15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perancangan Alat Perencanaan
rancangan
produk
perlu
mengetahui
karakteristik
perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan, yaitu: 1. Berorientasi pada tujuan 2. Variform yaitu suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin tidak terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang akan diambil 3. Pembatas yaitu membatasi solusi pemecahan antara lain: 1. Hukum alam, seperti ilmu fisika, ilmu kimia, dan lain-lain. 2. Ekonomis, pembiayaan atau ongkos dalam merealisir rancangan. 3. Pertimbangan manusia, sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia dalam merancang dan memakainya. 4. Faktor-faktor legality, mulai dari model, bentuk sampai dengan hak cipta. 5. Fasilitas produksi, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan yang telah dibuat. 6. Evolutif, berkembang terus mengikuti perkembangan zaman. Prosedur
perancangan
yang
merupakan
tahapan
umum
teknik
perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari need, idea, decision and action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasikan kebutuhan (need), sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan
ide-ide (idea) yang
melahirkan
berbagai
alternatif
untuk
memenuhi kebutuhan tadi. Dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan
16
terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang dapat memutuskan (decision) suatu alternatif terbaik dan pada akhirnya dilakukanlah suatu proses pembuatan (action). Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi si pemakai. Oleh karena itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakai. Faktor manusia ini diantaranya dipelajari dalam ergonomi (anthropometri) (Spinola A.E.P, Muchazis. 2011). 3.2. Pembuatan Alat Antropometri 3.2.1. Deskripsi Alat Antropometri Yang Dibuat Alat ukur antropometri yang saya rancang telah disesuaikan dengan dimensi tubuh, sehingga memberikan kenyamanan dalam pengambilan datanya. Kelebihannya yakni pada pengambilan sampel, alat tersebut dapat dibawa ke lokasi pengambilan sampel kemudian bahan yang di perlukan dalam pembuatan alat tersebut relatif ringan sehingga mudah dipindahkan, dan tempat duduk yang bisa diatur naik turun sehingga memberikan tempat duduk yang ergonomis bagi setiap orang yang diukur. Alat ukur Antropometri
ini maka akan dapat memudahkan serta
menghemat waktu dan tenaga yang diperlukan dalam pengambilan data, sendangkan menggunakan meteran merupakan alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran, akan tetapi hasil pengukuran yang dilakukan sering kali tidak maksimal serta menghabiskan waktu yang cukup lama untuk setiap pengukuran dimensi tubuh. Selain itu hasil pengukuran seringkali tidak akurat karena dipengaruhi oleh perbedaan pengalaman dan keterampilan pengukur.
17
A
B C D E F
G H
I Gambar 2. Rancang Alat Antropometri Adapun keterangan gambar sebagai berikut : A
:
Tiang pengukur tinggi badan pada saat berdiri.
B
:
Meter pengukur tinggi badan pada saat berdiri/duduk.
C
:
pengukur labar bahu/pundak berfungsi untuk mengukur lebar bahu pada saat berdiri maupun pada saat berduduk.
D
:
Pengukur panjang tangan berfungsi untuk mengukur jangkauan tangan ke depan.
E
:
Tempat duduk berfungsi untuk mengukur tinggi tubuh pada saat duduk.
F
:
Pengukur panjang tungkai atas ke lutut berfungsi untuk mengukur panjang tungkai atas ke lutut pada saat duduk.
G
:
Pengukur panjang lutut ke tungkai bawah berfungsi untuk mengukur panjang lutut ke tungkai bawah pada saat duduk.
H
:
Landasan bawah berfungsi juga sebagai kaki dari alat tersebut
I
:
Dongkrat botol berfungsi menaik turunkan tempat dudu sesuai orang yang diukur.
18
3.2.2. Dimensi Alat Antropometri Alat antropometri mempunyai dimensi sebagai berikut : Tabel 2. Spesifikasi Alat Antopometri Dimensi
Ukuran (cm)
PxLxT
43 x 80 x 200
Tiang
Balok 5 x 7 x 200
Tempat Duduk
Papan 2 x 25 x 35
Ring Pengukur Tangan
2 x 4 x 80
Ring Pengukur Paha
2 x 4 x 65
Landasan
2 x 50 x 80
Dongkrat botol Sumber : data primer (2012)
2 Ton
3.2.2. Bill Of Material
No 1 2 3 4 5
6
Nama Komponen Tiang pengukur tinggi badan Pengukur lebar bahu/pundak Pengukur panjang tangan Tempat duduk
Tabel 3. Komponen Utama Ukuran Komp./ Type Ass Terima Pakai Kayu 1 400 cm 200 cm Lasi Kayu 1 400 cm 80 cm Lasi Kayu 2 400 cm 54 cm Lasi Papan 1 400 x 25 43 x 50 cm (2 cm)
Pengukur panjang tungkai atas ke lutut Pengukur panjang lutut ke tungkai bawah
Dibuat Dibuat Dibuat Dibuat
2
Kayu Ring
400 cm
65 cm
Dibuat
2
Kayu Ring
400 cm
54 cm
Dibuat dibuat
7
Landasan bawah
1
Papan (2 cm)
120 cm
50 x 60
8
Dongkrat botol
1
Besi
2 Ton
2 Ton
Sumber : data primer (2012)
Ket
19
Tabel 4. Komponen Tambahan Karateristik Komp./ Ukuran Type Bahan Ass (cm) Datang
Berat (Kg)
Ket
Plastic
1
Dibeli
8 dm
Plastic
1
Dibeli
Besi
7 cm
1buah
1
Cream
13 x 8
1 tube
0.5
Dibeli
Bout divan
4
Besi
Kecil
2 buah
0.5
Dibeli
Meter besi
5
Besi
Kecil
7 buah
0,5
Dibeli
No
Nama Komponen
1
Paku
30
Besi
5 dm
2
Paku
35
Besi
3
Besi U
3
4
Lem fox
5 6
buat
Sumber : data primer (2012) 3.2.4. Operation Process Chart Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi alat ukur antropometri, penulis memperoleh informasi di antaranya : 1. Kebutuhan akan mesin dan penganggarannya. 2. Kebutuhan bahan baku Adapun keterangan yang lebih lengkap tentang operasi dan pemeriksaan untuk pembuatan alat ukur antropomenti adalah sebagai berikut : Operasi
1 :
Balok kayu yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 2,5 meter untuk pembuatan tiang.
Operasi
2 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
3 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik.
Operasi
4 :
Untuk keperluan penggabungan nanti, ada beberapa bagian dari balok tersebut yang perlu dilubangi sesuai dengan ukuran balok sambungan.
Operasi
5 :
Ring Balok yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 80 cm meter untuk pembuatan pengukur lebar bahu.
20
Operasi
6 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
7 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik.
Operasi
8 :
Balok kayu yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 2x 4 cm meter untuk pembuatan Pembuatan Pengukur panjang tangan.
Operasi
9 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
10 :
Untuk keperluan penggabungan nanti, ada bagian dari balok tersebut yang perlu dilubangi sesuai dengan ukuran balok sambungan.
Operasi
11 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
Operasi
12 :
Balok kayu yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 2x 4 cm meter untuk pembuatan Pembuatan Pengukur panjang tangan.
Operasi
13 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
14 :
Untuk keperluan penggabungan nanti, ada bagian dari balok tersebut yang perlu dilubangi sesuai dengan ukuran balok sambungan.
Operasi
15 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
Operasi
16 :
papan tebal 2 cm yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 43 cm untuk pembuatan tempat duduk.
21
Operasi
17 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
18 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
Operasi
19 :
papan yang telah dipotong diperiksa ukurannya agar pada saat disambung satu sama lain bertemu secara pas sama panjang sehingga lebar sambungan menjadi 50 cm.
Operasi
20 :
kayu ring Balok yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 65 cm untuk pembuatan Pembuatan Pengukur Panjang Tungkai Atas Ke Lutut.
Operasi
21 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian kayu ring balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
22 :
kemudian disambung dengan menggunakan paku 5 cm pada tempat duduk agar bisa mengukur panjang tungkai atas ke lutut pada posisi berduduk.
Operasi
23 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
Operasi
24 :
kayu ring Balok yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 65 cm untuk pembuatan Pembuatan Pengukur Panjang Tungkai Atas Ke Lutut.
Operasi
25:
Setelah ukurannya sesuai, kemudian kayu ring balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
26 :
kemudian disambung dengan menggunakan paku 5 cm pada tempat duduk agar bisa mengukur panjang tungkai atas ke lutut pada posisi berduduk.
Operasi
27 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
22
Operasi
28 :
kayu ring Balok yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 54 cm untuk pembuatan Pembuatan Pengukur Panjang lutu ke tungkai bawah.
Operasi
29 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian kayu ring balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
30 :
kemudian disambung dengan menggunakan paku 5 cm pada pengukur panjang tungkai atas ke lutut.
Operasi
31 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
Operasi
32 :
kayu ring Balok yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 54 cm untuk pembuatan Pembuatan Pengukur Panjang lutu ke tungkai bawah.
Operasi
33 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian kayu ring balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
34 :
kemudian disambung dengan menggunakan paku 5 cm pada pengukur panjang tungkai atas ke lutut.
Operasi
35 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
Operasi
36 :
papan tebal 2 cm yang panjangnya 4 meter di ukur sepanjang 60 cm sebanyak 2 kali untuk pembuatan Pembuatan Landasan bawah.
Operasi
37 :
Setelah ukurannya sesuai, kemudian balok tersebut di potong dengan menggunakan gergaji kayu.
Operasi
38 :
Hasil pemotongan tersebut kemudian dihaluskan menggunakan sekap listrik agar permukaan bisa rata.
23
Operasi
39 :
papan yang telah dipotong diperiksa ukurannya agar pada saat disambung satu sama lain bertemu secara pas sama panjang sehingga lebar sambungan menjadi 60 cm.
3.2.5. Proses Produksi Pembuatan Alat Antropometri 3.2.5.1. PembuatanTiang pengukur tinggi badan Pembuatan tiang pengukuran tinggi badan dibuat dari balok kayu ukuran 5 x 7 dan dipotong sepanjang 200 cm lalu disekap dan dihaluskan. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 3.2.5.2. Pembuatan Pengukur lebar bahu/pundak Pembuatan pengukur bahu/pundak di buat dari ring balok ukuran 2 x 4 cm dan di potong sepanjang 80 cm kemudian di sekap dan di lubangi 2 buah lubang selebar 5 cm, dan dimasukan besi model U dan dikaitkan ditiang pengukur tinggi badan. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 3.2.5.3. Pembuatan Pengukur panjang tangan Pembuatan pengukur panjang tangan dibuat dari ring balok ukuran 2 x 4 cm dan dipotong sepanjang yang di perlukan dan disekap lalu dikaitkan pada pengukur bahu/pundak lalu dipaku dan dipasang pada tiang pengukur tinggi badan. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 3.2.5.4. Pembuatan Tempat Duduk Pembuatan tempat duduk dibuat dari dua buah papan tebal 2 cm lebar 25 cm dipotong sepanjang 43 cm disambung sama panjang
sehingga lebar
sambungan menjadi 50 cm lalu di sekap kemudian dibelah selebar 5 cm dan disambungkan dua bilah ring agar tidak terbelah di bagian bawah papan yang
24
disambung kemudian dilubangi untuk pengancing tempat duduk pada tiang pengukur tinggi badan. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 3.2.5.5. Pembuatan Pengukur Panjang Tungkai Atas Ke Lutut Pembuatan pengukur panjang tungkai atas ke lutut dibuat dari kayu ring balok ukuran 2 x 4 cm lalu di potong sepanjang 65 cm dan di sekap halus kemudian dikaitkan dengan menggunakan paku 5 cm pada tempat duduk agar bisa mengukur panjang tungkai atas ke lutut pada posisi berduduk. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 3.2.5.6. Pembuatan Pengukur panjang lutut ke tungkai bawah Pembuatan pengukur panjang tungkai atas ke lutut dibuat dari kayu ring balok ukuran 2 x 4 lalu di potong sepanjang 54 cm dan di sekap halus kemudian dikaitkan dengan menggunakan paku 5 cm pada pengukur panjang tungkai atas dengan cara dipaku. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 3.2.5.7. Pembuatan Landasan bawah Pembuatan landasan bawah dibuat menggunakan dua buah papan tebal 2 cm lebar 25 cm dipotong
sepanjang 60 cm sebanyak 2 kali kemudian
disambung sama panjang lalu di sekap halus kemudian dilubangi dangan pahat sebesar 5 x 7cm dan dimasukan tiang pengukur tinggi badan lalu diberi lem fox dan dipaku agar tiang pengukur tinggi badan berkaitan dengan landasan bawah, landasan bawah berfungsi juga sebagai kaki dari alat tersebut. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
25
3.3. PEMBAHASAN Pembuatan alat ukur antropometri diperoleh bagian tubuh yang dapat diukur dimensinya adalah : A. Tinggi tubuh posisi berdiri tegak B. Tinggi bahu C. Tinggi siku D. Tinggi genggaman tangan (pada posisi relaks kebawah) E. Tinggi badan posisi duduk F. Tinggi bahu pada posisi duduk G. Tinggi siku pada posisi duduk H. Jarak dari pantat kelutut I.
Jarak dari lipat lutut kepantat
J. Tinggi lutut K. Tinggi lipat lutut L. Lebar bahu M. Lebar panggul N. Jarak dari siku keujung jari O. Jarak genggaman tangan
Berdasarkan hasil pengujian alat antropometri yang dibuat diperoleh data sebagai berikut : Tabel 5. Dimensi Tubuh Wanita Usia 18 – 22 tahun dan Pria Usia 20 – 25 tahun 5 % = nilai 5 persentil dan 95 % = nilai 95 pesentil Kode
Dimensi Tubuh
Pria 20 - 25 Tahun
Wanita 18 - 22 Tahun
5%
X
95%
SD
5%
X
95%
A
Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
SD
146
163,10
180
10,09
142
158,03
174
9,69
B
Tinggi bahu
108
138,18
168
18,17
104
128,78
153
14,89
C
Tinggi siku
61
102,83
145
25,42
55
101,48
148
28,53
D
Tinggi genggaman tangan (pada relaks ke bawah)
48
62,43
77
8,75
49
61,45
74
7,78
26
Tabel 5. Dimensi Tubuh Wanita Usia 18 – 22 tahun dan Pria Usia 20 – 25 tahun 5 % = nilai 5 persentil dan 95 % = nilai 95 pesentil (lanjutan) Kode
Dimensi Tubuh
Pria 20 - 25 Tahun
Wanita 18 - 22 Tahun
5%
X
95%
SD
5%
X
95%
SD
E
Tinggi badan posisi duduk
105
126,05
147
12,58
97
120,03
143
14,04
F
Tinggi bahu pada posisi duduk
80
104,08
128
14,47
78
96,30
114
10,95
G
Tinggi siku pada posisi duduk
51
65,20
80
8,70
47
60,90
75
8,38
H
Jarak dari pantat kelutut
40
55,13
70
9,01
39
51,85
65
7,95
I
Jarak dari lipat lutut kepantat
30
45,98
62
9,99
29
43,15
58
8,84
J
Tinggi lutut
36
48,10
60
7,28
32
45,03
58
8,03
K
Tinggi lipat lutut
31
40,48
50
5,56
31
39,45
48
5,38
L
Lebar bahu
34
41,20
49
4,48
32
40,08
48
4,90
M
Lebar panggul
26
32,35
38
3,56
24
31,68
39
4,39
N
Jarak dari siku ke ujung jari
30
41,70
54
7,38
29
39,55
50
6,21
O
Jarak genggaman tangan
51
62,63
74
6,90
51
62,13
73
6,82
Sumber : data primer (2012) Sedangkan berdasarkan pengujian (Nurmianto, 1991a ; Nurmianto, 1991b). dengan interpolasi antara british dan Hongkong adalah sebagai berikut: Tabel 5. Antropometri Masyarakat Indonesia yang Didapat Dari Interpolasi masyarakat British dan Hongkong (Pheasant, 1986) terhadap masyarakat Indonesia (Suma’mur, 1989) serta Istilah dimensionalnya dari (Nurmianto, 1991a ; Nurmianto, 1991b). Tabel 6. Dimana : Gx=nilai rata-rata (mean), T=nilai standar devisiasi (SD), 5%=nilai presentil, 95%=nilai 95 persentil Kode
Dimensi Tubuh
Pria 20 - 25 Tahun
Wanita 18 - 22 Tahun
5%
X
95%
SD
5%
X
95%
SD
A
Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
1.532
1.632
1.732
61
1.464
1.563
1.662
60
B
Tinggi bahu
1.247
1.338
1.429
55
1.184
1.272
1.361
54
C
Tinggi siku
932
1.003
1.074
43
886
957
1.028
43
D
Tinggi genggaman tangan (pada relaks ke bawah)
655
718
782
39
646
708
771
38
E
Tinggi badan posisi duduk
809
864
919
33
775
834
893
36
F
Tinggi bahu pada posisi duduk
523
572
621
30
501
550
599
30
G
Tinggi siku pada posisi duduk
181
231
282
31
175
229
283
33
H
Jarak dari pantat kelutut
500
545
590
27
488
537
586
30
I
Jarak dari lipat lutut kepantat
405
450
495
27
488
537
586
30
J
Tinggi lutut
448
496
544
29
428
472
516
27
K
Tinggi lipat lutut
361
403
445
26
337
382
428
28
27
Tabel 6. Dimana : Gx=nilai rata-rata (mean), T=nilai standar devisiasi (SD), 5%=nilai presentil, 95%=nilai 95 persentil (lanjutan) Kode
Dimensi Tubuh
Pria 20 - 25 Tahun 5%
X
Wanita 18 - 22 Tahun 5%
X
L
Lebar bahu
382
424
466
26
342
385
428
26
M
Lebar panggul
291
330
371
24
298
345
392
29
N
Jarak dari siku ke ujung jari
405
439
473
21
374
409
287
34
O
Jarak genggaman tangan
161
176
191
9
153
168
183
9
Sumber : (Nurmianto, 1991a ; Nurmianto, 1991b).
Berdasarkan perbadingan diatas antara tabel 5 dan 6, terlihat bahwa selisih antara dimensi tubuh tidak jauh berbeda.