BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1.
Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan Skala Intensitas
Penggunaan Gadgets dan Skala Perilaku Prososial yang telah disusun sesuai dengan aspek dan indikator yang disusun sendiri oleh peneliti, sedangkan untuk aspek dan indikator dari Skala Intensitas Penggunaan Gadgets peneliti menggunakan kuesioner terstandar yang telah diadaptasi dari Horrigan pada tahun 2000. Untuk menghidari bias karena responden berusia anak-anak, pada metode pengolahan data, peneliti mengelompokkan kembali data dari 7 pilihan skala menjadi 3 pilihan skala yang mewakili, yaitu SSS, SS, dan SS menjadi S (Setuju), AS, KS menjadi TT (Tidak Tahu), TS, dan STS menjadi TS (Tidak Setuju), dengan skor : S
= Setuju
3
TT
= Tidak Tahu
2
TS
= Tidak Setuju
1
Peneliti tdak menggunakan uji coba karena subjek sudah lebih dari 90 responden. Pelaksaan penelitian yang diawali dengan penentuan populasi dan sampel penelitian, kemudian dilaanjutkan dengan pengumpulan data penelitian. Data diambil dengan teknik Insidental Sampling dimana peneliti mendatangi beberapa sekolah dasar di daerah Jakarta Barat dengan sampel yang memenuhi syarat.
33
4.2
Statistik Deskriptif Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu peneliti melihat
profil anak-anak sebagai responden. Peneliti menyertakan lembar identitas diri responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : a. Jenis Kelamin : Jenis kelamin responden (laki-laki/perempuan). b. Usia : Usia responden 7 – 11 tahun Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Persentase
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
120
44.1 %
Perempuan
152
55,9%
272
100%
Total Sumber : data diolah (tahun 2014)
Berdasarkan data responden diatas, dapat diketahui bahwa 152 responden anak perempuan atau 55.9 % jumlahnya adalah anak perempuan, dan sisanya 120 atau 44.1 % jumlahnya adalah laki-laki. Secara keseluruhan rata-rata responden yang diambil sampelnya adalah perempuan dengan usia 7-11 tahun. 4.3. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi statistic yang ada tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. 4.3.1. Analisis Deskriptif Intensitas Penggunaan Gadget Pada
kategorisasi
tingkat
intensitas
penggunaan
gadget
berdasarkan norma harapan, terdapat 20 item pernyataan dengan 3 (tiga)
34
pilihan, yaitu (S, TT, TS), sehingga memiliki skor maksimal norma harapan 60 dengan mean 40 dan standar deviasi 13.33. Sedangkan berdasarkan norma kenyataan, terdapat skor maksimal 60, skor minimal 31 dengan mean 57.01 dan standar deviasi 4.418. Tabel 4.2. Deskripsi Perbandingan Norma Harapan dan Norma Kenyataan Intensitas Penggunaan Gadget Statistik Norma Harapan Norma Kenyataan Xt 60 60 Xr 20 31 Mean 40 57.01 13.33 4.418 SD Sumber : data diolah (tahun 2014) Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi pada norma harapan lebih besar daripada norma kenyataan (13.33 > 4.418). Hal ini dapat diartikan bahwa populasi data bersifat heterogen yaitu data memiliki tingkat penyebaran yang tinggi. 4.3 Kategorisasi Tingkat Intensitas Penggunaan Gadget Berdasarkan Norma Kenyataan Kategori
Norma Kenyataan 51 – 60 41 – 50 31 – 40
Tinggi Sedang Rendah Total Sumber : data diolah (tahun 2014)
Frekuensi Perolehan 255 12 5 272
Persentase 93.8% 4.4% 1.8% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat intensitas penggunaan gadget pada norma kenyataan berada pada kategori tinggi dengan jumlah 255 (93.8%) responden berada pada kategori tinggi, 12
35
responden (4.4%) berada pada kategori sedang, dan 5 (1.8%) responden berada pada kategori rendah. 4.3.2 Analisis Deskriptif Perilaku Prososial Pada kategorisasi tingkat perilaku prososial berdasarkan norma harapan, terdapat 29 item pernyataan valid dengan 3 (tiga) pilihan, yaitu (S, TT, TS), sehingga memiliki skor maksimal norma harapan 87 dengan mean 58 dan standar deviasi 9.67. Sedangkan berdasarkan norma kenyataan, terdapat skor maksimal 87, skor minimal 74 dengan mean 84.09 dan standar deviasi 3.022. Tabel 4.4. Deskripsi Perbandingan Norma Harapan dan Norma Kenyataan Perilaku Prososial Norma Harapan Statistik Xt 87 Xr 29 Mean 58 SD 9.67 Sumber : data diolah (tahun 2014)
Norma Kenyataan 87 74 84.09 3.022
Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi norma harapan lebih besar dari norma kenyataan (9.67 > 3.022). Hal ini dapat diartikan bahwa populasi data bersifat heterogen, atau memiliki tingkat penyebaran yang tinggi. 4.5 Kategorisasi Tingkat Perilaku Prososial Berdasarkan Norma Kenyataan Kategori
Norma Kenyataan
Tinggi 84 – 87 77 – 83 Sedang Rendah 74 – 76 Total Sumber : data diolah (tahun 2014)
Frekuensi Perolehan 190 74 8 272
Persentase 69.9% 27.2% 2.9% 100%
36
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa perilaku prososial pada norma kenyataan berada pada kategori tinggi dengan jumlah 190 (69.9%) responden berada pada kategori tinggi, 74 responden (27.2%) berada pada kategori sedang, dan 8 (2.9%) responden berada pada kategori rendah. 4.4.
Uji Kualitas Data
4.4.1.
Uji Validitas Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21.0.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel. Nilai validitas dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation. Suatu pernyataan dikatakan valid, jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r-tabel. Nilai r-tabel didapat dari df (degree of freedom) adalah n-2, yakni 272 – 2 = 270 dengan taraf signifikan 5%, sehingga didapat r-tabel 0,119. Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel dan nilai positif maka dinyatakan valid. Pada uji validitas penelitian ini menggunakan dua buah skala, yaitu skala intensitas penggunaan gadget dan skala perilaku prososial. Dalam skala intensitas penggunaan internet terdapat 20 item yang keseluruhannya valid. Sedang berdasarkan uji validitas perilaku prososial anak dari 48 item, terdapat 19 item yang gugur. Uji validitas menggunakan uji validitas Pearson dengan melihat Corrected Item-Total Correlation (r-hitung) lebih rendah dari r-tabel untuk sampel sebanyak 272 responden yaitu 0,119. Untuk item-item lainnya
37
yang digunakan dalam penelitian memiliki nilai r-hitung yang lebih besar dari 0,119. 4.4.2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap
item pertanyaan
yang
dinyatakan valid. Pengujian reabilitas digunakan untuk menguji konsistensi jawaban responden atau seluruh bukti pertanyaan. Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Intensitas Penggunaan Gadget (X) Prososial (Y) Sumber : data diolah (tahun 2014)
Cronbach’s Alpha 0,848 0,653
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa variabel intensitas memiliki reliabilitas 0.848 sedangkan variabel perilaku prososial memiliki Cronbach‘s Alpha sebesar 0.653. Hal ini dapat dikatakan bahwa data tersebut reliable karena berada diatas realibilitas 0.60. Kondisi ini memberikan arti bahwa seluruh variabel tersebut dinyatakan reliable dan dapat digunakan pada analisis selanjutnya. 4.4.3.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas juga dapat terlihat dengan pendekatan Kolmogorov–Smirnov yakni jika nilai hasil uji K-S >
38
dibandingkan taraf signifikansi maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya. Dari hasil pengujian statistik One Sample Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 3.261 dan signifikansi terletak pada angka 0,000 yang berarti data nilai residual tidak berdistribusi normal. Dengan demikian untuk uji korelasi selanjutnya, data menggunakan uji korelasi non-parametrik dari Spearman’s rho. 4.5.
Uji Hipotesis Selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan perilaku prososial anak usia middle childhood. Peneliti menggunakan korelasi Spearman’s rho dengan bantuan SPSS 21.0 untuk melihat tingkat signifikansi hubungan antar dua variabel. Berikut hasil pengolahan data yang telah dilakukan : Analisis korelasi tersebut digunakan karena diketahui dari nilai statistik data tidak terdistribusi normal sehingga peneliti menggunakan non parametric test untuk menguji hipotesis. Berdasarkan hasil korelasi dapat terlihat bahwa terdapat korelasi antara intensitas penggunaan gadget dengan perilaku prososial anak. Dengan taraf signifikasi 0.001 < 0.05 menjelaskan bahwa terdapat signifikansi yang kuat antar dua variabel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan perilaku prososial anak usia middle childhood. Dengan demikian hipotesis mengenai
39
adanya hubungan positif yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan perilaku prososial anak diterima
40