BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Kualitatif Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel dilakukan dengan reaksi identifikasi dari masing-masing mineral. Pemeriksaan secara kualitatif ini dilakukan untuk mendukung analisa kuantitatif. Hasil reaksinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel. NO
Logam
yang
Reaksi Spesifik
Hasil reaksi
Keterangan
dianalisis 1.
Fe
Dengan larutan kalium Endapan heksasianoferat(III) Dengan
biru +
tua
larutan Merah tua
+
ammonium tiosianat 2
Ca
Dengan
larutan
asam Endapan putih +
oksalat
(kristal Amplop)
Dengan Meditren
Endapan jingga
+
Merah
+
3
Zn
Dengan dithizon 0,005%
4
P
Dengan
ammonium Endapan
molibdat
kuning
Dengan perak nitrat
Endapan
+
+
Universitas Sumatera Utara
kuning Dengan Barium klorida
Endapan putih
+
Tabel diatas menunjukan bahwa sample mengandung Kalsium, Besi, Posfor dan Seng. Keempat jenis mineral dapat dibedakan dengan reaksi identifikasi masing-masing mineral. Besi dapat dibuktikan dengan pereaksi kalium heksasianoferat (III) yang membentuk endapan biru tua, dan dengan ammonium tiosianat membentuk pewarnaan merah tua. Kalsium memberikan kristal berbentuk amplop dengan larutan asam oksalat, dan dengan meditren membentuk endapan jingga. Posfor dengan ammonium molibdat membentuk endapan kuning kristalin, dan dengan barium klorida membentuk endapan putih. Dan Seng dengan dithizon 0,005% membentuk pewarnaan merah. Secara keseluruhan hasil analisis kualitatif menunjukan bahwa Kalsium, Besi, Posfor dan Seng terdapat pada sampel daun melinjo. 3.2 Analisis Kuantitatif 3.2.1. Besi a. Kurva kalibrasi Kurva kalibrasi Besi diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standard Besi. Absorbansi yang diperoleh kemudian diplot ke dalam grafik versus konsentrasi larutan kerja, maka diperoleh kurva kalibrasi larutan standard Besi. Hasil pengukuran absorbansi dari larutan standard Besi dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standard Besi yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.Kurva kalibrasi Besi pada panjang gelombang 283,3 nm secara spektrofotometri Serapan Atom. Berdasarkan gambar kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis yang linier yaitu:y=0,0776x + 0,01152, dengan nilai r (koefisien korelasi) sebesar 0,9967. b. Penentuan kandungan Besi dalam sample. Penentuan jumlah kandungan Besi dalam sampel dilakukan secara Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 283,3 nm. Konsentrasi Besi dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi linier kurva larutan standard Besi. Setelah dihitung berdasarkan persamaan garis regresi, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Hasil Analisis Kandungan Besi dalam sample Daun Melinjo (Gnetum Gnemon)
Universitas Sumatera Utara
NO
Berat Sampel
Absorbansi (A)
(g)
Konsentrasi
Kadar (mcg/g)
(mcg/ml)
1.
10,024
0,4485
5,63118
56,1769
2.
10,021
0,4025
5,0384
50,2784
3.
10,018
0,336
4,1814
41,7388
4.
10,019
0,3582
4,4675
44,5903
5.
10,020
0,3486
4,3438
43,3513
6.
10,022
0,4121
5,1660
51,5466
3.2.2.Kalsium a. Kurva kalibrasi Kurva kalibrasi Kalsium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standard Kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm, kemudian diplotkan ke dalam grafik versus konsentrasi larutan kerja. Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standard Kalsium dapat dilihat pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran tesebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standard kalsium seperti gambar di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Larutan standard kalsium 3 2.5
Absorbansi
2 1.5 1 0.5 0 0
50
100
150
200
conc(ppm)
Gambar 2. Kurva kalibrasi Kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm secara spektrofotometri Serapan Atom. Berdasarkan gambar kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis yang linier yaitu:y=0,0178x + 0,0032, dengan nilai r (koefisien korelasi) sebesar 0,9998. b. Penentuan kandungan Kalsium dalam sampel. Penentuan jumlah kandungan Kalsium dalam sampel dilakukan secara Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Konsentrasi Kalsium dalam sample ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi linier kurva larutan standard Kalsium. Setelah dihitung berdasarkan persamaan garis regresi, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan Kalsium dalam sample Daun Melinjo (Gnetum Gnemon)
Universitas Sumatera Utara
NO
Berat Sampel
Absorbansi (A)
(g)
Konsentrasi
Kadar (mcg/g)
(mcg/ml)
1.
10,024
1,57
88,3820
3526,8156
2.
10,021
1,4267
80,3315
3206,5263
3.
10,018
1,1718
66,0112
2635,7037
4.
10,019
1,8466
103,9213
4148,9690
5.
10,020
1,6927
95,2753
3803,4052
6.
10,022
2,3749
133,6011
5332,3130
3.2.3. Seng a. Kurva kalibrasi Kurva kalibrasi Seng diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standard Seng pada panjang gelombang 213,9 nm, kemudian diplotkan ke dalam grafik versus konsentrasi larutan kerja. Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standard Seng dapat dilihat pada lampiran 1. Dari hasil pengukuran tesebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standard Seng seperti gambar di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Larutan standard Seng
Absorbansi
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0
2
4
6
8
conc(ppm)
Gambar 3. Kurva kalibrasi Seng pada panjang gelombang 213,9 nm secara spektrofotometri Serapan Atom. Berdasarkan gambar kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis yang linier yaitu: y=0,2935x + 0,0191, dengan nilai r (koefisien korelasi) sebesar 0,9995. b. Penentuan kandungan Seng dalam sampel. Penentuan jumlah kandungan Seng dalam sampel dilakukan secara Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 213,9 nm. Konsentrasi Seng dalam sample ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi linier kurva larutan standard Seng. Setelah dihitung berdasarkan persamaan garis regresi maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4. Hasil Analisis Kandungan Seng dalam sample Daun Melinjo (Gnetum Gnemon)
Universitas Sumatera Utara
NO
Berat Sampel
Absorbansi (A)
(g)
Konsentrasi
Kadar (mcg/g)
(mcg/ml)
1.
10,024
0,3622
1,1689
11,6610
2.
10,021
0,3130
1,0014
9,9930
3.
10,018
0,2919
0,9295
9,2783
4.
10,019
0,2205
0,6862
6,8490
5.
10,020
0,2593
0,8184
8,1676
6.
10,022
0,4186
1,3612
13,5821
3.2.4 Fosfor a. Penentuan panjang gelombang maksimum. Penentuan panjang gelombang maksimum untuk fosfor dilakukan dengan menggunakan Kalium dihidrogen pospat sebagai standard dan dengan pereaksi warna larutan campuran antara ammonium molibdat, asam sulfat, asam askorbat, dan kalium antimonil tartrat yang akan menghasilkan larutan berwarna biru. Hasil pengukuran serapan larutan standard fosfor dengan pereaksi tersebut yang dilakukan pada panjang gelombang 625-720 nm dapat dilihat pada lampiran 2. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh kurva serapan larutan seperti pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Data Kurva Serapan Fosfor KOnsentrasi 6 mcg/ml
Absorbansi
0.440 0.420 0.400
71 5
70 5
69 5
68 5
67 5
66 5
65 5
64 5
63 5
62 5
0.380
Panjang Gelom bang (nm )
Gambar 4. Kurva serapan fosfor pada konsentrasi 6 mcg/g. Berdasarkan kurva diatas dapat dilihat bahwa serapan maksimum kompleks biru phosphomolibdat denum terjadi pada panjang gelombang 700 nm . Panjang gelombang maksimum inilah yang digunakan untuk menentukan waktu kerja, kurva kalibrasi, dan pengukuran kadar sampel. b. Penentuan waktu kerja (Operating Time) fosfor konsentrasi 6 mcg/ml pada panjang gelombang 700 nm.
Absorbansi
Data Waktu Kerja (Operating Time) Fosfor Konsentrasi 6 mcg/ml pada Panjang GElombang Maksimum 700 nm 0.5 0 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 Waktu (m enit ke)
Gambar 5. Kurva waktu kerja (operating time) fosfor konsentrasi 6 mcg/ml pada panjang gelombang 700 nm.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kurva di atas dapat dilihat kompleks warna biru yang terbentuk antara larutan fosfor dengan pereaksi campuran yang diukur pada panjang gelombang 700 nm terjadi selama 75 menit setelah penambahan pereaksi serta pendiaman 15 menit. Data hasil pengkuran dapat dilihat pada lampiran 2. c. Kurva kalibrasi Kurva kalibrasi Posfor juga diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standard Posfor. Kemudian absorbansi yang diperoleh diplotkan ke dalam grafik versus konsentrasi larutan kerja. Hasil pengukuran absorbansi larutan standard Posfor dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan hasil pengukuran trsebut diperoleh kurva kalibrasi larutan standard Posfor seperti pada gambar di bawah ini :
Data Kurva Kalibrasi Fosfor
Absorbansi
0.8000 0.6000 0.4000 0.2000 0.0000 2
4
6
8
10
Konsentrasi (m cg/m l)
Gambar 6. Kurva kalibrasi Posfor pada panjang gelombang 700 nm secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Dari kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis regresi untuk larutan standard fosfor yaitu : y = 0,0745x + 0,00486.
Universitas Sumatera Utara
d. Penentuan kandungan Posfor dalam sampel. Penentuan jumlah kandungan Posfor dalam sampel dilakukan secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada panjang gelombang 700 nm. Konsentrasi Posfor dalam sample ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi linier kurva larutan standard Posfor. Setelah dihitung berdasarkan persamaan garis regresi, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5. Hasil Analisis Kandungan Fosfor dalam sampel Daun Melinjo (Gnetum Gnemon) NO
Berat Sampel
Absorbansi (A)
(g)
Konsentrasi
Kadar (mcg/g)
(mcg/ml)
1.
10,024
0,6740
8,98174
89,6019
2.
10,021
0,3982
5,27973
52,6866
3.
10,018
0,3770
4,9952
49,8622
4.
10,019
0,3896
5,1643
51,5451
5.
10,020
0,4276
5,6744
56,6307
6.
10,022
0,4381
5,8153
58,0253
Berdasarkan gambar kurva kalibrasi masing-masing mineral diperoleh persamaan garis regresinya linier dan nilai r (koefisien korelasi) untuk Besi =0,9967 ; Kalsium =0,9998 ; Seng = 0,9995 dan Posfor = 0,0997.Nilai r ini menunjukan terdapat korelasi yang positif antara konsentrasi dengan absorbansi yang
berarti
meningkatnya
konsentrasi
berbanding
lurus
dengan
nilai
absorbansinya (Sudjana, 1996).
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengukuran absorbansi sampel terhadap mineral Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dapat dilihat pada lampiran 6 ,7, 8 dan 9. Berdasarkan data tersebut diperoleh kadar logam Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel daun melinjo dengan menggunakan perhitungan statistik yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 6. Hasil analisis kadar Kalsium, Posfor, Besi dan Seng dalam sampel Daun Melinjo Mineral
Kadar sebenarnya (mcg/10g)
Ca
2259,0352 ≤ x ≤ 5292,2091
Fe
38,7263 ≤ x ≤ 57,1678
Zn
6,3938 ≤ x ≤ 13,4498
P
35,1151 ≤ x ≤ 84,3355
Dari table 6 dapat dilihat bahwa daun melinjo (Gnetum Gnemon ) memiliki kandungan kalsium lebih tinggi yaitu berkisar antara 23mg/100g52mg/100g daripada besi, fosfor dan seng, sedangkan kandungan fosfor adalah berkisar antara 0,35mg/100g-0,84 mg/100 g dimana kandungan fosfor ini lebih tinggi dibandingkan kandungan Besi. Kandungan besi yang diperoleh adalah berkisar antara 0,38mg/100g-0,57 mg/100 g. Kandungan yang paling sedikit yang diperoleh dari hasil analisis yaitu seng berkisar antara 0,06mg/100g- 0,13 mg/100g. Dalam literature kadar Kalsium dalam daun melinjo (Gnetum Gnemon) adalah 219 mg/100g sampel segar, kadar fosfor 82 mg/100g sampel segar, kadar Fe 4,2 mg/100 g sampel segar, sedangkan kadar Seng tidak dicantumkan (Daftar
Universitas Sumatera Utara
Komposisi Bahan Makanan, 1981). Kadar yang berbeda ini dapat disebabkan oleh tempat tumbuh ,yang berbeda-beda,jenis tanah yang berbeda pula dan kandungan logam dalam tanah yang berbeda-beda sehingga kadarnya juga berbeda di dalam tanaman. Jumlah kalsium yang dibutuhkan tiap harinya adalah 500-800 mg per hari (Ganiswara, 1995). Jumlah Besi yang dibutuhkan adalah sebesar 10-20 mg per hari (Darmono, 1995). Jumlah Seng yang dibutuhkan adalah sebesar 10-15 mg per hari, sedangkan jumlah Posfor yang dibutuhkan adalah sebesar 400-500 mg per hari. Berdasarkan table diatas maka dapat dilihat bahwa kadar mineral Kalsium cukup tinggi sehingga masih dapat digunakan sebagai salah satu sumber untuk memenuhi kebutuhan akan mineral. Sedangkan kadar Kalsium, Besi, Posfor dan Seng yang terdapat dalam daun melinjo masih kecil, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan mineral manusia dengan mengkonsumsi daun melinjo 100 g per hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan - Dari hasil pemeriksaan secara kualitatif pada daun melinjo terdapat mineral Kalsium, Besi, Posfor dan Seng, sedangkan hasil pemeriksaan secara kuantattif kadar kandungan mineral yang terdapat pada daun melinjo yaitu :Kalsium sebesar 2259,0352 ≤ x ≤ 5292,2091(mcg/10g); Besi sebesar 38,7263≤ x ≤ 57,1678(mcg/10g) ; Posfor sebesar 35,1151 ≤ x ≤ 84,3355 (mcg/10g) ; dan Seng sebesar 6,3938 ≤ x ≤ 13,4498(mcg/10g). 4.2 Saran Oleh karena penelitian ini hanya dilakukan terhadap kalsium,besi,fosfor dan seng,disarankan pada peneliti lain untuk menetapkan kadar logam-logam mineral lainya antara lain Mg,K,I yang terdapat dalam Daun Melinjo (Gnetum Gnemon).
Universitas Sumatera Utara