan usaha-usaha yang dilakukan oleh para remaja demi penigkatan perilaku
89
kegamaan remaja yaitu, dengan cara mengamalkan akhlak terpuji seperti sabar, sifat sabar diterapkan oleh para remaja ketika menghadapai masalah-masalah yang terjadi disekitar mereka, sifat tolong menolong, mereka melakukan kepada semua orang ketika siapa saja yang sedang mengalami kesusahan, sifat amanah yang artinya dapat dipercaya sifat ini diterapkan oleh para remaja karena supaya mereka dapat dipercaya oleh orang lain ataupun masyarakat sekitar karena mereka mempunyai peranan penting yaitu sebagai remaja desa, disamping itu mereka juga dapat dipercaya dan mempertanggung jawabankan atas tugasnya, selanjutnya sifat tawadhu’, sifat rendah hati mereka lakukan karena mereka merasa masih banyak kekurangan dibanding orang lain. 3. Memilih informasi yang positif Era Globalisasi dan informasi yang sedang berkembang begitu cepat merasuk dan banyak mempengaruhi sikap serta mental masyarakat terutama di kalangan remaja, pengarih globalisasi terhadap remaja sangat kuat, pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak remaja kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Pesatnya perkembangan teknologi informasi selain berdampak positif bagi masyarakat terutama bagi remaja, dampak negatif pun berkembang dengan pesatnya. Media-media informasi baik cetak, elektronik maupun internet ikut berperan dalam merubah cara berpikir dan perilaku remaja, hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehiduan sehari-hari remaja sekarang.
90
Remaja desa Jrebengkembang khususnya remaja Jam’iyyah Simtudurar kini
telah berupaya memilih informasi yang positif yang
pantas diserap dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari supaya mereka tidak terjerumus dalam pengaruh-pengaruh negatif. 4. Mengajak teman-teman ikut kegiatan keagamaan Mengajak teman sebayanya untuk mengikuti kegiatan keagamaan, dengan demikian maka sebagai remaja mereka telah berupaya melakukan upaya peningkatan perilaku keagamaan mereka, dengan cara selalu mengaja teman-temannya supaya ikut mengunjungi pengajian, seperti yang
dilakukan
Jrebengkembang
oleh
para
mereka
remaja
selalu
Jam’iyyah
mengajak
Simtudurar
Desa
teman-temannya
untuk
ngunjungi pengajian habib Lutfi atau biasa disebut kanzuz shalawat. Kemudian mereka juga mengajak teman-temannya agar selalu ikut serta dalam latihan Simtudurar yang mana bertujan agar para remaja selalu aktif dalam kegiatan keagamaan. 5. Rajin mengikuti kegiatan keagamaan Kegiatan dapat diartikan dengan dorongan atau perilaku dan tujuan yang terorganisasikan atau hal-hal yang dilakukan oleh manusia. Kestabilan pribadi hanya akan tercipta bila mana adanya keseimbangan antara pengetahuan umum yang dimiliki dengan pengetahuan agama. Hal itu dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin dan serius akan mampu memunculkan rasa peningkatan beragama pada diri remaja.
91
Dari hasil wawancara dan observasi dengan para remaja desa Jrebengkembang
Karangdadap kegiatan-kegiatan yang dimaksud sudah
tidak asing bagi mereka, karena mereka sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut.
Seperti
kegiatan ngaji
ba’da maghrib,
yang bertujuan
membiasakan para remaja membaca Al-Qur’an, latihan Korcam dengan adanya latihan korcam maka para Jam’iyyah Simtudurar akan bertemu dan saling bertukar informasi, rutinan tahlil dan yasinan kegiatan ini dilakukan agar hubungan remaja dengan masyarakat tetap harmonis dan komunikasi tetap terjaga, ziaroh wali hal ini bertujuan agar para remaja selalu ingat dengan kematian sehingga semasa hidupnya akan selalu ingat kepada Allah, tidak akan menjalankan maksiat, sebagai pelajaran sejarah meneladani apa yang telah dilakukan para wali dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Ngunjungi pengajian hari besar Islam seperti, maulid Nabi Muhammad saw, isro’ Mi’roj, kegiatan muharamman dan rajaban adalah tradisi agama islam yang berhubungan dengan aspek agama, umat muslim setiap tahun merayakan hari besar islam yang merupakan bentuk peringatan terhadap berbagai peristiwa penting dalam sejarah islam.Selain itu tradisi islami juga suatu budaya atau kebiasaan di masyarakat, tradisi islami tersebut dapat menciptakan hubungan erat antar masyarakat.
92
B. Analisis
Hambatan-Hambatan
Kegiatan
Jam’iyyah
Simtudurar Di Desa Jrebengkembang Kecamatan
Shalawat
Karangdadap
Kabupaten Pekalongan 1. Kurangnya Dana Dana merupakan faktor penghambat dalam organisasi, salah satu penentu keberhasilan organisasi yaitu dengan adanya dana yang mencukupi, baik digunakan untuk kepentingan operasional kegiatan maupun untuk operasional tugas organisasi itu sendiri. Faktor dana merupakan masalah awal bagi kegiatan jam’iyyah shalawat simtuduar di desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan, berawal dari adanya kegiatan-kegiatan yang membutuhkan dana, sementara di jam’iyyah shalawat simtudurar hanya mempunyai pemasukan dana kas dari para jam’iyyah simtudurar, adapun dari para donatur kurang mencukupi untuk kegiatan tersebut. Hal ini menjadi kendala bagi para jam’iyyah shalawat simtudurar desa jrebengkebang karena dengan demikian maka kegiatan tersebut kurang maksimal. Cara menanggapi masalah kekurangan dana tersebut yaitu dengan iuran rutin anggota setiap satu minggu sekali dan mencari donator tetap sebanyak-banyaknya yang di tarik setiap bulan sekali. 2. Regenerasi Regenerasi menjadi suatu kewajiban organisasi. Proses pembentukan generasi baru ini diharapkan akan menghasilkan generasi yang ideal, yaitu generasi yang sesuia dengan yang dicita-citakan atau dikehendaki.
93
Faktor regenerasi juga menjadi masalah bagi Jam’iyyah Shalawat Simtudurar karena regenerasi Jam’iyyah Shalawat Simtudurar di Desa Jrebengkembang belum ada, yang mereka khawatirkan akan terjadi hilangnya Jam’iyyah tersebut disebabkan tidak adanya regenarasi selanjutnya. Karena kebanyakan dari mereka masih usia remaja sekolah SMA sehingga setelah lulus nantinya mereka akan bekerja dan mempunyai kesibukan masing-masing, maka hal itu mereka mengkhawatirkan kalau nantinya terjadi pembubaran group tersebut. Cara menanggapi masalah tersebut yaitu dengan cara latihan secara 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan
dalam meningkatkan kinerja dan mendukung
berbagai
kegiatan, sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam suatu kegiatan dalam proses latihan simtudurar. Faktor sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam berjalannya suatu kegiatan Jam’iyyah Shalawat Simtudurar di Desa Jrebengkembang Karangdadap, sarana dan prasarana juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja para Jam’iyyah Shalawat Simtudurar. Di Jam’iyyah Shalawat Simtudurar desa Jrebengkembang masih ada alat simtudurar yang kurang yang seharusnya ada dalam simtudurar. Hal tersebut juga berkaitan dengan dana, yang mana nantinya dana tersebut juga dialirkan ke dalam Jam’iyyah Simtudurar sebagai pemenuhan sarana dan prasarana.
94
4. Kedisiplinan waktu Disiplin bertujuan untuk membantu remaja menemukan dirinya, selalu mencegah dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan.. Disiplin adalah kunci sukses, sebab dengan disiplin orang menjadi berkeyakinan bahwa disiplin membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakan disiplinnya sendiri. Faktor kedisiplinan waktu juga menjadi salah satu masalah di Jam’iyyah Shalawat Simtudurar di Desa Jrebengkembang Karangdadap, karena kedisiplinan sangat penting dalam suatu organisasi, di Jam’iyyah Shalawat Simtudurar ini terjadi kurangnya kedisiplinan dalam melakukan kegiatan, terutama pada disiplin latihan, sebagian remaja Jam’iyyah simtudurar tidak datang ketika ada jadwal latihan, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran mereka tentang kedisiplinan pada saat latihan, sehingga hal tersebut akan berdampak pada hasil latihan simtudurar, dan hasil perfom pada saat mendapat undangan. 5. Kurangnya kekompakan Keharmonisan dalam organisasi itu memang sangat sulit untuk diwujudkan, organisasi adalah suatu wadah yang dimana pemipin beserta anggotanya bernaung di dalamnya. Para anggota harus bisa mendukung dan mencari inspirasi-inspirasi pada saat organisasi tersebut mengalami hambatan-hambatan. Sebenarnya kekompakan dalam suatu organisasi bukanlah suatu hal yang bisa didapat dengan cara yang mudah.
95
Faktor kurangnya kekompakan dalam organisasi juga terjadi di Jam’iyyah Shalawat Simtudurar, hal ini dikarenakan ketika adanya suatu perbedaan pendapat, kekompakan dalam hal pakaian, misalnya di Jam’iyyah Simtdurar ketika ada perfom mereka berpakaian seragam akan tetai sebagian dari mereka ada yang tidak mau memakai seragam.
C. Solusi
Untuk
Shalawat
Hambatan-Hambatan
Simtudurar
Di
Desa
Dalam
Kegiatan
Jrebengkembang
Jam’iyyah Kecamatan
Karangdadap Kabupaten Pekalongan Dari hambatan-hambatan diatas maka peneliti sedikit memberi solusi terhadap apa yang dialami oleh para Jam’iyyah Shalawat Simtudurar di Desa Jrebengkembang
Kecamatan
Karangdadap
Kabupaten
Pekalongan,
diantaranya: 1. Ketika di dalam suatu organisasi mengalami kesulitan dana, seperti yang dialami oleh Jam’iyyah Simtudurar desa Jrebengkembang, maka sebaiknya mereka harus mlakukan tindakan seperti mengumpulkan dana dari para donatur, rajin mengisi uang kas jangan sampai ada yang kosong, menggunakan uang sehemat mungkin jika ada keperluan yang penting. 2. Pada faktor regenerasi hendaknya para pemuda harus bisa mengayomi dan menjadi pelindng bagi adik-adiknya supaya tertarik dengan kegiatan tersebut, pemuda desa khususnya jrebengkembang Jam’iyyah Shalawat Simtudurar hendaknya lebih bisa memperkenalkan budaya islami, seperti yang sedang ditekuni saat ini yaitu kegiatan Shalawat Simtudurar yang
96
mana sering membaca shalawat untuk Nabi Muhammad saw kepada para adik-adik remaja. Secara tidak langsung para remaja hendaknya mengikut sertakan para adik-adiknya ke dalam latihan Shalawat Simtudurar. 3. Sarana dan prasarana yang kurang terpenuhi dalam kegiatan, hal ini dapat menghambat kemaksimalan dalam latihan, sehingga apa yang diingikan kurang
memuaskan.
Dengan
demikian
maka
para
remaja
desa
Jrebengkembang Jam’iyyah Simtudurar hendaknya segera melengkapi sarana dan prasarananya, dengan cara mengumpulkan uang supaya cukup untuk membeli perlengkapan alat simtudurar, dan menyervice kembali alat yang rusak seperti microfon. 4. Kedisiplinan waktu dalam organisasi memang sangat penting, karena disiplin adalah fungsi utama untuk mengendalikan diri dengan mudah menghormati dan mematuhi aturan. Di Jam’iyyah Simtudurar sikap disiplin sangat mempengaruhi dalam kegiatan, yaitu dengan cara adanya kesadaran diri dari masing-masing individi, kesadaran diri yang tinggi bagi individu akan menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanpa adannya kesadaran dari masing-masing individu maka mereka akan merasa adanya suatu paksaan supaya menaati peraturan tersebut. 5. Kekompakan memang penting dalam menciptakan kebesamaan dalam suatu organisasi. Di Jam’iyyah Shalawat Simtudurar ini supaya mempunyai rasa kebersamaan dan kekompakan hendaknya masing-masing dari individu mempunyai sikap positif untuk menjaga dan mempererat kebersamaan dan kekompakan di antara sesama. Dalam berinteraksi kita
97
memerlukan kebersamaan dan kekompakan untuk menjaga kerukunan satu sama lain. Sikap-sikap positif dari masing-masing individu juga diperlukan untuk
menjaga kebersamaan dan kekompakan dalam setiap hubungan
antar individu, diantaranya yaitu saling menghargai, berjiwa besar, menerima kritik, dan saling memaafkan, serta saling meldungi merupakan cara terbaik untuk menjaga kekompakan sehingga tercipta susana yang damai dan kompak.