BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
3.1
Umum Pada bab ini akan dibahas bagaimana proses perancangan mekanik,
penyusunan elektrik, dan pemrograman. Kesatuan perangkat yang tersusun dari mekanik yang didalamnya tertanam serangkaian elektrik dengan fungsi dan kerja yang dapat ditentukan melalui pemrograman pada mikrokontroller dengan bahasa komputer seperti java, C/C++ dan lain-lain, yang kemudian ditanam kedalam mikrokontroller dengan cara tertentu. Untuk merancang suatu alat, penulis menggunakan beberapa tahapan dalam membuatnya supaya mekanik yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan selain itu juga untuk mengurangi tingkat kesalahan yang nantinya terjadi apabila dalam pembuatan mekanik tidak diperhitungkan terlebih dahulu. Adapun beberapa tahapan tersebut adalah pengukuran, pendesainan, dan perakitan. Dalam pembuatan mekanik ini penulis menggunakan bahan alumunium dan akrilik atau bahan plastik lainnya untuk membuat baling-baling. Karena mempunyai banyak kelebihan dilihat dari sifat bahannya tersebut. Selain itu
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
dalam pembuatan juga lebih memudahkan penulis untuk merealisasikan desain yang telah dibuat.
3.1.1 Pengukuran Sebelum melakukan tahapan pendesainan kerangka terlebih dahulu penulis melakukan pengukuran. Untuk mendapatkan ukuran dimensi sebuah kerangka. Adapun yang diukur disini adalah komponen-komponen yang nantinya berada di dalam kerangka tersebut yaitu sebuah baterai, baling-baling, motor AC, dan komponen-komponen lainnya. Setelah dilakukan pengukuran, barulah dapat melakukan pendesainan sebuah kerangka alat. Dengan memperhatikan ukuran komponen ketika dalam keadaan diam maupun komponen dalam keadaan sedang beroperasi.
3.1.2
Perancangan Mekanik Untuk mendapatkan hasil perancangan dan perancangan mekanik yang
baik diperlukan beberapa tahap. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut. A. Pemilihan Bahan Agar alat dapat dibentuk dengan dimensi yang diinginkan maka pemilihan bahan mekanik menjadi hal terpenting dalam pembuatan alat ini. Hal ini karena tidak semua bahan dapat sesuai dengan beban yang diinginkan. Sehingga berdasarkan faktor tersebut penulis menentukan bahan yang menjadi baling-baling adalah sebuah baling-baling kipas. Dimana kipas tersebut sudah sangat proporsional dan tentunya sudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
seimbang tiap sisinya juga lebih efisien dalam menghemat waktu pembuatan mekanik. Dibandingkan dengan membuat desain ulang menggunakan bahan lain yang beratnya tidak seperti yang kita rancang dan perlu banyak waktu untuk menentukan titik imbang baling.
B. Desain Mekanik Pada tahap ini penulis memilih motor AC dikarenakan kecepatan motor AC sudah konstan dan tidak berubah-ubah. Namun, jika dilihat dari kekurangannya kita tidak dapat mengatur RPM motor tersebut seperti yang kita inginkan. Berikut keterangan alat Propeller Display dengan kendali Android. Bluetooth HC - 05
Baling-baling
Papan PCB LED
Pemberat
Baterai 9V Motor AC Housing battery Arduino Mega 2560
Gambar 3.1 Blok Diagram Penempatan Komponen dan Mekanik Propeller Display (Tampak Depan)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Gambar 3.2 Penempatan Komponen dan Mekanik Propeller Display (Tampak Samping) Menentukan bagian tengah dari baling-baling alat disesuaikan dengan keseimbangan beban pada baling-baling. Pada proses ini dapat dilakukan setelah melakukan percobaan mengisi beban pada baling-baling dengan menempatkan rangkaian LED RGB, mikrokontroller, Bluetootth Module, dan baterai 9V. Setelah itu diseimbangkan dengan menggunakan beberapa pemberat dari lempengan baja menurut titik imbang yang sudah dibuat. Agar putaran keluar yang diakibatkan gaya putar baling-baling seimbang sehingga baling-baling berputar secara sempurna dan tidak berat salah satu sisinya. Setelah didapatkannya keseimbangan baling-baling yang berisi komponen tersebut, lalu dihubungkan dengan bagian tengah tersebut dengan sebuah motor AC. Adapun bentuk mekanik baling-baling setelah dilakukan perakitan .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Gambar 3.3 Bentuk Mekanik Baling-baling Berdasarkan pada gambar diatas, penulis sebelumnya sudah menentukan dimensi agar sesuai dengan yang diinginkan. Berikut adalah gambar ukuran untuk baling-baling kipas. 29 cm 14,5 cm
Gambar 3.4 Ukuran Baling-baling
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Dari gambar diatas diketahui ukuran untuk baling-baling berbahan plastiknya adalah jari-jari baling-baling 145mm (14,5cm), Diameter 290mm (29cm), ketebalan kipas 3mm (0,3cm), maka keliling kipas 911mm (91,1cm), dan jarak dari baling-baling satu ke yang lainnya 20mm (2cm). Setelah itu mencari ukuran papan PCB untuk menempatkan LED RGB yang jumlahnya delapan buah. Berikut adalah gambar ukuran papan PCB yang diukur menggunakan alat ukur.
Gambar 3.5 Ukuran Papan PCB Berdasarkan pada gambar diatas diketahui ukuran untuk papan PCBnya adalah panjang 70mm (7cm), lebar 33mm (3,3cm), tebal 2mm (0,2cm) dan jarak dari inti baling-baling ke ujung papan PCB adalah 57mm (5,7cm). Setelah itu mencari ukuran arduino agar dicocokan dengan ukuran 1 sisi baling-baling kipas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Gambar 3.6 Papan Board Arduino Berdasarkan pada gambar diatas diketahui ukuran papan board Arduino adalah panjang 102,5mm (10,25cm), lebar 53,4mm (5,34), tebal 2mm (0,2cm), dan memiliki berat 37 gram. Oleh karena bobot arduino yang sangat berat dibandingkan dengan komponen yang lain maka penulis harus sangat harus memperhitungkan letak posisi arduino yang tepat di baling-baling pada proses pembuatan.
Gambar 3.7 Ukuran Lempengan Baja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Berdasarkan pada gambar diatas diketahui ukuran lempengan baja yang bertugas sebagai pemberat tiap sisi nya adalah pemberat pertama panjang 75mm (7,5cm), lebar 22mm (2,2cm), tebal 2mm (0,2cm), dan ukuran pemberat kedua untuk sisi baling-baling yang diletakkan baterai panjang 20mm (2cm), lebar 15mm (1,5cm), tebal 2mm (0,2cm). Setelah itu mencari ukuran untuk dudukan baterai dengan plat agar baterai tidak terlempar ketika baling-baling beroperasi. Berikut gambar ukuran dudukan baterai.
Gambar 3.8 Ukuran Dudukan Baterai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Berdasarkan pada gambar diatas diketahui ukuran dudukan baterai adalah sebagai berikut total panjang 90mm (9cm), lebar 50mm (5cm), tebal 2mm (0,2cm). Setelah itu assembly-kan baling-baling dengan motor AC yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah itu mencari diameter lingkaran Display dari Propeller Display berikut ukuran dari tengah baling-baling keujung PCB LED RGB.
5,5 cm
Gambar 3.9 Jari-jari Lingkaran Propeller Display
Berdasarkan pada gambar diatas dapat diketahui jari-jari lingkaran 55mm (5,5cm), maka diameternya 110mm (11cm). Setelah itu mencari keliling lingkarannya dengan rumus
. Maka didapatkan kelilingnya
adalah 41cm.. Jika LED RGB dipasang 65mm (6,5cm) dari tengah baling-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
baling maka keliling lingkaran LED RGB adalah 410mm (41cm). Setelah itu mengukur posisi mikrokontroller, Bluetooth Module dan baterai berikut ukuran inti pusat baling-baling ke posisi baterai.
4,5 cm
4 cm
Gambar 3.10 Posisi Bluetooth Module dan posisi baterai Dari hasil pengukuran yang diperlihatkan pada gambar diatas jarak antara titik tengah baling-baling dengan Bluetooth Module adalah 40mm (4cm), dan jarak antara titik tengah baling-baling dengan baterai adalah 45mm (4,5cm).
3.2
Perakitan Mekanik Pada tahap ini adalah tahap terakhir dalam pembuatan mekanik Propeller
Display, yaitu dengan memasang komponen-komponen yang ada berdasarkan rancangan yang sebelumnya diperlihatkan. Berdasarkan rancangan yang ada maka yang pertama dibuat adalah baling-balingnya dan pemasangan komponen pada baling-balingnya seperti mikrokontroller, Bluetooth Module, baterai, dan LED RGB.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Setelah proses pembuatan baling-baling selesai maka tahap selanjutnya adalah memasangkan baling-baling pada motor AC yang sudah selesai dipersiapkan. Pada tahap ini menentukan keseimbangan dari baling-baling sangatlah penting, karena jika tidak sesuai bobot antar sisinya maka baling-baling takkan seimbang atau berat sebelah dan akan berakibat dalam berputar karena putaran tangensial nya (putaran keluarnya) tidak proporsional antar sisinya.
3.3
Perancangan Elektrikal Dalam pembuatan sebuah alat elektronik tentunya tidak terlepas dari
adanya sistem elektrikal. Oleh karena itu untuk mendapatkan sistem elektrikal sesuai kebutuhan maka perlu dilakukan perancangan. Adapun perancangan disini adalah pemasangan mikrokontroller, pemasangan LED RGB, pemasangan baterai, pemasangan Bluetooth Module HC-05 dan komponen - komponen pendukung lainnya seperti kabel penghubung dan saklar. Berikut adalah blok diagram sistem elektrikal pada Propeller Display[3].
BATERAI 9V SAKLAR MIKROKONTROLLER BLUETOOTH HC-05 (input)
LED RGB (output)
PROPELLER DISPLAY
Gambar 3.11 Diagram Blok Sistem Elektrikal Propeller Display
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
3.3.1 Mikrokontroller Perancangan-perancangan manual pada pembuatan rangkaian dengan menentukan komponen apa saja yang digunakan seperti IC Atmega 2560, kapasitor, resistor, crystal, dioda, LED RGB indikator, switch, terminal block, connector pin, dan IC 7805 sebagai pemotong tegangan agar menjadi 5 volt. Oleh karena saya membutuhkan komponen tersebut, jadi penulis memakai Arduino Mega 2560 yang sudah jadi module karena lebih efisien dan lebih rapih. ATmega 2560 dipakai ketika suatu alat membutuhkan pin output dan input yang begitu banyak dari ATmega 328. Oleh karena penulis membutuhkan pin yang sangat banyak maka penulis memilih ATmega 2560 sebagai IC pendukung alat Propeler Display ini. Hal ini disebabkan karena LED RGB membutuhkan 3 pin setiap LED RGB nya, sedangkan penulis membutuhkan 8 LED RGB jadi total pin yang dibutuhkan adalah dua puluh empat buah dan satu pin input tegangan yang di seri.
3.3.2 LED RGB Modul Pada tahap perancangan elektrikal ini, penulis sebelumnya pernah terjun ke dalam project yang berkaitan dengan pembuatan rangkaian LED RGB. Oleh karena itu penulis tahu berapa tegangan yang dipakai disetiap kaki LED RGB dimana tegangan , Merah minimal 1,7 VDC maksimal 2,1VDC sedangkan Hijau dan Biru minimal 3,0 VDC maksimal 3,3 VDC. Berikut tabel datasheet LED RGB dan hasil skema yang dirancang[2][6].
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Tabel 3.1 Datasheet LED RGB
Gambar 3.12 Perancangan Elektrikal LED RGB Module menggunakan software ISIS Pada gambar diatas saya memakai software ISIS karena sangat mudah dalam menerapkan perancangannya dan menguji simulasinya pada software ISIS ini dan sangat efisien juga karena penulis dapat mengetahui apakah jalur elektrikal pada ISIS ini bekerja dengan baik atau tidak sebelum diterapkan pada penerapan nyata. Dapat dilihat pada gambar diatas, penulis menggunakan LED RGB yang dimana sumber tidak langsung masuk ke LED RGB, namun harus melalui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
komponen resistor sebesar 150 ohm untuk merah dan 100 ohm untuk hijau dan biru.
3.4
Perancangan Aplikasi
Gambar 3.13 Perancangan Blocks Aplikasi Android
Pada perancangan Aplikasi ini akan dijelaskan fungsi perintah blocks dengan menunjukan beberapa langkah penyusunan pembuatan blocks aplikasi ini. Untuk membuat sebuah aplikasi android penulis tentunya memakai aplikasi software yang mendukung, dalam hal ini penulis memilih App Inventor sebagai software pendukung. Sebuah aplikasi android yang dapat mengendalikan sebuah display warna dan tulisan tentunya memerlukan koneksi bluetooth. Oleh karena hal tersebut penulis juga membuat blocks design yang berkaitan dengan koneksi bluetooth, hal pertama yang dilakukan penulis saat membuat aplikasi adalah pembuatan koneksi, setelah itu baru tertuju ke inti design yang ingin dibuat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Berikut langkah – langkah pembuatan blocks design dalam membuat aplikasi android pada software Appinventor[4][5].
3.4.1 Pembuatan Blocks koneksi Bluetooth Pada pembuatan Blocks koneksi Bluetooth terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut : a. Langkah pertama pembuatan Blocks koneksi bluetooth
Gambar 3.14 Blocks Bluetooth Perintah 1 Pada gambar blocks diatas dapat dijelaskan blocks tersebut berfungsi jika ditekan tombol back dan keluar dari aplikasi yang sedang dijalankan maka koneksi bluetooth akan terputus secara langsung.
b. Langkah kedua pembuatan Blocks koneksi bluetooth
Gambar 3.15 Blocks Bluetooth Perintah 2 Pada gambar blocks diatas dapat dijelaskan blocks tersebut berfungsi untuk menampilkan beberapa ID bluetooth yang ingin dihubungkan dan menampilkan list ID dari bluetooth.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
c. Langkah ketiga pembuatan Blocks koneksi bluetooth
Gambar 3.16 Blocks Bluetooth Perintah 3 Pada gambar blocks diatas dapat dijelaskan blocks tersebut berfungsi untuk memilih ID bluetooth yang ingin dihubungkan dan mencoba untuk mengkomunikasikan atau pairing dari bluetooth android ke bluetooth HC-05.
d. Langkah keempat pembuatan Blocks koneksi bluetooth
Gambar 3.17 Blocks Bluetooth Perintah 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Pada gambar blocks diatas dapat dijelaskan blocks tersebut berfungsi untuk menampilkan apakah bluetooth keduanya sudah terhubung atau belum. Jika bluetooth sudah terhubung maka kata yang berada di label hasil bluetooth menampilkan “Connected” berwarna hijau. Jika bluetooth belum terhubung maka kata yang berada di label hasil bluetooth menampilkan “Not Connected” berwarna merah.
3.4.2
Pembuatan Block Text Box
Gambar 3.18 Blocks Text Box
Pada gambar blocks diatas dapat dijelaskan blocks tersebut berfungsi sebagai input teks yang dimana cara kerjanya sebagai berikut, isi text box dengan input dari keyboard android dan saat teks sudah siap dikirim tekan tombol kirim lalu bluetooth akan merespon.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
3.4.3 Pembuatan Block Button Warna
Gambar 3.19 Blocks Button Warna
Pada gambar blocks diatas dapat dijelaskan blocks tersebut berfungsi untuk mengatur warna pada objek yang akan ditampilkan. Dimana cara kerjanya menggunakan button, ketika button ditekan maka bluetooth akan secara langsung merespon mengirimkan salah satu kode warna yang sudah diatur diatas menggunakan kode ASCII.
3.5
Pemrograman Pemrograman alat pada umumnya dilakukan pada tahap akhir, setelah
perancangan mekanik dan elektrik terselesaikan. Karena dalam proses pemrograman pada umumya programer melakukan dengan cara uji coba. Sehingga untuk melakukannya komponen perangkat harus dapat dioprasikan. Pemrograman adalah memasukkan suatu informasi atau kode-kode (coding) kedalam suatu mikrokontroller. Dimana diharapkan suatu alat dapat beroperasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
sesuai dengan kemauan pemiliknya atau perencanaan awal sebelum suatu alat dibuat. Begitu pula dengan alat Propeller Display ini. Untuk memahami perintah-perintah yang terdapat pada mikrokontroller, program tersebut dapat digambarkan ke dalam bentuk sebuah alur system kerja Propeller Display.
ANDROID LED RGB Mikrokontroller Push On
Gambar 3.20 Alur Sistem Kerja Propeller Display Gambar diatas adalah urutan serangkaian komponen Propeller Display dalam melakukan kerjanya. Terdapat system kerja dimulai dari input yaitu perintah dari Android dan push on yang kemudian dalam prosesnya diumpankan ke mikrokontroller. Disini data input diolah dan diproses sehingga menghasilkan output sesuai dengan pemrograman yang telah dilakukan. Dan setelah itu langsung diumpankan ke output sebagai actuator untuk memproses data output dari mikrokontroller. Dengan memanfaatkan suatu mikrokontroller. Alat ini diprogram sedemikian rupa sehingga menjadi suatu alat yang berfungsi dengan kemauan penulis. Dalam proses pemrograman terlebih dahulu penulis melakukan pemrograman tiap-tiap perangkat penunjang alat. Dalam arti pemrograman
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
keseluruhan alat dilakukan setelah dilakukannya pemrograman perangkat penunjangnya. Adapun perangkat penunjangnya pada robot ini adalah Bluetooth HC-05 Module sebagai inputnya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan mengenai pemrograman Propeller Display dengan menggunakan software Arduino.
3.5.1
Membuat Karakter Pada tahap ini penulis akan menjelaskan bagaimana membuat sebuah
karakter yang nantinya akan dimasukkan kedalam program dan diprint oleh lampu LED RGB pada baling-baling. Penulis menggunakan aktif low atau LED RGB akan menyala bila dalam keadaan 0 (nol). Pertama yang harus dilakukan adalah membuat karakter huruf dari A-Z untuk sebuah kalimat dan karakter angka untuk membuat NIM penulis. Penulis menganggap didalam sebuah lingkaran balingbaling yang sedang berputar terdapat banyak kolom yang dapat diisi dengan lampu LED RGB yang menyala. Berdasarkan pengukuran dari titik tengah baling-baling ke sebuah lampu LED RGB yang paling dalam didapatkan jari-jari sebesar 6,5 cm, jadi diameternya adalah 13 cm. Setelah itu penulis mencari keliling sebuah lingkaran propeller dengan nyala LED RGB yang berukuran 0,5 cm. Diketahui :
Keliling :
Diameter
= 13 cm
LED RGB
= 0,5 cm
π
= 22/7
π x Diameter 22/7 x 13
= 40,84 cm
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Setelah mendapatkan hasil dari keliling lingkaran LED RGB lalu mencari berapakah kolom yang dapat dihasilkan dari lingkaran tersebut. berikut perhitungannya.
Kolom :
Keliling / LED RGB 40,84 / 0,5
= 81,68 kolom
Penulis memilih dalam satu karakter membutuhkan 7 kolom yaitu 5 kolom untuk karakter dan 2 kolom lainnya untuk jarak antara masing-masing karakter. Untuk mengetahui berapa karakter yang bisa diprint pada Propeller Display, penulis melakukan perhitungan sebagai berikut.
Karakter :
Total Kolom / Kolom Karakter 81,68 / 7
= 11,66 atau 11 karakter
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan total karakter yang bisa diprint pada Propeller Display adalah sebanyak 11 karakter. Setelah didapatkan total karakter pada Propeller Display, langkah selanjutnya adalah membuat karakter itu sendiri dengan dimensi 7 kolom dan 8 baris. Dibawah ini adalah contoh dalam membuat sebuah karakter huruf “Z”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
0
1
2
3
4
5
6
Gambar 3.21 Merancang Karakter Huruf “Z”
Setelah
merancang
sebuah
karakter,
langkah
selanjutnya
adalah
mengubahnya kedalam bilangan biner dan bilangan hexa untuk dimasukkan ke dalam program.
Tabel 3.2 Karakter Huruf “Z” pada Bilangan Biner dan Hexa BINER (0B)
Kolom
HEXA (0X)
0
0
1
1
1
1
0
0
0
78
1
0
1
1
1
0
1
1
0
76
2
0
1
1
0
1
1
1
0
6E
3
0
1
0
1
1
1
1
0
5E
4
0
0
1
1
1
1
1
0
3E
5
1
1
1
1
1
1
1
1
FF
6
1
1
1
1
1
1
1
1
FF
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Penulis melakukan langkah yang sama seperti diatas untuk membuat huruf dan angka yang lainnya. Setelah semua huruf didapatkan bilangan binernya maka langkah selanjutnya adalah mengkonversi bilangan biner menjadi bilangan hexa seperti tabel diatas. Setelah dikonversi lalu dimasukkan ke dalam program.
Gambar 3.22 Karakter pada Program Dalam Bilangan Hexa
3.5.2
Teknik Putaran dan Pemrograman Setup Pemrograman setup ini adalah program yang sangat berpengaruh pada
Propeller Display, karena pada program ini penulis dapat mengatur secepat apa kedipan LED RGB terjadi dengan mengisi TCNT1 value pada program setup. Sebelum mencari TCNT1 value, penulis terlebih dahulu mencari waktu yang dibutuhkan untuk kedipan LED RGB dengan menggunakan teknik Putaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
A. Teknik Putaran Teknik Putaran adalah sebuah teknik putaran yang didalam putaran tersebut terdapat sebuah kolom-kolom yang digunakan untuk menampilkan sebuah karakter dan kalimat dengan memanfaatkan kedipan LED RGB. Dalam teknik Putaran sebuah kecepatan putaran dengan kecepatan kedipan LED RGB harus sesuai agar karakter yang ditampilkan dapat bergerak stabil. Jika kita pernah melihat sebuah roda mobil yang sedang berputar dengan kecepatan tertentu, terkadang roda tersebut terlihat diam atau bahkan putarannya menjadi lawan arah. Teknik itulah yang dipakai dalam pembuatan Propeller Display. Berikut adalah perhitungan untuk mencari berapa waktu yang dibutuhkan agar kecepatan kedipan LED RGB sesuai dengan kecepatan putaran motor. Diketahui :
Kecepatan Motor
= 1213 rpm
Diameter propeller
= 13 cm
Ukuran LED RGB
= 0,5 cm
1. Keliling lingkaran propeller ? 2. Kolom pada keliling propeller ? 3. Waktu yang dibutuhkan per kolom ? Jawab :
1. Keliling lingkaran propeller? π x Diameter = 22 / 7 x 13 = 40,84 cm 2. Kolom pada keliling propeller? Keliling / Ukuran LED RGB = 40,84 / 0,5 = 81,68 kolom 3. Waktu yang dibutuhkan per kolom? Jadi, 1213 putaran
= 1 menit
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
1 putaran
= 1 / 1213 = 0,0008 menit atau 0,049 detik
Jadi, 81,68 kolom
= 0,049 detik
1 kolom
= 0,049 / 81,68 = 0,0006 detik
Dari perhitungan diatas didapat bahwa keliling lingkaran propeller adalah 13 cm, kolom pada keliling propeller adalah 81,68 kolom, dan waktu yang dibutukan per kolomnya adalah 0,0006 detik.
B. Pemrograman Setup Setelah mendapatkan waktu yang dibutuhkan untuk per kolomnya, selanjutnya adalah mencari TCNT1 value dengan perhitungan sebagai berikut. Diketahui :
Timer 1 (16bit)
= 65536
Waktu yang diinginkan
= 0,0006 detik
Frekuensi XTAL
= 16MHz atau 16.000.000 Hz
Prescaller
=1
TCNT1 value ? Jawab :
Timer 1 – (Waktu yang diinginkan x (XTAL/Prescaller)) 65536 – (0,0006 x (16.000.000/1)) 65536 – (0,0006 x 16.000.000) = 55846
Dari perhitungan diatas didapatkan TCNT1 valuenya adalah 55846, setelah didapatkan TCNT1 valuenya, selanjutnya adalah memasukkan value tersebut kedalam sebuah program setup.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Gambar 3.23 Program Setup Propeller Display
3.5.3
Pemrograman Input Dalam alat Propeller Display ini, inputnya adalah sebuah Bluetooth
Module HC-05 yang berfungsi untuk mengatur masukkan karakter atau kalimat yang ditampilkan pada Propeller Display. Penulis ingin menampilkan kalimat pada Propeller Display bergantung dengan kalimat yang di input melalui aplikasi android dengan menggunakan koneksi Bluetooth HC-05. Jadi disaat Propeller Display aktif alat tersebut menampilkan kalimat yang sudah di input terakhir kali lalu setelah mengetik atau menulis karakter atau kalimat yang ingin ditampilkan, kalimat tersebut berganti dengan kalimat yang dikirim melalui android. Berikut program input mengenai Propeller Display.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Gambar 3.24 Program Testing Bluetooth HC-05
SerialEvent merupakan program input yang bekerja untuk mengubah karakter menjadi string. SerialEvent akan dipanggil jika data datang atau diterima (berlaku seperti interupsi serial). Berikut program void SerialEvent.
Gambar 3.25 Program SerialEvent
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
3.5.4 Pemrograman Output Dalam alat Propeller Display ini outputnya adalah 8 buah lampu LED RGB yang berkedip dengan cepat sehingga bisa menampilkan sebuah karakter atau kalimat yang ingin ditampilkan penulis. Dalam program kalimat terdapat beberapa kalimat yang sudah diprogram penulis dalam bentuk case, yang nantinya dapat dipanggil android dengan kode ASCII. Berikut program yang dibuat untuk menampilkan beberapa kalimat .
Gambar 3.26 Program kalimat Pada gambar diatas terdapat tiga contoh program untuk mencetak beberapa kata yang nantinya akan ditampilkan pada Propeller Display. Untuk memahami bagaimana kinerja Propeller Display ini dalam melakukkan operasinya, berikut akan dipaparkan ke dalam sebuah diagram (Flow Chart).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Gambar 3.27 Flow Chart System Propeller Display Dari gambar flow chart diatas terlihat bahwa saat permulaan dilakukan pemasangan identitas antar konektivitas dengan atau yang dikenal dengan istilah pairing lalu setelah itu menghubungkan antara bluetooth Propeller display dengan bluetooth android atau dikenal dengan istilah connecting. Ketika connecting berhasil maka dilanjutkan dengan memasukkan teks jika tidak berhasil maka harus dilakukan pairing kembali. Dalam mengganti sebuah kalimat bergantung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
pada masukkan teks yang diberikan, karena karakter sangat terbatas. Jika masukkan yang diberikan tidak terbaca oleh mikrokontroller, maka Propeller Display tidak akan berganti kalimat dan harus mencoba untuk memasukkan teks berikutnya. Jika tampilan sesuai dengan yang pengguna android inginkan maka, maka Propeller Display telah berhasil menyelesaikan tugasnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/