Bab IV Analisis Hasil Penelitian Analisis yang dilakukan diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Berikut ini adalah analisis hasil penelitian yang dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Analisis pembentukan data grafis 3 dimensi. 2. Analisis pembentukan data atribut . 3. Analisis pembuatan relation/link antara data grafis dan data atribut. 4. Analisis informasi manajemen gedung Kegiatan analisis di atas akan diuraikan lebih lanjut pada beberapa subbab berikut.
4.1. Analisis Pembentukan Data Grafis 3D Pembentukan data grafis dalam penelitian ini menggunakan dua software yang berbeda. Untuk pembentukan data grafis untuk fisik gedung menggunakan software 3DstudioMax dan untuk pembentukan utilitas listrik didijit dengan software Autodesk Map. Analisis pemebentukan data grafis 3D terbagi dalam dua bagian yaitu sebagai berikut: 1. Pembentukan data grafis fisik gedung. Metode yang digunakan dalam pembentukan visualisai 3D bangunan adalah dengan membentuk objek 3D secara langsung tiap lantai dengan metode solid dengan menggunakan software 3DStudioMax. Software ini pada dasarnya menggunakan obyek yang solid sehingga pemebentukan data sapsial 3D langsung dapat dibentuk tanpa harus membuat data spasial 2D terlebih dahulu. Proses pembuatan 3D membutuhkan waktu yang lebih cepat karena sifat pembangunan obyeknya bersifat parametriks yang artinya input dimensi bisa dilakukan saat obyek dibangun sehingga tidak perlu mengulang dari awal jika terjadi salah ukuran.
2. Pembentukan data grafis utilitas gedung. Untuk membuat data grafis utilitas listrik dilakukan proses pendijitan setelah data grafis fisik gedung telah dibentuk. Data grafis utilitas listrik didijit dengan 42
letak menempel pada dinding. Karena data spasial fisik gedung merupakan 3D dan posisi kabel harus berada di dalam dinding dan berada pada plafon maka untuk beberapa obyek utilitas harus dibentuk 3D juga yaitu pada LP (Lighting Power), saklar, dan stop kontak. Pembuatan obyek 3D pada Autodesk Map tidak semudah pada 3DstudioMax, karena pada software ini setiap obyek dibangun dari dimensi satu lalu berjenjang hingga dimensi tiga. Jadi untuk proses mendijit harus diperikasa setiap view 3D sehingga jalur kabel benar berada pada posisi yang diinginkan.
Posisi untuk setiap obyek yang telah dibangun menggunakan sistem koordinat lokal dengan Koordinat X dan Y pada obyek dimungkinkan ada yang sama namun memiliki koordinat Z yang berbeda karena posisinya saling tersusun. Pada penelitian ini , Koordinat Z (tinggi) merupakan koordinat lokal dimana ketinggian nol (Z=0) berada pada lantai dasar (Ground Floor) yang relatif datar dengan permukaan tanah, sehingga apabila koordinat Z bernilai positif berarti berada di atas permukaan tanah dan bila Z bernilai negatif maka obyek tersebut berada di bawah permukaan tanah.
4.2. Analisis Pembentukan Data Atribut Untuk membuat data informasi suatu obyek dapat dimasukkan ke dalam tabel, tabel tersebut yang dijadikan informasi untuk pembuatan data atribut. Data atribut mengandung ketelitian informasi tertentu berdasarkan detail yang diinginkan. Dalam penelitian ini, penyusunan data atribut disesuaikan dengan kebutuhan untuk memanage sebuah gedung khususnya untuk utilitas listrik. Informasi untuk data atribut diperoleh dari pengukuran manual maksudnya bahwa semua informasi pada data atribut diperoleh dari perhitungan berdasarkan data grafis 3D yang terbentuk.
4.3. Analisis Pembuatan Relation/Link antara Data Grafis dan Data Atribut Dalam suatu sistem informasi selain menghasilkan peta-peta yang menginformasikan realita suatu tempat di permukaan bumi juga menghasilkan daftar register yang didesain dalam sebuah database yang memberikan informasi/menerangkan bidang tanah dalam peta tersebut. Sistem informasi berisi gambaran geometris (peta) dan catatan-catatan (record) tentang karakteristik obyeknya. Sedangkan sistem informasi tiga dimensi merupakan sistem informasi yang memberikan informasi karakteristik
43
bukan hanya pada obyek 2D tapi juga dapat memberikan gambaran pada situasi 3D (aspek ruang).
Data grafis 3D yang terhubung dengan data atribut dapat digunakan untuk menjawab dua pertanyaan mendasar dalam konsep Sistem Informasi Geografis (SIG), yaitu “ada apa di lokasi A?” dan sebaliknya “sesuatu ini ada di lokasi mana?”. Dengan adanya hubungan anatara data spasial yang berdimensi tiga dengan data atributnya maka dapat dikatakan bahwa peneltian ini berhasil menyusun sebuah sistem informasi tiga dimensi.
Dengan sistem informasi 3D yang terbentuk dapat digunakan untuk pencaraian data sesuai kebutuhan khususnya untuk keperluan manajemen gedung dalam mengontrol utilitas listrik di gedung Labtek IX/C.
4.4. Analisis Informasi Manajemen Gedung Penelitian ini dibuat untuk menjawab pertanyaan dasri transaksi yang pertama kali disusun sebelum membangun sebuah sistem informasi tiga dimensi. Transaksi yang telah disusun adalah sebagai berikut:
1. Dimana ruang X berada? 2. Berapa luas suatu ruang X di lantai Y? 3. Berapa volume suatu ruang X di lantai Y? 4. Berapa total pemakaian listrik di ruang X? 5. Berapa jumlah lampu yang ada di lantai Y ? 6. Jika lampu n mati maka saklar mana yang harus dinyalakan?
Dengan sistem informasi yang telah dibangun maka dapat diperoleh jawaban atas transaksi yang telah disusun yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui posisi/lokasi ruang X dapat diketahui dari dua cara yaitu: •
Dengan melakukan fungsi orbit pada Autodesk Map dapat diketahui posisi ruang yang diinginkan. Dari visualisasi tiga dimensi yang terbentuk dari data grafis 3D, posisi ruang tidak hanya dapat diketahui bentuk keruangan fisiknya tapi juga dapat dilihat batas-batas ruang. Bentuk data grafis 3D juga dapat membantu memudahkan pengguna 44
membayangkan posisi sekaligus bentuk ruang sesuai dengan real worldnya. •
Dengan sistem koordinat lokal yang telah ditentukan sebelumnya dalam penelitian ini maka posisi secara detail ruang dapat diketahui koordinatnya.
Gambar 4.1 Tampilan lokasi ruangan dengan ID-nya
2. Luas suatu ruangan dapat diketahui secara langsung dengan bantuan viisualisasi 3D maka diperoleh ukuran panjang lantai dan lebar lantai. Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh data luas ruangan. Pada manajemen gedung luas ruangan dibutuhkan untuk beberapa keperluan antara lain untuk keperluan pengecatan (membutuhkan data luas tembok keseluruhan ruang dan plafon) dan proses pengubinan dalam menentukan jumlah ubin yang dibutuhkan (membutuhkan data luas lantai).
3. Untuk menjawab berapa volume ruang maka diperoleh dengan proses seperti halnya pada menghitung luas ruangan, hanya saja diperlukan niali tinggi untun mendapatkan nilai volume. Nilai tinggi dapat diketahui dari data grafis 3D. Keperluan akan data volume ruangan adalah untuk digunakan dalam kegiatan pendaftaran tanah bagi kepemilikan rumah susun. 45
4. Dalam mengontrol utilitas listrik untuk keperluan manajemen gedung diperlukan informasi tentang total pemakaian listrik di suatu ruang. Informasi tersebut diperoleh dari informasi dari data atribut saklar dan stop kontak yang telah disusun. Hasil dari penelitian ini belum dapat memperoleh data tentang total pemakaian listrik secara detail karena kurangnya informasi tentang pemakaian listrik pada obyek studi. Namun untuk mengatasi hal tersebut penulis menggunakan data dari jumlah lampu yang ada dalam ruangan tersebut dan total stop kontak yang tersedia, dengan anggapan bahwa semua stop kontak digunakan seluruhnya dan digunakan secara optimal.
5. Dengan terhubungnnya data grafis 3D dan data atribut maka data tentang jumlah lampu dapat diketahui dari data atribut yang sudah terhubung ID-nya dengan ruangan. Pada awalnya data jumlah lampu diperoleh dari data atribut saklar di tiap ruangan. Dari data yang ada di tiap ruang dapat diketahui jumlah total lampu yang ada di lantai tersebut. Keperluan ini dibutuhkan dalam salah satu kegiatan manajemen gedung yaitu dalam investarisasi guna pemeliharaan utilitas listrik pada gedung tersebut.
Gambar 4.2 Tampilan Informasi total pemakain listrik 46
6. Pembangunan sistem informasi tiga dimensi dalam penelitian ini mempunyai tingkat ketelitian detail pada utilitas listriknya hingga tingkat saklar dan stop kontak. Maka untuk mengetahui posisi saklar dan lampunya belum dapat divisualisasikan. Posisi saklar dan lampunya digunakan untuk penanganan keluhan pengguna yang lebih cepat dan tepat. Hal tersebut tentu sangat dibutuhkan dalam kegiatan memanage sebuah gedung.
47