BAB III PERENCANAAN DAN SIMULASI Pada bab 3 ini menjelaskan planning, kondisi geografis site, drive test dan parameter – parameter yang telah di ambil data nya, kemudian akan diolah untuk melakukan proses optimasi.
3.1 DIAGRAM ALIR Blok diagram alir pada penelitian ini ditampilkan pada gambar 3.1. Bahwa urutan kerja dari perencanaan dan simulasi dimulai dari pengumpulan data yang telah diaudit. Kemudian setelah itu dilakukan drive test awal untuk selanjut nya optimasi site. Pada drive test akhir, apabila masih tidak sesuai dengan diharapakan. Kemudian setelah itu dilakukan analisa masalah. Menganalisa data, mencari solusi agar di site tersebut menjadi good performance. Berikut diagram alir, sebagai berikut pada gambar 3.1 :
34
Mulai
Pengumpulan Data
Drive Test (Awal)
Analisa Drive Test
Kualitas Achivement
Optimasi
Drive Test (Akhir)
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir
35
3.2 KONDISI GEOGRAFIS SITE Site Ciangsana Bojong ini terletak di Jl. Sanding 1 Kp. Sanding RT 04 / RW 02 Desa Bojong Nangka Kec. Gunung Putri, Kab Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada koordinat -6.42599 106.907. Terletak di Sub Urban di Bogor. Daerah ini dominan perumahan yang dikelilingi pepohonan, intensitas cuaca curah hujan. Pada gambar dibawah ini menunjukan letak site tersebut.
Gambar 3.2 Geografis Site
36
3.3
PROSES OPTIMASI DENGAN DRIVE TEST Sebelum melakukan drive test ada beberapa hal yang perlu dilakukan seperti
terlihat pada Gambar 3.3
Evaluasi Site
Node B turn on dan optimasi awal
Acceptance testing
Signoff Optimasi
Gambar 3.3 Siklus hidup Jaringan
Sebelum instalasi Node B, hal yang pertama kali perlu dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk mengevaluasi site agar dapat menentukan lokasi yang tepat untuk Node B. Proses ini terdiri dari pengiriman sinyal dari site yang sedang diuji lalu melakukan pengukuran dengan perangkat penerima yang biasa digunakan untuk drive test. Selanjutnya, optimasi dan verifikasi awal dilakukan untuk pengamatan awal cakupan radio frekuensinya. Langkah selanjutnya adalah fasa uji terima (acceptance-testing). Kriteria penerimaan ini bergantung pada data yang terkumpul selama drive test jaringan. Setelah operator mulai melakukan layanan komerisal, proses optimasi dan pemecahan masalah akan terus dilakukan selama masa hidup jaringan sampai nanti situs sel baru dibangun untuk menambah kapasitas jaringan atau cakupan geografis. Optimasi merupakan langkah penting dalam siklus hidup suatu jaringan. Keseluruhan proses optimasi dapat dilihat dari gambar 3.3.
37
Proses awal yang dilakukan adalah drive testing yang bertujuan untuk mengumpulkan data pengukuran yang berkaitan dengan lokasi pelanggan. Setelah data terkumpul sepanjang luas cakupan RF yang diinginkan, maka data ini akan diproses dengan perangkat lunak drive test. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Kegiatan optimasi yang langsung dapat dilakukan sesaat setelah drive test adalah mengubah tilt pada antenna. Tilting terbagi menjadi dua yaitu mekanikal tilting dan elektrikal tilting. 1. mekanikal tilting adalah mengubah azimuth antenna dan tingkat kemiringan antenna secara fisik. Dampak yang dihasilkan oleh mekanikal tilting adalah berubahnya luas coverage area secara keseluruhan. 2. Elektrikal tilting adalah kegiatan mengubah daya pancar antenna dengan cara mengatur parameter kelistrikan pada antenna. Berbeda dengan mekanikal tilting, perubahan pada elektrikal tilt hanya akan berdampak pada ukuran main lobe yang dipancarkan oleh antenna. Beberapa operator seluler menggunakan downtilt antenna secara terus menerus untuk memperkecil pilot pollution.
Downtilt
antenna dapat
mengurangi energi pada horizon baik di arah depannya atau disamping antenna. Dalam kondisi dimana radiasi sisi lokasi terlalu berdekatan, maka downtilt antena dapat disetel dengan melakukan perubahan arah untuk mengoptimalkan energi dari suatu antenna sector
38
Pengukuran mekanikal tilting dapat dilakukan dengan mengacu pada Gambar 3.4 dan persamaan 3.1 yaitu rumus mengetahui coverage suatu site berikut.
Gambar 3.4 Pengukuran coverage jarak antena
Dimana :
3.4
Jarak
= Jarak beam (meter)
Ha
= Tinggi antena (meter)
Downtilt
= Kemiringan antena (derajat)
Vertical beamwidht
= Besar beam vertikal pada antenna (derajat)
Tan
= Fungsi Tangen
TEMS TEMS Investigation merupakan software monitoring kinerja jaringan
telekomunikasi yang dikeluarkan oleh perusahan Ericcson. Software TEMS bekerja dengan menghubungkan laptop yang telah terinstal TEMS dengan handphone melalui kabel data. Handphone yang dihubungkan telah dikondisikan untuk dapat terhubung, dimonitoring dan dilakukan command dari software TEMS. Handphone yang digunakan adalah handphone khusus yang dikeluarkan oleh perusahaan Ericcson. Selain handphone, TEMS juga
39
bekerja dengan beberapa perangkat lain seperti GPS (Untuk menentukan posisi pada map), modem, antena eksternal yang digunakan untuk scanning transmisi sinyal (scanner) dan lain sebagainya. Gambar 3.5 menunjukkan tampilan TEMS Investigation 8. TEMS Investigation 8 dapat digunakan pada GSM (2G, 3G) maupun CDMA.
Gambar 3.5 Tampilan Software TEMS Investigation
Bagian TEMS Investigation 8 yang umumnya digunakan pada saat drive test meliputi :
40
1. Toolbar TEMS berisikan bagan-bagan yang berisi blok monitoring tertentu yang diambil dari Toolbar. Sebagai contoh, kita dapat mengambil WCDMA (3G) Serving/Active Set dengan memilih Presentation kemudian WCDMA, dan memilih bagian tersebut. 2. Command Sequence Dari command sequence kita dapat memberikan perintah yang secara otomatis akan dilakukan oleh handphone seperti: dial voice/video, dial up conennection, download serta upload. 4. Map Berisikan peta dan positioning dengan menggunakan bantuan GPS. 5. WCDMA Serving/Active Set Blok monitoring yang digunakan untuk melihat sector dari site mana yang melakukan serving/active set (memegang komunikasi) dan mengamati perolehan sinyal (CPICH RSCP) serta perbandingan sinyal dan noise (Ec/No). 6. Line Chart Digunakan untuk mengamati grafik penerimaan sinyal dan dapat juga untuk mengamati power dari handphone.
41
Tampilan defaultTEMS terdiri dari beberapa sheet, namun pada umumnya engineer mengkondisikan tampilan yang digunakan untuk memudahkan pekerjaannya. TEMS bekerja dalam dua kondisi yaitu : a. ` Perekaman/Recording Logfile Pada saat recording kondisi peralatan terhubung dengan TEMS. Apabila proses connect berhasil maka parameter-parameter handphone akan muncul pada layar. b. Replay Untuk memutar recording yang telah tersimpan, kondisi peralatan yang terhubung harus dalam kondisi disconnected. TEMS menyediakan fitur analizing yang umumnya terdiri dari 2 hal yaitu: 1. Logfile preview Untuk menganalisa logfile yang telah diambil dengan melihat parameter kondisi seperti even-even yang diperoleh, signaling, line chart dan lain sebagainya tergantung parameter yang menjadi titik berat pengamatan. 2. Logfile Proses Dari logfile yang telah diambil dapat diambil data-data tertentu sesuai kebutuhan seperti data call, perolehan sinyal, Ec/No dan lain sebagainya. Logfile proses umumnya dapat dilakukan dalam tiga proses yaitu export logfile, report generator dan Run Tuning.
42
3.5
ANALISA PERFOMANSI JARINGAN BERDASARKAN TEMS Software TEMS mempunyai fasilitas penyimpanan data, hasil dari rekaman
file dari drive test
disebut dengan logfiles. Logfiles ini merupakan rekaman
data pada saat drive test yang dapat diputar kembali. Adanya fasilitas logfiles ini memungkinkan pengguna untuk menganalisa permasalahan yang terjadi sesaat setelah melakukan drive test. 3.5.1 Problem Area Cakupan Daya sinyal yang rendah merupakan salah satu permasalahan yang terbesar pada jaringan telekomunikasi nirkabel. Cakupan yang bisa ditawarkan oleh operator jaringan seluler kepada pelanggan sangat bergantung pada efisiensi perencanaan jaringan. Permasalahan ini biasanya terjadi saat membangun jaringan baru atau saat jumlah pelanggan meningkat seiring waktu sehingga menyebabkan kebutuhan area cakupan yang baru. Daya sinyal yang rendah dapat menyebabkan kondisi yang secara langsung dapat menurunkan kualitas jaringan. Area cakupan yang buruk merupakan permasalahan yang sulit untuk diatasi karena tidak mungkin meningkatkan area cakupan dengan mengoptimasi parameter jaringan. Perubahan pada konfigurasi perangkat keras hanya dapat sedikit meningkatkan luas cakupan. Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan area cakupan adalah sebagai berikut.
43
A. Dead Zone Problem coverage dead zone adalah sinyal yang dibawa terlalu lemah dari tingkat akses minimum contohnya gang, Lift, terowongan, zona dalam ruangan bangunan tinggi Solusi untuk menangani masalah dead zone adalah sebagai berikut: 1. Mengatur antenna untuk meningkatan cakupan dengan mengunakan antenna yang high gain, mengubah tinggi antenna. 2. Memasang repeater atau menambah Radio Remote Unit (RRU) 3. Menambahkan site / Node B baru (macro site/mini site)
B. Coverage Hole Problem coverage hole adalah jarak sinyal yang dibawa lebih besar dari tingkat akses minimum tetapi sedikit dari permintaan pelayanan voice dan data dari susbcriber. Solusi untuk menangani masalah coverage hole adalah sebagai berikut: 1. Mengatur antenna untuk meningkatan cakupan dengan mengunakan antenna yang high gain, mengubah tinggi antenna. 2. Memasang repeater atau menambah Radio Remote Unit (RRU)
C. Coverage Overshoot Problem coverage overshoot adalah daerah sinyal yang dipancarkan jaraknya terlalu besar dari yang direncanakan. Solusi untuk menangani masalah coverage overshoot adalah sebagai berikut:
44
1. mengatur arah cakupan dengan down tilt atau mengubah azimuth dari antenna pada site yang bermasalah. 2. Mengurangi power CPICH Channel untuk mengurangi cakupan antenna
D. Pilot Pollution Problem pilot pollution adalah adanya beberapa Node B yang mengcover 1 area dengan level RCSP yang hampir sama sehingga tidak ada yang menjadi primary pilot (AS) Solusi untuk menangani masalah coverage overshoot adalah sebagai berikut: 1. mengubah posisi site atau mengubah posisi antenna 2. Mengurangi power CPICH Channel untuk mengurangi cakupan antenna
3.5.2 Problem Kualitas Kualitas sinyal
yang rendah merupakan salah satu permasalahan yang
terbesar pada jaringan telekomunikasi nirkabel. Suatu panggilan dan komunikasi data dapat terjadi jika kualitas sinyal baik dari jaringan tersebut. Buruknya suatu kualitas dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti level sinyal lemah, gagalnya suatu jaringan melakukan handover, tingginya interferensi. Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan kualitas jaringan wcdma adalah sebagai berikut:
45
A. BAD RSCP Permasalahan RSCP / daya si penerima sinyal yang di terima buruk adalah sebagai berikut: 1.
Jarak MS ke node B terdekat cukup jauh (TA tinggi)
2.
Contour berbukit dan gedung-gedung yang tinggi (shadowing)
3. Overshoot B. BAD Ec/No Permasalahan Ec/no atau kualitas sinyal yang di terima buruk adalah sebagai berikut : 1. Terjadinya pillot pollution,ditunjukkan pada Gambar 2. Bad event : drop call, Handoff Failure, Block call
3.6 DRIVE TEST Hasil drive test yang dilakukan pada site Ciangsana Bojong mendapatkan hasil buruk jaringan di coverage tersebut dari sisi RSCP. Jika di analisa pada sektor 3 (146) coverage sektor 3 (318) ditemukan bahwa masih minim dengan apa yang sesuai ditargetkan standar KPI dan optimasi. Dari hasil drive test ini akan diperoleh RSCP, Ec/No, dan Data Throughput.
46
Gambar 3.6 Geografis Drive Test Before
3.6.1
RSCP RSCP atau Received Signal Code Power merupakan besarnya daya yang
diterima oleh MS dari Base Station atau NodeB. RSCP dapat digunakan sebagai parameter coverage. Berikut tabel nilai dari RSCP yang disepakati : Tabel 3.1 Nilai RSCP Tipe Layanan
Parameter
Metode Pengukuran
Target KPI
Coverage
RSCP
Drive test
≥ - 92 dBm
47
3.6.2
Ec/No Ec/No merupakan perbandingan antara daya sinyal terima per chip
terhadap sinyal noise. Ec/No menunjukkan threshold minimum yang dapat diterima oleh MS. Berikut nilai Ec/No yang disepakati :
Tabel 3.2 Nilai Ec/No
3.6.3
Tipe Layanan
Parameter
Metode Pengukuran
Target KPI
Quality
Ec/No
Drive test
≥ - 9 dB
CSSR CSSR (Call Setup Success Ratio) merupakan persentase tingkat keberhasilan pembangunan hubungan dengan ketersediaan kanal suara. Berikut nilai CSSR yang disepakati :
Tabel 3.3 Nilai CSSR Tipe Layanan
Parameter
Metode Pengukuran
Target KPI
Quality
CSSR
Drive test
≥ - 99 %
48
3.6.4 CCSR CCSR (Call Completion Success Ratio) adalah prosentase dari keberhasilan proses panggilan yang dihitung dari MS si penelepon melakukan panggilan sampai panggilan tersebut terjawab oleh si penerima panggilan. Berikut nilai CCSR yang disepakati :
Tabel 3.4 Nilai CCSR Tipe Layanan
Parameter
Metode Pengukuran
Target KPI
Quality
CCSR
Drive test
≥ - 98 %
3.6.5 DATA THROUGHPUT Dalam layanan 3G peran data throughput sangat berperan penting dalam kepuasan pelanggan. Maka dibutuhkan kecepatan data yang baik untuk memenuhi target pengukuran. Berikut nilai data throughput yang telah disepakati :
Tabel 3.5 Nilai Data Throughput Tipe Layanan
Parameter
Metode Pengukuran
Target KPI
Quality
Throughput
Drive test
≥ 256 Kbps
49
3.6.6 Handover Handover adalah perpindahan MS dari satu NodeB ke NodeB yang lain. Berikut nilai handover yang telah disepakati :
Tabel 3.6 Nilai Handover Tipe Layanan
Parameter
Metode Pengukuran
Target KPI
Quality
HO
Drive test
≥ 99 %
3.6.7 HSDPA Distribution HSDPA Distribution peran nya tidak berbeda jauh dengan Data Througput, tetapi dalam parameter ini pelangan dapat menggunakan jaringan 3,5 G. Berikut nilai HSDPA Distribution yang telah disepakati :
Tabel 3.7 Nilai HSDPA Distribution Tipe Layanan
Parameter
Metode Pengukuran
Target KPI
Quality
HSDPA
Drive test
≥ 80 %
50
28