14
BAB III PEMBAHASAN DAN DASAR PERENCANAAN
3.1 Tinjauan Umum PT. PLN (Persero) Area Teluk Naga PT. PLN (Persero) Area Teluk Naga adalah salah satu unit PT. PLN yang terletak di sebelah utara kota tangerang, dan juga area yang langsung berdekatan Bandar Udara International Soekarno-Hatta dan banyak terdapat hamparan sawah yang luas. Cita –cita untuk menyediakan energi listrik yang cukup, bermutu serta handal terus dijadikan pemacu untuk memperbaiki diri. Dari total keseluruhan jaringan distribusi yang merupakan penyulang murni SUTM yang dimiliki Area Teluk Naga, terdapat empat penyulang yang lokasinya sangat berdekatan dengan Bandar udara, serta hamparan sawah yang luas dimana selalu terjadi tiupan angin kencang dan rawan terkena jet blast dari pesawat- pesawat yang melintas. Keempat penyulang tersebut yaitu penyulang Moa, Kretek, Kawung, dan Sidat. Dari data yang dimiliki oleh bidang distribusi PT. PLN Area Teluk Naga pada keempat penyulang tersebut selalu terjadi gangguan yang diindikasikan dari panjangnya tiang per gawang dan terdapat andongan-andongan yang kendur sehingga terjadi gangguan short circuit. Dari data gangguan tersebutlah terpacu dan terfikirkan untuk membuat suatu alat yang dapat mencegah ketiga fasa dari SUTM tersebut berbenturan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
3.2 Root Cause Problem Solving (RCPS)
PENYULANG TRIP AKIBAT GANGGUAN FASA FASA BERBENTURAN
BIDANG DISTRIBUSI
PENYEBAB
SOLUSI 1
PEMELIHARAAN JARINGAN TIDAK MAKSIMAL
JARAK TIANG PER-GAWANG JAUH
BANYAK KONDUKTOR KENDUR
LETAK GEOGRAFIS PENYULANG
MEMAKSIMALKAN PEMELIHARAAN PREVENTIF PENGAWAS PEKERJAAN LEBIH TELITI DALAM PENGAWASAN PEMELIHARAAN SESUAI STANDAR MELAKUKAN PENYISIPAN TIANG PENGAWASA KE MITRA KERJA LEBIH KETAT LAGI MELAKUKAN PENARIKAN ANDONGAN TIDAK DAPAT DIPREDIKSI
SOLUSI 2 MEMBUAT SEBUAH ALAT INOVASI YANG DAPAT MENUNJANG SEMUA SOLUSI “PENGAMAN JARINGAN”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Root Cause Problem Solving (RCPS) digunakan sebagai indentifikasi masalah hingga ke akar masalah sehingga dapat menimbulkan berbagai solusi yang bisa di ambil dan diterapkan demi memecahkan masalah yang biasanya terjadi.
3.3 Lingkup Perencanaan Pembuatan Alat Perencanaan pembuatan alat ini ditujukan untuk dipasang pada gawangan penghantar saluran udara teganggan menengah yang kendor atau terbentuk andongan, agar mencegah terjadinya sentuhan kabel antar fasa akibat tiupan angin yang menyebabkan terjadinya short circuit sehingga timbul gangguan. Adapun pengaplikasian dari alat ini adalah : 1. Di gunakan pada jaringan SUTM baik yang menggunakan penghantar AAAC tanpa isolasi maupun pada penghantar AAAC-S yang berisolasi setengah. 2. Di gunakan / dipasang pada gawangan SUTM yang terdapat andongan atau SUTM kendur.
3.4 Konsep Perancangan Alat Pengaman Antar Fasa Konsep pembuatan alat ini yaitu mirip dengan konsep alat Spacer (Gbr 3.1) pada jaringan SUTET. Fungsi alat ini pada jaringan SUTET adalah antar penghantar, walaupun satu fasa, dan tidak berbenturan ketika terkena angin dan tetap menjaga jarak aman antar keduanya. Konsep ini menjadi inspirasi dalam membuat alat pengaman antar fasa ini untuk jaringan SUTM yang kendur, namun perbedaan dari alat yang dibuat pada jaringan SUTM adalah alat dibuat agar mampu menahan perbedaan antar fasa pada SUTM, sedangkan pada alat spacer SUTET alat tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
memang di desain untuk fasa yang sama. Sama seperti spacer alat ini dipasang dengan cara menghubungkan ketiga kawat SUTM yang berbeda fasa oleh sebuah batang melintang dengan tiga penyangga untuk masing-masing kawat dengan jarak antar kawat diatur sesuai standar yang diterapkan. Dengan menggunakan konsep seperti ini menjadikan jarak antar fasa terjaga, sehingga mencegah konduktor saling bersentuhan yang akan menyebabkan short circuit (gangguan fasa-fasa atau tiga fasa).
Gambar 3.1 Spacer Pada SUTT
Konsep dari alat ini adalah : 1. Menggunakan sebuah batang melintang dan 3 buah penyangga yang terangkai menjadi satu. 2. Dengan konsep ini ketiga penghantar SUTM akan berayun secara bersamasama. 3. Alat ini dapat dipasang dalam keadaan berteganggan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
3.4.1 Tahap Pengembangan Konsep Alat pengaman antar fasa ini dikembangkan dalam beberapa tahapan dan membuat perencanan RCPS (Root Cause Problem Solving) sehingga dari masalah yang terjadi dapat dicari solusi dari permasalahan yang terjadi sampai dengan akar permasalahan sehingga solusi yang dibuat dapat tepat sasaran, maksimal, dan juga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tahap 0 : Identifikasi Masalah Pada tahap ini dilakukan kajian permasalahan yang ada dijaringan Area Teluk Naga. Ternyata didapat sebuah permasalahan akibat kondisi geografis yang berdekatan dengan bandara, banyaknya feeder yang berada di pesisir pantai dan banyak terdapatnya hamparan sawah yang luas yang sering kali menimbulkan gangguan pada SUTM kendur/andongan yang bila mana terkena tiupan angin kencang, dan juga angin (jet blast) yang berasal dari mesin pesawat, ketiga fasa akan saling bersentuhan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan short circuit antar fasa ataupun tiga fasa. Tahap 1 : Pencarian refrensi untuk solusi masalah Pada tahap ini dilakukan kegiatan pencarian ide mengenai solusi yang tepat terhadap masalah ini. Kemudian ditemukanlah ide yang terinspirasi oleh penggunaan Spacer pada jaringan SUTET. Ide tersebut kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang ada di jaringan SUTM.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Tahap 2 : Membuat Desain alat beserta menentukan bahan baku. Pada tahapan ini saya berhadapan dengan pekerjaan untuk mendesain alat. Dalam menentukan desain, desain disesuaikan dengan standarstandar jaringan SUTM yang ada, seperti : 1. Jarak aman antar fasa sebesar 80 cm. 2. Luas penampang kawat SUTM sesuai dengan ukuran penghantar. Setelah penentuan desain, kemudian ditentukanlah bahan baku yang akan digunakan. Pemilihan bahan baku alat tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Bahan isolasi 2. Masa jenis / berat bahan tersebut 3. Ketersedian bahan Tahap 3 : Pembuatan alat Pembuatan alat tersebut dilakukan dengan bantuan pekerja di bengkel bubut, berdasarkan desain dan bahan baku yang telah ditentukan. Cara pembuatan dengan bantuan pekerja pada bengkel bubut ini dengan pertimbangan bahwa, alat pengunci tidak boleh dibuat sembarangan harus dibuat dengan orang yang ahli dalam hal ini dan untuk menghasilkan bentuk alat yang rapih. Tahap 4 : Pengujian Pada tahapan ini, alat memasuki tahapan pengujian. Secara garis besar pengujian dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah pengujian yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
dilakukan di Kantor PLN Area Teluk Naga, dan pengujian akhir adalah pengujian di jaringan SUTM. Tahap 5 : Implementasi Alat Pada tahapan ini, alat sudah mulai diimplementasikan di jaringan SUTM Area Teluk Naga. Namun yang dimaksud dalam tahap implementasi hanya berupa, di pasang satu unit pada jaringan SUTM untuk mengetahui dan memastikan apakah alat ini dengan bahan PTFE memiliki isolasi yang bagus dan aman dalam setiap perubahan cuaca yang terjadi.
3.5 Desain Alat Pengaman Antar Fasa Desain yang digunakan ditunjukkan oleh gambar dibawah ini :
Gambar 3.2 Desain Alat Pengaman Antar Fasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Gambar 3.3 Desain Penyangga SUTM
Bahan – bahan yang digunakan untuk membuat Alat ini terdiri atas a. Batang penghubung menggunakan bahan teflon. Teflon adalah polytetrafluoroethylene, (PTFE). Struktur teflon adalah berupa rantai ataom karbon yang panjang , mirip dengan polimer lainnya. Rantai atom yang panjang ini dikelilingi oleh atom fluor, ikatan antara atom karbon dengan fluor sangat kuat. Teflon memiliki sifat-sifat yang unik, diantaranya : 1. Tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk ozone, chlorine, acetic, acid, ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satusatunya bahan kimia yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali. 2. Anti radiasi Ultra Violet dan tahan segala cuaca. 3. Anti lengket.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
4. Mempunyai performa yang baik pada tempratur ekstrim, tahan pada tempratur -240°C sampai pada 260°C. Teflon memiliki titik leleh 342°C.
5. Gesekan rendah dan permukaan sangat halus. Karena gesekan yang rendah dan permukaan yang sangat halus, bahan Teflon sangat cocok untuk pembuatan segel suhu tinggi, isolator, dan bantalan.
b. Stenlis sebagai bahan penyangga penghantar, merupakan bahan yang mempunyai sifat anti karat. c. Sirip isolasi yang digunakan sebagai penghalang air antar penyangga 1 dan penyangga lainnya.
3.5.1
Spesifikasi Alat Pengaman Antar Fasa
Tabel 3.1. Spesifikasi ALAT No.
Item
Satuan
Jumlah
1
Berat Total
Kg
1.18
2
Panjang Batang Isolasi
Cm
160
3
Diameter Penyangga Penghantar SUTM
mm
13,8 (Sesuai dgn Ukuran Penghantar)
Dari tabel tersebut alat pengaman antar phase tersebut memiliki spesifikasi dengan berat total 1,18 Kg, dengan panjang batang isolasi PE 160 Cm, dan diameter untuk penyangga penghantar SUTM 13,8 mm sesuai dengan ukuran penghantar yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
digunakan pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah di wilayah PLN Area Teluk Naga.
3.6
Pengujian Alat Pengujian alat ini dibagi menjadi dua tahap. 1. Pengujian HV Test -
Pengujian Tegangan Tembus terhadap Isolasi Polytetrafluoroethylene/ PTFE Pengujian ini bermaksud untuk mengetahui isolasi dari batang PTFE yang digunakan sebagai komponen pokok yang menunjang alat ini. Hasil pengujian tegangan tembus dengan melakukan inject High Voltage ke alat tersebut menunjukkan, batang PTFE/Teflon masih bersifat isolasi sampai dengan pengujian 30 kV selama 5 menit dengan jarak 20 cm, yang dimulai dari tegangan 10 kV, 20 kV, hingga terakhir 30 kV.
Gambar 3.4 Pengujian Teganggan Tembus Isolasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Gambar 3.5 Pengujian Teganggan Tembus Isolasi
Gambar 3.6 Pengujian Alat
Dari gambar 3.5 dan 3.6 dapat dilihat pada jarum indikator alat HV Test tersebut menunjukkan angka 30 kV, dimana alat pengaman tersebut sedang di inject tegangan sampai dengan 30 kV dalam waktu 5 menit untuk mengetahui apakah isolasi dari batang PE tersebut masih dalam keadaan baik atau sudah tembus teganggan. Waktu 5 menit ditetapkan karena ketika terjadi gangguan atau arus gangguan melewati jaringan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
bersinggungan dengan alat pengaman antar phase arus yang lewat hanya melonjak seketika dan dengan waktu per sekian detik. Maka dari itu waktu 5 menit dipilih dalam pengujian untuk bisa mengetahui apakah ada lompatan api selama 5 menit dilakukan pengujian tegangan tembus isolasi.
2. Pengujian Lapangan Pengujian lapangan merupakan bagian dari pengujian langsung di jaringan SUTM. Pada pengujian alat ini di pasang pada jaringan SUTM yang ditemui andongan-andongan antar tiang per gawangannya yang kendur. Pengujian ini dimaksud untuk mengetahui apakah alat sudah sesuai dengan spesifikasinya sehingga ketika dipasang pada jaringan SUTM tidak ada lagi masalah yang menghambat, dan juga setelah dilakukan pengujian tahanan isolasi dan hasil dari pengujian tersebut didapat hasil yang baik dan aman maka alat bisa dipasang pada jaringan SUTM yang memeliki masalah andongan yang kendur sehingga dapat mencegah gangguan short circuit atau beradunya phase to phase yang diakibatkan tiupan angin kencang.
Gambar 3.7 Pengujian Alat pada jaringan SUTM
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
3.7
Lifetime Alat / Umur Alat Umur dari alat ini, tentu saja dipengaruhi oleh umur dari batang isolasi
PTFE/Teflon yang digunakan sebagai penjaga jarak aman antar fasa sekaligus isolasi yang mencegah short antar fasa. Hal ini dikarenakan ketika batang tersebut mengalami penyusutan umur atau tidak berfungsi dengan baik lagi, ketika itu juga alat pengaman tersebut tidak berfungsi lagi. Sedangkan dari database perusahaan Jiashan Yinhui Fluorine Plastic Co.,Ltd, sebuah perusahaan yang memproduksi teflon, dikatakan bahwa umur dari bahan PTFE bisa mencapai 15 tahun. Dan dari database perusahaan bearing di Jerman yang memakai PTFE/teflon sebagai bahan pendukung tercantum bahwa PTFE/teflon bisa mencapai 10 tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/